Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


“Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayan Kebidanan ”

Dosen Pembimbing :
Rizky Dwiyanti Y. S.Psi., SST., M.KM

Disusun Oleh:
1. Anis Tiani ( 15.401.19.012 )
2. Zubaidatul Fitriyah ( 15.401.19.011 )

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI DIII KEBIDANAN

KRIKILAN GLENMORE BANYUWANGI

2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan tuhan yang maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip Etika dan Moralitas dalam
Pelayan Kebidanan” tepat pada waktunya.
1. Ka prodi ibu Rizky Dwiyanti Y, S,Psi., S.ST., M.KM
2. Dosen mata kuliah Rizky Dwiyanti Y, S,Psi., S.ST., M.KM
3. Teman-teman tingkat dua kebidanan AKADEMI KESEHATAN
RUSTIDA

Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas tentang mampu mendiskripsikan
kebutuhan dasar pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. Kami mengucapkan
terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Krikilan, 16 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................
A. Prinsip Etika dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
1). Pengertian (Etika,Etiket,Moral,Hukum) ................................................................
2). Sistematika Etika....................................................................................................
a) Etika Umum...................................................................................................
b) Etika Sosial (etika profesi) ............................................................................
3). Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidnan......................................
4). Sumber Etika.........................................................................................................
5). Hak, Kewajiban, Tanggung Jawab.......................................................................
6). Kode Etik Profesi Bidan.......................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama di berbagai
tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari
berbagai dimensi.
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang semedikian cepat dalam
segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula
terhadap meningkatnya tuntunan masyarakat akan mutuh pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi provisi
kebidanan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan
yang berkualitas. Kulaitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan
komitmen yang kuat dengan basis pada etika dan moral yang sangat tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap bidan akan tercemin
dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang
diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman
yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapanya menjadi baian yang
sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan kebidanan dimana
nilai-nilai pesan selalu menjadi pertimbangan dan di hormati.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulisan mencoba merumuskan dan
membahas permasalahan dengan judul : Prinsip etika dan moralitas dalam
pelayanan kebidanan.
C. Tujuan
Agar mahasiswa mampu memahami prinsip dan kode etika provisi bidan
dalam pelayanan kebidanan.

a.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Prinsip etika dan moralitas dalam pelayan kebidanan


1. Pengertian ( etika,etiket,moral,hukum)
a. Pengertian Etika
Menurut K. Berten,kata ” etika “ berasal dari bahasa yunani
kuno, yakni ethos ( bentuk kata tunggal ) atau ta edha ( bentuk kata
jamak ) . Ethos berarti tempat tinggal, padang rumput, kandang,
kebiasaan atau adat, akhak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir.
Sedangkan kata ta edha berarti adat kebiasaan. Namun, secara umum
etika dimengerti sebagai ilmu apa yang bisa kita lakukan.
Dalam kamus umum bahasa 5555555indonesia (W.J.S
poerwandaminto 2002) merupakan ilmu pengetahuan tentang asal asas
ahlak (moral). Pengertian lain lagi mengenai etika dari
Prof.DR.FRANZ Makniz Suseno. Yang memberi pengertian bahwa
etika adalah ilmu yang mencari orientasi (ilmu yang member arah dan
pijakan pada tindakan manusia). Apabila manusia memiliki orientasi
yang jelas, ia tidak akan hidup dengan sembarang cara atau mengikuti
berbagai pihak tetapi ia sanggup menentukan nasibnya sendiri. Dengan
demikian, etikat dapat membantu manusia untuk bertanggung jawab
atas kehidupannya
Berdasarkan pengertian tadi, dapat dirumuskan pengertian etika
menjadi tiga, pertama etika merupakan sistem nilai, yakni nilai nilai
atau norma norma moral yang menjadi pegangan
(landasan,alasan,orientasi hidup) seorang atau kelompok orang dalam
mengatur tingkah lakunya. Kedua etika kumpulan asas asas ahlak
(moral) atau semacam kode etik. Ketiga, etika merupakan ilmu tentang
apa yang baik dan yang buruk. Hal ini terjadi apabila nilai nilai,norma
moral,asas ahlak (moral),atau kode etik yang terdapat dalam kehidupan
suatu masyarakat menjadi bahan refleksi (pemikiran) secara
menyeluruh (holisti) ,sistematis,dan metodis.
Etika merupakan pemikiran kritis tentang berbagai ajaran dan
pandangan moral. Etika sering disebut filsafat moral, karena
berhubungan adat istiadat, norma, dan nilai menjadi pegangan dalam
suatu kelompok atau seorang untuk menghajar tingkah laku.
1) Jenis jenis etika
Dalam membahas etika sebagai ilmu yang
menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau epis,
yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mors).
Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan
menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam
rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi
dengan pihak lainnya, antara rohani dengan jasmania,
dan anatara sebagai mahluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Termasuk didlamnya membahas nilai atau
norma yang dikaitkan dengan etika, terhadap dua jenis
etika (keraf; 1991;23), sebagai berikut;
a) Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional
tentang sikap da perilaku manusia, serta apa yang
dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif
tersebut berbicara mengenai fakta secara apa
adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku
manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas yang membudaya. Dapat
disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nialai atau tanpa nilai dalam suatu
masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi
tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak
secara etis.

b) Etika Normatif
Etika yang menetakan berbagai sikap dan
perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh
manusia atai apa yang seharusnya dijalankan
oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai
hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma
yang dapat menuntun agar manusia bertindak
secara baik dan menghindarakan hal yang buruk,
sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati
dan berlaku di masyarakat.
b. Pengertian Etiket
Dua istilah, yaitu etika dan etiket dalam kehidupan sehari hari
kadang diartikan sama, dipergunakan silih berganti. Kedua istilah
tersebut memang hampir sama pengertianya. Tetapi tidak sama dalam
hal. Berat penerapan atau pelaksanaanya, yan satu lebih luas daripada
yang lain.
Istilah etiket berasal dari kata prancis etikuette,yang berarti
kartu undangan,yang lazim dipakai oleh raja prancis apabila
mengadakan pesta. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau
disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus
dipatuhi,seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk,cara
bersalaman,cara berbicara dan cara bertamu dengan serta perilaku yang
penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi. Sehinggah
dewasa ini istilah etiket lebih menitik beratkan pada cara berbicara yang
sopan,cara berpakaian,cara menerima tamu dirumah maupun dikantor
dan sopan santun lainya. Jadi, etiket adalah aturan sopan santun dalam
pergaulan.
Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian
yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan
antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket
adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu
dan menjadi normal serta panutan dalam bertingkah laku sebagai
anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
K.Bertens dalam bukunya yang berjudul “ Etika” (2000)
memberikan empat macam etiket, yaitu :
1) Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan
harus dilakukan manusia. Contoh : ketika saya
menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus
menyerahkannya dengan menggunakan tangan
kanan. Jika saya menyerahkanya dengan tangan kiri,
maka saya dianggap melanggar etiket.
2) Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak
seorang diri (ada orang lain disekitar kita). Bila tidak
ada orang lain disekitar kita atau tidak ada saksi
mata, maka etiket tidak berlaku. Contoh : saya
sedang makan bersama teman sambil meletakan kaki
saya diatas meja makan, maka saya dianggap
melanggar etiket. Tetapi kalau saya sedang makan
sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak
melanggar etiket jika saya makan dengan cara
demikian.
3) Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan
dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan
dalam kebudayaan lain. Contoh : makan dengan
tangan atau bersendawa waktu makan.
4) Etiket memanjang manusia dari segi lahiriah saja.
Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat
munafik. Contoh : bisa saja orang tampil sebagai
“manusia berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan
halus, tapi didalam penuh kebusukan.
Etiket juga merupakan aturan konvensional melalui tingkah laku
individual dalam masyarat beradab, merupakan tata cara formal atau
tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antar pribadi, sesuai dengan
status sosial masing masing individu. Etiket di dukung oleh berbagai
macam nilai antara lain :
a) Nilai-nilai kepentingan umum
b) Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan dan kebaikan
c) Nilai-nilai kesejahteraan
d) Nilain-nilain kesopanan, harga menghargai
e) Nilai diskresi (discretion; pertimbangan) penuh piker. Mampu
membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan
atau tidak dirahasiakan.
c. Pengertian Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa latin,
bentuk jamaknya mores, yamg artinya adalah tat cara atau adat istiadat,
dalam kamus besar bahasa indonesia (1989:592), moral diartikan
sebagai ahlak, budi pekerti, ata susila. Secara terminologis, terdapat
berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi subtantif
materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda.
Widjaja (1985:154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik
mengemukapan pengertian ahlak, sebagai padanan kata moral, sebagai
peragai (watak,tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan
merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara
mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan
sebelumnya. Sementara itu Wila Huky sebagai mana dikutip oleh
Bambang Daeroso (1986:22) merumuskan pengertian moral secara
lebih konper hensif rumusan formalnya sebagai berikut :
1) Moral sebagai perangkat ide tentang tingkah laku hidup,
dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok
manusia didalam lingkungan tertentu.
2) Moral adalah tentang laku hidup yang baik berdasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu
3) Moral sebagai tingkah laku hidup manusia yang mendasarkan
pada kesadaran bahwa ia terkait oleh keharusan untuk
mencapai yang lebih sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku dalam lingkunganya.
d. Pengertian Hukum
Hukum banyak sekali seginya dan luas sekali cakupanya karena
hukum mengatur semua bidang kehidupan masyarakat, tidak hanaya
masyarakat satu bangsa tetapi juga masyarakat dunia yang selalu
mengalami perkembangan dan perubahan terus menerus.
Perkembangan sejarah kehidupan umat manusia senantiasa
menyebabkan terjadinya perubuhan tentang apa yang dimaksud dengan
hukum dari masa kemasa, sebelum manusia mengenal undang-undang
hukm indentik dengan kebiasaan tradisi yang menjadi pedoman dalam
kehidupan.
Hukum dapat didefinisikan menurut para pakarnya
1) Ceorg frenzel yang berpaham sosiologi, hukum hanya
merupakan suatu rechtgewohnheiten
2) Holmes yang berpaham realis, hukum adalah apa yang di
ramalkan akan diputuskan oleh pengadilan
3) Paul bohannan yang berpaham antropologis, hukum
