Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


ILMU DASAR KEPERAWATAN

NAMA : Apfia Geraldind Debora Febinaell


NIM : 1902006

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
TA. 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Laporan Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi ini telah disetujui dan disahkan
pada :
Hari/tanggal : Kamis, 21 Januari 2021

Oleh : Salangsiki Risang Risang Pradipta, S.Kep., Ns.

Tempat : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Yogyakarta, 21 Januari 2021

Pembimbing Akademik

Salangsiki Risang Risang Pradipta, S.Kep., Ns.


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, berkat yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan
laporan praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun dengan tujuan menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan II pada Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi yang dilaksanakan
pada hari Selasa, 20 Januari 2021 secara daring (dalam jaringan) karena pandemi
Covid-19.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
terlibat dalam proses pembuatan laporan praktikum mikrobiologi dan parasitologi
ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,maka banyak kekurangan


dalam menyusun laporan praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi,oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan praktikum ini.

Yogyakarta, 18 Januari 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN..............................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Pengertian alat Laboratorium dan Mikroskop..............................................3
B. Media Pertumbuhan dan Sterilisasi...............................................................4
C. Inokulasi........................................................................................................6
D. Pengertian, Jenis-Jenis, dan Teknik Pewarnaan Bakteri...............................7
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................9
A. Waktu dan Tempat........................................................................................9
B. Alat, Bahan, dan Cara Kerja.........................................................................9
BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN......................................21
A. Alat Laboratorium dan Mikroskop.............................................................21
B. Media Pertumbuhan dan Strerilisasi...........................................................22
C. Inokulasi......................................................................................................26
D. Pengecatan, pengamatan, dan penghitungan bakteri..................................34
BAB V PENUTUP.................................................................................................36
A. Kesimpulan.................................................................................................36
B. Saran............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidang ilmu mikrobiologi (mikros = kecil/ sangat kecil; bios = hidup/
kehidupan) mempelajari tentang bentuk, kehidupan, sifat, dan penyebaran
organisma yang termasuk golongan mikroba (jasad renik). Dunia mikroba
adalah dunia organisma yang sangat kecil, sehingga tidak dapat kita lihat
dengan mata telanjang. Walupun sudah agak lama dikenal, namun dunia
mikroba baru mulai terbuka secara luas sejak manusia menemukan sebuah
alat yang disebut mikroskop, hasil temuan Anthony van Leeuwenhoek
(1632-1723). Mikroskop tersebut sangat sederhana, hanya memiliki satu
lensa, dan mencapai pembesaran kurang dari 200 kali. Tetapi dengan
mikroskop sederhana tersebut misteri tentang bentuk mikroba yang
sebelumnya masih merupakan rahasia besar mulai terungkap. Ketika Louis
Pasteur (1822-1895) menemukan prinsip- prinsip fermentasi, yaitu satu di
antara temuan-temuan dasar mengenai mikroba, rahasia seputar mikroba
pun menjadi lebih jelas, dan keilmuan mikrobiologi mulai menemukan
titik terang perkembangannya. Seorang dokter dari Jerman yang bernama
Robert Koch (1843-1910) memperluas lagi perkembangan tersebut dengan
menemukan kaitan mikroorganisme-mikroorganisme tertentu dengan
penyakit.

Praktikum merupakan salah satu metoda pembelajaran yang sangat


menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif. Melalui
pelaksanaan praktikum, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami
tentang konsep teori yang telah diterima di kelas pada mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar II tentang mikrobiologi dan parasitologi.

1
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum mikrobiologi & parasitologi, mahasiswa
diharapkan dapat memahami dasar-dasar pemeriksaan kuman/spesimen
yang meliputi:

1. Pemeriksaan mikrobiologi dasar

2. Pemeriksaan parasitologi dasar

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian alat Laboratorium dan Mikroskop


Perlengkapan laboratorium ialah barang yang digunakan dalam aktivitas di
laboratorium yang bisa dipergunakan berulang–ulang. Contoh
perlengkapan laboratorium: mikroskop, pembakar spiritus, thermometer,
cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur jangka sorong, serta lain
sebagainya. Mikroskop ialah perlengkapan optik yang digunakan unruk
melihat sediaan yang berukuran kecil( dalam ukuran mikron). Terdapat
beberapa berbagai mikroskop serta yang biasa digunakan dalam menekuni
sediaan mikroskopik, ialah mikroskop cahaya serta mikroskop elektron.

