Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK 1

MAKALAH
PEMERINTAHAN MASA REVOLUSI
KEMERDEKAAN 1945-1949
GURU PEMBIMBING : Didi Rosadi S.Pd

Disusun Oleh :

ANGGOTA KELOMPOK 1

1. ALYA RIZKYTA CHAIRANI


2. AMELIA PUTRI
3. ANDINI RETNO WULANDARI
4. AZZAHRA SYIFA RAMADANI
5. BAGAS BINTANG PANGESTU
6. BRAMA SETYO PAMBUDI
7. CAESAR FADILLAH
8. CLACHIEKA WILOVIA DEFARENSHA

SMAN 86 JAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Revolusi Indonesia (1945-1949) telah melahirkan tokoh-tokoh yang berperan
dalam mencapai kedaulatan Indonesia. Tokoh-tokoh tersebut memiliki cara masing-
masing untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ideal. Revolusi
nasional Indonesia juga menyulut rangkaian perseteruan antara sesama elite politik di
pusat dan daerah yang disebabkan pertentangan keras mengenai metode antara jalan
perundingan, jalan peperangan, ataukah revolusi (Abdullah dan Lapian (ed) (b), 2012,
hlm. 252). Walaupun cita-cita para tokoh ini sama, yaitu menginginkan kemerdekaan dan
kedaulatan Indonesia, namun cara yang ditempuh berbeda-beda, karena setiap kepala
memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Tokoh yang menonjol pada masa Revolusi
Indonesia 1945-1949 ini diantaranya adalah Soekarno dan Tan Malaka.

Perjuangan Soekarno dan Tan Malaka sudah dimulai dari periode Pergerakan
Nasional, masa dimana kaum intelektual khususnya kaum muda mulai mengkritisi sistem
kapitalisme pemerintahan Hindia Belanda. Sebagai kaum intelektual keduanya memilih
untuk bersikap non-kooperatif terhadap Belanda. Di dukung dengan ketertarikan
keduanya dengan sosialisme yaitu paham yang memperjuangkan kemerataan, sehingga
dianggap tepat diterapkan oleh bangsa Indonesia yang sedang diperas oleh sistem
kapitalisme pemerintah Belanda (Fauzi, 2009, hlm. 7). Soekarno muda mempelajari
sosialisme hingga akhirnya ia membuat paham sosialisme ala Indonesia yaitu sosialisme
yang bersifat kekeluargaan dan gotong royong. Milik perseorangan, privat bezit, diakui
dalam batas-batas yang tertentu dan milik perseorangan itu dinyatakan berfungsi sosial
(Notosoetardjo, tanpa tahun, hlm. 8). Sementara sosialisme yang dianut Tan Malaka
banyak terpengaruh dari sosialisme Barat lebih mengarah pada komunisme.

Perkembangan nasionalisme tidak dapat lepas dari peran kepemimpinan


Soekarno. Soekarno aktif membangkitkan kesadaran rakyat kepada hak-hak dan
martabatnya sebagai manusia utuh yang hakiki. Perjuangan Soekarno dalam menentang
penjajah diwujudkan melalui pemikiran-pemikiran yang kritis menyangkut bangsanya
yang masih terjajah secara fisik maupun mental. Selain Soekarno sebagai tokoh
pembebasan nasional, dalam menghadapi kaum penjajah terdapat tokoh radikal kiri yang
juga berjasa dalam usaha merebut kemerdekaan Indonesia. Tokoh radikal kiri itu
bernama Tan Malaka. Perjuangan Tan Malaka dalam menentang penjajah dilakukan
dengan perjuangan gerilya. Ia juga menentang kebijakan kaum kolonialis dan imperialis
melalui ide-ide pemikirannya. Soekarno dan Tan Malaka mempunyai pengaruh yang
cukup besar dalam merebut Kemerdekaan Indonesia. Terbentuknya pemikiran Soekarno
dan Tan Malaka tidak lepas dari peran pendidikan dan latar belakang organisasi yang
pernah mereka tekuni. Soekarno mulai dikenal karena keikutsertaannya menjadi anggota
Jong Java pada saat ia melanjutkan sekolah HBS (Hoogere Burger School) di Surabaya.
Sementara Tan Malaka menggabungkan diri dengan kegiatan komunis, kemudian pada bulan
Desember 1921 ia berhasil menjadi ketua PKI, Tan Malaka sempat menjadi wakil PKI pada
kongres Komunis Internasional (Komintern).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persamaan pemikiran nasionalisme Soekarno dan Tan Malaka?
2. Bagaimana perbedaan pemikiran nasionalisme Soekarno dan Tan Malaka?
3. Bagaimana prospek pemikiran nasionalisme mereka di era globalisasi?
4. Bagaimana latar belakang kehidupan Soekarno dan Tan Malaka yang membentuk pola
pikir mereka tentang Revolusi?

