Anda di halaman 1dari 13

JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018

ISSN 2502-4213

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSUD KOTA BEKASI
Ns. Yuli Erlina, S.Kep., M.Kes
Prodi Sarjana dan pendidikan Profesi Keperawatan, Institut Medika Drg Suherman;
Jalan Raya Industri Pasir gombong Jababeka Cikarang Utara Bekasi, Jawa Barat
17530
Email : yulierlina554@gmail.com
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan masyarakat.
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar kandungan. Banyak
faktor yang mempengaruhi abortus diantaranya adalah usia ibu, graviditas yang meningkat (paritas),
keguguran sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh dibagian rekam medik RSUD Kota Bekasi
tahun 2017 ditemukan jumlah kejadian abortus berkisar 380 kasus, dimana ibu hamil yang mengalami
abortus inkomplit sebanyak 40 orang, abortus komplit sebanyak 165 orang, abortus imminens 55 orang,
abortus insipiens 35 orang, abortus habitualis sebanyak 20 orang, missed abortion sebanyak 30 orang
dan abortus provokatus sebanyak 45 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Analisis faktor yang
berhubungan dengan kejadian abortus inkomplet di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi 2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian
Case Sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil yang pernah berkunjung dan tercatat
dalam rekam medis di RSUD Kota Bekasi periode Januari 2017 – Desember 2017 yang mengalami
abortus inkomplit berjumlah 40 responden. Sampel yang diambil sebanyak 40 responden dengan
menggunakan teknik total sampling. Instrument yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan
data sekunder yaitu rekam medik ibu hamil yang didiagnosa abortus dan dilihat dari catatan rekam medis
berupa register dan laporan harian, bulanan dan tahunan di RSUD Kota Bekasi periode Januari -
Desember 2017. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa uji chi-square
dengan nilai signifikan α < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor yang diteliti
terdapat pengaruh secara bermakna dengan kejadian abortus inkomplet di Rumah Sakit Kota Bekasi
Tahun 2016. Variabel yang mempengaruhi adalah Usia (P value = 0,003), Riwayat Obsetri (P value =
0,014), Anemia (P value = 0,002), Penyakit ibu (P value = 0,025), Paritas (P value = 0,014), Infeksi (P
value = 0,032) Dari hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh dari setiap faktor yang di teliti dengan
kejadian abortus inkompit. Ada pengaruh antara faktor usia, riwayat obsetri, anemia, penyakit ibu,
paritas, dan infeksi dengan kejadian abortus inkomplit. Diharapkan dapat memberikan masukan
informasi tentang faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian abortus inkomplit dengan jelas dan
lengkap kepada ibu hamil agar dapat menjaga kehamilan dan dapat mengurangi resiko abortus, serta
dapat meningkatkan pelayanan khususnya yang mencakup poli kebidanan pada ibu primi maupun
multigravida.
Kata Kunci : Insiden abortus inkomplet, usia, status obsetri, anemia, penyakit ibu, paritas dan infeksi.

PENDAHULUAN jawab terhadap pelayanan kesehatan


Program Kesehatan ibu dan anak bagi ibu hamil, ibu melahirkan, bayi
(KIA) merupakan salah satu prioritas dan neonatal. Salah satu program KIA
utama pembangunan kesehatan di adalah menurunkan angka kematian
Indonesia. Program ini bertanggung dan angka kesakitan dengan cara

