Anda di halaman 1dari 21

Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep.,Ns.,M.

Kep
ASKEP PADA KLIEN DENGAN
RHEUMATOID ARTHRITIS
Pengertian
 Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit
inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh.
 Terlibatnya sendi pada pasien – pasien
arthritis rheumatoid terjadi setelah penyakit
ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan
sifat progresifitasnya.
Penyebab
 Penyebab terjadinya penyakit artritis
rheumatoid belum diketahui, akan tetapi
diperkirakan mekanisme imunologis (respon
autoimun) berperan dalam memulai penyakit
ini.
Patofisiologi

 Pada arthritis rheumatoid, reaksi autoimun


terutama terjadi dalam jaringan sinovial.
 Proses fagositosis menghasilkan enzim – enzim
dalam sendi.
 Enzim – enzim tersebut akan memecah kolagen
sehingga terjadi edema, proliferasi membran
sinovial dan akhirnya membentuk pannus.
 Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang.
 Akibatnya adalah menghilangnya permukaan
sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
 Otot akan turut terkena karena serabut otot akan
mengalami perubahan degeneratif dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan
kontraksi otot.
Manifestasi Klinik
Kriteria dari American Rheumatism Association (ARA) yang
direvisi tahun 1987, adalah:
1. Kaku pada pagi hari (morning siffness). Pasien merasa
kaku pada persendian dan di sekitarnya sejak bangun
tidur sampai sekurang – kurangnya 1 jam sebelum
perbaikan maksimal
2. Artritis: terjadi pembengkakan pada 3 tempat jaringan
lunak atau persendian (soft tissue swelling) atau lebih
efusi, bukan pembesaran tulang (hiperostosis). Terjadi
pada sekurang – kurangnya 3 sendi secara bersamaan.
Terdapat 14 persendian yang memenuhi criteria, yaitu
interfalang proksimal, metakarpofalang, pergelangan
tangan, siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang
kiri dan kanan.
3. Artritis pada persendian tangan: sekurang – kurangnya
terjadi pembengkakan satu persendian tangan seperti
tertera di atas.
4. Artritis simetris, maksudnya keterlibatan sendi yang
sama (tidak mutlak bersifat simetris) pada kedua sisi
secara serentak (symmetrical polyartritis simultaneously).
5. Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada
penonjolan tulang atau permukaan ekstensor.
6. Faktor rheumatoid serum positif, terdapat titer abnormal
factor rheumatoid serum yang diperiksa dengan cara
yang memberikan hasil positif kurang dari 5 % kelompok
kontrol.
7. Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas
pada pemeriksaan sinar rontgen tangan postanterior
atau pergelangan tangan yang harus menunjukkan
adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi
pada sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi

“Diagnosis arthritis rheumatoid ditegakkan jika sekurang –


kurangnya terpenuhi 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria 1
sampai 4 harus terdapat minimal selama 6 minggu”
Komplikasi
• Gastritis dan ulkus peptic yang
merupakan komplikasi utama
penggunaan obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat
pengubah perjalanan penyakit disease
modifying antirheumatoid drugs
(DMARD) yang menjadi faktor
penyebab morbiditas dan mortalitas
utama pada arthritis rheumatoid.
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes faktor rheumatoid yang biasanya positif pada
lebih dari 75 % pasien artritis rheumatoid
2. LED meningkat
3. Jumlah sel darah merah menurun
4. Pemeriksaan protein – reaktif dan antibody nucleus
dapat menunjukkan hasil yang positif
5. Leukosit normal atau meningkat sedikit
6. trombosit meningkat
7. Kadar albumin serum turun dan globulin naik
8. Artrosentesis akan memperlihatkan cairan sinovial
yang keruh, berwarna mirip susu atau kuning gelap
dan mengandung banyak sel inflamasi, seperti leukosit
serta komplemen.
9. Foto rontgen akan memperlihatkan erosi tulang yang
khas dan penyempitan rongga sendi yang terjadi
kemudian dalam perjalanan penyakit tersebut.
• Penatalaksanaan
– Pendidikan kesehatan pada pasien mengenai
penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan
dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan
terjamin ketaatan pasien untuk berobat dalam
waktu yang lama.
– OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri
sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai.
OAINS yang dapat diberikan antara lain : Aspirin,
Ibuprofen, dan sebagainya.
– DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi
dan tulang dari proses destruksi akibat arthritis
rheumatoid yang permulaan khasiatnya baru
terlihat setelah 3 – 12 bulan kemudian. Umumnya
diberikan setelah diagnosis arthritis rheumatoid
ditegakan atau bila respon OAINS tidak baik meski
masih dalam status tersangka. Jenis – jenis yang
digunakan antara lain : Klorokuin, Sulfasalazin,
garam emas, obat imunosupresif, dan
kortikosteroid.
– Rehabilitasi, bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien. Caranya antara lain dengan
mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan,
pemanasan, dan sebagainya. Fisioterapi dimulai
segera setelah rasa sakit pada sendi berkurang
atau minimal. Bila tidak berhasil mungkin
diperlukan pertimbangan untuk tindakan operatif
atau penggunaan alat – alat seperti tongkat
penyangga, kursi roda, dan sepatu.
– Pembedahan, dilakukan jika berbagai cara
pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil.
Pengkajian
• Biodata
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,
riwayat kesehatan masa lalu, riwayat
kesehatan keluarga, riwayat psikososial dan
gaya hidup.
• Keadaan Umum
• Kesakitan, keterbatasan gerak
• Tanda – Tanda Vital
Meliputi tekanan darah, nadi, suhu, dan
pernapasan
Pengkajian Fungsional
1. Aktivitas / Istirahat
 Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
dengan stress pada sendi, kekakuan pada pagi hari
biasanya terjadi secara bilateral dan simetris, limitasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu
senggang dan pekerjaan, keletihan, malaise,
keterbatasan rentang gerak : atrofi otot, kontraktur /
kelainan pada sendi dan otot.
2. Kardiovaskuler
 Fenomena Raynaud jari tangan / kaki (misal: pucat
intermiten, kemudian kemerahan pada jari sebelum
warna kembali normal)
3. Integritas Ego
 Faktor – factor stress akut / kronis (missal :
finansial, pekerjaan, ketidakmampuan),
keputusasaan dan ketidakberdayaan,
ancaman pada konsep diri, citra tubuh dan
identitas pribadi (misal: ketergantungan pada
orang lain)
4. Makanan / Cairan
 Ketidakmampuan untuk menghasilkan /
mengkonsumsi makanan adekuat karena
mual, anoreksia, kesulitan mengunyah,
penurunan berat badan.
5. Higiene
Berbagai kesulitan untuk melaksanakan
aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan
pada orang lain.
6. Neurosensori
Kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki,
hilangnya sensasi pada jari tangan,
pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri / Kenyamanan
Nyeri akut atau kronis, dan kekakuan
terutama pada pagi hari
8. Keamanan
Kulit mengkilat, tegang : nodul subkutaneus,
lesi kulit, kesulitan dalam menangani tugas
rumah tangga, demam ringan menetap
9. Interaksi Sosial
Kerusakan interaksi dengan orang lain
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan


proses inflamasi, destruksi sendi
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
dengan deformitas skeletal, nyeri
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melakukan
tugas – tugas umum
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan
kerusakan muskuloskeletal
Intervensi
• Nyeri akut / kronis berhubungan
dengan proses inflamasi, destruksi
sendi
Kriteria Evaluasi :
• Nyeri hilang / terkontrol
• Terlihat rileks, dapat beristirahat
• Mandiri
– Kaji keluhan nyeri meliputi lokasi, intensitas, lama,
factor yang memperberat dan mengurangi,
– Berikan kasur yang keras, bantal kecil. Tinggikan
linen tempat tidur
– Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman saat
tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di
tempat tidur.
– Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu klien
untuk bergerak di tempat tidur.Anjurkan klien
untuk mendi air hangat pada waktu bangun tidur.
Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi –
sendi yang sakit beberapa kali sehari.
‾ Berikan masase yang lembut
‾ Dorong penggunaan teknik manajemen
stress seperti sentuhan terapetik dan
pengendalian nafas
‾ Libatkan dalam aktivitas hiburan yang
sesuai untuk situasi individu.
‾ Berikan obat sebelum aktivitas latihan
yang direncanakan.
• Kolaborasi :
– Berikan obat – obat sesuai resep, missal
: aspirin, ibuprofen,cuprimine
– Siapkan intervensi operasi bila
diperlukan, misalnya sinovektomi
SELAMAT BELAJAR.....

Anda mungkin juga menyukai