D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK:3
Anggota: 1.Rano Hasibuan
2.Naomi Manurung
3.Nelly Sinaga
4.Tripena Sihombing
5.Ari Silalahi
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................................
1.4 Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2.1 Pengertian Logam Alkali................................................................................
2.2 Karakteristik...................................................................................................
2.3 Unsur-Unsur Golongan Alkali.........................................................................
2.4 Kelimpahan Unsur Logam Alkali di Alam. ...................................................
2.5 Sifat-Sifat Unsur Logam Alkali.....................................................................
2.6 Jari –jari atom ................................................................................................
2.7 Titik Didih & Titik beku serta kerapatan.......................................................
2.8 Energi Ionisasi Logam Alkali .......................................................................
2.9 Afinitas Elektron..........................................................................................
2.10 Keelektronegatifan.......................................................................................
2.11 Sifat Magnetik..............................................................................................
2.12 Sifat Kimia...................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................
BAB
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga disebut
dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium
(Cs) dan francium ](Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Hal tersebutl menjadi latar belakang penulisan
makalah ini.
1.3 MANFAAT
Manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu selain mengetahui Logam Alkali lebih jelas, , Sifat-sifat
dalam Logam Alkali, Kecenderungan Dalam Sistim Periodik, juga dapat mengenal lebih jauh macam-
macam logam Alkali secara rinci dan jelas.
2.2 Karakteristik
3 litium 2, 1 [He]2s1
11 natrium 2, 8, 1 [Ne]3s1
19 kalium 2, 8, 8, 1 [Ar]4s1
Natrium NaCl
Kalium KCl
Pembentukan mineral Logam Alkali tersebut melalui proses yang lama. Mineral Logam Alkali berasal
dari air laut yang menguap dan garam-garam terlarut mengendap sebagai mineral. Kemudian, secara
perlahan mineral Logam Alkali tersebut tertimbun oleh debu dan tanah sehingga banyak ditemukan
tidak jauh dari pantai. Logam alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam
bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh dari
pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif.
2.5 Sifat-Sifat Unsur Logam Alkali.
Unsur-unsur logam alkali semuanya logam yang sangat reaktif dengan sifat-sifat fisika ditunjukkan
pada Tabel 3.8. Logam alkali sangat reaktif dalam air. Oleh karena tangan kita mengandung air,
logam alkali tidak boleh disentuh langsung oleh tangan. Tabel 3.8 Sifat-Sifat Fisika Logam Alkali
Sifat Sifat Li Na K Rb Cs
Semua unsur golongan IA berwarna putih keperakan berupa logam padat, kecuali cesium berwujud
cair pada suhu kamar. Logam alkali Natrium merupakan logam lunak dan dapat dipotong dengan
pisau. Logam alkali Kalium lebih lunak dari natrium. Pada Tabel 3.8 tampak bahwa logam litium,
natrium, dan kalium mempunyai massa jenis kurang dari 1,0 g cm–3. Akibatnya, logam tersebut
terapung dalam air (Gambar 3.12a). Akan tetapi, ketiga logam ini sangat reaktif terhadap air dan
reaksinya bersifat eksplosif disertai nyala.
Gambar 3.12 (a) Logam litium terapung di air karena massa jenisnya lebih kecil dari air. (b) Logam
natrium harus disimpan dalam minyak tanah.
Sifat-sifat fisika logam alkali seperti lunak dengan titik leleh rendah menjadi petunjuk bahwa ikatan
logam antaratom dalam alkali sangat lemah. Ini akibat jari-jari atom logam alkali relatif besar
dibandingkan unsur-unsur lain dalam satu periode. Penurunan titik leleh dari logam alkali litium ke
cesium disebabkan oleh jari-jari atom yang makin besar sehingga mengurangi kekuatan ikatan
antaratom logam. Logam-logam alkali merupakan reduktor paling kuat, seperti ditunjukkan oleh
potensial reduksi standar yang negatif.
Logam Alkali Li Na K Rb Cs
Keelektronegatifan logam alkali pada umumnya rendah (cesium paling rendah), yang berarti logam
tersebut cenderung membentuk kation. Sifat logam alkali ini juga didukung oleh energi ionisasi
pertama yang rendah, sedangkan energi ionisasi kedua sangat tinggi sehingga hanya ion dengan biloks
+1 yang dapat dibentuk oleh logam alkali. Semua logam alkali dapat bereaksi dengan air. Reaksi
logam alkali melibatkan pergantian hidrogen dari air oleh logam membentuk suatu basa kuat disertai
pelepasan gas hidrogen.
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
Kereaktifan logam alkali terhadap air menjadi sangat kuat dari atas ke bawah dalam tabel periodik.
Sepotong logam litium jika dimasukkan ke dalam air akan bergerak di sekitar permukaan air disertai
pelepasan gas H2. Logam alkali Kalium bereaksi sangat dahsyat disertai ledakan dan nyala api
berwarna ungu. Dalam udara terbuka, logam alkali bereaksi dengan oksigen membentuk oksida.
Logam alkali Litium membentuk Li2O, natrium membentuk Na2O, tetapi produk yang dominan
adalah natrium peroksida (Na2O2). Jika kalium dibakar dengan oksigen, produk dominan adalah
kalium superoksida (K2O), suatu senyawa berwarna kuning-jingga. Oksida ini merupakan senyawa
ion dari ion K+ dan ion O2–.