1
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

meningkatkan mutu pelayanan sebelum janin mampu hidup diluar


kesehatan ibu dan perinatal kandungan (Nugroho, 2010). Abortus
(Zulfansyah, dkk, 2008). inkompletus ialah pengeluaran
Angka Kematian Ibu (AKI) sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
merupakan salah satu indikator untuk sebelum 20 minggu dengan masih ada
melihat derajat kesehatan masyarakat. sisa tertinggal dalam uterus. Terjadi
.Angka kematian ibu menggambarkan ketika plasenta tidak dikeluarkan
jumlah wanita yang meninggal dari bersama janin pada saat terjadi aborsi
suatu penyebab kematian terkait (Varney, 2007).
dengan gangguan kehamilan atau Menurut Norwitz & Schorge
penanganannya ( tidak termasuk (2008), faktor risiko abortus adalah usia
kecelakaan atau kasus insidentil) ibu, graviditas yang meningkat
selama kehamilan, melahirkan dan (paritas), keguguran sebelumnya.
dalam masa nifas tanpa Menurut Mariani (2012), risiko
memperhitungkan lama kehamilan per terjadinya abortus meningkat dengan
100.000 kelahiran hidup (Riskesdas, meningkatnya jumlah kehamilan, usia
2017). Angka kematian ibu juga ibu dan umur, jarak kelahiran.
merupakan salah satu target yang telah Komplikasi abortus jika tidak ditangani
ditentukan dalam tujuan pembangunan dapat terjadi perdarahan, perforasi,
millennium dengan tujuan ke 5 yaitu infeksi dan syok. Perdarahan yang
meningkatkan kesehatan ibu dimana terjadi selama abortus dapat
target yang akan dicapai sampai tahun mengakibatkan pasien menderita
2015 adalah mengurangi sampai ¾ anemia, sehingga meningkatkan resiko
resiko jumlah kematian ibu. (Depkes, kematian ibu. Salah satu jenis abortus
2010). spontan yang dapat menyebabkan
Abortus adalah ancaman atau terjadi perdarahan yang banyak adalah
pengeluaran hasil konsepsi pada usia abortus inkomplit.
kehamilan kurang dari 20 minggu atau Berdasarkan pada penelitian yang
berat janin kurang dari 500 gram, dilakukan oleh Rimonta, dkk di RS

2
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

Pindad Bandung pada tahun 2014 tepat adalah terjadinya perdarahan,


dalam periode Januari 2013 – perforasi, infeksi, dan syok.
Desember 2014 ditemukan sebesar 130 ABORTUS
kejadian abortus. Angka kejadian Abortus adalah pengeluaran
terbanyak ditemukan pada kasus hasil konsepsi sebelum janin dapat
abortus inkomplit (79,23%), pada hidup di luar kandungan (Mochtar,
rentang usia 30-34 tahun dan 35-39 2008). Abortus di definisikan sebagai
tahun (masing-masing 25,38%) , pada penghentian kehamilan sebelum janin
usia kehamilan di bawah 12 minggu mencapai viabilitas sebelum usia
(72,3%), dengan frekuensi paritas kehamilan 20-22 minggu, dengan berat
dibawah 4 kali (95,4%) dan tidak badan kurang dari 500 gram.
memiliki riwayat abortus sebelumnya (Wiknjosastro, 2005).
(76,2%). Sebelum keguguran benar-
Selain dari segi medis, abortus benar terjadi, biasanya ada tanda yang
juga dapat menimbulkan dampak menunjukkan bahwa ada sesuatu yang
negatif pada aspek psikologi dan aspek terjadi pada proses kehamilan:
sosioekonomi. Abortus seringkali a. Perdarahan : berlangsung ringan
terjadi pada wanita hamil dan sampai dengan berat. Perdarahan
membawa dampak psikologi yang pervaginam pada abortus iminen
mendalam seperti trauma, deprsi, juga biasanya ringan berlangsung
menyebabkan krisis kepercayaan diri berhari-hari dan warnanya merah
pada wanita yang mengalaminya kecoklatan.
(Harsanti, 2010). Asuhan kebidanan b. Nyeri : ”cramping pain”, rasa
yang diberikan secara baik dan benar nyeri seperti pada waktu haid di
mampu mengurangi komplikasi yang daerah suprasimfiser pinggang dan
berat pada ibu hamil dengan abortus tulang belakang yang bersifat
inkomplit. Komplikasi yang bisa terjadi ritmis.
jika tidak dilakukan penanganan yang c. Febris : menunjukan proses infeksi
intra genital, biasanya disertai