Mikroskop cahaya ialah mikroskop yang memakai sinar bagaikan media


buat mengirimkan gambar ke mata kita, yang berperan untuk mengamati
bagian- bagian mikroskopis serta transparan. Sumber sinar dapat didapat
dari bermacam sumber semacam sinar matahari maupun sinar lampu
pencerah. Mikroskop cahaya membutuhkan lensa buat menolong
menangkap serta memusatkan sinar pada objek yang hendak diamati.
Umumnya mikroskop cahaya mempunyai 3 lensa objektif dengan
perbesaran lemah( 4- 10 kali), sedang( 40 kali), kuat( 100 kali). Sebaliknya
untuk lensa okuler yang dimiliki oleh mikroskop cahaya mempunyai
perbesaran 10 kali. Jadi, perbesaran minimum yang dimiliki mikroskop
cahaya sebesar 40- 100 kali dan perbesaran maksimumnya sebesar 1000
kali.

Sedangkan, mikroskop elektron adalah mempunyai perbesaran hingga 100


ribu kali, elektron digunakan bagaikan pengganti cahaya. Mikroskop
elektron memiliki 2 jenis, yaitu mikroskop elektron scanning( SEM) dan

3
mikroskop elektron transmisi( TEM). SEM digunakan untuk riset detil
arsitektur permukaan sel( atau struktur renik yang lain), dan obyek diamati
secara 3 ukuran. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur
detil internal sel.

B. Media Pertumbuhan dan Sterilisasi


Media merupakan substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Berikut merupakan jenis-jenis media berdasarkan
fungsinya :
1. Media umum : media yang ditambahkan bahan yang bertujuan
menstimulasi mikroba secara umum.
2. Media khusus : media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba
dan kemampuan guna melihat perubahan kimia tertentu.
3. Media diperkaya : media yang ditambahkan bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
4. Media selektif : media yang ditambahkan bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba tidak diinginkan ada dalam suatu
spesimen.
5. Media diferensial : media yang ditambahkan bahan kimia atau
reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba tumbuh
memperlihatkan perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan
jenis lainnya.
6. Media penguji : media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
pengujian senyawa tertentu dengan bantuan bakteri.
7. Media perhitungan jumlah mikroba : media spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.

Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang


penting untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan
bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu
hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi.

4
Sterilisasi merupakan upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk
dalam bentuk spora. Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika
maupun kimia (Tille, 2017).

Sterilisasi dengan metode fisika :

1. Pemanasan
a. Pemanasan kering
1) Pemijaran
Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di
atas api bunsen sampai ujung ose memijar.
2) Pembakaran
Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau
kaca dengan cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak
sampai memijar. 
3) Hot air oven

Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda


dari kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan
yang terbuat dari karet atau plastic. Oven Suhu 160-1800C
selama 1.5-3 jam.
4) Insinerator
Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang
ditampung dalam safety box biohazard, darah, dilakukan
sterilisasi dengan menggunakan insinerator. Hasil pemanasan
dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa
asap atau debu.

b. Pemanasan Basah
1) Pemanasan basah adalah pemanasan dengan tekanan tinggi,
contohnya dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan
metode ini digunakan untuk sterilisasi biohazard (bakteri

5
limbah hasil praktikum) dan alat-alat yang tahan terhadap
panas (bluetip, mikropipet), pembuatan media, dan sterilisasi
cairan. Pemanasan yang digunakan pada suhu 121⁰C selama 15
menit (Tille, 2017).
2. Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa
bahan plastik seperti kateter, spuit injeksi, atau sarung tangan
sebelum digunakan. Contoh radiasi ionisasi menggunakan
microwave yaitu dengan menggunakan panjang gelombang
pendek dan sinar gamma high energy.
3. Filtrasi (penyaringan), digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan
yang sensitive terhadap panas seperti radioisotope, kimia
toksik. Sedangkan, sterilisasi metode kimia dapat dilakukan
dengan cara :
a. Uap formaldehide atau hydrogen peroksida digunakan
untuk sterilisasi filter HEPA pada BSCs.
b. Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh
spora bakteri dalam waktu 3-10 jam pada peralatan
medis karena tidak merusak lensa, karet, dan logam,
contohnya adalah alat untuk bronkoskopi.

