Anda di halaman 1dari 10

PHARMACY, Vol.07 No.

03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

IDENTIFIKASI CEMARAN TIMBAL PADA WORTEL (Dautus carota L.) ORGANIK DAN
ANORGANIK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Ani Puji Lestari, Pri Iswati Utami, Wiranti Sri Rahayu

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto 53182 PO. Box 202

ABSTRAK

Telah dilakukan uji cemaran logam timbal (Pb) pada wortel organik dan wortel
anorganik. Analisis dilakukan dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) pada
panjanggelombag 283,3 nm. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas wortel
organik danwortel anorganik ditinjau dari cemaran logam timbal (Pb). Sampel wortel
organik dan anorganik diambil dari salah satu toko sayur di Purwokerto. Preparasi
sampel dilakukan dengan cara destruksi basah.
Hasil validasi metode analisis yang telah dilakukan meliputi uji akurasi, uji presisi dan uji
linearitas dengan persamaan kurva baku Y = 0,550 x – 0,013, dengan hasil batas deteksi
dan batas kuantitasinya sebesar 0,327 ppm dan 1,09 ppm. Dari hasil analisis, adanya Pb
pada sampel wortel organik dan anorganik yang diuji tidak terdeteksi.

Kata Kunci: Uji cemaran timbal, spektrofotometri serapan atom (SSA), wortel organik
dan
Anorganik

ABSTRACT

A research experiment of lead (Pb) on organic and inorganic carrots, has been done.
Analysis was performed by atomic absorption spectrophotometer (AAS) at wavelength
283.3 nm. Inorganic and organic carrot samples taken from one grocery store in
Purwokerto. Sample preparation was done by wet destruction.
The validation method of analysis has been carried out including the testing of accuracy,
precision test and linearity test with the equation of regression Y = 0.550 x - 0.013, with
the limit of detection and limit quantitation of 0.327 ppm and 1.09 ppm. The result of Pb
analysis in the inorganic and organic carrot samples is undetect.

Keywords: Pb determination, atomic absorption spectrophotometry (AAS), inorganic and


organic carrots

PENDAHULUAN digunakan oleh masyarakat sebagai


campuran sayur dalam sop, jus atau
Salah satu tanaman yang banyak
makanan lain. Selain memiliki warna
mengandung vitamin adalah wortel
yang menarik wortel juga memiliki
(Daucus carota L.). Wortel masih banyak

84
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

kandungan beta karoten maka tubuh tinggi dan hampir semua logam dapat
akan membentuk vitamin A sesuai yang dianalisis dengan spektrometer serapan
diperlukan tubuh sehingga menyantap atom (Darmono, 1995).
wortel menjadikan cara yang aman
Batas maksimum cemaran logam dalam
untuk memperoleh vitamin A.
makanan telah diatur oleh pemerintah
Dewasa ini telah banyak beredar wortel melalui Keputusan Direktur lenderal
organik dan wortel anorganik. Kualitas Pengawasan obat dan Makanan No.
wortel tak lepas dari berbagai pengaruh 03725/B/SK/VII/89 tentang Batas
seperti kondisi lingkungan yang Maksimum Cemaran Logam Dalam
menjadikan layak atau tidaknya wortel Makanan. Logam-logam tersebut adalah:
tersebut untuk dapat dikonsumsi. Dapat arsen, timbal, tembaga, seng, timah dan
dilihat dari cemaran logam yang merkuri (Sinaga,2004). Untuk batas
mungkin ada dalam wortel tersebut. maksimum cemaran logam Pb adalah 2
Cemaran yang mungkin ada adalah Pb ppm. Sedangkan menurut SNI No.
(Plumbum) atau yang sering disebut 7387:2009 batas maksimum cemaran
timbal. Cemaran ini dapat terjadi karena logam Pb buah dan sayur (termasuk
penggunaan insektisida, cemaran dari jamur, umbi, kacang, dan kacang kedelai,
gas emisi kendaraan bermotor di lahan dan lidah buaya), rumput laut dan biji-
penanaman atau saat pendistribusian, bijian, buah dan sayur serta hasil
air yang tercermar oleh logam yang olahannya adalah 0,5 mg/Kg (Anonim,
mengalir pada lahan dan cara 2009).
penyimpanan.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan ditentukan
Alat
analisis logam Pb, pada tanaman wortel
(Daucus carota L.) secara Seperangkat alat SSA merk Perkin-Elmer
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). 5100 PC, Alat-alat gelas, Kertas saring
Digunakan spektrofotometer serapan dan kertas saring whatman no. 42,
atom dalam analisis ini, karena Pemanas listrik
instrument tersebut mempunyai
Bahan
kelebihan antara lain tidak memerlukan
pengompleks, mempunyai ketelitian

85
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

Wortel berlabel organik dan wortel an- Dilakukan dengan cara mengencerkan
organik, Larutan standar Pb (NO3)2 (p.a) terhadap larutan baku Pb(NO3)2. Larutan
Merck konsentrasi 1000 ppm , HNO3 baku Pb(NO3)2 1000 ppm diambil
(p.a) Merck, HCl (p.a) Merck, sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam
Aquabidestilata Otsuka labu ukur 100 ml, tambahkan
akuabidestilata sampai tanda batas
Cara Kerja
sehingga didapat larutan baku Pb(NO3)2
Pengambilan Sampel 10 ppm. Larutan baku Pb(NO3)2 10 ppm
kemudian di gunakan untuk membuat
Sampel diambil dari satu tempat
seri konsentrasi.
penjualan sayur, yaitu Toko sayur dan
buah yang beralamat di komplek ruko Jl. Pembuatan Seri Konsentrasi
Dr. Angka Purwokerto.
Larutan baku Pb(NO3)2 10 ppm diambil
Preparasi Sempel Dengan Metode 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 ml dimasukkan
Destruksi Basah ke dalam labu ukur 10 ml. Diencerkan
dengan akuabidestilata sampai batas
Sampel wortel organik dan anorganik
maka didapat larutan baku Pb(NO3)2
dipotong kecil-kecil menggunakan pisau
untuk kurva baku 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan
staninless steel. Menimbang seksama 10
5,0 ppm, yang setara dengan larutan
gram wortel, kemudian dimasukkan
baku Pb 0,62; 1,25; 1,87; 2,50; 3,13 ppm
dalam gelas beker dan ditambahkan 10
seperti yang ditampilkan pada Lampiran
ml aquabides, 25 ml asam klorida dan 10
2. Dari data serapan, selanjutnya
ml asam nitrat. Dipanaskan hingga cairan
dihitung persamaam kurva baku
menjadi jernih. Disaring dengan kertas
sehingga dioeroleh persamaan garis y=b
saring whatman no 42. Mengambil 10 ml
x + a.
larutan dimasukkan kedalam labu ukur
50 ml, kemudian ditambahkan Penetapan Kadar Pb
aquabides hingga tanda batas.
Larutan uji dari hasil destruksi basah
Penyiapan Larutan Baku Timbal Pb diukur serapannya pada alat SSA.
(NO3)2 10 ppm Larutan uji diaspirasikan pada alat SSA
dimana prosedur kerjanya meliputi :

86
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

Validasi metode analisis cairan menjadi bening kekuningan.


Kemudian disaring dengan kertas saring
Uji Linearitas
whatman no. 45. Mengambil larutan 10
Uji linearitas dilakukan dengan cara ml kemudian dimasukkan kedalam labu
larutan baku Pb dengan seri kadar 0,63; takar 50 ml ditambahkan aquabides
1,25; 1,87; 2,50; dan 3,13 ppm hingga tanda batas. Larutan ini dapat
diaspirasikan pada alat SSA. Hasil diukur terhadap logam Pb dengan SSA.
serapan yang diperoleh dibuat Pekerjaan diulangi sebanyak 3 kali.
persamaan kurva baku digunakan untuk Sebelum larutan diaspirasikan pada alat
menghitung nilai regresi, koefisien SSA larutan disaring kembali dengan
kolerasi, intersep dan slope kertas whatman no 42.
(kemiringan).
Hasil serapan digunakan untuk
Uji presisi alat menghitung nilai perolehan kembali
(Recovery), dan kesalahan sistematik.
Larutan baku Pb(NO3)2 dengan kadar 2
Kesalahan sistematik merupakan tolak
ppm diaspirasikan pada alat SSA
ukur inakurasi penetapan kadar.
sebanyak enam kali (Harmita,2004).
Kesalahan ini dapat terjadi karena
Hasil serapan digunakan untuk
kesalahan pengukuran. Nilai kesalahan
menghitung serapan rata-rata, Relative
sistematik diperoleh dengan persamaan:
Standard Deviation (RSD), Standard
100 % - P %
Deviation (SD), dan ketelitian alat.
Keterangan : P % = Harga perolehan
Uji akurasi metode
kembali (recovery)
Sampel wortel ditimbang secara duplo
Nilai rata-rata perolehan kembali
yakni menimbang sebanyak 2 kali
(recovery) analit antara 80-120 %
dengan berat 10 gram, satu sampel
(Harmita, 2004:118).
ditambah dengan baku Pb 6,253 ppm 5
ml kemudian yang lainnya tidak. Uji batas deteksi (LOD) dan batas
Kemudian masing-masing sempel kuantitasi (LOQ)
dimasukkan dalam Erlenmeyer ditambah
Batas deteksi dan kuantitasi dapat
10 ml aquabides, 25 ml asam klorida dan
dihitung secara statistik melalui garis
10 ml asam nitrat. Dipanaskan hingga

87
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

regresi linier dari kurva kalibrasi larutan HASIL DAN PEMBAHASAN


standar. Nilai pengukuran akan sama
Sampel wortel organik maupun wortel
dengan nilai slope (b) pada persamaan
anorganik diambil dari satu tempat yang
garis linier y = bx + a, sedangkan
sama yaitu toko sayur dan buah di
simpangan baku blanko sama dengan
Purwokerto. Menurut Widayanti (2004)
simpangan baku residual (Sy/x)
kadar logam Pb berdasarkan waktu dan
(Prabowo, 2009).
penyimpanan secara signifikan berbeda
Analisis Data terhadap kandungan logam Pb pada
sampel. Sehingga pengambilan sempel
Dari data hasil penetapan kadar dalam
dilakukan pada waktu dan tempat yang
wortel organik dan anorganik yang
sama.
diperoleh, diuji secara statistik dengan
analisis taraf kepercayaan 95 %. Hal ini Bahan uji dalam analisis logam berat
digunakan untuk mengetahui perbedaan dengan spektrometri nyala serapan
yang terjadi pada semua sampel wortel. atom (AAFS = Atomic Absorption Flame
Apabila ada perbedaan yang bermakna Spectrometry), harus dalam bentuk
maka dilanjutkan dengan uji t. larutan (cairan) dengan tujuan atomisasi
mudah dilakukan dengan memasukkan
Kondisi Mesin SSA Perkin-Elmer 5100 PC
larutan cuplikan ke dalam nyala gas
Pengaturan kondisi sesuai dengan buku bakar. Preparasi bahan uji dilakukan
petunjuk pemakaian SSA Perkin-Elmer dengan metode destruksi basah. Tujuan
5100 PC. Kondisi tersebut dapat dilihat metode destruksi basah dalam
pada tabel 1. pembuatan larutan uji adalah
menghilangkan zat-zat organik yang
Tabel 1. Kondisi Analisis Alat SSA
terdapat dalam sempel.
Parameter Keterangan

Panjang gelombang 283,3 Nm Uji Linearitas


Laju alir Asetilen 2,0 L/menit
Laju alir Udara 10,0 L/menit Uji linearitas dilakukan dengan
Kuat arus Hollow cathode menentukan persamaan garis lurus
lamp 10,0 µA
antara konsentrasi terhadap serapan
Lebar Celah 0,7 nm
menggunakan larutan baku Pb dengan
Tinggi Burner 2,0 mm
seri konsentrasi 0,62; 1,25; 1,87; 2,50;

88
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

dan 3,13 ppm. Hubungan absorbansi dan Gambar. 1. Kurva Hubungan Konsentrasi
Larutan Baku Pb vs Serapan
kadar (Tabel 2) diperoleh persamaan Y =
0,550 x – 0,013 dengan nilai r = 0,995. Uji Presisi Alat

Nilai r hitung sebesar 0,995 lebih besar


Uji presisi alat dilakukan menggunakan
dari nilai r tabel dengan taraf
larutan Pb (NO3)2 baku dengan
kepercayaan 99% yaitu 0,959 seperti
konsentrasi 2 ppm yang diinjeksikan
yang ditampilkan pada Lampiran 6
pada alat SSA sebanyak 6 kali aspirasi.
menunjukkan hubungan yang relatif
Tujuan dari uji ini adalah membuktikan
linear antara absorbansi dan kadar. Dari
ketelitian suatu metode berdasarkan
hasil tersebut maka persamaan Y = 0,550
tingkat keakuratan individual hasil
x – 0,013 dapat digunakan sebagai dasar
analisis yang ditunjukkan dari harga
perhitungan kadar (sumbu x) dengan
Standard Deviation (SD) dan persen
memasukkan harga absorbansi terukur
Relative Standard Deviation (RSD).
(sumbu y). Kurva baku standar dapat
diliat pada Gambar 1. Persen RSD sebesar 1,904 % seperti
yang terlihat pada Tabel 3. Nilai tersebut
Tabel 2. Data uji linearitas
menunjukkan bahwa metode yang
Konsentrasi baku Serapan
Pb (ppm) (X 10-2) digunakan mempunyai nilai ketelitian
0,62 0,27
1,25 0,76 yang baik sehingga metode ini layak
1,87 1,01 digunakan dalam analisis logam berat
2,50 1,35
3,13 1,70 Pb. Menurut Harmita (2004), nilai persen
Intersept -0,013
Slope 0,550 RSD yang baik adalah ≤ 2%.
R 0,995
Ketelitian alat = 100% - ( SD / Serapan
rata-rata )

Hasil nilai ketelitian alat yang didapatkan


mendekati nilai mutlak yaitu sebesar
98,096 %.

Tabel 3. Data uji presisi


Serapan
Standar Pb
(x 10-2)

89
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

Aspirasi 1 0,64 (recovery) analit yang ditambahkan


Aspirasi 2 0,64
Aspirasi 3 0,65 (Harmita, 2004). Parameter persen
Aspirasi 4 0,62 recovery 80-120%. Dari hasil
Aspirasi 5 0,62
Aspirasi 6 0,63 perhitungan, diperoleh nilai persen
Absorbansi rata-rata 0,63 recovery yang tidak memenuhi
SD 0,012
RSD % 1,904
parameter. Sehingga hasil ini kurang
menunjukkan kecermatan hasil.
Uji Akurasi Metode
Penetapan persen perolehan kembali
Kecermatan adalah ukuran yang
dilakukan dengan menggunakan metode
menunjukkan derajat kedekatan hasil
penambahan baku. Persen perolehan
analisis dengan kadar analit yang
kembali yang didapat adalah sebesar
sebenarnya. Kecermatan dinyatakan
131,44; 136,12; 133,20 % seperti yang
sebagai persen perolehan kembali
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data perolehan kembali
Ulangan Sampel wortel anorganik Serapan Kadar % Recovery
(x 10-2)
I Sampel wortel (10,0 gram) 0,00 0,023 131,44 %
Sampel Wortel + larutan baku Pb 2,26 4,132
6,253 ppm
II Sampel wortel (10,0 gram) 0,00 0,023 136,12 %
Sampel Wortel + larutan baku Pb 2,34 4,278
6,253 ppm
III Sampel wortel (10,0 gram) 0,00 0,023 133,20 %
Sampel Wortel + larutan baku Pb 2,29 4,187
6,253 ppm
SD 2,363
RSD% 1,769 %

Kesalahan sistematik merupakan tolak Batas Deteksi


ukur inakurasi penetapan kadar.
Batas deteksi adalah jumlah terkecil
Kesalahan ini dapat terjadi karena
analit dalam sampel yang dapat
kesalahan pengukuran. Harga kesalahan
dideteksi yang masih memberikan
sistematik diperoleh dengan persamaan
respon signifikan dibandingkan dengan
: 100 – P%.
blangko. Batas deteksi merupakan
Keterangan : P % = Harga persen parameter uji batas. Batas kuantitasi
perolehan kembali (recovery) merupakan parameter pada analisis

90
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

yang diartikan kuantitas terkecil analit harga absorbansi limit deteksi, sehingga
dalam sampel yang masih dapat sudah tidak bisa dibedakan antara noise
memenuhi kriteria cermat dan seksama. (absorbansi partikel pengganggu) dan
Hasil perhitungan yang terdapat pada absorbansi Pb yang sesungguhnya. Hasil
Lampiran 3. tersebut menunjukkan bahwa sampel
wortel organik dan wortel anorganik baik
Harga absorbansi batas deteksi tersebut
dikonsumsi oleh masyarakat.
dimasukkan dalam persamaan kurva
baku standar Pb yaitu Y = 0,550 x – KESIMPULAN
0,013, sehingga didapatkan batas deteksi
Dari penelitian disimpulkan bahwa :
sebesar 0,327 ppm, sedangakan
konsentrasi terendah Pb dalam sampel 1. Pada sampel wortel organik dan
yang masih bisa terdeteksi dalam wortel anorganik tidak terdeteksi adanya
penelitian ini adalah 1,09 ppm. logam Pb.

A. Hasil Analisis Cemaran Logam Pb 2. Sampel wortel organik dan wortel


anorganik memenuhi persyaratan SNI
Hasil analisis cemaran logam Pb pada
No. 7387:2009 tentang batas maksimum
wortel organik dan wortel anorganik
cemaran logam Pb pada buah dan sayur.
dapat dilihat pada table 5.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 5. Data hasil uji cemaran logam Pb
pada wortel organik dan wortel anorganik Anonim.2009.SNI 7387:2009.Jakarta:BSN
Sampel Replikasi Keterangan
Wortel organik 1 Ardyanto,D.
Ttd 2005. Deteksi Pencemaran
2 TtdTimah Hitam (Pb) Dalam Darah
3 TtdMasyarakat Yang Terpajan
Wortel anorganik 1 TtdTimbal (Plumbum). JURNAL
2 TtdKESEHATAN LINGKUNGAN:
3 TtdVOL. 2, No 1. P. 67 – 76
Keterangan:
ttd : Tidak terdeteksi Aziz, V. 2007. Analisis Kandungan Sn, Zn,
dan Pb Dalam Susu Kental
Tabel 5 menunjukkan bahwa Pb dalam Manis Kemasan Kaleng Secara
sampel wortel organik dan wortel Spektrofotometri Serapan
Atom [skripsi]. Yogyakarta:
anorganik tidak terdeteksi. Hal tersebut Fakultas Ilmu Kimia dan Ilmu
disebabkan karena harga absorbansi Pengetahuan Alam, Universitas
Islam Indonesia.
terukurnya yang berada jauh dibawah

91
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Pescok, L., Robert S. L., Donald, C.,
Biologi Mahkluk Hidup. Jakarta: Thomas, Mc’William, G. & Ian.
UI-Press 1997, Modern Methods of
Chemical Analysis second
Esvandiary, J., Maria F.S.U,dan Yosef.W. edition, Canada, John Wiley &
2006. Efek Analgetik dan Efek sons, Inc. p. 260-263
Anti Inflamasi Beta Karoten
pada Mencit [skripsi]. R. Setiadi,B.Sarwono. 2007. Tanaman
Yogyakarta: Fakultas Farmasi, Obat Keluarga. Jakarta: PT.
Universitas Sanata Dharma Samarinda Utama
Yogyakarta
Rukmana, R. 1995. Bertanam Wortel.
Girsang, W. 2009. Dampak Negatif Yogyakarta: Kasinus
Penggunaan Pestisida [skripsi].
Pematangsiantar: Fakultas Sinaga.S.M.2004.Perspektif Pengawasan
pertanian, Universitas Makanan Dalam Kerangka
Simalungun Pematangsiantar Keamanan Makanan dan
Untuk Meningkatkan
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Kesehatan.Sumatra Utara:USU
Validasi Metode dan Cara digital library
Perhitungannya. Majalah Ilmu
Kefarmasian,Vol. 1. Widayanti, W.2004. Pengaruh Tempat
dan Waktu Penyimpanan
http://iptek.net/index.php.htm, diakses terhadap Kadar Logam PB dan
pada 21 November 2009 Cd pada Wortel ( Daucus
carrot, L ) dan selada ( Lactuca
Kopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia sativa , L ) dengan Metode
Analitik. Jakarta: UI-Press Spektrofotometri Serapan
Atom [skripsi]. Universitas
Mille, C.J dan Miller, NJ. 1991. Statistik
Islam Indonesia:Jogjakarta
Untuk Kimia Analisis, Edisi II
(terjemahan). Bandung: ITB Widianarko, B, 1997, Pencemaran
Lingkungan Mengancam
Mutiatikum, D. D., Isnawati, A., & Raini,
Keamanan Pangan . http : //
M., 1993. Pengembangan
www.kompasOnline.Com/apak
Metode Analisis Logam Berat
abar/basisdata/1997/09/11...3
(Pb) dengan cara AAS. Cermin
0-2-2005.14.00
Dunia Farmasi. No: 16. p.31-34

Nova, T. 2008. Perbandingan Antara


Aktivitas Antioksidan Perasan
Wortel Import Dengan wortel
Lokal Secara In-Vitro [skripsi].
Purwokerto: Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

Palar,H. 1994. Pencemaran Dan


Toksikologi Logam Berat.
Jakarta: PT Rineka Cipta

92
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN 1693-3591

93

Anda mungkin juga menyukai