Anda di halaman 1dari 86

PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PADA MASA KEMERDEKAAN

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Bpk. Nurdi, S.Ag., M.Pd.

Oleh :

Anita Rosyidatul Munawwaroh

PAI 5 A

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL FATTAH

SIMAN SEKARAN LAMONGAN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Berdasar KMA 183 dan 184 tahun 2019

MAPEL AKIDAH AKHLAK KELAS 3 MI

SEMESTER GENAP

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menerima, menjalankan, dan 1.1. Menerima kebesaran Allah Swt. melalui asma al-
menghargai ajaran agama yang Kabiir dan al-‘Adhiim
dianutnya. 1.2. Menerima kebenaran Allah Swt. tentang adanya surga
dan neraka
1.3. Menjalankan sikap pantang menyerah, pemberani,
dan tolong-menolong sebagai perintah Allah Swt.
1.4. Menjalankan sikap pantang menyerah, pemberani,
dan tolong-menolong sebagai perintah Allah Swt.
1.5. Menjalankan adab terhadap tetangga dan lingkungan
sebagai perintah Allah Swt.
1.6. Menerima kebenaran tentang larangan durhaka
kepada orangtuanya
2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.1. Menunjukkan perilaku percaya diri sebagai
disiplin, tanggungjawab, santun, implementasi dari sifat Allah al-Kabiir dan al-‘Adhiim
peduli, dan percaya diri dalam 2.2. Menunjukkan perilaku taat sebagai implementasi
berinteraksi dengan keluarga, pemahaman terhadap adanya surga dan neraka
teman, guru, dan tetangganya. 2.3. Menunjukkan sikap pantang menyerah, pemberani,
dan tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari
2.4. Menunjukkan sikap pantang menyerah, pemberani,
dan tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari
2.5. Menunjukkan perilaku peduli sebagai implementasi
mempelajari adab terhadap tetangga, dan lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari.
2.6. Menjalankan sikap taat dan patuh kepada orangtua
3. Memahami pengetahuan 3.1 Memahami makna al-Kabiir dan al-‘Adhiim
faktual dengan cara mengamati 3.2. Memahami keimanan adanya surga dan neraka
[mendengar, melihat,membaca] 3.3. Menerapkan sikap pantang menyerah, pemberani, dan
dan menanya berdasarkan rasa tolong-menolong
ingin tahu tentang dirinya, 3.4. Menerapkan sikap pantang menyerah, pemberani, dan
makhluk ciptaanTuhan dan tolong-menolong
kegiatannya, dan benda-benda 3.5. Menerapkan adab terhadap tetangga dan lingkungan.
yang dijumpainya di rumah, di 3.6. Memahami larangan sikap durhaka kepada orangtua
sekolah dan tempat bermain. melalui kisah Kan’an
4. Menyajikan pengetahuan 4.1. Mengomunikasikan arti dan bukti sederhana asma
factual dalam bahasa yang jelas, Allah al-Kabiir dan al-‘Adhiim
sistematis dan logis, dalamkarya 4.2. Menyajikan dalil al-Qur`an adanya surga dan neraka
yang estetis, dalam gerakan yang 4.3. Mengomunikasikan pengalaman dalam menerapkan
mencerminkan anak sehat, dan sikap pantang menyerah, pemberani, dan tolong-
dalam tindakan yang menolong
mencerminkan perilaku anak 4.4. Mengomunikasikan pengalaman dalam menerapkan
beriman dan berakhlak mulia sikap pantang menyerah, pemberani, dan tolong-
menolong
4.5. Mempraktikkan adab terhadap tetangga, dan
lingkungan.
4.6. Mengomunikasikan cerita Kan’an tentang larangan
berbuat durhaka kepada orangtua
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Berdasar KMA 183 dan 184 tahun 2019

MAPEL AL-QUR’AN HADIST KELAS 3 MI

SEMESTER GENAP

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menerima, menjalankan, dan 1.1. Menerima al- Qur’an surah Al-Fatihāh (1), an-Nas
menghargai ajaran agama yang (114), alFalaq dan al-Ikhlas (112) sebagai firman Allah
dianutnya. SWT.
1.2. Menghayati keutamaan membaca Al-Qur'an secara
benar sesuai dengan kaidah-kaidah Ilmu Tajwid.
1.3. Menerima bahwa shalat berjamaah itu lebih utama
dari pada shalat sendirian
2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.1. Menjalankan sikap santun dalam kehidupan sehari-
disiplin, tanggungjawab, santun, hari.
peduli, dan percaya diri dalam 2.2. Menjalankan sikap disiplin dalam menjalankan
berinteraksi dengan keluarga, kewajiban.
teman, guru, dan tetangganya. 2.3. Menjalankan sikap disiplin dalam kehidupan.
3. Memahami pengetahuan factual 3.1. Memahami arti dan isi kandungan al- Qur’an surah
dengan cara mengamati AlFatihāh (1), an-Nas (114), al-Falaq (113), dan al-
[mendengar, melihat,membaca] dan Ikhlas (112).
menanya berdasarkan rasa ingin 3.2. Memahami hukum bacaan Qolqolah.
tahu tentang dirinya, makhluk 3.3 Memahami arti dan kandungan hadis tentang shalat
ciptaanTuhan dan kegiatannya, dan berjamaah riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai,
bendabenda yang dijumpainya di Ibnu Majah, dan Ahmad dari Ibnu Umar .
rumah, di sekolah dan tempat
bermain
4. Menyajikan pengetahuan factual 4.1. Mendemonstrasikan hafalan al- Qur’an surah Al-
dalam bahasa yang jelas, sistematis Fatihāh (1), an-Nas (114), al-Falaq (113), dan al-Ikhlas
dan logis, dalamkarya yang estetis, (112)
dalam gerakan yang mencerminkan 4.2 Mengomunikasikan isi kandungan al- Qur’an surah
anak sehat, dan dalam tindakan AlFatihāh (1), an-Nas(114), al-Falaq (113), dan
yang mencerminkan perilaku anak alIkhlas(112)
beriman dan berakhlak mulia. 4.3. Mempraktikkan bacaan Qolqolah
4.4. Mendemonstrasikan hafalan hadis tentang shalat
berjamaah riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai,
IbnuMajah, dan Ahmad dariIbnu Umar َِ ََِِ َ َ َِّٰ>? ِ‫نَع َ َ ْناب َ َ َر ُمع َ َنَأ‬
ٰ
‫ول ُ َسر ى َاللُ ?>َُّ َ لَصِ َ>َِ َالل َ َ ْهيَلَع َ َ ل م َ َسوُ َ>َُ َ الَق ة َ َ َ لَصِ َ>َِ جْ الُ َ>َُ َةَ اع َم‬
‫َلَضْ فَأ َِْ َ>َِ َنِم ة َ َ َ لَص َ َ َذ ْفال َ َ ْعبَ ِسب َ َ ين ِرْ ِش َعو ةَ َج َرد‬
4..5. Mengomunikasikan dan kandungan hadis tentang
shalat berjamaah riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Ibnu Umar َِ ََِِ َ ‫نَع َ َ ْناب‬
ٰ
َ‫ََر ُمع َ َنَأِ ?>َِّٰ َ ول ُ َسر َ َالل ص ىُ ?>َُّ َ لِ َ>َِ َالل َ َ ْهيَلَع َ َ ل م َ َسوُ َ>َُ َ الَق ة َِ َ>َِ َ لَصُ َ>َُ َة‬
‫اع َ َمجْ ال َْ َلَضْ فَأ َنِم َِ ة َ َ َ لَص َ َ َذ ْفال َ َ ْعبَ ِسب َ َ ين ِرْ ِش َعو‬
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Berdasar KMA 183 dan 184 tahun 2019

MAPEL FIQIH KELAS 3 MI

SEMESTER GENAP

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menerima, menjalankan, dan 1.1 Menjalankan shalat sunnah rawatib
menghargai ajaran agama yang 1.2 Menerima kebenaran bahwa shalat harus dikerjakan
dianutnya. dalam kondisi apapun
1.3 Menerima hikmah yang terkandung dalam ketentuan
shalat bagi orang sakit
1.4 Menerima hikmah yang terkandung dalam
ketentuan shalat bagi musafir
2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.1 Menjalankan sikap rajin dan tanggung jawab
disiplin, tanggungjawab, santun, sebagai implementasi dari mempeljari ketentuan shalat
peduli, dan percaya diri dalam sunnah rawatib
berinteraksi dengan keluarga, 2.2 Menjalankan sikap tanggung jawab dalam
teman, guru, dan tetangganya. berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
2.3 Menjalankan sikap istikamah dan tanggung jawab
dalam kehidupan sehari
2.4 Menjalankan sikap istikamah dan tanggung jawab
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
Memahami pengetahuan faktual 3.1 Memahami ketentuan shalat sunnah rawatib
dengan cara mengamati 3.2 Memahami ketentuan shalat jama’ dan qasar
[mendengar, melihat, membaca] 3.3 Menganalisis ketentuan shalat bagi orang yang sakit
dan menanya berdasarkan rasa 3.4 Menganalisis ketentuan shalat bagi musafir
ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan factual 4.1 Mempratikkan tata cara shalat sunnah rawatib
dalam bahasa yang jelas, sistematis 4.2 Mempraktikkan tata cara shalat jama’ dan qasar
dan logis, dalamkarya yang estetis, 4.3 Mempraktikkan tata cara shalat bagi orang yang
dalam gerakan yang mencerminkan sakit
anak sehat, dan dalam tindakan 4.4 Mempraktikkan tata cara shalat bagi musafir
yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
SILABUS

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak


Nama Madrasah :
Kelas : III
Semester : Genap
Kompetensi Inti :
KI 1. : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
KI 2. : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman dan guru mempelajari Al- Asmaul Husna dalam kehidupan sehari hari.
KI 3. : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhuk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah tempat
bermain.
KI 4. : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
1.6. Menerima Asma’ul Husna  Menanamkan keyakinan pada  Penilaian diri  Alam sekitar
kebesaran Allah SWT diri siswa Allah SWT memiliki  jurnal
Al-kabiir dan
melalui asma Al- asma Al-kabiir dan Al-‘Adhiim.
kabiir dan Al-‘Adhiim.
Al-‘Adhiim.
2.6. Menunjukkan Asma’ul Husna  Membiasakan perilaku percaya  Penilaian diri Lingkungan
perilaku Al-kabiir dan diri sebagai implementasi dari  Jurnal sekitar.teman.guru.tokoh
percaya diri sebagai Al-‘Adhiim. pemahaman mengenai sifat sifat
Allah SWT yang terkandung
implementasi dari
dalam asma Al-kabiir dan
sifat Allah Al-Kabiir Al-‘Adhiim.
dan Al-‘Adhiim.
3.6. Memahami makna Asma’ul Husna  Siswa mengamati gambar yang 4 JP Buku guru dan buku
ada di buku cetak, bersama
Al-Kabiir dan Al-kabiir dan  Tes Tertulis siswa Aqidah Akhlak
teman temannya.
Al-‘Adhiim. Al-‘Adhiim.  Penugasan Kelas III Kemenag
 Secara individu siswa membuat
pertanyaan yang ada RI,2020.
hubungannya dengan
(gambar)asma Al-kabiir dan
Al-‘Adhiim.
 Mengkomunikasikan ketentuan
asma Al-kabiir dan Al- Adhiim
meliputi : pengertian, makna,
dalil dan hikmah.
 Menyimpulkan materi sifat sifat
Asma Al-kabiir dan Al-‘Adhiim.
 Menyampaikan kembali
kesimpulan tentang asma Al-
kabiir dan Al-‘Adhiim.
4.6. Mengkomunikasikan Asma’ul Husna  Melafalkan asma Al-kabiir dan  praktik 2 JP (1 x
arti dan bukti Al-kabiir dan Al-‘Adhiim beserta artinya  portofolio pertemuan
 Memberi contoh mengenai bukti
sederhana Asma Al-‘Adhiim. Allah SWT bersifat asma Al- )
Allah SWT Al- kabiir dan Al-‘Adhiim.
 Menuliskan asma Al-kabiir dan
Kabiir dan Al-‘Adhiim .
Al-‘Adhiim.

1.7. Menerima Surga dan neraka  Menanamkan keyakinan pada  Penilaian diri
kebenaran Allah diri siswa tentang adanya surga  jurnal
SWT tentang adanya dan neraka
surga dan neraka.
2.7. Menunjukkan Surga dan neraka  Membiasakan perilaku taat  Penilaian diri
perilaku taat sebagai implementasi dari  Jurnal
pemahaman terhadap adanya
sebagai surga dan neraka.
implementasi
pemahaman
terhadap adanya
surga dan neraka.
3.7. Memahami Surga dan neraka 4 JP Buku guru dan buku
keimanan adanya  Siswa mengamati gambar yang  Tes Tertulis siswa Aqidah Akhlak
surga dan neraka. ada di buku cetak, bersama  Penugasan Kelas III Kemenag
teman temannya.
 Secara individu siswa membuat RI,2020
pertanyaan yang ada
hubungannya dengan (gamba0
surga dan neraka.
 Mengkomunikasikan materi
surga dan neraka meliputi :
pengertian, dalil nama nama
surga dan penghuninya
berdasarkan dalil Al-Qur’an,
nama nama neraka dan
penghuninya berdasarkan dalil
Al-Qur’an.
 Menyimpulkan materi surga dan
neraka.
 Menyampaikan kembali
kesimpulan tentang surga dan
neraka.
4.7. Menyajikan dalil Surga dan neraka  Menuliskan dalil dengan benar  Portofolio 2 JP
Al-Qur’an adanya  Praktik

surga dan neraka.

1.8. Menjalankan sikap Akhlak terpuji  Menanamkan keyakinan pada  Penilaian diri
pantang menyerah , diri siswa bahwa sikap pantang  jurnal
pemberani dan menyerah , pemberani dan
tolong menolong tolong menolong sebagai
sebagai perintah perintah Allah SWT.
Allah SWT.
2.8. Menunjukkan sikap Akhlak terpuji  Membiasakan diri bersikap  Penilaian diri Lingkungan
pantang menyerah , pantang menyerah , pemberani  Jurnal
dan tolong menolong dalam
pemberani dan kehidupan sehari hari dalam
berinteraksi dengan keluarga,
tolong menolong
teman, guru, dan tetangganya.
dalam kehidupan
sehari hari.
3.8 Menerapkan sikap Akhlak terpuji  Siswa mengamati gambar yang  Tes Tertulis 4 JP Buku guru dan buku
pantang menyerah , ada di buku cetak, bersama  Penugasan siswa Aqidah Akhlak
pemberani dan teman temannya.
tolong menolong.  Secara individu siswa membuat Kelas III Kemenag
pertanyaan yang ada RI,2020
hubungannya dengan (gambar)
akhlak terpuji (pantang
menyerah , pemberani dan
tolong menolong).
 Mengkomunikasikan materi
akhlak terpuji (pantang
menyerah , pemberani dan
tolong menolong) meliputi :
pengertian, ciri ciri dan
keutamaan.
 Menyimpulkan materi akhlak
terpuji (pantang menyerah ,
pemberani dan tolong
menolong).
 Menyampaikan kembali
kesimpulan tentang akhlak
terpuji (pantang menyerah ,
pemberani dan tolong
menolong).
4.8. Akhlak terpuji  Menyampaikan kembali isi  Praktik (rubrik) 2 JP (1 x
Mengkomunikasika kesimpulan materi sikap pantang  portofolio pertemuan
n pengalaman dalam menyerah , pemberani dan
menerapkan sikap tolong menolong dalam bentuk )
pantang menyerah , laporan tertulis
pemberani dan
tolong menolong .

