Anda di halaman 1dari 21

1

Materi Pertemuan 9 Kondas IPS


Konsep Sejarah Dan Politik dalam PIPS
Oleh: Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd.
Cirebon, 15 April 2019
A. Sejarah
1 Pengertian Sejarah
Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata
tersebut dalam konteks masa lalu mengacu pada pohon silsilah. Dalam hal ini arti sejarah itu hanya
mengacu pada masalah asal usul atau keturunan seseorang. Kata Sejarah yang lebih dekat dengan
pengertian, terkandung dalam bahasa Yunani yaitu Historia yang berarti Ilmu atau Orang pandai.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, History yaitu masa lampau umat manusia dan dalam bahasa
Jerman, Geschichte yaitu sesuatu yang telah terjadi.
Beberapa definisi sejarah menurut para ahli :
1. Menurut "Bapak Sejarah" Herodotus, Sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan suatu
perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban.
2. Ibnu Khaldun, mendefinisikan sejarah sebagai catatatan umat manusia atau peradapan dunia dan
tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
3. Aristoteles, menyatakan bahwa sejarah adalah suatu system yang meneliti suatu kejadian dalam
bentuk kronologi dan semua pristiwa masa lalu mempunyai catatan dan bukti-bukti yang kuat.
4. JV. Briche, sejarah adalah: “It is the record of what man has thought, said and done“.
5. Patrick Gardiner, mengatakan : “History is the study of what human beings have done“.
6. Taufik Abdullah, mendefinisikan sejarah adalah kejadian masa lampau dan cerita tentang
kejadian itu.
7. Moh. Yamin, mengatakan bahwa: sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil
penyelidikan beberapa peristiwayang dapat dibuktikan dengan kenyataan.
8. Koentowidjojo: Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa yang dipikirkan, dikatakan,
dikerjakan, dirasakan dan dialami manusia.
9. Sartono Kartidirdjo: Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif
di masa lampau.
10. Mohammad Ali: Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di
masa lampau.
KesimpulanSejarah merupakan rangkaian peristiwa masa lampau yang menyangkut kehidupan
manusia setelah mengenal tulisan, sedangkan Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang
seluk beluk manusia pada masa lampau setelah mengenal tulisan.
Ciri utama sejarah :
a. Pristiwa tersebut hanya terjadi 1 kali (unik). Artinya peristawa tersebut tidak akan terulang dan
hanya terjadi pada zaman, tempat, atau orang yang sama.
b. Peristiwa tersebut penting dan besar pengaruhnya.
c. Peristiwa tersebut abadi. Artinya peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan tetap dikenang
sepanjang masa.
2 Sejarah Ilmu Sosial
Sejarah ilmu-ilmu sosial dimulai pada akar filsafat kuno. Dalam sejarah kuno, tidak ada
perbedaan antara matematika dan studi sejarah, puisi atau politik.
Ini kesatuan ilmu pengetahuan sebagai tetap deskriptif dan penalaran deduktif dari aksioma
menciptakan kerangka ilmiah. Zaman Pencerahan melihat sebuah revolusi dalam filsafat alam,
perubahan kerangka dasar dengan mana individu memahami apa yang ilmiah. Di beberapa tempat,
tren percepatan studi matematika dianggap sebuah realitas independen dari pengamat dan bekerja
dengan aturan sendiri. Ilmu sosial datang dari filosofi moral waktu dan dipengaruhi oleh Zaman
Revolutions, seperti revolusi industri dan revolusi Perancis ilmu-ilmu sosial dikembangkan dari ilmu-
ilmu (eksperimental dan diterapkan), atau pengetahuan sistematis. -basis atau praktik preskriptif,
yang berkaitan dengan perbaikan sosial dari sekelompok entitas berinteraksi .Awal dari ilmu-ilmu
2

sosial di abad ke-18 yang tercermin dalam berbagai ensiklopedia Diderot besar, dengan artikel dari
Rousseau dan pelopor lainnya. Pertumbuhan ilmu-ilmu sosial juga tercermin dalam ensiklopedi
khusus lainnya. Periode modern melihat "ilmu sosial" pertama kali digunakan sebagai bidang
konseptual yang berbeda Social ilmu dipengaruhi oleh positivisme, berfokus pada pengetahuan
berdasarkan pengalaman arti sebenarnya positif dan menghindari yang negatif;. Spekulasi metafisik
dihindari.
Auguste Comte menggunakan istilah "ilmu sosial" untuk menggambarkan lapangan, diambil
dari ide-ide Charles Fourier;. Comte juga disebut lapangan sebagai fisika sosial.Setelah periode ini,
ada lima jalan pembangunan yang muncul tercantum dalam Ilmu Sosial, dipengaruhi oleh Comte
atau bidang lain . Salah satu rute yang diambil adalah munculnya penelitian sosial. Survei statistik
besar yang dilakukan di berbagai bagian Amerika Serikat dan Eropa. Rute lain yang dilakukan adalah
Émile Durkheim diprakarsai oleh, mempelajari "fakta sosial", dan Vilfredo Pareto, membuka ide-ide
dan teori metatheoretical individu. Yang ketiga berarti berkembang, yang timbul dari dikotomi ini
metodologis, di mana fenomena sosial diidentifikasi dan dipahami, ini diperjuangkan oleh tokoh-
tokoh seperti Max Weber. Rute keempat diambil, yang berbasis di ekonomi, dikembangkan dan
dilanjutkan pengetahuan ekonomi sebagai ilmu keras. Jalan terakhir adalah korelasi nilai-nilai
pengetahuan dan sosial yang antipositivism dan verstehen sosiologi Max Weber tegas menuntut
perbedaan ini.
Dalam rute ini, teori (deskripsi) dan resep tidak tumpang tindih diskusi formal subjek.Sekitar
pergantian abad ke-20, filsafat Pencerahan ditantang di berbagai tempat. Setelah penggunaan teori
klasik sejak akhir dari revolusi ilmiah, berbagai bidang studi matematika diganti untuk studi
eksperimental dan persamaan memeriksa untuk membangun struktur teoritis. Perkembangan
subbidang ilmu sosial menjadi sangat kuantitatif dalam metodologi. Sebaliknya, sifat interdisipliner
dan lintas-disiplin penyelidikan ilmiah ke perilaku manusia dan faktor sosial dan lingkungan yang
mempengaruhi itu membuat banyak dari ilmu alam tertarik pada beberapa aspek metodologi ilmu
sosial Contoh mengaburkan batas antara disiplin yang muncul seperti penelitian sosial. kedokteran,
sosiobiologi, neuropsikologi, bioeconomics dan sejarah dan sosiologi ilmu pengetahuan. Semakin,
kuantitatif dan kualitatif metode penelitian yang terintegrasi dalam studi tindakan manusia dan
implikasi dan konsekuensi. Pada paruh pertama abad ke-20, statistik menjadi sebuah disiplin yang
berdiri bebas matematika diterapkan. Metode statistik yang digunakan percaya diri.Pada periode
kontemporer, Karl Popper dan Talcott Parsons dipengaruhi kelanjutan ilmu-ilmu sosial.
Para peneliti terus mencari konsensus terpadu pada apa metodologi yang mungkin memiliki
kekuatan dan perbaikan untuk menghubungkan "teori besar" yang diusulkan dengan berbagai
midrange teori-teori yang, dengan cukup sukses, terus memberikan kerangka dapat digunakan untuk
besar, bank data tumbuh, karena lebih lanjut, lihat pertepatan. Saat ini meskipun, berbagai
kemajuan alam ilmu sosial dalam berbagai cara, meningkatkan pengetahuan masyarakat secara
keseluruhan. Ilmu-ilmu sosial akan untuk masa mendatang akan terdiri dari zona yang berbeda
dalam penelitian, dan kadang-kadang berbeda dalam pendekatan terhadap, lapangan
"Ilmu sosial" bisa merujuk baik untuk ilmu-ilmu masyarakat tertentu yang ditetapkan oleh pemikir
seperti Comte, Durkheim, Marx, dan Weber, atau lebih umum untuk semua disiplin ilmu di luar sains
mulia dan seni. Dengan akhir abad 19, ilmu-ilmu sosial akademik merupakan lima bidang: hukum
dan amandemen hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan perdagangan, dan seni.
3 Fungsi dan Kegunaan Sejarah
Sejarah sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan tidak pernah lepas dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kaitannya dengan belajar sejarah, kita dapat mengambil manfaat sejarah karena
beberapa alasan di antaranya:
Ø Dapat mengakui keberadaan setiap manusia di masa lampau dan akan terus hidup abadi hingga
saat ini dan saat mendatang.
Ø Dapat mempersiapkan diri untuk menyampaikan kejadian masa lalu dan masa sekarang kepada
generasi berikutnya sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman.
Ø Dapat menyakinkan orang berdasarkan alasan peristiwa di masa lampau.
3

