Karya Tulis 1
Karya Tulis 1
MAKALAH
FARMASI KLINIK
PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN LANJUT USIA
Disusun oleh :
KELOMPOK V
Jabal Rahmat Haedar
Ardi Novrianugrah
Muh. Ahsan
Habiburrahim
Mirza Amelia
Valentina Tereskova Lang
Mutmainnah Nurndin
Yusriati
Faradilla Jahari
Hastuti L
Syahrul Wabula
Heriyanto
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................34
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Pengaruh pada Volume Distribusi pada obat-obat yang sering diresepkan......7
Tabel 3. Substrat obat, inhibitor dan inducer CYP3A berdasarkan golongan obat........11
Tabel 9. Potensi efek samping dari obat herbal dan kandungan utamanya..................32
BAB I
PENDAHULUAN
meningkatkan derajat kesahatan rakyatnya. Pada tahun 2012 tercatat Angka harapan
hidup di Indonesia mencapai 70,61 tahun sedangkan tingkat kelahiran sebesar 2,37
hal ini merupakan kabar gembira karena akan menurunkan rasio kepadatan penduduk,
namun hal tersebut juga memiliki “efek samping” bagi kehidupan sosial masyarakat.
lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni
mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6 persen dari jumlah penduduk. Sebuah
fasilitas dan pelayanan kesehatan maksimal bagi masyarakat yang juga bisa
Farmasi sebagai salah satu tenaga kesehatan seyogyanya juga selaras dengan
melakukan penyerahan obat bagi pasien lanjut usia, mengingat fungsi anatomi dan
fisiologi yang dimilikinya sudah tidak berfungsi secara masksimal. Tulisan ini bermaksud
obat yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi pasien lanjut usia.
2
BAB II
TINJUAN FARMAKOLOGI KLINIS
pasien lanjut usia. Hal ini bisa jadi disebabkan karena sejumlah
berperan penting dalam pelayanan untuk pasien lanjut usia, namun yang
a. Aspek Farmakokinetik
ekskresi (Tabel 1). Efek dari perubahan fungsi fisologis ini sangat variatif
dengan individu lain, sehingga membuat pasien lanjut usia lebih rentan
farmakodinamik obat yang terjadi pada pasien lanjut usia membuat tenaga
3
gambaran yang jelas, karena minimnya jumlah pasien lanjut usia yang
mungkin akan mengonsumsi obat. Hasil uji coba dan efek samping yang
Absorpsi
Proses Absorpsi pada obat terjadi via difusi pasif, dan hanya sedikit
Distribusi
perubahan usia pada kondisi klinis yang amat penting. Pada pasien lanjut
terdistribusi lebih luas dan obat yang larut air terdisbursi cenderung lebih
kerja dari dosis tunggal obat. Efek ini pada obat-obatan hipnotik dan
Sebagai contoh, volume distribusi dari diazepam meningkat dua kali lipat
pada pasien lanjut usia, dan waktu paruh eliminasi nya diperpanjang dari
24 jam pada pasien muda dan hampir 90 jam pada pasien lansia.
diresepkan
Sebaliknya, volume distribusi dari obat yang larut air kadar obat
lanjut.
kesetimbangan antara obat terikat atau bagian yang tidak aktif dan obat
tidak terikat atau bagian aktif . Obat-obat asam yang terikat kuat dengan
pada lansia hanya terjadi sedikit penurunan, namun ketika sakit kadar
albuminnya akan terus berkurang. Hal ini bisa menghasilkan kadar obat
6
bebas akan meningkat pada pasien lansia sepanjang dia sakit, dan
obat, ketika dosis berubah, ketika kadar protein serum berubah, atau
ketika obat menggeser obat yang telah terikat protein sebelumnya. Karena
bagian bebas obat (tidak terikat protein serum) umumnya lebih kecil
menghilangkan bagian obat yang bebas (tidak terikat protein serum). Jika
salah satu fungsi hati atau ginjal terganggu karena usia atau penyakit,
Metabolisme
darah menuju hati terjadi pada lansia, dengan pengurangan 25% sampai
aliran darah menuju hati secara klinis penting karena metabolisme hati
adalah rate limiting step yang menentukan clearans obat. Perubahan ini
P450 (CYP) dalam retikulum endoplasma halus di sel hati. Enzim CYP
steroid, lipid, dan vitamin, serta metabolisme obat yang paling umum
Kotak 1
Obat umum diresepkan & mengalami perpanjangan metabolisme
hepatic
Paracetamol Meperidin
Amitriptilin Nortriptilin
Barbiturat Fenitoin
Chlordiazepoksid Prazosin
Diazepam Propranolol
Diphenhidramin Quinidin
Flurazepam Salisilat
Ibuprofen Teofilin
Labetalol Tolbutamid
Lidokain Warfarin
8
peningkatan risiko efek samping obat. Reaksi obat yang merugikan terjadi
yang diyakini terlibat dalam memetabolisme lebih dari satu setengah dari
potensial yang dapat terjadi ketika meresepkan obat dari golongan yang
mencakup moderate atau inhibitors kuat CYP3A .Jika sebuah obat yang
golongan obat.
Anti-HIV agents
Indinavir
Nelfinavir
Ritonavir
Saquinavir
Others
Losartan
Sildenafil
10
pada lansia.
mungkin disebabkan fakta bahwa usia hanyalah salah satu dari banyak
kafein, dan faktor lain yang tidak diketahui juga mempengaruhi laju
metabolisme obat.
orang muda maupun pada tua (1). Dengan demikian, respon adaptif ini
pada orang muda dan orang tua. Sebagai contoh, eliminasi antipyrine
11
yang lebih muda tetapi tidak pada pasien yang lebih tua.
Eliminasi
lanjut adalah bahwa adanya pengurangan eliminasi obat ginjal (Kotak 2).
usia pada tingkat filtrasi glomerulus dan fungsi tubular. Obat yang
orang tua, formula yang sering dikutip dirancang oleh Cockroft dan Gault
Kotak 2
• Atenolol • Lithium
• Ceftriaxon • Pancuronium
• Cephradin • Penicillin
• Cimetidin • Phenobarbital
• Digoxin • Procainamid
• Doxycyclin • Ranitidin
• Furosemid • Sotalol
• Gentamicin • Triamteren
Pada wanita, nilai estimasi adalah 85% dari nilai yang dihitung
pada konsentrasi kreatinin dengan berat badan dan serum yang sama.
individu. Formula ini telah divalidasi pada pasien rawat jalan dan rawat
inap, tetapi beberapa studi menunjukkan bahwa hal itu mungkin tidak
akurat bila diterapkan pada pasien panti jompo yang lemah (5).
diperepanjang, dan (2) kadar serum obat ini meningkat. Untuk obat
signifikan secara klinis, tetapi untuk obat dengan indeks terapeutik sempit
pada pasien lansia jika pengurangan dosis tidak segera dilakukan . Oleh
karena itu, tidak mengherankan bahwa digoxin adalah obat yang paling
sering menyebabkan efek samping pada orang tua, terutama jika dosisnya
b. Aspek Farmakodinamik
target terhadap obat tersebut. Pengaruh biokimia dan fisiologis obat dan
berbagai obat antara obat yang dipelajari dan respon yang diukur.
Karena respon dari pasien lansia untuk setiap obat yang diberikan
adalah berbeda dan tidak dapat diramalkan, semua obat harus digunakan
secara tepat, dan bijaksana pada pasien lansia, dan dokter harus berfikir
14
tentang farmakologi dari obat yang diresepkan, batasan pada jumlah obat
terhadap hati atau gangguan ginjal, dan pengawasan untuk efek yang tak
lansia.
yang berkaitan dengan usia dan mungkin interaksi antara obat-obat dan
dari segala usia dan tidak hanya terjadi pada pasien lansia (7). Tetapi
sepertiga sampai setengah dari pasien lansia. Sekitar satu dari lima resep
tidak ditebus, dan antara sepertiga dan dua pertiga dari pasien melakukan
15
kepatuhan dalam berbagai cara. Pasien mungkin tidak membeli obat jika
mereka tidak mampu membayar dengan biaya tunai. Di sisi lain, obat
asuransi mereka, maka kepatuhan terhadap obat yang lebih mahal akan
meningkat.
mengonsumsi terlalu sedikit dari obat yang diresepkan (9). Alarm untuk
akan sangat membantu jika meresepkan obat yang dapat diambil lebih
jarang. Bahkan, pasien yang lebih tua dapat mencapai tingkat kepatuhan
setinggi 80% sampai 90% jika mereka diberikan instruksi tertulis dan lisan
(10).
pasien sudah patuh pada terapi. Ketika obat tampaknya tidak efektif,
dokter sering meningkatkan dosis atau memberikan obat yang lebih kuat.
jompo atau anggota keluarga atau rumah sakit, dapat berujung kepada
keracunan.
obat ini sering diresepkan di rumah sakit, di mana makanan pasien dapat
merugikan ini dapat dihindari jika obat disesuaikan dengan makanan saat
Terapi obat pada pasien lansia lebih rumit karena banyak faktor
yang unik untuk kelompok usia ini. Beberapa kondisi yang mendukung
disposisi obat pada orang tua. Meskipun penggunaan obat yang bijaksana
data. Meskipun begitu terdapat sedikit data tentang hubungan antara efek
dan bertambahnya usia di tempat kerja obat, dan juga informasi kurang
tentang disposisi obat dan respon obat pada pasien yang sangat tua,
yakni usianya lebih dari 85 tahun (11). Pasien lansia sering menjadi
berpartisipasi dalam uji coba obat klinis, sehingga ekstrapolasi pada dosis
dan kemungkinan efek samping obat mungkin sesuai atau mungkin tidak
sesuai.
langsung yang disebabkan oleh obat. Pasien yang lebih tua berada pada
19
sebuah frase yang berlaku terutama ketika meresepkan obat untuk orang
rawat inap meningkat dari sekitar 10% pada pasien usia 40 sampai 50
tahun dan 25% pada pasien yang lebih tua dari 80 tahun. Dalam prosesi
keseluruhan kejadian efek samping obat adalah 50,1 per 1.000 orang
pertahun, dengan tingkat 13,8 efek samping obat dapat dicegah per 1.000
terkait dengan reaksi efek samping obat dapat dicegah pada tahap
kejadian obat yang dapat dicegah. Di panti jompo, Gurwitz dan rekan (13)
adalah 9,8 per 100 penduduk/bulan, dengan tingkat 4,1 dapat efek
dikaitkan dengan efek samping yang serius pada orang tua. Fakta ini
lama terapi, dan pengaruh pasien lansia terhadap reaksi yang merugikan
obat. Dalam uji coba klinis obat umumnya tidak diuji dalam populasi yang
pada akhirnya akan menerima obat tersebut (seperti, pasien yang lebih
tua dengan satu atau penyakit yang lebih serius), rasio risiko dan manfaat
kebanyakan obat tidak jelas pada pasien lansia. Reaksi obat yang
meniru gejala penyakit lain. Seringkali obat lain yang diresepkan untuk
diresepkan untuk pasien lansia dan berinteraksi satu sama lain dijelaskan
pada Tabel 6.
gerakan ekstrapiramidal
Diuretics Dehidrasi, hiponatremia, hipokalemia,
inkontinensia
Narcotics Sembelit
Sedative-hypnotics Sedasi berlebihan, delirium, gangguan
gait
yang merugikan dengan usia yang lebih tua, namun banyak penelitian
mereka yang lebih muda. Pasien lansia juga memiliki karakteristik yang
kecil, perubahan metabolisme hati dan ekskresi ginjal, dan reaksi dengan
lansia adalah penggeseran obat dari ikatan protein dengan obat lain yang
lebih kuat terikat dengan protein, induksi atau inhibisi metabolisme obat
lain, dan efek aditif dari obat yang berbeda pada tekanan darah dan fungsi
mental . Selain itu, beberapa obat juga berinteraksi dengan kondisi medis
potensial interaksi obat yang pada pasien lansia; mereka juga harus
Lansia
benzodizepin, depresi
kortikosteroid
daftar obat yang disusun oleh kelompok multidisiplin ahli pada bidangnya
tentang obat yang tidak boleh digunakan secara rutin oleh pasien
mentolerir satu atau lebih dari agen ini, terutama dalam pengaturan
penggunaan jangka panjang; Namun, jika terapi obat baru dimulai pada
atas saran dokter. CAM berkaitan dengan beberapa efek samping (Tabel
9) dan terdapat interaksi antara obat dengan CAM dan dengan terapi
obat-obat yang biasa digunakan untuk pasien lansia (Tabel 10). Riwayat
utamanya
32
obatan bebas
33
34
seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang
barang/jasa, lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari
Karakteristik Lansia
kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
dkk, 2008).
menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat
tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo
Usia orang lanjut usia dan keadaan fisiknya sudah mulai menurun,
BAB III
KESIMPULAN
dalam menggunakan terapi obat pada pasien lansia, karena pasien lansia
adalah pasien yang paling rentan terhadap efek samping obat. Meskipun
untuk pengambilan keputusan klinis pada terapi obat untuk pasien lansia
dapat membuat penggunaan obat lebih aman dan lebih efektif. Perhatian
DAFTAR PUSTAKA
14. Fick DM, Cooper JW, Wade WE, et al: Updating the Beers criteria for
potentially inappropriate medication use in older adults: Results of
a U.S. consensus panel of experts. Arch Intern Med
2003;163:2716-2724.
15. Cohen RJ, Ek K, Pan CX: Complementary and alternative medicine
(CAM) use by older adults: A comparison of self-report and
physician chart documentation. J Gerontol A Biol Sci Med Sci
2002;57:M223-M227.
16. de Smet PA: Herbal remedies. N Engl J Med 2002;347:2046-2056.
17. Syamsuri, Apt. 2002. Ilmu Resep.penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta.
40
HASIL DISKUSI
antipsikotik ?
Jawab :
Untuk masalah diatas kita tidak memiliki wewenang dalam
dalam penggunaannya.
2. Apa yang harus dilakukan seorang apoteker agar mencapai terapi yang
keberhasilan terapinya.
3. Bagaimana mekanisme dari metabolisme fase I dan fase II?
Jawab :
Metabolisme Fase I melibatkan oksidasi, reduksi, dan hidrolisis
endogen seperti steroid, lipid, dan vitamin, serta metabolisme obat yang
41
diharapkan.
6. Tidak semua penyakit pada pasien lansia disebabkan karena fungsi
organnya yang menurun tapi bisa saja karena penyakit yang sejak
polifarmasi?
Jawab :
Pemberian polifarmasi pada pasien geriatric sebisa mungkin dihindari.
pasien lansia. Dalam laporan terbaru, hampir dua pertiga pasien lansia