Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENANGANAN


PERMASALAHAN ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Permasalahan


Perkembangan Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : Oki Lukmanul Hakim, M.Pd.I

Disusun oleh :

1. Nisa Mariam 1907021


2. Nina Nurzakiah 1907098
3. Yami Sri Maryami 1907158
4. Ulfah Anwar Zen 1907130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TASIKMALAYA 2021

Jl. Noenoeng Tisnasaputra No. 16 Kahuripan, Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat


Kode pos: 46113 Tlp: (0265) 331501 – Email: staitasik@gmail.com Web:
http://www.staitasik.com

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kemudahan kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta
salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini telah kami susun dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Permasalahan Perkembangan Anak Usia
Dini”. Dimana dalam Makalah ini penyusun membahas tentang “Pihak-Pihak yang
Terlibat dalam Penanganan Anak Usia Dini”.

Penyelesaian makalah ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan untuk kita


2. Orang Tua kita yang telah memberikan dukungan
3. Oki Lukmanul Hakim, M.Pd.I Selaku dosen mata kuliah Permasalahan
Perkembangan Anak Usia Dini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih ada kekurangan dan kesalahan. Untuk perbaikan kedepan
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah
ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tasikmalaya, November 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
A. Permasalahan-Permasalahan Anak Usia Dini ......................................................... 3
B. Faktor Penyebab Permasalahan Anak ................................................................... 14
C. Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Penanganan Permasalahan Anak Usia Dini 14
D. Penanganan Permasalahan Anak Usia Dini ........................................................... 18
E. Syarat Menangani Permasalahan Anak ................................................................. 20
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 22
B. Saran .......................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga pendidikan awal bagi
anak sebelum memasuki Sekolah Dasar. Oleh sebab itu, kesuksesan
pendidikan anak di PAUD/TK cenderung berpengaruh pada pendidikan anak
selanjutnya. Anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami
gangguan dan hambatan mengakibatkan timbulnya masalah pada periode
perkembangan selanjutnya. Pengalaman negatif pada masa kanak-kanak
menimbulkan dampak sampai anak memasuki masa dewasa. Dengan kata
lain, kesuksesan dan kegagalan yang dialami anak berhubungan dengan masa
depannya. Singkatnya, pengalaman pada masa anak berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan anak periode selanjutnya, terutama pada
masa Sekolah Dasar.

Anak usia dini yang sedang berkembang sering berhadapan dengan


berbagai hal, seperti perubahan dari suasana rumah yang serba dimanja dan
relatif bebas ke suasana sekolah yang relatif beraturan. Mereka dihadapkan
pada situasi lingkungan sosial yang berbeda dengan lingkungan keluarga.
Mereka harus berinteraksi dengan orang lain yang belum terlibat secara intim
sebagaimana dalam keluarga. Menghadapi perubahan tersebut tiap-tiap anak
memperlihatkan perilaku yang berbeda-beda. Ada diantara mereka yang
mengartikan perubahan lingkungan tersebut sebagai tekanan dan hukuman
yang harus dihadapi seperti menghadapi rintangan-rintangan sosial yang baru
mereka ini tidak jarang mengalami kesulitan dalam penyesuian diri dengan
lingkungan yang baru tersebut, dan kesulitan tersebut menimbulkan problem-
problem perilaku dalam proses belajarnya. Dengan melakukan identifikasi
diharapkan anak-anak dimasa depan tidak akan mengalami hambatan dalam
belajarnya, terlebih lagi gangguan pada mentalnya. Momen yang paling tepat
untuk melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia

1
dini atau di lembaga PAUD, karena di usia inilah masa penting perkembangan
anak.