3
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

lokia berbau dan nyeri pada waktu 3. Abortus inkomplit


pemeriksaan dalam. Pengeluaran sebagian hasil
d. Berkurangnya gejala kehamilan konsepsi pada kehamilan
Jika awal kehamilan terancam, sebelum 20 minggu dengan
sebagian wanita menyadari bahwa masih ada sisa tertinggal dalam
payudara mereka tidak lagi tegang uterus. Hanya sebagian dari hasil
atau rasa mual di pagi hari konsepsi yang dikeluarkan, yang
memudar. Pada ancaman tertinggal adalah desi dua atau
keguguran di usia kehamilan lebih plasenta.
tua, mereka mungkin melihat 4. Abortus komplit
bahwa perut mereka tidak Adalah seluruh hasil konsepsi
bertambah besar. (Tabloid ayah yang dikeluarkan (desidua dan
bunda, 2006). fetus) dari rahim pada kehamilan
Berdasarkan gambaran klinisnya < 20 tahun sehingga rongga
abortus di bagi menjadi : rahim kosong . Perdarahan dan
1. Abortus Iminens nyeri minimal pada perut bagian
Abortus imminens adalah bawah, seluruh hasil konsepsi
perdarahan bercak yang telah dikeluarkan, ukuran uterus
menunjukkan ancaman terhadap dalam batas normal, serviks
kelangsungan sauatu kehamilan. tertutup .
Dalam kondisi seperti ini kehamilan 5. Abortus Habitualis
masih mungkin berlanjut atau Abortus habitualis adalah abortus
dipertahankan (Syaifuddin, 2006). spontan yang terjadi berturut-turut
2. Abortus insipiens 3 kali atau lebih. Pada umumnya
Peristiwa perdarahan uterus pada penderita tidak sukar menjadi
kehamilan sebelum 20 minggu hamil, namun kehamilannya
dengan adanya dilatasi serviks berakhir sebelum 28 minggu.
uteri yang meningkat, tetapi hasil 6. Abortus Infeksious
konsepsi masih dalam uterus.

4
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

Adalah keguguran yang disertai Sedangkan menurut sumber lain


infeksi berat dengan penyebaran mengatakan lebih dari 80% abortus
kuman atau toksinnya ke dalam terjadi dalam 12 minggu pertama dan
peredaran darah / peritoneum. angkanya menurun setelah itu
7. Missed Abortion. (Wiknjosastro, 2005). Penelitian yang
Adalah keadaan dimana janin dilakukan oleh Rimonda dkk, 2014 di
sudah mati, tetapi tetap berada RS Pindad Bandung responden yang
dalam rahim dan tidak mengalami abortus inkomplit,
dikeluarkan selama 2 bulan atau sebanyak 26 orang (20%) memiliki usia
lebih. Gejala seperti amenorea, kehamilan lebih besar atau sama
perdarahan sedikit-sedikit, dengan 12 minggu, lebih kecil
selama observasi fundus tidak dibandingkan dengan jumlah kelompok
bertambah tinggi melainkan responden yang memiliki usia
bertambah rendah, gejala kehamilan kurang dari 12 minggu
kehamilan menghilang, diiringi sebanyak 77 orang (59,2%).
dengan reaksi kehamilan menjadi STATUS OBSETRI
negatif pada 2-3 minggu sesudah Rahim merupakan tempat
fetus mati. tumbuh kembangnya janin, dijumpai
USIA KEHAMILAN keadan abnormal dalam bentuk mioma
Abortus yang terjadi pada uteri, uterus septus, retrofleksia uterus,
kehamilan kurang dari 8 minggu pada serviks inkompeten, bekas operasi pada
umumnya hasil konsepsi dapat keluar serviks, robekan serviks pada post
seluruhnya, sedang pada umur partum (Manuaba, 2010). Kelainan
kehamilan antara 8-14 minggu hasil dapat menjadi sebab abortus, antara
konsepsi tidak bisa keluar seluruhnya lain hipoplasia, uterus subseptus, uterus
(Abortus Inkomplit). Karena vili bikornis dan sebagainya. Akan tetapi
korialis sudah menembus desidua, pada kelainan bawaan sepertiuterus
sehingga dapat menyebabkan banyak bikornis, sebagian besar kehamilan
perdarahan. dapat berlangsung terus dengan baik.

