Kinerja Pelayanan Publik Polres Serang
Kinerja Pelayanan Publik Polres Serang
RESORT SERANG
SKRIPSI
Oleh :
EPA ENJELLA
6661120624
2017
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
pertolongannya maka skripsi ini dapat terselesaikan serta shalawat dan salam
dipanjatkan untuk Nabi Besar Muhamad SAW atas Rahmat-Nya sehingga penelitian
untuk memenuhi syarat mengikuti ujian sarjana (S-1) dengan judul “Kinerja
Pelayanan Publik Bagian Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Dalam Menangani
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka
1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
i
4. Imam Mukhroma, S.Ikom., M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si. Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
8. Semua Dosen dan Staff Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
perkuliahan.
9. Kepolisian Resort Serang yang dengan sangat amat baik membantu peneliti
10. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kota Serang yang
11. Kedua orang tua yang selalu terimakasih atas Do’a, bimbingan, dukungan,
12. Adik- adiku, Megawati A.Md, ,Fitri Anggraeni, dan Muhamad Sapuloh.
ii
13. Sahabat-sahabatku Rani Pusvita Ningrum, Maprohah, Aryadatul Rodiyah,
Lisna Fajrianti, Ratu Prilia Menez, Irma Fahmi, Melda Listiani, Meuthia
Selain itu penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
pembahasan atau penulisannya. Oleh karena itu peneliti dengan segala kerendahan
hati dan kelapangan dada bersedia menerima segala masukan baik itu saran maupun
kritik yang dapat membangun dalam membuat karya yang lebih baik lagi. Semoga
Skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi penulis dan pihak yang
berkepentingan.
Penulis
Epa Enjella
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN ORSINALITAS
ABSTRAK
ABSTRACK
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA KERANGA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
v
3.4.1 Definisi Konsep ......................................................................... 44
vi
4.1.5 Mekanisme Pelayanan ................................................................. 73
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
1.1 Jumlah Kendaraan Bermotor R-2 di Kota Serang Tahun 2009-2015 ............ 3
1.3 Kekuatan Personel Polir/PNS Berdasarkan DSP dan Rill di Kepolisian Resort
Serang .......................................................................................................... 10
viii
DAFTAR GRAFIK
1.2 Presentase Pencurian Kendaraan Bermotor R-2 Berdasarkan TKP dan Modus
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR DIAGRAM
xi
4.16 Tanggapan Responden Atas Pertanyaan No. 12 ......................................... 95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum pada pasal
manusia.
atau badan instansi merupakan tolak ukur dari berhasil atau tidaknya tujuan dan
tanggung jawab kerja yang telah ditetapkan dalam perusahaan atau instansi
tersebut. Peningkatan sumber daya pegawai menjadi sangat urgen dan perlu
salah satu syarat utama untuk meningkatkan kinerja pegawai. Karena kinerja
1
2
maupun swasta.
Jika dilihat dalam hukum acara pidana yakni Pasal 1 butir 1 KUHP,
penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau pegawai Negeri
Kepolisian merupakan suatu lembaga yang diberi wewenang oleh Negara yang
pelanggaran.
yang akan selalu dihadapi oleh manusia, masyarakat dan negara. Seperti
salah satu bentuk kejahatan yang merampas harta benda milik orang atau korban,
kendaraan roda dua (Curanmor R-2) hal ini di karenakan kendaraan roda dua
memiliki nilai ekonomis dan daya tarik yang tinggi, selain itu menguntungkan
kembali kendaraan bermotor yang hilang atau dicuri, serta faktor kebutuhan
ekonomi.
Tabel 1.1
Data Kendaraan Bermotor R-2 di Kota Serang Tahun 2009-2015
Sumber: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kota Serang, 2016
4
Grafik 1.1
Presentase Jumlah Kendaraan Motor Pribadi
di Kota Serang Tahun 2009 - 2015
231.058
214.888
194.700
170.067
149.566
129.851
111.784
Sumber: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kota Serang, 2016
beberapa faktor. Selain itu peneliti juga melihat di media masa dan internet
banyak terjadi kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor R-2) dan masih
banyak kendaraan bermotor yang belum diketemukan, serta didukung dengan data
dan wawancara hasil survei peneliti di Kepolisian Resort Serang. Para pelaku
waktu dan tempat di mana ada kesempatan untuk mencuri mereka siap beraksi
baik di rumah atau di tempat umum, baik pada siang atau malam hari. Bisa dilihat
Grafik 1.2
Presentase Pencurian Kendaraan Bermotor R-2 Berdasarkan TKP dan
Modus di Kota Serang Tahun 2015
250
228
200
150
100 102
50 43 40 38 34
15 24
13
9
6
4 9
6
4 11
4 7180 4 10
8 10
0 2
0 3
1
0 2
1
0 2
1
0 120 412 01 0 0 3
2
1
0
tercatat 312 kasus, lain-lain 18 kasus, rusak barang 14 kasus, kekerasan 1 kasus,
Menurut salah satu personel Polres bahwa ini terjadi akibat dari kurangnya
keamanan dan kelalayan dari pemilik kendaraan sendiri seperti lupa mencabut
kunci dan kurangnya keamanan sehingga memberikan peluang untuk para pelaku
disebabkan keamanan parkir yang lemah seperti di pasar atau toko-toko jarang ada
pengurus parkir atau parkir ilegal dan tidak memiliki cctv, hal ini menghambat
hilang.
Grafik 1.3
Presentase Pencurian Kendaraan Bermotor R-2 Berdasarkan Pola Hari dan
Waktu di Kota Serang Tahun 2015
70
65
60
50
47
40 39 40 41
38 36 37
30
27 25
20 21 20
18 18
10 9
12 10 10
9
8 6 6 6 7 6
5
4
3 5
3 5
3 4 5
3 5 3 5
4
3 5 4 5
3 4
3 3
0 2 2
1 2 2
0 2
1
0 1 2
0 2
1
0 1
0 1
0 1
0 2
1
0 1
0 1
0
Para pelaku pencurian kendaraan bermotor tidak mengenal hari dan waktu,
sering itu pada hari senin dan rabu sekitar 62 dan 60 kasus, selasa 50 kasus, jumat
dan sabtu 41 kasus, dan hari kamis 39 kasus. Sedangkan berasrkan waktunya para
pelaku beroperasi pada jam 18.00 s/d 21.00 tercatat 75 kasus, 03.000 s/d 06.00 75
kasus, 21.00 s/d 24.00 52 kasus, 06.00 s/d 09.00 dan 15.00 s/d 18.00 28 kasus,
7
09.00 s/d 12.00 dan 12.00 s/d 15.00 23 kasus, sedangkan jam 00.000 s/d 03.00
tercatat 18 kasus. Selain itu terdapat beberapa titik daerah rawan terjadinya
Gambar 1.1
Daerah Rawan Kriminalitas
pencurian kendaraan bermotor di Kota Serang yaitu yang diberi tanda biru,
Kasemen.
