Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.

2, Desember 2019
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE
EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
SMAN 1 GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

Sumarni Sahrudin, Wahyudi, Hikmawati*


Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Mataram
*Email: hikmawati@unram.ac.id

DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jpft.v5i2.1171

Abstract - This research aims to determine the effect of inquiry learning model with experimental
methods towards the result of physics learning of students SMAN 1 Gunungsari academic year
2016/2017. This type of research is a quasi experimental research with pretest-postest control group
design. Sampling was done using purposive sampling technique. The results of this research are
learning outcomes in the cognitive domain while for the affective domain, and psychomotor as
supporting data. The instrument used to measure the learning outcomes in the cognitive domain is an
objective test that firstly tested the validity, reliability, differentiation, and degree of difficulty. The
average grade of the experimental class's learning result is 68.06 and the control class is 56.25. The
result of prerequisite analysis test shows that post test data are normal and homogeneous distributed so
that statistic test used is parametric statistic t-test polled varians with t test criterion, and obtained t
count equal to 3,95 and t table equal to 2.00 at 5% significant level. Therefore t count is bigger than t
table then Ho is rejected and Ha accepted, so there is influence of inquiry learning model with
experiment method towards the result of physics learning of students SMAN 1 Gunungsari academic
year 2016/2017.

Keywords: Inquiry learning model; experimental method


PENDAHULUAN bekerja memecahkan masalah agar siswa
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada benar-benar memahami dan dapat
hakikatnya merupakan suatu produk, proses, menerapkan pengetahuannya. Sehingga hal
dan sikap. Sebagai produk, IPA merupakan ini menuntut keaktifan siswa yang lebih
hasil penemuan dari berbagai kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.
penyelidikan atau penelitian yang berupa Keaktifan yang dimaksud adalah upaya
fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan siswa untuk menemukan sendiri pemecahan
teori ataupun model. Sebagai suatu proses, masalah yang mereka hadapi terkait dengan
IPA merupakan proses untuk menemukan, pembelajaran fisika.
mengembangkan dan menguji informasi Fisika merupakan salah satu bagian
ilmiah yang telah diperoleh. IPA sebagai IPA yang memiliki spesifikasi keilmuan
sikap diartikan sebagai proses penemuan, untuk mempelajari berbagai benda-benda di
pengamatan, pengukuran, dan penyelidikan alam dan interaksinya secara fisik, gejala-
ilmiah yang dilakukan memerlukan proses gejala maupun fenomena-fenomena yang
mental dan sikap yang berasal dari suatu terjadi di alam. IPA fisika adalah ilmu
pemikiran ilmiah (Prasetyo et al. 2004). pengetahuan yang menggunakan metode
Salah satu cabang dari IPA yang lahir ilmiah dalam prosesnya. Dengan demikian,
dan berkembang melalui langkah-langkah proses pembelajaran fisika bukan hanya
observasi, perumusan masalah, penyusunan memahami konsep-konsep fisika semata,
hipotesis, pengujian hipotesis melalui atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
eksperimen, penarikan kesimpulan serta merupakan suatu proses dalam penemuan.
penemuan fakta, teori dan konsep adalah Sehingga pemahaman siswa terhadap
fisika. Siswa didorong untuk mengonstruksi hakiakt fisika menjadi utuh, baik sebagai
pengetahuannya di dalam pikirannya dan proses, sikap maupun sebagai produk.
335
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
Pembelajaran fisika yang harus diperhatikan menemukan suatu konsep melalui suatu
adalah bagaimana siswa mendapat percobaan, dan siswa akan aktif belajar dan
pengetahuan, konsep dan teori melalui bekerja bersama dalam kelompoknya.
pengalaman praktis dengan cara Pembelajaran inkuiri dengan metode
melaksanakan observasi atau eksperimen eksperimen diawali dengan guru
secara langsung sehingga dirinya berperan memberikan permasalahan yang berkaitan
sebagai ilmuan (Trianto. 2007). dengan materi yang diajarkan kemudian
Kunci keberhasilan dalam siswa mengajukan hipotesis awal tentang
mempelajari fisika adalah dengan jawaban dari permasalahan tersebut dan
menyenangi fisika. Siswa akan mudah untuk menguji hipotesis awalnya, siswa
memahami konsep-konsep fisika apabila melakukan suatu percobaan sehingga siswa