5
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

Anomali uterus termasuk malformasi janin dalam kandungan melalui


congenital, defek eterus yang di dapat plasenta.
(Astherman's syndrome dan efek Penyakit infeksi seperti
sekunder terhadap dietilestilbestrol), pneumonia, tifus abdominalis, malaria,
leiomyoma dan inkompetensia serviks. sifilis. Infeksi-infeksi maternal yang
Meskipun anomali-anomali ini sering memperlihatkan hubungan yang jelas
dihubungkan dengan abortus spontan, dengan abortus spontan termasuk
insiden, klasifikasi dan peranannya sifilis, parvovirus B19, HIV dan
dalam etiologi masih belum diketahui malaria. Brusellosis, suatu penyakit
secara pasti. zoonis yang paling sering menginfeksi
ANEMIA manusia melalui produk susu yang
Anemia ibu, melalui gangguan tidak di pasteurisasi juga dapat
nutrisi dan peredaran oksigen menuju menyebabkan abortus spontan.
sirkulasi retroplasenta. PARITAS
Pada sumber lain mengatakan Semakin banyak jumlah
pengaruh anemia terhadap kehamilan kelahiran yang di alami seorang ibu
dapat menyebabkan kematian hasil semakin tinggi resikonya untuk
konsepsi yang akhirnya dapat terjadi mengalami komplikasi kehamilan,
abortus, dan dari hasil penelitian persalinan, nifas yang di kemukakan
sebelumnya menunjukkan bahwa Hebert hutabarat (Manuaba, 2010),
kejadian abortus inkomplit yang di dimana grandemultipara merupakan
sebabkan anemia mempunyai resiko 2 salah satu resiko kehamilan. Menurut
kali lebih besar dibandingkan dengan Mc Charty dan Cuningham, semakin
yang tidak anemia (Prihartini, 2002). banyak jumlah kelahiran yang di alami
PENYAKIT IBU seorang ibu maka semakin tinggi
Penyakit ibu dapat secara resikonya untuk mengalami komplikasi
langsung mempengaruhi pertumbuhan kehamilan, persalinan dan nifas. Resiko
abortus spontan semakin meningkat
dengan bertambahnya paritas.

6
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

INFEKSI abortus inkomplit. Sedangkan Variabel


Penyebab infeksi, seperti dependen dalam penelitian ini adalah
kuman tuberculosis (TBC) atau kuman anemia pada ibu, penyakit ibu, infeksi
TORCH (Toksoplasma, Rubella, dan paritas.
Cytomegalovirus, Herpes simpleks), Populasi dalam penelitian ini
bisa menyerang sel telur, janin, dinding yaitu seluruh ibu hamil yang pernah
rahim, serta plasenta sehingga berkunjung dan tercatat dalam rekam
menyebabkan tumbuh kembang janin medis di RSUD Kota Bekasi periode
menjadi terganggu. Selain itu, demam Januari 2017 - Desember 2017 yang
tinggi, lemas, hilang nafsu makan, serta mengalami abortus inkomplit
tidak enak lainnya akibat penyakit berjumlah 40 orang. Sampel dalam
infeksi, terutama infeksi yang berat, penelitian ini adalah. ibu hamil yang
akan mengganggu jalannya kehamilan. didiagnosa abortus inkomplit oleh
METODE PENELITIAN dokter yang tercatat dalam rekam medis
Pada penelitian ini metode yang di RSUD Kota Bekasi periode Januari
dipakai adalah analitik kuantitatif - Desember 2017 yang berjumlah 40
dengan pendekatan penelitian case orang.
control yaitu suatu penelitian analitik Instrumen yang digunakan
yang menyangkut bagaimana faktor dalam penelitian ini adalah dengan
risiko dipelajari dengan pendekatan menggunakan data rekam medik ibu
retrospective, dengan kata lain efek hamil yang didiagnosa abortus oleh
diidentifikasi pada saat ini, kemudian dokter dari RSUD Kota Bekasi periode
faktor risiko diidentifikasi ada atau Januari - Desember 2017.
terjadinya pada waktu yang lalu. Data yang diperoleh adalah data
(Notoatmodjo, 2012). sekunder yang dilihat dari catatan
Variabel yang variasi nilainya rekam medis berupa register dan
di pengaruhi atau tergantung oleh salah laporan harian, bulanan dan tahunan di
satu variable bebas. Variabel dependen RSUD Kota Bekasi periode Januari -
dalam penelitian ini adalah kejadian Desember 2017. Alat yang digunakan

