A. KANZI MUHAMMAD
5315127272
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari nilai kecepatan putaran
mesin yang tepat dan besarnya pengaruh tekanan pompa bahan bakar, antara
tekanan pompa bahan bakar standar dengan tekanan pompa bahan bakar yang
diturunkan. Mengetahui tekanan pompa bahan bakar yang sesuai, untuk
mendapatkan konsumsi bahan bakar yang optimal serta melihat efek emisi gas
buang yang ditimbulkan akibat adanya modifikasi penurunan tekanan pompa
bahan bakar. Metode Percobaan (Eksperiment Research) yang digunakan dalam
penelitian ini, dilakukan dengan cara memvariasikan tekanan bahan bakar standar
(2.94 bar) dan tekanan bahan bakar diturunkan 2.5 bar, bukaan throtlle mulai dari
kelipatan 5o sampai dengan 50o dengan menggunakan sepeda motor Honda Vario
PGM-FI 125cc, sehingga akan terlihat pengaruh dari daya, torsi, dan konsumsi
bahan bakar sepeda motor tersebut, melalui pengamatan menggunakan dynotest
dinamometer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisa data,
penurunan tekanan pompa bahan bakar dari tekanan standar (2,94 bar) menjadi
2,5 bar mengakibatkan penurunan nilai torsi, daya, konsumsi bahan bakar, dan
emisi gas buang. Persentase torsi maksimal antara kedua tekanan pompa bahan
bakar adalah 1.7%, sedangkan persentase daya maksimalnya adalah 1.68%
dengan kecepatan putaran mesin yang sama. Konsumsi bahan bakar yang
didapatkan pada tekanan pompa bahan bakar 2,5 bar lebih baik ketika mencapai
akselerasi sedangkan di putaran bawah mesin, konsumsi bahan bakar lebih
banyak dibandingkan dengan tekanan standar (2,94 bar). Turunnya tekanan
pompa bahan bakar yang diuji berpengaruh pada hasil emisi gas buang yang
menunjukkan turunnya kadar CO, HC, CO2, serta meningkatnya kadar O2.
iii
ABSTRACT
The purpose of this study was to find the exact engine speed value and the
influence of the fuel pump pressure between the standard fuel pump pressure and
the reduced fuel pump pressure. Knowing the appropriate fuel pump pressure, to
get optimum fuel consumption and to see the effect of exhaust emissions caused by
the modification of pressure drop of fuel pump. Methods in this research is
Experiment Research Method. The research is done by varying standard fuel
pressure (2.94 bar) and fuel pressure lowered 2.5 bar, throtlle opening starting
from multiples of 5o to 50o using Honda Vario PGM- FI 125cc, so it will be seen
the influence of power, torque, and fuel consumption of the motorcycle, through
observations using the dynotest at dynamometer. Based on research and data
analysis, the reduction of fuel pressure from standard pressure (2.94 bar) to 2.5
bar resulted in decreased torque, power, fuel consumption and exhaust emissions.
The maximum torque percentage between the two fuel pump pressures is 1.7%,
while the maximum power percentage is 1.68% with the same engine speed of
rotation. Fuel consumption obtained at 2.5 bar fuel pressure is better when
achieving acceleration while at lower engine speed, fuel consumption is higher
than standard pressure (2.94 bar). Pressure down from the fuel pump tested
affects exhaust emissions which indicates a decrease in CO, HC, CO2, and
increased O2 levels.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya dalam menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Penurunan
Tekanan Pompa Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor 125cc
Menggunakan Pompa Bahan Bakar Pneumatik.
1. Bapak Ahmad Kholil, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, sekaligus selaku
pembimbing akademik yang telah memberikan saran dan arahan yang
berguna dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
2. Bapak Pratomo Setyadi, ST., MT. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan waktu, arahan, bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
3. Bapak Ragil Sukarno, S.T, M.T. selaku dosen pembimbing II yang yang
telah memberikan saran, bimbingan dan arahannya yang berguna dalam
penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak M. Fakhrudin, Ibu Maryam, D. Abi Rafdi, dan Alifah selaku
keluarga penulis yang senantiasa bersabar dan telah banyak sekali
memberikan dorongan moril maupun materil bagi kegiatan akademik
penulis.
5. Segenap dosen pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta
yang telah memberikan bekal ilmu bagi penulis.
6. Segenap Karyawan dilingkungan Jurusan Teknik Mesin Universitas
Negeri Jakarta.
7. Kepada teman-teman seperjuangan Teknik Mesin S1 angkatan 2012 yang
selalu memberikan semangat dan sama-sama berjuang mendapatkan gelar
sarjana pendidikan, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu untuk
semangat, perjuangan, dan solidaritasnya.
8. Bang Danar Hari K, Bang Ahmad Lubi, dan Bang Fahmi Harris yang
senantiasa membimbing penulis selama menyelesaikan masa studi sarjana
pendidikan.