1.9. Menjalankan adap Adap terhadap  Menanamkan pada diri siswa  Penilaian diri
terhadap tetangga adap terhadap tetangga dan  jurnal
tetangga dan
dan lingkungan lingkungan sebagai perintah
sebagai perintah lingkungan Allah SWT.
Allah SWT.
2.9. Menunjukkan Adap terhadap  Membimbing perilaku peduli  Penilaian diri
perilaku peduli sebagai implementasi  Jurnal
tetangga dan
sebagai mempelajari adab terhadap
implementasi lingkungan tetangga dan lingkungan dalam
mempelajari adab kehidupan sehari hari.
terhadap tetangga
dan lingkungan
dalam kehidupan
sehari hari.
3.9. Menerapkan adab Adap terhadap  Siswa mengamati gambar yang 4 JP Buku guru dan buku
terhadap tetangga ada di buku cetak, bersama
tetangga dan  Tes Tertulis siswa Aqidah Akhlak
dan lingkungan. teman temannya.
lingkungan  Penugasan Kelas III Kemenag
 Secara individu siswa membuat
pertanyaan yang ada RI,2020
hubungannya dengan (gambar)
Adap terhadap tetangga dan
lingkungan.
 Mengkomunikasikan materi
Adap terhadap tetangga dan
lingkungan meliputi :
pengertian, adap terhadap
tetangga,adap terhadap hewan
dan tumbuhan beserta dalilnya.
 Menyimpulkan materi Adap
terhadap tetangga dan
lingkungan.
 Menyampaikan kembali
kesimpulan tentang Adap
terhadap tetangga dan
lingkungan.
4.9. Mempraktikkan Adap terhadap  Membuat laporan mengenai  portofolio 2 JP
adab terhadap kegiatan yang berhubungan  Praktik
tetangga dan
tetangga dan dengan adap terhadap tetangga ( observasi/
lingkungan. lingkungan dan lingkungannya. Rubrik)
 Menceritakan laporan
kegiatannya didepan kelas.

1.10.Menerima Kisah Kan’an  Menanamkan pada diri siswa  Penilaian diri


kebenaran tentang kebenaran tentang larangan  jurnal
durhaka terhadap orang tua.
larangan durhaka
kepada orang
tuanya.
2.10. Menjalankan Kisah Kan’an  Membiasakan bersikap patuh  Penilaian diri
sikap taat dan patuh dan taat pada Orang tua dan  Jurnal
kepada orang tua. menghindari sikap durhaka
dengan menunjukkan sebab
akibat yang ditimbulkan.
3.10. Memahami larangan Kisah Kan’an  Siswa mengamati teks  Tes Tertulis 2 JP Buku guru dan buku
sikap durhaka bacaan/gambar / video yang ada  Penugasan siswa Aqidah Akhlak
kepada orang tua di buku cetak bersama teman
melalui kisah temannya. Kelas III Kemenag
kan’an.  Secara individu siswa membuat RI,2020
pertanyaan yang ada
hubungannya dengan (teks
bacaan/gambar/vidio) Kisah
Kan’an.
 Mengkomunikasikan materi
Kisah Kan’an : pengertian,
contoh-contoh sikap durhaka
yang tergambar dari cerita
Kan’an .
 Menyimpulkan materi kisah
kan’an.
 Menyampaikan kembali
kesimpulan tentang kisah
kan’an.
4.10. Kisah Kan’an  Mendemontrasikan prilaku  Praktik (Rubrik) 2 JP (1 x
Mengkomunikasika durhaka dalam bentuk drama pertemuan
n cerita kan’an berdasarkan kisah kan’an.
tentang larangan )
berbuat durhaka
kepada orang tua.
 Jumlah jam 28 JP

Mengetahui, Lhokseumawe, . . . Febuari 2021


Kepala MI . . . Guru Mata Pelajaran,

_____________________ _________________________

NIP. NIP.

SILABUS

Mata Pelajaran : Al-Qur’an Hadis


Nama Madrasah :
Kelas : III
Semester : Genap
Kompetensi Inti :

KI.1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya


KI.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI.3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI.4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Alokas
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian i Sumber Belajar
Waktu
1.4. Menerima Q.S.  Membimbing penghayatan  Penilaian Diri
al-Kafirun (109) dan terhadap ajaran yang  Penilaian Teman
an-Nasr (110) terkandung dalam Q.S. al- Sebaya
sebagai firman Allah Kafirun (109) dan an-Nasr  Observasi
SWT. (110)  Jurnal/Catatan
2.4. Menjalankan sikap  Membimbing siswa agar dapat  Penilaian Diri
toleran dalam saling menghargai  Penilaian Teman
pergaulan Sebaya
 Observasi
 Jurnal/Catatan
3.4. Memahami arti Q.S. AL-KAFIRUN  Mengamati penggalan-  Unjuk Kerja 2 TM  Buku Pedoman Guru Mapel
dan isi kandungan (109) DAN AN- penggalan surah Q.S. al-  Projek (4X35) al-Qur’an Hadis MI, Kelas
Q.S. al- Kafirun NASR (110) Kafirun (109) dan an-Nasr  Produk 3, Kemenag RI, 2019
(109) dan an-Nasr (110)) dan membacanya  Portofolio  Buku digital Siswa Mapel
(110) hingga lancar al-Qur’an Hadis KMA 183
 Mencermati lafal, mufradat MI, Kelas 3, Kemenag RI,
dan terjemah Q.S. al-Kafirun 2019
(109) dan an-Nasr (110)  Al-Qur’an dan Terjemahnya
 Mencari arti mufradat Q.S. al-  Buku Penunjang lainnya
Kafirun (109) dan an-Nasr yang sesuai
(110)  Media cetak dan
 Menerjemahkan Q.S. al- ( elektronik yang sesuai
Kafirun (109) dan an-Nasr materi
(110)Menyusun arti dan  Lingkungan sekitar yang
terjemah Q.S. al-Kafirun (109) mendukung
dan an-Nasr (110)
 Membandingkan arti/ Q.S. al-
Kafirun (109) dan an-Nasr
4.4. Mendemonstrasik (110)dari hasil susunan sendiri
an hafalan Q.S. al- dengan terjemah yang sudah
Kafirun (109) dan baku (Al Qur’an terjemah).
an-Nasr (110)  Mengamati gambar terkait isi
kandungan Q.S. al-Kafirun
(109) dan an-Nasr (110)
 Menanyakan gambar terkait isi
kandungan Q.S. al-Kafirun
(109) dan an-Nasr (110)
 Mengajukan pertanyaan terkait
isi kandungan Q.S. al-Kafirun  Unjuk Kerja
(109) dan an-Nasr (110)  Projek
 Mendiskusikan isi kandungan  Produk
Q.S. al-Kafirun (109) dan an-  Portofolio
Nasr (110)
 Membuat kesimpulan isi 1 TM
kandungan Q.S. al-Kafirun (2X35)
(109) dan an-Nasr (110)
 Menyampaikan resume materi
ajar tentang isi kandungan
Q.S. al-Kafirun (109) dan an-
Nasr (110)

 Mendemonstrasikan bacaan,
hafalan Q.S. al-Kafirun (109)
dan an-Nasr (110)
 Menulis Q.S. al-Kafirun (109)
dan an-Nasr (110)

1.5. Menerima Q.S.  Meyakini Q.S. al-Lahab (111)  Penilaian Diri


al-Lahab (111) dan dan al-Fiil (105) sebagai  Penilaian Teman
al-Fiil (105) sebagai firman Allah SWT Sebaya
firman Allah SWT  Observasi
 Jurnal/Catatan
2.5. Menjalankan sikap  Penilaian Diri
tanggungjawab  Penilaian Teman
dalam menjalankan Sebaya
tugas sehari-hari  Observasi
 Jurnal/Catatan
3.5. Memahami arti Q.S. AL-LAHAB  Mengamati penggalan-  Tes Tertulis 2 TM  Buku Pedoman Guru Mapel
dan isi kandungan (111) DAN AL- penggalan surah Q.S. al-  Tes Lisan (4X35) al-Qur’an Hadis MI, Kelas
Q.S. al-Lahab (111) FIIL (105) Lahab (111) dan al-Fiil (105)  Penugasan 3, Kemenag RI, 2019
dan al-Fiil (105) dan membacanya hingga  Buku digital Siswa Mapel
lancar al-Qur’an Hadis KMA 183
 Mencermati lafal, mufradat MI, Kelas 3, Kemenag RI,
dan terjemah Q.S. al-Lahab 2019
(111) dan al-Fiil (105)  Al-Qur’an dan Terjemahnya
 Mencari arti mufradat Q.S. al-  Buku Penunjang lainnya
Lahab (111) dan al-Fiil (105) yang sesuai
 Menerjemahkan Q.S. al-Lahab  Media cetak dan elektronik
(111) dan al-Fiil (105) yang sesuai materi
 Menyusun arti dan Q.S. al-  Lingkungan sekitar yang
4.5. Mendemonstrasik Lahab (111) dan al-Fiil (105) mendukung
an hafalan Q.S. al-  Membandingkan arti/ Q.S. al-
Lahab (111) dan al- Lahab (111) dan al-Fiil (105)
Fiil (105)  Unjuk Kerja
4.6. Mengkomunikasi dari hasil susunan sendiri  Projek
kan Q.S. al-Lahab dengan terjemah yang sudah  Produk
(111) dan al-Fiil baku (Al Qur’an terjemah).  Portofolio
(105)  Mengamati gambar terkait isi
kandungan Q.S. al-Lahab
(111) dan al-Fiil (105)
 Menanyakan gambar terkait isi
kandungan Q.S. al-Lahab
(111) dan al-Fiil (105)
 Mengajukan pertanyaan terkait
1 TM
isi kandungan Q.S. al-Lahab
(2X35)
(111) dan al-Fiil (105)

 Menghafal Q.S. al-Lahab


(111) dan al-Fiil (105)

 Menulis Q.S. al-Lahab (111)


dan al-Fiil (105)

1.6. Menerima  Menumbuhkan rasa cinta anak  Penilaian Diri


keutamaan membaca didik terhahap al-Qur’an  Penilaian Teman
Al-Qur'an sesuai dengan mempelajari al-Quran Sebaya
dengan kaidahkaidah dengan sungguh-sungguh  Observasi
Ilmu Tajwid  Menanamkan kesadaran  Jurnal/Catatan
tentang keutamaan membaca
Al Qur’an dengan baik dan
benar sesuai kaidah Ilmu
Tajwid
2.6. Menjalankan sikap  Membimbing pembiasaan  Penilaian Diri
disiplin dalam belajar membaca Al Qur’an dengan  Penilaian Teman
baik dan benar sesuai kaidah Sebaya
Ilmu Tajwid dalam kehidupan  Observasi
sehari-hari  Jurnal/Catatan
3.6. Memahami HUKUM Mengamati  Tes Tertulis 2TM  Buku Pedoman Guru Mapel
hokum bacaan Mad BACAAN MAD  Tes Lisan (4X35) al-Qur’an Hadis MI, Kelas
 Mengamati gambar terkait
Thabi'i THABI'I  Penugasan 3, Kemenag RI, 2019
hukum bacaan MAD THABI'I
 Buku digital Siswa Mapel
 Menyimak pelafalan contoh
al-Qur’an Hadis KMA 183
bacaan MAD THABI'I
MI, Kelas 3, Kemenag RI,
 Menyimak penjelasan terkait
2019
hukum bacaan MAD THABI'I
 Al-Qur’an dan Terjemahnya
melalui tayangan video atau
 Buku Penunjang lainnya
media lainnya.
yang sesuai
Menanya
 Media cetak dan elektronik
 Mengajukan pertanyaan yang sesuai materi
tentang gambar yang terkait  Lingkungan sekitar yang
dengan hukum bacaan MAD mendukung
THABI'I
 Mengajukan pertanyaan terkait
hukum bacaan MAD THABI'I
4.7. Mempraktikkan
hokum bacaan Mad Mengeksplorasi
Thabi'i
 Mencari lafal yang terdapat
hukum bacaan MAD
 Unjuk Kerja
THABI'I dari suatu surat atau
 Projek
ayat al-Qur’an
 Produk
 Mengidentifikasi dan
 Portofolio
membaca lafal yang terdapat
hokum bacaan MAD
THABI'I

Mengasosiasi

 Mencermati contoh dan cara


membaca hukum bacaan MAD
THABI'I
 Menulis lafal yang terdapat
bacaan MAD THABI'I
 Membuat kesimpulan hukum
1 TM
bacaan MAD THABI'I
(2X35)
Mengkomunikasikan
 Membaca beberapa ayat dari
surat pilihan siswa sendiri
secara bergantian
 Mendemonstrasikan bacaan
MAD THABI'I
 Menulis lafal dan alasan
hukum bacaan MAD
THABI'I

1.7. Menerima bahwa  Menanamkan kesadaran  Penilaian Diri


sesame mukmin kepada siswa agar  Penilaian Teman
adalah bersaudara menyayangi sesama karena Sebaya
sesame mukmin adalah  Observasi
bersaudara  Jurnal/Catatan
2.7. Menjalankan  Membimbing siswa untuk  Penilaian Diri
sikap peduli kepada saling tolong menolong,  Penilaian Teman
sesama menyayangi sesame dan Sebaya
menjalin persaudaraan  Observasi
dengan baik  Jurnal/Catatan
3.7. Memahami arti HADIS Peserta didik: 2 TM  Buku Pedoman Guru Mapel
dan isi kandungan TENTANG  Mencermati lafal Hadis (4X35) al-Qur’an Hadis MI, Kelas
hadis tentang PERSAUDARAAN Tentang Persaudaraan 3, Kemenag RI, 2019
persaudaraan riwayat  Bertanya jawab arti mufradat  Tes Tertulis  Buku digital Siswa Mapel
al-Bukhari Muslim dengan temannya secara  Tes Lisan al-Qur’an Hadis KMA 183
dari Abu Musa: bergantian  Penugasan MI, Kelas 3, Kemenag RI,
3.8. ‫ع َْن أَبِي ُمو َسى رضي‬  Menyusun terjemah Hadis 2019
‫صلَّى هللا‬
َ ‫هللا عنه ع َِن النَّبِ ِّي‬ Tentang Persaudaraan  Al-Qur’an dan Terjemahnya
ُ‫ال ْال ُم ْؤ ِمن‬
َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬  Mencermati dengan cara  Buku Penunjang lainnya
ِ َ‫لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْني‬
ُ ‫ان يَ ُش ُّد بَ ْع‬
ُ‫ضه‬ membandingkan terjemah yang sesuai
َ َ‫بَ ْعضًا َو َشبَّكَ أ‬
‫صابِ ِع ِه‬ Hadis Tentang  Media cetak dan elektronik
Persaudaraan dari hasil yang sesuai materi
susunan sendiri dengan  Lingkungan sekitar yang
terjemah yang sudah ada di mendukung
buku
 Melaporkan hasil
4.8. Mendemonstrasik pencermatan terjemah Hadis
an hafalan hadis Tentang Persaudaraan dari
tentang persaudaraan hasil susunan sendiri dengan
riwayat Bukhari terjemah yang sudah baku.
Muslim dari Abu
Musa  .Berkelompok
4.9. Mengomunikasik mencermati/menelaah isi
an isi kandungan kandungan Hadis Tentang
hadis tentang Persaudaraan  Unjuk Kerja 1 TM

persaudaraan Bukhari  Projek (2X35)


 Mengidentifikasi isi
Muslim Musa: kandungan Hadis Tentang  Produk
‫ع َْن أَبِي ُمو َسى رضي هللا‬ Persaudaraan  Portofolio
‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه‬ َ ‫عنه ع َِن النَّبِ ِّي‬
‫ال ْال ُم ْؤ ِمنُ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن‬
َ َ‫َو َسلَّ َم ق‬  Mendemonstrasikan hafalan Total
‫ضهُ بَ ْعضًا‬ ِ َ‫َك ْالبُ ْني‬
ُ ‫ان يَ ُش ُّد بَ ْع‬ hadis tentang persaudaran 24
َ َ‫َو َشبَّكَ أ‬
‫صابِ ِع ِه‬  Menulis hadis tentang
persaudaraan

Mengetahui, Lhokseumawe, . . . Febuari 2021

Kepala MI . . . Guru Mata Pelajaran,

_____________________ _________________________
NIP. NIP.

SILABUS

Mata Pelajaran : FIKIH

Nama Madrasah :

Kelas :3

Semester : Genap

Kompetensi Inti :

KI 1. Menerima ,menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI 2. Menunjukkan perilaku jujur ,disiplin,tanggung jawab,santun,peduli,dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga,teman,guru dan tetangganya.

KI 3. Memahamim pengetahuan factual dengan cara mengamati(mendengar,melihat,membaca)dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya dan benda – benda yang dijumpainya dirumah dan di sekolah.

KI 4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas ,sistematis dan logis ,dalam karya yang estetis ,dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat ,dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.5 .Menjalankan puasa - Menanamkan nilai-nilai yang - Penilaian
terkandung dalam puasa Ramadhan. Diri
ramadhan sebagai
- Observasi
perintah Allah SWT. - Penilaian
antar siswa
- Jurnal
2.5 .Menjalankan - Membimbing perilaku sabar dan jujur - Penilaian
terhadap sesama sebagai implementasi Diri
perilaku sabar dan jujur
dari pemahaman terhadap ketentuan - Observasi
sebgai implementasi dari puasa. - Penilaian
antar siswa
mempelajari ketentuan
Jurnal
puasa.
3.5 .Memahami Puasa ramadhan - Membaca materi puasa ramadhan - Tulis 2 TM Buku Fiih
- Mendengarkan uraian guru tentang - Lisan
ketentuan puasa (4x35 Diktorat KSKK
pengertian, hukum, ketentuan dan - Penugasan
ramadhan. hikmah puasa Ramadhan. Menit) Madrasah
- Mendiskusikan ketentuan puasa
Kementrian
ramadhan meliputi pengertian,hokum
,syarat,rukun dan hikmah puasa Agama 2019
ramadhan
- Menanyakan tentang pengertian,
hukum, ketentuan dan hikmah puasa
Ramadhan.

