Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA DASAR

MEKANIKA FLUIDA

Dosen Pengampu : Muliani, S.Si,M.Pd.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

Sumarni 200710001
Basyariah 200710002
Rita Zahara 200710003
Muhammad Febriansyah 200710004
Lulu Azlika 200710005
Novi Rizky Ramadhani 200710006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan bayak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.
Harapan kami semoga makalah yang membahas tentang “Mekanika Fluida” dapat
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembelajaran tersebut. Kami juga
menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
ada saran yang membangun.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dipahami dan
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Reuleut, 01 Juni 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................2

1. Latar Belakang ............................................................................2


2. Pembahasan Masalah ..................................................................2
3. Manfaat Pembuatan Makalah .....................................................2
4. Tujuan Pembuatan Makalah .......................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................4

A. Definisi Fluida ............................................................................4-5


B. Dimensi dan Satuan ....................................................................5-7
C. Sifat-sifat Fluida..........................................................................7
1. Kerapatan ..............................................................................7-8
2. Tegangan Permukaan dan Kapilaritas ..................................8-10
3. Tekanan Uap .........................................................................10
4. Viskositas ..............................................................................11
5. Fluida Bergerak .....................................................................11-12
6. Persamaan Kontinuitas..........................................................12-13
7. Persamaan Momentum..........................................................13-14
8. Persamaan Energi..................................................................14-15
BAB III PENUTUP ...........................................................................................16

1. Kesimpulan .................................................................................16
2. Saran ...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
PERTANYAAN.................................................................................................18

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penerapan mekanika fluida yang pertama adalah ketika orang melontarkan batu,
lembing dan anak-anak panah. Kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan
yang cukup untuk memecahkan masalah aliran tertentu. Kapal-kapal dengan dayung dan
layar atelah digunakan sekitar tahun 3000 SM. Sistem irigasi telah ditemukan diantara puing-
puing prasejarah baik di Mesir maupun di Mesopotania. Orang yunani kuno telah mengenali
udara dan air sebagai dua zat dari empat unsur zat ( yang lain adalah api dan tanah ).
Aristoteles pada abad ke empat SM mempelajari benda-benda dalam media yang tipis
dan dalam gelembung-gelembung. Archimedes (285 – 212 SM) merumuskan hukum-
hukumnya yang terkenal tentang benda terapung dan terbenam. Saluran-saluran air bangsa
Romawi dibangun dalam abad keempat SM, walaupun bukti-bukti tertulis menunjukkan
bahwa para pembuat saluran itu belum memahami tentang azas-azas perancangan dan
mekanisme hambatan pipa.

2. Pembahasan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan sistem Mekanika Fluida ?
• Membahas ruang lingkup Mekanika Fluida?
• Membahas dimensi satuan Mekanika Fluida ?
• Contoh Soal pada Mekanika Fluida?
• Membahasa Persamaan-persamaan yang terdapat pada Mekanika Fluida

3. Manfaat Pembuatan Makalah


• Memudahkan transfer pengetahuan tentang Mekanika Fluida kepada peserta didik.
• Memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi tentang Mekanika Fluida
• Membantu peserta didik untuk memahami Mekanika Fluida secara sederhana.
• Memudahkan peserta didik untuk mengetahui Ruang Lingkup mekanika Fluida.

2
4. Tujuan Pembuatan Makalah
• Mengetahui apa Pengertian dari Mekanika Fluida.
• Mengetahui berbagai ruang lingkup Mekanika Fluida.
• Mengetahui cara mengerjakan Soal-soal Perhitungan contoh Mekanika Fluida.
• Mengetahui Dimensi-dimensi pada Mekanika Fluida.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Fluida
Bahan dapat dibagi atas dua keadaan saja, yakni fluida dan zat padat. Secara teknis
perbedaannya terletak pada reaksi kedua zat itu terhadap tegangan geser atau tegangan
singgung yang dialaminya. Zat padat dapat menahan tegangan geser dengan deformasi
statis, sedangkan fluida adalah sebaliknya.