C. Inokulasi
1. Pengertian
Inokulasi Mikroba adalah kegiatan untuk menumbuhkan,meremajakan
mik.roba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi
adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke
medium yang baru dengan ketelitian yang sangat tinggi. Bakteri yang
digunakan harus yang steril. Diperlukan teknik-teknik dalam
pembiakan mikroorganisme yang disebutkan dengan teknik inokulasi
biakan.
2. Teknik Inokulasi
a. Metode gores

6
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah. Inokulum digoreskan dipermukaan media agar nutrien
dalam cawan petri dengan jarum pindah.
b. Metode tebar
Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat
digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat
menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
c. Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran.
d. Metode tusuk
Dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang
didalamnya terdapat inokolum,kemudian dimasukan ke dalam
media (Winarni 1997)

D. Pengertian, Jenis-Jenis, dan Teknik Pewarnaan Bakteri


Bakteri adalah uniseluler yang pada umumnya tidak berklorofil, ada
beberapa yang fotosintetik dan produksi aseksualnya secara pembelahan
dan bakteri mempunyai ukuran sel kecil dimana setiap selnya hanya dapat
dilihat dengan bantuan mikroskop. Bakteri pada umumnya mempunyai
ukuran sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm, dan terdiri dari tiga bentuk dasar
yaitu bentuk bulat atau kokus, bentuk batang atau Bacillus, bentuk spiral.
Jenis-jenis bakteri meliputi sebagai berikut :
1. Bakteri gram positif adalah bakteri yang akan mempertahankan zat
warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol dalam metode
pewarnaan gram. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel
berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal
violet, poripori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol
sehingga dinding sel tetap menahan warna ungu.
2. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram negatif
memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida

7
(lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai
dengan safranin akan berwarna merah.
Teknik pewarnaan sel bakteri merupakan salah satu cara yang paling
utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Pewarnaan gram
bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri dengan mudah.Pewarnaan
gram untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar,
yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka.

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Januari 2021 dengan
metode daring (dalam jaringan) dikarenakan pandemi Covid-19.

B. Alat, Bahan, dan Cara Kerja

1. Pengertian alat Laboratorium dan Mikroskop


a. Alat dan Bahan
1) Mikroskop
2) Preparat yang sudah ada pada object glass yang sudah ditutup
cover glass.
b. Cara Kerja
Alat laboratorium dan Mikroskop
1) Turunkan meja preparat menggunakan makrometer
2) Letakkan preparat di meja preparat
3) Atur preparat dibidang pencahayaan
4) Putar revolver lensa objektif, biasanya perbesaran lemah
dahulu, putar searah jarum jam hingga bunyi “klek”
5) Naikkan meja preparat menggunakan makrometer
6) Amati lensa okuler sambil menurunkan meja preparat pelan-
pelan menggunakan makrometer sampai fokus
7) Jika sudah terlihat tapi belum fokus, gunakan mikrometer
(pemutar halus)
8) Bisa atur cahaya, jika ingin perbesaran tinggi turunkan meja
preparat menggunakan makrometer lalu putar lensa obyektif
sesuai perbesaran yang diinginkan.

9
2. Media Pertumbuhan dan Sterilisasi
a. Alat dan Bahan
1) Cawan petri berisi media
2) Tabung reaksi berisi biakan bakteri
3) Ose bundar
4) Alat penyemprotan berisi alkohol 70%
5) Tissue
6) Bunsen burner
7) Korek api
b. Cara Kerja
1) Semprotkan sekitar meja dengan alkohol 70% beberapa
kali secara merata pada meja kerja.
2) Lap meja dengan tissue.
3) Semprot kedua tangan dengan alkohol 70%.
4) Semprotkan lagi alkohol 70% ke semua permukaan alat
dan atas meja kerja.
5) Letakkan bunsen lalu nyalakan, dan diamkan sebentar.
6) Setelah didiamkan dan akan mulai bekerja, semprot tangan
menggunakan alkohol 70% lagi dan usapkan ke seluruh
permukaan tangan. Jangan semprotkan alkohol ke bunsen
7) Pijarkan ose kemudian dinginkan.
8) Buka mulut cawan bagian tepi dengan memutarnya diatas
api.
9) Ambil koloni tunggal dengan menempelkan jarum ose.
10) Tanam media baru dengan cara streak kontinu.
11) Panaskan kembali mulut cawan dan ose.