9. Kepada keluarga besar Teknik Mesin khususnya angkatan 2008, 2009,
2010, 2013, dan 2014
10. Kepada teman-teman kostan, Alan, Sule, Golok (Brian), Jaki, Hanip,
Dapit, Ojan, Bang Nco, Darus, Marbot, Darkoy dan Pileng yang selalu
menghambat penulis untuk mengerjakan skripsi tetapi selalu memberikan
motivasi.
v
11. Mas Ipul selaku operator di Farm Tuning, Cilandak, Jakarta Selatan, yang
telah membantu dalam proses pengujian dan penyelesaian skripsi.
12. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyelesaiaan penulisan skripsi ini
dari awal sampai akhir yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini dapat menjadi suatu informasi yang berguna dan
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
ABSTRAK …. ................................................................................................ iii
ABSTRACT ... ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
vii
2.4 Waktu dan Lamanya Penginjeksian .............................................. 23
2.4.1 Dasar Waktu Penginjeksian Secara Umum ......................... 24
2.4.2 Hubungan Waktu Terbukanya Injektor ............................... 25
2.5 Fuel Delivery System ..................................................................... 25
2.5.1 Komponen Utama dari Fuel Delivery System ..................... 26
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Sistem Injeksi ........... 33
2.7 Asas Bernoulli ............................................................................... 34
2.7.1 Penerapan Hukum Bernoulli Pada Sistem Bahan Bakar ..... 35
2.8 Pneumatik ...................................................................................... 36
2.8.1 Kelebihan Pneumatik ........................................................... 36
2.8.2 Kekurangan Pneumatik ........................................................ 37
2.9 Usaha Mesin (Work)...................................................................... 38
2.10 Torsi (Torque) ............................................................................. 40
2.11 Tenaga Mesin (Power) ................................................................. 40
2.12 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik .................................................. 41
2.13 Emisi Gas Buang .......................................................................... 42
2.13.1 Proses Pembakaran ............................................................ 42
2.13.2 Persamaan Reaksi Pembakaran ......................................... 44
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 59
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 59
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian ....................................................... 70
4.2.1 Analisis Torsi ....................................................................... 70
4.2.2 Analisis Daya ....................................................................... 71
4.2.3 Analisis BSFC (Brake Specific Fuel Consumption) ............ 73
4.2.4 Analisis Uji Emisi Gas Buang ............................................. 74
4.3 Pembahasan ................................................................................... 74
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Siklus Motor Bakar 4 Langkah ................................................... 9
Gambar 2.2. Injector ........................................................................................ 15
Gambar 2.3. Fuel Pump ................................................................................... 16
Gambar 2.4. Oxygen sensor ............................................................................. 18
Gambar 2.5. Sistem Injeksi .............................................................................. 18
Gambar 2.6. Starting Sistem Injeksi ................................................................ 19
Gambar 2.7. Akselerasi Sistem Injeksi ............................................................ 19
Gambar 2.8. High Power Sistem Injeksi .......................................................... 20
Gambar 2.9. Single Point Injection .................................................................. 21
Gambar 2.10. Multi Point Injection ................................................................. 22
Gambar 2.11. Indirect Injection ....................................................................... 22
Gambar 2.12. Direct Injection ......................................................................... 23
Gambar 2.13. Fuel Pump ................................................................................. 26
Gambar 2.14. Pompa Turbin ............................................................................ 27
Gambar 2.15 Wiring Diagram Fuel Pump ....................................................... 28
Gambar 2.16. Fuel Filter ................................................................................. 29
Gambar 2.17. Fuel Pressure Regulator ........................................................... 31
Gambar 2.18. Pulsation Dumper ..................................................................... 31
Gambar 2.19. Injector ...................................................................................... 32
Gambar 2.20. Throttle Body ............................................................................. 35
Gambar 3.1. Pressure Gauge ........................................................................... 46
Gambar 3.2. Avape atau Tangki Bahan Bakar ................................................. 47
Gambar 3.3. ExHaust Gas Analyzner .............................................................. 47
Gambar 3.4. Injector Cleaner and Tester ........................................................ 50
Gambar 3.5. Electronic Control Unit (ECU) ................................................... 50
Gambar 3.6. Regulator ..................................................................................... 51
Gambar 3.7. Petbottle ...................................................................................... 51
Gambar 3.8. Skema Pompa Bahan Bakar Pneumatik ...................................... 52
Gambar 3.9. Diagram Alir Penelitian .............................................................. 53
x
Gambar 4.1. Grafik Torsi Mesin ...................................................................... 60
Gambar 4.2. Grafik Daya Mesin ...................................................................... 62
Gambar 4.3. Grafik BSFC Vario PGM-FI 125cc ............................................ 64
Gambar 4.4. Diagram Kadar CO .................................................................... 67
Gambar 4.5. Diagram Kadar HC .................................................................... 68
Gambar 4.6. Diagram Kadar CO2 ................................................................... 69
Gambar 4.7. Diagram Kadar O2 ...................................................................... 69
Gambar 4.8. Torsi Maksimal Vario PGM-FI 125cc ........................................ 68
Gambar 4.9. Daya Maksimal Vario PGM-FI 125cc ........................................ 70
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan ..................................................................... 45
Tabel 4.1. Torsi Mesin Vario PGM-FI 125cc .................................................. 59
Tabel 4.2. Daya Mesin Vario PGM-FI 125cc .................................................. 61
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan BSFC ................................................................. 63
Tabel 4.4. Kadar Emisi Gas Buang Vario PGM-FI 125cc ............................... 66
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel Konversi Satuan Daya Mesin .......................................... 80
Lampiran 2 Tabel Waktu Konsumsi Bahan Bakar ....................................... 81
Lampiran 3 Hasil Pengujian ......................................................................... 91
Lampiran 4 Tabel Torsi dan Daya Bukaan Throttle ..................................... 101
Lampiran 5 Dokumentasi ............................................................................. 108
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
energi tersebut menuntut kita untuk berpikir mencari solusi terbaik dalam
otomotif salah satunya pada sistem bahan bakar, contohnya perubahan dari
1
2
Pneumatik”.
berbeda adalah:
pembakaran?
teknologi injeksi?
atas, banyak hal yang mempengaruhi daya dan torsi yang dihasilkan pada
- Bukaan throttle 5o
125cc.
5. Bahan bakar yang di gunakan adalah bahan bakar dengan RON 92.
penelitian ini yaitu “Apakah terdapat pengaruh jika tekanan bahan bakar
bakar dan udara segar, karena itu motor bensin cenderung dinamai Spark
Ignition Engines.
berikutnya terlebih dahulu gas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus
dibuang atau dikeluarkan dari dalam silinder (ruang bakar), kemudian ruang
bakar diisi dengan campuran bahan bakar dan udara segar yang berlangsung
ketika torak bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) menuju TMB (Titik Mati
Bawah).
menjadi motor 2 langkah dan motor 4 langkah. Motor bensin yang memiliki
siklus torak yang bergerak sepanjang TMA – TMB – TMA – TMB – TMA
6
7
Motor bakar torak yang lazim itu adalah motor bakar torak yang
TMA tersebut berputar satu kali putaran poros engkol (360o sudut engkol).
Oleh karena itu motor bensin 4 langkah adalah motor bensin yang
siklus dalam empat langkah torak dan satu kali proses pembakaran
Pada langkah ini torak bergerak dari TMA (Titik Mati Atas)
menuju ke TMB (Titik Mati Bawah). Pada saat itu katup hisap
TMA, sementara katup hisap dan katup buang dalam keadaan tertutup.
campuran bahan bakar dan udara dibakar dengan percikan bunga api.
temperaturnya bertambah.
TMA menuju TMB. Selain itu, keadaan katup hisap maupun katup
menjadi turun.
selesai siklus dimulai lagi dari langkah hisap dan begitu seterusnya.
9
dan udara yang sesuai dengan kondisi beban dan kecepatan putar
pada jumlah udara yang masuk ke dalam silinder pada saat langkah
besarnya aliran bahan bakar yang masuk ke ruang bakar. Pedal gas
bakar.
lebih.
11
1. Blok mesin
4. Katup
(exhaust stroke).
12
5. Connecting Rod
engkol (crankshaft).
6. Torak (Piston)
7. Ring Piston
Ring piston terdapat dua bagian pada piston skirt yaitu ring
8. Silinder mesin
menggerakkan roda.
ke dalam silinder.
16. Radiator
pendingin
maksimal.
15
1. Injector
2. Fuel pump
sensor-sensor.
Collant Temperature).
perubahan posisi bukaan gas sehingga lebih hemat bahan bakar dan
lebih responsif.
1. Starting - Injeksi
Putaran mesin, jumlah udara yang masuk, dan temperatur mesin yang
masih dingin akan dideteksi oleh sensor yang akan memberikan input
tipe) atau mengaktifkan semua injector selama mesin starting (untuk tipe
2. Akselerasi – Injeksi
tiba, diikuti dengan berubahnya aliran udara atau kevakuman pada intake
Oleh Karena itu istilah Multi Point (lebih dari satu lokasi/titik) Fuel
Injection digunakan.
1. Indirect Injection
bakar.
2. Direct Injection
sedikitnya bensin yang diinjeksikan sesuai dengan input dari 2 sensor, yaitu
24
sensor jumlah udara masuk dan sensor putaran mesin (basic injection
1. Intermittent (sebentar-sebentar)
intake valve.