Fluida juga dikenal dengan istilah zat alir, adalah zat yang berubah bentuk secara
kontinyu ( terus menerus ) bila terkena tegangan geser, betapapun kecilnya tegangan
geser itu. Maka dapat kita katakan bahwa fluida yang diam, berada dalam keadaan
tegangan geser nol.
Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan ( zat cair ) atau gas. Perbedaan utama
antara keduanya bersifat teknis, yaitu berhubungan dengan akibat gaya kohesif. Karena
terdiri atas molekul-molekul tetap rapat dengan gaya kohesif yang relatif kuat, zat cair
cenderung mempertahankan volumenya dan akan membentuk permukaan bebas dalam
medan gravitasi jika tidak tertutup dari atas, aliran muka bebas sangat dipengaruhi efek
gravitasi. Sedangkan gas yang mempunyai jarak antara molekul-molekulnya besar dan
gaya kohesifnya terabaikan, akan memuai dengan bebas sampai tertahan oleh dinding
yang mengungkungnya. Volume gas tidak tertentu (mengikuti volume wadahnya) dan
jika tanpa wadah yang mengungkungnya, gas itu akan membentuk atmosfer yang pada
hakekatnya bersifat hidrostatik. Gas tidak dapat membentuk permukaan bebas, karena itu
aliran gas jarang dikaitkan dengan efek gravitasi.

4
Berdasarkan bentuk hubungan antara besarnya tegangan geser yang bekerja dengan
laju perubahan bentuk yang terjadi, maka fluida dapat diklasifikasikan atas fluida yaitu
Fluida Newton ( Newton Fluids ) atau fluida bukan-Newton ( Non-Newton Fluids ).
Fluida yang mempunyai hubungan linear antara besarnya tegangan geser dengan laju
perubahan bentuk yang diakibatkan disebut fluida Newton. Fluida yang termasuk dalam
kelompok ini seperti air,udara dan gasolin pada kondisi normal. Sedangkan fluida bukan-
Newton adalah fluida yang mempunyai hubungan tidak linear antara besarnya tegangan
geser dengan laju perubahan bentuk yang diakibatkan. Contoh fluida ini adalah pasta gigi
dan cat minyak. Bidang yang mempelajari fluida bukan-Newton merupakan bagian dari
ilmu yang disebut Rheologi.
Menurut Metzner (Olson,1993 : 25) fluida diklasifikasikan kedalam empat golongan,
yaitu :
1. Fluida Viskoelastik, adalah zat yang menunjukkan karakteristik baik zat padat.
2. Fluida Viskos Murni. Ini meliputi fluida-fluida Newton dan bukan-Newton dengan
tegangan geser yang hanya bergantung pada laju geseran dan tidak bergantung pada
waktu.
3. Fluida bergantung pada waktu. Fluida-fluida yang viskositasnya seolah semakin
lama makin berkurang meskipun laju geseran tetap disebut fluida Thiksotropik,
sedangkan yang viskositasnya seolah makin lama makin besar disebut
fluida Rheopektik stik maupun fluida viskos, misalnya tepung, ter dan beberapa
polimer.
4. Sistem-sistem Rheologi yang lebih kompleks.

B. Dimensi dan Satuan


Dimensi adalah ukuran untuk menyatakan peubah fisika secara kuantitatif. Satuan
ialah suatu cara khusus untuk mengaitkan sebuah bilangan dengan dimensi kuantitatif.
Jadi, panjang adalah suatu dimensi yang dikaitkan dengan peubah-peubah fisika seperti
jarak, pergeseran, lebar, simpangan atau defleksi dan ketinggian. Sedangkan sentimeter
atau inci keduanya merupakan satuan numeris untuk menyatakan panjang.

5
Sistem satuan senantiasa berbeda-beda dari satu negara ke negara lain, walaupun
kesepakatan Internasional telah tercapai. Para ahli teknik memerlukan bilangan dan
karena itu juga ia memerlukan sistem satuan. Angka-angka ini harus teliti, sebab
keselamatan umum dipertaruhkan. Kita tidak mungkin merancang dan membangun
sistem pemipaan yang garis tengahnya D dan panjangnya L.
Dalam membicarakan sifat fluida, melakukan pengukuran dan perhitungan diperlukan
satuan. Ada bermacam-macam sistem satuan yang dapat digolongkan dalam dua
kelompok utama, yaitu :
1. Kelompok sistem satuan Metrik.
2. Kelompok sistem satuan Inggris.
Tiap kelompok sistem satuan menggunakan Dimensi Dasar, yaitu : massa (M),
panjang (L), waktu (T) dan temperatur (q). Dimensi-dimensi lainnya dapat diturunkan
dari dimensi-dimensi dasar ini.
Hubungan antara dimensi dasar ini dapat diturunkan dari hukum-hukum fisika yang
ada, misalnya dari hukum Newton II, yang menyatakan bahwa gaya sebanding dengan
massa kali percepatan, F = m.a, dan sebagai persamaan, faktor kesebandingan k harus di
gunakan sehingga diperoleh persamaan :