Kepolisian Resort Serang sangat tinggi berdasarkan data yang peneliti terima dari
sekian banyak kasus tindak pidana yang paling banyak atau sering terjadi yaitu
kasus curanmor khusunya kasus pencurian kendaraan bermotor roda dua (R-2)
tercatat sebanyak 650 kasus, sedangkan untuk roda empat (R-4) sebanyak 46
kasus hal ini karena mengingat kebanyakan dari para pencuri hanya mengambil
barang-barang yang ada di dalam mobilnya saja seperti Laptop, Perhiasan, Hp,
Resort Serang dengan salah satu petugas Sat Reskim. Beliau menjelaskan bahwa
bermotor yang paling tinggi yaitu tidak pidana Curanmor R-2 khususnya di Kota
Serang hal ini dibuktikan dengan data yang peneiti terima tercatat sebanyak 345
kasus, dan dalam setiap harinya ada saja yang melaporkan kehilangan 1 sampai 2
korban dalam satu hari. Hal ini di karenakan kurangnya sumber daya manusia di
Kepolisian, kurangnya keamanan dan kelalayan dari pemilik kendaraan. Saat ini
R-2) yang dapat terselesaikan. Dari 345 kasus pencurian kendaraan bermmotor
hanya 69 kasus yang dapat diselesaikan. Hal ini karena banyaknya kasus dari
banyak kasus tindak pidana yang harus di selesaikan sekitar 2.800 kasus, ini
semua tidak lain karena kekurangan sumber daya penyidik mengingat dalam 1
Tabel 1.2
Data Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor di Kota Serang
2015
Kasus
Jumlah Jumlah
No Curanmor
Tindak Penanganan Tindak
R-2
Pidana Pidana
1 WALANTAKA 27 5
2 CURUG 11 1
3 SERANG 242 47
4 CIPOCOK 40 10
5 TAKTAKAN 13 2
6 KASEMEN 12 4
TOTAL 345 69
Sumber: Kepolisian Resort Serang Bagian Operasional Tahun 2016
penyidik dan alat/teknologi yang digunakan. Dan memang ada beberapa komplain
tangan kami sedang berusaha untuk menyelesaikannya jadi bersabarlah jika sudah
yang tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang terus bertambah, karena
mengingat jumlah Seluruh Personel Polri berdasarkan Data Selurh Personel Polri
(DSPP) seharusnya untuk Polri 1.900 dan PNS 90 Total 1.990 pegawai sedangkan
kenyataannya (RILL) Polri 1.294 dan PNS 20 Total 1.314 pegawai. Hal ini
karena dana dari pemerintah memang tidak mencukupi untuk penambahan kuota
Polri. Untuk kekuatan jumlah personel polri dan PNS di Kepolisian Resort
Tabel 1.3
Kekuatan Personel POLRI/PNS di Kepolisian Resort Serang
Hal ini juga diperkuat dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan
salah satu petugas unit Ranmor yaitu Bapak Rudini. Bapak Rudini menjelaskan
bahwa jumlah personel kurang mencukupi khusunya penyidik di Unit Ranmor ini
ada 9 Personel dan 1 kanit dan untuk keseluruhan Kasat Reskrim ada sekitar 83
Personel. Kenapa saya bilang tidak mencukupi karena Unit Ranmor tidak hanya
menangani kasus perkara Curanmor saja tetapi juga tindak pidana umum (Pidum)
memberhentikan setoran motor, dan ada juga yang malas karena memang
adanya partisipasi dari masyarakat mengingat salah satu penyebab nya yaitu
kelalaian dari para pemilik kendaraan bermotor itu sendiri serta kurangnya
keamanan. Dalam masalah aksus Curanmor R-2 ini perlu adanya kerjasama antara
salah satunya seperti pencurian kendaraan bermotor (Curamor R-2) yang banyak
Serang.
yang terselesaikan.
terdapat beberapa kasus tindak pidana pencuri, diantaranya ada kasus Curas dan
pada penelitian ini sebagai rumusan masalah yang akan dikaji “Bagaimana
tujuan tertentu, demikian halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan ini.
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
kinreja aparatur pemerintah. Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk
Tirtayasa hingga saat ini. Selain itu, karya penelitian ini diharapkan sebagai
informasi bagi para pembaca dan referesnsi atau masukan bagi Kepolisian Resort
Serang untuk meningkatkan kinerjanya dalam organisasi agar tugas pokok dan
BAB I. PENDAHULIUAN
Penelitian/Asumsi Dasar.
15
Pembahasan.
BAB V PENUTUP
ini.
BAB II
Teori merupakan salah satu hal yang paling mendasar yang harus dipahami
ketika melakukan penelitian karena teori dapat menjadi acuan untuk menemukan
dan merumuskan sebuah permasalahan. Sesuatu yang baru dapat dikatakan sebuah
teori jika sudah terbukti melalui serangkaian proses dan eksperimen dan kemudian
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Sebuah teori dapat berubah atau mengalami
perkembangan, hal itu terjadi apabila teori yang ada sudah tidak relevan dengan
keadaan yang ada, seperti yang dikemukakan oleh Cooper dan Schilder bahwa
teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proporsi yang tersusun secara
fenomena.
16
17
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Konsep kinerja
pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan
kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu
organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai
yang sanagt erat. Tercapainya tujuan organisais tidak bisa dilepaskan dari sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan atau dijalankan pegawai yang
berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
kegaiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, dan
18
hasil atau “the degree of accomplishem atau dengan kata lain kinerja merupakan
seseorang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan kinerja secara
optimal dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan dengan pengorbanan yang
(2000:97) adalah:
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya
interaksi antara kemampuan dan motivasi. Keban (1995:1), kinerja adalah tingkat
pencapaian tujuan.
adalah suatu tingkat pencapaian tujuan untuk mewujudkan sasaran atau target
yang telah ditetapkan dalam dalam pelaksanaan kegiatan atau program suatu
organisais dan tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
20
dicapai dari perilaku anggota organisasi. Kinerja bisa juga diakatakan hasil
(output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen
Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang
kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama antara anggota atau komponen
yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu, karena organisasi merupakan
alat dan wadah. Organisasi yang efektif akan ditopang oleh sumberdaya manusia
yang berkualitas.
mengemukakan :
kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenan melalui usaha-
21
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi, yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisais
tersebut. Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan
(dalam Subandi 2006:176) merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh orgnisasi
dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output,outcome,
maupun impact.
22
dan inpact. semua indikaor tersebut digambarkan oleh Nawawi dalam bukunya
1. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengkur tingkat efesiensi, tetapi
juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami
sebagai rasio anatar input dengan output. Konsep produktivitas dirasa
terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO)
mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas
dengan memasukan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil
yang diharapkan sebagai salah satu inidikator kinerja yang penting.
2. Kualitas Layanan
Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi penting dalam
menjelasakan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan
negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena
ketidak puasan publik terhadap kualitas layanan.
3. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali dan
memenuhi kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas
layanan, mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukan
sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara
langsung mengembangkan kemampuan organisasi publik dalam
menjalankan misi dan tujuannnya, terutama untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukan dengan
ketidakselarasan anatara pelayanan dengan kebutuhan amsyarakat. Hal
tersebut jelas menunjukan kegagalan organisasi dalam mewujudkan
misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki
responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang
jelek pula.
4. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi
publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang
benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit
maupum implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada satu
ketika berbenturan dengan responsibilitas.
5. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan
kegiatan organisasi publik pada para pejabat publik yang dipilih oleh
rakyat. Dalam konteks ini, konsep dasar akuntabilitas publik dapat
digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan
organisasi publik itu konsisten dengan kehendak publik.
24
indikator untuk dijadikan acuan dalam menilai kinerja birokrasi publik antara lain:
pelayanan terletak pada lima dimensi. Kelima dimensi servqual tersebut, yaitu:
bahwa pengukuran atau penilaian kinerja organisasi adalah suatu alat manajemen
kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditempatkan berupa
yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi.
26
pelanggan atau masyarakat yang sedang menerima pelayanan. Maka jika suatu
bentuk barang atau jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Aparatur Negara Nomor: 63 Tahun 2003 dalam (Ratminto dan Atik 2012:5)
adalah:
sebagai berikut:
memenuhi kebutuhan dasar hak-hak sipil warga negara atas barang, jasa, dan
I Pasal 1 Ayat 1 UU No. 25/2009, yang dimaksud dengan pelayanan publik yaitu:
barang, jasa dan atau pelayanan adminsitratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik”.
sebagai berikut:
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
30
b. Kejelasan
Kejelasan ini mencakup dalam hal:
i. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
ii. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
iii. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan.
d. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggungjawab atas peneylenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelangkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika (telematika).
h. Kemudahan akses
Temapt dan alokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh amsyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberian pelayanan harus bersikap disiplin., sopan dan santun,
ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,
tempat ibadah
abdi masyarakat.
31
1989:125) adalah:
“Perbuatan atau tindakan yang jahat” yang lazim orang ketahui atau
mendengar perbuatan yang jahat seperti pembunuhan, pencurian,
pencabulan, penipuan, penganiayaan dan lain-lain yang dilakukan oleh
manusia.
dipahami dari berbagai sisi yang berbeda, itu sebabnya dalam keseharian dapat
ditangkap berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda satu
yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat dibiarkan, yang dapat menimbulkan
adalah:
Setiap orang yang melakukan kejahatan akan diberi sanksi pidana yang
telah diatur dalam Buku II Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang
lain. Dari segi bahasa (etimologi) pencurian berasal dari kata “curi” yang
mendapat awalan “pe”, dan akhiran “an”. Arti kata curi adalah sembunyi-
sembunyi atau diam-diam atau tidak dengan jalan yang sah atau tidak diketahui
orang lain perbuatan yang telah dilakukannya. Mencuri berarti mengambil milik
orang lain secara tidak sah atau melawan hukum. Orang yang mencuri barang
barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan
maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan
pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak sembilan
diambil sudah berpindah tangan tempat, bila sipelaku baru memegang barang
Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur dalam
Pasal 362 KUHP terdiri atas unsur subjektif dan unsur objektif yaitu sebagai
berikut:
tinggi, oleh sebab itu kejahatan pencurian terhadap kendaraan bermotor pun
362 KUHP saja, tetapi menyangkut kejahatanan berbagai Pasal KUHP antara
lain:
yang merampas harta benda milik orang atau korban, kejahatan ini merupakan
ini disebabkan karena tindakan ini sangat mudah dilakukan dan tidak
34
kawasan parkir pertokoan, rumah makan, kampus, perumahan, kost serta tempat-
digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan bakar
minyak atau tenaga alam). Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya
Tahun 2009 yaitu kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan
oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas mesin.
untuk angkutan massal, baik itu manusia maupun barang-barang. Contohnya bus,
kereta api, angkutan umum adalah merupakan kendaraan yang bersifat umum dan
berupa mobil dan motor sebagai alat transportasi pribadi yang sering digunakan
masyarakat.