3. Continuous (berlanjut)
1. Simultaneous injection
2. Sequential Injection
injeksi pada suplai sistem bahan bakar adalah bahwa pada sistem injeksi
suplai bahan bakar dari tangki bensin ke ruang bakar dikontrol secara
elektronik oleh ECM, sedangkan pada system karburator suplai bensin dari
1.Fuel Pump
pompa itu sendiri, check valve, relief valve dan filter yang
2.Pompa Turbin
• Terdiri dari satu atau dua impeller yang diputar oleh motor,
casing dan pump cover tersusun menjadi satu unit. Bila motor
3. Check Valve
4. Relief Valve
detik PCM (ECM) tidak menerima signal dari motor starter dan
signal putaran mesin maka PCM (ECM) akan memutus ground fuel
pump relay.
putaran mesin.
6. Fuel Filter
dipasangkan pada saluran tekanan tinggi dari fuel pump. Fuel filter
ada yang diletakkan diluar tangki bensin, ada juga yang diletakkan
sekalipun signal injeksi dan tekanan bensin tetap. Oleh karena itu
sebaliknya.
31
katup. Akibatnya check valve pada pompa dan katup di dalam fuel
8. Pulsation Dumper
9. Injector
valve dan plunger merupakan satu unit, valve juga akan tertarik
2. Nilai resistance
mesin. Standar AFR pada motor adalah 14,7:1 yang artinya 14,7 udara
mesin dingin AFR 5:1, pada saat idle AFR 11:1, akselerasi 8:1, dan
karburator.
1. Terjadinya proses yang panjang dari sensor pengatur jumlah udara dan
kendaraan.
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran
tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
P1 + ½ρ v² + ρ g h = P2 + ½ρ v2 + ρ g h
2.8. Pneumatik
tidak hanya meliputi penelitian aliran udara melalui suatu sistem saluran,
tangki penampungan
2
Sudaryono, Pneumatik dan Hidrolik, (KEMENDIKBUD : Jakarta, 2013) h.14
3
Ibid h.15
4
http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/02/dasar-dasar-pneumatik.html (diakses 16 April 2017 pkl
16:28)
37
lainnya.
menganggu.
yang terbatas.
besar suatu gaya dapat melakukan perpindahan pada suatu sistem. Jadi,
usaha adalah suatu pergerakan aktual yang dapat atau telah dilakukan ketika
suatu gaya diberikan pada objek atau sistem, sehingga dapat diekspresikan
dalam bentuk feet – pound atau joule5. Dalam Ilmu Fisika perhitungan usaha
sebagai berikut:
∫ ∫ (2.1)
Keterangan:
5
James D. Halderman, opcit, h.107
39
Karena , (2.2)
∫ (joule) (2.3)
∫ (2.4)
Indicated work adalah usaha ideal yang terjadi pada ruang bakar. Sedangkan
brake work adalah usaha bersih setelah usaha ideal dikurangi oleh parasitic
(kJ/kg) (2.5)
langkah usaha, serta pump work yang melibatkan pengaruh langkah intake
(2.6)
6
Willard W. Pulkrabek, opcit, h.44-47
40
kerja atau usaha dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah kecenderungan
sebuah gaya untuk memutar suatu objek atau sistem terhadap suatu poros7.
berikut8 :
( ) (2.7)
( ) (2.8)
Tenaga atau power merupakan work rate atau usaha yang dilakukan
(2.9)
7
Raymond A. Serway and John W. Jewett, Principles of Physics (London:David Harris)h.303
8
Willard W. Pulkrabek, opcit., h.50
41
(2.10)
( )( ) ̅̅̅̅ (2.11)
Keterangan :
menghasilkan daya per HP. Jadi BSFC dapat didefinisikan sebagai ekonomi
Polusi udara kendaraan bermotor berasal dari gas buang sisa hasil
pembakaran bahan bakar yang tidak terurai atau terbakar dengan sempurna.
Emisi gas buang yang buruk diakibatkan oleh pembakaran tidak sempurna
bahan bakar di ruang bakar. Unsur yang terkandung dalam gas buang antara
lain CO, NO2, HC, C, H2, CO2, H2O dan N2, dimana banyak yang bersifat
kimia antara bahan bakar dan oksigen yang terjadi dalam ruang
karbon 1.6 < H/C < 2.1. Adapun reaksi pembakaran bahan bakar
3,773(n+m/4) N2
43
3,773 α (n+m/4) N2
Keterangan:
sebagai berikut:
fH2 + gHC
44
bagi kesehatan.
+ m/4)N2
C8H18 + 12.5 (O2 + 3,76 N2) -> 8CO2 + 9H2O + 47N2 + 1212 kcal
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
RT 11/RW 14, Jakarta Timur, 13220, untuk pengujian emisi gas buang.