F=k m.a atau F = m.a/gc dengan gc = 1 / K


harga 1/k atau gc bergantung pada sistem sataun yang digunakan sehingga
menghasilkan harga gaya yang benar dari perkalian antara massa dan percepatan. Dari
persamaan Newton II di atas, diperoleh hubungan antara gaya, massa dan percepatan
dalam setiap sistem satuan.
Dalam sistem satuan Internasional ( Systeme International d’unites ) SI, satuan massa
dalam kilogram (kg), panjang dalam meter (m), waktu dalam ketik (det.) dan temperatur
dalam Kelvin (K), sedangkan gaya sebagai satuan turunan dinyatakan dalam Newton (N)
dapat didefinisikan dari persamaan Newton, yaitu :

6
Dalam sistem satuan Metrik Absolut atau metrik cgs, satuan massa, panjang, waktu
dan temperatur berturut-turut dinyatakan dalam gram (g), centimeter (cm), detik (det)
dan Kelvin (K). sedangkan gaya (F) sebagai satuan turunan dinyatakan dalam dyne dan
didefinisikan :

Sistem satuan Internasional, SI telah banyak dipakai oleh hampir seluruh negara di
dunia. Namun dalam beberapa negara seperti Inggris dan Amerika masih menggunakan
Sistem Satuan Inggris. Sistem satuan ini meliputi :
1. Sistem Satuan Grafitasi Inggris (British Gravitational), BG atau disebut juga
Sistem Inggris Teknik (Technical English System) dan di Amerika disebut
juga Sistem Lazim Amerika Serikat ( U.S. Customary System), USC.
2. Sistem Satuan Inggris Engineering ( English Engineering ).
3. Sistem Inggris Absolut ( English Absolute ).

C. Sifat-sifat Fluida

Semua fluida sejati mempunyai atau menunjukkan sifat-sifat atau karakteristik-


karakteristik yang penting dalam dunia rekayasa. Kerapatan, kompressibilitas, kapilaritas
dan tekanan uap adalah sifat-sifat fluida yang penting untuk fluida dalam keadaan diam
dan untuk fluida yang bergerak, disamping sifat-sifat tadi juga viskositas memegang
peranan penting.

1. Kerapatan.
Kerapatan atau rapat massa ( densitas ), ρ suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi
zat tersebut dan dinyatakan dalam massa per satuan volume.
ρ= Δm/Δv

Kerapatan air pada tekanan standar (760 mmHg) dan 40 C adalah 1000 Kg/m3,
sedangkan kerapatan udara baku pada tekanan standar (1 atm) dan temperatur 150 C
adalah 1,225 Kg/m3.

7
Harga kerapatan air dan sifat-sifat fisika lainnya dapat dilihat pada lampiran Tabel
A1. Temperatur dan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kerapatan zat cair, namun sangat
berarti terhadap kerapatan gas. Kerapatan suatu gas dapat dihitung pada persamaan gas
ideal, yaitu:

ρ=p/R.T

Dimana :

ρ = Kerapatan

p = Tekanan mutlak

R = Tetapan gas

T = Temperatur mutlak

Harga tetapan gas, R untuk udara adalah 287 m2/dt2. K ( N.m/Kg.K). Harga-harga tetapan
gas R untuk berbagai gas dapat dilihat dalam lampiran Tabel A2.

Contoh :

Hitung kerapatan udara pada tekanan 13,79 x 104 N/m2 dan temperatur 480 C.

Penyelesaian :

ρ=P/R.T

= 13,79 x 104 (N/m2) / 287 N.m/Kg . ( 48 + 273 ) K

= 15,40 Kg/m3

2. Tegangan Permukaan dan Kapilaritas

a. Tegangan Permukaan

Gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan
benda dalam keadaan tegang, fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang
berada dalam keadaan diam (statis).

Terbentuknya selaput pada lapisan antar muka berdasarkan energi permukaan atau kerja
per satuan luas yang diperlukan untuk membawa molekul-molekul ke permukaan. Energi per
satuan luas permukaan ini disebut koefisien tegangan permukaan dan diberi notasi s.