4.5 .Mengomunikasikan Puasa ramadhan - Menyampaikan hasil belajar atau hasil - Proyek 1 TM(2x35
- Produk
pengalaman berpuasa temuan tentang pengertian, hukum, menit)
- praktik
ramadhan. ketentuan dan hikmah puasa
Ramadhan.
- Menceritakan pengalaman berpuasa
Ramadhan
1.6 .Menghayati - Menanamkan nilai-nilai yang - Penilaian
terkandung dalam puasa Ramadhan. Diri
keutamaan puasa
- Observasi
ramadhan sarana - Penilaian
antar siswa
muraqabah (merasa
Jurnal
diawasi) oleh Allah
SWT.
2.6 .Menjalankan sikap - Membimbing perilaku peduli terhadap - Penilaian
sesama sebagai implementasi dari Diri
jujur dan peduli dalam
pemahaman terhadap keutamaan puasa - Observasi
berinteraksi dengan ramadhan. - Penilaian
antar siswa
keuarga ,teman,guru dan
Jurnal
tetangga.
3.6 .Menganalisis Keutamaan bulan - Membaca materi keutamaan bulan - Tulis 2 TM Buku Fiih
ramadahan. - Lisan
keutamaan bulan ramadhan (4x35 menit) Diktorat KSKK
- Mendiskusikan keutamaan bulan Penugasan
ramadhan. ramadhan meliputi:ketentuan dan Madrasah
hikmah dari bulan ramadhan.
Kementrian
- Mencari hubungan antara ketentuan
dan hikmah puasa Ramadhan dengan Agama 2019
aspek sosial budaya dalam kehidupan
sehari-hari
- Menganalisis hasil temuannya yang
berkaitan dengan ketentuan dan hikmah
puasa Ramadhan.

4.6 .Mengemunikasikan Keutamaan bulan - Mempresentasikan kesimpulan - Proyek 1TM(2x35


berdasarkan hasil temuan atau - Produk
hasil analisis tentang ramadhan menit)
wawancara di lapangan Porto folio
keutamaan bulan
ramadhan.
1.7 .Menghayati - Menanamkan nilai-nilai yang - Penilaian
terkandung dalam keutamaan puasa Diri
keutamaan puasa sunah
sunah. - Observasi
sebagai sarana - Penilaian
antar siswa
mendekatkan diri kepada
Jurnal
Allah SWT.
2.7 .Menjalankan - Membimbing perilaku jujur dan sabar - Penilaian
terhadap sesama sebagai implementasi Diri
perilaku jujur dan sabar
dari pemahaman terhadap ketentuan - Observasi
sebagai imlementasi dari puasa sunah. - Penilaian
antar siswa
mempelajari ketentuan
Jurnal
puasa sunnah.
3.7 .Memahami Puasa sunah - Membaca materi ketentuan puasa sunah - Tulis 2 TM Buku Fiih
- Mendengarkan uraian guru tentang - Lisan
ketentuan puasa sunnah. (4x35 menit) Diktorat KSKK
pengertian, hukum, ketentuan dan Penugasan
hikmah puasa sunah. Madrasah
- Mendiskusikan ketentuan puasa sunah
Kementrian
meliputi:pengertian,hokum,rukun,syarat
dan hikmah dari ketentuan puasa sunah. Agama 2019
- Membuat pertanyaan tentang materi
ketentuan puaa sunah.

4.7 .Mengomunikasikan Puasa sunah - Menyampaikan hasil belajar atau hasil - Proyek 1 TM(2x35
temuan tentang pengertian, hukum, - Produk
ketentuan puasa sunnah. menit)
ketentuan dan hikmah puasa sunah. Porto folio

1.8 .Menghayati nilai – - Menanamkan keyakinan nilai-nilai - Penilaian


yang terkandung dalam shalat Tarawih Diri
nilai yang terkandung
dan witir. - Observasi
dalam shalat Tarawih dan - Penilaian
antar siswa
Witir.
Jurnal
2.8 .Menjalankan - Membimbing perilaku sabar dan - Penilaian
- disiplin sebagai implementasi dari Diri
perilaku sabar dab
mempelajari shalat sunah Tarawih dan - Observasi
disiplin sebagai shalat sunnah Witir. - Penilaian
antar siswa
implementasi dari
Jurnal
mempelajari shalat
sunnah Tarawih dan
Witir.
3.8 .Menerapkan tata Shalat tarawih - Mengamati ilustrasi gambar/ video - Tulis 2TM Buku Fiih
yang terkait dengan Sholat Tarawih - Lisan
cara shalat tarawih dan dan witir (4 x 35 Diktorat KSKK
dan Witir. Penugasan
Witir. - Menyimak penjelasan guru tentang menit) Madrasah
materi shalat tarawih dan shalat witir.
Kementrian
- Mendiskusikan tata cara shalat tarawih
dan witir Agama 2019
meliputi:pengertian,hokum,rukun,syarat
dan tata cara pelaksanaan shalat tarawih
dan shalat witir.
4.8 .Mempraktikkan Shalata tarawih - Mempraktikkan tata cara shalat - Proyek 1 TM(2x35
Tarawih dan Witir yang benar dan sah - Produk
shalat Tarawih dan Witir. dan witir menit)
dalam hukum islam. Porto folio
Praktik
Mengetahui, Lhokseumawe, . . . Febuari 2021

Kepala MI . . . Guru Mata Pelajaran,

_____________________ _________________________

NIP. NIP.
PETA KONSEP AQIDAH AKHLAK
AL- KABIR

ASMAUL HUSNA
AL- ADHIM

SURGA

KEHIDUPAN
AKHIRAT

NERAKA

PEMBERANI

AKHLAK TERPUJI PANTANG MENYERAH

TOLONG MENOLONG

TERHADAP LINGKUNGAN

ADAB ISLAMI

TERHADAP TETANGGA

PUTRA NABI NUH

KISAH KAN’AN

HIKMAH DARI KISAH


KAN’AN
PETA KONSEP AL-QUR’AN HADIST

LAFAL SURAT AL-KAFIRUN

TERJEMAH SURAT AL-KAFIRUN

BELAJAR SURAT AL-


KAFIRUN PENJELASAN SURAT AL-KAFIRUN

LAFAL SURAT AN- NASR

BELAJAR SURAT AN- TERJEMAH SURAT AN-NASR


NASR

PENJELASN SURAT AN-NASR

LAFAL SURAT AL-LAHAB

BELAJAR SURAT AL- TERJEMAH SURAT AL-LAHAB


LAHAB

PENJELASAN SURAT AL-LAHAB

LAFAL SURAT AL- FIL

BELAJAR SURAT AL-


TERJEMAH SURAT AL-FIL
FIL

PENJELASAN SURAT AL- FIL

PENGERTIAN MAD THABI’I

MAD THABI’I HURUF MAD THABI’I

CONTOH MAD THABI’I


PETA KONSEP FIQIH

MENJELASKAN KETENTUAN PUASA

MENYEBUTKAN SYARAT,RUKUN DAN


SUNNAH PUASA
PUASA
RAMADHAN
MENYEBUTKAN HAL HAL YANG
MEMBATALKAN PUASA

MENJELASKAN HIKMAH PUASA


RAMADHAN

MENJELASKAN KEUTAMAAN BULAN


RAMADHAN

KEUTAMAAN
BULAN RAMADHAN MENYEBUTKAN AMALAN DI BULAN
RAMADHAN

MENJELASKAN KETENTUAN PUASA


SUNNAH

PUASA MENYEBUTKAN JENIS PUASA SUNNAH

SUNNAH
MENJELASKAN HIKMAH PUASA
SUNNAH

MENJELASKAN KETENTUAN SHALAT


TARAWIH DAN WITIR

SHALAT TARAWIH MENJELASKAN WAKTU DAN


BILANGAN RAKAAT
DAN WITIR

MENJELASKAN TATA CARA SHALAT


TARAWIH DAN WITIR
MATERI AJAR AQIDAH AKHLAQ

BAB I

ASMAUL HUSNA

A. Pengertian Asmaul Husna


Asmaul Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma yang berarti nama-nama, dan
husna yang berarti baik atau indah. Jadi, Asmaul Husna dapat diartikan sebagai nama-
nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-
Nya. Kata Asmaul Husna diambil dari ayat al-Qur’an Q.S. Ţaha/20:8. yang artinya,
“Allah Swt. tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki Asmaul Husna (nama-nama
baik)”.
B. Dalil tentang Asmaul Husna
1. Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-A’raf Ayat 180
“Dan Allah Swt. memiliki asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
(menyebut) nama-nama-Nya yang baik itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. al A’raf/7:180).

Dalam ayat lain dijelaskan bahwa asmaul husna merupakan amalan yang bermanfaat
dan mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut asmaul
husna sangat dianjurkan menurut ayat tersebut.

2. Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan Imam Bukhari


“Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah
Swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa
yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (H.R. Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas, menghafalkan Asmaul Husna akan mengantarkan orang