Waktu penelitian adalah pada tanggal 25 April 2017 sampai 20 Mei 2017.
a. Sepeda Motor
45
46
b. Pressure Gauge
tekanan yang akan menekan bahan bakar pada apave atau tanki bahan
bakar.
Connection : ¼” NPT
bahan bakar dan udara bertekanan yang akan masuk keruang bakar.
d. Dinamometer
500.
O2 : 0 - 25% 0,01%
CO : 0 - 9,999% 0,1%
- Measuring Item : CO, HC, CO₂, O₂, (air surplus rate), AFR,
Nox
- Measuring Method : HC,CO, CO₂- NDIR(Non-dispersive
infrared) O₂, NOx-Electro Chemical
- Repeatability : Less than ± 2% FS
- Response Time : Within 10 seconds (more than 90%),
- Warming up time : 2 - 8 minutes
- Flow rate : 4 - 6 L/min
- Power supply : 220V
- Printer type : Built-in thermal printer
- Measuring item : Smoke opacity ( %, k [m-1] )
RPM (option), °C (option)
- Principle : Light extinction method
- Light source : Green LED(565nm)
- Detector : Photo diode
- Range : 0.0~100.0% (0.00~21.42m-1 )
- Accuracy : Less than 1%
- Warm-up time : 3~6 minutes
- Display time : 4 times /sec
- Power : 220V / 110V AC 50/60Hz
- Temperature : -10~40℃
- Dimension : 450(W) x 200(D) x 245(425)(H) mm
49
sesuai logic (program) yang diisi berdasarkan signal (dari sensor O2)
h. Regulator
i. Petbottle
Gambar 3.7.Petbottle.
52
yaitu dengan cara memvariasikan tekanan bahan bakar standar (2.94 bar)
dan tekanan bahan bakar diturunkan 2.5 bar,bukaan throtlle mulai dari
Vario PGM-FI 125cc, sehingga akan terlihat pengaruh dari daya dan torsi
dinamometer.
53
Mulai
Studi literatur
Pengujian
Kesimpulan
Selesai
torsi, daya, konsumsi bahan bakar, dan uji emisi gas buang mesin
sepeda motor dengan posisi ban depan berada pada wheel lock
maju
55
dikomputer
- Lalu tarik pedal gas dari bukaan throttle gas dari dari 5o sampai
tekanan standar (2,94 bar) dan tekanan yang diturunkan (2,5 bar)
sebanyak 10ml.
- Lalu tarik pedal gas dari bukaan throttle yang sudah ditentukan
berjalan.
dengan sama.
- Setelah itu persiapkan alat untuk uji emisi,pastikan alat uji emisi
lama agar hasil dari uji emisi terlihat pada monitor alat uji emisi
57
- Lalu tarik pedal gas dari bukaan throttle gas dari 5o sampai
untuk melihat hasil kadar emisi gas buang dari tiap bukan
throttle.
- Setelah hasil uji emisi terlihat pada monitor tekan tombol yang
ada pada alat uji emisi untuk mencetak hasil uji emisi
tekanan standar (2,9 bar) dan tekanan yang diturunkan (2,5 bar)
pembeda dari satu variabel dengan variabel lainnya yang ditunjukkan dari
pengemudiannya.
tekanan standar (2,94 bar) dan tekanan yang diturunkan (2,5 bar).
bakar, dan emisi gas buang dengan tekanan yang diturunkan (2,5
bar).
diujikan.
torsi, daya, konsumsi bahan bakar, dan emisi gas buang memiliki
dinamometer sasis. Data mengenai torsi mesin motor Vario PGM-FI 125cc
sampai dengan bukaan paling besar yaitu 50o. Dibawah ini merupakan hasil
tekanan pompa bahan bakar yang berbeda. Data diatas diambil dari nilai puncak
59
60
setiap bukaan throttle, maka didapatkan grafik torsi engine speed bukaan throttle
sebagai berikut:
8,5
7,5
7
Torsi Mesin (N.m)
6,5
6
2,5 BAR
4,5
3,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bukaan Throttle (o)
menunjukan bahwa nilai torsi kendaraan pada setiap tekanan pompa bahan bakar
yang diujikan terus meningkat dari mulai bukaan throttle 5o sampai bukaan
throttle atas 50o dengan kecepatan putaran mesin dari 4500 rpm – 9750 rpm. Pada
bukaan throttle 5o sampai dengan 15o (kecepatan putaran mesin dari 4500 rpm –
6000 rpm) terjadi peningkatan nilai torsi yang signifikan dari masing – masing
tekanan pompa bahan bakar. Jika dilihat dari grafik diatas, tekanan yang
61
diturunkan (2,5 bar) pada bukaan throttle atas hampir mendekati nilai torsi
didapatkan data daya mesin yang diuji dengan dua tekanan pompa bahan bakar
5,5
4,5
4
Daya Mesin (kW)
3,5
2,5 BAR
2,94 BAR
3
2,5
1,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bukaan Throttle (o)
Data yang di dapat dari daya mesin ini juga diambil dari nilai puncak dari
setiap bukaan throttle dengan kelipatan 5o sampai dengan bukaan paling besar 50o
dan dengan dua tekanan pompa bahan bakar yang berbeda juga.