8
Dua antar muka yang lazim adalah air-udara dan air raksa-udara. Untuk permukaan yang
bersih pada temperatur 200 C, harga tegangan permukaannya masing-masing adalah :
s air = 0,073 N/m

s air raksa = 0,51 N/m

Pada umumnya s mengecil dengan menurunnya suhu dan nilainya 0 pada titik kritis.
Tegangan permukaan berperan menghalangi pertumbuhan gelembung-gelembung gas kecil
dalam zat cair ketika dilewatkan melalui daerah bertekanan rendah.

Contoh-contoh efek yang ditimbulkan oleh sifat tegangan permukaan pada zat cair,
misalnya air biasanya naik lebih tinggi dari pinggiran sendok sebelum airnya tumpah atau air
dapat dituangkan kedalam sebuah gelas yang bersih sampai permukaannya lebih tinggi dari
pada bibir gelas.

Jika antar-muka itu melengkung, maka terjadi perbedaan tekanan pada permukaan itu.
Perbedaan tekanan Dp permukaan diimbangi oleh gaya tarik yang disebabkan oleh tegangan
permukaan.

Contoh :

Berapakah harga tekanan di dalam sebuah tetes air yang bergaris tengah 0,05 mm pada
temperatur 200 C, jika tekanan diluar tetes itu adalah tekanan atmosfir standar.

Penyelesaian :

Dari soal diketahui : R = 0,05 mm/2 = 0,025 mm.

s = 0,073 N / m

p1 = 1,03 x 105 N /m2 ( atmosfer standar )

untuk tetes bulat berlaku :

Dp = 2 s / R

P2 – P1 = 2 s / R

Jadi tekanan di dalam tetesan air, P2 :

P2 = P1 + 2 s /R

9
= 1,03 x 105 N/m2 + 2 . 0,073 N/m / 0,025 x 10-3 m

= 1,03 x 105 + 0,5840 x 105

= 1,6140 x 105 N/m2

b. Kapilaritas.

Naik atau turunnya cairan dalam suatu tabung kapiler ( atau dalam suatu keadaan serupa,
seperti misalnya dalam zat yang berpori ) disebabkan oleh tegangan permukaan dan
tergantung pada besarnya kohesi relatif cairan dan adhesi cairan ke dinding wadah
tempatnya.

Contoh :

Sampai ketinggian h berapa air pada temperatur 200 C akan naik dalam sebuah pipa kaca
bersih berdiameter 2,5 mm.

Jawab :

s = 0,073 N/m ( lihat tabel )

q = 00 ( kaca bersih )

r = 1,25 x 10-3 m

h = 2 s Cos q / ♪ gr.

= 2 . 0,073 . Cos 0 / 1000 . 9,81 . 1,25 x 10-3

= 0,012 m

= 12 mm.

3. Tekanan Uap

Kalau suatu zat cair dan uapnya berada bersama dalam kesetimbangan, uap disitu
disebut uap jenuh, dan tekanan yang diberikan oleh uap jenuh ini disebut tekanan uap.
Jika tekanan zat cair lebih besar dari tekanan uapnya, pertukaran antara zat cair dan uap
itu hanya terjadi dalam penguapan pada antar-mukanya.

Tetapi jika tekanan zat cair itu menjadi lebih rendah daripada tekanan uapnya,
gelembung-gelembung uap mulai muncul di dalam zat cair itu. Untuk setiap zat, tekanan
uap merupakan fungsi temperatur.

10
4. Viskositas

Viskositas atau kekentalan adalah ukuran ketahanan dari suatu fluida terhadap
deformasi ( perubahan bentuk ) atau ukuran daya tahan fluida terhadap gaya geser. Dari
hukum viskositas Newton diberikan hubungan :

t = m ( du / dy ) = m ( dq / dt )

atau m = t / ( du / dy ) = t / ( dq / dt )

koefisien m disebut sebagai viskositas dinamik atau viskositas absolut. Dari persamaan
viskositas Newton tersebut, dapat dilihat bahwa dimensi :

t ( FL -2 ), u ( LT-1 ) dan y ( L ),

sehingga dimensi m adalah

FL -2 T atau FT / L2.

Berdasarkan analisa dimensi ini, dapat kita tuliskan satuan viskositas dinamik dalam sistem
SI yaitu :

m = N . dt / m2 = Pa . dt

= kg / m . dt

Satuan lain untuk viskositas dinamik ini adalah satuan metrik cgs, yaitu :

m = dyne . dt / cm2

= g / cm . dt.