7
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

untuk mengumpulkan data adalah para sebanyak 71,2% dan ibu yang
berupa formulir yang disesuaikan mengalami infeksi sebanyak 67,5%.
dengan variabel yang diteliti. 2. Ada Hubungan antara variabel usia,
Analisis data di lakukan secara riwayat obstetri, anemia, penyakit,
univariat dan bivariat menggunakan uji paritas dan infeksi dengan Kejadian
Chi-Square dengan nilai signifikan Abortus inkompit di RSUD Kota
alpha 5% (α = 0,05) dengan uji chi- Bekasi Tahun 2018.
square sebagai alternatif nya.
PEMBAHASAN
HASIL
1. Hubungan Usia Kehamilan
Hasil penelitian terhadap 80
Dengan Kejadian Abortus
responden, dengan 40 responden
Inkomplet Di Rumah Sakit Kota
dengan Abortus Inkomplit dan 40
Bekasi Tahun 2018.
responden tidak dengan Abortus
Berdasarkan hasil uji statistik
Inkomplit yang dilakukan di RSUD
menggunakan uji Chi-Square antara
Kota Bekasi pada bulan Maret – Juni
variabel usia kehamilan dengan
2018 dapat disimpulkan sebagai
kejadian abortus inkomplet diperoleh
berikut :
p-value 0,003 dengan α ≤ 0,05 maka
1. Terdapat jumlah responden 80
dapat disimpulkan ada hubungan antara
responden dengan ibu yang
usia dengan kejadian abortus inkomplit
mengalami abortus inkomplit
di Rumah Sakit Kota Bekasi.
sebanyak 40 responden. Ibu yang
mengalami abortus inkomplit dngan
2. Hubungan Riwayat Obstetri
kriteria usia < 20 tahun dan lebih
Dengan Kejadian Abortus
dari 35 tahun sebanyak, 45%, ibu
Inkomplet Di Rumah Sakit Kota
dengan riwayat abortus sebanyak
Bekasi Tahun 2018.
52,5%, ibu yang mengalami anemia
Berdasarkan hasil uji statistik
sebanyak 65% dan yang memiliki
menggunakan uji Chi-Square antara
penyakit sebanyak 46,3%, ibu yang
variabel riwayat obstetri dengan
paritas nya primipara atau grande

8
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

kejadian abortus inkomplet diperoleh p hubungan antara penyakit ibu


value 0,014 dengan α ≤ 0,05 maka (hipertensi, DM) dengan kejadian
dapat disimpulkan ada hubungan antara abortus inkomplit di Rumah Sakit
riwayat obstetri dengan kejadian Kota Bekasi.
abortus inkomplit di Rumah Sakit Kota 5. Hubungan Paritas Dengan
Bekasi. Terjadinya Kejadian Abortus
3. Hubungan Anemia Dengan Inkomplet Di Rumah Sakit Kota
Kejadian Abortus Inkomplet Di Bekasi Tahun 2018.
Rumah Sakit Kota Bekasi Tahun Berdasarkan hasil uji statistik
2018. menggunakan uji Chi-Square antara
Berdasarkan hasil uji statistik variabel paritas dengan kejadian
menggunakan uji Chi-Square antara abortus inkomplet diperoleh p value
variabel anemia dengan kejadian 0,014 dengan α ≤ 0,05 maka dapat
abortus inkomplet diperoleh p value disimpulkan ada hubungan antara
0,001 dengan α ≤ 0,05 maka dapat paritas dengan kejadian abortus
disimpulkan ada hubungan antara inkomplit di Rumah Sakit Kota
anemia dengan kejadian abortus Bekasi.
inkomplit di Rumah Sakit Kota 6. Hubungan Infeksi Dengan
Bekasi. Terjadinya Kejadian Abortus
4. Hubungan Penyakit Ibu Dengan Inkomplet Di Rumah Sakit Kota
Terjadinya Kejadian Abortus Bekasi Tahun 2018.
Inkomplit Di Rumah Sakit Kota Berdasarkan hasil uji statistik
Bekasi Tahun 2018. menggunakan uji Chi-Square antara
Berdasarkan hasil uji statistik variabel infeksi dengan kejadian
menggunakan uji Chi-Square antara abortus inkomplet diperoleh p value
variabel penyakit ibu dengan 0,032 dengan α ≤ 0,05 maka dapat
kejadian abortus inkomplet disimpulkan ada hubungan antara
diperoleh p value 0,025 dengan α ≤ infeksi dengan kejadian abortus
0,05 maka dapat disimpulkan ada