35
memang untuk membantu aktivitas manusia. Melihat kondisi saat ini, kendaraan
roda dua atau motor adalah pilihan yang praktis bagi orang yang memilih
berkendaraan pribadi. Selain praktis, motor adalah kendaraan yang bebas macet
dan irit BBM, sehingga motor merupakan kendaraan yang menjadi pilihan
masyarakat luas.
dua atau motor menjadi pilihan favorit masyarakat. Motor dipilih karena harganya
yang bisa dijangkau oleh hampir semua kalangan masyarakat. Pembayaran bisa
macam motor menjadi daya tarik tersendiri. Setiap merek melakukan promosi
besar-besaran dengan harga dan jaminan. Slogan yang menyerukan motor paling
emat menjadi kata-kata favorit dalam promosi motor, hal itu sangat relevan
dengan adanya harga BBM yang kian melambung. Dampak dari itu semua tentu
saja motor menjadi pilihan yang paling tepat bagi kendaraan pribadi yang
digunakan sehari-hari.
Sepeda motor dan mobil adalah salah satu benda yang disukai pencuri
dibutuhkan banyak orang dan mudah dicuri. Pencuri ranmor motor profesional
36
umumnya hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit saja dalam
motor jarahan yang berhasil dikerjai. Cara atau modus operandi yang sering
relevan dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Kinerja Pelayanan
dengan judul Kinerja Satuan Polisi Pramong Praja (SATPOL PP) dalam
Pengendalian Pedagang Kaki Lima di Kota Cilegon Tahun 2010. Jurusan Ilmu
lima yang belum efektif, Terbatasnya pegawai Satpol PP, Kurangnya respon
dalam kebutuhan pedagang kaki lima, Rendahnya sikap tegas serta tidak ada
sanksi yang tegas dalam menegakan hukuman atau sanksi. Dengan menggunakan
penelitian ini.
Rujukan kedua dalam penelitian ini adalah skripsi Feni Rizki Pratiwi
Tahun 2015. Dengan judul Kinerja Pelayanan Informasi Publik di Dinas Sumber
Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten.. Jurusan Ilmu Administrasi Negara
saling lempar tanggung jawab antar PPID Pembantu dengan PPID Utama dan
penunjukan petugas PPID Pembantu tidak didasarkan pada kemampuan dan daya
tanggap petugas tersebut. Teori yang digunakan adalah Kinerja Pelayanan Publik
kinerja pelayanan informasi publik di dinas SDAP Provinsi Banten tidak berjalan
38
optimal. Ada beberapa hal yang harus dibenahi yaitu memperbaiki sarana dan
prasarana serta pola koordinasi yang baik harus dibangun anatar PPID Pembantu
dengan petugasnya.
yang menjadi lokus penelitian peneliti adalah Kepolisian Resort Serang. Terdapat
Rujukan ketiga dalam penelitian ini adalah skripsi Reni Indriyani dengan
penerima beasiswa yang tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan, Kurang
lokus penelitian dan Grand Theory yang digunakan, karena kondisi yang berbeda
hubunga antara berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah. Dalam
Kinerja Kepolisian Resort Serang Bidang Sat Reskrim Dalam Menangani Kasus
publik yang peneliti lakukan didasarkan pada Teori Dwiyanto (dalam Pasolong
1. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengkur tingkat efesiensi, tetapi
juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami
sebagai rasio anatar input dengan output. Konsep produktivitas dirasa
terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO)
mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas
dengan memasukan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil
yang diharapkan sebagai salah satu inidikator kinerja yang penting.
40
2. Kualitas Layanan
Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi penting dalam
menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan
negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena
ketidak puasan publik terhadap kualitas layanan.
3. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali dan
memenuhi kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas
layanan, mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukan
sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara
langsung mengembangkan kemampuan organisasi publik dalam
menjalankan misi dan tujuannnya, terutama untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukan dengan
ketidakselarasan anatara pelayanan dengan kebutuhan amsyarakat. Hal
tersebut jelas menunjukan kegagalan organisasi dalam mewujudkan
misi dan tujuan organisasi publik. Organiasasi yang memiliki
responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang
jelek pula.
4. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi
publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang
benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit
maupum implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada satu
ketika berbenturan dengan responsibilitas.
5. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan
kegiatan organisasi publik pada para pejabat publik yang dipilih oleh
rakyat. Dalam konteks ini, konsep dasar akuntabilitas publik dapat
digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan
organisasi publik itu konsisten dengan kebutuhan publik..
41
Untuk memahami lebih jelas dari kerangka berfikir penelitian ini dapat
Gambar 2.1
Kerangka Bepikir
Permasalahan:
1. Tingginya kasus pencurian kendaraan bermotor di Kota Serang.
2. Masih rendahnya kasus pencurian kendaraan berrmotor (Curanmor R-2)
yang terselesaikan.
3. Terbatasnya jumlah Personel Kepolisian dan sumber daya penyidik.
4. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam menindak lanjuti laporan tindak
pidana pencurian kendaraan bermotor (Curanmor R-2).
Output:
Kinerja Kepolisian Resort Serang Bagian Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim)
Dalam Menangani Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor di Kepolisian Resort
Serang sudah baik.
Sumber : Peneliti, 2016
42
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis juga dapat
Ho :
Ha :
METODE PENELITIAN
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana
metode ini menggunakan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, sesuai dengan
rumusan masalah yang bersifat deskriptif. Metode penelitian ini digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh dan menyajikan data secara maksimal dan menyeluruh
sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian sehingga data yang
memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau
kelompokan menurut jenis, sifat, dan kondisinya. Sebuah data lengkap, kemudian
43
44
mencegah dengan program dan kebijakan yang telah dibuat, mengingat akibat
yang ditimbulkan akan memberikan keresahan dan rasa tidak aman bagi
masyarakat.
Publik Bagian Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Dalam Menangani Kasus
Kepolisian Resort Serang Kelurahan Cipare atau Jalan A. Yani No 64, Serang.
Tabel 3.1
Oprasional Variabel
atau sosial yang diamati Sugiyono (2007:1). Karena pada prinsipnya meneliti
adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur dalam penelitian
metode survey, yaitu sama merupakan metode pengumpulan data primer dengan
2008:29). Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif, anak jawaban dari setiap
instrumen diberi skor, dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Skoring Item Instrumen
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
ukur untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang dipilih dan
1. Observasi
2. Angket
3. Wawancara
4. Studi Kepustakaan
diteliti, baik literatur yang bersumber dari referensi, maupun dari buku-
3.6.1 Populasi
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi adalah jumlah total dari seluruh
Serang yang terdiri dari 6 Kecamatan. Hal ini karena di Kota Serang sangat sering
terjadi kasus pencurian kendaraan bermotor R-2 khusunya di Serang yang paling
kecamatan sebanyak 345 kasus, data ini didapat dari Kepolisian Resort serang.
3.6.2 Sampel
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam
penelitian ini jenis teknik sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan
dilakukan secara acak yang bersifat kelompok bukan individual karena dilihat dari
kategori responden yang berasal dari 6 Polsek, terdiri dari Polsek Curug,
digunkan rumus Taro Yamane dengan persis (tingkat kesalahan) sebesar 5%, yaitu
sebagai berikut::
N
n =
+1
N : Jumlah Populasi
Tabel 3.4
Perhitungan Sampel Penelitian
Hasil
No Populai Jumlah Perhitungan Akhir
1 Kec. Walantaka 27 14
2 Kec. Curug 11 6
130
3 Kec. Serang 242
4 Kec. Cipocok 40 21
5 Kec. Taktakan 13 7
6 Kec. Kasemen 12 6
Tahap ini adalah tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada penelitian
(kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur. Dalam hal ini kuesioner
mengukur apa yang hendak diukur atau sejauh mana alat ukur yang digunakan
mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tersebut akan
diukur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan mana yang valid dan
mana yang tidak valid dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat r
tabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang harus diukur. Maka dari itu hal ini
dilakukan untuk mengetahui pernyataan Kuesione mana yang valid dan tidak
menggunakan program Ms. Excel dalam tabulasi data dan memasukan data
tersebut ke dalam Program SPSS 21. uji validitas digunkan untuk sah atau valid
dalam penelitian serta mampu mengajukan tingkat kesesuaian antara konsep dan
hasil pengukuran.