C. Tujuan Penyusunan Masalah


1. Untuk mengetahui dan memahami persamaan pemikiran nasionalisme Soekarno dan
Tan Malaka
2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan pemikiran nasionalisme Soekarno dan
Tan Malaka
3. Untuk mengetahui dan memahami prospek pemikiran nasionalisme mereka di era
globalisasi
BAB II
KAJIAN MATERI

Pemerintahan masa revolusi kemerdekaan tahun 1945-1949 dsebut juga dengan


Demokrasi Parlementer. Berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Pada tahun
tersebut Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda. Pada periode ini terjadi sebuah konflik
bersenjata dan pertentangan diplomasi antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan
Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu, diwakili oleh Inggris. Meskipun demikian,
gerakan revolusi itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908, yang saat ini diperingati sebagai
tahun dimulainya kebangkitan nasional Indonesia. Sistem pemerintahan negara Indonesia ialah
negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak didasarkan atas kekuasaan belaka. Pemerintahan
berdasarkan atas sistem konstitusi, tidak bersifat absolutisme.

Komitmen dalam mewujudkan demokrasi politik di Indonesia, yaitu :

1. Political franchise yang menyeluruh. Para pembentuk Negara, sudah sejak semula,
mempunyai komitmen yang sangat besar terhadap demokrasi.
2. Presiden yang secara konstitusional memiliki peluan untuk menjadi seorang ditraktor,
dibatasi kekuasannya ketika Komite Nasional Pusat (KNIP) dibentuk untuk
menggantikan parlemen.
3. Dengan maklumat wakil presiden dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik,
yang kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian di Indonesia untuk masa-
masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik di tanah air.

Penyimpangan Terhadap UUD 1945 Yaitu : Maklumat Pemerintah no X tanggal 16 Oktober


1945 tentang perubahan fungsi KNIP menjadi Fungsi parlementer Maklumat Pemerintah tanggal
3 November 1945 mengenai pembentukan Partai politik Maklumat pemerintah tanggal 14
November 1945 mengenai perubahan kabinet presidensial menjadi parlementer.

Bentuk Negara, bentuk pemerintahan, dan sistem pemerintahan

Bentuk Negara Bentuk Pemerintahan Bentuk Pemerintahan


Kesatuan Republik Presidensial
Negara kesatuan adalah negara Bentuk pemerintahan republic Sistem pemerintahan
berdaulat yang diselenggarakan dibagi menjadi 3 yaitu : presisdensial adalah sistem
sebagai satu kesatuan tunggal. a. Republic absolut pemerintahan dimana kepala
b. Republic konstitusional pemerintahan dan kepala
c. Republic parlementer negara berada di tangan
presiden.
Republik Parlementer Presiden hanya sebagai kepala negara. Bentuk Pemerintahan Presidensial
Ciri utama sebuah Negara dengan sistem pemerintahan Presidensial seperti Indonesia adalah
dimana Presiden memiliki dua wajah, yaitu sebagai Kepala Negara dan juga sebagai Kepala
pemerintahan. Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sistem pemerintahan dimana Kepala
Pemerintahan dan Kepala Negara berada di tangan Presiden.

Ciri-ciri Pemerintahan masa revolusi kemerdekaan tahun 1945-1949, yaitu :

1. Partai-partai politik tumbuh dan berkembang dengan cepat


2. Pemilihan umum belum dapat dilaksanakan
3. Pelaksanaan demokrasi baru terbatas pada interaksi politik di parlemen

Sistem pemerintahan negara, sebagai berikut :

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hhukum dan tidak didasarkan atas
kekuasaan belaka.
2. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi, tidak bersifat absolutisme.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR.
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah MPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, artinya kedudukan presiden tidak
tergantung DPR.
6. Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR.
7. Kekuasaan kepala negara tidak berbatas.

Pada periode 1945-1949 telah diletakkan hal-hal mendasar bagi perkembangan demokrasi di
Indonesia pada masa selanjutnya :

1. Pemberian hak-hak politik secara menyeluruh


2. Presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan bertindak diktaktor, dibatasi
kekuasannya ketika KNIP terbentuk.
3. Maklumat wakil presiden yang memungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Situasi masa revolusi dan kondisi dunia internasional membentuk para
pemimpin sentral Republik Indonesia terpecah mengenai berbagai aspek dari
pandangan dan persepsi mengenai Republik Indonesia dan dunia. Perpecahan ini
menjadi batu penghalang bagi pimpinan pemerintahan dalam melawan
kembalinya penjajahan Belanda. Munculnya oposisi domestik yang
mengakibatkan jatuhnya kabinet dan persaingan elit politik yang terpecah dalam
garis politik dan ideologi menjadi peluang Belanda untuk melicinkan tujuannya.

B. Saran
Bagi para pembaca , peneliti menyarankan agar tidak merasa trauma lagi pada
peristiwa revolusi sosial dan tidak menutup-nutupi informasi mengenai Peristiwa
tersebut.Agar Kejadian ini juga bisa dipelajari dan diketaui oleh generasi saat ini.

C. Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi pada pembelajaran


PPKN di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas karena materi ini
termasuk dalam materi pembelajaran di sekolah. Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memperkuat pengetahuan mengenai materi tentang masa revolusi kemerdekaan dalam
mata pelajaran PPKN kelas XI. sehingga dengan penelitian ini memberikan informasi
yang baru mengenai masa revolusi kemerdekaan dan perjuangan kemerdekaan
Indonesia. maka penelitian ini dapat diambil manfaatnya yaitu salah satunya karakter
positif dari para pejuang bangsa Indonesia yang dengan gigih berusaha
memproklamasikan kemerdekaan serta mempertahankannya dari para penjajah yang
ingin merebut kembali Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai