Anda di halaman 1dari 6

FORMULASI DAN SIFAT FISIK SEDIAAN BEDAK TABUR DENGAN

MINYAK ATSIRI MAWAR MERAH (Rosa hybrida)

M. Ikbal Mizan
email: Ikbalmizan@yahoo.com
DIII Farmasi PoliteknikHarapanBersama,
JalanMataram No 9 Kota Tegal 52142, Indonesia
Telp (0283) 352000

Abstrak
Bunga mawar merah merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat
dibuat menjadi bahan baku pembuatan minyak atsiri. Manfaat minyak atsiri
mawar merah adalah sebagai anti bakteri, anti peradangan, dan sumber vitamin C.
Minyak atsiri pada bunga mawar merah dimanfaatkan sebagai zat aktif dalam
pembuatan bedak tabur. Bedak adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk
memoles kulit dan meningkatkan penampilan wajah dengan menutupi kulit yang
mengkilap.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah minyak atsiri bunga
mawar merah dapat diformulasi menjadi sediaan bedak tabur dan pada konsentrasi
berapa minyak atsiri yang paling baik untuk sediaan bedak tabur. Isolasi bunga
mawar merah menggunakan destilasi air dengan pelarut aquadest. Sediaan bedak
tabur dibuat dengan konsentrasi minyak atsiri yang berbeda-beda yaitu formula I
1%, formula II 2%, dan formula III 3%. Sediaan bedak tabur melakukan beberapa
uji sifat fisik yaitu uji organoleptis, uji volume tuang guncang, uji adsorbsi, uji
iritasi, uji kesukaan, uji derajat kehalusan. Data yang diperoleh dan dianalisis
dengan menggunakan data Deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil yang didapat ada pengaruh variasi
konsentrasi minyak atsiri bunga mawar terhadap sifat fisik sediaan bedak tabur.
Berdasarkan uji sifat fisik dan uji kesukaan sediaan bedak tabur dari minyak atsiri
bunga mawar yang paling baik pada formula III.

Kata kunci : Bedak tabur, destilasi, minyak atsiri, dan evaluasi sifat fisik, bunga
mawar merah.

1
1. Pendahuluan peradangan dan sumber vitamin C.
Penggunaan kosmetik terus meningkat Kandungan minyak atsiri yang sangat
dewasa ini (Fatmawati, 2013). Kosmetik kecil dalam bunga mawar merah
berasal dari kata yunani yaitu kosmetikos menyebabkan harga minyak atsiri bunga
yang mempunyai arti menghias atau mawar sangat mahal hingga puluhan
mengatur. Kosmetik merupakan salah satu juta per liter (Sukardi et. al., 2007).
hal yang penting dalam kehidupan
Bunga mawar merah merupakan
khususnya untuk wanita. Produk-produk
kosmetik digunakan secara berulang setiap
salah satu jenis tumbuhan yang dapat
hari di seluruh tubuh, mulai dari rambut dibuat menjadi bahan baku pembuatan
sampai ujungkaki, sehingga diperlukan minyak atsiri. Manfaat minyak atsiri
persyaratan yang aman untuk dipakai mawar dalam industri diantaranya
(Tranggono dan Latifah, 2007). sebagai bahan baku kosmetik, obat dan
Bedak tabur atau serbuk adalah bahan baku parfum. Manfaat bunga
campuran homogen dua atau lebih obat mawar lainnya adalah anti bakteri, anti
yang diserbukan (Anief M., 1987:46). peradangan dan sumber vitamin C.
Definisi lain dari serbuk adalah Kandungan minyak atsiri yang sangat
campuran homogen dua atau lebih obat kecil dalam bunga mawar merah
yang diserbukkan, karena mempunyai menyebabkan harga minyak atsiri bunga
luas permukaan yang luas, serbuk lebih mawar sangat mahal hingga puluhan
mudah terdispersi dan lebih larut juta per liter (Sukardi et. al., 2007).
daripada bentuk sediaan yang Dengan berbagai uji sifat fisik Uji
dipadatkan (Depkes RI, 1979:23). organoleptis, Tuang guncang, Iritasi,
Bunga mawar merah merupakan adsorbsi, derajat kehalusan, Quisioner .
salah satu jenis tumbuhan yang dapat 3. Hasil dan Pembahasan
dibuat menjadi bahan baku pembuatan Untuk menghasilkan minyak atsiri
minyak atsiri. Manfaat minyak atsiri langkah awal yang perlu dilakukan
mawar dalam industri diantaranya adalah pengumpulan bahan baku
sebagai bahan baku kosmetik, obat dan dengan memetik bunga mawar merah
bahan baku parfum. yang segar kemudian melakukan sortasi
2. Metode Penelitian basah sebanyak tiga kali dengan
Destilasi air dilakukan dengan sistem mencuci bunga mawar merah dengan
mantel uap sehingga bahaya hangus air mengalir yang berfungsi untuk
dapat dihindarkan, untuk itu memisahkan kotoran-kotoran atau
penambahan air yang cukup selama bahan-bahan asing lainnya yang
destilasi akan mencegah hasil yang melekat pada bunga mawar merah
tidak diinginkan. Metode destilasi ini kemudian melakukan perajangan yang
merupakan metode destilasi yang berfungsi untuk mempermudah proses
praktis dengan peralatan destilasi yang isolasi sehingga minyak atsiri yang
relatif sederhana dan murah (Guenther, didapatkan lebih banyak. Sampel yang
1987). digunakan untuk didestilasi yaitu
Bunga mawar merah merupakan sebanyak 1200 gram dengan
salah satu jenis tumbuhan yang dapat menggunakan pelarut aquadest.
dibuat menjadi bahan baku pembuatan Proses destilasi dilakukan selama
minyak atsiri. Manfaat minyak atsiri kurang lebih 3jam. Prinsip metode ini
mawar dalam industri diantaranya adalah merebus bahan secara langsung,
sebagai bahan baku kosmetik, obat dan kemudian uapnya didinginkan kembali
bahan baku parfum. Manfaat bunga oleh kondensor dan menjadi tetesan air
mawar lainnya adalah anti bakteri, anti dan minyak melalui pipa alonga.

2
Destilat yang di dapat dilakukan
pemisahan dengan corong pisah dengan Tabel 2. Hasil Uji KLT
penambahan Na2SO4 yang bertujuan Replikasi Sampel Standar
sebagai pengikat air, sehingga
kandungan air dan minyak yang Rf hRf Rf hRf
terdapat dalam destilat terpisah. Pada Replikasi I 0,85 85 0,87 87
destilat akan tampak dua lapisan cairan Replikasi II 0,78 78 0,81 81
yang mana bagian bawah merupakan Replikasi III 0,83 83 0,85 85
fase air dan bagian atas merupakan fase Rata- rata 0,82 82 0,84 84
minyak atau minyak atsiri dari daun Hasil nilai Rf menunjukkan antara
mint. sampel dan standar tidak menunjukkan
Hal ini dikarenakan bobot jenis perbedaan yang berarti, hal ini
minyak atsiri umumnya lebih rendah menunjukkan bahwa didalam sampel
jika dibandingkan dengan bobot jenis tersebut mengandung minyak atsiri. Hal
aquadest. ini dilihat pada Sinar UV dengan
Selanjutnya hasil minyak atsiri bunga panjang gelombang 366 nm.
mawar dilakukan identifikasi minyak
atsiri dengan menggunakan pereaksi Tabel 3. Formulasi bedak tabur
sudan III yang tertera pada table: Bahan FI FII FIII Stan
Tabel 1. Hasil Uji Identifikasi dar
Minyak atsiri m.atsiri 1% 2% 3% 1-
10%
Cara kerja Hasil Gambar Zinc 3% 3% 3% 3%
0,5g Merah okzide
serbuk + Mg 4% 4% 4% 0,25-
2 tetes stearat 5%
larutan Metal 0,1 0,1 0,1 0,02-
sudan III paraben 0,3 %
Talkum 60g 60g 60g ad
Dari tabel hasil uji Pembuatan sediaan bedak tabur dengan
identifikasi minyak atsiri didapatkan menimbang bahan bhan yang akan
bahwa identifikasi menggunakan digunakan, mencampur bahan bhan seperti
pereaksi sudan III menunjukan bahwa zinc okside, metal paraben, mg stearat, dan
minyak atsiri hasil isolasi yang talkum, mengaduk hingga homogen.
digunakan benar-benar minyak atsiri. Menambahkan minyak atsiri dan
Minyak atsiri yang diperoleh dilakukan mengaduknya hingga homogeny.
Mengemas badak tabur dalam wadah .
identifikasi secara KLT( Kromatografi
Selanjutnya dilakukan uji evaluasi
Lapis Tipis) dengan menggunakan fase
sediaan bedak tabur Berdasarkan hasil uji
gerak benzene dan etilasetat dengan
organoleptis sediaan bedak tabur bunga
perbandingan (9:1). Fase gerak
mawar merah dapat di simpulkan ketiga
berfungsi sebagai pelarut pengembang
sediaan bedak tabur memiliki warna
yang bergerak sepanjang fase diam
putih, aroma khas minyak mawar, dan
karena pengaruh kapiler pada
bentuk serbuk.
pengembang secara menaik. Hasil dari uji volume tuang
guncang denga rata-rata formula I 1,16%
formula II 1,20% dan pada formula III
1,22%.

3
Hasil uji ini, sediaan bedak tabur Diterjemahkan oleh Ibrahim
dari bunga mawar merah tidak bereaksi dan Farida. Jakarta:
gatal- gatal maupun merah merah. Hal Universitas Indonesia.
ini menunjukan kriteria uji iritasi pada 2. Departemen Kesehatan RI.
bedak tabur sesuai pada literatur. 1979. Farmakope Indonesia.
Uji derajat kehalusan pada Edisi III. Jakarta : Depkes RI
sediaan bedak tabur dari minyak atsiri
bunga mawar dilakukan dengan cara 3. .
mengayak serbuk sebanyak 50 gram 1995. Farmakope Indonesia
dengan ukuran ayakan 44 mesh, 60 Edisi IV. Jakarta : Depkes RI
mesh, dan 100 mesh. Berdasarkan hasil 4. .
yang diperoleh formula terbaik yang di 1989. Materia Medika
dapatkan adalah pada formula ke-3. Hal Indonesia. Jilid V. Jakarta :
ini dikarenakan, pada pengayakan 100 Depkes RI
mesh memiliki ukuran yang lebih rapat
dibandingkan ayakan 44 mesh dan 60 5. Damayanti A., Endah AF.,
mesh. Selain itu, hasil ayakan 100 mesh 2012 Pemungutan minyak atsiri
mawar (Rose oil) dengan
lebih kecil menyebabkan iritasi pada
metode maserasi. Jurnal .
wajah dibandingkan dengan ukuran Program Studi Teknik Kimia,
ayakan 44 mesh dan 60 mesh. Fakultas Teknik, Universitas
Dari hasil uji yang dilakukan dapat Negeri Semarang
disimpulkan bahwa ketiga formula
sediaan bedak tabur dari minyak atsiri 6. Dewi, I.C., 2012, Perbandingan
bunga mawar merah metilen blue dapat sifat fisik bedak tabur berbahan
diserap oleh sediaan bedak. dasar amilum solani dan
Dari data hasil uji mengenai amilum manihot dengan
pewarna karotennoid dari umbi
warna, aroma dan kehalusan di atas
wortel. Skripsi . Yogyakarta .
dapat disimpulkan dari 20 audiens lebih Universitas Sanata Dharma
menyukai pada formulasi sediaan bedak Yogyakarta.
tabur pada formulasi 3 dengan
konsentrasi minyak atsiri 3%. 7. Guenther, Ernest. 1987.
Minyak Atsiri Jilid I
4. Kesimpulan Penerjemah Ketaren S.,
Dalam penelitian ini di simpulkan Cetakan I. Jakarta : Universitas
Indonesia.
1. Minyak atsiri dari bunga mawar
merah (Rosa hybrida) dapat di 8. Kusuma W. 2013. Uji kualitatif
formulasikan sebagai zat aktif zat pewarna rhodamin B pada
pemerah pipi berbagai merk
dalam sediaan bedak tabur.
yang dijual di pasar Johar
2. Dilihat dari berbagai uji sifat Semarang. Thesis. Semarang :
fisik sediaan bedak tabur yang Fakultas Farmasi Universitas
paling baik terdapat pada Muhammadiyah Semarang.
sediaan formula III dengan
konsentrasi minyak atsiri 3%. 9. Nisa ZF. 2009. Pengaruh
5. DaftarPustaka Kualitas Produk Kosmetik
Ponds PT. Unilever terhadap
1. Ansel Howard C,ph. Keputusan Pembelian
2008.Pengantar Bentuk Sediaan Pelanggan Pada PT. Sanrio
Farmasi. Edisi ke IV. Swalayan Mojokerto. Skripsi.

4
Malang : Fakultas Pendidikan 17. Voight, 1995. Buku pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial Teknologi Farmasi.
Universitas Islam Negeri Yogyakarta: Gadjah Mada
Maulana Malik Ibrahim. University Press.

10. Panintra SDC., 2015. Uji in 18. Weller, J and Wade. 1994
vivo dan validasi protocol slug Handbook of Pharmaceutical
irritation test pada sediaan Excipient. London : The
bedak tabur amilum manihot pharmaceutical press.
menggunakan pewarna
karotenoid dari umbi wortel
dngan metode classification
and regression tree (cart).
Skripsi . Yogyakarta . Fakultas
farmasi . Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.

11. Robinson, T. 1995, Kandungan


Organik Tumbuhan tinggi.
Bandung : ITB Press.

12. Rowe C Raymond, Quinn E


Marian & Sheskey J paul.
2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients.
American : Pharmaceutical
Press

13. Retnani DA., 2012 Pengaruh


minyak atsiri bunga mawar
(Rosa hybrida) terhadap
pertumbuhan jamur candida
albicans. Skripsi . Jember .
Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan biologi .
Universitas Jember

14. Syamsuhidayar S.S, Hutapea


J.R. 1991. Inventaris Tanaman
Obat Indonesia, Jilid I. Jakarta :
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

15. Tranggono, R.I. dan Lattifah,


F., 2007, Buku pedoman : ilmu
pengetahuan kosmetik.
Gramedia Pustaka Utama

16. Tjay T.H., Rahardja K. 1986.


Obat-obat penting, khasiat dan
penggunaannya. Edisi V.
Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

5
6

Anda mungkin juga menyukai