√{ – ( }{ – ( }
56
Dimana :
3.8.2 Reliabilitas
reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Dikatakan
reliabel apabila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawaban
yang sama terhadap gejala yang sama, walaupun digunakan berulang kali.
Reliabilitas mengandung arti alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan dan tepat.
reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,30. Dengan dilakukannya uji reabilitas
maka akan menghasilkan suatu istrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan
mantap. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan menggunakan
Tabel 3.5
Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil penelitian,
uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data distribusi normal
atau tidak. Dalam uji normalitas digunakan rumus Chi Kuadrat (Ridwan
2006:132).
Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan SPSS versi 21. Sedangkan apabila
3.8.4 Uji t
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk menguji hipotesis
̅
t=
√
Keterangan :
t = nilai t yang dihitung
̅ = nilai rata-rata
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat di tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.6
Jadwal Penelitian
Tahun
2016 2017
No
Kegiatan Mar Apr mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Pengajuan
1
Judul
Perizinan dan
2 Observasi
Awal
Pengumpulan
3 Data dan
Wawancara
Pengolahan
4 dan analisi
data
Bimbingan
4
BAB I – III
Seminar
5
Proposal
Revisi
6 Proposal
Skripsi
Penyusunan
7
BAB IV-V
Sidang
8
Skripsi
9 Revisi skripsi
Sumber: Peneliti, 2016
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Yani No. 64 Serang. Bangunan tersebut secara astronomi berada pada garis
106º BT dan 06º 07º 44.3” LS. Kondisi muka tanah secara umum merupakan
laut.
berbatasan dengan Jalan Raya A. Yani, yang merupakan jalan protokol Serang –
serta perumahan penduduk dan Polri. Polri Serang merupakan Wilayah Hukum
(Wilkum) Polda Banten yang membawahi 24 Polsek yang terdiri dari 6 Polsek
60
61
perundang-undangan.
23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang susunan Organisasi dan Tata
Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort Serang dan Kepolisian Sektor adalah
perundang-undanagan.
a) Unsur pimpinan;
d) Unsur pendukung;
a) Kapolres;
asasi manusia;
Sat Reskrim adalah unsur pelaksana Utama Polres Kota Serang yang
berada dibawah Kapolres Kota. Sat Reskrim bertugas membina fungsi dan
Reskrim
Kriminal.
menonjol.
67
pembuktiannya.
yang berlaku
instansi terkait dalam proses lidik dan sidik perkara kasus ranmor.
sulit pembuktiannya.
yang berlaku
b) Sidik kara terhadap kasus yang ditangani sesuai dengan terget dan
pembuktiannya.
yang berlaku
pembuktiannya.
f) Melakukan “konseling”.
pihak lain.
(Polda).
sangat terbatas, petugas shift malam dapat diatur dengan sistim “on
call”.
yang berlaku
71
c) Mengisi buku mindik serse b-1 s/d b-16 sesuai dengan ketentuan
yang berlaku .
administrasi penyidikan.
pemusnahan.
serse.
reskrim.
reskrim.
73
pembuatan dan penyaluran laporan Polisi dugaan perkara tindak pidana secara
Laporan polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri
tentang adanya pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau
Gambar 4.1
Mekanisme Pelayanan
Uji validitas dilakukan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta
butir dengan skor total yang merupakan jumlah secara keseluruhan dari tiap butir.
Uji validitas ini menggunkan rumus product momen dengan bantuan SPSS
statistik 21 adapun hasil perhitungan dapat dilihat dari tabel 4.1 di bawah ini.
76
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
R Tabel
Item Pertanyaan R Hitung Taraf Signifikan
(5%)
1 0,210 0,144 Valid
2 0,410 0,144 Valid
3 0,390 0,144 Valid
4 0,327 0,144 Valid
5 0,407 0,144 Valid
6 0,217 0,144 Valid
7 0,440 0,144 Valid
8 0,193 0,144 Valid
9 0,389 0,144 Valid
10 0,202 0,144 Valid
11 0,537 0,144 Valid
12 0,430 0,144 Valid
13 0,322 0,144 Valid
14 0,157 0,144 Valid
15 0,286 0,144 Valid
16 0,252 0,144 Valid
17 0,535 0,144 Valid
18 0,330 0,144 Valid
19 0,360 0,144 Valid
20 0,235 0,144 Valid
21 0,210 0,144 Valid
22 0,409 0,144 Valid
23 0,578 0,144 Valid
24 0,254 0,144 Valid
25 0,335 0,144 Valid
26 0,338 0,144 Valid
27 0,68 0,144 Tidak Valid
28 0,360 0,144 Valid
29 0,80 0,144 Tidak Valid
Sumber: Pengolahan Data, 2016
77
Guna menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka
dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam
SPSS 21. Adapun hasil dari uji reliabilitas yang dilakukan adalah nilai Alpha
sebesar 0,684artinya adalah sangat reliabel karena nilai Alpha Cronbach >0.80
2007:112). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
.684 27
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis
data atau biasa disebut asumsi klasik. Uji normalitas dilakukan sebelum data
diolah berdasarkan model penelitian yang diajukan. Tujuan uji normalitas adalah
distribusi normal, yakni distribusi data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal. Uji normalitas yang digunkan adalah uji Kalmogorov Smirnov dengan
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
N 184
Mean 85,71
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 5,609
Absolute ,075
Most Extreme ,061
Positive
Differences
Negative -,075
Kolmogorov-Smirnov Z 1,021
Asymp. Sig. (2-tailed) ,248
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil tabel uji normalitas diatas, dapat diketahui bahwa nilai
signifikasi menunjukan angka sebesar 0,248. Setelah dilakukan uji normalitas dan
didapat bahwa angka signifikasi lebih besar dari taraf signifikan yaitu 0,05.
Pencurian Kendaraan Bermotor Di Kepolisian Resort Serang yang terdiri dari 184
seluruh masyarakat Kota Serang yang pernah kehilangan kendaraan bermotor roda
dua di wilayah hukum Polres Serang . Secara lebih jelasnya berikut akan disajikan
Diageram 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Usia
26-30 TAHUN
18-21 TAHUN
15%
27%
22-25 TAHUN
58%
berusia 22-25 tahun sebanyak 107 orang (58%), responden yang berusia 18-21
tahun sebanyak 49 orang (27%), dan responden yang berusia 26-30 tahun
Diagram 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
PEREMPUAN
43% LAKI-LAKI
57%
LAKI-LAKI PEREMPUAN
responden adalah laki-laki sebanyak 105 orang (57%) dan perempuan sebanyak
79 orang (43%). Dari data tersebut terlihat bahwa responden yang kehilangan
kendaraan bermotor paling banyak laki-laki sebesar 56%, akan tetapi pada
dasarnya para pencuri ranmor tidak memilih-milih motor yang akan diambil milik
laki-laki atau perempuan. Karena para pelaku pencuri mereka akan mengambil
motor milik siapa saja, baik itu milik laki-laki maupun perempuan. Karena dalam
bagi mereka untuk mengambil motor milik korban, baik itu secara rampas atau
Diagram 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Alamat
KASEMEN
TAKTAKAN WALANTAKA
0%
5% 15%
CIPOCOK
18% CURUG
14%
SERANG
48%
(5%), dan kasemen (0%). Mayoritas responden di dominasi oleh masyarakat yang
pernah kehilangan kendaraan bermoror roda dua di wilayah hukum Polsek Serang,
dan berdasarkan data yang peneliti terima menyatakan bahwa yang paling sering
atau banyak terjadi pencurian kendaraan bermoror R-2 yaitu di wilayah hukum
Polres Serang. Hal ini disebabkan karena Kota Serang memiliki bayak tempat-
Polres Serang saat ini sudah terpisah menajdi Polres Kota dan Polres
Serang, sedangkan untuk Polres Kota Serang sementara berlokasi di depan alun-
alun Kota Serang. Disini peneliti memfokuskan penelitian di Polres serang yang
82
Serang, Polsek Curug, Polsek Walantakan, Polsek Taktakan dan Polsek Kasemen.
