Anda di halaman 1dari 7

MENGKAJI PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID 19

DI INDONESIA

Moh Yusril Ihza Maulana 170441100056


Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Univeristas Trunojoyo Madura
e-mail: 170441100056@student.trunojoyo.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembelajaran online pada masa pandemi COVID-19 di
Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur merupakan penelitian yang digunakan
dalam mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan dari berbagai sumber seperti dokumen, buku,
majalah, berita, internet, dan sebagainya . Kriteria yang dicari yaitu berita dan artikel-artikel jurnal online
yaitu.Mengenai pertumbuhan pembelajaran onlilne di Indonesia, kebijakan pemerintah dalam
pembelajaran online dan dampak pembelajaran online masa pandemi COVID-19 terhadap siswa, orang
tua, guru dan mahasiswa. Dari berbagai sumber data yang paling relevan dipilih dan ditampilkan. Hasil
dari penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan pembelajaran online masa pandemi mengalami
peningkatan serta perlunya pemerintah mengevaluasi kebijakan pembelajaran online yang disebabkan
oleh kendala fasilitas pembelajar online seperti listrik dan sinyal internet yang belum memadahi, alat
elektronik seperti smartphone, komputer yang tidak dapat dipenuhi dan sistem tidak mudah dioperasikan
oleh siswa, guru dan orang tua.dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online belum menunjukan sisi
positif.
Kata kunci: pembelajaran online, evaluasi kebijakan, dampak covid-19, kendala pembelajaran online

Abstract
This study aims to examine online learning during the COVID-19 pandemic in Indonesia. The
research method used is the study of literature is research used in gathering information and data with the
help of various sources such as documents, books, magazines, news, internet, and so on. Criteria that are
sought are news and journal articles online, namely. online learning in Indonesia, government policies in
online learning and the impact of online learning during the COVID-19 pandemic on students, parents,
teachers and students. From the most relevant data sources selected and displayed. The results of the study
show that the growth of online learning during the pandemic has increased and the need for the government
to evaluate online learning policies caused by online learning facilities constraints such as electricity and
internet signals that are not yet available, electronic devices such as smartphones, computers that cannot
be fulfilled and the system is not easy to operate by students, teachers and parents. It can be concluded that
online learning has not shown a positive side.
Keywords: e-learning, policy evaluation, covid-19 impact, constraint of e-learning

1. PENDAHULUAN
Pada awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus corona jenis
baru yang disebut SARS-CoV-2 dan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2
disebut Coronavirus Disease 2019 disingkat menjadi COVID-19. Diketahui virus ini
berasal dari Wuhan, Tiongkok yang ditemukan pada akhir Desember 2019. Sampai saat
ini sudah 2 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 123,000 kematian yang dilaporkan ke
WHO (Data WHO, 16 April 2020)
Penyebaran COVID-19 terjadi sangat cepat sebanyak 213 negara telah terinfeksi
virus SARS-CoV-2 membuat WHO mengumukan bahwa COVID-19 dikategorkan
sebagai pandemi (Pengumuman WHO - 11 Maret 2020). Menurut WHO penyakit
COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung
atau mulut yang keluar, saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan
napas. Percikan-percikan ini jatuh ke benda-benda atau permukaan sekitar. Kemudian
orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh hidung, mata atau
mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga bisa terjadi jika orang
menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas orang sakit yang terjangkit
COVID-19. Oleh karena itu WHO menyarankan untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter
dari orang sakit.
Untuk menanggulangi penyebaran COVID-19 pemerintah indonesia
mengeluarkan peraturan nomor 21 tahun 2020 mengenai Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dengan meliburkan sekolah dan tempat kerja. Presiden Joko Widodo secara
resmi mengeluarkan himbauan bagi masyarakat untuk menghindari kontak dekat maupun
kerumuhan dengan beribadah dirumah, belajar dirumah dan bekerja dirumah work from
home (WFH) untuk seluruh instansi baik negeri maupun swasta. Namun tanggal 6 Mei
2020 pada laman resmi Presiden Joko Widodo menggunggah video bahwa pemerintah
indonesia berencana untuk beralih ke kondisi normal baru (new normal) yang
dimaksudkan keinginan untuk berdamai dengan COVID-19 hingga ditemukan vaksin
padahal pada waktu itu beberapa daerah masih menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB)
Dalam menjalankan normal baru (new normal) bagi menyelenggara pembelajaran
maka diterbitkan surat keputusan bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
01/Kb/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor Hk.03.01/Menkes/363/2020 Nomor 440-
882 Tahun 2020 tentang “Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran
2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19)”, dalam surat keputusan bersama tersebut disebutkan pembelajaran
untuk tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
proses pembelajaran pendidikan tergantung pada zona daerah jika berada pada zona hijau
maka akan dilakukan pembelajaran tatap muka namun jika berada pada zona kuning,
oranye, merah maka dilarang melakukan proses pembelajaran tatap muka, untuk tingkat
perguruan tinggi meskipun berada pada daerah zona hijau tetap dilarang melakukan
proses pembelajaran tatap muka, pengganti proses pembelajaran tatap muka yaitu
menggunakan proses pembelajaran jarak jauh atau bisa disebut proses pembelajaran
online (E-learning)
E-learning merupakan proses pembelajaran tidak terjadinya kontak dalam bentuk
tatap muka langsung antara pengajar dan pembelajar. Komunikasi berlangsung dua arah
yang dijembatani dengan media seperti komputer, televisi, radio, telepon, internet, video
dan sebagainya(Alfabeta, 2009). Jadi e-learning atau pembelajaran jarak jauh atau online
ini merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai media pembelajaran.
Menggunakan proses pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi memiliki beberapa kendala antara lain keterbatasan fasilitas teknologi,
seperti tidak ada/ kurangnya alat elektronik dan keterbatasan listrik didaerah tertentu hal
ini menyebabkan berkurangnya penguna teknologi, seperti komputer, telepon, televisi
dan tentunya internet. Di Indonesia ada wilayah yang disebut 3T Tertinggal, Terdepan
dan Tertular dilasir pada web mbangundeso.com bahwa wilayah 3T merupakan tapal
batas indonesia letak daerahnya berada jauh dari ibu kota provinsi menjadikan
pertumbuhan ekonomi terhambat dikarenakan pembangunan infrastruktur yang belum
merata, Infrastuktur di daerah 3T serba kekurangan mulai dari infrastrruktur listrik,
pendidikan umum. Dilansir pada laman medcom.id sebanyak 443 desa didaerah 3T belum
3

teraliri listrik, hal ini dapat menjadi penghambat dalam pemanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi sebagai media pembelajaran (Tim Medcom , 2020).
Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai 1.Apakah
adopsi pembelajaran online sebagai tanggapan terhadap COVID-19 memacu
pertumbuhan pembelajaran online, terutama di Indonesia?; 2. Akankah pembuat
kebijakan dan pemerintah mengevaluasi kembali sistem pembelajaran online?; 3.
Apakah pertumbuhan sistem belajar online mengubah sikap siswa terhadap mode
pembelajaran dapat menunjukkan sisi positif?
2. METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur merupakan suatu
penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan
berbagai macam material dari berbagai sumber seperti dokumen, buku, majalah, kisah-
kisah sejarah, berita, internet, dan sebagainya. Sedangkan. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder. Dalam penelitian ini pengumpulan daa diperoleh dari berita dan
artikel-artikel jurnal online.kriteria yang dicari yaitu berita dan artikel-artikel jurnal
online yaitu :
1. Mengenai pertumbuhan pembelajaran onlilne di Indonesia
2. Mengenai kebijakan pemerintah dalam pembelajaran online masa pandemi
COVID-19
3. Mengenai dampak pembelajaran online masa pandemi COVID-19 bagi siswa,
orang tua, guru dan mahasiswa
Dalam uji validitas peneliti menggunakantriangulasi sumber data. Analisis
dilakukan dengan 4 tahap, antara lain 1. pengumpulan data; 2. reduksi data; 3. display
data dan 4. Kesimpulan.
3. PEMBAHASAN
Untuk menanggulangi penyebaran COVID-19 pemerintah indonesia
mengeluarkan peraturan nomor 21 tahun 2020 mengenai Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dengan meliburkan sekolah dan tempat kerja. Presiden Joko Widodo secara
resmi mengeluarkan himbauan bagi masyarakat untuk menghindari kontak dekat maupun
kerumuhan dengan beribadah dirumah, belajar dirumah dan bekerja dirumah work from
home (WFH) untuk seluruh instansi baik negeri maupun swasta. Namun tanggal 6 Mei
2020 pada laman resmi Presiden Joko Widodo menggunggah video bahwa pemerintah
indonesia berencana untuk beralih ke kondisi normal baru (new normal) yang
dimaksudkan keinginan untuk berdamai dengan COVID-19 hingga ditemukan vaksin
padahal pada waktu itu beberapa daerah masih menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB)
Dalam menjalankan normal baru (new normal) bagi menyelenggara pembelajaran
maka diterbitkan surat keputusan bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
01/Kb/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor Hk.03.01/Menkes/363/2020 Nomor 440-
882 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran
2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19), dalam surat keputusan bersama tersebut disebutkan pembelajaran
untuk tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
proses pembelajaran pendidikan tergantung pada zona daerah jika berada pada zona hijau
maka akan dilakukan pembelajaran tatap muka namun jika berada pada zona kuning,
oranye, merah maka dilarang melakukan proses pembelajaran tatap muka, untuk tingkat
perguruan tinggi meskipun berada pada daerah zona hijau tetap dilarang melakukan
proses pembelajaran tatap muka, pengganti proses pembelajaran tatap muka yaitu
menggunakan proses pembelajaran jarak jauh atau bisa disebut proses pembelajaran
online (E-learning). Dengan kebijakan dari pemerintah yang tidak memperbolehkan
pembelajaran tatap muka untuk perguruan tinggi dan daerah zona selain hijau hal ini
tentu akan memicu perkembangan penggunakan pembelajaran online (e-learning) di
Indonesia akan meningkat seperti pembeliat alat pendukung e-learning smartphone,
paket data, komputer.
Pembelajaran online dapat menggunakan teknologi digital seperti google
classroom, rumah belajar, zoom, video converence, telepon atau live chat dan
lainya(Dewi, 2020), dilasir laman itworks.id bahwa Operator 3 Indonesia mencatat
peningkatan lalu lintas data mingguan sebesar 15-20% dalam sepekan setelah pemerintah
Indonesia mengimbau masyarakat untuk belajar dan bekerja dari rumah. Secara lebih
detail, 3 melihat penggunaan layanan e-learning melonjak hingga 98% penggunaan empat
layanan e-learning terkemuka meningkat secara signifikan, penggunaan Edmodo
meningkat sebesar 841%, Quipper 196%, Ruangguru 78%, dan ZeniusEducation 73%.
(idworks, 2020)
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2018
pengguna internet di indonesia mencapai 171,17 juta pengguna dari populasi 264,16 juta
jiwa. Dalam data survei ini di nyatakan bahwa ada dua alasan orang Indonesia
menggunakan internet(APJII, 2019). Menurut CNN Indonesia pengguna internet kala
Work From home Corona mengingkat 40 persen di Indonesia, selama Work From Home
menurut VP Corporate Communication PT Telkom Arif Prabowo permintaan untuk
pasang baru Indihome meningkat. Jumlah pelanggan baru pada Maret meningkat 30
persen sampai dengan 40 persen sedangkan Presiden Direktur, penyedia layanan internet
biznet , Adi Kusma mengatakan ada penambahan traffic sekitar 20 persen, sementara itu
operator telkomsel menunjukkan akumulasi persentase layanan broadband mereka
mencapai 16 persen selama Work From Home imbas Covid-19. Lonjakan trafik itu
didominasi oleh bertumbuhnya pengguna aplikasi belajar online seperti Ruangguru, Paket
Ilmupedia, dan Google Classroom yang meningkat lebih dari 5404 persen. Beralih ke XL
Axiata mengalami kenaikan trafik sebesar 15 persen (Tim CNN Indonesia, 2020).
Dalam masa pandemi COVID-19 memang pembelajaran online (e-learning)
mengalami pertumbuhan yang signifikan namun menggunakan pembelajaran online (e-
learning) menggunakan teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa kendala
antara lain keterbatasan fasilitas teknologi, seperti tidak ada/ kurangnya alat elektronik
dan keterbatasan listrik didaerah tertentu hal ini menyebabkan berkurangnya penguna
teknologi, seperti komputer, telepon, televisi dan tentunya internet(Alfabeta, 2009). Di
Indonesia ada wilayah yang disebut 3T Tertinggal, Terdepan dan Tertular dilasir pada
web mbangundeso.com bahwa wilayah 3T merupakan tapal batas indonesia letak
daerahnya berada jauh dari ibu kota provinsi menjadikan pertumbuhan ekonomi
terhambat dikarenakan pembangunan infrastruktur yang belum merata, Infrastuktur di
daerah 3T serba kekurangan mulai dari infrastrruktur listrik, pendidikan umum dilansir
pada laman medcom.id sebanyak 443 desa didaerah 3T belum teraliri listrik, hal ini dapat
menjadi penghambat dalam pemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
media pembelajaran (Tim Medcom , 2020).
Menurut Agus Dkk dalam penelitianya yang berjudul “Studi Eksploratif Dampak
Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar” bahwa
COVID-19 bertampak terhadap proses pembelajaran online di sekolah dasar pihak yang
5

terdampak meliputi siswa, guru dan orang tua, beberapa dampak yang di rasakan siswa
yaitu rumahnya harus memiliki fasilitas yang mendukung pembelajaran online seperti
laptop, smartphone dan internet kemudian kendala selanjutnya bagi siswa yaitu selama
ini untuk pendidikan menengah kebawah belum pernah memakai pembelajaran online hal
ini membuat siswa belum terbiasa dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi kemudian
sekolah diliburkan membuat siswa jenuh dirumah ingin segerah kesekolah bermasin dan
berinteraksi dengan berkurangnya interaksi dengan teman-temanya siswa akan
kehilangan jiwa sosialnya yang awalnya berinteraksi tatap muka disekolah. Dampak bagi
orang tua yaitu penambahan biaya kuota internet, penambahan biaya alat pendukung
pembelajaran online seperti laptop, smartphone, kendala berikutnya yaitu orang tua harus
meluangkan waktunya untuk mendampingi anak- anaknnya dalam belajar tentunya akan
berpengaruh pada pekerjaan sehari. Dampak terhadap guru yaitu tidak semua guru mahir
menggunakan teknologi infomasi sebagai sarana pembelajaran ada beberapa guru senior
yang perlu pendampingan dan pelatihan, kemudian tidak adanya fasilitas di rumah guru
seperti laptop, komputer, smartphone dan layanan internet sehingga guru mengeluarkan
biaya ekstra untuk mendukung pembelajaran online. (Agus Dkk, 2017).
Dilansir pada laman kumparan.com pernyataan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makariem mewajibkan siswa untuk belajar dari rumah sedangkan
mereka yang tidak memiliki fasilitas jaringan internet, memanfaatkan saluran televisi
yang disediakan oleh pemerintah yaiut TVRI, namun, masih ada masalah yang belum
terselesaikan dan menghambat sebagian siswa. Seperti dialami para siswa di wilayah 3T
(terdepan, tertinggal, terluar). Banyak guru dan siswa di wilayah 3T tak bisa mengakses
internet, juga tak bisa mengakses program pembelajaran di televisi lantaran tak ada listrik.
Dampaknya, pembelajaran terhambat, dan membenarkan pembelajaran dari rumah saat
ini masih jauh dari ideal atau sempurna kualitasnya. Namun ia berjanji akan terus
melakukan evaluasi dan perbaikan atas itu (Tim Kumparan, 2020).
Berdasarkan hasil polling online sindonews.com pada 3-9 April 2020 lalu.
Hasilnya, ada sebanyak 70% responden yang menyatakan pembelajaran online ini tidak
berjalan efektif. Bebagai keluhan dihadapi dalam pembelajaran online mulai dari keluhan
siswa yang tidak bisa berkonsentrasi belajar, kebutuhan kuota internet yang melonjak
ketika banyak orang tua mengalami kesultian ekonomi akibat pemotongan gaji dan
bahkan pemutusan hubungan kerja. Kendala selanjutnya merupakan kendala teknis
seperti sulitnya sinyal dirumah serta ketidakmampuan menggunakan aplikasi belajar serta
susahnya mememahami sistem yang diterapkan. Dalam survey ini ada beberapa tuntuan
masyarakat untuk pemerintah terkait pembelajaran online sebanyak 43% masyarakat
mengusulkan adanya layanan internet gratis, sebanyak 17% masyarakat mengusulkan
untuk memperluas jangkauan sinyal, serta 27% masyarakat mengusulkan unkebijakan
bagi sekolah untuk mengurangi beban tugas dan 13% masyarkat mengusulkan untuk
menyediakan aplikasi atau sistem alternatif yang mudah dijalankan.
Dilansir pada laman merdeka.com, Jessica salah satu mahasiswi Jurusan Ilmu
Administrasi Negara, Universitas Teknologi Sulawesi Utara (UTSU) Manado, ia memilih
pulang ke rumahnya di Desa Sangtombolang, Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara (Bolmut). Jarak rumahnya ini ratusan kilometer dari Manado, ibu kota
Provinsi Sulut. ia mengalami kendala sinyal dan khawaitr akan listrik padam didesanya,
demi bisa melaksanakan ujian skripsi Jessica harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer dari
rumahnya menuju Pantai Desa Apengsembeka, Bolmut untuk mencari sinyal dan listrik
yang stabil. (Tim Merdeka, 2020)
Menurut Much. Fuad Saifuddin dalam penelitianya berjudul “E-Learning Dalam
Persepsi Mahasiswa” yang dilakukan survey kepada mahasiswa Universitas Ahmad
Dahlan angkatan 2015 dan 2016 yang dipilih secara acak hasil analisis menunjukan
mahasiswa 98,8% mahasiswa mengetahui e-learning, 86,3% mendukung pelaksanaan e-
learning, dan 77% menyatakan puas serta 97 % menyatakan bahwa memiliki manfaat
dengan pelaksanaan pembelajaran dengana e-learning(Saifuddin, 2018).
Menurut survey PP IPNU peridode 24 April – 1 Mei 2020 jumlah responen 419
mahasiswa S1 se Indonesia mengenai fasilitas belajar dirumah seperti laptop, komputer,
smartphone, internet 62,53% mahasiswa belum memiliki 37,47% sudah memiliki
fasilitas belajar dirumah, adapun mengenai efektivitas metode daring (belajar dari
rumah), mayoritas mahasiswa menjawab tidak efektif, yakni sebesar 69,45 persen, sedang
yang menjawab efektif 24.58 persen, 2,63 persen kurang efektif, 1,91 persen tidak tahu,
dan 1,43 persen menjawab lainnya (LKPT PP IPNU, 2020).

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas bahwa pembelajaran online
dimasa pendemi COVID-19 ini mengalami pertumbuhan mulai dari pengguna internet
yang naik 40%, kemudian peningkatan trafik data layanan internet operator 3 sebesar 15-
20%, operator telkomsel sebesar 16 %, operator XL sebesar 15 %serta operator indihome
mengalami kenaikan pemasangan baru sebesar 30-40% dan trafik dalam pengaksesan
media pembelajarkan online penggunaan Edmodo meningkat sebesar 841%, Quipper
196%, Ruangguru 78%, dan ZeniusEducation 73%. Penerapan pembelajaran online
memiliki kendala yang harus dievaluasi oleh pemerintah yang pertama seperti pada
wilayah 3T Tertinggal, Terdepan dan Tertular letak daerahnya berada jauh dari ibu kota
provinsi yang pertumbuhan perekonomianya rendah serta infrastruktur listrik dan sinyal
internet yang belum memadahi, kendala kedua penyediaan fasilitas pembelajaran
dirumah seperti laptop, smartphone, kuota internet mahal sehingga mengeluarkan biaya
ekstra ketika banyak orang mengalami kesultian ekonomi akibat pemotongan gaji dan
bahkan pemutusan hubungan kerja, kendala ketiga yaitu kurang efektifnya pembelajaran
online dan susahnya penggunaan aplikasi pembelajaran online bagi siswa, orang tua dan
guru sehingga membutuhkan pelatihan dan pendampingan lebih lanjut. Dari sini bisa
disimpulkan bahwa pembelajaran online dimasa pandemi COVID-19 di Indonesia masih
belum menunjukan sisi positif bagi siswa, orang tua, guru dan mahasiswa dikarenakan
terlalu banyak kendala yang harus diselesaikan
7