mereka menemukan contoh-contoh aplikatif mampu mencari dan menemukan sendiri
dan unik yang dapat ditemukan dalam konsep dan jawaban atas persoalan yang
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dihadapinya.
proses pembelajaran di kelas harus Model pembelajaran inkuiri
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Proses merupakan salah satu model pembelajaran
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yang melibatkan siswa untuk mencari,
dapat mengoptimalkan dan memaksimalkan menyelidiki, menemukan, merumuskan dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa. mengumpulkan data serta memecahkan
Selain itu guru diharapkan dapat masalah dengan kemampuan yang dimiliki
mengembangkan model dan metode dalam proses pembelajaran (Abidin, 2014).
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan Menurut Hayati et al. (2017), model
siswa untuk mencapai suatu keberhasilan pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap
proses belajar-mengajar. Keberhasilan yang hasil belajar fisika siswa. Nilai rata-rata tes
dimaksud yakni siswa dapat membangun hasil belajar fisika kelas eksperimen yang
konsep-konsep fisika dengan bahasanya menggunakan model pembelajaran inkuiri
sendiri, mampu menyelesaikan masalah- lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang
masalah fisika yang ia temukan dan pada menggunakan model pembelajaran
akhirnya mampu mengaplikasikannya konvensional.
dalam kehidupan sehari-hari. Metode eksperimen adalah cara
Hasil observasi peneliti, melalui penyajian bahan pelajaran dimana siswa
wawancara dengan guru dan siswa SMAN 1 melakukan percobaan dengan mengalami
Gunungsari menunjukkan permasalahan untuk membuktikan sendiri suatu
dalam pembelajaran fisika. Masalah pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
utamanya berakar pada anggapan siswa Peran guru dalam metode eksperimen ini
tentang fisika sebagai pelajaran yang sulit sangat penting, khususnya berkaitan dengan
dan hanya dipenuhi dengan rumus-rumus ketelitian dan kecermatan sehingga tidak
yang susah dihafal. Selain itu, guru terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam
melakukan pengajaran yang hanya bersifat memaknai kegiatan eksperimen dalam
memberikan informasi kepada siswa kegiatan belajar dan mengajar (Hartono,
(ceramah). 2014). Menurut Sagala (2013), metode
Berdasarkan beberapa persoalan di eksperimen merupakan cara penyajian yang
atas peneliti menawarkan alternatif solusi menuntun siswa melakukan percobaan
pembelajaran yakni menggunakan model dengan mengalami dan membuktikan
pembelajaran inkuiri dengan metode sendiri suatu yang sedang dipelajarinya.
eksperimen, yang dapat melatih siswa Dalam metode eksperimen guru memberi
336
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
kesempatan kepada siswa untuk mencoba siswa SMAN 1 Gunungsari Tahun Ajaran
dan melakukan sendiri dalam membuktikan 2016/2017.
sesuatu yang dipelajarinya, seperti suatu
objek, keadaan, atau proses sesuatu. METODE PENELITIAN
Metode eksperimen merupakan Jenis penelitian ini adalah penelitian
suatu metode mengajar yang memberikan kuasi eksperimen (Sugiyono, 2012). Desain
pengalaman langsung kepada siswa untuk penelitian yang digunakan adalah Pretest-
melakukan suatu percobaan untuk Posttest Control Group Design. Populasi
membuktikan sesuatu yang sedang pada penelitian ini adalah seluruh Siswa
dipelajarinya. Pada proses belajar mengajar Kelas XI IPA SMAN 1 Gunungsari tahun
dengan menggunakan metode eksperimen, ajaran 2016/2017 yang terbagi dalam 4
siswa diberikan kesempatan untuk kelas. Teknik pengambilan sampel yang
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, digunakan pada penelitian ini adalah
mengikuti suatu proses, mengamati suatu purposive sampling sehingga diperoleh
objek, keadaan atau proses suatu yang kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan
berkaitan dengan materi fisika yang kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.
dipelajarinya. Dalam penelitian ini terdapat 3
Hikmawati et al. (2018) menerapkan variabel yaitu variabel bebas berupa model
pembelajaran inkuiri dengan metode dan metode pembelajaran, variabel terikat
eksperimen pembelajaran Fisika di SMAN 1 berupa hasil belajar, dan variabel kontrol
Kediri Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil berupa kemampuan awal siswa dianggap
penerapan pembelajaran inkuiri dengan sama, materi pembelajaran, tujuan
metode eksperimen berada pada kriteria pembelajaran, instrumen tes hasil belajar,
sangat bagus dengan nilai rerata sebesar 14. alokasi waktu pembelajaran dan cara
Wahyuni et al. (2016) juga menerapkan penilaian hasil belajar. Data penelitian ini
