Inisiasi 4 PBB

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Untuk minggu ke 4 materi yang akan dibahas adalah penghitungan PBB terutang.

a. Cara untuk memudahkan penghitungan PBB terutang

Cara untuk memudahkan penghitungan PBB terutang adalah dengan membuat klasifikasi bumi
dan bangunan, yaitu pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya. Klasifikasi
dimaksud sekaligus sebagai pedoman penentuan NJOP. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam
dalam penentuan klasifikasi bumi adalah :

1.  letak; 2.  peruntukan; 3.  pemanfaatan; 4.  kondisi lingkungan dan lain-lain. Faktor-faktor
yang diperhatikan dalam dalam penentuan klasifikasi bangunan adalah : 1.  bahan yang
digunakan; 2.  rekayasa; 3.  letak; 4.  kondisi lingkungan dan lain-lain.

b. dasar penghitungan PBB

Dasar penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (assessment value = NJKP) yaitu suatu
persentase tertentu dari NJOP yang dipergunakan sebagai dasar penghitungan PBB. NJKP
ditetapkan serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setinggi-tingginya 100% (seratus
persen) dari NJOP. Berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 2002:

    Objek PBB perkebunan, perhutanan, dan pertambangan sebesar 40 % dari NJOP ;


    Objek PBB lainnya :
    1) sebesar 40 % dari NJOP apabila NJOP bernilai Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah )
atau lebih;
    2) sebesar 20 % dari NJOP apabila NJOP bernilai kurang dari Rp1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah ).

c. cara menghitung PBB terutang

Penghitungan PBB adalah sebagai berikut :

    - NJOP sebagai dasar pengenaan PBB = Jumlah NJOP bumi dan bangunan
    - NJOP untuk penghitungan PBB = NJOP sebagai dasar pengenaan PBB dikurangi dengan
NJOPTKP
    - NJKP = (20% atau 40%)* x NJOP untuk penghitungan PBB
    - PBB yang terutang = 0,5% x NJKP

NJOP bumi = luas bumi x NJOP bumi per m2 NJOP bangunan = luas bangunan x NJOP
bangunan per m2 *) Besarnya ditentukan berdasarkan jumlah NJOP bumi dan      bangunan
dan sektor.

Anda mungkin juga menyukai