A. Pembuatan media nutrien agar dan nutrien broth


1. Alat dan Bahan
a. Neraca analis

10
b. Hot plate stirrer
c. Media bubuk nutrien agar dan broth
d. Aquades
e. Kapas
f. Plastik wrap
g. Autoklaf
h. Inkubator
i. Laminar air flow
2. Cara Kerja
a. Timbang NB bubuk sebanyak 8 gr dengan neraca analis
b. Siapkan aquades 500 ml, lalu campurkan media bubuk
dalam erlenmeyer.
c. Masukkan magnet dalam erlenmeyer.
d. Homogenkan campuran tersebut dengan menggunakan
magnetic stirrer / hot plate stirrer dengan suhu ± 200⁰C
dengan kecepatan 300 rpm magnet dalam erlenmeyer.
e. Campuran yang telah homogen ditandai dengan larutan
menjadi berwarna bening / kekuningan.
f. Dinginkan dan ukur pH larutan. Nilai pH dari media NB
yang baik untuk menumbuhkan bakteri adalah 6,8-7,2.
g. Tutup erlenmeyer dengan kapas dan lapisi dengan plastik
wrap lalu bungkus dengan plastik.
h. Sterilisasi dengan autoklaf pada tekanan 1,5 ATM dan suhu
121⁰C selama 15-30 menit.
i. Lakukan prosedur secara aseptik dalam laminar air flow :
1) Siapkan tabung reaksi sesuai kebutuhan, kemudian
tuang media pada wadah tersebut.
2) Tutup tabung reaksi dengan kapas dan dilapisi plastic
wrap.
3) Inkubasi selama 1x24 jam sebelum digunakan untuk
melihat ada tidaknya media yang terkontaminasi.

11
4) Media yang terkontaminasi ditandai dengan tumbuhnya
mikroorganisme yang tidak diinginkan.
5) Media yang telah siap digunakan dapat disimpan dalam
suhu di bawah 30⁰C dan digunakan hingga 2 minggu.
6) Media yang telah melewati masa penyimpanan akan
menjadi kering, terutama media NA pada cawan petri.
7) Media yang langsung digunakan setelah sterilisasi tanpa
melewati proses inkubasi dapat terjadi kontanimasi tak
terdeteksi yang dapat mengakibatkan hasil false positif.

B. Pengaruh sterilisasi secara fisika dan kimia terhadap


pertumbuhan
1. Alat dan Bahan
a. Biakan kuman E. Coli dalam aquades
b. Media lempeng agar MHA
c. Lidi kapas steril
d. Ose bulat
e. Bunsen dan korek api
f. Alkohol 70%
g. Sabun
h. Betadine
i. Spidol marker
2. Cara Kerja
( Sterilisasi dengan fisika)
a. Bagi media menjadi 3 sektor (I, II, III) dengan spidol.
b. Sterilkan ose dengan memijarkan di atas bunsen dari
pangkal ujung, lalu biarkan dingin ± 3 menit.
c. Ambil 1 ose biakan E.coli dan oleskan pada permukaan

12
lempeng agar secara merata pada sektor I (sebagai kontrol).
d. Sterilkan ose dengan memijarkan di atas bunsen dari
pangkal ujung, lalu biarkan dingin ± 3 menit.
e. Ambil 1 ose biakan E. coli kemudian lakukan sterilisasi
pada ose bulat dengan memijarkan di atas bunsen.
f. Oleskan pada permukaan lempeng agar secara merata pada
sektor II.
g. Sterilkan ose dengan memijarkan di atas bunsen dari
pangkal ujung, lalu biarkan dingin ± 3 menit.
h. Sisa suspensi kuman dididihkan selama 15 menit, kemudian
ambil 1 ose dan oleskan pada sektor III.
i. Inkubasi dalam inkubator 37⁰C selama 18-24 jam.
j. Hitung jumlah koloni kuman pada lempeng agar,
kemudian bandingkan ketiga sektor.
(Sterilisasi dengan kimiawi)
a. Bagi media menjadi 4 sektor menggunakan spidol.
b. Basahi kapas dengan aquades, usapkan pada jari tangan
mahasiswa I dan kemudian tanam pada media agar sektor I
(kontrol) dengan cara ditekan secara lembut (hati-hati
jangan sampai melukai media).
c. Basahi kapas dengan alkohol 70%, usapkan pada jari
mhasiswa II, tanam pada sektor II dengan ditekan secara
lembut.
d. Basahi kapas dengan sabun, lalu usapkan pada jari
mahasiswa III, tanam pada sektor III dengan ditekan secara
lembut.
e. Basahi kapas dengan betadine, lalu usapkan pada jari
mahasiswa IV, tanam pada sektor IV dengan ditekan secara
lembut.
f. Inkubasi pada inkubator 37⁰C selama 18-24 jam.
g. Hitung jumlah koloni kuman pada lempeng agar, kemudian

13
bandingkan keempat sektor.