Diagram 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Tahun Kehilangan
2015
49%
kendaraan bermotor roda dua paling banyak pada tahun 2015 yaitu sebanyak 91
orang (49%), 2016 sebanyak 53 orang (29%), 2014 sebnyak 22 orang (12%),
2010 sebanyak 7 orang (4%), 2013 sebanyak 4 orang (2%), 2009 sebanyak 3
orang (2%), 2012 sebanyak 2 orang (1%), 2001 dan 2011 masing-masing
sebanyak 1 orang (0-1%). Menurut salah satu personel Polri dari tahun ketahun
dengan cara mendeskripsikan data dari hasil penyebaran kuesioner kepada para
Resort Serang.
item pertanyaan yang telah peneliti buat sebelumnya. Dimana, item pertanyaan
jawaban responden yang berbeda tergantung dari indikator pertanyaan. Skala yang
digunakan untuk pilihan jawaban dari kuesioner penelitian ini adalah skala likert
yaitu terdiri dari empat jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak
Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Berikut adalah uraian lebih lanjut mengenai
Diagram 4.5
Tanggapan Responden Tentang Sumber Daya Manusia Penyidik Di
Kepolisian Resort Serang Mencukupi
Tidak Setuju
40%
menjawab tidak setuju 40% dengan jumlah responden 74 orang, dan yang
masih belum mencukupi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari salah satu
petugas Satuan Reskrim yang mengatakan bahwa masih kurangnya minat dari
anggota Polri untuk menjadi penyidik, padahal sebenarnya masih ada beberapa
anggota polri yang sudah memiliki kompetensi untuk menjadi penyidik. Hal ini
dikarenakan memang tugas dari penyidik cukup berat karena saat melaksanakan
tugas mereka harus terus bisa mengungkap kasus atau perkara yang diajukan
korban, sehingga sedikit menguras waktu dan tenaga untuk terus melakukan
Diagram 4.6
Tanggapan Responden Tentang Kualitas Sumber Daya Manusia Sat
Reskrim Kompeten
Sangat Tidak
Setuju Sangat Setuju
2% 9%
Tidak Setuju
21%
Setuju
68%
menjawab setuju sebanyak 68% dengan jumlah responden 125 orang, yang
menjawab tidak setuju 21% dengan jumlah responden 38 orang, dan yang
Maka dapat diketahui bahwa Sat Reskrim memiliki sumber daya yang
Diagram 4.7
Tanggapan Responden Tentang Pelayanan Yang Diberikan Kepolisian Sat
Reskrim Sudah Sesuai Yang Di Harapkan
Sangat Tidak
Setuju Sangat Setuju
27% 2%
Setuju
52%
Tidak Setuju
19%
menjawab tidak setuju 19% dengan jumlah responden 35 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 27% dengan jumlah responden 50 orang. Data
Sat Reskrim harus terus meningkatkan kualitas pelayanannya menjadi lebih baik
lagi.
87
Diagram 4.8
Tanggapan Responden Tentang Kepolisian Memberikan STPL (Surat
Tanda Penerimaan Laporan) Kepada Pelapor
Sangat Tidak
Tidak Setuju Setuju
2% 1%
Sangat Setuju
Setuju 27%
70%
menjawab sangat setuju sebanyak 27% dengan jumlah responden 50 orang, yang
menjawab setuju sebanyak 70% dengan jumlah responden 129 orang, yang
menjawab tidak setuju 4% dengan jumlah responden 4 orang, dan yang menjawab
Maka dapat diketahui bahwa sebagian besar korban di berikan surat tanda
terima laporan (STPL), hal ini berarti pelayanan yang diberikan oleh Kepolisian
memang sudah sesuai dengan prosedur, bahwa setiap pelapor akan diberikan
STPL setelah laporan di proses dan dinyatakan benar dan didukung dengan bukti-
bukti bisa dilihat di Gambar 4.1. Berdasarkan yang peneliti temukan di lapangan
bahwa masyarakat hanya membutuhkan surat keterangan hilang saja dari Polri
tidak mau ribet/rumit serta pandangan masyarakat selalu negatif karena akan
dikenakan biaya padahal untuk setiap pelayanan pengaduan tindak pidana tidak
dikenakan biaya.
88
Diagram 4.9
Tanggapan Responden Tentang Kepolisian Mengirimkan SP2HP
(Surat Pemberitahuan Perkembanagan Hasil Penelitian Laporan/Pengaduan
Kepada Pelapor
Tidak Setuju
21% Setuju
69%
menjawab setuju sebanyak 69% dengan jumlah responden 127 orang, yang
menjawab tidak setuju 21% dengan jumlah responden 38 orang, dan yang
kami selalu memberikakan SP2HP keapada korban, bisa dua sampai lima kali
merasa tidak mendapatkan surat pemberitahuan itu karena ada beberapa kendala
diantaranya para korban memberikan alamat palsu dan atau alamat tempat tinggal
Diagram 4.10
Tanggapan Responden Tentang Kepolisian Sat Reskrim Dapat
Mengurangi Tindak Kriminalitas Curanmor R-2
Sangat Tidak
Setuju Sangat
Tidak Setuju 4% Setuju
20% 26%
Setuju
50%
menjawab sangat setuju sebanyak 26% dengan jumlah responden 47 orang, yang
menjawab tidak setuju 20% dengan jumlah responden 37 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 20% dengan jumlah responden 7 orang. Maka dapat
dibayangkan jika tidak ada Polisi maka tindak Kriminalitas semakin tinggi.
90
Diagram 4.11
Tanggapan Responden Tentang Waktu Pelayanan Pengaduan Sudah
Sesuai Dengan Peraturan Perundang-Undangan
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
0%
5%
Sangat
Setuju Setuju
60% 35%
menjawab sangat setuju sebanyak 35% dengan jumlah responden 16 orang, yang
menjawab tidak setuju 5% dengan jumlah responden 120 orang, dan yang
Diagram 4.12
Tanggapan Responden Tentang Pemberian Pelayanan Informasi Oleh
Kepaolisian Sat Reskrim Sudah Efektif
Tidak Setuju
65%
menjawab tidak setuju 65% dengan jumlah responden 120 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 11% dengan jumlah responden 20 orang. Maka
terjadi tindak kriminalitas termasuk curanmor dan petugas bisa datang ke TKP,
akan tetapi banyak yang belum mengetahui nomor layanan tersebut sehingga
Diagram 4.13
Tanggapan Responden Tentang Kualitas Pelayanan Keterbukaan
Informasi yang diberikan oleh Sat Reskrim Polres Serang Sudah Baik
Tidak Setuju
23% Setuju
55%
menjawab sangat setuju sebanyak 35% dengan jumlah responden 16 orang, yang
menjawab tidak setuju 5% dengan jumlah responden 120 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 0% . Maka dapat diketahui bahwa sebagian besar
sudah baik. Akan tetapi menurut peneliti Kepolisian masih belum terbuka, hal ini
untuk memperoleh informasi, karena Polres Serang masih belum terbuka atau
Diagram 4.14
Tanggapan Responden Tentang Informasi Daerah Rawan Pencurian
Kendaraan Bermotor Disampaikan Secara Terbuka Oleh Kepolisian Melalui
Pamflet, Bener, Spanduk Dan Media Masa
Tidak Setuju
26%
Setuju
65%
menjawab sangat setuju sebanyak 39% dengan jumlah responden 41 orang, yang
menjawab tidak setuju 10% dengan jumlah responden 11 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden 1 orang. Maka dapat
Namun masih ada masyarakat yang belum mengetahui informasi ini dkarenakan,
pamflet, bener dan spanduk hanya ditempatkan di berbagai titik daerah rawan
Diagram 4.15
Tanggapan Responden Tentang Prosedur Pengaduan Di Kepolisian
Sat Reskrim Sudah Jelas
Sangat Tidak
Setuju Sangat
3% Setuju
6%
Tidak Setuju
26% Setuju
65%
menjawab setuju sebanyak 65% dengan jumlah responden 119 orang, yang
menjawab tidak setuju 26% dengan jumlah responden 47 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 3% dengan jumlah responden 6 orang. Maka dapat
dikatakan bahwa prosedur pengaduan di Kepolisian Sat Reskrim sudah jelas. Hal
Pengaduan (SPKT) disana laporan korban akan di catat dan korban akan di
Diagram 4.16
Tanggapan Responden Tentang Petugas Kepolisian Sat Reskrim
Tidak Membeda-Bedakan Dalam Memberikan Pelayanan Kepada
Masyarakat
Tidak Setuju
16%
Setuju
78%
menjawab setuju sebanyak 78% dengan jumlah responden 143 orang, yang
menjawab tidak setuju 16% dengan jumlah responden 30 orang, dan yang
Diagram 4.17
Tanggapan Responden Tentang Prasarana Ruang Tunggu Sudah
Memadai Dalam Pemeberian Pelayanan Di Kepolisian Sat Reskrim
Sangat Tidak
Setuju Sangat
Tidak Setuju 1% Setuju
10% 39%
Setuju
50%
menjawab sangat setuju sebanyak 39% dengan jumlah responden 41 orang, yang
menjawab tidak setuju 10% dengan jumlah responden 11 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden 1 orang. Maka dapat
memadai dan tertata dengan rapih. Dikarenakan terdapat tempat tunggu yang
menghadap ke sentral pelayanan, dan tersedia meja, kursi, kotak saran dan
Diagram 4.18
Tanggapan Responden Tentang Petugas Kepolisain Sat Reskrim
Memberikan Pelayanan Yang Sopan Terhadap Pelapor/Masyarakat
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju 0% Sangat
19% Setuju
27%
Setuju
54%
menjawab sangat setuju sebanyak 39% dengan jumlah responden 41 orang, yang
menjawab tidak setuju 10% dengan jumlah responden 11 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden 1 orang. Maka dapat
dilihat dari tingkah laku, tutur kata dan pakaian yang digunakan petugas saat
Diagram 4.19
Tanggapan Responden Tentang Memberikan Pelayanan Yang Ramah
Terhadapa Pelapor/Masyarakat
Sangat Tidak
Setuju
1%
Tidak Setuju Sangat Setuju
11% 6%
Setuju
82%
menjawab setuju sebanyak 82% dengan jumlah responden 151 orang, yang
menjawab tidak setuju 11% dengan jumlah responden 21 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden 1 orang. Maka dapat
yang salah tidak sesuai dengan prosedur, contoh memberikat alaman palsu.
99
Diagram 4.20
Tanggapan Responden Tentang Petugas Kepolisian Memberikan
Pelayanan Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat
Setuju
83%
menjawab setuju sebanyak 83% dengan jumlah responden 153 orang, yang
menjawab tidak setuju 20% dengan jumlah responden 11 orang, dan yang
Diagram 4.21
Tanggapan Responden Tentang Petugas Kepolisian Sat Reskrim
Memberikan Respon Yang Cepat
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju 2% Sangat
15% Setuju
16%
Setuju
67%
menjawab sangat setuju sebanyak 16% dengan jumlah responden 29 orang, yang
menjawab setuju sebanyak 67% dengan jumlah responden 124 orang, yang
menjawab tidak setuju 15% dengan jumlah responden 28 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 2% dengan jumlah responden 3 orang. Maka dapat
cepat segera melayani dan memproses laporan korban dan melaksanakan olah
TKP.
101
Diagram 4.22
Tanggapan Responden Tentang Petugas Kepolisian Sat Reskrim
Tanggap Dalam Menanggapi Permohonan Korban/Masyarakat
Setuju
78%
menjawab setuju sebanyak 78% dengan jumlah responden 144 orang, yang
menjawab tidak setuju 14% dengan jumlah responden 25 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden orang. Maka dapat
dikatakan bahwa petugas Sat Reskrim selalu tanggap dalam menaggapi keluhan
Diagram 4.23
Tanggapan Responden Tentang Petugas Kepolisian Sat Reskrim
Cepat Dalam Membuat STPL (Surat Tanda Penerimaan Laporan)
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Setuju
0%
18%
Tidak Setuju
10%
Setuju
72%
menjawab sangat setuju sebanyak 18% dengan jumlah responden 32 orang, yang
menjawab setuju sebanyak 10% dengan jumlah responden 133 orang, yang
menjawab tidak setuju 10% dengan jumlah responden 19 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 0% . Maka dapat dikatakan bahwa Petugas Sat
Reksrim ceapat dalam membuat surat tanda penerimaan laporan (STPL), karena
kepolisain akan memproses laporan. Setalah laporan diperiksa dan cukup bukti
yang diberikan kepada korban dan kemudian surat tersebut juga dapat digunakan
oleh korban sebagai bukti kehilangan untuk memberhentikan setoran motor bagi
Diagram 4.24
Tanggapan Responden Tentang Petugas Sat Reskrim Mampu
Menangani Keluhan Secara Teliti dan Seksama Sesuai Dengan Komplain
Yang Diajukan
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Setuju
2%
10%
Tidak Setuju
19%
Setuju
69%
menjawab sangat setuju sebanyak 10% dengan jumlah responden 18 orang, yang
menjawab setuju sebanyak 69% dengan jumlah responden 128 orang, yang
menjawab tidak setuju 19% dengan jumlah responden 35 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 2% dengan jumlah responden orang. Maka dapat
yang disampaikan tentang secara langsung atau melalui lisan secara teliti dan
seksama sesuai dengan komplain yang diajukan. Hal ini dapat diperkuat dengan
pernyataan Bapa Rudini salah satu petugas di unit ranmor, bahwa memang ada
ditemukannya kendaraan mereka yang hilang, dan kami bisa menangani keluhan
Diagram 4.25
Tanggapan Responden Tentang Kepolisain Sat Reskrim Cepat Dalam
Menemukan Kendaraan Yang Di Curi
Sangat
Sangat Tidak
Setuju
Setuju
4%
14%
Setuju
34%
Tidak Setuju
48%
menjawab tidak setuju 48% dengan jumlah responden 89 orang, dan yang
lama dalam menemukan motor yang hilang. Hal ini dikarenakan kepolisian harus
bukti, dan kesadaran dari pelapor untuk menindak lanjuti laporan yang diajukan.
Serta ada beberapa korban juga memberikan alamat yang salah saat memberikan
laporan, sehingga polisi tidak bisa memberikan laporan hasil penyidikan kepada
korban.
105
Diagram 4.26
Tanggapan Responden Tentang Kepolisain Sat Reskrim Memberikan
Kemudahan Akses Pelayanan Kepada Masyarakat
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju 1% Sangat Setuju
14% 6%
Setuju
79%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
menjawab setuju sebanyak 79% dengan jumlah responden 145 orang, yang
menjawab tidak setuju 14% dengan jumlah responden 25 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden 2 orang. Maka dapat
kemudahan akases pelayanan kepada masyarakat dan masih ada bebarapa yang
Diagram 4.27
Tanggapan Responden Tentang Kepolisain Sat Reskrim Memberikan
Pelayanan Sesuai Dengan Wewenang Dan Tanggung Jawabnya
Setuju
75%
menjawab sangat setuju sebanyak 17% dengan jumlah responden 32 orang, yang
menjawab setuju sebanyak 75% dengan jumlah responden 138 orang, yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden 2 orang. Maka dapat
Sat Reskrim bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dimana tupoksi
Diagram 4.28
Tanggapan Responden Tentang Kepolisain Sat Reskrim Memiliki
Kesediaan Untuk Memberikan Pelayanan Yang Baik kepada Masayarakat
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju Sangat
0%
7% Setuju
5%
Setuju
88%
menjawab setuju sebanyak 88% dengan jumlah responden 162 orang, yang
menjawab sangat tidak setuju 0% . Maka dapat dapat dikatakan bahwa Sat
yang baik kepada masayarakat, hal ini dapat dilihat dari disiplin para petugas dan
ditetapkan. Ada sebagian responden yang beranggapan bahwa petugas Sat reskrim
tidak memiliki kesediaan dalam dirinya untuk dalam menjalankan tugas. Hal ini
dikarenakan sikap dari beberapa petugas yang saat memberikan pelayanan dengan
setengah hati atau tidak bersungguh-sungguh, hal ini dapat dilihat pada saat
Diagram 4.29
Tanggapan Responden Tentang Kepolisain Sat Reskrim Bersikap
Jujur Dalam Memberikan Pelayanan
Tidak Setuju
15%
Setuju
78%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
menjawab setuju sebanyak 78% dengan jumlah responden 143 orang, yang
menjawab tidak setuju 15% dengan jumlah responden 28 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 2% dengan jumlah responden 3 orang. Maka dapat
memberikan pelayanan, hal tersebut dilihat dari ketulusan petugas Sat Reskrim
menerima biaya dalam melayani atau menerima laporan kriminalitas baik itu
Curanmor R-2 atau tindak pidana umum sesuai dengan prosedur tidak dipungut
Diagram 4.30
Tanggapan Responden Tentang Kepolisain Sat Reskrim Dapat
Dipercaya Dalam Melaksanakan Tugas
Sangat Tidak
Setuju Sangat
1% Setuju
16%
Tidak Setuju
17%
Setuju
66%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
menjawab sangat setuju sebanyak 16% dengan jumlah responden 29 orang, yang
menjawab setuju sebanyak 66% dengan jumlah responden 122 orang, yang
menjawab tidak setuju 17% dengan jumlah responden 31 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden 2 orang. Maka dapat
dalam melaksanakan tugas, hal tersebut dapat dilihat dari adanya upaya dari
petugas Sat Reskrim dengan bersikap baik dalam memeberikan pelayanan serta
adanya usaha untuk melacak keberadaan pelaku dan mencoba untuk menemukan
Diagram 4.31
Tanggapan Responden Tentang Petugas Kepolisain Sat Reskrim
Menyediakan Kotak Saran/Mekanisme Pengaduan Keluhan Terkait Dengan
Pelayanan Pengaduan Masyarakat
Sangat Sangat
Tidak Setuju Setuju
1% 16%
Tidak Setuju
17%
Setuju
66%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
yang menjawab setuju sebanyak 66% dengan jumlah responden 122 orang, yang
menjawab tidak setuju 17% dengan jumlah responden 32 orang, dan yang
menjawab sangat tidak setuju 1% dengan jumlah responden 2 orang. Maka dapat
mekanisme pengaduan masyarakat tidak harus melalui kotak saran tapi bisa
dilakukan secara lisan atau langsung bertatap muka dengan peagawai Satuan
Reserse Kriminal. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Rudini, beliau mengatakan
kinerja pelayanan yang diberikan oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Serang
pengujian hipotesis penelitian ini peneliti menggunakan rumus t-tess atau satu
sampel.
yang ada menurut skala likert, 29 = jumlah item pernyataan yang ada, dan 184 =
jumlah responden yang ada). Sehingga nilai mean atau rata-ratany adalah 21.344 :
184 = 116. Sehingga untuk kinerja Satuan Reserse Kriminal di Kepolisian Resort
Serang, nilai yang dihipotesiskan tertinggi mencapai 65 % nilai ini berarti bahwa
65% = 0,65 x 21.344 : 184 = 75. Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai
berikut : Ho untuk memprediksi lebih kecil atau sama dengan (≤ 65% ) dari skor
ideal. Sehingga Ha lebih besar dari 65% ( >65% ) dari skor ideal. Atau dapat
Diketahui :
= 75
S = 5,609
n = 184
Maka :
̅
t=
√
–
t= = = = 18,01
√
Maka t = 18,01
untuk uji satu pihak one tail test uji pihak kanan. Karena nilai t hitung lebih besar
dibandingkan nilai t bael (18,01 > 1,653) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha.
Maka hipotesis (Ho) ditolak dan (Ha) diterima. Dari perbandingan populasi
adalah : = 71%
113
Gambar 4.2
Kategori Instrumen
15169
Tidak Baik Kurang Baik Sangat Baik
Jadi dapat diketahui bahwa nilai 15169 berada dalam kategori baik, dan
Satuan Reserse Kriminal Polres Serang adalah sebesar 71%. Berikut adalah
Gambar 4.3
Kurva Penerimaan
sangat utama, yaitu menjawab rumusan masalah deskriptif yang sebelumnya telah
dirumuskan. Rumusan masalah yang tealah dibuat oleh peneliti pada awal
one sampel dengan uji satu pihak (one tail test) yaitu uji pihak kanan. Berdasarkan
pada perhitungan yang telah dilakukan terhadap perhitungan pengujian t-test one
sample ternyata dapat diketahui bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, dan hal itu
angka 71%.
Serang. Dimana yaitu mengenai tentang, input, outpu, efesiensi layanan dan
efektivitas layanan. Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini, memuat 4 sub
nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan kepada responden, 7 = jumlah
Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 3542. Dengan demikian nilai dari
Kinerja Pelayanan Satuan Reserse Kriminal Polres Serang adalah 3542 : 5152 =
0,69 atau 69%. Dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pelayanan Satuan Reserse
Kriminal dalam Menangani Kasus Curanmor di Polres Serang baik dilihat dari
Gambar 4.4
Kategori Instrumen Indikator 1
3542
Tidak Baik Kurang Baik Sangat Baik
data penelitian ini, memuat 6 sub indikator kualitas layanan. Didapatkan hasil
tersebut dan diperoleh skor ideal dari indikator kualitas layanan adalah 4 x 8 x 184
jumlah responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 4099.
Dengan demikian nilai dari Kinerja Pelayanan Satuan Reserse Kriminal Polres
Serang adalah 4099 : 5888 = 0,70 atau 70%. Dapat disimpulkan bahwa Kinerja
Serang cukup baik dilihat dari kualitas layanannya. Hal ini dikarenakan Sat
Gambar 4.5
4099
Tidak Baik Kurang Baik Sangat Baik
dan kemudahan akses pelayanan. Dari hasil pengolahan data penelitian ini,
skor ideal dari indikator responsivitas adalah 4 x 7 x 184 = 5152 (4 = nilai dari
Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 3673. Dengan demikian nilai dari
Kinerja Pelayanan Satuan Reserse Kriminal Polres Serang adalah 3673 : 5152 =
0,71 atau 71%. Dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pelayanan Satuan Reserse
Kriminal dalam Menangani Kasus Curanmor di Polres Serang cukup baik dilihat
dari responsivitas. Hal ini dikarenakan petugas Sat Reskrim Polres Serang yang
ditemui dapat memberikan respon yang cepat terhadap pelapor dan memberikan
pelayanan sesuai dengan yang kebutuhan masyarakat. Untuk lebih jealsanya dapat
Gambar 4.6
Kategori Instrumen Indikator 3
3673
Tidak Baik Kurang Baik Sangat Baik
118
dipercaya. Dari hasil pengolahan data penelitian ini, memuat 4 sub indikator
responsibilitas. Didapatkan hasil tersebut dan diperoleh skor ideal dari indikator
masyarakat, 184 = jumlah responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian
adalah 2192. Dengan demikian nilai dari Kinerja Pelayanan Satuan Reserse
Kriminal Polres Serang adalah 2192 : 2944 = 0,74 atau 74%. Dapat disimpulkan
Hal ini dikarenakan petugas Sat Reskrim sudah menjalankan tugas sesuai
pengaduan masyarakat tidak dikenakan biaya atau gratis. Untuk lebih jealsanya
Gambar 4.7
Kategori Instrumen Indikator 4
2192
Tidak Baik Kurang Baik Sangat Baik
indikator akuntabilitas. Didapatkan hasil tersebut dan diperoleh skor ideal dari
indikator adalah 4 x 3 x 184 = 736 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang
masyarakat, 184 = jumlah responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian
adalah 546. Dengan demikian nilai dari Kinerja Pelayanan Satuan Reserse
Kriminal Polres Serang adalah 546 : 736 = 0,74 atau 74%. Dapat disimpulkan
Curanmor di Polres Serang baik dilihat dari indikator akuntabilitas. Hal ini
memberikan pelayanan yang baik dan berusaha untuk mencari pelaku dan
dengan baik . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kategori berikut ini:
120
Gambar 4.8
Kategori Instrumen Indikator 5
546
Tidak Baik Kurang Baik Sangat Baik
dugaan peneliti. Dimana peneliti menetapkan nilai tolak ukur dari penelitian ini
sebesar 65% dan setelah melakukan perhitungan dari setiap indikator dapat
diketahui dari semua indikator mencapai lebih dari 65% yaitu 71%, maka dapat
penelitian di lapangan bisa dilihat dari cara kerja Satuan Reserse Kriminal mereka
selalu siaga dan cepat tanggap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
121
4.6 Pembahasan
dengan menggunakan perhitungan t-test uji pihak kanan yang menunjukan bahwa
angka t hitung lebih besar dari t tabel (18,01 > 1,653) Ho ditolak dan Ha diterima.
Dapat diketahui bahwa jawaban dari rumusan masalah deskriptif yang diajukan
yaitu Kinerja Pelayanan Publik Bagian Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim)
Serang sebesar 71%, yang menyatakan bahwa hasil perhitungan mencapai nilai
ideal yang ditetapkan. Hipotesis penelitian yang peneliti tetapkan adalah 65%
bermotor yang paling tinggi daiantara kejahatan lainnya. Dan kasusu yang dapat
bahwa sejauh ini kinerja Satuan Reserse Kriminal sudah baik, walaupun
kendaraan mereka yang hilang ada yang masih belum ditemukan. Hal ini
dikarenakan adanya upaya dari kepolisian untuk memberikan pelayanan yang baik
dan etika baik untuk menemukan kendaraan mereka yang hilang. Hal ini diperkuat
peleyananya sudah baik, ramah, dan memberikan respon yang cepat kepada
korban.