Dilihat dari hasil grafik diatas, nilai daya dari masing – masing tekanan
pompa bahan bakar terus meningkat. Peningkatan yang signifikan terjadi pada
bukaan throttle dari 5o sampai bukaan throttle 15o dengan kecepatan putaran
mesin dari 4750 rpm – 6000 rpm di masing – masing tekanan pompa bahan bakar.
Jika dilihat dari hasil grafik diatas, selisih terkecil dari nilai daya diantara dua
untuk RPM yang sama. Kemudian perubahan daya dari RPM rendah ke RPM
tinggi pada tiap bukaan throttle–nya terus mengalami peningkatan daya disetiap
nilai puncak pada bukaan throttle, sehingga dapat dikatakan daya terus meningkat
ketika RPM–nya naik. Pengujian yang dilakukan dengan dynamometer ini juga
konsumsi bahan bakar mesin motor Vario PGM-FI 125cc dibawah ini didapatkan
kondisi seperti saat motor dikendarai yang terdapat beban pengendara, pengujian
dilakukan dengan sampel 10ml bahan bakar. Temperatur ruangan tercatat adalah
tekanan pompa bahan bakar yang berbeda secara bergantian dan pengujian
dilakukan setiap kelipatan 5o bukaan throttle sampai dengan bukaan yang paling
besar yaitu 50o. Dibawah ini merupakan hasil pengujian konsumsi bahan bakar
Dari data hasil konsumsi bahan bakar mesin dengan menggunakan tekanan
pompa bahan bakar yang berbeda, maka didapatkan grafik BSFC (Brake Specific
13,5
13
12,5
12
11,5
11
BSFC (Kg/kW.sec)
10,5
10
2,5 bar
9,5
2,94 bar
9
8,5
8
7,5
7
6,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bukaan Throttle (o)
Data konsumsi bahan bakar dengan data torsi dan data daya, dilakukan
sama seperti pengujian sebelumnya. Data diambil dari setiap bukaan throttle,
dimana bukaan thottle yang diuji dengan kelipatan 5o bukaan throttle sampai
dengan bukaan 50o (Wide Open Throttle) dengan menggunakan tekanan pompa
bahan bakar yang berbeda. Pada tekanan pompa bahan bakar standar (2,94 bar)
memiliki konsumsi yang baik pada bukaan throttle bawah, tetapi dibukaan throttle
65
25o sampai bukaan throttle atas, grafik konsumsi yang di dapatkan kurang stabil.
Berdasarkan pada grafik diatas, pada tekanan standar (2,94 bar) dibukaan
throttle 25o dengan kecepatan putaran mesin 7000 rpm, konsumsi bahan bakar
yang terjadi sangatlah kaya begitu juga ketika dibukaan throttle 40o - 50o
konsumsi bahan bakar sangat boros. Pada tekanan yang diturunkan (2,5 bar)
dengan bukaan throttle 25o, ketika dibukaan throttle atas kondisi konsumsi bahan
bakar cenderung boros atau kaya penggunaan bahan bakar. Jika dibandingkan
pada bukaan throttle 25o kondisi tekanan standar mengalami penggunaan bahan
bahan bakar apabila waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan suatu bahan
bakar dengan menghasilkan daya yang besar, maka besaran nilai BSFC yang
dihasilkan kecil. Apabila nilai BSFC yang dihasilkan besar, kemungkinan besar
nilai daya yang dihasilkan tidak terlalu besar meskipun waktu yang dibutuhkan
Pengambilan data terakhir dari pengujian ini adalah data kadar emisi gas
buang yang digunakan pada dua tekanan yang berbeda dengan bukaan throttle
dari kelipatan 5o sampai dengan bukaan throttle 50o. Pengujian ini dilakukan di
Lab. Otomotif Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta. Berikut adalah hasil data
Berdasarkan hasil uji emisi yang tertera pada tabel diatas, pada tekanan
meskipun kadar yang dihasilkan dari tiap bukaan throttle tidak stabil atau
fluktuatif. Pada tekanan standar (2,94 bar) kadar CO yang dihasilkan juga sama
dengan tekanan yang diturunkan masih relatif kecil meskipun kadar yang