Permasalahan pada anak usia dini adalah sesuatu hal yang akan
mengganggu kehidupan anak, yang timbul karena ketidaksesuaian pada
perkembangannya. Secara garis besar, masalah yang dihadapi anak dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu masalah internal dan masalah eksternal.
Masalah internal terdiri dari masalah fisik (kesehatan) dan psikis merupakan
masalah yang timbul dari dalam diri anak, sedangkan masalah eksternal
adalah masalah yang terdiri dari masalah sosial merupakan masalah yang
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan-permasalahan anak usia dini ?
2. Apa faktor penyebab permasalahan anak ?
3. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan permasalahan anak
usia dini ?
4. Bagaimana cara penanganan permasalahan anak usia dini ?
5. Bagaimana syarat penanganan permasalahan anak ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan anak usia dini.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab permasalahan anak.
3. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan
permasalahan anak usia dini.
4. Untuk mengetahui cara penanganan permasalahan anak usia dini.
5. Untuk mengetahui syarat-syarat menangani permasalahan anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Permasalahan-Permasalahan Anak Usia Dini
1. Permasalahan Internal Anak Usia Dini
a. Fisik ( Kesehatan )
Permasalahan kesehatan adalah permasalahan yang sangat
berpengaruh besar terhadap aspek perkembangan lainnya, ketika
kesehatan anak bermasalah maka perkembangan anak akan terhambat.
Perkembangan aspek fisik terkait dengan keutuhan dan kemampuan
fungsi panca indera anak, kemampuan melakukan gerakan-gerakan
sesuai perkembangan usianya serta kemampuan mengontrol
pembuangan anak yang mengalami hambatan dalam hal-hal tersebut
dapat dikatakan mengalami masalah secara fisik. Lebih lanjut
permasalahan-permasalahan fisik tersebut adalah sebagai berikut :
1) Gangguan fungsi pancaindera
a) Masalah penglihatan
Merupakan keterampilan untuk mampu melihat
persamaan dan perbedaan bentuk benda. Warna sebagai dasar
untuk mpengembangan kognitif. Masalah penglihatan yang
bisa terjadi pada anak usia dini adalah sulitnya
mengelompokkan benda berdasarkan warna, bentuk dan
ukurannya. Selain itu, mereka juga sulit mengamati benda
secara jelas. Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan
penglihatan juga bisa menyebabkan gangguan ingatan,
gangguan ungatan tersebut antara lain :
 Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya
 Tidak mampu menguraikan benda dari beberapa aspek
bentuk, warna, fungsi dan lain-lain

3
 Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu
bentuk
 Tidak mampu mengurutkakn kembali satu seri gambar
yang diacak
 Tidak mampu melihat apa yang ditulis oleh guru
dipapan tulis.
b) Masalah Pendengaran
Merupakan keterampilan untuk mampu mendengar
perbedaan dan persamaan suara. Gangguan suara pada anak
usia dini bukan berarti anak-anak mengalami tuli tetapi, anak
tidak mampu menyebutkan suara yang ada disekelilingnya.
Seperti suara alam, bisikkan arah suara dan lain-lain. Anak
menjadi tidak peka terhadap suara yang ada disekitarnya.
Kemudian tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu,
tidak mampu menyanyikan lagu sederhana, tidak mampu
menceritakan kembali sebuah kejadian, tidak mampu
mengulangi kembali urutan cerita, dan tidak mampu
mendengarkan persamaan-persamaan dalam kata-kata yang
bersajak, dan lain-lain.
Sebagian besar orangtua menganggap permasalahan
pendengaran anak merupakan hal sepele, sehingga yang
awalnya hanya ganguan kecil menjadi gangguan yang sulit
disembuhkan. Hal tersebut bisa diminimalisir jika orangtua
sedini mungkin sering melatih anak mendengarkan berbagai
suara untuk melatih kepekaan pendengarannya.
c) Indra Penciuman
Anak usia dini sering menderita sinus dan mimisan
yang menyebabkan ketidak pekaan terhadap penciuman
mereka hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuh anak yang
sangat lemah.

4
b. Cacat tubuh

Cacat tubuh yang dialami anak usia dini merupakan faktor


bawaan yang sudah dialami sejak ia lahir. Cacat tubuh yang terjadi
antara lain, tidak memiliki jari yang sempurna, tuli, anggota tubuh
yang tidak sempurna, namun ada juga anak yang terlahir dalam
keadaan normal akan tetapi ketika berusia 8 bulan ia mengalami panas
yang sangat tinggi dan sejak itu anak tersebut mengalami kecacatan
selamanya.

c. Kegemukkan (Obesitas)

Anak yang mengalami obesitas menjadi sangat terbatas ruang


gerak yang ia miliki.karena ia harus menopang berat beban paada
tubuhnya.biasanya hal ini disebabkan karena gizi yang berlebihan.
Dalam hal ini, sebaiknya orangtua memperhatikan asupan makanan
dengan kadar yang sesuai dan tidak berlebihan dan sering
mengajaknya berolahraga.

d. Gangguan gerak peniruan

Anak yang mengalami gangguan gerak peniruan adalah anak


yang tidak bisa menirukan gerakan-gerakkan yang dicontohkan oleh
gurunya, ia akan merasa cemas ketika gurunya memerintahkan untuk
menirukan gerakkannya. Anggota tubuh anak akan kaku saat
melakukan gerakkan sederhana. Permasalahan yang sering terjadi pada
anak usia dini adalah anak masih kesulitan dalam menggerakkan
bagian tubuh tertentu seperti :