Sifat-sifat logam Alkali:
1. Sangat reaktif
2. Bereaksi dengan halogen membentuk garam
3. Bereaksi dengan air membentuk basa kuat
4. Elektron terluar 1
5. Lunak
6. Titik lebur rendah
7. Massa Jenis rendah
8. Potensial untuk ionisasi sangat rendah
9. Tingkat elektronegativitas : Li > Na > K > Rb > Cs > Fr
10. Tingkat reaktivitas : Li < Na < K < Rb < Cs < Fr
11. Titik lebur dan titik uap : Li > Na > K > Rb > Cs > Fr
2.6 Jari –jari atom
Sekarang kita kembali ke EI-I. Mungkinkah logam alkali menjadi ion +2 dengan melepaskan elektron
kedua yang memerlukan EI-II? Tidak mungkin. Mangapa? Setelah menjadi ion Na+(2,8), sudah
stabil, isoelektronik dengan Ne(2,8). EI-II lebih besar dibanding EI-I karena jumlah muatan positif
inti lebih besar dari muatan negatif elektron, sehingga jari-jari ionnya juga sudah mengecil. Karena
EI-II sangat besar, maka logam alkali hanya membentuk ion +1 sesuai elektron valensinya.
2.10 Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap atau
menarik elektron dari atom lain. Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron lebih
kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada
hidrogen. Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling (1901 – 1994) pada
tahun 1932.
Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil sebab gaya tarik inti
makin lemah. Sedangkan unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan makin
besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini
karena sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada
golongan VIIA.
2. 11 Sifat magnetic
Sifat magnet suatu atom unsure berkaitan dengan struktur elktronnya, sesuai dengan aturan aufbau,
larangan Pauli, dan aturan Hund. Electron di dalam orbital suatu atom ada yang berpasangan dan ada
yang tidak berpasangan. Beberapa atom misalnya atom-atom gas mulia semua elektronnya
berpasangan, tetapi beberapa atom yang lain tidak berpasangan. Akibat dari kedua keadaan tersebut
berakibat pula pada interaksinya terhadap medan magnet. Atom-atom yang semua elektronnya telah
berpasangan cenderung ditolak oleh medan magnet dan disebut sebagai atom diamagnetic, sedangkan
atom-atom yang mempunyai electron tidak berpasangan akan tertarik oleh medan magnet dan disebut
atom yang bersifat paramagnetic.
Adanya electron yang tidak berpasangan menimbulkan momen magnet yang diukur dalam
satuan bohr-magneton (BM). Besarnya momen magnet dapat di perkirakan dengan rumus :
µ = Ön(n+2)
dengan, µ = momen magnet dalam bohr-magneton
n = jumlah electron tidak berpasangan
a. Kereaktifan unsur
Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi - reaksinya dengan beberapa unsur non
logam. Dengan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk hidrida yang berikatan ion, dalam hal ini
bilangan oksidasi hydrogen adalah -1 dan bilangan oksidasi alkali +1. Dengan oksigen dapat
membentuk oksida, dan bahkan beberapa di antaranya dapat membentuk peroksida dan superoksida.
Litium bahkan dapat bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk litium nitrida (Li3N).
Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, dengan raksa
membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor. Beberapa reaksi logam alkali dapat dilihat
pada tabel berikut.
Logam alkali dapat larut dalam ammonia pekat (NH3), diperkirakan membentuk senyawa amida.
Na(s) + NH3(l) ->NaNH2(s) + ½ H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan menghasilkan gas hidrogen yang mudah
terbakar. Oleh karena itu, bila logam alkali dimasukkan ke dalam air akan terjadi nyala api di atas
permukaan air.
Dalam amonia yang sangat murni akan membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan sumber
elektron yang tersolvasi (larutan elektron).
Logam - logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na (kuning), K
(ungu), Rb (merah), dan Cs (biru/ungu). Warna khas dari logam alkali dapat digunakan untuk
identifikasi awal adanya unsur alkali dalam suatu bahan.
Untuk mempermudah dalam menyetarakan reaksi asam basa, maka saya membaginya dalam 4
kelompok.
d. Daya mempolarisasi dan terpolarisasi
Daya mempolarisasi kation ditentukan oleh perbandingan muatan kation terhadap jari-jari kation.
Daya polarisasi ini kuat bila muatan ionnya besar, tetapi jari-jari kationnya kecil. Sebaliknya, ukuran
dan muatan anion semakin besar akan semakin mudah anion tersebut mengalami polarisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dalam
sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga disebut dengan
”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs)
dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan
larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia, seperti
logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik,
merupakan reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam
minyak tanah, dan lain-lain.
3.2 Saran
Bagi para pembaca makalah ini, tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari
berbagai sumber.
Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia Unsur
Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. KIMIA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga
Purba, Michael. 2004. KIMIA Untuk SMA Kelas XI Semester GanjilI. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://entoen.nu/beemster/id
http://id.wikipedia.org
http://entoen.nu/id
http://corrosion-doctors.org/Electrochem/Cell.htmü