3. Inokulasi
a. Alat
1) Cawan petri steril
2) Tabung reaksi steril beserta rak tabung
3) Pipet ukur steril
4) Ose bundar
5) Ose lurus
6) Bunsen
7) Cotton swab
8) Inkubator
b. Bahan
1) Media nutrien Agar cair
2) Media Nutrien Broth
3) Biakan bakteri Staphylococcus Aureus
4) Biakan bakteri Pseudomonas Aeruginosa
5) Biakan bakteri Bacillius Subtilis
6) Biakan bakteri Escherichia Coli
c. Cara Kerja
1) Prosedur Aseptik
a) Bersihkan area kerja, di antiseptikan alkohol 70%
b) Dilap hingga kering
c) Nyalakan api bunsen dan biarkan selama 10 menit
sebelumbekerja. Jarak anter bunsen 40 cm.
2) Pembuatan Plat Agar
a) Siapkan pipet ukur steril
b) Pasangkan ujung pipet ke filler
c) Siapkan cawan petri steril,buka dari kertas pembukus
d) Ujung pipet di flambir diatas api bunsen,sebelum dan

14
sesudah
e) Media Nutrien Agar Cair, masukan ke dalam pipet
sebanyak 20 ml.
f) Letakan cairan nutrien di cawan petri steril, semua
dilakukan didekat api bunsen
g) Ulang prosedur yang sama terhadap 7 cawan petri lainnya.
h) Biarkan media memadat
3) Pembuatan Agar Miring
a) Siapkan tabung reaksi steril
b) Pipet ukur steril yang sudah terpasang filler
c) Memipet 5ml media agar NA cair ke dalam tabung reaksi
steril
d) Letakan tabung reaksi dalam posisi miring hingga media
memadat
e) Ulang prosedur yang sama terhadap 3 tabung reaksi
lainnya.
4) Pembuatan Agar Tegak
a) Memipet 10 ml media agar NA cair kedalam tabung reaksi
steril
b) Masukan kedalam tabung reaksi steril
c) Letakan tegak pada rak tabung reaksi dan biarkan memadat
d) Ulang prosedur yang sama terhadap 3 tabung reaksi
lainnya.
5) Pembuatan Media Cair
a) Siapkan pipet ukur steril
b) Memipet 10ml media agar NB cair ke dalam tabung reaksi
steril
c) Letakan ke rak tabung reaksi
d) Ulang prosedur yang sama terhadap 3 tabung reaksi lainnya
e) Diamkan media cair pada suhu ruangan
6) Inokulasi Plat Agar

15
Jarum ose bulat di flambir terlebih dahulu pada api bunsen hingga
warna menjadi merah menyala.
(Cara Streak/gores)
a) Buatlah 4 area menggunakan spidol pada bagian bawah
cawan petri
b) Ambil inokulasi bakteri Bacillius Subtilis
c) Inokulasi diambil dengan ose bundar yang sudah di flambir
d) Letakan bakteri inokulasi ke semua bagian plat agar dengan
goresan yang rapat
e) Ulang prosedur yang sama pada bakteri yang lainnya.
(Cara Swab)
a) Lakukan hal yang sama seperti pengerjaan cara streak.
Namun,alat inokulasi yang digunakan adalah Cotton Swab.
b) Setiap pergantian bakteri,ganti cotton swab.
7) Inokulasi Agar Miring
a) Ambil inokula ose bundar
b) Inokulasikan bakteri secara zig-zag,dimulai dari bagian
bawah hingga keatas.
c) Lakukan prosedur yang sama pada 3 bakteri lainnya.
8) Inokulasi Agar Tegak
a) Ambil bakteri padat bacillius Subtilis menggunakan ose lurus
b) Aplikasikan inokulasi dengan cara menusukan tepat pada
poros tengah tabung sampai hampir ke dasar
c) Ulang prosedur yang sama pada 3 bakteri lainnya

9) Inokulasi Media Cair


a) Ambil inokulasi dengan ose bulat
b) Letakan bakteri pada NB
c) Lakukan prosedur pada 3 bakteri lainnya.
Lakukan Pra Inkubasi Selasa 30 Menit,lalu inkubasi semua
media yang teah diinokulasi ke dalam inkubator pada 37o

16
selama 24 jam.
4. Pengecatan, pengamatan, dan penghitungan bakteri
a. Alat dan Bahan
1) Spray berisi alkohol 70%
2) Botol semprot berisi aquades
3) 1 set larutan pewarnaan gram (kristal violet, lugol, alkohol
95%, dan safranin)
4) Immersion oil
5) Bunsen
6) Object glass dan cover glass
7) Ose
8) Aquades dan pipet tetes
9) Beberapa kultur mikroorganisme yang tumbuh pada
permukaan agar di dalam cawan petri.
b. Cara Kerja
1) Semprotkan alkohol 70% pada area kerja.
2) Lap dengan tissue.
3) Panaskan bunsen.
4) Siapkan bakteri yang tumbuh di permukaan agar.
5) Ambil objek glass dan cover glass.
6) Basahi tissue dengan alkohol 70%,bersihkan objek glass
dan cover glass lalu letakkan di aas alumunium foil
7) Sterilkan ose dengan membakarnya diatas bunsen.
8) Ambil koloni bakteri, ambil 1 ujung ose.
9) Berikan bakteri pada aquades lalu putar secara perlahan.
10) Sterilkan kembali ose.
11) Fiksasi dengan menggerakkan kaca objektif diatas api,
sampai aquades menguap.
12) Teteskan pewarna diatas film, biarkan selama 1 menit lalu
bilas dengan aquades kemudian kibaskan sampai kering
13) Teteskan lugol tepat diatas bakteri, diamkan selama 1 menit