 Berguling
 Menangkap
 Melempar
 Berlari
 Senam

5
Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik
halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian
tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai
keseimbangan yang menunjang motorik halus. Selain itu, belum
sempurnanya koordinasi dalam mengontrol motorik kasar. Ketika
ditugaskan berjalan tanpa menyentuh temannya. Kemampuan motorik
lainnya yang harus dikuasai anak usia dini adalah kemampuan motorik
halus. Kemampuan motorik halus merupakan keterampilan yang
menyatu antara motorik halus dengan panca indera. Kesiapan
mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan untuk kesiapan
menulis, membaca, dan lain-lain. Permasalahan yang sering terjadi
adalah anak-anak masih sulit menjiplak membentuk lingkaran, segitiga
dan persegi serta masih sulit menggenggam pensil. Dalam hal ini,
sebaiknya orang tua menstimulasi sejak dini dengan mengarahkan
anak untuk meremas-remas kertas dan sebagainya.

e. Gangguan Berbahasa

Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengar,


berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal keterampilan yang
diutamakan adalah mendengar dan berbicara. Masalah berbahasa yang
dialami anak usia dini berawal dari ketidakmampuan mendengar dan
memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang sekelilingnya.
Anak yang bermasalah dalam perkembangan bahasanya pada
umumnya anak tersebut mengalami beberapa gangguan, misalnya :

 Speech delay

Keterlambatan bicara adalah salah satu gangguan


perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Deteksi
dini gangguan bicara dan bahasa ini harus dilakukan oleh semua
individu yang terlibat dalam penanganan anak ini mulai dari orang
tua, keluarga, dan dokter. Pada anak normal tanpa gangguan bicara

6
dan bahasa juga perlu stimulasi kemampuan bicara dan bahasa
sejak lahir, bahkan bisa juga dilakukan stimulasi sejak dalam
kandungan. Dengan stimulasi dini diharapkan kemampuan anak
dalam berbahasa, khususnya berbicara akan berjalan optimal.
Speech delay bisa disebabkan karena pemberian makan dengan
tekstur yang tidak sesuai. Penanganan keterlambatan berbicara
dilakukan dengan pendekatan medis sesuai dengan penyebab
kelainan tersebut. Biasanya anak yang mengalami speech delay ia
juga bermasalah pada gangguan pendengarannya.

 Gagap (stuttering)

Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara


wajar. Wajar disini mengandung pengertian normal, jelas dan tidak
tersendat-sendat. Gejala yang sering diperhatikan dengan gagap
adalah sering mengulang atau memperpanjang suara suku kata atau
kata-kata dan sering terjadi keraguan dan penghentian bicara
sehingga mengganggu arus irama bicara. Penyebab gagap biasanya
terjadi karena anak sering dibentak, dimarahi dan sering
membiasakan anak menjawab pertayaan dengan potongan-
potongan kata.

 Cadel

Anak yang menderita cadel tidak dapat menyebut huruf


tertentu dengan jelas misalnya “R” “L “S” dan lain-lain. Penyebab
cadel biasanya terjadi karena orang disekitarnya telah
membiasakan berbicara yang tidak sesuai dengan kata sebenarnya,
contoh : sayang jadi “tayang” atau makan jadi mamam.

f. Kidal

Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak


dalam menggunakan tangan kanan. Tetapi kidal juga muncul karena

7
kebiasaan anak dalam menggunakan tangan kirinya. Beberapa faktor
penyebab kidal pada anak diantaranya karena hemisphere kanan dalam
otak lebih unggul daripada kiri bisa juga disebabkan karena
pembiasaan yang salah. Namun bisa saja tidak terjadi apabila sejak
dini kita arahkan. Pada umumnya anak yang mengalami kidal akan
memiliki suatu kelebihan yang tak dimiliki oleh anak lainnya.

g. Hiperaktif

Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari attention deficit


disorder (ADD) dikategorikan pada gangguan yang memiliki ciri-ciri
keaktifan yang berlebihan. Anak hiperaktif biasanya mengalami
kesukaran dalam memusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu,
jangka waktu perhatiannya sangat pendek, mudah terganggu perhatian,
pikirannya tidak tenang dan tidak bisa mengontrol diri, banyak bicara
serta tindakkannya tidak bertujuan, tidak berkonsentrasi terhadap suatu
objek tertentu. ADD biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun.
Lama gangguan sedikitnya 6 bulan. ADD terjadi karena terjadi
kerusakan otak minimal atau otak tidak dapat berfungsi penuh,
melainkan hanya sebagian saja. Penyebab lainnya karena lingkungan
yang tercemar racun, bahan tambahan pada makanan, sinar X atau
radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan dan lingkungan.

h. Ngompol (Enuresis) dan Buang Air Besar di sembarang tempat


(Encopresis)

Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih


dari 3 tahun. Biasanya terjadi pada malam hari (Nocturnal), tetapi
tidak menutup kemungkinan terjadi pada siang hari. Faktor penyebab
ngompol dan buang air besar di sembarang tempat adalah penggunan
diapers, ketika anak dibiasakan mengunakan diapers dan tidak
dibiasakan toilet trainee maka anak akan merasa aman untuk
melakukan buang air dimana pun ia berada, namun ketika usia anak