model pembelajaran inkuiri dengan metode diperoleh menggunakan metode tes. Tes
eksperimen dalam pembelajaran fisika kelas yang digunakan yaitu tes objektif berupa
XI IPA SMAN 2 Mataram tahun pelajaran pilihan ganda sebanyak 20 soal yang telah
2016/2017. Nilai rata-rata tes hasil belajar dipilih dari hasil uji coba instrumen pada
fisika kelas eksperimen yang menggunakan kelas XII IPA 1 SMAN 1 Gunungsari tahun
model pembelajaran inkuiri dengan metode ajaran 2016/2017 yang dianalisis
eksperimen lebih tinggi dibanding kelas validitasnya, reliabilitas, taraf kesukaran,
kontrol yang menggunakan model dan daya beda soal. Tes dilakukan sesuai
pembelajaran konvensional. Nilai N-gain dengan desain penelitian yaitu dilakukan tes
tertinggi berada pada sub materi sifat awal (pretest) sebelum kegiatan
elastisitas bahan dan terendah pada sub pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
materi susunan pegas. Hal ini terjadi pada kemampuan awal siswa dan postest (tes
kelas eksperimen dan kelas kontrol. akhir) dilakukan setelah mengikuti kegiatan
Meskipun demikian, peningkatan tetap lebih pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
tinggi pada kelas eksperimen yang pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
menggunakan model pembelajaran inkuiri Data hasil pretest dilakukan uji
dengan metode eksperimen. homogenitas menggunakan Uji Varians (Uji
Tujuan penelitian ini adalah untuk F). Sedangkan posttest dilakukan analisis
mengetahui pengaruh penerapan model yang meliputi uji normalitas (Chi Kuadrat),
pembelajaran inkuiri dengan metode homogenitas (Uji F), uji hipotesis (t-tes
eksperimen terhadap hasil belajar fisika polled varians), dan uji N-gain. Uji
337
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
normalitas digunakan untuk mengetahui Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Pretest pada
normalitas data guna menentukan uji Kedua Kelas Sampel
Data Hasil Belajar Fisika
statistik dalam uji hipotesis. Uji Siswa
Komponen
homogenitas untuk uji lanjut statistik Kelas Kelas
parametrik yang digunakan jika data Eksperimen Kontrol
Jumlah siswa 31 28
terdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan
Nilai tertinggi 50 50
untuk mengetahui pengaruh model Nilai terendah 20 15
pembelajaran inkuiri dengan metode Rata-rata 35 35,53
eksperimen terhadap hasil belajar fisika Standar Deviasi
7,95 9,79
(SD)
siswa. Uji N-gain dilakukan untuk
Uji
membandingkan peningkatan hasil tes awal Homogen
Homogenitas
dan tes akhir.
Hasil belajar merupakan tingkat Dari hasil analisis data pretest
penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai dengan menggunakan uji homogenitas
oleh siswa dalam mengikuti program belajar menunjukkan bahwa kemampuan awal
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol
yang ditetapkan (Djamarah & Zain, 2013). sama karena menunjukkan hasil yang
Hasil belajar mencakup kognitif, homogen.
psikomotor, dan afektif. Hasil belajar
kognitif meliputi kemampuan menghafal, Tabel 2. Rekapitulasi Data Hasil Postest pada
memahami, mengaplikasi, menganalisis, Kedua Kelas Sampel
Data Hasil Belajar Siswa
mensintesis, dan mengevaluasi. Hasil belajar Komponen Kelas
psikomotorik mencakup imitasi, manipulasi, Kelas Eksperimen
Kontrol
presisi, artikulasi dan naturalisasi. Hasil Jumlah siswa 31 28
belajar afektif berhubungan dengan sikap Nilai tertinggi 90 85
dan nilai (Arikunto, 2009 & Jufri, 2010). Nilai terendah 45 40
Rata-rata 68,06 56,25
Standar
11,37 11,59
HASIL DAN PEMBAHASAN Deviasi (SD)
Hasil penelitian berupa deskripsi Uji
Homogen
Homogenitas
data hasil pretest dan posttest dengan Uji Normalitas Normal
menggunakan uji homogenitas, uji Uji Hipotesis thitung > ttabel , H0 ditolak dan
normalitas, uji hipotesis (uji-t polled Ha diterima
varians) dan uji N-gain. Adapun hasil peningkatan pada kelas
Uji N-gain eksperimen > dari pada kelas
rekapitulasi data pretest pada kelas kontrol
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
pada Tabel 1. Dari data hasil penelitian Setelah dilakukan pretest, kedua
menunjukkan nilai rata-rata pretest pada kelas sampel diberikan perlakuan. Kelas
kelas eksperimen yang berjumlah 31 siswa eksperimen menerapkan model
adalah 35 dengan nilai tertinggi 50 dan nilai pembelajaran inkuiri dengan metode
terendah 20 sedangkan pada kelas kontrol eksperimen sedangkan kelas kontrol
yang berjumlah 28 siswa mendapatkan nilai menerapkan pembelajaran konvensional.
rata-rata 35,53 dengan nilai tertinggi 50 dan Kemudian dilakukan posttest untuk
nilai terendah 15. mengetahui pengaruh dari perlakuan yang
diberikan. Berikut rekapitulasi data hasil
posttest dari kedua kelas sampel dapat