yang melakukannya masuk ke dalam surga Allah Swt. Menghafalkan Asmaul Husna
harus diiringi juga dengan menjaganya, baik menjaga hafalannya dengan terus-
menerus menzikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari perilaku-perilaku
yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah Swt. dalam al-Asma’u Husna tersebut.
C. Al-‘Adhiim (Yang Maha Agung)
Al-‘Adhiim artinya Allah Maha Agung. Contoh Allah Swt. bersifat al-‘Adhiim
adalah dengan diciptakannya alat pencernaan pada manusia. Makanan yang kita makan
dari berbagai macam jenis baik keras ataupun lunak dapat diolah oleh pencernaan kita
lalu diubah menjadi darah dan mengalir ke seluruh tubuh. Bukankah itu termasuk salah
satu bukti keagungan Allah Swt.?
Tahukah kamu berapa luas alam semesta? Kamu hanya mengetahui bahwa alam
semesta sangat luas. Akan tetapi kamu tidak dapat mengukurnya dengan pasti berapa luas
alam semesta ini. Hal itu disebabkan keterbatasan pancaindra yang kita miliki sehingga
tidak mampu melihat letak ujung-ujung alam semesta. Luas alam semesta tidak ada
batasnya.
Allah Swt. Dzat Yang Maha Agung telah menciptakan alam semesta ini. Dengan
Keagungan-Nya Dia menciptakan bumi, langit, sesuatu yang ada diantara keduanya, dan
mengatur segala yang ada di dalamnya.
Keagungan Allah Swt. tidak dapat dibandingkan dengan makhluk ciptaanNya.
Sehebat apapun manusia atau makhluk apapun mampu menciptakan dan menaklukkan isi
dunia ini, namun ia akan sampai pada satu batas kelemahannya. Sedangkan keagungan
Allah Swt. tidak ada batasannya.
Seorang mukmin wajib meyakini bahwa Allah Swt. al-‘Adhiim. Tidak ada
satupun dzat atau makhluk yang memiliki keagungan tertinggi selain Allah Swt. Salah
satu perbuatan meyakini bahwa Allah al-‘Adhiim terdapat di dalam amalan shalat. Di
saat kita ruku’ kita membaca kalimat “subḥāna rabbiyal ‘aẓīmi”, artinya: “Mahasuci
Tuhanku Yang Maha Agung”. Dengan mengucapkan kalimat ini menunjukkan
pengakuan seorang hamba akan keagungan Tuhannya.
D. Al-Kabiir (Yang Maha Besar)
Al-Kabiir artinya Allah Maha Besar. Al-Kabiir adalah salah satu dari asmaul
husna yang berarti Allah Maha Besar. Kebesaran Allah dibuktikan dengan beragam
ciptaan-Nya yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk
lainnya. Contoh Allah Swt. bersifat Al-Kabiir adalah diciptakannya matahari yang
sangat panas dengan sinar yang menerangi semesta alam dan sangat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup seluruh makhluk. Begitu juga terhamparnya laut yang luas dan
gunung-gunung yang tinggi menghiasi bumi ini semakin membuktikan bahwa Allah
Maha Besar.
Bagaimana dengan kemampuan manusia sekarang ini yang dapat menciptakan
pesawat, robot, computer, scan, android? Apakah bisa dianggap maha besar? Tentunya
tidak. Pengetahuan dan kemampuan manusia menciptakan barang-barang tersebut hanya
sebagian kecil dari pengetahuan yang Allah Swt. berikan kepada manusia. Barang-barang
buatan manusia mudah rusak dan kadaluarsa. Karena itu manusia tidak boleh merasa
lebih besar dari yang lainnya. Karana hanya Allah Swt. Yang Maha Besar.
Apabila kita mau berpikir tentunya banyak bukti yang menunjukkan bahwa Allah
itu Maha Besar. Misalnya, penciptaan alam semesta beserta seluruh isinya. Allah
menciptakan matahari dan bulan, keduanya berfungsi untuk menyinari bumi, berjalan
pada orbitnya, dan tidak pernah berbenturan. Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi
diciptakan sebagai hamparan dan langit diciptakan di atas bumi tanpa memiliki tiang
penyangga.
Masihkah kita ragu, bahwa Allah al-Kabiir? Tidak, kita meyakini bahwa Allah al-
Kabiir. Dengan keyakinan ini kita akan mencontoh dan meneladani nilainilai al-Kabiir
dalam hidup kita.
Seorang hamba yang meneladani nama al-Kabiir, dia akan selalu menghadirkan
kebesaran dan keagungan Allah dalam kehidupannya. Ia akan selalu berusaha untuk
menghilangkan sikap sombong atau takabur. Ketika ia menyebut nama Allah al-Kabiir
atau Allahu Akbar, maka semua hal selain Allah Swt., adalah kecil. Ia tidak akan silau
atau tertipu oleh kedudukan, derajat, pangkat, bahkan semua hal yang ada di jagat raya.
Karena apa yang ada di dunia ini tidak bisa disejajarkan sedikit pun dengan apa yang ada
di sisi Allah Yang Maha Besar.
BAB II
SURGA
A. Nama-Nama Surga
Surga adalah tempat kenikmatan dan kebahagiaan yang Allah Swt. sediakan bagi
hambanya yang beriman dan beramal saleh. Kebahagiaan terbesar dan kemuliaan tak
terperikan bagi orang-orang mukmin adalah kebahagiaan dan kemuliaan saat rombongan
mereka masuk ke dalam surga. Begitu surga yang dijanjikan berada di depan mata,
dibukalah pintu-pintunya dan rombongan mereka disambut hangat para malaikat,
sebagaimana yang digambarkan dalam ayat al-Qur’an Surah az-Zumar ayat 73:
Artinya: “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga
secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-
pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan
(dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.”
(QS. Az-Zumar [39]:73)
Surga mempunyai banyak nama. Tiap-tiap surga diperuntukkan kepada calon
penghuninya sesuai dengan amal kebaikan dan ibadahnya.
1. Surga Firdaus
Surga Firdaus adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang khusyuk dalam
shalatnya, menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga
kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara shalatnya.
Sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an surah al-Kahfi ayat 107 dan surah al-
Mukminun, ayat 9-11.
2. Surga ‘Adn
Surga ‘Adn adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada
Allah Swt. (QS. an-Nahl [16]:30-31), benar-benar beriman dan beramal saleh (QS.
Thaha[20]: 75-76), banyak berbuat baik (QS. Fathir [35]: 32-33), sabar,
menginfakkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan (QS. ar-Ra’ad
[13]:22-23).
3. Surga Na’im
Surga Na’im adalah surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benarbenar
bertakwa kepada Allah Swt. dan beramal saleh (QS. Luqman[31] : 8) dan (QS. al-
Hajj [22] : 56).
4. Surga Ma’wa
Surga Ma’wa adalah surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa
kepada Allah Swt. (QS. an-Najm [53]: 15), beramal saleh (QS. AsSajdah [32]: 19),
serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsu (QS. An- Naziat [79]:
40-41).
5. Surga Darussalam
Surga Darussalam adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat iman
dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah Swt, serta beramal saleh. Sebagaimana
firman Allah Swt. “Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya
dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amalamal saleh yang selalu mereka
kerjakan” (QS. al-An’am [6]:127).
6. Surga Darul Muqamah
Surga Darul Muqamah adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang
bersyukur kepada Allah. Kata Darul Muqamah berarti suatu tempat tinggal yang di
dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini
diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana yang disebutkan di
dalam al-Qur’an Surah Fatir ayat 35.
7. Surga al-Maqamul Amin
Surga Al-Maqamul Amin merupakan surga yang diperuntukkan bagi orangorang
yang bertakwa. “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat
yang aman”. (QS. Ad-Dukhān[44]: 51).
8. Surga Khuldi
Surga Khuldi (jannatul khuldi) adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang
taat menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangannya (orangorang yang
bertakwa). Katakanlah (Muhammad), “Apakah (azab) seperti itu yang baik, atau
surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan,
dan tempat kembali bagi mereka?” (QS. Al- Furqan[25]:15).
B. Nama-Nama Neraka
Neraka adalah tempat penyiksaan yang amat pedih. Neraka diperuntukkan bagi
orang-orang yang tidak beriman, suka berbuat maksiat dan berbuat dosa. Manusia yang
dimasa hidupnya melakukan keburukan seperti mendustakan Allah Swt. dan Rasul-Nya,
akan masuk ke dalam neraka dan akan mendapat siksa yang pedih.
Neraka merupakan tempat terburuk dengan segala keseramannya yang tidak akan
bisa dibayangkan. Bahkan tidak terpikirkan oleh manusia seperti apa neraka itu. Terdapat
tujuh pintu neraka dengan tingkatan yang berbeda-beda.
1. Neraka Jahim
Neraka Jahim adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orangorang musyrik
atau orang-orang yang menyekutukan Allah Swt. Sesembahan mereka akan datang
untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi, maka sapi yang akan
menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung
itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya.
Syirik merupakan dosa paling besar yang tidak diampuni Allah Swt. sebelum
bertobat. Syirik berarti menyekutukan Allah Swt. atau menganggap ada mahluk yang
lebih hebat dan berkuasa selain Allah Swt. Nama neraka Jahim tersebut di dalam al-
Qur’an surah asy-Syu’araa’ ayat 91:
Artinya: “Dan neraka Jahim diperlihatkan dengan jelas kepada orang-orang yang
sesat,” (QS. Asy-Syu'araa' [26]:91)
2. Neraka Saqar
Neraka Saqar adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orangorang yang
mendustakan (tidak menaati) perintah Allah Swt. dan Rasulullah. Mereka mengetahui
bahwa Allah Swt. sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad
saw. Akan tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam
api adalah hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam al-Qur’an
Surah al-Muddatstsir ayat 2627,42:
Artinya: Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar, dan tahukah
kamu apa (neraka) Saqar itu?(QS. Al-Muddatstsir [74]:26-27)
Artinya : Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” (QS. Al-
Muddatstsir [74]:42)
3. Neraka Lazza
Neraka Lazza merupakan neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit
kepala. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam al-Qur’an Surah Al-Ma'ārij ayat 15-
18:
Artinya: “Sama sekali tidak! Sungguh, neraka itu api yang bergejolak, Yang
mengelupaskan kulit kepala. Yang memanggil orang yang membelakangi dan yang
berpaling (dari agama). Dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu
menyimpannya”. (QS. Al-Ma'ārij [70]:15-18)
4. Neraka Huthamah
Neraka Huthamah disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta,
serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau
bersedekah dan tidak membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila
ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka Allah Swt. akan menyiksa mereka
dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka dan membakarnya.
Di neraka Huthamah harta yang mereka kumpulkan akan dibawa dan dibakar
untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia. Demikian Allah akan membalas
orang-orang yang serakah seperti dijelaskan Allah Swt. dalam al-Qur’an Surah al-
Humazah.
5. Neraka Sa’ir
Neraka Sa’ir diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak
yatim. Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Kafir dapat
diartikan orang yang menolak adanya Allah Swt. atau tidak percaya kepada-Nya
dan juga kepada Rasul-Nya. Orang kafir terdiri dari orang yang tidak beragama Islam
atau orang yang tidak mau membaca syahadat, orang Islam yang tidak mau shalat,
orang Islam yang tidak mau puasa, dan orang Islam yang tidak mau berzakat. Hal ini
dijelaskan Allah Swt dalam al-Qur’an Surah an-Nisa’ ayat 10 dan Surah al-Mulk ayat
5,10,11.
6. Neraka Wail
Neraka Wail disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi
timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat.
Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab
atas dosa-dosa mereka. Surah (alTatfif) dan (at-Ṭūr). Nama neraka ini tercantum
dalam al-Quran Surah alMuthaffifin ayat 1-3.
7. Neraka Jahanam
Neraka Jahanam merupakan neraka yang paling dalam dan berat siksaannya.
Sebagaimana Allah Swt. firmankan dalam al-Qur’an Surah al-Hijr ayat 43-44:
Artinya: “Dan sungguh, Jahanam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk
mereka (pengikut setan) semuanya (43).
(Jahannam) itu mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk
golongan tertentu dari mereka (44). (QS. Al-Hijr [15]:43-44)
BAB III
AKHLAQ TERPUJI
A. Pantang Menyerah
Pantang menyerah adalah sikap tidak mudah putus asa dalam melakukan sesuatu.
Sikap yang seperti ini perlu untuk dimiliki oleh setiap orang. Apalagi di zaman sekarang,
persaingan menuju kesuksesan menuntut kita untuk terus berjuang. Jika kita mudah
menyerah, maka kesuksesan akan hilang dari jangkauan kita.
Patang menyerah menjadi hal yang tidak mudah dilakukan. Banyak orang yang
memilih untuk menyerah ketika merasa tidak mampu untuk bangkit di saat perjalanannya
dihadang suatu masalah. Ada anak yang mengaku tidak bisa dalam satu pelajaran,
sementara dia belum berusaha dengan maksimal.
Untuk memiliki sikap ‘pantang menyerah’, kita harus membuka pikiran kita
sendiri agar tetap semangat. Jangan sampai kita dikalahkan oleh rasa putus asa.
Berikut ini ada beberapa hal yang bisa membuat kita tetap semangat, yaitu:
1. Meyakini bahwa setiap orang memilki kelebihan
Manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masingmasing.
Manusia dikaruniai akal untuk belajar dan berpikir, badan sehat dan kuat untuk
berusaha dan bekerja. Pada saat sedang belajar, seorang anak akan banyak
mengalami hambatan dan gangguan. Seperti kesulitan menyelesaikan tugas atau soal.
Namun ia tidak cepat menyerah, ia terus berusaha, bertanya dan terus belajar hingga
dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Di saat kita belajar naik sepeda kita sering
terjatuh, namun kita terus berlatih. Hingga akhirnya kita terampil naik sepeda. Hanya
anak yang pantang menyerah yang dapat berhasil meraih cita-citanya.
2. Yakin bahwa kita mampu dan pasti bisa
Saat kita yakin mampu melakukan sesuatu yang sedang kita targetkan,
kemungkinan besar kita akan benar-benar bisa untuk mewujudkannya. Karena dengan
berpikir demikian, kita akan terus berusaha dan mengejar target tersebut sampai
akhirnya kita benar-benar mencapainya. Jika tidak, naluri akan terus membawa kita
untuk terus berjuang, sebab kita masih yakin kalau kita mampu untuk mencapainya.
Ketika teman kita bisa mendapatkan nilai yang baik, maka kita juga pasti bisa.
3. Mengingat kembali kesuksesan yang pernah diraih
Jika kita pernah gagal dalam melakukan suatu usaha, mengingat sebuah
kesuksesan dapat membuat kita kembali semangat. Kita dapat memikirkan kenangan
tentang kesuksesan sehingga kita berkeinginan untuk kembali mengulang masa
sukses itu. Jika kita belum pernah merasakan sebuah kesuksesan, kita dapat bercermin
pada kesuksesan orang lain. Jadikan kesuksesan orang lain sebagai inspirasi
(semangat) bagi diri kita dalam berusaha. Tak ada orang yang sukses tanpa pernah
mengalami sebuah kegagalan. Terus berusaha dan tetap semangat.
4. Bersikap Optimis dan berprasangka baik
Kita harus bersikap optimis dalam mengerjakan sesuatu. Berpandangan baik
bahwa kita akan mampu untuk mewujudkannya. Jangan berpikiran bahwa kita akan
gagal, dan jangan biarkan pikiran buruk itu membuat nyali menciut. Jika orang lain
bisa mewujudkan keinginannya, kita pun pasti bisa, insyaallah. “Man jadda wajada”
(barangsiapa yang bersungguh-sungguh ia akan berhasil)
5. Selalu mengingat Allah Swt. dan berdoa
Ketika kita melakukan sesuatu, ada kemungkinan kita mengalami sebuah
hambatan dan persoalan. Sama halnya ketika kita menginginkan kesuksesan. Jika
terdapat sebuah rintangan, yakinlah bahwa Allah Swt. akan membantumu. Serahkan
semuanya pada Allah Swt. dan berharaplah Allah Swt. akan menolongmu.
Dengan demikian, saat orang lain hampir menyerah dengan apa yang dia lakukan,
kita akan tetap semangat karena kita masih punya harapan yang kita gantungkan pada
Allah Swt.
Nah, itulah lima hal yang harus kita pikirkan agar kita tetap semangat dan selalu
bersikap pantang menyerah. Jangan biarkan kesuksesanmu terhambat oleh keputusasaan.
B. Pemberani
Pemberani (asy-syaja'ah) adalah bersedia bertanggung jawab atas segala
perbuatannya dengan pikiran yang jernih serta harapan yang tidak putus. Keberanian
tanpa pikiran yang jernih dan tanpa harapan adalah nekad atau membabi-buta.
Syaja'ah bukannya sifat yang tidak pernah takut, tetapi syaja'ah adalah sifat yang
dapat mengatasi rasa takut. Dengan sifat ini rasa takut itu dapat dikendalikan dan bahaya
dari hal yang ditakuti itu dapat diperkecil atau dihindari. Oleh karena itu orang yang
mempunyai sifat syaja'ah memiliki ketenangan hati dan kemampuan mengolah sesuatu
dengan pikiran tenang.
Sikap pemberani diperlukan dalam hal kebaikan, seperti memperjuangkan hak,
melaksanakan tugas dan kewajiban, memperjuangkan cita-cita, mempertahankan dan
membela kebenaran.
Menurut Ibnu Miskawaih, sifat Syaja'ah mengandung keutamaankeutamaan
sebagai berikut:
1. berjiwa besar, yaitu sadar akan kemampuan diri dan sanggup melaksanakan pekerjaan
besar yang sesuai dengan kemampuannya. Bersedia mengalah dalam persoalan kecil
dan tidak penting. Menghormati tetapi tidak silau kepada orang lain.
2. tabah, yaitu tidak segera goyah pendirian, bahkan setiap pendirian keyakinan
dipegangnya dengan mantap.
3. keras kemauan, yaitu bekerja sungguh-sungguh dan tidak berputus asa serta tidak
mudah dibelokkan dari tujuan yang diyakini.
4. ketahanan, yaitu tahan menderita akibat perbuatan dan keyakinannya.
5. tenang, yaitu berhati tenang, tidak selalu menuruti perasaan (emosi) dan tidak lekas
marah.
6. kebesaran, yaitu suka melakukan pekerjaan yang penting atau besar.
C. Tolong Menolong
Tolong menolong artinya saling menolong atau saling memberikan pertolongan.
Orang yang suka menolong, suatu saat pasti ditolong oleh orang lain bila menghadapi
musibah atau kesulitan. Tolong menolong diperlukan dalam hal kebaikan dan takwa.
Ciri-ciri orang yang memiliki sikap tolong menolong adalah:
1. memiliki hati yang halus, sopan dalam tingkah laku dan tidak tinggi hati, congkak
dan sombong.
2. memiliki perasaan yang peka terhadap lingkungan sekitar, ia tidak saja mencintai
dirinya sendiri dan keluarganya tetapi juga mencintai orang lain yang mendapat
kesulitan.
3. selalu memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan bantuan sekalipun
tanpa diminta.
4. Setiap membantu orang lain didasari perasaan ikhlas dan tidak mengharapkan
imbalan (tidak pamrih).
Jika kita mau memberikan bantuan kepada orang lain, maka suatu ketika kita
memerlukan bantuan, maka orang lain pun akan membantu kita. Adanya tolong
menolong akan mendatangkan banyak keuntungan atau hikmah. Hikmah bersikap tolong
menolong adalah:

1. disenangi, dihormati dan dikagumi oleh semua orang.


2. memiliki banyak sahabat dan saudara
3. orang yang suka menolong apabila mengalami kesulitan atau musibah, banyak yang
turut memberi bantuan dengan ikhlas, sekalipun tanpa diminta.
4. dicintai Allah, dimudahkan segala urusannya oleh Allah, dan Allah Swt. akan
memberinya rezeki yang mengalir dari segala arah dan tak disangka-sangka.
Akibat tidak memiliki sifat tolong menolong adalah:

1. dianggap sebagai orang yang sombong sehingga dijauhi banyak orang dan terkucilkan
2. apabila ia mengalami kesulitan atau musibah, tidak ada yang mau membantu,
andaikata ada yang membantu karena terpaksa dan tidak ikhlas
3. berkah rezekinya dikurangi oleh Allah, sehingga hidupnya tidak bisa tenang dan
selalu gelisah
4. hilangnya rasa kebersamaan diantara teman.
BAB IV

ADAP TERHADAP TETANGGA DAN LINGKUNGAN

A. Adab Hidup Bertetangga


1. Arti Hidup Bertetangga
Tetangga adalah orang–orang yang tinggalnya berada di sekitar kita baik yang
seagama maupun yang berlainan agama, berlainan suku, maupun berlainan status
sosial ekonomi. Dengan keragaman suku, agama, dan status sosial, kita tidak boleh
membeda-bedakan di antara mereka agar terjalin hubungan yang harmonis, saling
menghormati sehingga terbina kerukunan hidup bertetangga. Sesuai dengan sabda
Rasulullah Saw.