8
bertambah dan mencoba untuk melepaskan pampers ia akan terbiasa
untuk buang air dimana pun ia berada karena pembiasaan penggunaan
diapers itu sendiri.

i. Gangguan kesehatan (penyakit)

Gangguan kesehatan yang dimaksud disini adalah penyakit


yang sering terjadi misalnya, batuk, pilek, demam, diare, radang,
cacar, campak, dan lain-lain. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan
oleh kuman dan bekteri yang dipengaruhi dari makanan dan
kebersihan lingkungan sekitar.

j. Kekurangan gizi

Kekurangan gizi adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan


atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,
aktifitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan
yang dapat menghambat perkembangan anak. Anak yang kekurangan
gizi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembnagannya,
produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak dan
perilaku. Maka dari itu, anak usia dini membutuhkan asupan makanan
dengan gizi seimbang. Salah satu faktor kekurangan gizi pada anak
usia dini adalah perekonomian keluarga yang tidak mencukupi untuk
memenuhi gizi sang anak. Padahal menu makanan dengan gizi
seimbang tak harus mahal.

Misalnya daging sebagai protein bisa diganti dengan telur atau


tahu dan tempe, brokoli sebagai sayur bisa diganti dengan bayam, dan
masih banyak susu yang dijual dengan harga terjangkau. Namun pada
kenyataannya di kota besar seperti Jakarta banyak orang yang mampu
bahkan orang kaya tetapi anak-anak dari mereka mengalami
kekurangan gizi karena kurangnya perhatian orang tua yang terlalu
sibuk akan pekerjaannya masing-masing, sehingga anak mereka

9
terlantar. Mereka hanya memberikan makanan instan (cepat saji) untuk
anak-anaknya.

k. Permasalahan Psikis (Mental)

Permasalahan psikis anak terkait dengan kemampuan


psikologis yang dimilikinya atau ketidakmampuan mengekspresikan
dirinya dalam kondisi yang tidak normal. Beberapa permasalahan
psikis yang seringkali dialami anak adalah sebagai berikut.

a) Gangguan konsentrasi

 Disleksia

Disleksia adalah sebuah gangguan dalam


perkembangan baca tulis yang umumnya terjadi pada anak,
yang ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan
lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal
atau diatas rata-rata. Ada tiga aspek kognitif penderita
disleksia yaitu, pendengaran, penglihatan dan perhatian.
Disleksia dapat mempengaruhi perkembangan bahasa
seseorang. Penderita disleksia secara fisik tidak terlihat
sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada
ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau
membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam
berbagai macam urutan termasuk dari atas kebawah dan
dari kiri kekanan serta sulit menerima perintah yang
seharusnya dilanjutkan ke otak.

 Dyscalculia

Dyscalculia adalah kesulitan dalam belajar atau


memahami matematika (termasuk tentang simbol-simbol
dan bentuk matematika), diskalkulia bisa terjadi akibat dari

10
cidera otak. Anak yang mengalami dyscalculia akan
kesulitan dalam menghafal bentuk angka dan bangun
geometri sederhana seperti (lingkaran, persegi dan
segitiga), ia juga kesulitan dalam menghitung bilangan
sederhana misalnya (1+2) dan memecahkan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

b) Inteligency (baik tinggi maupun rendah)

Pada umumnya anak usia dini ada yang memiliki tingkat


intelegensi yang tinngi dan ada juga yang rendah, biasanya anak
yang memiliki inteligensi tinggi ia selalu cepat dalam mengerjakan
tugas-tugasnya, memiliki daya tangkap dan daya ingatan yang
sangat bagus dan ia pun sering mengganggu teman-temannya
ketika ia telah selesai mengerjakan tugasnya. Begitu juga
sebaliknya anka yang memiliki intelegensi yang rendah ia akan
lama untuk mengingat dan menangkap suatu pelajaran dan
informasi yang diterimanya. Hal tersebut sangat berpengaruh pada
asupan nutrisi yang diberikan sang ibu sejak dalam rahim, karena
pada saat itulah pembentukkan otak akan berkembang sejak dalam
kandungan.

c) Berbohong

Penyebab berbohong diantaranya adalah kekerasan pada orang


tua dan para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhindar dari
hukuman, peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan
kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong,
karena ingin dipuji juga karena imajinasinya.

Kontrol emosi saat mengetahui anak berbohong. Emosi yang


berlebihan dan memenggil anak sebagai pembohong tidak akan
menyelesaikan masalah, malah makin membuat anak takut dan
berbohong lagi. Berikan jaminan bahwa jika ia berterus terang kita

11
akan memaafkan dan tidak menghukumnya. Mengevaluasi diri,
apakah kita terlalu keras kepada anak, sehingga tersumbat jalur
komunikasi dengan anak. Jika anak berbohong karena imajinasi
maka ajari anak untuk membedakan antara hal realistik dan
imajinasi tanpa menyalahkan sikap bohongnya tersebut.

2. Permasalahan Eksternal Anak Usia Dini

a. Permasalahan Sosial

 Perkembangan sosial anak berhubungan dengan kemampuan anak


dalam berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, atau
lingkungan pergaulan yang lebih luas. Dengan demikian,
permasalahan anak dalam bidang sosial juga berkaitan dengan
pergaulan atau hubungan sosial, yang meliputi perilaku-perilaku
sebagai berikut.
 Tingkah laku agresif

Merupakan tingkah laku mnyerang baik secara fisik maupun


verbal atau berupa ancaman yang disebabkan karena adanya rasa
permusuhan. Penyebab anak agresif diantarnya karena terkekang,
reaksi emosi terhadap frustasi karena dilarang melakukan sesuatu
peniruan dari orang dewasa. Hal ini dapat terjadi karena, pada
keluarga anak agresif justru dihargai. Tingkah laku otang tua juga
merupakan model yang paling efektif bagi anak.

b. Daya saing kurang (cenderung menarik diri dari lingkungan)

Anak yang memiliki daya suai kurang, cenderung tidak mau bergaul
dan beradaptasi dengan lingkungannya. Daya saing kurang diakibatkan
oleh ruang lingkup anak yang masih terbatas pada situasi rumah dan
sekolah. Apalagi sebelum anak masuk sekolah orang tua kurang memberi
kesempatan pada anak untuk mengenal lingkungan luar.

12
Ciri anak yang memiliki daya saing kurang adalah pemalu, sulit
bergaul, minder, cenderung pasif dan rendah diri. Daya suai kurang dapat
diatasi dengan cara membiarkan anak bereksplorasi, perkenalkan
lingkungan luar kepada anak termasuk teman sebaya.

c. Pemalu

Sifat pemalu akan menjadi masalah yang cukup serius karena akan
menghambat kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan,
harga diri belajar dan penyesuian diri. Umumnya ciri anak pemalu ialah
terlalu sensitif, ragu-ragu, murung dan juga sulit bergaul. Biasanya hal ini
disebabkan oleh tekanan dari orang tuanya yang menuntut anaknya untuk
bagus dari sang anak dan kurangnya sosialisasi sehingga anak tidak
percaya diri.

d. Manja

Anak yang manja biasanya merupakan cerminan dari didikan orang


tuanya.anak yang selalu dilayani semua kebutuhannya maka ia akan
berubah menjadi anak yang manja dikemudian hari.dalam hal ini
seharusnya orang tua melatih anak untuk melakukan aktifitas sendiri,
memberikan kesempatan dan penghargaan atas apa yang ia lakukan.

e. Negativisme (pembangkangan)

Reaksi anak berupa pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada, pada


umumnya setiap anak pasti akan mengalami masa pembangkangan, masa
pembangkangan anak ini akan berakhir tergantung dari pola pengasuhan
yang diberikan orang tuanya. Ketika orang tua bisa menangani anak
dengan benar maka masa pembangkangan pada anak tersebut akan cepat
berlalu. Cara efektif untuk mengatasi naka yang membangkang adalah
bukan dengan memberikan kemarahan kepada anak ataupun tidakkan
galak lainnya karena hal tersebut akan menimbulkan masalah barubdan
bisa menghambat perkembangan anak.

13
f. Perilaku berkuasa

Wujudnya anak suka meminta, memerintah, mengancam, dan


memaksa teman sebayanya. Penyebab anak berperilaku berkuasa karena
dirumah ia anak tunggal, orang tua yang selalu menuruti keinginan
anaknya.

g. Perilaku merusak

Pada umumnya anak yang berperilaku merusak ia akan membanting


dan melemparkan barang-barang yang ada disekitarnya disaat
keinginannya tidak terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh perilaku kasar dari
lingkungan rumah. Berperilaku bagi anak usia dini sebenarnya rasa ingin
tahu anak sangat tinggi, biasanya anak ini sering membongkar mainannya
sendiri.