338
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, dengan menggunakan langkah-langkah
terlihat nilai rata-rata pada kelas eksperimen tertentu menuju suatu kesimpulan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas meyakinkan karena didukung oleh data atau
kontrol. Dari data hasil posttest nilai rata- kenyataan.
rata yang didapatkan oleh siswa kelas Langkah-langkah model inkuiri
eksperimen adalah 68,06 dengan jumlah dengan metode eksperimen yang digunakan
siswa sebanyak 31 dan nilai rata-rata pada dalam penelitian ini yaitu menetapkan
kelas kontrol adalah 56,25 dengan 28 siswa. masalah, merumuskan hipotesis,
Penentuan uji hipotesis pada melaksanakan eksperimen, mengolah dan
penelitian ini berdasarkan hasil uji menganalisis data, menguji hipotesis,
homogenitas dan uji normalitas data hasil membuat kesimpulan umum. Model
posttest dari kedua sampel yaitu kelas pembelajaran inkuiri dengan metode
eksperimen dan kelas kontrol serta eksperimen ialah model pembelajaran yang
banyaknya siswa yang mengikuti posttest menuntut siswa untuk aktif dalam
pada masing-masing kelas. Setelah menemukan kebenaran akan konsep-konsep
dilakukannya uji homogenitas dan uji yang dipelajarinya melalui suatu kegiatan
normalitas dari kedua kelas terlihat bahwa eksperimen. Selain itu, model ini juga
kedua kelas tersebut homogen dan memberikan rasa penasaran bagi para siswa
terdistribusi normal serta jumlah siswa yang untuk mencoba mencari tahu mengenai
mengikuti posttest pada masing-masing konsep-konsep fisika yang selama ini hanya
kelas berbeda yaitu pada kelas eksperimen mereka peroleh dari guru serta buku-buku
sebanyak 31 siswa dan pada kelas kontrol pelajaran. Siswa dituntut untuk aktif dalam
sebanyak 28 siswa. Karena itu uji hipotesis kegiatan pembelajaran, dimana mereka
menggunakan uji statistik parametik berupa harus melakukan percobaan. Hal tersebut
uji-t polled varian. tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi
Dari analisis data dengan uji siswa yang selama ini jarang melakukan
hipotesis, didapatkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu praktikum IPA, khususnya praktikum fisika.
3,95 > 2,00 pada taraf signifikan 5%, Hasil dalam penelitian ini juga
sehingga disimpulkan model pembelajaran semakin menguatkan teori bahwa melalui
inkuiri dengan metode eksperimen pembelajaran inkuiri dengan metode
berpengaruh terhadap hasil belajar Fisika eksperimen siswa tidak hanya memahami
siswa SMAN 1 Gunungsari Tahun Ajaran konsep yang relevan dengan masalah yang
2016/2017. menjadi pusat perhatian, tetapi juag
Kelas eksperimen yang menerapkan memperoleh pengalaman belajar yang
model pembelajaran inkuiri dengan metode berhubungan dengan keterampilan
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan menerapkan metode ilmiah. Selain itu
kelas kontrol yang menerapkan penggunaan metode eksperimen dalam
pembelajaran konvensional. Hal tersebut proses pemecahan masalah dalam
disebabkan karena siswa pada kelas pembelajaran inkuiri memberikan
eksperimen dapat menemukan sendiri kesempatan kepada siswa untuk mencari dan
konsep yang dipelajarinya, sehingga lebih menemukan sendiri berbagai jawaban atas
mudah memahami dan mengingatnya. persoalan-persoalan yang dihadapinya
Proses pembelajaran dengan inkuiri, siswa dengan mengadakan percobaan sendiri
dapat mencari sendiri pemecahan masalah melalui cara berpikir yang ilmiah.
dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah Keterampilan menerapkan metode ilmiah
inilah yang menuntun siswa melatih
339
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
keterampilan dalam proses Kelas X MIA SMAN 1 Lingsar
pembelajarannya, sedangkan pada kelas Lombok Barat Tahun Pelajaran
kontrol yang menerapkan pembelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Fisika
dan Teknologi, 3 (1), 48-54.
konvensional kebanyakan siswa tidak aktif
dalam mengikuti pembelajaran, siswa sibuk Hartono, R. 2014. Ragam Model
sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan Pembelajaran yang Mudah Diterima
Murid. Yogyakarta: DIVA Press.
guru. Akibatnya hasil belajar pada kelas
kontrol lebih rendah dibandingkan dengan Hikmawati, Kusmiyati, Sutrio, Kurniawan,
kelas eksperimen. Penelitian Azmi et al. E, Sakdiyah, H. 2018. Implementasi
Metode Real Experiments Dan Virtual
(2016) menunjukkan adanya pengaruh
Experiments Pada Pembelajaran
metode eksperimen terhadap hasil belajar Fisika Di SMAN 1 Kediri. Jurnal
fisika siswa kelas X. Penelitian Septiana et Pendidikan Fisika dan Teknologi, 4
al. (2018) menyimpulkan bahwa (2), 185-191.
pembelajaran berbasis eksperimen Jufri, A. W. 2010. Belajar dan pembelajaran
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir sains. Lombok Barat: Arga Puji Press.
kritis fisika siswa kelas XI.
Prasetyo, Z. K., Wahyana, Mundilarto,
Subiakto, Abdul Aziz Abdullah,
PENUTUP Kartoyo, Jumadi, Warsono,
Berdasarkan hasil penelitian dapat Suparwoto. 2004. Materi Pokok
disimpulkan bahwa penerapan model Kapita Selekta Pembelajaran Fisika.
pembelajaran inkuiri dengan metode Jakarta: Universitas Terbuka.
eksperimen berpengaruh terhadap hasil Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna
belajar fisika siswa SMAN 1 Gunungsari Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Tahun Ajaran 2016/2017. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
REFERENSI Bandung: Alfabeta.
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Septiana, I. S., Harjono, A., Hikmawati.
Pembelajaran dalam Konteks 2018. Pengaruh Model Learning Cycle
Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika 5e Berbasis Eksperimen Terhadap
Aditama. Kemampuan Berpikir Kritis Fisika
Peserta Didik Kelas XI SMAN 1
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penilaian. Gerung. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Jakarta: Rineka Cipta. Teknologi, 4 (1), 7-15.
Azmi, M. K., Rahayu, S., Hikmawati. 2016. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
Pengaruh Model Problem Based Inovatif dan Berorientasi
Learning dengan Metode Eksperimen Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
dan Diskusi Terhadap Hasil Belajar Pustaka.
Fisika Ditinjau dari Sikap Ilmiah
Siswa Kelas X MIPA SMA N 1 Wahyuni, R. Hikmawati, Taufik, M. 2016.
Mataram. Jurnal Pendidikan Fisika Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
dan Teknologi, 2 (2), 86-94. Terbimbing dengan Metode
Eksperimen terhadap Hasil Belajar
Djamarah. S. B, & Zain A. 2013. Strategi Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 2
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka. Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hayati, S. N., Hikmawati, Wahyudi 2017. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Teknologi, 2 (4), 164-169.
dengan Menggunakan Media Simulasi
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

340

Anda mungkin juga menyukai