merupakan himpunan kewajiban yang telah dilembagakan
dalam pranata hukum
2. Sistematika etika
Sebagai suatu ilmu maka etika terdiri atas berbagai macam jenis dan
ragamnya antara lain:
a. Etika deskriptif, yang memberikanngambaran dan ilustrasi tentang
tingkah laku manusia di tinjaudari nilai baik dan buruk serta hal mana
yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh
masyarakat.
b. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan
manusia yang biasanya dikelompokkan menjadi;
1) Etika umum; yang membahas hal yang behubungan dengan
kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil
kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
2) Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika
terapan.
a) Etika sosial menekankan tanggung jawab sosial dan
hubungan antar sesama manusia dalam aktivitasnya
b) Etika individu lebih menekan kepada kewajiban-
kewajiban manusia sebagai pribadi
c) Etika terapan adalah etika yang di terapkan pada profesi.
Pada tahun 2001 ditetapkan oleh MPR-RI dengan ketetapan MPR-RI
No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Bangsa. Etika kehidupan
bangsa bersumber pada agama yang universal dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa yaitu Pancasila. Etika kehidupan berbangsa antara lain
meliputi; Etika Sosial Budaya, Etika Politik dan Pemerintahan, Etika
Ekonomi dan Bisnis, Etika pengakkan Hukum yang Berkeadilan, Etika
Kkeilmuan, Etika Lingkungan, Etika Kedokteran dan Etika Kebidanan.
3. Fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
a. Menjaga atau otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
b. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah
tindakan yang merugian atau membahayakan orang lain
c. Menjaga privasi setiap individu
d. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai porsinya
e. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima
dan apa alasanya
f. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam
menganalisis suatu masalah
g. Menghasilkan tindakan yang benar
h. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
i. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku atau perilaku manusia
antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku
pada umumnya
j. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
k. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
l. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
m. Mengatur tata cara pergaulan baik didalam tata tertib masyarakat
maupun tata cara didalam organisasi profesi
n. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas
profesinya yang biasa disebut kode etik profesi
4. Sumber etika
a. Act Utilitarian : semakin besar manfaat yang diperoleh, semakin besar
pula kemungkinan suatu tindakan dianggap benar
b. Rule Utilitarian : suatu tindakan dianggap benar jika sesuai dengan
peraturan yang benar. Peraturan disebut benar jika isinya dapat
memaksimalkan manfaat
c. Deontology : paham deontology berkeyakinan bahwa sesuatu yang baik
berakar dari keberhasilan manusia mengerjakan tugas atau
kewajibannya. Paham Deontology biasanya merupakan dorongan hati
individu terjadi saat membela Negara atau membela keluarganya.
d. Intuitionistic Pluralism : paham ini tidak memiliki prinsip utama yang
harus dilakukan manusia :
1) Kewajiban kebenaran, kepatuhan, menjaga rahasia, setia dan
tidak berbohong.
2) Berdherma, murah hati, membantu orang lain.
3) Tidak merugikan orang lain.
4) Menjunjung tinggi keadilan.
5) Wajib memperbaiki kesalahan yang ada.
6) Bersyukur, membalas budi.
7) Mengembangkan kemampuan diri.
5. Hak, kewajiban, tanggung jawab
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial
seharti hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang
diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan
bidan mempunyai kewajiban atau keharusan untuk pasien, jadi hak adalah
sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedangkan kewajiban adalah suatu yang
diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan
dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
a. Hak pasien
Hak pasien adalah hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien
atau klien
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayan
kesehatan
2) Pasien berhak atas pelayan yang manusiawi, adil dan jujur
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanana sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi
4) Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai
dengan keinginannya
5) Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan
6) Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga
selama proses persalinan berlangsung
7) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginan nya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
di rumah sakit
8) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas
menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur
tangan dari pihak lain
9) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang
terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap
penyakit yang di deritanya sepengetahuan dokter yang merawat
10) Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit
yang di derita termasuk data data medisnya
11) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi;
a) Penyakit yang diderita
b) Tindakan dan kebidanan yang dilakukan alternatif terapi
lainnya
c) Prognosisnya
d) Perkiraan biaya pengobatan
12) Pasien berhak menyetujui atau memberikan ijin atas tindakan
yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit
yang dideritanya
13) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan
terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan
atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi
yang jelas tentang penyakitnya
14) Pasien berhak di dampingi keluarganya dalam keadaan kritis
15) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau
kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu
pasien lainya
16) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit
17) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual
18) Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya
kasus mal praktek
b. Kewajiban pasien
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit tau institusi pelayanan
kesehatan
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala intruksi dokter,
bidan, perawat yang merawatnya
3) Pasien tau penanggung berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan, dokter, bidan, dan perawat
4) Pasien tau penanggung berkewajiban memenuhi hal hal yang
selalu disepakati atau perjanjian yang telah dibuat
c. Hak bidan
1) Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
2) Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat jenjang pelayanan kesehatan
3) Bidan berhak menolak keinginan pasien atau klien dan keluarga
yang bertantangan dengan peraturan perundangan dan kode etik
profesi
4) Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama bainya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain
5) Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pedidikan maupun pelatihan
6) Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
jenjang karir dan jabatan yang sesuai
7) Bidan behak mendap kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai
d. Kewajiban bidan
1) Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit
bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja
2) Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesinya dengan menghormati hak hak pasien
3) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter
yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan
kebutuhan pasien
4) Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk
didampingi suami atau keluarga
5) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalakan ibadah sesuai dengan keyakinannya
6) Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
tentang seorang pasien
7) Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang
tindakan yang akan dilakukan
8) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent)
atas tindakan yang akan dilakukan
9) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang
diberikan
10) Bidan jawib mengikuti perkembangan IPTEK dengan
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal
atau non formal
6. Kode etik provisi bidan
Kode etik profisi bidan merupakan suatu ciri profisi bidan yang
bersumber daei nilai-nilai internal dan ekternal suatu di siplin ilmu dan
merupakan pernyataan komperhenshif profesi bidan yang memberikan
tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik profesi bidan hanya ditetapkan oleh organisasi profesi, Ikatan
Bidan Indonesia (IBI). Penetapan harus dalam Kongres IBU. Kode etik profesi
bidan akan mempunyai garuh dalam penegakkan disiplin dikalangan profesi
bidan.
Kode etik bidan indonesia tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres
Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan petunjuk
pelaksanaaan disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rekernas) IBI tahun 1991,
kode etik bidan indonesia terdiri atas 7 bab, yang dibedakan atas tuju bagian;
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, mengahayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan
tugas pengabdiannya,
2) Setiap bidan dlam menjalan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaanyang utuh dan
memelihara citra bidan
3) Setiap bidan dalam menjalankan senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
4) Setiap bidan menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimiliki
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanana paripurna
terhadap klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya
termasuk keputusan mengadakan konsultasi atau rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
dapat dan atau di percayakan kepadanya, kecuali bila di
minta oleh pengadilan atau dipadukan sehubungan
kepentingan klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2
butir)
1) Setiap bidan harus menjalani hubungan dengan teman
sejawat untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
1) Setiap bidan harus menjaganama baik dan menjunjung
tinggi citra profesinya dengan menmpilkan kepribadian
yang tinggi dan memberi pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pebgetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenis yang
dapatmeningkatkanmute dan citra profesinya
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
1) Setiap bidan harus memeliharakesehatannya agar dapat
melaksanakan tugasprofesinya dengan baik
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketempilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2
butir)
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/ KB dan
kesehatan keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
g. Penutup (1 butir)
1) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya seharai-hari
senantiasa menghayati dan mengamalkan kode etik bidan
indonesia
Menurut standar profesi bidan 2007, terdapat bebera pada bagian 5,
yaitu kewajiban bidan terhadap diri sendiri (dari 2 butir menjadi 3
butir).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan
kebidanan kami menyimpulkan bahwa pentingnya etika dan kode etik yang
mengatur perilaku bidan dalam melaksanakan praktek dan seluruh aspek
pengabdian profesinya sesuai rambu-rambu yang ditetapkan oleh profesi dalam
kode etiknya. Karena itu merupakan salah satu ciri dari satu profesi yang
menjalankan pengabdian profesinya secara profesional maka dari itu ikatan
bidan indonesia telah menyusun etika dan kode etik kebinanan.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan diatas , maka penulis ingin memberikan saran-
saran yang diharapkan bisa dijadikan bahan masukan untuk lebih
mengembangkan pendidikan dalam masyarakat .
DAFTAR PUSAKA
Https://id.scribd.com
Https://fik.umpo.ac.id

Anda mungkin juga menyukai