Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : ADE WAHYUDI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041120207

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4367/Hubungan Industrial

Kode/Nama UPBJJ : 18 / PALEMBANG

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Lingkungan hubungan industrial secara umum merupakan hubungan antara pekerja dan
pengusaha dengan berbagai permasalahan diantaranya, ekonomi, sosial, politik dan budaya diantara
zona tersebut dapat dibedakan menjadi pemasaran tenaga kerja dan pengolahan tenaga kerja.
Jelaskan 3 (tiga) level kegiatan hubungan industrial yang anda ketahui.

Tiga Level Kegiatan Hubungan Industrial

LEVEL PENGUSAHA SERIKAT KERJA PEMERINTAH


Strategi jangka Strategi Bisnis
Strategi Politik Kebijakan
panjang dan Strategi Investasi
Strategi Representasi Makroekonomi dan
penyusunan Strategi Sumber Daya
Strategi Organisas sosial
kebijakan Manusia

Kesepakatan Hukum dan


Kebijakan Personalia Strategi Kesepakatan
bersama dan Administrasi Tenaga
Strategi Negosiasi Bersama
kebijakan personal Kerja

Gaya Supervisi Administrasi Kontrak Standar Karyawan


Hubungan tempat
Partisipasi karyawan Partisipasi Karyawan Partisipasi
kerja dan individu/
Desain Pekerjaan dan Desain Pekerjaan dan Karyawan
organisasi
Organisasi Kerja Organisasi Kerja Hak Individual

Tabel di atas menunjukkan pembagian kerangka kerja yang membagi kegiatan manajemen,
karyawan, dan pemerintah menjadi tiga tingkatan. Setiap tingkatan diperdalam dengan tiga aktor
utama lain dalam sistem hubungan industrial. Ketiga tingkat menunjukkan perbedaan dalam
keunggulan analisis. Kerangka kerja mengenal hubungan antarkegiatan pada berbagai tingkatan
sistem yang berbeda. Kerangka kerja menunjukkan pengaruh berbagai keputusan strategik dengan
berbagai faktor. Sedangkan fokus analisisnya adalah pada hubungan formal dan informal di tempat
kerja.

2. Komitment organisasi adalah keadaan disaat seorang pekerja memihak kepada organisasi
atau perusahaannya termasuk didalamnya setuju terhadap visi dan misi perusahaan tersebut.
Dengan begitu ia memiliki keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi atau
perusahaan tersebut.

Ada beberapa dimensi komitmen organisasi yang ada di dunia ini, salah satunya adalah dimensi yang
diutarakan oleh allen dan meyer. Tiga dimensi yang dimaksudkan oleh allen dan meyer ialah:

1. Komitmen afektif. Komitmen ini berkaitan dengan emosional seseorang yang menyebabkan
adanya keterlibatan emosional seseorang pada suatu organisasi
2. Komitmen kontinyu. Komitment ini mencangkup persepsi seseorang atas biaya dan risiko
saat meninggalkan organisasi. Komitmen ini terjadi dengan pertimbangan pengorbanan
orang tersebut jika meninggalkan organisasi dan ketiadaan pilihan bagi orang tersebut
3. Komitmen normatif. Komitmen yang didasari atas perasaan wajib dan bertanggung jawab
pada organisasi dimana seseorang terlibat.

3.