REFRENSI

Agus Purwanto*, Rudy Pramono, Masduki Asbari, Priyono Budi Santoso, Laksmi
Mayesti Wijayanti, Choi Chi Hyun, R. S. P. (2017). Studi Eksploratif Dampak
Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. 2(1),
165–170.
Alfabeta, P. (2009). KOMINUKASI @ 2009 , Penerbit Alfabeta , Bandung Penulis Tahun
Penerbit ISBN : Munir.
APJII. (2019). Buletin APJII Edisi-40 2019. 6. https://apjii.or.id/survei
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring
Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Data Coronavirus (COVID-19) didunia. (2020, April 20). Diambil kembali dari
covid19.who.int: https://covid19.who.int/
idworks, R. (2020, Maret 23). Akses Gratis dari 3 Indonesia Bikin Trafik Data ke E-
Learning Edmodo Melonjak 841%. Diambil kembali dari itworks.id:
https://www.itworks.id/26533/akses-gratis-dari-3-indonesia-bikin-trafik-data-ke-e-
learning-edmodo-melonjak-841.html
LKPT PP IPNU. (2020). Potret Pendidikan Tinggi di Tengah Pandemi Periode Survey
24 April - 1 Mei 2020. Lembaga Komunikasi Perguruan Tinggi (LKPT) Pimpinan
pusat UPBU.
Pidato pembukaan Direktur Jenderal WHO pada briefing media tentang COVID-19 - 11
Maret 2020. (2020, Maret 11). Diambil kembali dari www.who.int:
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-
at-the-media-briefing-on-covid-19---11-march-2020
Saifuddin, M. F. (2018). E-Learning dalam Persepsi Mahasiswa. Jurnal VARIDIKA,
29(2), 102–109. https://doi.org/10.23917/varidika.v29i2.5637
Tim CNN Indonesia. (2020, April 09). Pengguna Internet Kala WFH Corona Meningkat
40 Persen di RI. Diambil kembali dari https://www.cnnindonesia.com/:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200408124947-213-
491594/pengguna-internet-kala-wfh-corona-meningkat-40-persen-di-ri
Tim Kumparan. (2020, April 14). Nadiem Masih Cari Solusi untuk Siswa di Wilayah 3T
yang Kesulitan e-Learning. Diambil kembali dari kumparan.com:
https://kumparan.com/kumparannews/nadiem-masih-cari-solusi-untuk-siswa-di-
wilayah-3t-yang-kesulitan-e-learning-1tEI39ydxUF/full
Tim Medcom . (2020, Juni 4). Sebanyak 433 Desa di Daerah 3T Belum Teraliri Listrik.
Diambil kembali dari www.medcom.id/:
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/yNLGXGWK-sebanyak-433-desa-di-
daerah-3t-belum-teraliri-listrik
Tim Merdeka. (2020, Juni 11). Sulit Akses Internet, Gadis Ini Pergi ke Pantai demi Bisa
Ujian Skripsi saat Pandemi. Diambil kembali dari merdeka.com:
https://www.merdeka.com/sumut/sulit-akses-internet-gadis-ini-pergi-ke-pantai-
demi-bisa-ujian-skripsi-saat-pandemi.html
WHO. (2020, April 16). Diambil kembali dari www.who.int:
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-
at-the-mission-briefing-on-covid-19---16-april-2020

Anda mungkin juga menyukai