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan
tetangga.”(HR. Bukhari dan Muslim)
2. Adab Hidup Bertetangga
Tetangga merupakan saudara terdekat dengan kita dibandingkan dengan saudara-
saudara kita yang masih mempunyai hubungan darah dan berjauhan rumah. Tetangga
lebih tahu keberadaan kita setiap hari dibandingkan saudara-saudara kita yang jauh
tempatnya. Oleh karena itu kita harus tahu bagaimana adab hidup bertetangga yang
baik, agar terjalin hubungan yang harmonis. Pelajari adab hidup bertetangga berikut!
a. Selalu berbuat baik dengan tetangga, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
dibawah ini:

Artinya : “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah, orang yang paling baik (perilakunya)
bagi sahabatnya dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang baik (akhlaqnya)
terhadap tetangganya”.
b. Memberi kenyamanan hidup tetangga, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
di bawah ini yang artinya: “Demi Allah tidak beriman, “Demi Allah tidak
beriman, “Demi Allah tidak beriman. Para shahabat bertanya siapakah mereka
wahai Rasulullah? Yaitu orang yang tidak memberikan rasa aman bagi
tetangganya dari kejahatan dirinya”.
c. Tidak menyakiti tetangga Nabi Muhammad Saw. bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia tidak
menyakiti tetangganya” (HR. Bukhari)
d. Tidak menyebarkan rahasianya Memberikan ucapan syukur baginya dalam
kesenangan dan menghiburnya dalam kesusahan. Memberikan bantuan
kepada mereka apabila kekurangan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
“Bukanlah seorang yang mukmin orang yang merasa kenyang sementara
tetangganya kelaparan di sampingnya”.
e. Saling menasihati, mengarahkannya pada kebaikan, menyerunya pada
perbuatan ma’ruf dan mencegahnya dari kemungkaran.
f. Saling bersilaturrahmi
g. Menjenguk mereka ketika sakit.
B. Adab Terhadap Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang,
tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda lain yang tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak
yang diajarkan al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia dalam
kedudukannya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.
Kekhalifahan menuntut adanya hubungan antara manusia dengan sesamanya, dan
manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta
pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan
akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau
memetik bunga sebelum mekar. Hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada
makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Ini berarti setiap manusia dituntut harus mampu memahami kejadian-kejadian
yang sedang berjalan atau semua peristiwa yang sedang terjadi. Yang demikian itu akan
membentuk pribadi manusia yang bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan
perusakan, bahkan dengan kata lain, "Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai
sebagai perusakan pada diri manusia sendiri." Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak
bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya. Semua memiliki
ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk
menyadari bahwa semuanya adalah makhluk Tuhan yang harus diperlakukan secara baik.
Firman Allah Swt. dalam surat al Ḥijr ayat 19 dan 20:

Artinya: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya
gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran (19). Dan
Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan
(Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya (20). (QS.
Al-Hijr [15]:19-20)
1. Adab terhadap Binatang
Binatang adalah makhluk hidup yang mempunyai beberapa kesamaan dengan
manusia. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya binatang juga memerlukan makan
sehari-hari, tempat berlindung yang aman dan nyaman dari berbagai gangguan dan
ancaman dari makhluk yang lainnya.
Lingkungan yang dibutuhkan binatang hampir sama seperti yang dibutuhkan
manusia. Mereka juga hidup saling bergantung dan saling membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya.
Manusia yang diberikan kelebihan oleh Allah berupa akal dan keterampilan yang
lebih baik dari binatang, harus bisa menjaga dan melestarikan binatang disekitarnya
dengan baik. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal sempurna, pikiran dan
perasaannnya harus bisa memberikan perlindungan yang baik kepada binatang,
terutama kepada hewan-hewan yang dilindungi negara. Sikap perlindungan itu bisa
ditunjukkan dengan cara diantaranya adalah tidak merusak lingkungan tempat tinggal
hidup binatang, selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar sehingga habitatnya
akan terpelihara dengan baik.
Agama Islam mengajarkan kita untuk berperilaku islami terhadap binatang dan
tumbuhan. Bahkan Rasulullah Saw. juga secara tegas melarang kita menyiksa
binatang atau memperlakukan binatang semena-mena.
Adapun adab islami yang dapat kita lakukan terhadap binatang di antaranya:
a. Memperlakukan binatang dengan penuh kasih sayang, misalnya memberinya
makan, minum dan merawatnya jika sakit.
b. Melindungi binatang yang dilindungi negara seperti: komodo, gajah, jerapah, dan
burung cendrawasih.
c. Tidak menyiksa binatang untuk kepuasan pribadi.
d. Jika menyembelih binatang hendaknya dengan pisau tajam dan sesuai dengan
syariat Islam.
e. Menjaga ekosistem sebagai tempat hidup binatang.
f. Menjaga binatang dan tidak menyakitinya.
g. Tidak menyiksa dan tidak menjadikannya sebagai hewan aduan.
Jika kita mampu menyayangi binatang dengan baik, itupun akan berakibat baik
terhadap kita sendiri. Jika kita dapat menjaga binatang-binatang tersebut, maka
generasi kita yang akan datang tidak hanya dapat melihat gambarnya, tetapi juga
dapat melihat langsung binatang-binatang tersebut.

2. Adab terhadap Tumbuhan


Allah Swt. memberikan kita tanah yang subur. Setiap benih yang kita tanam
dapat tumbuh dengan baik. Setiap pohon yang kita tanam, akan tumbuh dengan subur
dan lebat daunnya. Bermacam-macam buah dapat kita peroleh dengan mudah,
termasuk sayur-sayuran yang dengan mudah dapat dibudidayakan. Ini semua adalah
kemurahan Allah Swt. yang diberikan kepada kita.
Tumbuh-tumbuhan sangat bermanfaat bagi kita. Pada siang hari yang panas,
akan terasa segar apabila berada di bawah pohon yang rindang. Semua itu disebabkan
karena tumbuhan sedang melakukan proses fotosintesis pada siang hari. Tumbuhan
menghisap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Oksigen dibutuhkan manusia
dan hewan untuk bernafas.
Ternyata banyak manusia yang kurang pandai bersyukur. Ia terlalu serakah.
Keserakahannya sering menimbulkan kerusakan. Hutan yang dulunya sangat lebat
dan terjaga, mulai banyak yang gundul. Para penebang hutan dengan seenaknya
merusak kawasan yang seharusnya dilindungi. Padahal Allah telah mengingatkan
kita akan akibat dari kerusakan yang diperbuat manusia. Sebagaimana firman Allah
Swt. dalam Surah ar-Rum ayat 41:
Artinya: ”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum ayat :
41)
Keinginan dan keserakahan beberapa orang saja dapat mangakibatkan bencana
yang sangat dahsyat. Setiap saat kita mendengar ada musibah dan bencana alam
menimpa manusia yang tidak berdosa akibat ulah mereka. Di antara bencana yang
terjadi adalah:
a. Tanah longsor Hutan yang dulunya sangat lebat dengan pohon-pohon yang besar
dan menjulang tinggi sudah banyak ditebangi untuk dijual. Bukit-bukit yang ada
sekarang tinggallah tanah yang gundul. Ketika hujan lebat, tanah yang ada di
bukit tersebut tidak punya kekuatan untuk menahan derasnya air. Tanah longsor
pun tidak dapat dihindarkan.
b. Kebakaran hutan Banyak orang yang melakukan perambahan hutan dan
membakarnya untuk membuka lahan baru. Padahal asapnya sangat mengganggu
dan terkadang sampai ke negara tetangga. Asap yang dihirup manusia itu sangat
berbahaya bagi paru-paru. Tidak sedikit orang yang terganggu pernapasannya
karena menghirup asap tersebut.
c. Banjir Kita sering menyaksikan di TV atau media massa lainnya terjadinya
banjir di mana-mana. Semua itu disebabkan resapan air yang makin berkurang
dengan banyaknya penggundulan hutan. Tumbuhan yang berfungsi menyerap air
dan menahan tanah sudah sangat berkurang jumlahnya. Keseluruhan air tidak
dapat meresap ke dalam tanah sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
d. Kekeringan Bencana ini kebanyakan terjadi di musim kemarau. Tanah yang
gundul tidak akan mampu menahan air. Jika musim kemarau tiba, air yang ada di
dalam tanahpun segera hilang. Akhirnya, tanah menjadi kering dan sulit untuk
ditanami. Akibatnya, masyarakat tidak akan dapat merasakan hasil panennya
karena tanahnya tidak dapat ditanami.
e. Tanah tandus Banyak lahan yang tandus dan tidak bisa digarap lagi. Hal ini
banyak tejadi di tempat-tempat pertambangan. Setelah mengeruk habis sumber
daya alam yang ada di dalamnya, kemudian ditinggalkan begitu saja tanpa ada
usaha untuk memperbaikinya. Allah Swt. memerintahkan kita untuk menjaga
kelestarian lingkungan sekitar dengan cara menjaga tanaman dan pepohonan yang
ada di sekitar kita. Allah Swt. telah memberikan peringatan berupa peristiwa
bencana alam yang terus menerus terjadi di muka bumi ini, jika manusia tidak
mengindahkan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian jelaslah bahwa binatang melata dan burung-burung pun adalah
umat seperti manusia juga, sehingga semuanya tidak boleh dianiaya atau disakiti.
Artinya tumbuhan dan binatang yang ada di sekitar kita harus dipelihara dan dijaga
dengan sebaik-baiknya agar terhindar dari sikap menyakiti dan menelantarkannya.
Kita harus berusaha menyelamatkan mereka dari kepunahan.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk selalu menjaga kelestarian alam dan
tanaman yang terdapat di sekitar kita, antara lain:

a. menjaga tanaman yang terdapat di lingkungan rumah kita dengan cara


menyiraminya secara teratur
b. memberinya pupuk secara tepat agar dapat tumbuh subur
c. melakukan reboisasi (penanaman kembali) terhadap hutan yang gundul
d. menanami pantai dengan pohon bakau untuk mencegah terjadinya abrasi
e. membantu perkembangbiakannya dengan cara pencangkokan, okulasi dan
menyemaian bibit unggul
f. tidak menebang tumbuhan secara sembarangan
g. menjaga kelangsungan hidup tumbuhan dengan cara menanam kembali
tunastunasnya.
BAB V

KISAH KAN’AN

A. Durhaka kepada Orangtua


Dalam ajaran Islam dikenal dua istilah akhlak yaitu akhlak mahmudah (akhlak
terpuji) dan akhlak mazmumah (akhlak tercela). Salah satu contoh akhlak tercela adalah
durhaka kepada orangtua. Dalam al-Qur’an Surah al-Isra’ ayat 23 Allah berfirman:

Artinya: “maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya


perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada
keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra' [17]:23)
Nabi Muhammad Saw. berpesan: "( Artinya: “Keridhaan Allah tergantung
keridhaan orangtua dan kemurkaan Tuhan tergantung kemurkaan orangtua” (HR.
Bukhari)

Dengan demikian kita sebagai orang Islam harus taat dan berbakti kepada kedua
orangtua selama mereka mengajak untuk kebaikan. Membantah dan berkata kasar kepada
kedua orangtua merupakan perbuatan tercela. Anak yang durhaka kepada orangtuanya
akan mendapatkan azab di dunia dan akhirat.
Contoh dan bentuk durhaka kepada orangtua:
1. merendahkan orangtua, menghina dan mengejeknya
2. memerintah orangtua diluar hal yang wajar
3. berkata “ah” dan tidak memenuhi panggilan orangtua
4. tidak mengurusi orangtua dan lebih mementingkan orang lain
B. Menghindari Sifat Durhaka
Melalui Kisah Kan’an Pernahkah kamu mendengar cerita tentang Kan’an?
Siapakah Kan’an itu? Kan’an adalah putra Nabi Nuh yang tidak mau taat terhadap
orangtuanya, meskipun ayahnya seorang Nabi. Nabi Nuh As. diangkat menjadi Rasul
ketika berusia 500 tahun. Namun dalam dakwahnya selama lima abad tersebut beliau
hanya mempunyai pengikut sebanyak 80 orang. Kaumnya sangat sulit untuk diajak
beriman kepada Allah Swt.
Nabi Nuh As. berdoa agar Allah menurunkan azab. Allah mengabulkan doanya
dan memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat perahu. Rencana Nabi Nuh membuat
perahu menimbulkan ejekan dari kaumnya karena menurut mereka sangat aneh membuat
perahu besar di daerah yang tandus dan kesulitan untuk mendapatkan air. Ejeken
terhadap Nabi Nuh bukan hanya datang dari kaumnya tetapi putranya sendiri yang
bernama Kan’an pun. Karena melaksanakan perintah Allah, Nabi Nuh tetap mengerjakan
pembuatan perahu itu hingga selesai.
Setelah pembuatan perahu itu selesai Allah menurunkan hujan. Secara perlahan
hujan mulai menggenangi seluruh daratan. Nabi Nuh As. mengajak putranya untuk naik
ke atas kapal bersama kaum yang lainnya. Namun Kan’an beserta sebagian besar
kaumnya masih tetap mengabaikan ajakan Nabi Nuh As. Hanya kaum yang beriman yang
mau masuk ke dalam kapal itu.
Hujan tak kunjung berhenti sampai akhirnya terjadi banjir yang sangat hebat
dengan ketinggian air yang hampir sama dengan ketinggian gunung. Di saat itulah Nabi
Nuh tetap memanggil-manggil Kan’an agar bergabung dengan kaumnya yang beriman
dan masuk ke dalam perahunya. Dengan keras hati Kan’an justru menjauh dari perahu
Nabi Nuh dan berlari ke puncak gunung yang paling tinggi. Namun hujan semakin deras
dan membuat air semakin tinggi hingga menenggelamkan gunung tersebut. Maka
tenggelamlah Kan’an bersama orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah.
Kisah ini merupakan contoh seorang anak yang tidak mau patuh terhadap
orangtuanya sampai celaka di akhir hayatnya. Peristiwa tersebut harus dapat dijadikan
peringatan bagi kita agar jangan sampai menjadi anak yang durhaka terhadap kedua
orangtua. Setiap orangtua selalu menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya. Karenanya
anak harus hormat dan patuh kepada orangtuanya,agar hidupnya selamat di dunia dan
akhirat.
MATERI AL- QUR’AN HADIST MI KELAS 3 SEMESTER GENAP
BAB 1

AL-QUR’AN SURAT AL KAFIRUN

A. Mengartikan surah al- Kāfirūn


Setelah kalian bisa membaca surah al- Kāfirūn dengan fasih dan benar, hafalkan surah al-
Kāfirūn beserta terjemahannya! Ikutilah saran dari guru kalian.
Surah al- Kāfirūn dan Terjemahannya
ARTI LAFAL
1. Katakanlah (muhammad), ‘wahai
orangorang kafir.
‫قُلْ ٰيٓاَيُّهَا ْال ٰكفِر ُْو ۙ َن‬
2. Aku tidak akan menyembah apa yang
kalian sembah
‫اَل ۤ اَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُد ْو َن‬

3. Dan kalian bukan penyembah apa yang


aku sembah
‫َوٓاَل اَ ْنتُ ْم ٰعبِ ُد ْو َن َمٓا اَ ْعبُ ۚ ُد‬
4. Dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kalian sembah.
‫َواَل ۤ اَنَا َعابِ ٌد َّما َعبَ ْدتُّ ْم‬
5. Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi
penyembah apa yang aku sembah.
‫َوٓاَل اَ ْنتُ ْم ٰعبِ ُد ْو َن َمٓا اَ ْعبُ ۗ ُد‬
6. Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku. َ
‫لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِْن‬

B. Ayo Memahami Isi Kandungan Surah Al-Kȃfirun.


Surah al- Kāfirūn terdiri 6 ayat. Dalam al-Qur’an surah al-Kȃfirµn terletak pada urutan
ke-109. Surah al- Kāfirūn tergolong surah Makiyah, karena diturunkan di kota Makkah.
Al- Kāfirūn artinya orang-orang kafir.
Yang disebut orang kafir adalah orang yang tidak menyembah kepada Allah SWT.
Isi kandungan surah al-Kāfirūn:
1. Surah ini dinamakan al- Kāfirūn karena berisi seruan terhadap orang-orang kafir.
2. Pernyataan bahwa Nabi Muhammad Saw. tidak akan menyembah apa yang disembah
orang-orang kafir.
3. Nabi Muhammad Saw. tidak akan pernah mengikuti ajaran orang kafir.
4. Bahwa Tuhan yang disembah Nabi Muhammad Saw. dan para pengikut beliau
bukanlah Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir.
5. Usaha orang-orang kafir untuk melarang dakwah Nabi Muhammad Saw. tidak akan
pernah berhasil.
BAB II
AL-QUR’AN SURAT AN- NASHR
A. Mengartikan surah an- Nashr
Pada bagian ini setelah kalian bisa membaca dengan fasih dan benar, hafalkan
surah an-Nashr beserta terjemahannya. Ikutilah petunjuk dari guru kalian. Silahkan
diulang-ulang sampai benar-benar lancar dan hafal. Surah an- Nashr Beserta
Terjemahannya.
ARTI LAFAL
1. Apabila telah datang pertolongan Allah ‫َص ُر هّٰللا ِ َو ۡالفَ ۡت ۙ ُح‬
ۡ ‫اِ َذا َجٓا َء ن‬
dan kemenangan.
2. Dan engkau melihat manusia ‫اس يَ ۡد ُخلُ ۡونَ فِ ۡى ِد ۡي ِن هّٰللا ِ اَ ۡف َواجًا‬
َ َّ‫َو َراَ ۡيتَ الن‬
berbondong bondong masuk agama
Allah.
3. Maka bertasbihlah dengan memuji ‫است َۡغفِ ۡر ‌هُ ؔؕ اِنَّهٗ َكانَ تَ َّوابًا‬
ۡ ‫ك َو‬
َ ِّ‫فَ َسب ِّۡح بِ َحمۡ ِد َرب‬
Tuhanmu dan mohonlah ampunan
kepadaNya. Sungguh, Dia Maha
Penerima taubat

B. Memahami Isi Kandungan Surah An-Nashr


Surah an-Nashr terdiri dari 3 ayat, tergolong surah Madaniyyah, termasuk surah ke 110
dalam al-Qur’an, diturunkan setelah surah at-Taubah. An-Nashr artinya “pertolongan”.
Ada beberapa isi kandungan surah an-Nashr, diantaranya:
1. Surah an-Nashr turun berkaitan dengan peristiwa Fathu Makkah (kemenangan kota
Makkah) yaitu ketika Rasulullah Saw. menaklukkan kota Makkah.
2. Kesulitan Nabi Muhamad Saw dalam berdakwah menyebarkan agama Islam pada
akhirnya mendapatkan kemenangan.
3. Perkara yang hak (benar) yaitu agama Islam pasti akan menang dan perkara yang
batil (salah) yaitu kejahatan pasti akan kalah.
4. Bahwa pertolongan dan kemenangan itu datangnya dari Allah Swt., kewajiban
manusia itu berusaha dan berdo’a.
5. Surah an-Nashr juga mengandung perintah kepada manusia untuk bertasbih dan
memuji kepada Allah Swt. atas kemenangan yang telah diraih dan meminta ampunan
atas segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan.
6. Dalam surah an-Nashr dijelaskan bahwa agama yang dibawa nabi Muhammad Saw.
pasti membawa kemenangan, Allah memerintahkan kepada hambanya agar meminta
pertolongan dan kekuatan kepada-Nya, pertolongan dan kemenangan datangnya dari
Allah Swt..
7. Surah an-Nashr memberikan semangat akan datangnya pertolongan Allah kepada
nabi Muhammad Saw., yang pada waktu itu masih banyak masyarakat Makkah yang
menolak ajaran dakwah Islam.
8. Disebabkan kesabaran nabi Muhammad Saw. dalam berdakwah dan pertolongan
Allah Swt, sedikit demi sedikit masyarakat Arab memeluk agama Islam.
9. Allah memerintahkan kepada manusia agar mensucikan-Nya dan meningkatkan
syukur kepada-Nya.
10. Selalu bertobat dan meminta ampun kepada-Nya atas segala dosa yang telah
diperbuat.
BAB III
AL-QUR’AN SURAT AL-LAHAB
A. Mengartikan surah al- Lahab
Setelah kalian bisa menghafal surah al-Lahab, marilah menterjemahkannya
dengan baik. Surah Al- Lahab dan Terjemahannya.
ARTI LAFAL
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab ٍ َ‫تَب َّۡت يَد َۤا اَبِ ۡى لَه‬
ؕ َّ‫ب َّوتَب‬
dan benar-benar binasa dia
2. Tidaklah berguna baginya hartanya َ ‫َم ۤا اَ ۡغ ٰنى ع َۡنهُ َمالُهٗ َو َما َك َس‬
ؕ‫ب‬
dan apa yang dia usahakan.
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api ‫ب‬ٍ َ‫ص ٰلى نَارًا َذاتَ لَه‬ ۡ َ‫َسي‬
yang bergejolak (neraka)
4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa ‌‫ب‬ َ ‫َّوامۡ َراَ تُهٗ ؕ َح َّمالَةَ ۡال َح‬
ِۚ ‫ط‬
kayu bakar (penyebar fitnah).
5. Di lehernya ada tali dari sabut yang ‫فِ ۡى ِج ۡي ِدهَا َح ۡب ٌل ِّم ۡن َّم َس ٍد‬
dipintal.

B. Memahami Isi Kandungan surah al- Lahab


Surah Al- Lahab ini terdiri dari 5 ayat, termasuk surah ke-111 dalam Al-Qur’an
dan termasuk golongan surah Makiyyah, karena diturunkan di kota Makkah. Nama al-
Lahab diambil dari ayat pertama yang artinya gejolak api.
Isi kandungan dari surah al- Lahab:
1. Surah ini disebut surah Al- Lahab dikarenakan didalam surah Al-Lahab ini
menceritakan tentang paman Nabi Muhamad Saw yang bernama Abu Lahab. Abu
Lahab ini nama aslinya Abdul Uzza. Dia selalu menentang dan mengganggu dakwah
nabi dalam menyebarkan agama Islam. Dia dibantu oleh istrinya yang bernama Arwa.
Istrinya diumpamakan seperti “orang yang membawa kayu bakar” dikarenakan
istrinya suka membawa kayu bakar berduri. Dia meletakkannya di sepanjang jalan
yang dilalui Nabi untuk menjebak beliau dan gemar menyebar fitnah kepada Nabi
Saw. dan pengikutnya.
2. Oleh sebab itu, Abu Lahab dan istrinya, keduanya akan celaka dan masuk neraka.
Hartanya bendanya dan juga hasil usaha-usahanya tidak bisa menyelamatanَdirinya
dari siksa Allah Swt.
3. Bentuk azab (siksa) yang akan diterimanya di neraka sesuai dengan perilakunya
sendiri. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal . Dengan tali itu Allah Swt.
menjerat lehernya dan mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu mencampakkannya ke dasar
neraka.
BAB IV
AL-QUR’AN SURAH AL- FIL
A. Mengartikan surah al-Fil
Setelah kalian bisa membaca dan menghafal surah al- Fīl dengan fasih dan benar,
perhatikan terjemah surah al- Fīl berikut ini! Coba kalian baca lafalnya disertai dengan
membaca artinya. Ikutilah petunjuk dari guru kalian, Surah al- Fīl dan Terjemahannya
ARTI LAFAL
1. Tidaklah engkau (Muhammad) ؕ‫ب ۡالفِ ۡي ِل‬ ۡ َ ‫ك بِا‬
ِ ‫ص ٰح‬ َ ُّ‫اَلَمۡ ت ََر َك ۡيفَ فَ َع َل َرب‬
perhatikan bagaimana Tuhanmu
bertindak terhadap pasukan bergajah?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu ۡ ‫اَلَمۡ يَ ۡج َع ۡل َك ۡي َدهُمۡ فِ ۡى ت‬
‫َضلِ ۡي ۙ ٍل‬
daya mereka (untuk menghancurkan
Ka’bah) itu siasia?
3. Dan Dia mengirimkan kapada mereka ‫َّواَ ۡر َس َل َعلَ ۡي ِهمۡ طَ ۡيرًا اَبَابِ ۡي ۙ َل‬
burung yang berbondong bondong.
4. Yang melempari mereka dengan batu ۡ ‫ار ٍة ِّم ۡن ِس‬
‫جِّي ٍل‬ َ ‫ت َۡر ِم ۡي ِهمۡ بِ ِح َج‬
dari tanah liat yang terbakar.
5. Sehingga mereka dijadikan-Nya seperti ‫ف َّم ۡا ُك ۡو ٍل‬ ۡ ‫فَ َج َعلَهُمۡ َك َع‬
ٍ ‫ص‬
daun-daun yang dimakan (ulat)

B. Memahami Isi Kandungan Surah al-Fil


Surah al- Fīl terdiri atas 5 ayat, termasuk surah Makiyah karena diturunkan di
kota Makkah dan diturunkan sebelum nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah.
Dinamakan surah al-Fīl artinya gajah, merupakan surah yang ke-105 dalam al- Qur’an.
Penjelasan dan Isi kandungan surah al-Fil, di antaranya:
1. Menjelaskan tentang Ashabul Fīl (pasukan gajah), yaitu pasukan tentara yang
dipimpin raja Abrahah dari Yaman yang ingin menghancurkan rumah Ka’bah dengan
mengendarai gajah, namun gagal. Karena Allah mengirimkan sekelompok burung
Ababil yang di kakinya menggengam batu Sijjil dari neraka yang sangat panas.
2. Jumlah pasukan raja Abrahah itu sebanyak 60.000 tentara. Tahun terjadinya peristiwa
tentara bergajah ini dikenal dengan nama Tahun Gajah.
BAB V
HUKUM BACAAN MAD THABI’I
A. HUKUM BACAAN MAD THABI’I
Tahukah kalian tentang hukum bacaan Mad Thabi’i? Membaca al-Quran harus
memperhatikan kaidah dan tatacara membaca yang benar, di antaranya adalah tentang
hukum bacaan Mad Thabi’i. Oleh karena itu, marilah kita ikuti uraian di bawah ini!
B. Pengertian Mad Tahabi’i
Mad artinya memanjangkan suara (bacaan) al-Qur’an. Sedangkan Thabi’i artinya biasa.
Jadi Mad Thabi’i artinya panjang biasa.
C. Huruf Mad Thabi’i ada 3 yaitu: ‫و ي ا‬
Perlu diketahui bahwa bacaan mad thabi’i itu terjadi, apabila:
1. Ada Alif ( ‫ ا ) ا‬yang jatuh sesudah harakat fathah
2. Ada Ya’ sukun ( ْ ‫ ) َ ي‬yang jatuh sesudah harakat kasrah
3. Ada Wawu sukun ( ‫ ) و‬yang jatuh sesudah harakat dlammah
D. Contohnya
NO LAFAL KETERANGAN
1 ‫قَا َل‬ dibaca panjang, sebab ada alif sesudah harakat
fathah.
2 ‫َعلِ ْي ُم‬ dibaca panjang, sebab ada yaa’ sukun sesudah
harakat kasrah.
3 ْ َ‫ُذ ْو ف‬
‫ض ٍل‬ dibaca panjang, sebab ada wawu sukun sesudah
harakat dlammah.
BAB VI
HADIST TENTANG PENTINGNYA PERSAUDARAAN
A. Memahami Isi Kandungan Hadis tentang Persaudaraan
Dalam hadis di atas disebutkan bahwa orang mukmin dengan mukmin yang lain
itu digambarkan seperti bangunan yang saling menguatkan. Hadis adalah perkataan nabi
Muhammad sallallahu’alaihi wasallam.
Perumpamaan di sini adalah bangunan. Bangunan yang terdiri dari batu, pasir,
tanah, semen, besi, atau apapun bisa menjadi bentuk bangunan. Kalau bangunan itu
sudah kokoh maka sulit untuk dirobohkan.
Demikian juga seorang mukmin yang satu menjadi pelindung bagi mukmin
lainnya seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh kita sakit maka anggota tubuh
yang lain juga akan merasa sakit. Misalnya “ketika kita merasakan sakit gigi, maka
semua anggota badan ikut terasa sakit,”.
Oleh karena itu sesama muslim kita harus bersatu, sesama mukmin juga harus
hidup rukun, saling bersatu padu, dan tidak mudah bercerai-berai karena dengan menjaga
persatuan dan kesatuan umat Islam akan kuat, kita harus saling menguatkan satu sama
lain.. Sebaliknya kalau tidak bersatu maka berpecah belah. Dan kalau umat Islam sudah
berpecah belah maka akan mudah dikalahkan oleh umat lain.
Dalam hal beragama kita harus bersatu, begitu juga dalam hal berbangsa dan
bernegara kita harus bersatu. Oleh karena itu meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari
berbagai suku yang berbeda-beda, kita harus bersatu. Dengan persatuan dan kesatuan
maka bangsa dan negara kita akan kuat, sehingga tidak mudah dijajah oleh bangsa lain.
Sebagaimana pepatah mengatakan: “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
Dalam hadis tersebut juga dapat dipahami bahwa hendaknya orang Islam itu:
1. Harus saling hidup rukun tanpa permusuhan.
2. Saling membantu dalam meringankan kesulitan mukmin lainnya.
3. Saling tolong-menolong dalam kebaikan.
4. Selalu berbuat baik dan berakhlak mulia.
Hikmah Hidup dalam Persaudaraan, antara lain:
1. Menambah semangat dalam mengarungi kehidupan.
2. Menambah sumber kekuatan untuk bertindak.
3. Menambah erat hubungan antara yang satu dengan lainnya.
4. Menambah banyak teman.
MATERI AJAR FIKIH KELAS 3 MI SEMESTER GENAP
BAB I
SEMANGAT BERPUASA RAMADHAN
A. Pengertian Puasa
Puasa dalam bahasa Arab sama dengan ash-shiyam atau ashshaum yang artinya
menahan diri dari sesuatu. Menurut istilah puasa artinya menahan diri dari makan dan
minum serta segala sesuatu yang dapat membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai
dengan terbenamnya matahari dengan niat karena Allah Swt.
B. Syarat Sah Puasa Syarat sah puasa diantaranya adalah:
1. Beragama Islam.
Orang yang tidak beragama Islam tidak sah puasanya.
2. Mumayiz artinya sudah dapat membedakan antara hal yang baik dan yang buruk.
3. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan.
4. Pada waktu yang diperbolehkan berpuasa.
Tidak sah berpuasa pada waktu-waktu yang dilarang melakukannya, seperti hari Tasyrik,
hari Idul Fitri, dan Idul Adha.
C. Syarat wajib puasa Syarat wajib puasa diantaranya adalah:
1. Berakal. Orang yang gila tidak wajib berpuasa.
2. Baligh. Adapun tentang tidak wajib berpuasa bagi mereka yang tidak berakal dan
belum baligh, maka berdasarkan sabda Rasulullah Saw. Yang Artinya: “Telah
diangkat pena dari tiga golongan: dari orang gila sampai ia sadar, dari orang tidur
hingga ia bangun, dan dari anak kecil hingga ia baligh.”
3. Kuat untuk berpuasa. Orang yang tua, lemah atau sakit parah tidak wajib berpuasa.
Firman Allah Swt.:
‫َو َم ْن َكانَ َم ِر ْيضًا اَوْ ع َٰلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن اَي ٍَّام اُ َخ َر‬
Artinya: “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain.” (QS. Al-Baqarah (2): 185)
D. Rukun Puasa Rukun puasa ada 2 yaitu:
1. Niat di malam hari Lafal niat puasa Ramadlan.
‫ضانَ ه ِذ ِه ال َّسنَ ِة ِهللِ تَ َعالَى‬ ِ ْ‫صوْ َم َغ ٍد ع َْن اَدَا ِء فَر‬
َ ‫ض َشه ِْر َر َم‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya : “Aku niat puasa besok pagi untuk menunaikan kewajiban di bulan
Ramadlan tahun ini karena Allah Ta’aala”.
2. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai
terbenamnya matahari.
E. Sunnah Puasa Hal-hal yang termasuk sunnah puasa adalah:
1. Mengakhirkan makan sahur
2. Menyegerakan berbuka puasa Rasulullah Saw. Bersabda:
‫اَ َي َزا ُل ال َّناسُ ِب َخي ٍْر َما َعجَّ لُوا ْالف ِْط َر‬
Artinya: “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka
menyegerakan berbuka puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Membaca do’a sebelum berbuka puasa Do’a berbuka puasa:

Artinya : “Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu kami beriman, dan atas
rizki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu wahai Zat Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.”
4. Berbuka dengan sesuatu yang manis.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu:

‫ت فَإ ِ ْن لَم‬
ٍ ‫ت فَ َعلَى تَ َم َرا‬ َ ُ‫ت قَب َْل أَ ْن ي‬
ٌ ‫صلِّ َي فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن ُرطَبَا‬ ٍ ‫صلَّى هَّللا ً َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يُ ْف ِط ُر َعلَى ُرطَبَا‬
َ ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هِّللا‬
ٍ ‫تَ ُك ْن َح َسا َح َسوا‬
‫ت ِم ْن َما ٍء‬

Artinya: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan korma


basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan korma kering (tamr), jika
tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.
5. Memberi makan pada orang yang berbuka puasa. “ Barang Siapa memberi makan
orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut,
tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
6. Memperbanyak sedekah.
7. Memperbanyak membaca al-Qur’an (tadarus)
F. Hal-hal yang Dapat Membatalkan Puasa
Hal-hal yang dapat membatalkan puasa antara lain:
1. Makan dan minum dengan disengaja. Seseorang yang makan atau minum dengan
sengaja di siang hari maka puasanya batal.
2. Muntah yang disengaja Seseorang yang muntah dengan sengaja dapat membatalkan
puasa. Namun, apabila muntah terjadi secara tiba-tiba dan tidak disengaja maka orang
tersebut bisa melanjutkan puasanya hingga matahari terbenam.
3. Keluar darah haid atau nifas (darah setelah melahirkan) pada perempuan. Seorang
perempuan yang mengalami haid atau nifas seusai persalinan maka dinyatakan batal
puasanya. Orang yang mengalami haid atau nifas berkewajiban untuk mengganti
puasa di hari lain.
4. Gila atau hilang akal Seseorang dalam kondisi gila saat menjalani puasa maka
puasanya dianggap batal. Sebab, ia dalam kondisi hilang akal atau tidak sadar.
5. Keluar mani dengan sengaja Apabila keluar air mani lantaran mimpi basah di siang
hari maka hal itu tidak membatalkan puasa.
6. Keluar dari agama Islam atau murtad Seseorang yang memutuskan untuk keluar dari
agama Islam dan berpindah ke agama lain saat sedang menjalani puasa, maka
puasanya batal.
7. Berniat untuk membatalkan puasa Seseorang yang berniat untuk membatalkan puasa
saat sedang menjalani puasa, maka puasanya langsung batal.
G. Orang yang Boleh Tidak Berpuasa Ada beberapa golongan orang yang diperbolehkan
untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadlan. Mereka itu adalah:
1. Orang yang sakit (sakit yang mengharuskan dia tidak berpuasa)
2. Orang yang dalam perjalanan (musafir) dengan jarak perjalanan 81 km.
3. Orang yang tua renta.
4. Perempuan hamil atau menyusui Orang yang boleh tidak berpuasa, mereka wajib
menggantinya.
Cara menggantinya sebagai berikut :
NO ORANG YANG BOLEH TDK BERPUASA CARA MENGGANTINYA
1 Orang yang sedang sakit Berpuasa di lain hari di luar bulan
Ramadlan (mengqadha’)
2 Orang yang dalam perjalanan jauh Berpuasa di lain hari di luar bulan
(musafir) Ramadlan
3 Orang tua yang lemah Membayar fidyah (memberi makan
fakir miskin)
4 Perempuan hamil atau menyusui bayi a. Jika mengkhawatirkan dirinya
saja, maka berpuasa di lain hari di
luar bulan Ramadlan
b. Jika mengkhawatirkan bayinya
namun dirinya kuat berpuasa
ataupun mengkhawatirkan diri dan
bayinya, maka berpuasa di lain hari
dan membayar fidyah.
H. Hikmah Puasa Ramadan
Puasa Ramadan harus kita lakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
ketentuannya agar kita bisa memperoleh hikmah dan keutamaannya. Di antara hikmah
dan keutamaan puasa Ramadan adalah:
1. Menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah Saw. bersabda:
‫ضانَ إِي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari
Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.
Tujuan diperintahkan ibadah puasa Ramadan adalah agar kita menjadi manusia yang
bertakwa.
3. Menyehatkan badan. Puasa dapat membersihkan organ pencernaan seperti lambung
dan usus, memperbaiki kerjanya serta membersihkan tubuh dari sisa-sisa endapan
makanan. Sehingga puasa dapat menyehatkan tubuh kita. Hal itu sesuai dengan
Hadis Nabi Saw.: yang Artinya: “Berpuasalah kalian niscaya kalian akan sehat.”
4. Menumbuhkan kasih sayang kepada fakir miskin. Banyak orang-orang di sekitar kita
yang hidup kekurangan dan membutukan bantuan. Dengan berpuasa kita bisa
merasakan lapar sehingga hal ini dapat mendorong kita untuk lebih peduli terhadap
penderitaan kaum dhuafa dan fakir miskin.
5. Meningkatkan rasa syukur kepada Allah Swt. Pada saat berpuasa tubuh kita terasa
lemah, haus dan lapar tetapi semuanya itu berubah menjadi kenikmatan yang luar
biasa pada saat berbuka puasa. Hal ini menambah rasa syukur kita terhadap segala
kenikmatan yang telah Allah berikan .
6. Melatih hidup disiplin. Di bulan Ramadan kita terbiasa bangun pagi untuk makan
sahur dan berbuka puasa dengan waktu yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Oleh
karena itu puasa Ramadan dapat melatih kita untuk terbiasa hidup disiplin.
7. Menghindarkan diri dari perbuatan yang buruk. Selain menahan diri dari makan dan
minum dan hal-hal yang membatalkan puasa, sebaiknya kita juga menahan diri dari
perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa, diantaranya, berkata kotor,
berbohong, bertengkar, mencaci maki dan lain sebagainya.
8. Melatih kesabaran. Puasa akan melatih kita untuk bersabar dari segala hal yang bisa
membatalkannya seperti makan dan minum di siang hari ataupun hal-hal lain yang
bisa mengurangi pahala puasa. Oleh karena itu puasa sering dikatakan separuh dari
kesabaran.
BAB II
INDAHNYA BULAN RAMADHAN
A. Keutamaan Bulan Ramadlan
Bulan suci Ramadan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah Swt. untuk
lebih meningkatkan ketakwaan, dikarenakan bulan ini memiliki beberapa keutamaan
antara lain:
1. Bulan diturunkannya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) Ramadan merupakan syahrul
Qur’an (bulan al-Qur’an). Diturunkannya al-Qur’an pada bulan Ramadan menjadi
bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadan. Allah Swt. berfirman
yang artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan al-Qur’an,
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan
pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah (2): 185).
2. Perintah Untuk Berpuasa Allah Swt. mewajibkan umat Islam untuk berpuasa selama
satu bulan dalam bulan Ramadlan. Kewajiban berpuasa tidak ada pada bulan lainnya.
Allah Swt. berfirman yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa.”( QS. AlBaqarah (2): 183)
3. Perintah Berzakat Zakat menurut istilah berarti mengeluarkan sebagian harta yang
dimiliki untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya. Zakat yang wajib
dikeluarkan di bulan Ramadlan adalah zakat fitrah berupa makanan pokok di suatu
negara. Di Indonesia, umat Islam mengeluarkan zakat fitrah berupa beras. Hukum
zakat fitrah adalah fardlu ‘ain yaitu kewajiban perorangan yang wajib dilakukan oleh
seorang muslim dan tidak dapat diwakilkan. Zakat fitrah diberikan kepada fakir
miskin dan orang yang berhak menerima lainnya. Dengan kewajiban berzakat maka
akan tertanam sikap peduli antarsesama untuk saling membantu.
4. Bulan Penuh Keberkahan Bulan ini disebut juga dengan bulan syahrun mubarak. Hal
ini adalah berdasarkan pada dalil hadis Nabi Rasulullah Saw. yang artinya :”Sungguh
telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa
kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi). Dan juga bahwa setiap
ibadah yang dilakukan di bulan Ramadlan, maka Allah akan melipat gandakan
pahalanya. Dan di dalam bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini maka tidak
hanya keberkahan di dalam menuai pahala, namun banyak keberkahan lainnya.
5. Malam Lailatul Qodar Kemuliaan bulan Ramadlan salah satunya adalah dengan
hadirnya malam penuh kemuliaan dan keberkahan di salah satu malam pada malam-
malam terakhir dan ganjil di bulan Ramadlan yaitu malam Lailatul Qodar. Pada bulan
Ramadlan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul
Qadar (malam kemuliaan). Menurut pendapat ulama, pada 10 hari terakhir bulan
Ramadlan adalah saat hadirnya malam Lailatul Qadar.
6. Bulan Pengampunan Dosa (Maghfirah)
Allah Swt. menyediakan Ramadlan sebagai fasilitas penghapusan dosa selama kita
menjauhi dosa besar. Hadis Nabi Saw.: yang Artinya: Dari Abu Hurairah ra., Nabi
Saw. bersabda: ”Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadlan ke Ramadlan
menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosadosa besar dijauhi”.
(HR. Muslim).
Melalui berbagai aktivitas ibadah di bulan Ramadlan Allah Swt. menghapuskan dosa
kita. Di antaranya adalah puasa Ramadlan, sebagaimana sabda Nabi Saw.: yang
Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena penuh keimanan dan
mengharap pahala dari Allah Swt, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
(HR. Bukhari dan Muslim).
7. Ramadan Pintu Surga Dibuka Pintu Neraka Ditutup Keberkahan kemuliaan di dalam
bulan Ramadlan adalah bahwa pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka
tertutup serta syaithan-syaithan diikat. Dengan demikian, Allah Swt. telah memberi
kesempatan kepada hamba-Nya untuk masuk surga dengan ibadah dan amal shalih
yang mereka perbuat pada bulan Ramadlan.
B. Amalan Bulan Ramadan
Amalan terpenting di bulan Ramadlan adalah berpuasa. Namun selain berpuasa,
ada amalan-amalan utama yang harus dilakukan selama Ramadlan agar kita mendapatkan
manfaat, sebab bulan suci Ramadlan terdapat kebaikan punya nilai pahala lebih serta
berlipat ganda. Pada bulan tersebut terdapat amalan-amalan sunnah yang tidak terdapat
pada bulan lainnya. Maka dari itu, jangan menyia-nyiakan kesempatan bulan Ramadlan
ini, mari kita gunakan untuk berlomba-lomba mengumpulkan pahala sebanyak-
banyaknya. Amalan-amalan yang dianjurkan selama berpuasa antara lain:
1. Melaksanakan shalat Tarawih dan Witir Shalat Tarawih hanya dilaksanakan pada
malam bulan Ramadlan, sayang sekali jika kita melewatkan begitu saja. Supaya
berkah Ramadlan sebanyak-banyaknya kita dapatkan, maka shalat tarawih sebaiknya
kita laksanakan setiap hari.
2. Mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka Dalam sebuah hadis, dijelaskan
bahwa Abu Dzarr berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: yang Artinya: "Umatku
senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan
menta’khirkan sahur” (HR. Ahmad).
Hadis ini menyebutkan bahwa salah satu amalan yang disunahkan adalah
mengakhirkan makan di waktu sahur sebelum masuknya waktu menuju terbitnya fajar
atau shalat subuh.
3. Berdoa ketika berbuka puasa. Dengan doa yang dituntunkan untuk menunjukkan rasa
syukur kepada Allah Swt. yaitu: Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu dan
berdoa sesudah berbuka puasa yaitu: Dzahabadh-dhama’u wabtallatil ‘uruqu wa
tsabatil ajru insya Allah. Hal ini diterangkan dalam hadis berikut ini: Artinya: “Dari
Ibnu Umar ra. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Apabila Rasulullah Saw. berbuka,
beliau berdoa: Dzahabadh-dhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatil ajru insya Allah
(Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insya Allah mendapatkan
pahala)” (HR. Abu Dawud).
4. Membaca dan mempelajari al-Qur’an Kita diperintahkan untuk membaca dan
menghatamkan al-Qur’an pada bulan Ramadan sekaligus mempelajarinya.
Sebagaimana hadis Nabi Saw.: yang Artinya: "Dari Ibnu Abbas ra. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah Saw. adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada
bulan Ramadan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan
Ramadan, dan mengajaknya membaca dan mempelajari al-Qur’an. Ketika ditemui
Jibril, Rasulullah Saw. adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.”
(Muttafaq ‘Alaih).
5. I’tikaf di Masjid Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara i’tikaf atau berdiam diri
di dalam masjid, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan, sebagaimana
dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Diriwayatkan dari Ibnu Umar:
Yang Artinya: " Dari Ibn Umar ra. berkata: Rasulullah Saw. selalu beriktikaf pada
sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.” (Muttafaq ‘Alaih).
6. Memperbanyak Sedekah Menyediakan makanan berbuka untuk orang-orang yang
berpuasa, juga dapat dijadikan sebagai ladang amal selama Ramadan. Nabi Saw.
bersabda: yang Artinya: "Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka
baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang
yang berpuasa itu sedikit pun juga" (HR. Tirmidzi).
BAB III
PUASA SUNNAH PAHALA MELIMPAH
A. Ketentuan Puasa Sunnah
1. Pengertian Puasa Sunnah Puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib dilakukan oleh
umat Islam. Jika orang Islam melakukannya, maka dia akan mendapatkan pahala
sedangkan jika dia tidak melakukannya maka dia tidak mendapatkan dosa.
2. Praktek Puasa Sunnah Beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang
melakukan puasa sunnah adalah:
a. Niat di malam hari atau sampai pada waktu dzuhur di hari puasa tersebut.
b. Makan sahur pada dini hari.
c. Menghindari makan dan minum serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
d. Menahan diri dari perbuatan tercela dan menjaga lisan dari perkataan yang kotor.
e. Memperbanyak amal ibadah dan berdoa serta sedekah.
f. Menyegerakan berbuka jika telah mendengar adzan Maghrib, dan berdoa ketika
berbuka.
3. Jenis Puasa Sunnah dan Niatnya
a. Puasa Senin Kamis Jenis puasa satu ini merupakan puasa sunnah yang paling
umum. Puasa yang dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis merupakan ibadah
puasa sunnah yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah Saw. Karena hari Senin
merupakan hari kelahiran beliau sedangkan hari Kamis adalah hari pertama kali
al-Qur’an diturunkan. Niat puasa Senin dan Kamis yaitu:
‫صوْ َم غد يَوْ َم ْا ِال ْثنَ ْي ِن ُسنَّةً ِهللِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya: “Saya niat puasa esok hari Senin sunnah karena Allah Ta‘ alaa“
ِ ‫صوْ َم يَوْ َم غد ْال َخ ِمي‬
‫ْس ُسنَّةً ِهللِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya: “Saya niat puasa esok hari Kamis sunnah karena Allah Ta‘ alaa“
b. Puasa Asyura
Bulan Muharram adalah bulan yang disunnahkan untuk memperbanyak
puasa, boleh di awal bulan, pertengahan, ataupun di akhir. Namun, puasa paling
utama adalah pada hari Asyura yakni tanggal sepuluh pada bulan Muharram.
Puasa ini dikenal dengan istilah Yaumu Asyura yang artinya hari pada tanggal
kesepuluh bulan Muharram. Niat puasa Asyura yaitu:
‫صوْ َم فِ ْي يَوْ ِم عَا ُشوْ َراء ُسنَّةً هَّلِل ِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya: “Saya niat puasa esok hari ‘Asyura sunnah karena Allah Ta‘ alaa“
c. Puasa Sya‘ban
Tidak hanya bulan Ramadlan yang mempunyai keistimewaan, bulan
Sya’ban juga memiliki keistimewaan tersendiri. Pada bulan Sya’ban dianjurkan
agar umat Islam mencari pahala sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah
dengan melakukan puasa pada awal pertengahan bulan Sya’ban sebanyak-
banyaknya. Niat puasa Sya’ban yaitu
‫صوْ َم َغ ٍد ع َْن أَدَا ِء ُسنَّ ِة َش ْعبَانَ هلِل ِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya: “Saya niat puasa esok hari pada bulan Sya‘ban sunnah karena Allah Ta‘
alaa“

d. Puasa Syawal
Puasa Syawal adalah berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Puasa
ini bisa dilakukan secara berurutan dimulai dari hari kedua syawal ataupun bisa
dilakukan secara tidak berurutan. Niat puasa Syawal yaitu:
‫صوْ َم َغ ٍد ع َْن أَدَا ِء ُسنَّ ِة ال َّشوَّا ِل هلِل ِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya: “Saya niat puasa esok hari pada bulan Syawal sunnah karena Allah Ta‘
alaa“
e. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni
tanggal 8 Dzulhijjah. Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa yang
berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah haji
membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan Arafah dan menuju Mina.
Niat puasa Tarwiyah yaitu:
َ‫صوْ َم تَرْ ِويَةَ ُسنَّةً هِلِّل تَ َعالَى‬ ُ ‫َوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya: “Saya niat puasa esok hari Tarwiyah sunnah karena Allah Ta‘ alaa“
f. Puasa Arafah
Puasa arafah adalah jenis puasa sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat
Islam yang tidak sedang berhaji. Sedangkan bagi umat Islam yang sedang berhaji,
tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah.
Puasa arafah sendiri mempunyai keistimewaan bagi pelaksananya yaitu akan
dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu serta dosa-dosa di tahun yang akan datang.
(HR. Muslim). Niat puasa Arafah yaitu:
‫صوْ َم َع َرفَةَ ُسنَّةً هِلِّل تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya: “Saya niat puasa esok hari ‘Arafah sunnah karena Allah Ta‘ alaa“
g. Puasa Ayyamul bidh
Umat Islam disunnahkan berpuasa minimal tiga kali dalam sebulan.
Namun puasa lebih utama dilakukan pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13,
14, dan 15 dalam bulan Hijriyah atau bulan pada kalender Islam. Ayyamul bidh
sendiri mempunyai arti hari putih karena pada malam-malam tersebut bulan
purnama bersinar dengan sinar rembulannya yang putih. Niat puasa Ayyamul
bidh yaitu:

Artinya: “Saya niat puasa esok hari sunnah karena Allah Ta‘ alaa“
h. Puasa Dawud
Jenis puasa ini merupakan puasa unik karena pasalnya puasa Daud adalah puasa
yang dilakukan secara selang-seling (sehari puasa, sehari tidak). Puasa Daud
bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud as. Puasa jenis ini juga ternyata
sangat disukai Allah Swt. Niat puasa Daud yaitu:
‫صوْ َم دَا ُو َد ُسنَّةً هَّلِل ِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نن ََوي‬
َ ‫ْت‬
Artinya: “Saya niat puasa esok hari sunnah karena Allah Ta‘ alaa“
B. Hukum Puasa Sunnah
Hukum puasa sunnah adalah tidak wajib, akan tetapi puasa sunnah merupakan
puasa yang dianjurkan untuk dijalankan oleh semua umat Islam. Jika umat Islam
melakukannya maka mereka akan mendapatkan pahala, sedangkan jika tidak
melakukannya maka akan tidak mendapat dosa, akan tetapi rugi jika tidak melakukan
karena tidak mendapatkan pahala.
C. Hikmah Puasa Sunnah
1. Melatih diri mengendalikan hawa nafsu Larangan untuk makan, minum dan menahan
hawa nafsu adalah sebuah latihan untuk membuat kita mampu mengelola hawa nafsu
dan emosi. Puasa sunnah juga mengajarkan kita untuk sabar dan makan dengan
jumlah yang sewajarnya saat sahur dan berbuka.
2. Melatih kesederhanaan hidup Normalnya ketika kita berpuasa, konsumsi makanan
akan berkurang dibanding harihari biasa. Ini bisa melatih kita untuk hidup sederhana
dan bercermin pada nasib orang lain yang tidak seberuntung kita. Dengan melakukan
puasa kita bisa lebih mudah merasakan hal yang sama dengan orang-orang yang
kurang beruntung.
3. Menjaga kesehatan tubuh Dengan melakukan puasa, secara otomatis membuat tubuh
membuang racun-racun di dalamnya sekaligus beristirahat dari segala macam
makanan dan minuman yang tidak menyehatkan. Beberapa penelitian juga
menunjukkan bahwa puasa bisa membantu menurunkan kadar gula dan kolesterol
dalam darah. Puasa sunnah bisa menjadi pilihan ibadah yang menyehatkan untuk kita.
4. Membiasakan diri untuk taat beribadah Puasa sunnah ada banyak jenisnya karena
hukumnya tidak wajib, maka banyak orang yang pasti merasa berat melakukannya.
Memilih salah satu dari jenis puasa sunnah dan melakukannya secara terus menerus
akan membuat kita terbiasa dalam beribadah. Dengan melaksanakan ibadah sunnah,
ibadah wajib pun akan menjadi semakin mudah dilaksanakan.
5. Meniru kebiasaan mulia Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. adalah sebaik-baiknya suri
tauladan, segala kebaikan yang dilakukan oleh beliau adalah contoh yang patut kita
tiru, termasuk kebiasaannya melakukan
BAB IV
AYO SHALAT TARAWIH DAN WITIR

A. Ketentuan Shalat Tarawih dan Witir


1. Pengertian dan Hukum Shalat Tarawih dan Witir
a. Pengertian dan hukum shalat tarawih Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang
dilakukan pada malam hari setelah shalat isya’ pada bulan Ramadan. Shalat
tarawih boleh dikerjakan sendirisendiri atau berjamaah. Istilah tarawih berasal
dari kata “raha” artinya istirahat. Disebut demikian karena pada shalat tarawih ada
waktu untuk beristirahat sejenak, khususnya setelah dua kali salam (empat
rakaat). Ada juga yang berpendapat bahwa arti tarawih adalah santai. Shalat
tarawih disebut juga dengan Qiyamu Ramadan yaitu ibadah sunnah yang
dikerjakan pada malam Ramadan. Hukum melaksanakannya adalah sunnah
muakkad.
b. Pengertian dan hukum shalat witir Shalat witir adalah shalat sunnah yang jumlah
rakaatnya ganjil yang dilakukan pada malam hari setelah Isya’ sampai menjelang
fajar. Hukum melaksanakan shalat witir adalah sunnah.
2. Waktu dan Bilangan Shalat Tarawih dan Witir
a. Waktu dan bilangan rakaat shalat tarawih Waktu pelaksanaan shalat tarawih
adalah setelah shalat Isya’ pada malam bulan Ramadan sampai menjelang terbit
fajar/waktu shalat Subuh. Jumlah bilangan rakaat shalat tarawih ada yang 8 rakaat
dan ada yang 20 rakaat.
b. Waktu dan bilangan rakaat shalat witir Waktu pelaksanaan shalat witir adalah
setelah salat Isya’ sampai menjelang terbit fajar, namun pada bulan Ramadan
shalat witir dilaksanakan setelah shalat tarawih. Jumlah rakaat shalat witir paling
sedikit satu rakaat dan paling banyak 11 rakaat.
3. Cara Mengerjakan Shalat Tarawih dan Witir
a. Cara Mengerjakan Shalat Tarawih Niat shalat tarawih 2 rakaat dan cara
mengerjakannya yaitu:
‫ْح َر ْك َعتَ ْي ِن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء َمأْ ُموْ ًما هلِل ِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬
ِ ‫صلِّى ُسنَّةَ التَّ َر‬
ِ ‫اوي‬
Artinya : “Saya niat shalat tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai
makmum karena Allah Ta’alaa”

Bagi orang yang mengerjakan shalat tarawih dua rakaat cara mengerjakannya
adalah setiap dua rakaat salam sampai genap delapan rakaat atau dua puluh rakaat
dan ditutup dengan shalat sunnah witir 3 rakaat.
b. Niat Shalat Witir dan Cara Mengerjakannya
1) Niat shalat witir satu rakaat
‫أصلى سنة من الوتر ركعة هلل تعالى‬
Artinya : “Saya niat shalat witir satu rakaat menghadap kiblat sebagai makmum
karena Allah Ta’alaa”.
2) Niat shalat witir tiga rakaat

Artinya: “Saya niat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat sebagai makmum
karena Allah Ta’alaa.”
Cara mengerjakan shalat witir yaitu: jika mengerjakan salat witir 3 rakaat maka
dikerjakan langsung salam tanpa tahiyat awal.
B. Doa sesudah Shalat Tarawih dan Witir
1. Doa sesudah Shalat Tarawih Setelah melaksanakan shalat, biasanya kita selalu
berdoa. Begitu juga setelah shalat Tarawih. Tahukah kamu, doa apa yang dibaca
setelah shalat Tarawih? Ayo kita baca doa sesudah melaksanakan shalat Tarawih
berikut ini:
َ ‫ َولِ َع ْف ِو‬. َ‫ َولِ َما ِع ْندَكَ طَالِبِ ْين‬. َ‫ َولِل َّز َكا ِة فَا ِعلِ ْين‬. َ‫صالَ ِة َحافِ ِظ ْين‬
‫ك‬ َّ ‫ َولِل‬. َ‫ض ُم َؤ ِّد ْين‬ِ ِ‫ َولِ ْلفَ َرائ‬. َ‫اَللهُ َّم اجْ َع ْلنَا بِاإْل ِ ْي َما ِن َكا ِملِ ْين‬
. َ‫اض ْين‬
ِ ‫ضا ِء َر‬ َ َ‫ َوبَ ْالق‬. َ‫ َوفِى ْاآل ِخ َر ِة َرا ِغبِ ْين‬. َ‫ َوفِى ال ُّد ْنيَا َزا ِه ِد ْين‬. َ‫ض ْين‬ ِ ‫ َوبِ ْالهُدَى ُمتَ َم ِّس ِكيْن َع ِ>ن الَّل ْغ ِو ُمع‬. َ‫َرا ِج ْين‬
ِ ‫ْر‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َسائِ ِر ْينَ َو َعلَى‬ َ ‫ َوتَحْ تَ لِ َوا ِء ُم َح َّم ٍد‬. َ‫صابِ ِر ْين‬َ ‫ َو َعلَى ْالبَالَ ِء‬. َ‫َولِلنَّ ْع َما ِء َشا ِك ِر ْين‬
‫ َو ِم ْن‬. َ‫ َوبِحُوْ ٍر ِع ْي ٍن ُمتَزَ ِّو ِج ْين‬. َ‫اع ِد ْين‬ِ َ‫ َوعَلى َس ِري ِْر ْال َك َرا َم ِة ق‬. َ‫ار نَا ِج ْين‬ ِ َّ‫ َو ِمنَ الن‬. َ‫ َوإِلَى ْال َجنَّ ِة دَا ِخلِ ْين‬. َ‫ار ِد ْين‬
ِ ‫ض َو‬ ِ ْ‫ْال َحو‬
ًّ َ ‫ َو ِم ْن لَبَ ٍن َو َع َس ٍل ُم‬. َ‫ َو ِم ْن طَ َع ِام ْال َجنَّ ِة آ ِكلِ ْين‬. َ‫ق َو ِد ْيبَاج ُمتَلَب ِِّس ْين‬
‫ق‬ ِ َ‫ب وَّأَب‬
َ ‫ار ْي‬ ٍ ‫ بِأ َ ْك َوا‬. َ‫اربِ ْين‬
ِ ‫ى َش‬±>‫صًف‬ ٍ ٍ ‫ُس ْن ُد‬
ٍ ‫س َواِ ْستَب َْر‬
َ ِ‫ ذل‬.‫ َم َع الَّ ِذ ْينَ أَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم ِمنَ النَّبِيِّي َ>ْن َوالصِّ ِّد ْيقِ ْينَ َوال ُّشهَدَآ ِء َوالصَّالِ ِح ْينَ َو َحسُنَ أُولئِكَ َرفِ ْيقًا‬.‫س ِّم ْن َم ِعيْن‬
‫ك‬ ٍ ْ‫َو َكأ‬
. َ‫ار َك ِة ِمنَ ال ُّس َعدَا ِء ْال َم ْقبُوْ لِ ْين‬
َ َ‫ اَللهُ َّم اجْ َع ْلنَا فِى ه ِذ ِه اللَّ ْيلَ ِة ال َّشه ِْرال َّش ِر ْيفَ ِة ْال ُمب‬.‫ْالفَضْ ُل ِمنَ هللاِ َو َكفَى بِاهللِ َعلِ ْي ًما‬
َ‫ بِ َرحْ َمتِكَ يَاأَرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْين‬. َ‫صحْ بِه أَجْ َم ِع ْين‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوآلِه َو‬ َ ‫ َو‬. َ‫َوالَتَجْ َع ْلنَا ِمنَ ْاألَ ْشقِيَا ِء ْال َمرْ ُدوْ ِد ْين‬
َ‫ َو ْال َح ْم ُد هّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬.
2. Doa sesudah Shalat Witir Tahukah kamu, doa apa yang dibaca setelah shalat Witir
kita baca doa sesudah melaksanakan shalat Witir berikut ini:

C. Keutamaan Shalat Tarawih dan Witir


1. Keutamaan Shalat Tarawih Suatu ketika Nabi Muhammad Saw. ditanya tentang
keutamaan shalat tarawih dalam bulan Ramadan, maka beliau menjawab :
a. Pada malam ke-1, keluarlah dosa orang mukmin (yang melakukan shalat tarawih)
sebagaimana ibunya melahirkan ia di dunia.
b. Pada malam ke-2, orang yang melaksanakan shalat tarawih akan diampuni
dosanya dan dosa kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
c. Pada malam ke-3, jika melaksanakan shalat tarawih para malaikat menyeru dari
bawah ‘Arsy: “Mulailah untuk melakukan amal kebajikan, maka Allah Swt. akan
mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu”.
d. Pada malam ke-4, orang yang beriman akan mendapat pahala layaknya orang
yang membaca kitab Taurot, Zabur, Injil dan Al-Qur’an.
e. Pada malam ke-5, Allah Swt. akan menganugerahkan pahala layaknya orang yang
shalat di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.
f. Pada malam ke-6, Allah Swt. memberikan padanya pahala seperti pahala bagi
orang yang melakukan thowaf di Baitul Makmur dan Bebatuan memohonkan
ampunan baginya.
g. Pada malam ke-7, bagi yang melaksanakan shalat tarawih seakan-akan menemui
zaman Nabi Musa as. dan menolongnya dari serangan bala tentara Fir'aun dan
Haman.
h. Pada malam ke-8, Allah Swt. akan memberikan segala sesuatu yang sudah
diberikan-Nya kepada Nabi Ibrahim as.
i. Pada malam ke-9, orang yang shalat tarawih mendapat pahala seperti layaknya
pahala ibadah yang dilakukan oleh para Nabi.
j. Pada malam ke-10, Allah Swt. akan memberikan kebaikan dunia dan akhirat bagi
yang shalat tarawih.
k. Pada malam ke-11, bagi orang yang shalat tarawih kelak ia akan keluar dari dunia
(mati) seperti hari di mana ia baru dilahirkan dari rahim ibunya.
l. Pada malam ke-12, dia akan berjalan di hari kiamat dengan wajah yang bersinar
bagaikan rembulan di bulan purnama.
m. Pada malam ke-13, pada saat hari kiamat tiba, yang melaksanakan shalat tarawih
akan selamat dari segala macam keburukan.
n. Pada malam ke-14, malaikat menjadi saksi bagi yang tarawih, sehingga kelak di
hari kiamat dia tidak perlu dihisab (dihitung) amalnya.
o. Pada malam ke-15, seluruh malaikat dan malaikat yang menyangga ‘Arsy
bersamasama mendoakan selamat kepada orang yang shalat tarawih.
p. Pada malam ke-16, Allah Swt. kelak akan menulisnya termasuk ke dalam
golongan orang yang selamat dari api neraka dan mendapat keberuntungan masuk
surga.
q. Pada malam ke-17, yang shalat tarawih akan diberi pahala seperti layaknya para
Nabi.
r. Pada malam ke-18, para Malaikat berseru: “Hai hamba Allah (shalat tarawih),
sesungguhnya Allah Swt. telah memberi ampunan kepadamu dan kedua orang
tuamu”.
s. Pada malam ke-19, Allah Swt. kelak akan mengangkat derajat yang shalat tarawih
di surga Firdaus.
t. Pada malam ke-20, bagi yang shalat tarawih diberi pahala layaknya orang yang
mati syahid dan orang-orang shalih.
u. Pada malam ke-21, Allah Swt. kelak akan membangunkan untuknya sebuah
rumah yang terbuat dari cahaya di surga.
v. Pada malam ke-22, jika hari kiamat kelak tiba, maka yang akan selamat dari
segala bentuk kesusahan dan kebingungan.
w. Pada malam ke-23, Allah Swt. akan membangunkan sebuah kota di Surga ini
tentunya bagi yang shalat tarawih.
x. Pada malam ke- 24, bagi yang shalat tarawih Allah Swt. memberikan 24 do’a
yang akan dikabulkan.
y. Pada malam ke-25, Allah Swt. akan menghilangkan siksa kubur untuknya.
z. Pada malam ke- 26, Allah Swt. meningkatkan baginya pahala selama 40 tahun.
aa. Pada malam ke-27, tiba di hari kiamat kelak, dia akan melewati jembatan
(syirathal mustaqiim) seperti kilat yang menyambar.
bb. Pada malam ke-28, Allah Swt. mengangkat seribu derajat baginya di dalam surga.
cc. Pada malam ke-29, Allah Swt. akan memberikan pahala seribu (1.000) kali ibadah
haji yang diterima.
dd. Pada malam ke-30, Allah Swt. berfirman: “Wahai hambaku makanlah buah
surga, minumlah minuman surga, mandilah dari air surga, Aku Tuhanmu dan
kamu hamba-Ku”.
Demikian penjelasan kitab Durratun Nasihin. Dalam riwayat itu setiap tarawih
pada malam-malam Ramadan mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri, seakan akan bila
tertinggal salah satu malam tidak dapat digantikan malam yang lain.
2. Keutamaan Shalat Witir
Shalat witir memiliki keutamaan antara lain:
a. Sebagai tambahan shalat Shalat witir sebagai shalat tambahan. Hadis Nabi
menjelaskan bahwa shalat witir adalah shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan di
antara waktu shalat fardlu yakni isya’ dan sebelum waktu subuh datang.
b. Sebagai penyempurna shalat malam Shalat witir adalah penutup dari shalat malam
yang dilaksanakan baik sebelum maupun setelah bangun tidur dan tanpa shalat
witir tidak akan sempurna shalat malam atau qiyamul lail seseorang.
c. Shalat witir dicintai Allah Allah sangat menyukai sesuatu yang ganjil karena
Allah adalah satu. Sebagaimana rakaat shalat witir yang ganjil, dan witir
merupakan salah satu ibadah yang dicintai Allah.
d. Dikabulkan doanya Waktu melaksanakan shalat witir adalah waktu yang tepat
untuk berdoa dan merupakan waktu yang dekat dengan Allah Swt.
e. Shalatnya disaksikan malaikat Shalat witir yang dilaksanakan di penghujung
malam disaksikan oleh malaikat dan malaikat tentunya akan membawa berkah
dan ikut mendoakan kita kepada Allah Swt.
f. Tidak pernah ditinggalkan Rasulullah Saw. Rasul tidak pernah meninggalkan
shalat witir dan apabila ia meninggalkannya, beliau akan mengqadha shalat witir
yang ditinggalkannya tersebut.
g. Diberi petunjuk dan kekuatan oleh Allah Swt. Orang yang melaksanakan shalat
witir akan senantiasa merasa kuat dalam menghadapi cobaan di dunia ini dan
doanya akan senantiasa di dengar oleh Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai