Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsure kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalamPancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Terutama yang terdapat
padaPasal 28 H ayat 1, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa, untuk itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan
secara menyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat, mandiri dan berkeadilan.

Di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 2 dan 3
dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan
perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan dan penghormatan terhadap hak dan
kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif serta norma-norma agama. Selain itu di
dalam pasal 5 ayat (2) bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

Kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang bertujuan


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara
Indonesia.Salah satu upaya pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah melaksanakan
pelayanan kesehatan melalui Puskesmas. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat telah berkiprah sejak tahun 1970, dan telah memberikontribusi yang
besar pada pembangunan kesehatan di Indonesia.

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang


bertanggungjawab terhadap pemangunan kesehatan di wilyah kerjanya, Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal, dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan

1
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
Sejalan dengan perkembangan global dan nasional, terdapat kebijakan pemerintah yang mendasar
yaitu otonomi daerah, hal ini member perubahan yang mendasar pula pada sistim pelayanan
kesehatan di Kabupaten/kota. Di era otonomi terjadi perbedaan kemampuan pemerintah
kabupaten/ kota dalam halpelayanan kesehatan dasar, yang menyebabkan banyaknya variasi
kemampuan pelayanan kesehatan di Puskesmas.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat perkembangan fungsi Puskesmas dalam
upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Batu Tangga
Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hasil kegiatan yang telah di capai Tahun 2018.
b. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan usaha kegiatan dan
pengembangan Puskesmas.
c. Menjadai bahan dalam rangka penyesuaian Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
dimasa yang akan datang.

C. VISI, MISI DAN MOTO PUSKESMAS.


1. Visi
Visi puskesmas Batu Tangga, adalah “mewujudkan puskesmas batutangga menjadi pusat
pelayann yang bermutu dan dapat di jangkau oleh seluruh masyarakat”.
2. Misi
Misi Puskesmas Batu Tangga adalah
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia dengan mengikuti
pelatihan,seminar,menuju profisionalisme.

Menigkatkan daya saing dengan pelayanan kesehatan di sekitar.

2
Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan kesehatan pada
masyarakat.

Menggalang kemitraan dengan masyarakat melalui lintas sektor yang berhubungan


dengan kesehatan

D. KONSEP DASAR PUSKESMAS


1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas Adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.
2. Unit Pelayanan Teknis (UPT)
Sebagai Unit Pelaksana Teknis dinas kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas
kesehatan Kabupaten dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
3. Pembangunan Kesehatan
Pembanguna kesehatan adalah penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

4. Pertanggungjawaban
Penanggungjawab utama penyelenggara seluruh upaya pembangunan sesehatan di
wilayah kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Kabupaten
Hulu Sungai Tengah, sedang Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah
5. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila
di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja
dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa, atau

3
RT). Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

E. FUNGSI PUSKESMAS
1. Pusat Pergerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat kesehatan strata pertama, yaitu :
a. Pelayanan kesehatan perorangan yaitu pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods). Termasuk dalam pelayanan ini adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat yaitu pelayanan yang bersifat publik (public goods).
Dimana termasuk dalam pelayanan ini adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
KB, kesehatan jiwa masyarakat dan berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
F. UPAYA DAN AZAS PENYELENGGARAAN
Upaya untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau
dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) maupun Sistem Kesehatan Kabupaten (HST)
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan
menjadi dua, yaitu :
1. Upaya Kesehatan wajib
Upaya kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:
a. Upaya Kesehatan Promosi
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan

4
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari
daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada, yang meliputi :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
d. Upaya Kesehatan Jiwa
e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
f. Upaya Kesehatan Laboratorium

5
BAB I

DATA DASAR
A. KONDISI GEOGRAFI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Batu Tangga adalah :
1. Luas Wilayah
Secara geografis Puskesmas Batu Tangga terletak di kecamatan Batang Alai Timur
kabupaten Hulu Sungai Tengah yang memiliki luas wilayah 98,1 km 2 dari 241,91 km2
luas seluruh wilayah kecamatan yang ada di kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan batas
wilayah :
- Sebelah Utara : Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan ( Kab. Balangan )
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Puskesmas Tandilang Kec. BAT
- Sebelah Barat : Kecamatan Batang Alai Selatan
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Pulau Laut ( Kab. Kota Baru )
2. Administrasi Wilayah
Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas Batu Tangga terdiri dari 5 desa dan ( 8 )
kelurahan dengan kondisi daerah nya (20%) dataran rendah, (80%) daerah pegunungan,
dan suhu udara berkisar ( 25 oC) - (34 oC).
B. DATA DEMOGRAFI
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Batu Tangga tahun 2018 adalah 4726 Jiwa
dengan perincian berdasarkan wilayah kerja Puskesmas sebagai berikut :

Distribusi Jumlah Penduduk menurut desa/kelurahan dan jenis kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Batu Tangga tahun 2018
No Desa/ Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah
Laki-Laki Perempuan (Jiwa)
(Jiwa) (Jiwa)
1. Batu Tangga 896 835 1.731
2. Nateh 561 521 1082
3. Pembakulan 251 219 434

6
4. Muara Hungi 234 239 473
5 Datar Batung 219 214 433
Total 2.161 jiwa 2.028 jiwa 4.189 jiwa

a. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Batu Tangga cukup bevariasi,
sebagian besar adalah Petani ( buruh sadap ) dan bercocok tanam padi ( 90 % ),
sisanya sekitar 10% dalah pedagang, pegawai Negeri dan buruh.

b. Sarana Ekonomi/Transportasi/Komunikasi
Transportasi dan sarana fisik untuk desa biasa dan desa terpencil dapat dicapai dengan
kendaraan roda dua dan roda empat, untuk kriteria sangat terpencil dapat dicapai
sebagian dengan roda dua dan dengan jalan kaki.

NO NAMA DESA JARAK (Km) Waktu Tempuh


1. Batu Tangga 0 0
2. Nateh 3 15mnt naik roda 2
3. Pembakulan 5 30mnt naik roda 2
Apari 7 1 jam naik roda 2
Pitanakan 8 1 jam naik roda 2
Linau 8 1 jam naik roda 2
Banyu Panas 6 1 jam naik roda 2
4. Muara Hungi 10 1,5 jam naik roda 2
Maliringan 15 2 jam naik roda 2
Muara Indan 13 2,5 jam naik roda 2
Muara Pata 20 2 jam naik roda 2+ 5 jam jalan kaki
5. Datar Batung 73 3 jam naik roda 2
Gagala 65 2,5 jam naik roda 2
Mindai 15 2 jam naik roda 2
Pacung 20 2 jam naik roda 2+ 3 jam jalan kaki

7
Untuk komunikasi terdapat sinyal telekomunikasi hanya di Desa Batu Tangga dengan
operator tertentu, sedangkan wilayah lainnya belum ada sinyal telekomunikasi.
c. Pendidikan
Jumlah sarana sekolah Taman kanak-kanak adalah 2 buah, Sekolah Dasar 8 buah, Sekolah
menengah Pertama 4 buah, Sekolah Menengah Atas 2 buah, Universitas negeri dan swasta
tidak ada, serta pesantren sebanyak 1 buah.
d. Sarana Kesehatan
Berikut merupakan sarana fisik kesehatan dan ketenagaan yang dimiliki Puskesmas Batu
Tangga Kecamatan Batang Alai Timur Kab. Hulu Sungai Tengah.

Sarana Fisik Kesehatan di Puskesmas Batu Tangga


No Sarana jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu Pembakulan 1
3 Poskesdes Nateh 1

e. Sarana dan Fasilatas Kesehatan Pendukung Puskesmas Batu Tangga


- Jumlah Pustu
Jumlah Pustu diwilayah kerja Puskesmas Batu Tangga Sebanyak 1 buah
- Jumlah Poskesdes
Jumlah Poskesdes diwilayah kerja Puskesmas Batu Tangga Sebanayak 1 buah Jumlah
Posyandu Balita
Jumlah Posyandu Balita diwilayah kerja Puskesmas Batu Tangga 9 sebanyak
Posyandu Balita
- Jumlah Posyandu Lansia
Jumlah Posyandu Lansia diwilayah kerja Puskesmas sebanyak 3 Posyandu Lansia
- Jumlah Posbindu
- Jumlah Posbindu diwilayah kerja Puskesmas sebanyak 3 Posyandu
- Jumlah Kelas Ibu Hamil diwilayah kerja Puskesmas sebanyak 3 Kelas

8
C. DATA KEUANGAN
Sumber dana dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas Batu Tangga tahun 2019 berasal dari :
1. APBD
2. APBN
3. BPJS
4. BOK
D. DATA KETENAGAAN
Berikut adalah keadaan tenaga di Puskesmas Batu Tangga pada tahun 2019 :
a) Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga ASN di Puskesmas Batu Tangga sebanyak 19 orang,
adapun menurut klasifikasi dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
tabel berikut:
No Jenis Ketenagaan Jenis Pendidikan Jumlah
1 Kepala Puskesmas S1 1 Orang
2 Kabag Tata Usaha DIII 1 Orang
3 Dokter Umum S1 1 Orang
4 Dokter Gigi S1 1 Orang
5 Perawat DIII 4 Orang
S1 1 Orang
6 Perawat Gigi DIII 1 Orang
7 Gizi DIII 1 Orang
8 Bidan DIII 4 Orang
9 Analis Kesehatan DIII 1 Orang
10 Asisten Apoteker DIII 1 Orang
11 Sanitarian DIII 2 Orang
Jumlah 19 Orang

9
b) Jumlah Tenaga PTT
No Jenis Ketenagaan Jenis Pendidikan Jumlah
1 Bidan DIII 2 Orang
2 Kesehatan S1 1 Orang
Masyarakat
c) J 3 Perawat S1 1 Orang
u DIII 3 Orang
m 4 Gizi DIII 4 Orang
l Jumlah 11 Orang
a
h Tenaga TKS
No Jenis Ketenagaan Jenis Pendidikan Jumlah
1 Bidan DIV 1 Orang
DIII 2 Orang
2 Perawat S1 2 Orang
Jumlah 5 Orang

d) Jumlah Tenaga Kontrak


No Jenis Ketenagaan Jenis Pendidikan Jumlah
1 Bidan DIII 1 Orang
2 Perawat DIII 3 Orang
3 Pengelola Keuangan S1 1 orang
4 Tenaga SKM S1 1 Orang
5 Assisten Apoteker DIII 1 Orang
Jumlah 7 Orang

E. SUSUNAN ORGANISASI PUSKESMAS.


Susunan organisasi Puskesmas adalah sebagai berikut :
- KepalaPuskesmas :NORKAMAHINA,S.Kep
- KepalaTataUsaha : MIDY TAUFIQURAHMAN, AMK
- Pengelola Program : H. SURIANSYAH, A.Md.Kep
10
Kelompok tata usaha
- Bendahara :
1. Pengeluaran ( AHMAD RUDHINI,Amd.Gz)
2. Penerimaan (SYA’BIATUL FITRIAH, A.Md. Kes)
3. JKN ( FAIZA ASPIANI,A.Md.AK)
4. BOK / DAK(MARDIANA,AM. Keb)

- Unit Kegiatan JabatanFungsional


1. P2PL
- P2 ISPA/ Pneumonia (M.ShahidanHapipi,S.Kep,Ns)
- P2 Kusta (YulianaSufiah,AMK)
- P2 DBD (Hanita,AMK)
- P2 Malaria (YulianaSufiah,AMK)
- P2 Rabies (Hanita,AMK)
- P2 Filariasis (M. Rahman, A.Md. Kep)
- P2 TB.Paru ( Fitriana, AMK)
- P2 Imunisasi (Ismail Haqqi,AMK)
- P2 Diare (Muhammad Rahman, A.Md.Kep)
- P2 HIV-AIDS &Sipilis (dr. FajarOktavianto)
- P2 Hepatitis (FaizaAspiani, A.Md. AK)
- P2 PTM (Fitriana, AMK)
- P2 KesehatanJiwa (H. Suriansyah, A.Md. Kep)
- P2 KesehatanIndra (SitiRaihanah, AMK)
- Surveilans (Fatmawati, A.Md. Kep
- Kesehatan Haji (H. Suriansyah, A.Md.Kep)

2. Kesehatan Keluarga(KB)
- Laporan Keluarga Berencana (AgusJamiah,AMd.Keb)
- PWS KIA (Agus Jamiah,AMd.Keb)
- Pengobatan

11
- Balai Pengobatan (dr. Fajar Oktavianto)
- Apotik(M. Hepriatna, A.Md.Far)

3. Penunjang
- Puskesmas BatuTangga
- Pustu Pembakulan
- PoskesdesNateh
- Posyandu Semua Desa diwilayah Puskesmas BatuTangga

Puskesmas Pembantu(PUSTU)
1. Pustu
PembakulanPenanggungjawab Bidan
Desa/Kelurahan
1. Bidan Desa Nateh ( Risda Arianti,AMd.Keb )PTT
2. Bidan Desa Muara Hungi (Noveta Eva Dewi, Am.Keb)PTT
1. Penunjang
- Puskesmas Batu Tangga
- Pustu Pembakulan
- Poskesdes Nateh
- Posyandu Semua Desa diwilayah Puskesmas Batu Tangga
Puskesmas Pembantu (PUSTU)
1. Pustu Pembakulan
Penanggungjawab Bidan Desa/Kelurahan
1. Bidan Desa Nateh ( Risda Arianti,AMd.Keb ) PTT
2. Bidan Desa Muara Hungi (Noveta Eva Dewi, Am.Keb) PTT

F. DATA SARANA DAN PRASARANA..


Data sarana dan Prasarana Puskesmas Batu Tangga Terdiri dari :
No Sarana&Prasarana Kondis Jumlah
R.Ringan R.Berat Baik
1. Puskesmas 1 1
2. Pustu 1 1

12
3. Poskesdes 2 2
4. Rumah Dinas 1 1
5. Pusling Ambulance R4 1 1
6. Mobil Pusling 1 1
7. Kendaraan R2 10 10
Total 2 15 17

13
BAB II
PEMETAAN

Derajat kesehatan ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan
kesehatan dan ketersediaan sarana/prasarana kesehatan tapi juga dipenuhi oleh faktor lingkungan,
sosial, ekonomi, pendidikan,dan faktor lainnya.

Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap mortalitas, morbiditas, dan situasi gizi


masyarakat. Angkat tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan derajat kesehatan
masyarakat di kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Jumlah Penduduk yang menggunakan Jamban Keluarga

N ∑ Sarana Air
DESA ∑ Rumah ∑ JAGA
O Bersih
1 BATU TANGGA 584 2 423
2 NATEH 292 2 111
3 PEMBAKULAN 122 1 20
4 MUARA HUNGI 113 1 7
DATAR
5
BATUNG
132 1 6

RUMAH SEHAT
Rumah Permanen 97
Rumah Semi Permanen   168
Rumah Kayu 978
JUMLAH 1243

TTU JUMLAH

MESJID 5
LANGGAR 4
SEKOLAH 13
PASAR 0
TEMPAT IBADAH 3

14
TPM
JUMLAH
MAKJAN 57
WARUNG MAKAN 0
DAMIU 4
IRTP 0

AIR BERSIH
SUMUR PERPIPAA
SUMUR SUMUR BOR PERPIPA N
SGL DENGAN
SUMUR GALI SGL GALI BOR DENGAN AN (PDAM,BP
NO DESA
TERLINDUNG KOMUNAL DENGAN
POMPA
KOMUNAL DENGAN POMPA (PDAM,B SPAM) JML
POMPA POMPA KOMUNA PSPAM) KOMUNA
L
L

1 BATU TANGGA 0 0 13 0 0 0 0 0 13
2 NATEH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 PEMBAKULAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 MUARA HUNGI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 DATAR BATUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JAMBAN
JAMBAN
JAMBAN SEHAT SEMI PERMANEN SEHAT
(JSSP) PERMANEN
CEMPLUNG JUMLAH
(JSP)
0 0 18 18

BAB III
15
ANALISA DATA (POHON MASALAH)

Permasalahan yang ditemukan adalah masyarakat belum mendapatkan sarana air bersih karena masih banyaknya
masyarakat yang buang air besar sembarangan.

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat
kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta
kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana negara berkembang lainnya, Indonesia pada saat ini juga
menghadapi masalah di bidang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Faktor penyebab masyarakat BABS :
1. Perilaku BAB sembarangan m bukan karena faktor phobia atau takut terhadap hewan tertentu hanya saja
perilaku BAB sembarangan sudah menjadi kebiasaan. Menurut penuturan dari beberapa informan bahkan
ketika cuaca sedang hujan mereka rela berbasah-basahan ke pantai atau hutan mangrove untuk BAB.
2. Masyarakat yang belum memiliki jamban bukan semata-mata hanya karena faktor ekonomi, tetapi lebih
kepada kurangnya kesadaran masyarakat tentang PHBS. Selain itu faktor lainnya adalah ketergantungan
masyarakat kepada bantuan pemerintah dalam hal pembangunan.

Faktor lingkungan sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi Perilaku BAB sembarangan antara lain :

a. Lingkungan Sosial
1) Dukungan Sosial (Keluarga, tokoh masyarakat dan tokoh agama)
16
Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarkat dalam menggunakan jamban juga memberikan kontribusi
dalam perubahan perilaku BAB masyarakat.

2) Sangsi sosial (teguran, peringatan dan pengucilan)


Tidak adanya sangsi sosial di masyarakat menjadi salah satu faktor kegagalan suatu daerah untuk menjadi daerah
bebas BABS.

Simpulan

1. Faktor lingkungan fisik dalam hal ini kondisi geografis, ketersediaan sumber air dan struktur tanah merupakan
faktor yang sangat berperan penting dalam mendorong masyarakat untuk berperilaku tidak sehat dengan buang air
besar sembarangan.
2. Faktor lingkungan biologi dalam hal ini bakteri, hewan atau serangga tidak berperan penting dalam mendorong
masyarakat untuk berperilaku tidak sehat dengan buang air besar sembarangan.
3. Faktor lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dalam hal ini faktor budaya lebih memberikan peran penting
terhadap perilaku buang air besar sembarangan masyarakat dikarenakan perilaku buang air besar sembarangan
masyarakat merupakan kebiasaan yang sudah menjadi tradisi turun-temurun dari nenek moyang.

Praktek BAB di sungai telah dilakukan sejak lama dan masih berlangsung sampai saat ini walaupun jumlahnya
sudah berkurang, hal ini disebabkan karena dari faktor kebiasaan, ketiadaan jamban keluarga, lebih praktis karena
tidak perlu membersihkan kotoran, dan sikap lebih suka dan lebih memilih BAB di sungai dari pada di jamban.

SARAN
1. Bagi Instansi Terkait

Upaya pengembangan program STBM dari Puskesmas kepada masyarakat yang belum memiliki jamban dengan
sistem pemicuan untuk meningkatkan kepemilikan jamban.

2. Bagi Pemerintah Desa

Menggalakan kerja sama dengan LSM atau instansi swasta yang bergerak dalam bidang sanitasi, untuk
mengadakan pelatihan guna mencari solusi terkait masalah pembangun jamban di daerah gunung.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat ikut berperan serta dalam menyukseskan program Puskesmas dan Pemerintah
Desa tentang perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya tidak buang air besar sembarangan, tetapi dapat
menggunakan jamban umum atau jamban milik tetangga

BAB IV
17
JENIS PROGRAM

Program yang dilaksanakan oleh Penyuluh Kesehatan Masyarakat antara lain;


1. Pembinaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Tingkat Desa
2. Pembinaan Kader kesehatan remaja ke sekolah lanjutan tingkat pertama
3. Pembinaan Kesehatan Remaja Ponpes
4. Pembinaan Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi
5. Penyuluhan Kelompok di Desa
6. Penyuluhan kelompok disekolah lanjutan
7. Penyuluhan kelompok ke sekolah SD/MI
8. Pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
9. Pertemuan Pra Survey Mawas Diri (SMD)
10. Refreshing / Orientasi Kader Posyandu Balita

18
BAB V
SASARAN PROGRAM

19
BAB VI
TARGET PROGRAM

BAB VII
20
KEGIATAN

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah salah satu pendekatan yang digunakan
IUWASH dalam upaya meningkatkan pembangunan sanitasi dan perubahan perilaku melalui peningkatan
kebutuhan dan ketersediaan barang dan jasa di bidang sanitasi, khususnya di daerah perkotaan.
Pada umumnya, mitra kerja IUWASH di kabupaten/kota dampingan adalah Kelompok kerja Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Namun, jika kota/kabupaten tersebut belum memiliki Pokja AMPL atau
Pokja Sanitasi, IUWASH bermitra dengan Bappeda dan Dinas Kesehatan setempat.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan IUWASH bersama mitranya antara lain:
1. Memperkuat kapasitas bagi petugas kesehatan (sanitarian) dan kader masyarakat melalui pelatihan teknik
pemicuan, teknik pendampingan masyarakat serta strategi implementasi kegiatan,
2. Melaksanakan advokasi kepada para pemangku kepentingan melalui sarasehan, lokakarya kecil dan
sebagainya,
3. Melaksanakan promosi dan pemicuan gerakan sadar sanitasi melalui kerja sama dengan lembaga dan
kelompok masyarakat yang memiliki visi serupa.

BAB VIII

21
SUB KEGIATAN

11 Langkah Stop Buang Air Besar Sembarangan :

1. Pengumpulan data awal (Baseline)


2. Advokasi Program
3. Pelatihan Fasilitator dan Kader Pemicuan
4. Pemasaran Sanitasi
5. Bantuan Teknis bagi Masyarakat
6. Pemicuan masyarakat
7. Pertemuan Fasilitator
8. Pernyataan Stop BABS
9. Perencanaan APBD untuk kegiatan STBM
10.Penguatan Regulasi
11.Advokasi Media

Kekuatan pendekatan 11 Langkah Stop BABS adalah alur kegiatan yang lebih sistematis dan
menekankan pada kerja advokasi dalam bidang regulasi dan pembiayaan, serta meningkatkan kapasitas
mitra lokal pada seluruh tingkat. Dengan demikian pendekatan tersebut diharapkan mampu mempercepat
proses peningkatan akses terhadap toilet pribadi, serta perbaikan akses terhadap sanitasi bagi masyarakat
Indonesia.

22
BAB IX
PENCATATAN DAN PELAPORAN

23

Anda mungkin juga menyukai