17
lalu bilas dengan aquades kemudian kibaskan sampai
kering.
14) Hilangkan pewarna dengan alkohol 90% kemudian diamkan
selama 15 detik kemudian bilas dengan aquades.
15) Berikan pewarna safranin diamkan 10 detik lalu bilas
dengan aquades.
16) Teteskan 1 tetes immersi oil, kemudian tutup dengan cover
glass.
17) Letakkan objektif glass ke lensa objektif

18
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Alat Laboratorium dan Mikroskop

1. Lensa Okuler adalah lensa yang terdapat di ujung atas tabung


mikroskop. Pada lensa inilah pengamat dapat melihat perbesaran
bayangan nya. Lensa okuler berperan dalam memperbesar kembali
bayangan yang dihasilkan lensa objektif. Lensa okuler mempunyai
perbesaran kira-kira 6,6 atau 12 kali.
2. Tabung Mikroskop adalah bagian yang fungsinya untuk
menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler pada
mikroskop.
3. Revolver adalah untuk mengatur perbesaran lensa objektik oleh
pengamat.
4. Makrometer (pemutar kasar) adalah bagian yang fungsinya untuk
menaikkan atau menurunkan objek dengan cepat agar pengamat
dapat mengatur kejelasan gambaran objek yang didapatkan.
5. Micrometer (pemutar halus) adalah bagian yang fungsinya untuk
menaikkan atau menurunkan objek dengan lambat agar pengamat
dapat mengatur kejelasan gambaran objek yang didapatkan.
6. Lengan mikroskop adalah bagian yang fungsinga untuk memegang
mikroskop.

19
7. Meja Benda adalah bagian yang digunakan untuk meletakkan
objek yang hendak diamati dan di meja benda terdapat penjepit
yang fungsinya untuk menjaga objek agar tetap pada posisinya.
8. Kaki Mikroskop adalah bagian mikroskop yang fungsinya untuk
menyangga mikroskop menjaga agar tetap pada tempatnya.
9. Lensa Objektif adalah lensa yang berada dekat dengan objek yang
diamati. Pada mikroskop umum nya terdapat 3 lensa objektif,
yakni dengan ukuran perbesaran 10, 40,atau 100 kali.
10. Diafragma adalah bagian yang mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk dan mengenai preparat atau objek yang diamati
11. Kondensor adalah bagian mikroskop yang dapat di putar, baik naik
atau turun. Fungsi kondensor adalah untuk mengumpulkan cahaya
yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
12. Cermin adalah bagian yang berfungsi untuk menerima dan
mengarahkan cahaya yang diterima oleh mikroskop.

B. Media Pertumbuhan dan Strerilisasi


Materi pertumbuhan :
No. Gambar Keterangan

1. Pembuatan media
nutrien agar bakteri
berada di cawan dengan
koloni bakteri
berkumpul jika pada
media nutrien broth
hanya terdapat satu
bakteri pada nutrien
agar ini bisa terdapat
lebih dari satu bakteri.

20
2. Pembuatan media
nutrien broth, materi ini
bisa bertahan selama 2
minggu setelah dibuat.
Bakteri berbentuk cair
dalam tabung berwarna
bening atau
kekuningan.

Sterilisasi
No Jenis Gambar Sektor Hasil
.
1. Fisik sektor I dengan Bakteri pada sektor
sterilkan ose I yaitu +3 dan pada
kemudian sector II dan 3
mengambil yaitu +1.
suspense.
Sektor II
dengan
mensterilkan
ose kemudian
tunggu 3 menit
untuk
mengambil
suspense.
Sektor III
dengan
memanaskan
suspanse
selama 15

21
ment lalu
ambil 1 ose
suspanse.
2. Kimia Sektor I jari Mengamati bakteri
tangan yang muncul jika
dibasahi bakteri terlalu
dengan banyak bisa
aquades. dituliskan dengan
Sektor II jari +1 +2 +3 dimana
tangan semakin bayak
dibasahi +nya akan semakin
alkohol 70%. banyak
Sektor III jari pertumbuhan
tangan koloninya
dibasahi
dengan sabun.
Sektor IV jari
tangan
dibasahi
dengan
betadine.