= poise (P)

Satuan SI 10 kali lebih besar daripada satuan metrik cgs ( 1 Pa.dt = 10 poise )

5. Fluida Bergerak

Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan aliran fluida. Sebagai
contoh, aliran dapat digolongkan sebagai aliran stedi atau tak stedi, seragam atau tidak
seragam, laminer atau turbulen, dapat mampat (compressible) atau tak dapat mampat
(incompressible), rotasional atau tak rotasional, satu, dua, atau tiga dimensi. Selain itu,
aliran gas ada yang subsonik, transonik, supersonik atau hipersonik, sedangkan zat cair

11
yang mengalir disaluran terbuka ada yang sub kritis, kritis atau superkritis. Klasifikasi-
klasifikasi inilah yang akan dibicarakan.

Aliran zat cair dalam sebuah pipa yang luas penampangnya konstan dan dalam
saluran terbuka yang lebar serta dalamnya konstan adalah contoh aliran seragam. Aliran
zat cair dalam saluran yang luas penampangnya berubah-ubah, dan semua aliran gas
kecuali yang kecepatannya rendah dan luas penampang alirannya konstan, adalah contoh
aliran tak seragam karena kecepatannya bervariasi dari penampang yang satu ke
penampang yang lain.

6. Persamaan Kontinuitas

Persamaan kontinuitas mengungkapkan persyaratan bahwa suatu fluida harus


kontinyu serta massa fluida bersifat kebal.

Dari prinsip kekekalan massa tersebut, persen kontinuitas diperoleh yaitu :

• Untuk aliran yang stedi, laju aliran massa tetap :

m = rVA = konstan

Untuk aliran tak dapat mampat, laju aliran volumetrik ( debit aliran ) Q konstan :

Q = VA = konstan

Contoh:

Air mengalir dengan kecepatan rata-rata 3 m/dt dalam pipa masukan sebuah yang
berdiameter 0,20 m. Berapakah kecepatan aliran rata-rata dalam pipa keluaran yang
berdiameter 0,15 m.

Penyelesaian :

Q1 = Q2

A1V1 = A2V2

p/4 ( d1 )2 . V1 = p/4 ( d2 )2 . V2

Dari soal diberikan :

d1 = 0,20 m

V1 = 3 m/dt

12
d2 = 0,15 m

Jadi V2 = V1 ( d1/d2 )2

= 3 ( 0,20/0,15 )2

= 5,33 m/dt.

7. Persamaan Momentum

Theorema momentum hanya berkaitan dengan gaya-gaya dari luar sesuai dengan
hukum kedua Newton dan hasil-hasilnya dapat digunakan dalam berbagai situasi tanpa
membutuhkan pengetahuan yang rinci tentang proses-proses internal di dalam fluida itu
sendiri.

Jika kecepatan sekelompok partikel fluida ketika melintasi permukaan sebuah volume
kontrol berubah-ubah baik besar maupun arahnya, perubahan-perubahan itu hanya bisa
ditimbulkan oleh gaya netto yang berasal dari gaya-gaya luar. Gaya-gaya tersebut adalah :

• Gaya-gaya normal akibat tekanan dan efek viskositas.


• Gaya-gaya tangensial akibat geseran viskositas.
• Gaya-gaya seperti gravitasi yang bekerja dalam arah medan gravitasi.

Gaya netto dari luar yang bekerja pada fluida dalam sebuah volume kontrol yang telah
ditetapkan sama dengan laju perubahan momentum fluida dalam volume kontrol terhadap
waktu plus laju. Netto plus atau pemindahan momentum keluar dari volume kontrol
melalui permukaannya (S). Inilah teorema momentum untuk mekanika fluida.

Contoh:

Sebuah pancuran air menghantam sudu tetap turbin yang lengkung sehingga mengalami
penyimpangan arah sebesar 600. Kecepatan pancar air itu 24 m/dt, luas penampang pancaran
( jet ) 0,010 m2. Jika permukaan bilah turbin itu halus sehingga kecepatan pancaran konstan,
berapakah gaya netto yang dialami oleh bilah turbin.

Penyelesaian :

Dengan menggangap tekanan lokal diselingi turbin sama dengan tekanan atmosfer lokal (
tekanan ukur nol ) maka seluruh tekanan pada volume kontrol sama dengan nol. Sehingga
gaya resultan yang bersangkutan dengan tekanan itu sama dengan nol

- Fx = m ( Vx keluar vk - Vx masuk vk )
13
karena m = ój Q j = ójAjVj

V masuk vk = Vj

V keluar vk = Vj cos q.