B. Faktor Penyebab Permasalahan Anak


Terdapat beberapa faktor penyebab permasalahan pada anak, baik yang
bersifat intrinsik (berasal dari diri anak sendiri) maupun ekstrinsik (berasal
dari luar diri anak). Secara umum, faktor-faktor tersebut adalah
a. Pembawaan, yakni anak dengan semua keadaan yang ada pada dirinya;
b. Lingkungan keluarga, mencakup pola asuh orang tua, kasih sayang,
stimulasi, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan lain-lain;
c. lingkungan sekolah, meliputi cara mengajar guru, proses belajar mengajar,
kurikulum, fasilitas/media, suasana belajar, metode pembelajaran, dan
lain-lain.
d. masyarakat, mencakup pergaulan, norma, adat istiadat, dan lain-lain.

C. Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Penanganan Permasalahan Anak Usia


Dini
Berdasarkan intensitas dan peranannya dalam penanganan
permasalahan anak terbagi menjadi dua yakni : tim menejemen penanganan
kasus dan tim penanganan koordinasi. Terdiri dari tim yang bekerja di tingkat
pendampingan, rujukan, dan dukungan. Sedangkan tim koordinasi merupakan

14
pihak-pihak lain yang terlibat dalam penanganan permasalahan anak. Perlu
diingat, tingkatan ini bukanlah menunjukan hiraki atau kedudukan melainkan
berdasarkan intensitasnya atau kedalaman aksi menjalankan pendekatan
menejemen permasalahan anak. Beriku pihak-pihak yang terlibat dalam
penanganan permasalahan anak :
a. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menurut Permendikbud No. 82 tahun 2015, Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor, pamong belajar,
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Pendidik dan tenaga kependidikan wajib melindungi anak di dalam dan di
lingkungan satuan pendidikan dari tindak kekerasan fisik, psikis,
kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik,
tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan pihak lain.
b. Peran Orang Tua
Keluarga merupakan faktor utama pembentukkan kepribadian dan
tatakrama anak, jangan hanya bergantung pada Pendidikan yang ada di
sekolah. Untuk itu orang tua ikut mendidik dan mengawasi anak di rumah
agar anak dapat bisa terkontrol untuk bisa bersikap baik antar teman, dan
anggota keluarga di rumah. Penanganan orang tua dalam permasalahan
anak :
1) Sebagai pengamat
Orang tua harus bisa mengenali tanda-tanda dan permasalahan
pada anak.
2) Sebagai pembimbing
Cara menghadapi anak yang mengalami masalah :
 Orang tua harus menggali perasaan anak terhadap masalah
yang dihadapinya.
 Mendengarkan permasalahan pada anak
 Orang tua tenang, sabar, dan menerima anak apa adanya.
 Melihat masalah dari sudut pandang anak.

15
3) Sebagai Penghubung
Orang tua harus bisa memahami permasalahan dari sumber lain.
Memahami permasalahan dengan cara mencari atau memperjelas
informasi dari sumber yang dapat dipercaya (guru, sahabat/teman,
orang tua teman).
4) Sebagai pemecah masalah
Dalam penyelesaian masalah, maka sebagai orang tua harus:
 Menjadi pemenuh kebutuhan anak usia dini (dari masalah yang
muncul)
 Meluangkan waktu dan perhatian untuk mendampingi anak usia
dini yang bermasalah.
 Menjadi agen sosial (membantu anak untuk mengembangkan
konsep diri, menanamkan disiplin diri, dan keterampilan
perkembangan).
 Memberikan konsekuensi negative atau positif
 Fokus pada penyelesaian bukan pada persoalan
c. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah seorang masyarakat yang berpengaruh
dan ditokohkan oleh lingkungannya. Penokohan tersebut karena pengaruh
posisi, kedudukan, kemampuan dan kepiawaiannya serta segala tindak dan
ucapannya akan diikuti oleh masyarakat sekitarnya. Tokoh masyarakat
meliputi tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, dan
lain-lain. Pada tahap manajemen kasus, tokoh masyarakat dapat berperan
dalam memberikan informasi pada tahap identifikasi, ikut serta dalam
proses intervensi sebagai pihak yang mengenal anak dan keluarga, dan
membantu meningkatkan dukungan masyarakat.
d. Pendamping
Pendamping yaitu Pendamping seseorang yang dididik dan dilatih
secara professional untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan
penanganan masalah sosial dan/atau seseorang yang bekerja, baik di

16
lembaga pemerintah maupun swasta yang ruang lingkup kegiatannya di
bidang kesejahteraan sosial.
e. Psikolog
Pada proses manajemen kasus, psikolog dapat berperan dalam proses
asesmen yang komprehensif sebagai penegak diagnosa psikologis pada
anak dan keluarganya. Psikolog juga dapat membantu manajer kasus
dalam mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan anak dan keluarga
serta menentukan rencana intervensi yang tepat. Pada tahap intervensi,
psikolog juga dapat berperan sebagai penyedia layanan psikologis
berdasarkan hasil asesmen, misalnya konseling dan terapi psikologi klinis
yang dibutuhkan oleh anak dan keluarganya, termasuk anak dengan
disabilitas. Psikolog bersama dengan pekerja sosial dapat berperan pada
tahap monitoring dan evaluasi hingga terminasi dalam memastikan solusi
permasalahan dan terpenuhinya kebutuhan klien.
f. Konselor Psikolog
Konselor Psikologi/Hukum menurut Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Permen PPA) No. 4
tahun 2018, merupakan lulusan sarjana dibidang Ilmu Psikologi/Hukum
yang melaksanakan kegiatan pemberian bantuan psikologi / hukum untuk
mengatasi masalah yang dihadapi konseli sehingga dapat melakukan
kegiatan secara normal kembali.
g. Dokter atau Psikiater
Peran dari dokter dan psikiater dapat dimulai dari tahap asesmen
komprehensif dimana mereka dapat membantu manajer kasus dalam
menegakkan diagnosa medis terhadap kondisi fisik dan kejiwaan anak dan
keluarga. Misalnya pada kasus anak korban kekerasan seksual, seorang
dokter dapat melakukan visum untuk proses peradilan yang didampingi
pengacara. Sementara untuk anak dengan disabilitas, seorang dokter
rehabilitasi medik dapat mendiagnosa kondisi anak dan merujuk pada
layanan terapis yang dibutuhkan oleh anak dengan melibatkan peran
keluarga.

17
h. Terapis
Dalam tugasnya menjalankan fungsi rehabilitasi, terapis berperan
dalam melakukan asesmen terhadap kondisi anak dan mengidentifikasi
kebutuhan anak akan terapi, baik itu terapi fisik (fisio terapi), wicara,
okupasi, dll, yang mungkin timbul sebagai factor penyebab atau dampak
kekerasan pada anak. Terapis juga dapat mengidentifikasi tanda-tanda
kekerasan terhadap anak lalu melakukan rujukan pada pekerja sosial atau
manajer kasus pada lembaga perlindungan anak atau pihak terkait lainnya.

D. Penanganan Permasalahan Anak Usia Dini


Pada hakikatnya, penanganan permasalahan perkembangan anak usia
dini itu tidak ada yang benar-benar ideal dan sudah pasti efektif. Karena
bagaimanapun, Anda harus memperhatikan karakter si kecil dan jenis
masalahnya. Di antara cara yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut :
1. Mencari Akar Permasalahan
Langkah awal dalam usaha menangani permasalahan anak usia dini
adalah dengan mencari akar masalahnya. Jika permasalahannya sudah
diketahui, maka akan lebih mudah dicari pemecahannya. Khususnya untuk
anak usia dini yang terkadang masih belum mengetahui bagaimana cara
mendeskripsikan atau mengungkapkan masalah yang tengah ia alami. Di
sinilah peran orangtua hadir untuk memperhatikan dan mengarahkan agar
permasalahannya bisa segera teratasi.
Dalam usaha mencari akar permasalahan tersebut, orangtua juga bisa
meminta bantuan pada dokter atau psikiater anak. Terutama jika
masalahnya tidak bisa terlihat langsung. Jika masalah tersebut bermula di
sekolah, jangan ragu-ragu untuk bekerja sama dengan guru atau pengajar
buah hati untuk mendeteksi permasalahannya.

2. Memberikan Saran dan Nasihat


Dalam menangani permasalahan anak usia dini, saran dan nasihat
untuk buah hati sangat diperlukan. Khususnya jika Anda ingin
mengarahkan dan menjelaskan nilai baik dan buruk pada si kecil.

18
Khususnya karena si kecil masih berusia dini sehingga ia masih bisa
dididik dan diarahkan dengan baik. Nasihat yang diberikan kepadanya pun
lebih bisa tertanam di dalam kepala.
3. Contohkan dan Ajarkan Nilai Moral yang Baik
Setiap anak adalah seorang peniru yang ulung. Setelah melihat,
mendengar, dan merasakan hal-hal yang ada di sekitarnya, ia pun akan
berusaha menirukannya sebaik mungkin. Oleh karenanya, sebagai
orangtua Anda harus menjadi teladan yang baik untuk si kecil. Sehingga,
ia pun akan berusaha menirukan hal-hal baik yang Anda lakukan dan
menghindari masalah-masalah yang nantinya bisa muncul di kemudian
hari.
Ajarkan juga nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat dengan
cara menyenangkan, seperti melalui lagu atau cerita yang mudah dipahami
si kecil. Jelaskan juga bagian mana yang salah dari permasalahan yang ia
alami.
4. Melatih Kognitif
Yang dimaksud di sini adalah melatih aspek kognitif si kecil, yaitu
kemampuan berpikirnya. Kemampuan tersebut akan menjadikan si kecil
sanggup menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa.
Salah satu caranya adalah melatihnya untuk berpikir secara kritis dan
membuat keputusan sendiri. Sesudahnya, biasakan si kecil untuk melihat
hasil dari keputusan yang dibuatnya. Sehingga nantinya ia bisa mulai
belajar untuk mengambil keputusan berdasarkan kemampuan dan
penilaian yang logis, bukan sekedar berdasarkan emosi semata.
Dengan melatih aspek kognitifnya, Ayah dan Bunda bisa mengetahui
dan mengevaluasi sejauh mana kemampuan dan kelemahan buah hati.
Sehingga ketika sebuah permasalahan muncul, orangtua bisa langsung
mengatasi permasalahan anak usia dini yang mungkin terjadi.

19
5. Permainan
Dengan melakukan permainan yang aktif bisa membuat si kecil
menjadi lebih sehat karena banyak bergerak. Khusunya jika hal tersebut
didukung dengan pengaturan pola makan yang seimbang.
6. Bantuan Profesional
Hal ini merupakan tahap terakhir yang bisa dilakukan setelah
mencoba berbagai macam cara. Di mana proses yang terjadi adalah
konselor berusaha membantu anak untuk sembuh dan mengatasi
permasalahan anak usia dini. Khususnya adalah ketika masalah yang
terjadi berhubungan dengan syaraf si kecil. Karena biasanya jika
berhubungan dengan masalah tersebut, seorang dokter atau psikiater akan
lebih bisa mengidentifikasi masalah utamanya dan mengetahui cara
menanganinya.
Konseling ini bisa dilakukan pada si kecil sejak usianya sedini
mungkin. Khususnya sejak si kecil sudah bisa diajak berkomunikasi
karena salah satu tahapan dalam konseling ini adalah dengan cara
mengobrol dan mengidentifikasi permasalahan yang ada. Sesudahnya,
baru konselor bekerja sama dengan orangtua untuk tindak lanjutnya.

E. Syarat Menangani Permasalahan Anak


Orang tua dan guru merupakan model bagi anak. Untuk dapat
membantu menangani permasalahan anak dengan tepat, orang tua dan guru
diharapkan memiliki beberapa karakteristik sebagai persyaratannya. Beberapa
karakteristik di bawah ini setidaknya dapat membantu mempermudah orang
tua dan guru dalam menangani permasalahan yang dihapadi anak, yaitu :
1. Kesabaran
2. Penuh kasih sayang
3. Ramah
4. Teoleransi terhadap anak
5. Empati
6. Penuh kehangatan
7. Menerima ana kapa adanya

20
8. Adil, dapat memahami perasaan anak
9. Pemaaf terhadap anak
10. Menghargai anak dan menciptakan hubungan yang akrab dengan anak

21
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia dini sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang- orang
disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak usia
dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak
menganggu perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan
dan arahan saat anak usia dini/ taman kanak-kanak mengalami masalah bisa
menjadi pengalaman yang berharga bagi anak dalam menjalani kehidupan
selanjutnya. Setiap permasalahan tentu memiliki solusi, demikan pula
permasalahan yang dihadapi anak merupakan suatu cara bagi orang tua dan
guru untuk belajar memberikan solusi yang terbaik bagi proses tumbuh
kembang anak.

Pihak-pihak yang terlibat dari penanganan berbagai permasalahan


anak tentunya tidak luput dari orang terpenting yaitu peran orang tua, guru,
pendamping, dokter/psikiater, terapis, tokoh masyarakat dll.

B. Saran
Kepada orang tua, guru, pendamping disarankan untuk memberikan
penanganan yang tepat, baik serta bijak dalam menangani permasalahan anak.
Karena pada masa perkembangannya anak butuh perhatian pendampingan
yang intens/lebih baik dari segi pendidikan, kesehatan, pergaulan, fisik atau
pun psikologis, agar menjadi seorang anak yang diharapkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://www.posbunda.com/parenting/permasalahan-anak-usia-dini/

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197706112001122-
EUIS_KURNIATI/PERMASALAHAN_ANAK_TK.pdf

Sutadi R.K, Deliana, S.M. (1995). Permasalahan Anak Taman Kanak Kanak.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBING
AN/196103171987032-
AAS_SAOMAH/PERMASALAHAN_ANAK_DAN_UPAYA_PENANGAN
ANNYAx.pdf

http://ekynozi.blogspot.com/2010/07/pihak-pihak-yang-berperan-dalam-
paud.html?m=1

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.un
esa.ac.id/index.php/jurnal-bk-
unesa/article/view/4616/6913&ved=2ahUKEwiY1tXzmZL0AhVVdCsKHQK
0B-YQFnoECDYQAQ&usg=AOvVaw3SFyQokYHiwZtyBLTRxYZy

23

Anda mungkin juga menyukai