Ø Dapat memperbaiki hidup sendiri dengan merujuk kepada peristiwa di masa lalu untuk diambil
pelajaran dan hikmah sehingga bisa bermanfaat untuk di masa depan.
Selanjutnya dapat diuraikan manfaat-manfaat mempelajari sejarah sebagai berikut:
1. Edukatif, Bahwa pelajaran-pelajaran sejarah memberikan kebijaksanaan dan kearifan. Jika kita
kaji secara mendalam, kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa kita hanya dapat belajar dari
sejarah jika peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu itu akan terjadi lagi pada masa
sekarang. Hal-hal yang baik akan kita sambut dan kita usahakan betul supaya terjadi lagi dan
hal-hal yang tidak baik kita coba menghilangkan atau menghindarinya.
2. Inspiratif, Sejarah memberikan ilham atau inspirasi kepada kita, tindakan-tindakan
kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa gemilang pada masa lalu dapat mengilhami kita semua
pada taraf perjuangan yang sekarang. Peristiwa-peristiwa besar mengilhami kita agar
mencetuskan peristiwa yang besar pula.
3. Instruktif, Misalnya, kegunaan dalam rangka pengajaran dalam salah satu kejuruan atau
keterampilan seperti navigasi, teknologi, persenjataan, jurnalistik, taktik militer dan sebagainya.
Fungsi dan kegunaan sejarah ini disebut sebagai kegunaan yang bersifat instruktif karena
mempunyai peran membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau keterampilan
(instruksi).
4. Rekreatif, Seperti halnya dalam karya sastra yakni cerita atau roman, sejarah juga memberikan
kesenangan estetis, karena bentuk dan susunannya yang serasi dan indah. Kita dapat terpesona
oleh kisah sejarah yang baik sebagaimana kita dapat terpesona oleh sebuah roman yang bagus.
Dengan sendirinya kegunaan yang bersifat rekreatif ini baru dapat dirasakan jika sejarawan
berhasil mengangkat aspek seni dari cerita sejarah yang disajikan. Sejarah dapat juga
memberikan kesenangan lain kepada kita. Kesenangan ini berupa “wisata intelektual” yang
dipancarkannya kepada kita. Tanpa beranjak dari tempat duduk kita dapat dibawa oleh sejarah
menyaksikan peristiwaperistiwa yang jauh dari kita, baik jauh tempat maupun jauh waktunya.
Kita diajak untuk berwisata ke negeri-negeri nan jauh disana, menyaksikan peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi dalam suasana yang berbeda dengan suasana kita sekarang. Kita akan
terpesona oleh pemandangan pada masa lampau yang dilukiskan oleh sejarawan. Dengan
penuh minat kita akan berkenalan dengan cara hidup, kebiasaan dan tindakan yang berlainan
dengan yang kita alami sekarang.
5. Memberikan Kesadaran Waktu, Kesadaran waktu yang dimaksud adalah kehidupan dengan
segala perubahan, pertumbuhan, dan perkembangannya terus berjalan melewati waktu.
Kesadaran itu dikenal juga sebagai kesadaran akan adanya gerak sejarah. Kesadaran tersebut
memandang peristiwa-peristiwa sejarah sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa silam
bermuara ke masa kini dan berlanjut ke masa depan. Waktu terus berjalan pada saat seorang
atau suatu bangsa mulai menjadi tua dan digantikan oleh generasi berikutnya. Bahkan waktu
terus berjalan pada saat seseorang atau suatu bangsa hanya bersenang-senang dan bermalas-
malasan, atau sebaliknya, seseorang atau suatu bangsa sedang membuat karya-karya besar.
Dengan memiliki kesadaran sejarah yang baik, seseorang akan senantiasa berupaya mengukir
sejarah kehidupannya sebaik-baiknya.
6. Memperkokoh Rasa Kebangsaan (Nasionalisme), Terbentuknya suatu bangsa disebabkan
adanya kesamaan sejarah besar di masa lampau dan adanya kesamaan keinginan untuk
membuat sejarah besar bersama di masa yang akan datang. Sebagai contoh Bangsa Indonesia
sejak zaman prasejarah telah memiliki kesamaan sejarah. Kemudian memiliki zaman keemasan
pada zaman Sriwijaya, Mataram Hindu-Buddha, dan Majapahit. Setelah itu bangsa Indonesia
mengalami masa penjajahan selama ratusan tahun. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia
tersebut menjadi ingatan kolektif yang dapat menimbulkan rasa solidaritas dan mempertebal
semangat kebangsaan.
4. Kegunaan Sejarah Untuk Ilmu-Ilmu Sosial
Kegunaannya yaitu:
1. Sejarah sebagai kritik terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial
4

Contohnya: Buku the religion of china yang ditulis oleh Max Weber, Buku Kal Wittfogel, oriental
despotism, yang berisi teori tentang hydraulic society.
2. Permasalahan sejarah dapat menjadi permasalahan ilmu sosial
Contohnya: Soedjito Sosrodihardjo menulis tentang struktur masyarakat Jawa, Buku Barrington
Moore, Jr., Social Origins of Dictatorship and Democracy: Lord and Peasant in the Making of the
Modern World.
3. Pendekatan sejarah yang bersifat diakronis menambah dimensi baru pada ilmu-ilmu sosial yang
sinkronis
4. Contohnya: Buku Clifford Geertz, yang berjudul Agricultural Involution: The Process of Ecological
Change in Indonesia dan The Social History of an Indonesian Town
5. Hubungan Sejarah dengan Ilmu sosial
Selain mempunyai ilmu Bantu dalam keilmuaannya, sejarah juga menjalin hubungan dengan
ilmu-ilmu lainnya, terutama sesama ilmu sosial. Dalam hubungan ini yang terjadi adalah hubungan
yang saling membutuhkan, disinilah letak perbedaanya dengan konsep ilmu Bantu sejarah, dimana
sejarah yang lebih dominant dalam mebutuhkan bantuan guna mengungkap suatu permasalahan,
lebih tepatnya kita dapat menyebutnya dengan kombinasi dari dua ilmu sosial.
Perkembangan Ilmu Sejarah pasca perang dunia II menunjukkan kecenderungan kuat untuk
mempergunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial dalam kajian Sejarah. Dasar pemikirannya adalah
bahwa : pertama, sejarah deskriptif-naratif sudah tidak memuaskan lagi untuk menjelaskan pelbagai
masalah atau gejala yang serba kompleks dalam peristiwa Sejarah.
Kedua, pendekatan multidimensional yang bertumpu pada penggunaan konsep dan teori ilmu
sosial paling tepat untuk memahami gejala atau masalah yang kompleks itu. Ketiga, dengan bantuan
teori-teori sosial , yang menunjukkan hubungan antara berbagai faktor ( inflasi,pendapatan
nasional,pengangguran, dan sebagainya),maka pernyataan – pernyataan mengenai masa silam dapat
dirinci, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Keempat, teori-teori dalam ilmu sosial biasanya berkaitan dengan struktur umum dalam
kenyataan sosio-historis. Karena itu, teori-teori tersebut dapat digunakan untuk menganalisis
perubahan-perubahan yang mempunyai jangkauan luas. Bila teori-teori sosial itu diandalkan dan
dipercaya, maka dengan menggunakan teori-teori itu pengkajian sejarah juga dapat diandalkan
seperti halya ilmu-ilmu sosial yang terbukti kesahihan studinya. Dengan cara ini,pengkajian sejarah
yang dihasilkan tidak lagi dominan dengan subjektifitas,yang sering dialamatkan kepadanya.
Kelima, studi sejarah tidak terbatas pada pengkajian hal-hal informatif tentang “apa” , “siapa” ,
“kapan” , “dimana” , dan “ bagaimana”, tetapi juga ingin melacak pelbagai struktur masyarakat (
sosiologi ), Pola kelakuan ( antropologi ) dan sebagainya. Studi yang menggunakan pendekatan ini
akan melahirkan karya sejarah yang semakin antropologis (anthropological history) dan sejarah yang
sosiologis ( sosiologycal history ).
Meskipun penggunaan ilmu-ilmu sosial sangat penting, namun terdapat pula kalangan yang
justru sebaliknya atau kontra dengan cara berpikir semacam itu. Keberatan mereka juga didasarkan
pada beberapa pemikiran. Pertama, bahan sumber sejarah sering tidak lengkap, sehingga kurang
memberi pegangan untuk menerapkan teori-teori dari ilmu-ilmu sosial. Kedua, sering pendekatan
sosio-historis dipersalahkan memotong kekayaan historis, karena ia hanya menaruh minat pada segi-
segi tertentu dari masa silam yang dapat dikaji dengan bantuan ilmu-ilmu soial. Alhasil, masa silam
tidak dapat dipaparkan seutuhnya. Ketiga, pengkajian tradisional lebih mampu menampilkan suatu
pemandangan mengenai masa silam daripada suatu pendekatan sosio-ekonomis yang hanya
membeberkan angka-angka statistik. Dalam konteks ini maka pendekatan hermeneutika memang
lebih berhasil melukiskan wajah masa lalu. Keempat, pendekatan terhadap masa silam yang
menggunakan teori-teori ilmu sosial hanya dapat digunakan sejauh dapat diandalkan. Kesahihan
teori-teori sosial sering disanksikan. Sebab ia sering berpangkal pada pandangan-pandangan hidup,
ideologi-ideologi politik atau modern yang sedang berlaku.
Terlepas dari pro dan kontra pengkajian sejarah menggunakan teori-teori ilmu sosial, namun
patut direnungkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini hampir sudah sulit
5

dibedakan antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Pendekatan interdisipliner kini
sangat dominan mewarnai wacana perkembangan ilmu pengetahuan. Sejarah sebagai salah satu
bidang ilmu tidak seharusnya menarik diri dari fenomena itu, melainkan harus mampu bermain
ditengahnya , sehingga tidak dianggap himpunan pengetahuan masa lalu semata, tanpa bisa
memberikan kontribusi bagi pembangunan kehidupan manusia, sebagaimana visi sebuah ilmu
pengetahuan.
Mengacu pada pemikiran tersebut , selanjutnya dikemukakan beberapa ilmu sosial dalam
persinggungannya dengan studi sejarah. Lima disiplin yang dijelaskan yaitu; ilmu Politik, antropologi ,
sosiologi ,ekonomi , dan psikologi.
a. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik
Ilmu politik dalam perkembangannya sangat dibantu oleh sejarah dan Filsafat, Dua kajian ini
turut mengembangkan kajian ilmu politik baik dari segi pencarian konsepsi fundamental maupun
penelusuran titik-titik penemuan data dan fakta dan masa-masa sebelumnya. Dalam buku
pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah Sartono menuliskan “Politik adalah sejarah masa
kini dan sejarah adalah politik masa lampau. Sejarah identik dengan politik, sejauh keduanya
menunjukkan proses yang mencakup keterlibatan para aktor dalam interaksi dan peranannya dalam
usaha memperoleh apa, kapan dan bagaimana.
b. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dan sejarah itu sama-sama termasuk kedalam ilmu sosial, yaitu ilmu yang
membahas interaksi manusia dan lingkungannya. itulah kenapa di SMP, pelajaran ekonomi dan
sejarah itu digabung. karena berasal dari rumpun ilmu yang sama, terkadang materinya pun
berkaitan bahkan terkadang tumpang-tindih. Misalnya, pada materi perdagangan internasional, di
sejarah juga ada. di sejarah disebutkan bahwa bangsa eropa pergi ke indonesia utk mencari
rempah-rempah.Dengan belajar dari masa lalu (sejarah) kita juga dapat belajar supaya
perekonomian dapat lebih baik. Banyak Kebijakan pemerintah kolonial di masa lalu yang dilandasi
oleh kepentingan ekonomi. Misalnya, untuk memahami sejarah perdagangan rempah-rempah di
Nusantara pada abad ke XVI sampai abad XVIII,maka tidak dapat dipisahkan dari peran kongsi
dagang Hindia Belanda Timur yakni VOC ( Verenigde Oost Indische Compagnie).
c. Hubungan Sejarah dengan Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan aspek-aspek dinamis
yang ada didalamnya, secara tidak langsung kita dapat menemukan bahwa objek kajian antara
sosiologi dan sejarah tidak jauh berbeda, namun sejarah membatasinya dengan konsep ruang dan
waktu. Sebagai sesama ilmu sosial yang kajiannya tidak jauh berbeda maka tidak sulit kita
menemukan hubungan-hubungan keilmuan antara sejarah dan sosiologi Pada beberapa dasawarsa
terakhir ini banyak sekali hasil-hasil penelitian sosiologi berupa studi sosiologis yang memfokuskan
studinya pada gejala-gejala sosial yang terjadi dimasa lampau(supardan, 2008:325), dengan
memasukkan konsep ruang tadi maka dapat kita lihat bahwa kajian tersebut jelas menggunakan
beberapa konsep dari sejarah untuk menjelaskan studi tersebut. Karya-karya seperti Pemberontakan
Petani Kaya yang ditulis oleh Tilly, Perubahan Sosial Masa Revolusi Industri di Inggris Karya Smelzer,
serta Asal Mula Sistem Totalitier dan Demokrasi karya Barrington Moore. Karya-karya tersebut
sering disebut Sejarah Sosilogi.(Kartodirdjo dalam Supardan, 2008: 325). Sejarawan juga terkadang
melakukan pendekatan sosilogis dalam melakukan penlitian, bahkan pada bias dikatakan mulai
terdapat kecendrungan penulisan sejarah, dari yang bersifat konvensioanl dan naratif kepada
penulisan sejarah dengan kompleksitas tinggi, dimana sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya saling
berketergantungan dalam melakukan sebuah pembahasan masalah.
d. Hubungan Sejarah dengan Antropologi
Antropologi sebagai salah satu dari ilmu sosial memiliki kaitan dan sumbangan kepada ilmu
sejarah begitu juga sebaliknya. Dalam penulisan sejarah, sejarawan tidak jarang menggunakan teori
dan konsep ilmu sosial lain, termasuk antropologi. Sejarawan banyak meminjam konsep antropologi
diantaranya ialah, simbol, sistem kepercayaan, folklore, tradisi besar, tradisi kecil, enkulturasi,
inkulturasi, primitif, dan agraris.Sementara itu, sumbangan Ilmu sejarah terhadap antropologi
6