Jadi :

Fx = ój Aj Vj ( Vj cos q - Vj )

Atau

Fx = ój Aj Vj ( Vj – Vj cos q )

= ( 1000 ) ( 0,010 ) ( 24 ) [ 24 – 24 cos 60 ]

= 2880 N.

Dengan cara yang sama :

Fy = ój Aj Vj ( Vj sin q - 0 )

= ( 1000 ) ( 0,010 ) ( 24 ) [ 24 sin 60 – 0 ]

= 4988 N

8. Persamaan Energi

Persamaan energi dihasilkan dari penerapan prinsip kekekalan energi pada aliran
fluida. Energi yang dimiliki oleh suatu fluida yang mengalir terdiri dari energi dalam dan
energi akibat tekanan, kecepatan dan kedudukan.

Contoh:

Sebuah PLTA seperti tergambar melalui turbinnya mengambil air dengan debit 30 m3/dt
dan kecepatan air keluar turbin V2 = 2 m/dt pada tekanan atmosfer. Kerugian dalam
turbin dan sistem saluran air adalah h1 = 20 m. Hitunglah besarnya usaha yang dilakukan
oleh fluida pada turbin tersebut.

Penyelesaian :

Dari persamaan energi :

(P1/óg + V12/2g + z1 ) + hs – h1 = ( P2/óg + V22/2g + z2 )

14
Dari soal diperoleh :

V1 = 0

V2 = 2 m/dt

Q = 30 m3/dt

P1 = P2 = Pa

z1 = 100 m

z2 = 0

h1 = 20 m

Diperoleh :

Pa / óg + 0 + 100 m – hs – 20 m = Pa / óg + ½ (a m/dt) / 9,81 m/dt2

hs = ( 100 m ) – ( 20 m ) – ( 0,2 m )

= 79,8 m.

Karena hs = Ws /g

Diperoleh :

Ws = hs x g

= 79,8 m x 9,81 m/dt2

= 783 m2/dt2 = 783 Nm/Kg = 783 J/Kg.

Jadi besarnya usaha yang dilakukan oleh fluida pada turbin adalah 783 J/Kg.

15
BAB III

PENUTUP

• KESIMPULAN

Makalah ini dapat disimpulkan bahwa Pada Mekanika Fluida pada Ruang ingkupnya sangat
banyak dan sangat bedekatan pada kehidupan manusia. Mekanika Fludia juga terdapat yang
bergerak serta terdapat satuan-satuan sehingga Mekanika Fluida dapat di hitung.

• SARAN

Dengan makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca, agar lebih memperhatikan di
sekitarnya untuk lebih memhami tentang Mekanika Fluida karena Mekanika Fluida sangat
berdekatan dengan kehidupan sehari-hari manusia.

16
DAFTAR PUSTAKA
John A. Roberson, Clayton T.Crowe, 1997 “Engineering Fluid Mechanics” , Sixth Edition,
John Wiley & Sons, Inc.
Ranald. V. Giles, 1996, “Mekanika Fluida dan Hidraulika” , Edisi ke-2, Erlangga, Jakarta.
Dugdale H.R, 1986, “Mekanika Fluida” , Edisi ke-3, Erlangga, Jakarta.
Frank. M. White, 1994, “Mekanika Fluida” , Edisi ke-2, Erlangga, Jakarta.
Robert L. Daugherty, Joseph B. Franzini, 1989, “Fluid Mechanics With Engineering
Applications”, McGraw-Hill Book Company.

17
PERTANYAAN
1. Meri Usfira
Pertanyaannya : Bagaimana contoh penerapan fuida dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawaban : Terapan fluida dalam kehidupan manfaat dan terapan fluida baik fluida
statis maupun fluida dinamis bagi kehidupan sangat banyak antara lain yang serig digunakan
dongkrak hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik, rem piringan hidrolik,
hidrometer, kapal laut, kapal selam, balon udara, karburator.

2. Khusnul Khotimah
Pertanyaannya : Apa yang dimaksud dengan sistem Rheologi yang lebih kompleks itu?
Jawaban : adalah perubahan bentuk aliran dari fluida yang stabil atau teratur
terhadap tekanan dan tegangan. Rheologi meliputi pencampuran da aliran dari bahan,
pemasukan ke dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan
penuangan dari botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik.

3. M.Ghazi Al ghifari
Pertanyaaanya : Sebutkan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi viskositas ?
Jawaban : Faktor-faktor yang memengarui viskositas adalah suhu, konsentrasi
larutan, berat molekul terlarut dan tekanan.

18

Anda mungkin juga menyukai