Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 4 :

1. Lutfin Cholifatul Janah (1950900013)


2. Eriyana Kuswardani (1950900014)

Prodi : PBSD Semester 5

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Bimbingan Konseling

A. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah

Untuk mencapai kemandirian dan pengendalian diri tersebut, maka Bimbingan


dan konseling (BK) di sekolah mem-fasilitasi perkembangan peserta didik dalam enam
bidang layanan, yaitu:
1. Bidang pribadi
2. bidang sosial
3. bidang belajar
4. bidang karir
5. bidang keagamaan
6. bidang keluarga
Keempat bidang tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan
dalam setiap diri individu peserta didik.

B. Layanan Bimbingan Konseling di Bidang Pribadi

1) Pengertian
Menurut Winkel &Sri Hastuti (2006: 118-119) bimbingan pribadi berarti bimbingan
dalam memahami keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai dalam mengatur diri
sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu
seksual dan sebagainya.Sedangkan Dewa Ketut Sukardi (1997: 23) menjelaskan bahwa
bimbingan pribadi berarti membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi
yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan
rohani.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi adalah bimbingan
yang dilakukan untuk membantu konseli atau siswa dalam memahami keadaan dirinya
baik fisik maupun psikis, memahami akan makna diri sebagai makhluk Tuhan serta
pemahaman akan segala kelebihan dan potensi diri yang dimiliki demi tercapainya
kualitas hidup yang lebih baik.

2. Aspek-aspek bimbingan pribadi


Bidang pengembangan pribadi siswa mencakup dua keyakinan yakni
mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa yang menyangkut dengan tuhan dan
dirinya sendiri. Masalah atau problema individu yang berhubungan dengan tuhannya
seperti sulit untuk menghadirkan rasa takut (takwa), rasa taat, dan rasa bahwa dia selalu
mengawasi perbuatan individu. Akibat selanjutnya dari problem itu adalah timbul rasa
malas dan enggan melakukan ibadah dan ketidakmampuan untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah Swt. Problem individu yang
berkenaan dengan dirinya sendiri misalnya kegagalan bersikap disiplin dan bersahabat
dengan hati nuraninya sendiri, yakni hati nurani yang selalu mengajak, menyeru dan
membimbing kepada kebaikan dan kebenaran Tuhannya. Akibat lanjutnya adalah timbul
sikap was-was, ragu-ragu, prasangka buruk, lemah motivasi, dan tidak mampu bersikap
mandiri dalam melakukan segala hal.
Menurut Surya dan Winkel (1991), aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan
layanan bimbingan pribadi adalah:
1) Kemampuan individu memahami dirinya sendiri.
2) Kemampuan individu mengambil keputusan sendiri.
3) Kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut keadaan batinnya
sendiri, misalnya persoalan-persoalan yang menyangkut hubungannya dengan
Tuhan.
1. Tujuan bimbingan pribadi
Menurut pendapat Prayitno (1997:65) bahwa tujuan layanan bimbingan pribadi
adalah membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Hal
ini sesuia dengan pendapat Dewa Ketut Sukardi (2000:39) menyatakan bahwa layanan
bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta
sehat jasmani dan rohani.
Hibana S Rahman, (2003:41) yang menyatakan bahwa layanan bimbingan pribadi
bertujuan membantu siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadi-nya
sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan
potensi yang dimiliki.
Menurut Syamsu Yusuf & Achmad Juntika Nurihsan (2010: 11) Bimbingan
pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan
individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan
yang mengarah pada pencapain pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan
karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi bisa diarahkan
juga untuk membantu seseorang dalam memahami keadaan dirinya, baik kekurangan
maupun kelebihan atau potensi-potensi yang bisa dikembangkan untuk mencapai kualitas
hidup yang lebih baik dan membantu anak didik agar dapat menguasai tugas-tugas
perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya secara optimal.
2. Fungsi bimbingan pribadi
Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 199) fungsi bimbingan dan konseling
ditinjau dari kegunaan atau manfaat ataupun keuntungankeuntungan yang diperoleh dari
layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang perlu dihasilkan dalam bimbingan dan konseling adalah
pemahaman tentang diri konseli beserta permasalahannya oleh konseli sendiri dan oleh
pihak-pihak yang akan membantu konseli, serta pemahaman tentang lingkungan konseli
oleh konseli.
2) Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah upaya untuk membuat lingkungan menjadi positif,
sehingga tidak menimbulkan kesulitan atau kerugian bagi individu.
3) Fungsi Pengentasan
Upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah dengan
mengeluarkan seseorang dari posisi yang tidak mengenakkan, yang dampaknya dapat
mengganggu perkembangan siswa
4) Fungsi Pemeliharan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada
individu, baik itu pembawaan atau hasil perkembangan. Pemeliharaan yang baik akan
sekedar mempertahankan agar apa yang ada tetap baik, tetapi juga mengembangkan
agar yang ada berkembangan menjadi lebih baik.
5) Ruang lingkup bimbingan pribadi
Menurut Winkel & Sri Hastuti (2006: 118-119) bimbingan pribadi yang diberikan
dijenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi sebagian disalurkan melalui
bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang dilalui oleh siswa remaja
dan mahasiswa, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang
tata cara bergaul yang baik. Termasuk disini apa yang disebut dengan sex
education, yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula corak
pergaulan antara jenis kelamin.
b. Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal keprbadian siswa, misalnya
sifat-sifat yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan
kesehatan.
Sedangkan Rahmansecara lebih rinci menjelaskan ruang lingkup materi bimbingan
pribadi sebagai berikut :
a. Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis yang senantiasa mendekatkan diri
kepada yang khaliq melalui peningkatan kualitas iman dan taqwa. Agama menjadi
kendali utama dalam kehidupan manusia.
b. Pemahaman tentang kemampuan dan potensi diri serta pengembangannya secara
optimal. Setiap manusia memiliki potensi yang luar biasa yang dikembangkan
secara optimal dan hanya sedikit orang yang mau menyadari.
c. Pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki serta penyalurannya. Setiap
orang memiliki bakat dan minat, namun hal itu kurang mendapat perhatian
sehingga penyaluran dan pengembangannya kurang optimal.
d. Pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki serta bagaimana
mengembangkannya. Setiap individu punya kelebihan, hal itu yang harus
dijadikan sebagai fokus.
e. Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan yang dimiliki serta bagaimana
mengatasinya. Memahami kekurangan diri mendorong seseorang untuk
menyempurnakan diri.

C. Layanan Bimbingan Konseling di Bidang Sosial

Bimbingan bidang sosial yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas. Adapun materi bimbingan sosial dapat dirinci yang berkaitan dengan
jenis layanan sebagai berikut :
Materi layanan orientasi dalam bidang sosial, meliputi kegiatan pemberian orientasi
tentang:
1. Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial di sekolah, baik
dengan sesama teman, guru, wali kelas, maupun staf sekolah dan lainnya.
2. Peraturan dan tata tertib memasuki/menggunakan kantor, kelas, perpustakaan,
mushola, laboratorium dan fasilitas sekolah lainnya.
3. Wadah yang ada di sekolah, yang dapat membantu dan meningkatkan serta
mengembangkan hubungan sosial pesertadidik seperti OSIS, pramuka, PMR,
UKS, kesenian.
4. Adanya pelayanan bimbingan sosial bagi para peserta didik.
Layanan informasi dalam bidang bimbingan sosial, meliputi kegiatan pemberian
informasi tentang:
1. Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan pengembangan
hubungan sosial.
2. Tata krama pergaulan dengan teman sebaya (antar remaja) baik disekolah sendiri
maupun disekolah lain, peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan fisik-
sosial, budaya.
3. Cara bertingkah laku, tata krama, sopan santun, dan disiplin disekolah.
4. Suasana dan tata krama kehidupan dalam kekeluargaan, nilai-nilai sosial, agama,
adat istiadat, kebiasaan dan tata krama yang berlaku dilingkungan masyarakat.
5. Keamanan dan ketertiban masyarakat.
6. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dimasyarakat sekitar.
7. Pelaksanaan layanan bimbingan sosial.
Layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang bimbingan sosial, meliputi kegaitan
penempatan dan penyaluran peserta didik pada :
1. Kelompok kegiatan bersama, sehingga peserta didik mampu memberi dan
menerima serta berkomunikasi secara dinamis, kreatif dan produktif (seperti
organisasi kelas).
2. Kegiatan kesiswaan seperti kepengurusan OSIS, kegiatan lapangan, koperasi
siswa, dan polisi lalu lintas sekolah.
Layanan pembelajaran dalam bidang bimbingan sosial meliputi kegiatan pengembangan
pemahaman dan keterampilan untuk memantapkan pada diri peserta didik.
1. Kemapuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat secara logis,
efektif dan produktif.
2. Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (dirumah, sekolah, dan
masyarakat) dengan menjunjung tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai agama,
adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku.
3. Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan dimasyarakat)
4. Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah.
5. Pengenalan dan pengamalan pola hidup sederhana yang sehat dan bergotong
royong.
Layanan konseling perorangan dalam bidang bimbingan sosial meliputi:
1. Kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat secara logis,
efektif dan produktif.
2. Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (dirumah, sekolah dan
masyarakat) dengan menjunjung tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai agama,
adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku.
3. Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan dimasyarakat)
4. Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah.
5. Pengenalan dan pengalaman pola hidup sederhana yang sehat dan bergotong
royong.
Layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan perkembangan sosial meliputi
kegiatan-kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang membahas aspek-aspek
perkembangan sosial peserta didik berkenaan dengan:
1. Kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat secara logis,
efektif dan produktif.
2. Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (dirumah, disekolah, dan
dimasyarakat)
3. Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan dimasyarakat).
4. Pengendalian emosi, penanggulangan konflik dan permasalahan yang timbul di
masyarakat (baik disekolah maupun dimasyarakat)
5. Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan disekolah, dirumah dan
dimasyarakat.
6. Pengenalan, perencanaan dan pengalaman pola hidup sederhana yang sehat dan
bergotong-royong.
Layanan konseling kelompok dalam bidang bimbingan sosial meliputi kegiatan
penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas aspek-aspek perkembangan sosial
peserta didik, yang berkenaan dengan:
1. Kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat secara logis,
efektif dan produktif.
2. Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (dirumah, sekolah dan
masyarakat) dengan menjunjung tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai agama,
adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku.
3. Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan dimasyarakat).
4. Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah.
5. Pengenalan dan pengalaman pola hidup sederhana yang sehat dan bergotong
royong.

D. Layanan Bimbingan Konseling di Bidang Belajar

proses pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi:
a. Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai
hambatan belajar;
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif;
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;
d. Memiliki keterampilan belajar yang efektif;
e. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
f. Memiliki kesiapan menghadapi ujian.

E. Layanan Bimbingan Konseling di Bidang Karir

1. Pengertian bimbingan karier menurut para ahli adalah sebagai berikut:


Menurut Winkel (2005:114)
Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia
kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri
supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat
sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi.
Menurut Marsudi (2003:113)
Bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang
sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu
memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-
kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat
menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya.
Menurut National Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973
Bimbingan karier diartikan sebagai proses membantu dalam memilih pekerjaan,
mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer,
1979: 6).
Menurut Rochman Natawidjaja (1990: 1)
Bimbingan karir adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan
menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar
dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada
akhirnya dapat memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang
tersebut.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier merupakan suatu
proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan
bentuk

2. Tujuan bimbingan karier


Secara umum tujuan bimbingan Karir dan Konseling adalah sebagai berikut;
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi kerja.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.

Sumber : http://aniendriani.blogspot.com/2011/03/tujuan-bimbingan-karir-dan-
konseling.html
fungsi bimbingan karier
Bimbingan karier di sekolah membantu siswa dalam mengenal dan
mengembangkan potensi karier yang dimilikinya. Selain itu bimbingan karier sebagai
satu kesatuan proses bimbingan memiliki manfaat yang dinikmati oleh kliennya dalam
mengarahkan diri dan menciptakan kemandirian dalam memilih karier yang sesuai
dengan kemampuannya.

Fungsi bimbingan karier di sekolah adalah sebagai berikut:


a. Memberikan kemantapan pilihan jurusan kepada siswa, karena penjurusan akan
mempersiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang kelak diinginkan.
b. Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat siap
kerja sesuai dengan keinginannya.
c. Membantu kemandirian bagi siswa yang ingin ataupun harus belajar sambil
bekerja.

F. Layanan Bimbingan Konseling di Bidang Keagamaan

Kehidupan beragama tidak hnya sekedar menampilkan nuansa spiritual dan/ atau
ritual keagamaan dalam kehidupan, melainkan sepenuhnya mendasari aktivitas individu
dalam semua bidang, bahkan sampai menjangku kehidupan di akhirat. Dalam hal ini
sering dipertanyakan, bagaimana posisi kehidupan beragama dalam pelayanan konseling
untuk anak-anak pada tahap perkembangan usia dini dan pendidikan dasar dan
menengah. Untuk itu perlu diketahui bahwa tanggung jawab atas arah dan aktifitas
keagamaan anak pada taraf perkembangan itu berada ditangan, bahkan menjadi hak,
orang tua mereka. Setelah anak menjadi dewasalah kehidupan beragama menjadi hak dan
tanggung jawab individu dewasa.
Pada kedelapan bidang aktivitas kehidupan itulah pelayanan konseling digerakan
oleh konselor. Pelayanan pada bidang yang satu dapat terkait dengan pelayanan pada
bidang-bidang lainnya, namun keterkaitan seperti itu tidak selalu perlu menjadi
penekanan.

G. Layanan Bimbingan Konseling di Bidang Keluarga

Bimbingan keluarga adalah bimbingan yang diberikan individu khusus yang telah
berkeluarga sehingga menjadi pimpinan dalam keluarga yang mampu menciptakan
keharmonisan dan rasa aman bagi tiap-tiap anggota keluarga, dapat menciptakan dan
menyesuaikan diri dengan norma-norma keluarga, serta berperan aktif dalam
menciptakan keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang akan berkeluarga
dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga. Juga
diharapkan dengan bimbingan ini semua anggota keluarga berbagi strategi dan teknik
berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia.

Anda mungkin juga menyukai