APLIKASI KEPERAWATAN

1. Autoclave
Autoclave adalah  sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk
mensterilkan alat-alat laboratorium setelah digunakan. Mengapa alat-
alat harus dibersihkan setelah dibersihkan karena akan digunakan
kembali dan juga alat-alat laboratorium bukan tipe yang hanya sekali
pakai dan buang. Sterilisasi itu sendiri merupakan proses yang
dilakukan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme,
virus, bakteri, spora, dan fungi beserta sporanya pada alat laboratorium

22
atau media lainnya(baik padat maupun cair). Proses sterilisasi itu
sendiri memiliki banyak jenisnya, seperti : filtrasi, pemanasan, energi
suara dan penyinaran.
2. Sterilisasi
a. Alkohol 70%  Sebagai antiseptik, membersihkan luka, dan
membersihkan alat-alat medis. ALKOHOL 70% 100 ML merupakan
cairan yang digunakan sebagai antiseptik (membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme), untuk bahan dasar hand rub dan
handsanitizer serta pembersih alat-alat medis.
b. Sabun  Sebuah surfaktan yang digunakan untuk membersihkan tubuh
dari debu, kotoran, keringat, bakteri, dan lain-lain. aktifitas kita setiap
hari menyebabkan kuman-kuman itu menempel pada tubuh.
c. Hand sanitizier  Cairan atau gel yang umumnya digunakan untuk
mengurangi patogen pada tangan. Pemakaian penyanitasi tangan
berbasis alkohol lebih disukai daripada mencuci tangan menggunakan
sabun dan air pada berbagai situasi di tempat pelayanan kesehatan.
d. Desinfektan  Bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk
membasmi kuman penyakit. Senyawa kimia yang bersifat toksik dan
memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara
langsung oleh disinfektan.
e. Betadine  Untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh kuman
penyebab infeksi pada kulit, seperti infeksi akibat luka gores atau luka
bakar ringan. Obat antiseptik ini tersedia dalam bentuk cairan, salep,
semprot, dan stik. Betadine mengandung povidone iodine sebagai bahan
aktif utama.

23
C. Inokulasi
1. Inokulasi Plat Agar

Hasil Inokulasi Biakan bakteri Keterangan


Bacillius Waktu Inokulasi :
Subtilis 02 November 2020
Waktu
Pengamatan :
18 Januari 2021

(streak) Warna media :


Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
Krem
Letak pertumbuhan :
(Swab) Tidak merata

Staphylococcus Waktu Inokulasi :


Aureus
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
(Streak)
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri
: Krem keputihan
Letak pertumbuhan :
merata

(swab) Waktu Inokulasi :


02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :

24
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
Putih
Letak pertumbuhan :
hanya pada satu bagian

Pseudomonas Waktu Inokulasi :


aeruginosa
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
(Streak)
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
Bening
Letak pertumbuhan :
(Swab) Merata

Waktu Inokulasi :
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
putih
Letak pertumbuhan :
Tidak merata

E. Coli Waktu Inokulasi :


02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
(Streak)

25
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
Krem
Letak pertumbuhan :
merata

(Swab) Waktu Inokulasi :


02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri
: Krem keputihan
Letak pertumbuhan :
terpisah-pisah

2. Inokulasi Agar Miring


Hasil Inokulasi Biakan Bakteri Keterangan
Bacillius Waktu Inokulasi :
Subtilis
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :
merata

26
Staphylococcus Waktu Inokulasi :
Aureus
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri
: Krem keputihan
Letak pertumbuhan :
terpisah-pisah
Pseudomonas Waktu Inokulasi :
aeruginosa
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :merata
E. Colli Waktu Inokulasi :
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :
merata

27
3. Inokulasi Agar Tegak

Hasil Inokulasi Biakan Bakteri Keterangan


Bacillius Waktu Inokulasi :
Subtilis
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :
merata

Staphylococcus Waktu Inokulasi :


Aureus
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :
merata

Pseudomonas Waktu Inokulasi :


aeruginosa
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :

28
merata

E. Colli Waktu Inokulasi :


02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :
merata

4. Inokulasi Media Cair

Hasil inokulasi Biakan Bakteri Keterangan


Bacillius Waktu Inokulasi :
Subtilis
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :
merata

Staphylococcus Waktu Inokulasi :


