Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
A. B.
Prosedurnya sebagai berikut, suatu flep didisain sebagai jalan pembuka untuk
pelaksanaan perbaikan linggir alveolar; flep yang biasa digunakan adalah tipe
envelope, karena tipe ini memberikan lapangan pandang yang luas dan mudah dalam
pengerjaannya; flep dibuka ke pertemuan mukosa bergerak dan tidak bergerak dan
sedikit pengangkatan tepi mukoperiosteum sebelah palatal agar tepi tulang alveolar
dapat diperiksa; serpihan tulang atau tulang yang terpisah dari periosteum yang
terjadi karena pencabutan dibuang terlebih dahulu kemudian diikuti dengan reduksi
undercut dan tonjolan-tonjolan lainnya; hal ini biasa dilakukan dengan menggunakan
tang rongeur pemotong tulang atau dengan menggunakan bur disertai irigasi larutan
salin steril;
permukaan tulang dihaluskan dengan menggunakan bone file dengan tekanan dan
tarikan; bagian yang dioperasi diirigasi dengan larutan salin steril kemudian diamati
kehalusan dari tulang dengan melakukan kompresi menggunakan jari, kemudian luka
ditutup dengan penjahitan terputus.8,12
A. B.
Pertama sekali bagian dari mukosa diinsisi bentuk oval dari mesial dan distal
ke soket gigi yang dicabut; tulang dihaluskan dengan ronguer dan bur, selanjutnya
diirigasi, kemudian luka dijahit; jika pada palpasi terdapat tulang yang kasar pada
soket yang dipencabutan, tulang dibentuk dengan menggunakan bone file, dan bisa
dikombinasikan dengan ronguer.8
A. B.
B. C.
A. B.
Gambar 8. A. Insisi ridge alveolar dan proses pembuangan tulang intraseptal dan
ujung-ujung tulang. B. Gambaran setelah proses pembuangan tulang.8
setelah mukoperiosteum diangkat, tulang dihaluskan dengan bone file, sesudah itu
permukaan tulang diperiksa kehalusannya dengan menggunakan jari tangan; tepi dari
flep juga dirapikan dengan gunting jaringan lunak agar diperoleh kontak yang baik
setelah pengambilan tulang;
selanjutnya larutan salin yang banyak digunakan untuk mengirigasi daerah operasi
kemudian diikuti dengan penjahitan luka; permukaan tulang yang halus menghasilkan
stabilitas dan retensi yang diharapkan pada gigitiruan penuh.8
A. B.
Gambar 10. A. Irigasi dengan larutan salin dan penjahitan luka. B. Gambaran
setelah dilakukan perawatan.8
Dalam beberapa kasus, tulang harus dihaluskan untuk mencegah kerusakan dan
membuang hambatan pada pemasangan gigitiruan penuh. Apabila penonjolan tulang
besar, pertama sekali insisi dibuat sepanjang puncak ridge alveolar dari penonjolan
tulang yang dilokalisasi dan kemudian mukoperiosteum dibuka;
A. B.
selanjutnya daerah tersebut dihaluskan dengan bone file dan tulang dipalpasi untuk
memastikan kehalusan dari tulang diikuti dengan irigasi larutan salin yang banyak
pada daerah operasi dan terakhir dilakukan penjahitan.8
A. B.
A. B.
selanjutnya dilakukan irigasi yang banyak dengan larutan salin pada daerah operasi
dan permukaan jaringan lunak. Papilla gingival diratakan untuk memudahkan
penyatuan flep sebelum dilakukan penjahitan terputus.8
Alveolektomi
Epidemiologi
- Jenis Kelamin
Prevalensi Tindakan Alveolektomi
- Umur
- Regio