9
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

inkomplit di Rumah Sakit Kota Rumah Sakit Kota Bekasi Tahun


Bekasi. 2018. (p value 0,032 dengan α ≤ 0,05)
KESIMPULAN SARAN
1. Ada Hubungan antara variabel usia 1. RSUD Kota Bekasi
kehamilan dengan kejadian abortus Hasil penelitian ini diharapkan
inkomplit di Rumah Sakit Kota dapat memberikan masukan
Bekasi Tahun 2018. (p-value 0,003 informasi tentang analisis faktor apa
dengan α ≤ 0,05) saja yang berhubungan dengan
2. Ada hubungan antara variabel riwayat kejadian abortus inkomplit dengan
obstetri dengan kejadian abortus jelas dan lengkap kepada ibu hamil
inkomplit di Rumah Sakit Kota agar dapat menjaga kehamilan dan
Bekasi Tahun 2018. (p value 0,014 dapat mengurangi resiko abortus,
dengan α ≤ 0,05) serta dapat meningkatkan pelayanan
3. Ada hubungan antara variabel anemia khususnya yang mencakup poli
dengan kejadian abortus inkomplit di kebidanan pada ibu primi maupun
Rumah Sakit Kota Bekasi Tahun multi gravida, serta dapat
2018. (p value 0,001 dengan α ≤ 0,05) memperlengkap status pasien agar
4. Ada hubungan antara variabel dapat memberikan gambaran yang
penyakit ibu dengan kejadian abortus jelas untuk pelayanan, penanganan,
inkomplit di Rumah Sakit Kota dan penelitian selanjutnya.
Bekasi Tahun 2018. (p value 0,025 2. Bagi Profesi Keperawatan
dengan α ≤ 0,05) Memperkaya informasi tentang
5. Ada hubungan antara variabel paritas pentingnya pencegahan terjadinya
dengan kejadian abortus inkomplit di abortus khususnya abortus
Rumah Sakit Kota Bekasi Tahun inkomplit dan bagaimana cara
2018. (p value 0,014 dengan α ≤ 0,05) mengatasi angka kesakitan abortus
6. Ada hubungan antara variabel infeksi yang meningkat yang akan
dengan kejadian abortus inkomplit di meningkatkan kematian maternal
melalui perdarahan.

10
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN VOLUME 7 TAHUN 2018
ISSN 2502-4213

3. Bagi Masyarakat tua, terlalu muda hal ini dapat


Dapat memberi sumber meningkatkan resiko abortus
informasi dan menambah inkomplit.
pengetahuan kepada ibu tentang 4. Bagi Peneliti
abortus inkomplit, dampak atau Hasil penelitian ini dapat di jadikan
resiko abortus inkomplit, serta sebagai data dasar sekaligus
seorang wanita diharapkan tidak motivasi untuk melakukan
menikah dini atau lanjut usia dan penelitian lebih lanjut baik
bisa merencanakan kehamilan kuantitatif maupun kualitatif di
dengan baik supaya hamil tidak lingkup profesi keperawatan
terlalu tua, terlalu muda, atau terlalu khususnya mengenai kejadian
sering serta ibu diharapkan untuk ber abortus pada ibu
KB karena jika terlalu sering, terlalu
DAFTAR PUSTAKA