Aureus
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :

29
bening
Letak pertumbuhan :
merata

Pseudomonas Waktu Inokulasi :


aeruginosa
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
Bening
Letak pertumbuhan :
merata
E. Colli Waktu Inokulasi :
02 November 2020
Waktu Pengamatan :
18 Januari 2021
Warna media :
Tidak berwarna
Warna Koloni Bakteri :
bening
Letak pertumbuhan :
merata

PEMBAHASAN
Inokulasi merupakan tindakan memindahkan bakteri dari medium yang baru
dengan tingkat ketilitian yang sangat tingga, bakteri yang digunakan juga harus
yang steril. Berikut ini metode yang dapat dilakukan :
1. Metode gores :
Metode dengan cara penggoresan yang sempurna akan menghasilkan
koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan pada permukaan media agar

30
dalam cawan petri dan jarum dapat dipindah.
2. Metode tuang :
Metode ini dilakukan secara isolasi dengan menggunakan media cair
dengan cara pengenceran.
3. Metode Tebar :
Inokulasi disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan
untuk menginokulasikan pingggan kedua sehingga menjamin penyebaran
bakteri yang merata dengan baik.
4. Metode Tusuk :
Dilakukan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang
didalamnya terdapat inokulum, setelah itu dimasukan kedalam media
(Winarmi, 1997)

APLIKASI KEPERAWATAN
Inokulasi yang diaplikasikan pada Keperawatan adalah Inokulasi kultur,ada
beberapa inokulasi kultur,diantaranya :
1. Sputum : Pengambilan Spesimen Sputum pada saat batuk spontan dan
menggunakan metode suction pada pasien yang tidak sadar. Lalu,sputum
dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk kultur Mycobacterium
Tuberculosis,uji resistensi obat anti tuberkolosis, dan inokulasi bakteri.
2. Pus/Luka : Diambil dari bagian dalam luka,dengan
aspirasi,biopsi,kerokan,swab setelah permukaan kulit dibersihkan dengan
antiseptik dan dicuci dengan air salin steril.
3. Darah : Sebanyak 5 cc darah dimasukan ke dalam 50 cc BHI broth/Glukosa
Tryptose broth. Inkubasi 24 jam 37 derajat celcius.

31
D. Pengecatan, pengamatan, dan penghitungan bakteri

No. Gambar Keterangan

1. Dilihat dengan
perbesaran 4x, bakteri
terlihat namun kurang
jelas.
2. Dilihat dengan
perbesaran 10x, bakteri
lebih terlihat namun
masih belum jelas.

3. Dilihat dengan
perbesaran 40x, bakteri
terlihat lebih jelas dan
lebih besar.

4. Dilihat dengan
perbesaran 100x bakteri
terlihat jelas bentuknya
dan ukurannya besar.

PEMBAHASAN
1. Bakteri gram positif adalah bakteri yang akan mempertahankan zat
warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol dalam metode
pewarnaan gram. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel
berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal

32
violet, poripori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol
sehingga dinding sel tetap menahan warna ungu.
2. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram negatif
memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida
(lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai
dengan safranin akan berwarna merah.
Teknik pewarnaan sel bakteri merupakan salah satu cara yang paling
utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Pewarnaan gram
bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri dengan mudah.Pewarnaan
gram untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar,
yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka.

33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mahasiswa dapat
mempelajari alat yang terdapat di laboratorium dan mikroskop,
mengetahui pemahaman tentang sterilisasi dan mengetahui media
sterilisasi, inokulasi, dan pengecatan, pengamatan dan perhitungan bakteri.

B. Saran
Diharapkan setelah dilakukan praktikum laboratorium alat-alat dibersihkan
agar tidak menggangu proses kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya
dan tetap menjaga kebersihan di saat pandemi seperti ini dan agar kegiatan
praktikum juga berjalan lancar.

34
DAFTAR PUSTAKA
- Ariyanti, Vera Nabila,. Niniek Widyorini,. dan Supriharyono. 2016. Hubungan
Kelmpahan Lamun dengan Kelimpahan Bakteri Heterotrof di Perairan Pantai
Kartini Jepara. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares . Diakses pada
19 januari 2020.
- https://slideplayer.info/slide/12831278/ (diakses pada 19 januari 2021)
- http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Komprehensif.pdf
(Diakses 18 Januari 2021)
- http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/DAFTAR-ISI-DAN-MIKROBIOLOGI-
PARASITOLOGI.pdf
- https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/sterilisasi/ (diakses 18 Januari 2021)

35

Anda mungkin juga menyukai