A. Sejarah pergerakan organisasi buruh sejak zaman kemerdekaan hingga saat ini dimulai
sejak sebulan setelah Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 19 September 1945 dibentuklah
Barisan Buruh Indonesia (BBI), yang bertujuan ikut serta mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia. Karena tujuan yang bersifat umum ini, disamping itu juga karena BBI
terpengaruh oleh gerakan politik yang ada pada waktu itu, akibatnya timbul pro dan kontra
diantara anggotanya. Yang pro menghendaki BBI tetap menggabungkan diri dengan politik,
yang kontra ingin memisahkan dirinya dari pengaruh politik.1 Setelah pemberontakan G 30
S/PKI tahun 1965 dapat dibubarkan (memasuki era Orde Baru), sejalan dengan
bermunculannya berbagai Partai Politik (9 partai politik) dan bermunculan pula ratusan
serikat buruh yang bertujuan politik maupun sosial ekonomi. Berdasarkan catatan
Departemen Perburuhan Tahun 1967 ada 244 Serikat Buruh yang bergabung dalam 17 induk
organisasi buruh.2 Kemudian setelah Pemilihan Umum tahun 1971, Partai Politik yang
sedemikian banyaknya menggabungkan diri menjadi 2 partai politik, yaitu PDI dan PPP.
Akibatnya, organisasi buruh yang tadinya bernaung di bawah partai politik tersebut menjadi
kehilangan pegangan, dan akibatnya tidak berfungsi sama sekali. Saat itulah yang
dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin organisasi buruh sebagai tonggak awal untuk
merealisasikan cita-cita persatuan organisasi buruh yang telah lama diidam-idamkan namun
selalu terhambat oleh situasi politik yang tidak menentu.3 Maka setelah konsepsi persatuan
ini dikemukakan, dikeluarkanlah suatu Deklarasi yang disebut “Deklarasi Persatuan Buruh
Indonesia” dan ditandatangani tanggal 20 Februari 1973. Deklarasi tersebut pada intinya
berisi kebulatan tekad kaum buruh Indonesia untuk mempersatukan diri dalam suatu wadah,
yang kemudian wadah ini disebut dengan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI), FBSI
dinyatakan berdiri pada tanggal 20 Februari 1973, diakui oleh Pemerintah tanggal 11 Maret
1974. Kemudian sejalan dengan digantinya istilah „buruh‟ menjadi istilah „pekerja‟ oleh
Mantan Menteri Tenaga Kerja Soedomo, maka pada tahun 1985 FBSI diganti menjadi SPSI
(Serikat Pekerja Seluruh Indonesia).

B. Pasal 28E ayat (3) UUD 1945, Konvensi ILO Nomor 87 Tahun 1948, dan Konvensi ILO
Nomor 98 Tahun 1956, menjamin hak pekerja untuk berserikat, Hak pekerja untuk berserikat
ini diwujudkan ke dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Penjaminan oleh konstitusi ini melahirkan banyak sekali serikat pekerja. Persatuan banyak
serikat pekerja akan meningkatkan posisi tawar pekerja terhadap pengusaha. Fungsi penting
serikat pekerja dalam Pasal 120 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang membatasi serikat pekerja untuk bisa tampil sebagai pihak dalam
pembuatan perjanjian kerja bersama dikoreksi oleh Mahkamah Konstitusi lewat Putusan
Nomor 115/PUU-VII/2009. Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut mempertegas eksistensi
serikat pekerja tanpa memperhatikan jumlah anggotanya. Harus ada penghargaan atas
keberadaan serikat pekerja meskipun anggotanya tidak banyak.

4.

A. Sesuai dengan pasal 102 ayat (2) UU 13/2003, dalam melaksanakan hubungan
industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan
sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi,
menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan
keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan
anggota beserta keluarganya.

B.

• Hak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh merupakan hak asasi


pekerja/buruh yang telah dijamin di dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk mewujudkan hak tersebut, kepada setiap pekerja/buruh harus diberikan
kesempatan yang seluas-luasnya mendirikan dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh. Serikat pekerja/serikat buruh berfungsi sebagai sarana untuk
memperjuangkan, melindungi, dan membela kepentingan dan meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Dalam
• menggunakan hal tersebut, pekerja/buruh dituntut bertanggung jawab untuk
menjamin kepentingan yang lebih luas yaitu kepentingan bangsa dan negara. Oleh
karena itu, penggunaan hak tersebut dilaksanakan dalam kerangka hubungan
industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan.

PASAL 8

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang
telah terbentuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi pemerintah yang
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan setempat untuk dicatat.

Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan dilampiri :

a. daftar nama anggota pembentuk;


b. anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
c. susunan dan nama pengurus.

PASAL 20
1. nstansi pemerintah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), wajib mencatat dan
memberikan nomor bukti pencatatan terhadap serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan
konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 11, Pasal 18
ayat (2), dan Pasal 19, selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung sejak
tanggal diterima pemberitahuan.
2. Instansi pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dapat menangguhkan
pencatatan dan pemberian nomor bukti pencatatan dalam hal serikat pekerja/serikat buruh,
federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh belum memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal
11, Pasal 18 ayat (2), dan Pasal 19.
3. Penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dan alasan-alasannya diberitahukan
secara tertulis kepada serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh yang bersangkutan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
terhitung sejak tanggal diterima pemberitahuan.

Anda mungkin juga menyukai