Selain itu peneliti juga meninjau kembali terkait dengan kurangnya sumber
bebarapa Polsek yang ada di Wilayah Hukum Polres Serang. Dan ternyata
memang Kepolisian di setiap Polsek nya hanya ada 2-3 Penyidik saja. Kurangnya
sumber daya manusi penyidik ini juga akan mempengaruhi bagaimana kinerja Sat
Reskrim dalam menangani aksus curanmor, terlebih lagi Satuan Reserse krimina
ini tidak hanya menangani kasus Curanmor akan tetapi tindak pidana umum
(PIDUM) lainnya. Hal ini juga diperkuat dengan adanya jawaban terkait dengan
surat pemeberhentian motor saja, dan tidak memberikan alamat yang jelas
Penelitian kepada Korban. Salah satu faktor lainnya yang menyebabka masyarakat
yang melporkan tindakan kriminalitas ini akan sangat membantu kepolisian. Hal
ini diperkuat dengan pernyataan dari Aiptu Asep yang menyatakan apabila ada
yang melaporkan tindak kriminalitas baik itu ranmor ataupun tindak pidana umum
lainnya dan yang melapor korban atau masyarakat maka tidak akan dipungut
biaya, terkecuali dari korban memberikan petugas uang mereka terima itupun
Kepolisian Resort Serang sudah baik. Hal ini karena di Tahun 2016 Kepolisian
Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan salah satu
salah satu mahasiswi Bina Bangasa semster 3 dia sudah melakukan pencurian
kurang lebih 30 kali. Dan saat survei ke lapangan di Polsek Serang Peneliti
124
bertemu dengan salah satu Korban serta Pelaku pencurian kendaraan bermotor
Curanmor ini bernama Wahyu berusia 20 tahun tidak bekerja, dan orang tuannya
Brigadir Dedi Komadi dia itu sebenarnya melakukan pencurian untuk memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri, uang hsil curian ini ia gunkan untuk bersenang-senang.
mengunci ganda atau meninggalkan kunci di motor. Modus operasi dari para
pengintaian terhadap kendaraan yang akan dicuri. Ketika mereka merasa situasi
aman dan terkendali maka pelaku akan langsung mengambil kendaraan tersebut
dengan cara merampas dengan paksa atau merusak kunci dengan menggunakan
dianggap aman dan sepi tanpa ada pengawasan. Misalnya di pasar atau
PENUTUP
4.3 Kesimpulan
(dalam Pasolong 2013:178), dalam teori tersebut terdapat lima indikator yang
dalam penelitian ini memiliki masing-masing skor atau nilai lebih dari atau sama
dengan (≥) 65%, yaitu sebagai berikut: indikator pertama yaitu produktivitas
memiliki nilai 69% atau sudah baik, indikator ke-dua yaitu kualitas layanan
memiliki nilai 70% atau sudah baik, indikator ke-tiga yaitu responsivitas
memiliki nilai 71% atau sudah baik, indikator ke-empat yaitu responsibilitas
memiliki nilai 74% atau sudah baik, dan indikator ke-lima yaitu akuntabilitas
125
126
5.2 Saran
R-2).
melakukannya kembali.
terbaik maka perlu adanya motivasi dan reward agar para pegawai
penghargaan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Rusli. 1978. Asas-asas Hukum Pidana. LEPPEN – UMI. Ujung Pandang
PT Grasindo
Irma Fahmy. 2010. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor PublikI. Yogyakarta: FE UGM
Nawawi, Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepeminpinan dan Kinerja. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Ratminto & Atik Septi Winarsih.2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
.2012. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Robbins P. Stephen. 2002. Teori Organisasi – Stuktur, Desain & Aplikasi.
Jakarta: Arean
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Oeganisasi. Jakarta: Prenhalindo
Serdamayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta:
CV. Mandar Maju
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI
Steers, R.M. 2003. Organization Effectiveness A Behavioral View. Jakarta:
Erlangga
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
.2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung:
Refika Admita
Wahyudi. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit Sulta
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja – Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Sumber Lainnya
Mita Wirnawati. 2012. Kinerja Satuan Polisi Pramong Praja (SATPOL PP)
dalam Pengendalian Pedagang Kaki Lima di Kota Cilegon Tahun 2010.
Feni Rizki Pratiwi. 2015. Kinerja Pelayanan Informasi Publik Dinas Sumber
Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten. Skripsi Fisip Untirta
Reni Indriyani. 2016. Kinerja Pengelolaan Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (PBB-PPA) Tahun 2014. Skripsi
Dokumen :
UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyelidikan Tindak
Pidana.
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH BANTEN
RESORT SERANG
(SOP)
AWAL
DIBUAT
KASAT REKOMENDASI
LAPORAN POLISI DAN MENGANALISA
MENERIMA DIBUATKAN SURAT LAPORAN
LAPORAN DAN TANDA TERIMA
BUAT DISPOSISI LAPORAN
KE KANIT
TIDAK DIBUAT
KANIT PENYIDIK REKOMENDASI
TERIMA LP UTK TERIMA DIJELASKAN KEPADA
DISPOSISI KE LAPORAN DAN SP2HP KEPADA PELAPOR BAHWA
PENYIDIK MELENGKAPI PELAPOR LAPORANNYA BELUM
ADMINISTRASI CUKUP BUKTI ATAUPUN
PENYELIDIKAN BUKAN TINDAK PIDANA
PERKEMBANGAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN JENIS KENDARAAN BERMOTOR
UNIT PELAYANAN TEKNIS SERANG DPPKD PROV. BANTEN
BULAN DESEMBER 2014
POTENSI MUTASI MASUK MUTASI KELUAR
KENDARAAN JUMLAH JUMLAH
NO JENIS KENDARAAN AWAL DALAM LUAR DALAM LUAR
BARU JUMLAH 3+4+7 JUMLAH 8-11
TAHUN PROVINSI PROVINSI PROVINSI PROVINSI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sedan, Jeep, Minibus (Pribadi)
Sedan 50 0 50 0 50
Jeep 0 0 0 0
Minibus 1,843 29 2 2 1,874 3 2 5 1,869
Jumlah 1,843 79 2 0 2 1,924 3 2 5 1,919
Bus 24 0 24 1 1 23
Microbus 159 3 1 4 5 167 2 2 165
Jumlah 183 3 1 4 5 191 0 3 3 188
Bus 14 0 14 0 14
Microbus 122 16 2 2 140 0 140
Jumlah 136 16 0 2 2 154 0 0 0 154
Pickup 57 37 0 94 0 94
L Truck 233 84 0 317 0 317
Truck 97 18 0 115 1 1 114
Jumlah 387 139 0 0 0 526 1 0 1 525
Alat Berat 9 0 9 1 1 8
Jumlah 9 0 0 0 0 9 0 1 1 8
Alat Berat 4 0 4 0 4
Jumlah 4 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Alat Berat 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah Roda Empat 29,487 4,552 342 711 1,053 35,092 151 326 477 34,615
Roda Dua 189,002 19,990 343 155 498 209,490 321 332 653 208,837
Roda Tiga 472 145 1 1 618 12 12 606
Jumlah 189,474 20,135 344 155 499 210,108 321 344 665 209,443
Kinerja Pelayanan Publik Bagian Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Dalam
1. Identitas Responden
1. Umur : .................................................................................
2. Jenis Kelamin : 1. Lak – Laki 2. Perempuan
3. Alamat : 1.Walantaka 3. Serang
2. Curug 4. Cipocok
4. Tahun Kehilangan : .................................................................................
Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai atau mendekati dengan apa yang
Bapak/ibu/Saudara rasakan. :
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
Produktivitas
Sumber daya manusia penyidik di Kepolisian Resort
1
Serang mencukupi
Responsibilitas
Petugas Kepolisian Sat Reskrim memberikan
23 pelayanan sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya
Petugas Kepolisian Sat Reskrim memiliki kesediaan
24 untuk memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat
Petugas Kepolisian Sat Reskrim bersikap jujur dalam
25
memberikan pelayanan
Petugas Kepolisian Sat Reskrim dapat dipercaya
26
dalam melaksanakan tugas
Akuntabilitas
Petugas Kepolisian Sat Reskrim menyelesaiakan
27
dengan baik komplain yang diajukan masyarakat