adalah, sejarah sebagai kritik, permasalahan sejarah, dan pendekatan sejarah.Titik temu antara
Antropologi budaya dan sejarah sangatlah jelas. Keduanya mempelajari tentang manusia. Bila
sejarah menggambarkan kehidupan manusia dan masyarakat pada masa lampau, maka gambaran
itu juga mencakup unsur-unsur kebudayaannya . unsur-unsur itu antara lain, kepercayaan, mata
pencaharian, dan teknologi. Hasil rekonstruksi yang memadukan antara sejarah dan antropologi
menghasilkan karya sejarah kebudayaan.
e. Hubungan Sejarah dengan Psikologi
Ilmu Psikologi sangat berkaitan dengan mental dan kejiwaan manusia. Manusia yang menjadi
objek kajian sejarah tidak hanya sekedar dijelaskan mengenai tindakan yang dilakukan dan apa yang
ditimbulkan dari tindakan itu?mengapa seseorang melakukan tindakan itu? Pertanyaan-pertanyaan
ini berkaitan dengan kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Kondisi itu dapat disebabkan oleh
rangsangan dari luar atau lingkungannya, dapat pula dari dalam dirinya sendiri. Penggunaan
psikologi dalam sejarah, melahirkan fokus kajian sejarah mentalitas.
5. Kontribusi Sejarah Dalam Pendidikan IPS
Konsep dasar ilmu sejarah; sejarah berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Konsep utama
dalam sejarah adalah waktu dan kejadian. Sumbangan ilmu sejarah bagi ilmu pengetahuan sosial
berupa kumpulan tentang pengetahuan masa lalu, yang memberikan pandangan bermakna
terhadap apa yang sedang terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan pada masa datang.
Pertumbuhan pendidikan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi perkembangan Sejarah.
Sejarah memberi kontribusi dalam pendidikan ips,hal ini dapat dilihat dari hubungan sejarah ditinjau
dari konsep dasar ips terpadu
Pada dasarnya pembelajaran ips tidak hanya menekankan pada aspek teoritis saja, namun
lebih pada aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah social
masyarakat. Yang mana pembelajaran tersebut disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-
masing. Kajian tentang masyarakat sangat luas cakupannya. Namun bisa dimulai dari lingkungan
yang sempit yaitu lingkungan sekolah ataupun keluarga, kemudian menuju lingkungan yang lebih
luas yaitu Negara. Ips merupakan perpaduan dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan sosiologi.
Cara pandang ips bersifat terpadu. Karena perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran
tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Ips itu sendiri memberikan bekal kepada peserta didik agar kelak bisa mengenal lingkungan
dan masyarakat disekitarnya.. Sejarah adalah lebih menekankan pada kejadian masa lampau, yang
hingga saat ini masih relevan pada kehidupan masa sekarang. Sehingga dapat diketahui bahwa
hubungan antara ketiga kajian ilmu tersebut mempunyai keterkaitan. Secara teoritik konseptual,
suatu konsep dasar dengan konsep dasar yang lain dapat dipisah-pisahkan. Namun dalam proses
berfikir yang integratife hal tersebut berkaitan satu sama lain.
Jika dilihat dari konsep dasar ips banyak membahas dan mengembangkan fakta yang berada
pada lingkungan masyarakat secara lebih umum. Diantaranya yaitu masalah ketimpangan
pendidikan, serta masalah pendidikan yang hanya mengarah pada ranah kognitif saja. Dengan
adanya hal ini, kesadaran para peserta didik akan sejarah masa lalu yang seharusnya menyadarkan
bahwa pentingnya sejarah untuk membentuk masa depan yang lebih baik, hanya sebagai
pengetahuan saja. tanpa diiringi dengan sikap dan tindakan serta keterampilan dari peserta didik itu
sendiri. Sejarah sebagai kontribusi dalam pendidikan IPS memberikan manfaat seperti:
1) Dengan sejarah kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.
2) Pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau dapat dijadikan sebagai
pelajaran bagi kita di kehidupan sekarang.
3) Pelajaran yang terjadi di masa lampau juga dapat kita gunakan sebagai modal kehidupan masa
depan kita.
Konsep sejarah mengacu pada konsep waktu, terutama waktu yang telah lampau. Dari sudut
pandang sejarah dalam konteks global, tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang,
pertemuan internasional, dan peristiwa-peristiwa bersejarah memiliki dampak luas terhadap
tatanan kehidupan global dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya
7

serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki
kehidupan global dimasa yang akan datang.
Bangunan-bangunan bersejarah seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekah, Piramida di
Mesir, adalah beberapa bangunan Keajaiban Dunia , tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah,
melainkan memiliki nilai global yang mempersatukan umat.
Berbagai perang diberbagai kawasan, terutama perang dunia yang tercatat sebagai peristiwa
sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan negerinya, pembunuhan umat
manusia, namun dilihat dari sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna
kemanusiaannya, ternyata setelah selesai perang tersebut menjadi alat pemersatu berbagai bangsa
dalam memikirkan umat secara global.
Pertemuan Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi
Asia Afrika, telah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan haknya sebagai umat yang
memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang meningkatkan
“martabat” manusia dikawasan ini.Kontribusi sejarah yang mengajarkan tentang peristiwa masa
lampu yang bermakna memberikan kontribusi yang besar dalam pembelajaran pendidikan IPS.
Kontribusi sejarah telah mengubah konsep pendidikan IPS yaitu harus menekankan pada nilai-nilai
sejarah masa lampau untuk menjadikan pendidikan IPS diamasa yang akan datang yang lebih baik
6. Kontribusi sejarah bagi PIPS
Sejarah merupakan rangkaian peristiwa masa lampau yang menyangkut kehidupan manusia
setelah mengenal tulisan, sedangkan Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk
manusia pada masa lampau setelah mengenal tulisan.
Sejarah sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan tidak pernah lepas dalam
kehidupan sehari-hari. Sumbangan ilmu sejarah bagi ilmu pengetahuan sosial berupa kumpulan
tentang pengetahuan masa lalu, yang memberikan pandangan bermakna terhadap apa yang sedang
terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan pada masa datang. Pertumbuhan pendidikan IPS di
Indonesia tidak terlepas dari situasi perkembangan Sejarah. Sejarah memberi kontribusi dalam
pendidikan ips,hal ini dapat dilihat dari hubungan sejarah ditinjau dari konsep dasar ips terpadu.
Kontribusi sejarah yang mengajarkan tentang peristiwa masa lampu yang bermakna memberikan
kontribusi yang besar dalam pembelajaran pendidikan IPS. Kontribusi sejarah telah mengubah
konsep pendidikan IPS yaitu harus menekankan pada nilai-nilai sejarah masa lampau untuk
menjadikan pendidikan IPS diamasa yang akan datang yang lebih baik
Konsep dasar ilmu sejarah; sejarah berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Konsep utama
dalam sejarah adalah waktu dan kejadian. Sumbangan ilmu sejarah bagi ilmu pengetahuan sosial
berupa kumpulan tentang pengetahuan masa lalu, yang memberikan pandangan bermakna
terhadap apa yang sedang terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan pada masa datang.
Pertumbuhan pendidikan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi perkembangan Sejarah.
Sejarah memberi kontribusi dalam pendidikan ips,hal ini dapat dilihat dari hubungan sejarah ditinjau
dari konsep dasar IPS terpadu
Pada dasarnya pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek teoritis saja, namun
lebih pada aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah social
masyarakat. Yang mana pembelajaran tersebut disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-
masing. Kajian tentang masyarakat sangat luas cakupannya. Namun bisa dimulai dari lingkungan
yang sempit yaitu lingkungan sekolah ataupun keluarga, kemudian menuju lingkungan yang lebih
luas yaitu Negara. Ips merupakan perpaduan dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan sosiologi.
Cara pandang ips bersifat terpadu. Karena perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran
tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
IPS itu sendiri memberikan bekal kepada peserta didik agar kelak bisa mengenal lingkungan
dan masyarakat disekitarnya.. Sejarah adalah lebih menekankan pada kejadian masa lampau, yang
hingga saat ini masih relevan pada kehidupan masa sekarang. Sehingga dapat diketahui bahwa
hubungan antara ketiga kajian ilmu tersebut mempunyai keterkaitan. Secara teoritik konseptual,
8