1. Achadiat M. Chrisdiono, 2004, 5. Mansjoer, Arif. 2007. Kapita


Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : Selekta Kedokteran. Jakarta :
Penerbit Buku KedokteranECG, FKUI.
2. Farrer Helen, 2001, Perawatan 6. Manuaba, I.B.G, 2007, Pengantar
Maternitas, Jakarta : Penerbit Kuliah Obstetri, Cetakan I, Jakarta
Buku Kedokteran EGC. : EGC
3. Hartanto, H 2003, Keluarga 7. Manuaba Ida Bagus Gde, 1998,
Berencana dan Kontrasepsi, sinar Ilmu Kebidanan, Penyakit
Harapan, Jakarta. Kandungan dan Keluarga
4. Henderson, Christine, 2006, Buku Berencana untuk Pendidikan
Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta : Bidan. Jakarta : Penerbit Buku
EGC. Kedokteran ECG.

11
8. Maryunani Anik, 2009, Asuhan 17. Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan,
Kegawadaruratan Dalam (edisi keempat), Cetakan pertama,
Kebidanan, Jakarta : TIM Jakarta : PT-BPSP.
9. Meiliya, Eny. 2010, Buku Saku 18. Sastrawinata, Sulaiman. 2005,
Kebidanan, Jakarta : EGC Obstetri Patologi. Jakarta :
10. Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Obstetri, Cetakan 1. Jakarta : EGC. 19. Sugiyono, 2002. Statistik Untuk
11. Morgan, Geri. 2009. Panduan Penelitian. Jakarta : Alfa Beta.
Praktik Obstetri & Ginekologi, 20. Sujiyatini, 2009, Asuhan Patologi
Cetakan I, Jakarta : EGC Kebidanan, Cetakan pertama,
12. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Jogjakarta : NM.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Varney, Helen, 2005, Buku Ajar
Jakarta : Pelita Ilmu. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
13. Pernoll Martin, L, 2008, Buku Saku 21. Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2006,
Obstetri & Ginekologi, (edisi 9), Ilmu Kebidanan, (edisi ketiga),
Cetakan pertama, Jakarta : EGC. Cetakan kelima, Jakarta : YBP-SP.
14. Rukiyah Ai Yeyeh, 2010, Asuhan 22. Yeyeh Ai, dkk. 2009, Asuhan
Kebidanan IV (Patologi Kebidanan 1 Kehamilan, Cetakan
Kebidanan), Jakarta : TIM pertama, Jakarta : KDT,
15. Saifuddin, 2002, Buku Panduan 23. Profil Dinas Kesehatan RSUD
Praktis Pelayanan Kesehatan Kota Bekasi, 2018
Maternal dan Neonatal. 24. Arnya. 2006. Apakah stresss dapat
Jakarta:YBP-SP. menyebabkan keguguran. Didalam
16. Saifuddin, 2006, Buku Acuan www. abn.it.org diakses tanggal 10
Nasional Pelayanan Kesehatan April 2018
Maternal dan Neonatal. Jakarta : 25. Kuntari, Titik, dkk, 2010
YBP-SP. Determinan Abortus di Indonesia.
Didalam www.ui.ac.id, diakses
pada tanggal 15 April 2018

12
26. Lisani, 2014, faktor-faktor yang Program Studi Magister FKUI di
berhubungan dengan kejadian dalam www.wordpress.com di
abortus di RS. Prikasih Bogor, akses tanggal 09 April 2018
diakses pada tanggal 15 April 2018 29. Citra,Melisa,dkk, (2016)
27. Soeprono, Bharoto Winardi. 2007. Hubungan Pemberian Imunisasi
Tanda-tanda kandungan Dasar dengan Tumbuh kembang
bermasalah. Di dalam pada Bayi (0-1 tahun) di
www.abn.it.org di akses tanggal 10 Puskesmas Kembes Kecamatan
April 2018 Tombulu, Kabupaten Minahasa
28. Sulistomo, Astrid. 2008. 30. Ririn, Mush’ab (2012) Pengaruh
Perempuan yang bekerja di Pemberian Imunisasi Complete
pertanian kemungkinan lebih terhadap Tumbuh Kembang sanak
besar mengalami abortus spontan.

13

Anda mungkin juga menyukai