dihasilkan pada tiap bukaan throttle tidak stabil, namun kadar tertinggi pada
tekanan yang diturunkan terdapat pada bukaan 25o sedangkan pada tekanan
1,8
1,6
1,4
1,2
Kadar CO (%)
0,4
0,2
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bukaan Throttle (o)
Pada tabel kadar HC dari dua tekanan yang diujikan memiliki hasil kadar
HC yang terbilang relatif kecil pada setiap bukaan meskipun kadar yang
dihasilkan tidak stabil naik atau turun. Jika dibandingkan dari dua tekanan
tersebut, kadar HC terbesar bisa dilihat pada tabel diatas. Pada tekanan yang
putaran mesin 9750 rpm, sedangkan pada tekanan standar kadar HC terbesar
550
500
450
400
350
Kadar HC (ppm)
300
250 2,5 bar
150
100
50
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bukaan Throttle (o)
Berikutnya adalah kadar CO2 yang dihasilkan pada dua tekanan yang
berbeda. Berdasarkan hasil uji emisi yang telah dilakukan, pada tekanan yang
diturunkan kadar CO2 yang dihasilkan tidak terlihat begitu besar nilainya, hanya
ada dua bukaan throttle yang menghasilkan kadar CO2 yang meningkat, yaitu
pada bukaan throttle 25o dan 40o. Pada tekanan standar kadar CO2 yang dihasilkan
cenderung sama dengan tekanan yang diturunkan, kadar yang dihasilkan relatif
tidak besar nilainya namun ada satu bukaan throttle yang memiliki kadar CO2
15,00%
13,00%
11,00%
Kadar CO2
9,00%
3,00%
1,00%
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bukaan Throttle (o)
didapatkan dari dua tekanan yang berbeda juga. Jika dilihat dari tabel uji emisi gas
buang, pada tekanan yang diturunkan memiliki kadar O2 menunjukan relatif stabil,
24,00%
23,00%
22,00%
Kadar O2
21,00%
18,00%
17,00%
5 10 15 20 25 30 35 40 45
Bukaan Throttle (o)
dari masing – masing tekanan pompa bahan bakar yang telah diuji.
Torsi maksimal dari kedua tekanan pompa bahan bakar dapat dilihat
TORSI
MAKSIMAL
8,27 Nm
8,13 Nm
sama yaitu 9750 rpm, tekanan pompa bahan bakar 2,94 (standar) bar
bakar 2,5 bar torsinya mencapai 8,13 Nm. Sehingga urutan tekanan
Tekanan pompa bahan bakar 2,94 bar > Tekanan pompa bahan
pompa bahan bakar tiap rpm-nya pada tabel 4.1, maka tekanan
pompa bahan bakar 2,94 bar memiliki nilai torsi yang lebih tinggi
bar, karena pada tekanan yang lebih tinggi partikel bahan bakar lebih
bahan bakar yang diujikan, dimana tekanan pompa bahan bakar 2,5
telah diuji. Torsi maksimal dari kedua tekanan pompa bahan bakar
Daya Maksimal
5,33 kW
5,24 kW
sama yaitu 9750 rpm, tekanan pompa bahan bakar 2,94 (standar) bar
bahan bakar 2,5 bar torsinya mencapai 5,24 kW. Sehingga urutan
Tekanan pompa bahan bakar 2,94 bar > Tekanan pompa bahan
kedua tekanan pompa bahan bakar tiap rpm-nya pada tabel 4.2, maka
tekanan pompa bahan bakar 2,94 bar memiliki nilai daya yang lebih
bakar 2,5 bar, karena pada tekanan yang lebih tinggi torsi yang akan
73
sama, jika torsi mesin meningkat maka daya mesin juga meningkat.
Persentase dari nilai puncak daya mesin yang dihasilkan dari kedua
throttle 20o dengan kecepatan putaran mesin 6500 rpm pada tekanan
2.5 bar sedangkan pada tekanan 2,94 bar memiliki nilai yang lebih
kecil. Ketika diputaran atas nilai BSFC yang dihasilkan oleh tekanan
rendah dari kondisi Vo. Oleh karena itu ketika di bukaan throttle atas
Diputaran atas tekanan 2.5 bar nilainya lebih kecil dari tekanan 2.94
74
bahan bakar standar (2,94 bar) dan tekanan pompa bahan bakar yang
diturunkan (2,5 bar) hasil dari setiap kadar emisinya dabawah dari
bahan bakar yang masuk ke ruang bakar lebih sedikit dari tekanan
kadar O2 naik.
4.3 Pembahasan
bahan bakar standar (2,94 bar) menjadi yang terbaik pada torsi dan daya
pompa yang diturunkan (2,5 bar) memiliki nilai torsi dan daya maksimal
P = 5,33 kW) pada kecepatan putaran mesin yang sama 9750 rpm. Setelah
melakukan pengujian torsi dan daya, untuk konsumsi bahan bakar yang
telah diuji, nilai terbaik yang didapatkan oleh tekanan pompa bahan bakar
yang diturunkan (2,5 bar) terdapat pada bukaan throttle 25o sampai 50o
dengan kecepatan putaran mesin 6500 – 9750 rpm. Sedangkan pada tekanan
standar (2,94 bar) nilai terbaik yang didapatkan pada bukaan throttle 5o
sampai dengan bukaan throttle 20o dengan kecepatan putaran mesin 4750 –
6500 rpm. Pengujian terakhir yang dilakukan adalah uji emisi gas buang.
pompa bahan bakar (2,5 bar) terhadap emisi gas buang kendaraan. Dari hasil
penurunan tekanan pompa bahan bakar (2,5 bar) terhadap torsi, daya,
konsumsi bahan bakar, dan emisi gas buang. Penurunan tekanan pompa
bahan bakar menyebabkan turunnya nilai torsi dan daya yang dihasilkan,
tekanan pompa bahan bakar standar (2,94 bar), tekanan pompa bahan bakar
yang diturunkan memiliki konsumsi bahan bakar yang baik pada putaran
atas mesin yaitu pada putaran 7000 – 9750 rpm ( bukaan throttle 25o-50o)
konsumsi bahan bakar yang lebih baik pada putaran bawah mesin yaitu pada
putaran 4750 – 6500 rpm (bukaan throttle 5o-20o). Untuk hasil uji emisi gas
terdapat penurunan kadar CO, HC, CO2, dan meningkatnya kadar O2,
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisa data, dapat
1. Penurunan tekanan pompa bahan bakar dari tekanan standar (2,94 bar)
2. Persentase torsi maksimal antara kedua tekanan pompa bahan bakar adalah
4. Konsumsi bahan bakar yang didapatkan pada tekanan pompa bahan bakar
2,5 bar lebih baik ketika mencapai akselerasi sedangkan di putaran bawah
5. Turunnya tekanan pompa bahan bakar yang diuji berpengaruh pada hasil
emisi gas buang yang menunjukkan turunnya kadar CO, HC, CO2, dan
5.2 Saran
77
78
1. Bila ingin mendapatkan hasil konsumsi bahan bakar yang optimal pada
saat akselerasi maka tekanan bahan bakar yang diturunkan menjadi pilihan
yang tepat.
bakar yang diturunkan bisa menjadi solusi untuk mewujudkan hal tesebut,
karena dari hasil pengujian yang telah dilakukan, tekanan pompa bahan
bakar yang diturunkan memiliki kadar emisi gas buang yang rendah.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/02/dasar-dasar-pneumatik.html (diakses 16
April 2017 pkl 16:28)
Kristanto, Philip, 2015, Motor Bakar Torak :Teori & Aplikasinya (Jakarta :
Erlangga)
79
80
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel Konversi Satuan Daya Mesin
KONVERSI SATUAN
BUKAAN
2,5 BAR 2,94 BAR
THROTTLE
HP kW HP Kw
5 2,25 1,67 2,88 2,14
10 3,50 2,60 3,90 2,90
15 4,50 3,35 4,80 3,57
20 4,82 3,59 5,11 3,81
25 5,06 3,78 5,32 3,97
30 5,33 3,97 5,60 4,17
35 5,64 4,21 5,90 4,40
40 5,92 4,42 6,16 4,60
45 6,25 4,66 6,46 4,82
50 7,03 5,24 7,15 5,33
81
Lampiran 2
Tabel Waktu Konsumsi Bahan Bakar
Densitas Pertamax 92
Daya = 1,67 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00021 kg/det
Daya = 2,14 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00024 kg/det
Daya = 2,60 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00023 kg/det
Daya = 2,90 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00025 kg/det
Daya = 3,35 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00024 kg/det
Daya = 3,57 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00025 kg/det
Daya = 3,59 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00024 kg/det
Daya = 3,81 kW
Fm = 0,008 kg
t (waktu) = 31 det
ṁbb =
= 0,00025 kg/det
=
85
Daya = 3,65 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00025 kg/det
Daya = 3,81 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00030 kg/det
Daya = 3,97 kW
Fm = 0,008 kg
86
ṁbb =
= 0,00029 kg/det
Daya = 4,17 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00031 kg/det
Daya = 4,13 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00031 kg/det
Daya = 4,45 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00033 kg/det
Daya = 4,39 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00034 kg/det
Daya = 4,70 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00038 kg/det
Daya = 4,66 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00037 kg/det
Daya = 4,75 kW
Fm = 0,008 kg
t (waktu) = 20 det
89
ṁbb =
= 0,0004 kg/det
Daya = 5,24 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00044 kg/det
Daya = 5,33 kW
Fm = 0,008 kg
ṁbb =
= 0,00054 kg/det
Lampiran 3
Hasil Pengujian
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
Lampiran 4
Lampiran 5
109
RIWAYAT PENULIS
Terpadu Ummul Quro (2000-2006), SMP Islam Terpadu Ummul Quro (2006-2009),
Universitas Negeri Jakarta Fakultas Teknik Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
(2012-2017).