suatu konsep dasar dengan konsep dasar yang lain dapat dipisah-pisahkan. Namun dalam proses
berfikir yang integratife hal tersebut berkaitan satu sama lain.
Jika dilihat dari konsep dasar ips banyak membahas dan mengembangkan fakta yang berada
pada lingkungan masyarakat secara lebih umum. Diantaranya yaitu masalah ketimpangan
pendidikan, serta masalah pendidikan yang hanya mengarah pada ranah kognitif saja. Dengan
adanya hal ini, kesadaran para peserta didik akan sejarah masa lalu yang seharusnya menyadarkan
bahwa pentingnya sejarah untuk membentuk masa depan yang lebih baik, hanya sebagai
pengetahuan saja. tanpa diiringi dengan sikap dan tindakan serta keterampilan dari peserta didik itu
sendiri. Sejarah sebagai kontribusi dalam pendidikan IPS memberikan manfaat seperti:
1) Dengan sejarah kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.
2) Pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau dapat dijadikan sebagai
pelajaran bagi kita di kehidupan sekarang.
3) Pelajaran yang terjadi di masa lampau juga dapat kita gunakan sebagai modal kehidupan masa
depan kita.
Konsep sejarah mengacu pada konsep waktu, terutama waktu yang telah lampau. Dari sudut
pandang sejarah dalam konteks global, tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang,
pertemuan internasional, dan peristiwa-peristiwa bersejarah memiliki dampak luas terhadap
tatanan kehidupan global dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya
serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki
kehidupan global dimasa yang akan datang.
Bangunan-bangunan bersejarah seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekah, Piramida di
Mesir, adalah beberapa bangunan Keajaiban Dunia , tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah,
melainkan memiliki nilai global yang mempersatukan umat.
Berbagai perang diberbagai kawasan, terutama perang dunia yang tercatat sebagai peristiwa
sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan negerinya, pembunuhan umat
manusia, namun dilihat dari sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna
kemanusiaannya, ternyata setelah selesai perang tersebut menjadi alat pemersatu berbagai bangsa
dalam memikirkan umat secara global.
Pertemuan Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi
Asia Afrika, telah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan haknya sebagai umat yang
memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang meningkatkan
“martabat” manusia dikawasan ini.Kontribusi sejarah yang mengajarkan tentang peristiwa masa
lampu yang bermakna memberikan kontribusi yang besar dalam pembelajaran pendidikan IPS.
Kontribusi sejarah telah mengubah konsep pendidikan IPS yaitu harus menekankan pada nilai-nilai
sejarah masa lampau untuk menjadikan pendidikan IPS diamasa yang akan datang yang lebih baik
Perkembangan Ilmu Sejarah pasca perang dunia II menunjukkan kecenderungan kuat untuk
mempergunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial dalam kajian Sejarah. Dasar pemikirannya adalah
bahwa : pertama, sejarah deskriptif-naratif sudah tidak memuaskan lagi untuk menjelaskan pelbagai
masalah atau gejala yang serba kompleks dalam peristiwa Sejarah.
Kedua, pendekatan multidimensional yang bertumpu pada penggunaan konsep dan teori ilmu
sosial paling tepat untuk memahami gejala atau masalah yang kompleks itu. Ketiga, dengan bantuan
teori-teori sosial , yang menunjukkan hubungan antara berbagai faktor ( inflasi,pendapatan
nasional,pengangguran, dan sebagainya),maka pernyataan – pernyataan mengenai masa silam dapat
dirinci, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Keempat, teori-teori dalam ilmu sosial biasanya berkaitan dengan struktur umum dalam
kenyataan sosio-historis. Karena itu, teori-teori tersebut dapat digunakan untuk menganalisis
perubahan-perubahan yang mempunyai jangkauan luas. Bila teori-teori sosial itu diandalkan dan
dipercaya, maka dengan menggunakan teori-teori itu pengkajian sejarah juga dapat diandalkan
seperti halya ilmu-ilmu sosial yang terbukti kesahihan studinya. Dengan cara ini,pengkajian sejarah
yang dihasilkan tidak lagi dominan dengan subjektifitas,yang sering dialamatkan kepadanya.
9

Kelima, studi sejarah tidak terbatas pada pengkajian hal-hal informatif tentang “apa” , “siapa” ,
“kapan” , “dimana” , dan “ bagaimana”, tetapi juga ingin melacak pelbagai struktur masyarakat (
sosiologi ), Pola kelakuan ( antropologi ) dan sebagainya. Studi yang menggunakan pendekatan ini
akan melahirkan karya sejarah yang semakin antropologis (anthropological history) dan sejarah yang
sosiologis ( sosiologycal history ).
Meskipun penggunaan ilmu-ilmu sosial sangat penting, namun terdapat pula kalangan yang
justru sebaliknya atau kontra dengan cara berpikir semacam itu. Keberatan mereka juga didasarkan
pada beberapa pemikiran. Pertama, bahan sumber sejarah sering tidak lengkap, sehingga kurang
memberi pegangan untuk menerapkan teori-teori dari ilmu-ilmu sosial. Kedua, sering pendekatan
sosio-historis dipersalahkan memotong kekayaan historis, karena ia hanya menaruh minat pada segi-
segi tertentu dari masa silam yang dapat dikaji dengan bantuan ilmu-ilmu soial. Alhasil, masa silam
tidak dapat dipaparkan seutuhnya. Ketiga, pengkajian tradisional lebih mampu menampilkan suatu
pemandangan mengenai masa silam daripada suatu pendekatan sosio-ekonomis yang hanya
membeberkan angka-angka statistik. Dalam konteks ini maka pendekatan hermeneutika memang
lebih berhasil melukiskan wajah masa lalu. Keempat, pendekatan terhadap masa silam yang
menggunakan teori-teori ilmu sosial hanya dapat digunakan sejauh dapat diandalkan. Kesahihan
teori-teori sosial sering disanksikan. Sebab ia sering berpangkal pada pandangan-pandangan hidup,
ideologi-ideologi politik atau modern yang sedang berlaku.
Terlepas dari pro dan kontra pengkajian sejarah menggunakan teori-teori ilmu sosial, namun
patut direnungkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini hampir sudah sulit
dibedakan antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Pendekatan interdisipliner kini
sangat dominan mewarnai wacana perkembangan ilmu pengetahuan. Sejarah sebagai salah satu
bidang ilmu tidak seharusnya menarik diri dari fenomena itu, melainkan harus mampu bermain
ditengahnya , sehingga tidak dianggap himpunan pengetahuan masa lalu semata, tanpa bisa
memberikan kontribusi bagi pembangunan kehidupan manusia, sebagaimana visi sebuah ilmu
pengetahuan.
Mengacu pada pemikiran tersebut, selanjutnya dikemukakan beberapa ilmu sosial dalam
persinggungannya dengan studi sejarah. Lima disiplin yang dijelaskan yaitu; ilmu Politik, antropologi ,
sosiologi ,ekonomi , dan psikologi.
a. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik
Ilmu politik dalam perkembangannya sangat dibantu oleh sejarah dan Filsafat, Dua kajian ini
turut mengembangkan kajian ilmu politik baik dari segi pencarian konsepsi fundamental maupun
penelusuran titik-titik penemuan data dan fakta dan masa-masa sebelumnya. Dalam buku
pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah Sartono menuliskan “Politik adalah sejarah masa
kini dan sejarah adalah politik masa lampau. Sejarah identik dengan politik, sejauh keduanya
menunjukkan proses yang mencakup keterlibatan para aktor dalam interaksi dan peranannya dalam
usaha memperoleh apa, kapan dan bagaimana.
b. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dan sejarah itu sama-sama termasuk kedalam ilmu sosial, yaitu ilmu yang
membahas interaksi manusia dan lingkungannya. itulah kenapa di SMP, pelajaran ekonomi dan
sejarah itu digabung. karena berasal dari rumpun ilmu yang sama, terkadang materinya pun
berkaitan bahkan terkadang tumpang-tindih. Misalnya, pada materi perdagangan internasional, di
sejarah juga ada. di sejarah disebutkan bahwa bangsa eropa pergi ke indonesia utk mencari
rempah-rempah.Dengan belajar dari masa lalu (sejarah) kita juga dapat belajar supaya
perekonomian dapat lebih baik. Banyak Kebijakan pemerintah kolonial di masa lalu yang dilandasi
oleh kepentingan ekonomi. Misalnya, untuk memahami sejarah perdagangan rempah-rempah di
Nusantara pada abad ke XVI sampai abad XVIII,maka tidak dapat dipisahkan dari peran kongsi
dagang Hindia Belanda Timur yakni VOC ( Verenigde Oost Indische Compagnie).
c. Hubungan Sejarah dengan Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan aspek-aspek dinamis
yang ada didalamnya, secara tidak langsung kita dapat menemukan bahwa objek kajian antara
10

sosiologi dan sejarah tidak jauh berbeda, namun sejarah membatasinya dengan konsep ruang dan
waktu. Sebagai sesama ilmu sosial yang kajiannya tidak jauh berbeda maka tidak sulit kita
menemukan hubungan-hubungan keilmuan antara sejarah dan sosiologi Pada beberapa dasawarsa
terakhir ini banyak sekali hasil-hasil penelitian sosiologi berupa studi sosiologis yang memfokuskan
studinya pada gejala-gejala sosial yang terjadi dimasa lampau(supardan, 2008:325), dengan
memasukkan konsep ruang tadi maka dapat kita lihat bahwa kajian tersebut jelas menggunakan
beberapa konsep dari sejarah untuk menjelaskan studi tersebut.
Karya-karya seperti Pemberontakan Petani Kaya yang ditulis oleh Tilly, Perubahan Sosial Masa
Revolusi Industri di Inggris Karya Smelzer, serta Asal Mula Sistem Totalitier dan Demokrasi karya
Barrington Moore. Karya-karya tersebut sering disebut Sejarah Sosilogi.(Kartodirdjo dalam Supardan,
2008: 325). Sejarawan juga terkadang melakukan pendekatan sosilogis dalam melakukan penlitian,
bahkan pada bias dikatakan mulai terdapat kecendrungan penulisan sejarah, dari yang bersifat
konvensioanl dan naratif kepada penulisan sejarah dengan kompleksitas tinggi, dimana sejarah dan
ilmu-ilmu sosial lainnya saling berketergantungan dalam melakukan sebuah pembahasan masalah.
d. Hubungan Sejarah dengan Antropologi
Antropologi sebagai salah satu dari ilmu sosial memiliki kaitan dan sumbangan kepada ilmu
sejarah begitu juga sebaliknya. Dalam penulisan sejarah, sejarawan tidak jarang menggunakan teori
dan konsep ilmu sosial lain, termasuk antropologi. Sejarawan banyak meminjam konsep antropologi
diantaranya ialah, simbol, sistem kepercayaan, folklore, tradisi besar, tradisi kecil, enkulturasi,
inkulturasi, primitif, dan agraris.Sementara itu, sumbangan Ilmu sejarah terhadap antropologi
adalah, sejarah sebagai kritik, permasalahan sejarah, dan pendekatan sejarah.Titik temu antara
Antropologi budaya dan sejarah sangatlah jelas. Keduanya mempelajari tentang manusia. Bila
sejarah menggambarkan kehidupan manusia dan masyarakat pada masa lampau, maka gambaran
itu juga mencakup unsur-unsur kebudayaannya . unsur-unsur itu antara lain, kepercayaan, mata
pencaharian, dan teknologi. Hasil rekonstruksi yang memadukan antara sejarah dan antropologi
menghasilkan karya sejarah kebudayaan.
e. Hubungan Sejarah dengan Psikologi
Ilmu Psikologi sangat berkaitan dengan mental dan kejiwaan manusia. Manusia yang menjadi
objek kajian sejarah tidak hanya sekedar dijelaskan mengenai tindakan yang dilakukan dan apa yang
ditimbulkan dari tindakan itu?mengapa seseorang melakukan tindakan itu? Pertanyaan-pertanyaan
ini berkaitan dengan kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Kondisi itu dapat disebabkan oleh
rangsangan dari luar atau lingkungannya, dapat pula dari dalam dirinya sendiri. Penggunaan
psikologi dalam sejarah, melahirkan fokus kajian sejarah mentalitas.
B. Ilmu Politik
1 Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep – konsep keterampilan –
keterampilan sejarah, dan lain –lain. Muriel Crosby sebagai studi yang memperhatikan pada
bagaimana orang membangun kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan anggota keluarganya,
bagaimana orang memecahkan masalah – masalah bagaimana hidup bersama. IPS menggambarkan
interaksi individu atau kelompok dalam masyarakat, dalam lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Karakteristik IPS, yaitu pendidikan kemanusiaan ( IPS harus membantu anak memahami
pengalamannya dan menentukan arti atau makna dalam kehidupannya ), pendidikan
kewarganegaraan ( siswa harus dipersiapkan untuk berpartisipasi secara efektif dalam dinamika
kehidupan masyarakat pendidikan nilai dalam tujuan ini lebih ditekankan pada kewarganegaraan.
Tujuan IPS, yaitu pengetahuan ( kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah informasi dan ide –
ide membantu siswa untuk belajar lebih banyak tentang dirinya, fisiknya, dan dunia sosial ),
keterampilan ( berfikir, akademik, penelitian, sosial ), sikap ( kemahiran mengembangkan dan
menerima keyakinan – keyakinan, interes, pandangan – pandangan, dan kecenderungan tertentu ),
dan nilai ( kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu
dianggap penting dengan tindakan yang tepat.
11

Konsep dasar ilmu sejarah; sejarah berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Konsep utama
dalam sejarah adalah waktu dan kejadian. Kontribusi ilmu sejarah bagi ilmu pengetahuan sosial
berupa kumpulan tentang pengetahuan masa lalu, yang memberikan pandangan bermakna
terhadap apa yang sedang terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan pada masa datang.
Kontribusi sejarah sangat penting karena melihat masa lalu untuk perkembangan pendidikan
IPS di masa kini,untuk itu kami penulis akan mengupas tentang “Kontribusi Sejarah dalam
pendidikan IPS.”
2. Politik Dan Pemerintahan
Ada selaku warga negara menghayati, bahwa kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa serta
bernegra, tidak dapat dilepaskan dari dua aspek kehidupan sosial berpolitik dan berpemerintahan.
Politik disini, bukan politik dalam arti sempit, seperi politik praktis, melainkan politik dalam
bernegara, berpemerintahan dan berwarga dunia. Dan kehidupan berpolitik dalam arti yang luas itu
juga, tidak dapat dipisahkan dengan pemerintahnya. Oleh karna itu, sebelum berbincang-bincang
lebih jauh, marilah kita telaah lebih dahulu arti politik sebagai bidang ilmu sosial dan arti
pemerintahan dalam kontek ilmu politik.
Sejarah singkat Milderd Parten (Fairchild, H.P., dkk: 1982-224) mengemukakan bahwa ilmu
politik adalah teori, kiat dan praktik memerintah. Sedangkan Brown dan Brown (1980:304)
menegmukankan bahwa ilmu politik adalah ilmu politik adalah proses di laksanakannya kekuasaan
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Di pihak yang lain, J. Barents (Mirian Budiarjo: 119:9), dalam ilmu
politika mengemukakan definisi ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara yang
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, ilmu politikmempelajari negara-negara itu
melakukan tugas-tugas. Ahirnya dapat dikemukakan disini arti ilmu politik menurut Ossip K.
Flechtheim (Miriam Budijo:1991:11) Dalam buku Fundamental Off Political Sience: ilmu politik
adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan
organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-grjala kekuasaan lain yang tak resmi, yang
mempengaruhi negara”.
Dari empat definisi ilmu politik tadi dapat dikemukakan garis umum, yaitu bahwa ilmu politik
merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan negara, mempelajari negara memlakukan tugasnya
mencpai tujuan tertentu sesuai dengan tugas tersebut, mempelajari kekuatan dan kekuasaan
sebagai penyelenggara negara, mempelajari kekuasaan memrintah negara. Dalam definisi tersebut
terdapat konsep-konsep kekuasaan, negara, pemerintah, sifat dan tujuan negara. Dengan demikian,
dalam konsep ilmu politik tidak terpisahkan konsep-konsep dasar dan pemerintahan. Sesuai dengan
judul kegiatan belajar dua ini diantaranya membahas ilmu politik dan pemerintahan maka pada
pembahasan berikut ini akan diketengahkan pengertian pemerintah.
Menurut Brown dan Brown (1980:304), “ pemerintah adalah semua aparat dan proses yang
melaksanakan penyelenggaraan aktifitas negara:. Sedangkan menurut Carles J. Bushnell (fair Chield,
H.P., dkk.: 1982: 132)” pemerintahan adalah organisasi penjelmaan suatu negara, pemerintahan
adalah negara, pemerintahan adalah negara dalam penampilan praktisnya, pemerintahan sebagai
suatu proses merupakan pelaksanaan fungsi negara dalam segala aspeknya”.
Dari dua acuan tentang pemerintahan, jelas yang dimaksud dengan pemerintahan itu tidak
lain adalah penyelenggaraan, pelaksanaan kerja secara operasional suatu negara. Dengan kata lain,
pemerintahan itu adalah aparat pelaksana negara. Oleh karena itu, tentu saja menyangkut tugas dan
fungsi aparat serta instansi yang menyelenggarakan pekerjaan yang menjadi bahan kewajiban
negara. Negara dengan pemerintahannya, melekat satu sama lain.
Setelah itu simak bersama apa dan bagaimana ilmu politik serta pemerintahan itu, selanjutnya
kita akan mengkaji konsep-konsep dasar kedua-duanya. Konsep-konsep dasar itu sebagai berikut:
1. Kekuasaan
2. Negara
3. Undang-undang
4. Kabinet
5. Dewan perwakilan rakyat
12

6. Dewan pertimbangan agung


7. Mahkamah agung
8. Kepemimpinan
9. Demokrasi
10. Wilayah
11. Kedaulatan rakyat
12. Otoriter
13. Monarki
14. Republik
15. Dan hal-hal lain yang dapat digali sendiri berdasarkan pengamatan serta pengalaman.
Anda dan kita semua selaku bangsa Indonesia, yakin bahwa Indonesia merupakan suatu negara.
Bahwa kawasan yang kita temui sejak lahir, dan diwariskan secara berkesinambungan dari generasi
ke generasi, adalah suatu negara yang disebut Negara Republik Indonesia. Bahwa Nusantara tercinta
ini adalah negara karena memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki Wilayah
Nusantara Indonesia kita ini merupakan wilayah daratan seluas 2.027.087 Km2 yang terdiri
atas 17.656 pulau, dan yang dihuni penduduk kira-kira 3.000 pulau. Dengan demikian, masih banyak
pulau yang belum berpenduduk secara tetap. Sedangkan luas perairan laut 6.090.163 Km2. Luas
keseluruhan wilayah Nusantara 8.117.250 Km2. Kenyataan ini telah diakui oleh negara lain, paling
tidak oleh negara-negara sahabat terdekat.
2. Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk 1990, wilayah Indonesia berpenduduk 179.194.223 jiwa,
dengan kepadatan 93, dan laju pertumbuhan per tahun 1,98. Berdasarkan jumlahnya, Indonesia
menempati peringkat empat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Dengan laju
pertumbuhan 1,98 menurut rumus Nathankeifits, penduduk Indonesia akan menjadi berlipat dan
dalam jangka waktu 35,35 tahun. Jadi jika pada tahun 1990 Indonesia berpenduduk 179.194.223
jiwa maka pada tahun 2025 (1990+35) yang akan datang wilayah Indonesia akan berpenduduk
358.388.446 jiwa, merupakan jumlah yang besar. Hal tersebut menuntut perhatian dan kepedulian
segala pihak, terutama dari tiap penduduk Indonesia sendiri.
3. Berpemerintah
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, pada alinea keempat dinyatakan “Kemudian
dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia.
Berdasarkan undang-undang, tegasnya Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia itu memiliki
pemerintahan, yaitu pemerintahan Negara Republik Indonesia.
4. Kedaulatan
Pada alinea keempat yang telah dikemukakan tadi, dalam kalimat itu selanjutnya
dikemukakan “yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.
Dari rumusan alinea tadi telah tegas juga tentang kedaulatan negara, yang dinyatakan sebagai
berkedaulatan rakyat. Dengan demikian, kedaulatan telah dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Konsep dasar yang berkaitan dengan Ilmu Politik yang dapat dikatakan sangat melekat adalah
kekuasaan. Miriam Budiardjo (1991:35) mengemukakan “Kekuasaan adalah kemampuan seseorang
atau kelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain
sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang
yang mempunyai kekuasaan itu”. Dalam hal penyelenggaraan negara atau pelaksanaan
13

pemerintahan,kekuasaan ini dipegang oleh pemerintah yang dilaksanakan oleh dewan menteri atau
kabinet yang diketuai oleh kepala pemerintahan atau kepala negara (perdana menteri, presiden).
Kekuasaan di sini dapat dinyatakan juga sebagai kepemimpinan. Menurut Charles J. Bushnell
(Fairchild. H.P., dkk; 1928:174) paling tidak ada dua pengertian kepemimpian, yaitu:
1) Suatu proses situasi yang memberikan peluang kepada seseorang atau orang-orang, karena
kemampuannya memecahkan persoalan diikuti oleh kelompoknya, dan mampu mempengaruhi
perilaku kelompok yang bersangkutan.
2) Tindakan dari pengorganisasian dan pengarahan perhatian serta aktivitas sekelompok manusia,
yang tergabung dalam suatu proyek atau perusahaan, oleh seseorang yang mengembangkan
kerja sama, melalui pengamanan dan pemeliharaan kerelaan yang disepakati sesuai dengan
tujuan dan metode yang dikehendaki serta yang diadopsi oleh himpunan yang bersangkutan.
Berdasarkan dua pengertian diatas, kepemimpinan kekuasaan, kenegaraan dan pemerintahan
itu kait-mengait dalam suatu situasi dan proses dalam wadah yang disebut negara. Tinggal lagi
bagaimana kepemimpinan dan kekuasaan itu dilaksanakan, apakah dalam suasana demokrasi
ataukah otoriter. Jika mengacu kepada Undang-Undang Dasar 1945 yaitu bahwa “suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat” maka kepemimpinanya itu demokrasi, dan
kekuatan ada di tangan rakyat, sesuai dengan pengertian demokrasi sendiri (Bahasa Yunani, demos
berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa) berarti rakyat berkuasa atau kekuasaan di
tangan rakyat, sedangkan kepala negara atau kepala pemerintahan, hanya mendapat wewenang
dari rakyat.
Terselenggaranya suatu negara dengan baik, tertib dan aman karena adanya peraturan yang
disusun bersama, disepakati bersama serta dipatuhi bersama keberlakuannya. Bagi tingkat negara
dan pemerintahan peraturan atau norma tersebut tersusun dalam bentuk undang-undang. Undang-
undang yang menjadi pokok utama atau induk dari segala peraturan, norma dan undang-undang
adalah undang-undang dasar. Untuk Negara dan Pemerintah Indonesia, yang menjadi undang-ndang
pokok utama itu adalah Undang-Undang Dasar 1945. Segala tata cara, upacara, pengaturan dan
penyelenggaraan bernegara serta berpemerintah, telah ditentukan secara garis besar pada Undang-
Undang Dasar 1954. Peraturan pelaksanaannya, terjabarkan dan terperincikan pada undang-undang,
peraturan pemerintah, garis-garis besar haluan negara, peraturan daerah, dan demikian seterusnya.
Hal yang demikian itu, wajib Anda pelajari, selain untuk kepentingan sendiri, juga untuk kepentingan
proses mengajar dan membelajarkan peserta didik yang menjadi tanggung jawab Anda serta
tanggung jawab kita semua.
Demokrasi yang arti harfiahnya rakyat berkuasa atau kekuasaan di tangan rakyat, pada
pelaksanaannya diserahkan kewenangan kepada kepala negara dan atau kepada pemerintahan.
Penyerahan kewenangan itu dilakukan melalui perwakilan rakyat yang disebut Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Tentu saja pemberian kewenangan itu juga melalui permusyawaratan dalam Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang tidak lain adalah para anggota DPR ditambah dengan utusan-
utusan daerah.
Ilmu Politik sebagai salah satu bidang ilmu sosial, ruang lingkup kajiannya adalah
penyelenggaraan kehidupan negara dan pelaksanaan pemerintahan dengan seluk beluk serta
persoalannya. Oleh karena itu, untuk memahami dan menghayati proses penyelenggaraan
pemerintahan, serta untuk mampu menjadi warga negara yang baik, wajib mempelajari dasar-dasar
ilmu politik. Pemerintahan sebagai aparat penyelenggaraan kehidupan negara, menyangkut
perangkat-perangkat kekuasaan, kepemimpinan, perundang-undangan, dan kelembagaan. Untuk
memahami hakikat pemerintahan dengan segala kegiatan dan persoalannya, kita wajib mempelajari
konsep-konsep dasar Ilmu Politik dan Pemerintahan.
3. Pengertian pendidikan politik
Sebelum membahas masalah pendidikan politik maka dijabarkan terlebih
dahulu mengenai pendidikan. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasan
manusia dengan upaya pengajaran dan pelatihan (dalam Kamus Politik B.N.
14

Marbun,S.H 2002 : 416) . Tingkat pendidikan sangat berperan didalam daya


penyerapan serta kemampuan berkomunikasi. Untuk peserta yang
berpendidikan rendah, lebih mudah memahami bila dipakai alat peraga.
Istilah politik berasal dari bahasa yunani Polis yang artinya kota atau Negara
yang kemudian muncul kata-kata polities yang artinya warga Negara dan
kata politiko’s yang artinya kewarganegaraan. Politika adalah seni tentang
kenegaraan yang dijabarkan dalam praktek di lapangan, sehingga dapat
dijelaskan tenatng bagaimana hubungan antar manusia (penduduk) yang
tinggal di suatu tempat (wilayah) yang meskipun memiliki perbedaan
pendapat dan kepentingannya, tetap mengakui adanya kepentingan bersama
untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Penyelenggaraan
kekuasaan Negara dipercayakan kepada suatu badan/lembaga yaitu
pemerintah (Great News, 26 Maret 2008). Politik adalah bermacam-macam
kegiatan di dalam system politik (atau Negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan
itu. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (Public
Goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (Privat Goals). Lagipula politik
menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik dan
kegiatan individu.
Pendidikan politik adalah aktifitas yang bertujuan untuk membentuk dan
menumbuhkan orientasi-orientasi poltik pada individu. Ia meliputi
keyakinan konsep yang memiliki muatan politis, meliputi juga loyalitas dan
perasaan politik, serta pengetahuan dan wawasan politik yang menyebabkan
seseorang memiliki kesadaran terhadap persoalan politik dan sikap politik.
Disamping itu, ia bertujuan agar setiap individu mampu memberikan
partisipasi politik yang aktif di masyarakatnya. Pendidikan politik
merupakan aktifitas yang terus berlanjut sepanjang hidup manusia dan itu
tidak mungkin terwujud secara utuh kecuali dalam sebuah masyarakat yang
bebas.Dengan demikian pendidikan politik memiliki tiga tujua : membentuk
kepribadian politik, kesadara politik, dan parsisipasi politik. Pembentukan
kepribadian politik dilakukan melalui metode tak langsung, yaitu pelatihan
dan sosialisasi, serta metode langsung berupa pengajaran politik dan
sejenisnya. Untuk menumbuhkan kesadaran politik ditempuh dua metode :
dialog dan pengajaran instruktif. Adapun partisispasi politik, ia terwujud
dengan keikutsertaaan individu-individu – secara sukarela—dalam
kehidupan politik masyarakatnya. Pendidikan politik dalam masyarakat
manapun mempunyai institusi dan perangkat yang menopangnya. Yang
paling mendasar adalah keluarga, sekolah, partai-partai politik dan berbagai
macam media penerangan. Pendidikan politik juga memiliki dasar dasar
ideologis, sosisal dan politik . bertolak dari situlah tujuan-tujuannya
dirumuskan.
Jika yang dimaksud dengan “Pendidikan” adalah proses menumbuhkan sisi-
sisi kepribadian manusia secara seimbang dan integral, maka “Pendidikan
Politik” dapat dikategorikan sebagai dimensi pendidikan, dalam konteks
bahwa manusia adalah makhluk politik . sebagaimana halnya bahwa
pendidikan mempunyai fungsi-fungsi pemikiran moral, dan ekonomi, maka
pendidikan politik juga mempunyai fungsi politik yang akan direalisasikan
oleh lembaga-lembaga pendidikan.
Pendidikan politik itulah yang akan menyiapkan anak bangsa untuk
mengeluti persoalan social dalam medan kehidupan dalam bentuk atensi dan
partisipasi, menyiapkan mereka untuk mengemban tanggung jawab dan
15

memberi kesempatan yang mungkin mereka bisa menunaikan hak dan


kewajibannya. Hal itu menuntut pendidikan anak bangsa untuk menggeluti
berbagai persoalan sosial dalam medan kehidupan mereka dalam bentuk
atensi dan partisipasinya secara politik, sehingga mereka paham terhadap
ideology politik yang dianutnnya untuk kemudian membelanya dan
dengannya mereka wujudkan cita-cita diri dan bangsanya. Pendidikan
politik inilah yang mentransfer nilai-nilai dan ideology politik dari generasi
ke generasi, dimulai dari usia dini dan terus berlan jut sepanjang hayat.
Pendidikan politik merupakan kebutuhan darurat bagi masyarakat, karena
berbagai factor yang saling mempengaruhi, dengan demikian pendidikan
politiklah yang dapat membentuk perasaan sebagai warga Negara yang
benar , membangun individu dengan sifat-sifat yang seharusnya, lalu
mengkristalkannya sehingga menjadi nasionalisme yang sebenarnya. Ialah
yang akan menumbuhkan perasaan untuk senantiasa barafiliasi, bertanggung
jawab dan berbangga akan jati diri bangsa. Tuntunan ini demikian mendesak
dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita, mengingat bahwa penumbuhan
perasaan seperti itu menjadikan seorang warga Negara serius mengetahui
hak dan kewajibannya, serta berusaha memahami berbagai problematika
masyarakat.
Pendidikan politik adalah bagaimana mengembangkan keinginan kaum professional dalam
politik dan mengutamakan yang mengarah pada tanggung jawab politik, yang dalam waktu yang
sama berusaha membrikn kepada mereka pengetuan yang penting dan keterampilan untuk
melaksanakan tanggung jawab.
Pendidikan politik (dalam arti kata yang lebih ketat) dapat diatikan sebagai usaha yang sadar
untuk mengubah proses sosialisasi masyarakat sehingga memahami dan menghayati betul-betul
nilai-nilai yang terkandung dalam suatu system politik yang hendak dibangun.
4. Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya
Ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali
hubungannya dengan disiplin ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, ilmu hukum,
ekonomi,sejarah dan geografi. Semua ilmu sosial mempunyai objek yang sama, yaitu manusia
sebagai individu maupun anggota kelompok (group). Dengan hal tersebut sangat membuktikan
bahwa politik juga mempunyai hubungan erat dengan IPS yang sasaran yang diselidiki manusia
dalam kehidupan masyarakat.
Ilmu politik berhubungan dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, antropologi
dan ilmu–ilmu sosial lainnya, karena ilmu sosial mempunyai obyek penelitian yang sama, yaitu
manusia sebagai anggota kelompok. Pada paper ini akan dibahas tentang kaitan ilmu politik dengan
ilmu sosial lainnya. Berikut pembahasannya secara ringkas..
• Sosiologi
Sosiologi dan ilmu politik merupakan disiplin ilmu dengan asal usul yang sama, dan telah
lama ilmu politik membahas tentang masyarakat dan negara. Sosiologi sebagai ilmu sosial yang
paling pokok dan umum sifatnya, membantu sarjana politik untuk memahami latar belakang,
susunan, dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat. Dengan
menggunakan pengertian dan teori sosiologi, para sarjana politik dapat mengetahui sampai dimana
susunan dan stratifikasi sosial dapat memengaruhi atau dipengaruhi.
Sosiologi menyumbangkan pengertian akan adanya perubahan dan pembaruan dalam
masyarkat. Sosiologi dan ilmu politik mempelajari tentang negara, tetapi sosiologi menganggap
negara adalah salah satu lembaga pengendalian sosial. Sosiologi juga menganggap negara sebagai
salah satu asosiasi dalam masyarakat dan memerhatikan bagaimana anggota asosiasi itu dapat
memengaruhi sifat dan kegiatan negara. Dalam buku Goodin, disebutkan bahwa ilmu politik banyak
meminjam konsep sosiologi, seperti akomodasi, asimilasi, integrasi sosial, dan sebagainya.
16

• Antropologi
Jika sosiologi memberikan analisis terhadap kehidupan sosial secara menyeluruh, maka
antropologi menyumbangkan pengertian dan teori tentang kedudukan dan peran berbagai satuan
sosial dan budaya yang lebih kecil dan sederhana. Antropologi lebih memusatkan perhatian pada
masyarakat di desa dan pedalaman. Bagi seorang sarjana ilmu politik, kesadaran akan kenyataan
masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang masing-masing mempunyai daerah asal dan
kebudayaan berbeda memungkinkannya untuk melaksanakan beberapa penelitian khusus, seperti
seberapa besar keragaman sosial masyarakat terhadap corak dan gaya kehidupan politik di masing-
masing tempat. Dengan begitu, antropologi dapat digunakan oleh ilmu politik untuk penelitian
hubungan internasional dan memahami politik internasional, karena antropologi membahas
hubungan antar berbagai jenis suku. Antropologi telah berpengaruh dalam bidang metodologi
penelitian ilmu politik. Salah satu pengaruh yang amat berguna dan terkenal serta kini sering dipakai
dalam ilmu politik ialah metode peserta pengamat(participant observer). Penelitian semacam ini
memaksa sarjana ilmu politik untuk meniliti gejala-gejala kehidupan sosial “dari dalam” masyarakat
yang Ilmu Ekonomi menjadi objek penelitiannya.
Pada masa dahulu, ilmu politik dan ilmu ekonomi dianggap sebagai satu bidang ilmu
tersendiri, yaitu politik ekonomi(political economy), yaitu pemikiran dan analisis kebijakan untuk
kesejahteraan negara. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu tersebut memisahkan
diri menjadi ilmu politik dan ilmu ekonomi.Dalam mengajukan siasat tertentu sarjana ekonomi dapat
bertanya kepada sarjana ilmu politik tentang politik apa yang paling baik dipakai dalam tujuan
tertentu. Sarjana ilmu politik juga dapat bertanya pada sarjana ekonomi tentang syarat-syarat
ekonomis yang harus dipenuhi guna mencapai tujuan tertentu, khususnya menyangkut pembinaan
kehidupan demokrasi.
• Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik
antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan
dalam kelompok atau golongan, karena psikologi pada umumnya memperhatikan tentang
kehidupan perorangan. Psikologi sosial mengamati kegiatan manusia baik ekstern maupun intern.
Dengan ke dua analisis ini, ilmu politik dapat menganalisis secara lebih mendalam makna dan peran
orang kuat, kondisi sosial ekonomi, serta ciri-cri ciri-ciri kepribadian yang memungkinkannya
memainkan peran besar itu.
Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana kepemimpinan tidak resmi bisa memengaruhi
suatu keputusan dalam kebijakan politik dan kenegaraan. Psikologi sosial juga dapat menjelaskan
sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang dianggapnya baru, serta kondisi seperti apa yang
dapat meredakan sikap dan reaksi masyarakat. Dalam psikologi politik kita akan menemukan
tentang sosialisasi politik, analisis kepribadian, partisipasi massa, dan sebagainya.
• Geografi
Faktor-faktor yang berdasarkan geografi dapat memengaruhi politik, seperti perbatasan
strategis, desakan penduduk, dan daerah pengaruh. Seorang Swedia bernama Rudolf Kiellen(1864-
1933) menganggap, di samping faktor antropologi dan ekonomi, keadaan geografis memengaruhi
karakter dan kehidupan nasional dari rakyat, karena itu harus diperhitungkan dalam menyusun
politik dalam dan luar negeri.
• Ilmu Hukum
Sejak dulu ilmu hukum sangat erat kaitannya dengan ilmu politik, karena mengatur dan
melaksanakan undang-undang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Ahli hukum
melihat negara semata-mata sebagai lembaga atau organisasi hokum,maka ahli ilmu politik lebih
selain cendrung menganggap negara sebagai system of controls, juga memandang negara sebagai
suatu asosiasi atau sekelompok manusia yang bertindak untuk mencapai beberapa tujuan bersama.
• Sejarah
Sejarah sangat penting bagi ilmu politik, karena sejarah menyediakan data dan fakta masa
lampau untuk diolah lebih lanjut. Bahan yang disajikan sejarah, terutama sejarah kontemporer,
17

digunakan oleh sarjana politik untuk menemukan pola-pola ulangan untuk membantu
memproyeksikan masa depan. Dengan menguasai sejarah, maka sarjana politik dapat merencanakan
lebih baik dan masalah yang terjadi di masa lampau menjadi lebih baik lagi, sehingga terwujud
keadaan yang ideal.
• Filsafat
Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban
atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan kehidupan manusia.
Gramsci mengatakan bahwa ‘filsafat yang sejati bukan merupakan cabang kajian yang terisolasi,
tetapi dalam dirinya sendiri mengandung seluruh anasir fundamental yang dibutuhkan untuk
mengonstruksi konsepsi tentang dunia yang total dan integral dan segala hal yang dibutuhkan untuk
mewujudkan organisasi masyarakat politik yang integral dalam kehidupan manusia’. (Gramsci,
Selections from Prison Notebooks, 1933). Oleh karenanya, politik Gramsci mengarahkan dia pada
filsafat, dan filsafatnya sepenuhnya bersifat politis. Dengan kata lain, Gramsci melihat filsafat sebagai
pendidikan politik, dan politik sebagai arena untuk menerapkan pengetahuan filosofis.
• Etika
Etika adalah pengetahuan tentang hal-hal yang baik dan buruk, tentang keharusan dan yang
wajib dibiarkan. Etika adalah tertib keharusan. Hubungan ilmu politik dan etika dilukiskan sebagai
suatu hubungan yang harus dilakukan, tetapi disamping itu menetapkan batas-batas dari pada apa
yang wajib dibiarkan. Etika memberikan dasar moral kepada politik. Hilangkanlah etika dari politik
maka akan kita dapati politik yang bersifat “Machiavellistis” yaitu politik sebagai alat untuk
melakukan segala sesuatu,baik atau buruk, tanpa mengindahkan kesusilaan. Hanya dengan jalan
menjadikan kesusilaan sebagai dasar politik, dapat diharapkan akan adanya politik yang
mengindahkan aturan-aturan permainan, apa yang harus dillakukan dan apa yang wajib dibiarkan. 1
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kaitan antara ilmu politik dan ilmu pengetahuan
sosial lainnya sangat erat dan saling memengaruhi. Pendekatan ilmu sosial sangat berguna bagi
analisa-analisa politik, sepanjang ilmu sosial mampu menempatkan masalah-masalah politik dalam
konteks sosial yang lebih umum. Ilmu politik menjadi lebih berkembang dengan adanya ilmu sosial
lainnya. jika ditinjau dari segi kehidupan masyarakat pengaruh ilmu politik dan ekonomi jelas saling
bergantung, keduanya saling membutuhkan, bisa dikatakan salah satu diantara keduanya tidak bisa
berjalan tampa iringan satu sama lain. Maka lazimya untuk mempelajari kedua pelajaran ini amat
terkait dan terhubung.
Para pemikir terdahulu menganggap ilmu ekonomi sebagai cabang dari ilmu politik, dari
sinilah muncul nama atau gelar ilmu ekonomi politik. Karena dimasa itu pokok urusan ketertiban
finansial dilihat atau diambil dari sumber penghasilan Negara, Sedangkan sekarang pemikiran
tersebut telah berubah. Ilmu ekonomi dinyatakan independent dan terpisah dari pelajaran politik,
dimana pelajaran ini mengajarkan masyarakat untuk berusaha, bagaimana,dimana, apa dan gimana
mengatur dan memperoleh kekayaan. Singkatnya ekonomi adalah ilmu kekayaan.
Ekonomi berpengaruh dalam politik hanya dibeberapa titik saja, dimana titik penghasilan
dan penyaluran dari kekayaan sangatlah besar pengaruhnya didalam pemerintahan. Bahkan juga
disebabkan dari berbagai penyelesaian permasahan yang memang lazim timbul didalam Bernegara.
Diberbagai Negara pemerintahan pengaruh yang terbesar terletak pada pertumbuhan
ekonominya. Bertambahnya lapangan ekonomi didalam pemerintahan terjadi tiada henti- hentinya.
Pajak, UU bea, Hak milik Negara dan pertolongan Negara terhadap lahan pertanian, industri dan
perdagangan semuanya bukanlah salah satu hal dimana pemerintah berkuasa atas penghasilannya.
Kesejahteraan Negara yang baik dan sosialisme telah merombak keadaan fungsi Negara.
Negara dewasa ini diartikan atau disangka langsung turut campur dalam bermacam lingkungan, dari
aktifitas masyarakat menentukan perintah dalam hal kwalitas distribusi kekayaan dan juga materi
barang milik masyarakat.
18

Tentu saja banyak permasalahan yang timbul dalam pemerintahan modern yang lahir dari
dasar ekonomi, tuntutan terhadap lapangan kerja, modal hak milik tanah, ketidakrataan penurunan
dan penaikan ekonomi, bahkan pesatnya kemajuan teknologi yang mempengaruh nasionalisasi.
Perlu kita ketahui dalam Negara Komunis, Negara mengontrol secara keseluruhan kesatuan
kehidupan ekonomi masyarakat. Golongan dan grup ekonomi disetiap Negara terlaksana terus
menerus dimana tertekan dalam administrasi untuk perlindungan dan kekayaan. Demikian pula,
penggunaan kondisi ilmu ekonomi memiliki pengaruh besar dalam cita- cita perpolitikan dan
institusi, Contohnya: adanya revolusi yang menimbulkan cita- cita kemerdekaan perseorangan,
demokrasi, sosialisme dan komunis.
Sejarah adalah riwayat hidup ummat manusia, Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari
peradaban manusia, Melalui pelajaran ini segala ide- ide, kesuksesan dan peradaban manusia
dikupas. Disini pula kita mengetahui kejadian- kejadian dahulu, gerak- gerik dan penyebab dimana
memiliki timbal- baliknya pula.
Di sejarah juga terdapat pembahasan perkembangan ekonomi, sosial, agama, para
cendekiawan, pergerakan artistik, perkembangannya dan juga membahas pertumbuhan dan
kemunduran negara, organisasi dan sebab kegagalan mereka. Ilmu sejarah sangat dekat
hubungannya dengan Ilmu politik: Professor Seely mengatakan: Sejarah tampa ilmu politik laksana
pohon tampa buah, sedangkan ilmu politik tampa sejarah bagaikan pohon tampa akar, dapat
disimpulkan keduanya sangat berhubungan dekat.
Freeman mengemukakan histori atau sejarah adalah politik masa dahulu, sedangkan politik
adalah sejarah dimasa kini. Beberapa fakta sejarah seperti yang dikatakan oleh Appadorai bahwa
terdapat bagian dasar dari ilmu politik, dimana fakta- fakta sejarah memberikan kita materi mentah
dari ilmu politik. Maka bagaimanakah kita mengolah mentah tersebut sehingga bermamfaat bagi
kita. Point- point diatas menberikan kita informasi tentang asal- usul barang- barang berharga dari
ilmu sejarah, kemajuan dan kemunduran negara disertai segala problema yang terjadi dalam prinsip
bernegara. Studi banding dari institusi dan politik yang baik pada masa lalu membantu kita untuk
memahami permasalahan dimasa kini.
Tiap- tiap masyarakat sudah pasti menghadapi suatu permasalahan, baik secara langsung
dimana berakar dimasa dahulu kala, contohnya: kita memiliki warisan dari nenek moyang kita
seperti: kastaisme, perkauman, dan sifat kedaerahan. Mempelajari ilmu sejarah dengan sendirinya
akan membawa wawasan kita bahkan menolong kita dalam menyelesaikan fakta dasar dari
permasalahan yang ada.
Ilmu politik akan samar bila tidak disertai dengan sejarah, dimana sejarah juga akan terlihat
pincang bila tidak diiringi dengan ilmu politik. Kedua ilmu tersebut memiliki suatu keterkaitan yang
tidak mungkin dipisahkan. Lebih jelasnya setiap sejarah pasti diiringi dengan sang hero atau nama-
nama pemikir terdahulu, dimana ilmu politik mengupas segala bidang perkembangan suatu negara,
dimana hal ini dikategorikan sebagai sejarah.
5. Urgensi Pendidikan Politik sebagai kajian ilmu pengetahuan sosial
Alasan pentingnya pendidikan politik dapat dilihat dari kenyataan sejarah bangsa Indonesia
dan kondisi nyata yang ada pada masyarakat saat ini. Dilihat dari pengalaman sejarah bangsa
Indonesia , dalam tubuh bangsa kita pernah terjadi pertentangan yang hampir membawa bangsa
Indonesia pada jurang kehancuran, terutama pertentangan ideologi, kepentingan dan SARA.
Dilihat dari kondisi nyata yang ada di masyarakat, pentingnya pendidikan politik disebabkan
karena pada masyarakat masih terdapat gambaran-ganggapan yang keliru tentang politik. Politik
sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang kotor, penuh polusi, pertentangan dan kecurangan yang
seringkali membuat masyarakat takut berkiprah dalam kegiatan politik.
Adapun alasan mengenai pentingnya pendidikan politik yang dikemukakan dalam Inpres No. 12
Tahun 1982 adalah, sebagai berikut.
1. Tidak efektifnya pendidikan politik yang berlangsung secara alamiah karena berlangsung secara
sendiri-sendiri dan bersumber dari berbagai aspirasi politik yang berbeda, bahkan sangat
mungkin bertentangan.
19

2. Akibat tidak efektifnya pendidikan politik yang berlangsung secara alamiah, disebabkan karena
hal-hal tadi. Bangsa Indonesia pernah mengalami pengalaman pahit, yakni pada masa Orde Lama
dengan timbulnya berbagai pertentangan, baik pertentangan politik (ideologi), kepentingan dan
SARA.
3. Pengaruh dari luar terhadap ideologi Pancasila yang berasal dari bangsa-bangsa atau negara-
negara yang menganut paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Sedangkan, alasan pentingnya pendidikan politik yang dikemukakan oleh Hasan Habib yakni:
a. keterlantaran pendidikan politik dalam keluarga,
b. adanya pengaruh menyimpang dari kawan sepermainan,
c. kurangnya partisipasi politik masyarakat yang otonom,
d. nilai lebih pengaruh guru/pembina.
Kontribusi dari pendidikan politik yang menyebabkan pendidikan penting, yakni dalam
meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi politik masyarakat. Kesadaran politik merupakan
suatu proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi (hal-hal
yang penting) urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tingginya kesadaran politik seseorang/masyarakat selanjutnya akan berpengaruh terhadap
partisipasi politik masyarakat, yakni keterlibatan seseorang dalam kegiatan politik, terutama
keterlibatan dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah serta menyeleksi para pejabat yang akan
duduk dalam pemerintahan. Kegiatan tersebut misalnya dilakukan melalui keikutsertaan dalam
pemilihan umum, diskusi terbuka, menulis artikel yang isinya mempengaruhi kebijakan pemerintah,
dan berbagai kegiatan lainnya.
Pendidikan politik adalah bagian dari ilmu politik, dmana ilmu politik itu sendiri adalah kajian
dari ilmu social. Olehkarena itu pendidikan politik adalah termasuk salah satu kajianilmu social. Ilmu
Politik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang kekuasan, negara, pemerintahan, fakta –
fakta politik, aktivitas politik, organisasi masyarakat, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, alokasi
dan distribusi nilai – nilai politik. Menurut Prof. Selo Sumarjan, ilmu politik merupakan salah satu
dari ilmu-ilmu sosial, sejajar dengan ilmu antropologi, administrasi negara, komunikasi dan
sebagainya. Tiap-tiap ilmu sosial mempelajari secara rasional dan sistematis salah satu aspek khusus
dari kehidupan masyarakat, suatu kehidupan sosial dalam arti luas.
Adapun Ilmu Politik secara khusus menyelenggarakan kajian (study) tentang kekuatan-
kekuatan sosial yang dimiliki masyarakat dan cara menggunakannya (atau menyalahgunakannya)
untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian umum dari kekuatan-kekuatan sosial yang dimiliki
masyarakat, misalnya : kekuatan ekonomi, kekuatan hukum, kekuatan senjata, kekuatan rakyat,
kekuatan agama, kekuatan organisasi yang mempunyai kegunaan untuk hidup bernegara. Kalau cara
menggunakan kekuatan-kekuatan itu dinamakan teknologi politik, maka teknologi itu diarahkan
penggunaannya oleh ideologi yang dianut oleh suatu negara.
Ilmu politik sudah diakui sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, memiliki disiplin
ilmu tersendiri serta memiliki objek sebagai prasyaratnya. Objek adalah sesuatu yang menjadi pokok
pembicaraan, apa yang diamati, diteliti, dipelajari serta sesuatu yang dibahas dalam displin ilmu
tertentu.
Objek terdiri dari dua macam yaitu objek formal dan objek materil. Objek materil suatu ilmu
bisa saja sama dengan objek materil ilmu yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan objek materil lebih
bersifat umum dan merupakan topik yang bisa saja dibahas secara global. Akan tetapi yang
membedakan terletak bada objek formilnya, objek formil suatu ilmu dengan ilmu lain pastilah
berbeda dikarenakan sudut pandang yang dikenakan berasal dari ilmu masing- masing. Kemudian,
objek formil selalu ditinjau secara khusus dan spesifik. Objek materil dapat dikatakan sebagai
persoalan pokok, sedangkan objek formal disebut pusat perhatian.
Objek materil yang dibahas dalam ilmu politik identik dengan objek materil yang dimiliki
oleh ilmu kenegaraan lainnya, yaitu negara. Ilmu kenegaraan itu adalah ilmu politik, ilmu
pemerintahan, ilmu hukum tata negara, ilmu administrasi negara, dan ilmu negara.
20

Ilmu politik memiliki negara sebagai objek materinya, sedangkan secara khusus ilmu politik
mengkaji mengenai:
• pembuatan keputusan
• kekuasaan
adalah kemampuan sesuatu untuk mempengaruhi tingkah laku sesuatu yang lainnya agar tingkah
laku tersebut terpola sedemikian rupa sesuai dengan yang diingnkan oleh pemegang penguasa.
Manusia memiliki sifat alami sebagai penguasa, manusia seringkali berkehendak dan melakukan
segara cara agar kemauannya tersebut dapat tercapai, salah satunya dengan cara memiliki
kekuasaan terhadap hal tertentu, seperti :
• kekuatan kelompok
• keresahan masyarakat
• interest group
•sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional
• perilaku politik
• kebijakan publik.
• keberhasilan pemerintahan.
• Kepentingan partai politik
• Konflik
• Perilaku kepemimpinan
• Budaya politik
• Sosialisasi politik
Dari berbagai uraian di atas dapat ditarik suatu simpulan bahwa ilmu politik adalah ilmu
yang sudah sangat lama ada di dunia ini. Politik adalah suatu cabang ilmu sosial yang berkaitan
dengan negara beserta semua aspek pendukungnya. Untuk mempelajari masalah ilmu politik, kita
membutuhkan beberapa metode sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ruang lingkup
ilmu politik membuat ilmu politik tidak sama dengan ilmu sosial lainnya, hal itu membatasi materi-
materi dalam ilmu politik agar tidak masuk ke dalam ilmu lainnya.
21

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku:
Affandi, Idrus.2009. Bedah Buku Politik Education Dari Robert Brownhil Dan Patricia Smart. Bandung
:Cv.Kencana Utama
Angkersmit,F.R. 1987 . Refleksi Tentang Sejarah : Pendapat-Pendapat Modern Tentang Filsafat
Sejarah.( Terjemahan Dick Hartoko). Jakarta: Gramedia
Budiajo,Miriam.2008.Dasar-Dasar Ilmu Politik-Edisi Revisi.Jakarta:Pt.Gramedia Pustaka Utama
Dogan, Mattei..Political Science And The Other Social Science
Goodin, Robert.E & Hans-Dieter Klingeman (Ed), A New Handbook Of Political Science ( Newyork:
Oxford University Press,1996)
Isjwara, F. 1999.Pengantar Ilmu Politik. Bandung : Putra A Bardin
Kosasih Djahiri, Fatimah Ma’mun. (1978/1979). Pengajaran Studi Sosial Ips. Bandung: Lppp-Ips-Fkis
Ikip Bandung.
Madjid,M. Saleh Dan Abd. Rahman Hamid.2008. Pengantar Ilmu Sejarah. Makassar: Rayhan
Intermedia.
Nursdi Sumaatmadja. (1980). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengtahuan Sosial (Ips). Bandung:
Penerbit Alumni.
Nursid Sumaatmadja. (2006). Konsep Dasar Ips. Jakarta: Universitas Terbuka

Internet:
http://anggapranidhana.blogspot.com/2012/04/pengertian-ilmu-sejarah-dan-ruang.html
http://belajar-sejarah-sma.blogspot.com/2013/08/fungsi-dan-kegunaan-sejarah.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080919021826AAhdbIv
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=319
http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/hubungan-ilmu-politik-dengan-ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai