Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 3

PERPAJAKAN 2
SOAL DAN JAWABAN PERTEMUAN 7-9

Nama anggota: 1. Enthy Sulistya Suci Wulandari (191011250233)


2. Errghi Ripansah
3. Kintania Rizki Putri (191011250236)
4. Lestari (191011250284)
5. Lutfiah Maesyaroh
6. Maimanah
Kelas : 04SAKK001
Dosen : Suparmin, S.E., M.M.

PERTEMUAN 7
Soal 1
Pengusaha kena pajak E mengimpor barang kena pajak yang tergolong mewah dengan nilai
impor sebesar Rp 200.000.000,00 kemudian pengusaha kena pajak tersebut menjual barang
tersebut kepada konsumen dengan keuntungan yang diharapkan sebesar Rp 40.000.000,00.
Hitung jumlah yang harus dibayar konsumen jika tarif PPn BM yang digunakan sebesar 30%!
JAWAB :
Nilai impor = Rp 200.000.000,00
Pajak pertambahan nilai = Rp 20.000.000,00*
*(10% x Rp 200.000.000,00)
Pajak penjualan atas barang mewah = Rp 60.000.000,00**
**(30% x Rp 200.000.000,00)
Jumlah yang harus dibayar pengusaha kena pajak E = Rp 280.000.000,00

Kemudian Pengusaha Kena Pajak E tersebut menjual barang kena pajak tersebut kepada
konsumen sebagai berikut :

Harga beli pengusaha kena pajak C = Rp 200.000.000,00


PPn BM yang telah dibayar = Rp 60.000.000,00
Keuntungan yang diharapkan = Rp 40.000.000,00
Dasar pengenaan pajak = Rp 300.000.000,00
PPN = Rp 30.00.000,00***
***(10% x Rp 300.000.000,00)
Jumlah yang harus dibayar pengusaha kena pajak D = Rp 330.000.000,00
Soal 2
PKP "A" bulan Januari 1996 menjual tunai kepada PKP "B" 100 pasang sepatu @
Rp.100.000,00 = Rp.10.000.000,00
Jawab :
Total DPP atas penjualan 100 pasang sepatu: 100 x Rp. 10.000.000 = Rp10.000.000
Jadi,
Harga beli = Rp.10.000.000,00
PPN terutang yang dipungut oleh PKP"A" = *Rp. 1.000.000,00
(= 10% x Rp.10.000.000,00 )*
Jumlah yang harus dibayar PKP "B" = Rp.11.000.000,00

Soal 3
Pengusaha sekaligus artis, Ratu, mengimpor barang dari luar Daerah Pabean dengan nilai
Cost Insurance Freight sebesar Rp 5.000.000,- dan membayar bea masuk serta bea masuk
tambahan masing-masing sebesar Rp 2.500.000,-. Berapa jumlah PPN yang dipungut
Direktorat Jendral Bea & Cukai ?
Jawab :

Nilai impor = CIF + bea masuk + bea masuk tambahan


= 5.000.000 + 2.500.000 +2.500.000
= 10.000.000
PPN = tarif * DPP
= 10% * 10.000.000
= 1.000.000

Soal 4

Budi mampir ke sebuah untuk membeli satu paket chicken teriyaki . Di dalam daftar harga
tercatat bahwa harga satu paket makanan tersebut adalah Rp. 10.000,00 akan tetapi jumlah
uang yang harus dibayar Rp. 11.000,00 Mengapa demikian ?,

Jawaban :

karena Anton harus membayar pajak PPN 10%. (jumlah ppn adalah 10%)

Yaitu 10% x Rp.10.000,00 = Rp. 1.000,00

jadi 10.000+1.000 = 11.000

mengapa demikian? karena jumlah ppn yang dikenakan adalah 10% dari harga tersebut ,
setelah itu ditambahkan dengan harga yang sudah dibayarkan.

Soal 5
PKP A bulan Januari 2011 menjual tunai barang kena pajak dengan harga jual Rp
10.000.000,-. Hitung :-PPN terutang-Jumlah yang harus dibayar pembeli

Jawab
PPN terutang 10% X Rp 10.000.000,-                     =  Rp  1.000.000,- +
 Harga Beli                                                  =  Rp 10.000.000,-PPN 10% X Rp
10.000.000,-                          =  Rp   1.000.000,- +
Jumlah yang harus dibayar                            =  Rp 11.000.000,-  2.
Bpk.Dhani adalah seorang pengusaha yang memilih menjadi PKP (PMPKP) pada suatu masa
melakukan kegiatan sebagai berikut :
- Membeli BKP Rp 800.000.000,-
- Menjual BKP ke PKP   Rp 600.000.000,-
- Menjual BKP ke bukan PKP                         Rp 210.000.000,-
- Menjual BKP ke Luar Negeri/Ekspor             Rp 900.000.000,-
Persediaan barang awal dan akhir di anggap tidak ada. Hitung :
a.   Pajak Masukan
b.   Pajak Keluaran
c.   Pajak masukan yang dapat di kreditkand.   PPN lebih bayar/kurang bayarJawab :
1.   Pajak Masukan = 10% X Rp 800.000.000 = Rp 80.000.000,-
2.   Pajak Keluaran = 10% X Rp 600.000.000 = Rp 60.000.000,
-Pajak Keluaran atas penjualan di Luar Negeri                        = 0% X Rp 900.000.000 = Rp
0             -                                                                     = Rp 60.000.000,-
3.   PPN Masukan ( yang dapat dikreditkan )Rp 1.710.000.000 –
Rp 210.000.000                                                                                                                Rp
80.000.000,-                            
Rp 1.710.000.000,-  = Rp 70.175.438,59 

PERTEMUAN 8
Soal 1
Pengusaha yang sudah PKP dalam masa pajak Maret 2020 memiliki komposisi PPN sebagai
berikut ini: Atas penyerahan BKP, PPN keluaran PKP tersebut sebesar Rp100.000.000.
Sedangkan pajak masukannya sebesar Rp90.000.000.
Jawab :
Maka PPN keluaran – pajak masukan = Rp100.000.000 – Rp90.000.000 = Rp10.000.000
(PPN kurang bayar).
– Pada masa pajak April 2016
PPN keluaran PKP tersebut sebesar Rp110.000.000
Sedangkan pajak masukannya sebesar Rp130.000.000
Maka, PPN keluaran – pajak masukan = – Rp20.000.000 (kelebihan PPN)
– Pada masa pajak Mei 2020
PPN keluaran PKP tersebut sebesar Rp110.000.000
Sedangkan pajak masukannya sebesar Rp90.000.000
Maka, PPN keuaran – pajak masukan = Rp20.000.000 (PPN kurang bayar)
PPN kurang bayar sebesar Rp20.000.000
Kelebihan bayar pada bulan Rp20.000.000
Jadi PPN masa April Rp0 atau nihil.

Soal 2
PT. Tari dan PT. kintan merupakan pengusaha kena pajak. Adapun PT. Tari adalah
perusahaan yang menghasilkan jagung, dan memproses jagung tersebut menjadi minyak
jagung yang merupakan Barang Kena Pajak, dengan titip olah menggunakan fasilitias
pengolahan Pt. Kintan. Selanjutnya, PT Tari hanya menjual minyak jagung. Pada bulan Maret
2019, PT Tari membayar jastip (jasa titip) olah kepada PT. Kintan sebesar Rp. 100.000.000
dengan PPN sebesar 10% dari nilai tersebut. Hitunglah berapa pajak masukan yang dapat di
kreditkan oleh PT. Tari pada bulan Maret 2019?
Jawab:
Dari kasus diatas. PT. Tari membayar jasa titip olah kepada PT. Kintan dan dikenakan PPN
10% dari Rp.100.000.000. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.135/PMK.011.2014,
PPN yang dikenakan atas jasa titip olah tersebut dapat memperoleh pengkreditan pajak
masukan dari sisi PT. Tari. Adapun besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan oleh PT.
Tari pada bulan Maret 2019 adalah sebesar = 10% x Rp.100.000.000 = Rp. 10.000.000,-
Soal 3
Pengusaha Kena Pajak Mahakarya adalah perusahaan yang menghasilkan jagung, dan
memproses jagung tersebut menjadi minyak jagung yang merupakan Barang Kena Pajak,
dengan titip olah menggunakan fasilitas pengolahan Pengusaha Kena Pajak Ellen.
Selanjutnya, Pengusaha Kena Pajak Mahakarya hanya menjual minyak jagung.

Pada bulan Desember 2020, Pengusaha Kena Pajak Mahakarya membayar jasa titip olah
kepada Pengusaha Kena Pajak Ellen sebesar Rp50.000.000,- dengan Pajak Pertambahan Nilai
sebesar Rp5.000.000,-

Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak Mahakarya
pada masa Desember 2020 adalah sebesar Rp5.000.000,-
Soal 4
PT. Tirta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan sepatu. PT.
Tirta sejak tahun 2013 telah resmi menjadi pengusaha kena pajak (PKP). Pada bulan Januari
2019, PT.Tirta membeli generator listrik untuk kegiatan pabrik dengan nilai perolehan
Rp100.000.000 dan PPN senilai Rp10.000.000. Adapun masa manfaat dari generator tersebut
sebenarnya adalah 5 tahun. Selama tahun 2019 ternyata generator listrik tersebut digunakan:
a) untuk bulan Januari sampai dengan Juni 2019:
1) 20% untuk perumahan karyawan dan direksi;
2) 80% untuk kegiatan pabrik, dan
b) untuk bulan Juli sampai dengan Desember 2019:
1) 10% untuk perumahan karyawan dan direksi;
2) 90% untuk kegiatan pabrik.
Hitunglah berapa alokasi pengkreditan pajak masukan untuk setiap tahunnya?
Jawab:
Dari penjelasan kasus di atas, PT. Tirta merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang
memiliki hak untuk mengkreditkan pajak masukan, salah satunya adalah pembelian generator
listrik untuk kegiatan pabrik. Akan tetapi, karena penggunaan generator listrik ini nyatanya
juga digunakan untuk kebutuhan perumahan karyawan dan direksi maka perlu adanya
penyesuaian kembali porsi pengkreditannya sesuai dengan kebutuhan untuk kegiatan pabrik
saja.
Berdasarkan data penggunaan generator listrik di atas, maka rata-rata penggunaan generator
listrik untuk kegiatan pabrik adalah (90% + 80%) : 2 = 85%.
Dengan demikian pajak masukan yang dapat dikreditkan untuk tahun buku 2014 adalah
sebesar: 85% x Rp2.500.000 = Rp2.125.000
Dalam penghitungan pajak masa manfaat generator listrik milik PT. Tirta telah ditetapkan 4
tahun, sehingga alokasi pengkreditan Pajak Masukan untuk setiap tahunnya adalah sebesar:
Pengkreditan PM tiap tahunnya = Rp10.000.000 : 4 tahun = Rp2.500.000
Adapun, pajak masukan yang harus diperhitungkan kembali dengan mengurangi pajak
masukan untuk bulan Februari 2020 adalah sebesar= Rp2.500.000 – Rp2.125.000 =
Rp375.000.
Berdasarkan PMK No. 135/PMK.011/2014, penghitungan kembali pajak masukan seperti
perhitungan di atas dilakukan sampai dengan masa manfaat generator listrik berakhir.
Soal 5

PT. Andalan (Pengusaha Kena Pajak) adalah perusahaan integrated (terpadu) yang bergerak
di bidang perkebunan jagung dan pabrik minyak jagung. Sebagian jagung yang dihasilkannya
diolah lebih lanjut menjadi minyak jagung dan sebagian lainnya dijual pada pihak lain. Pada
bulan April 2018, PT. Andalan membeli truk yang digunakan baik untuk perkebunan jagung
maupun untuk pabrik minyak jagung dengan harga perolehan sebesar Rp200.000.000 dan
PPN sebesar Rp20.000.000. Berdasarkan data-data yang dimiliki diperkirakan persentase
rata-rata jumlah penyerahan minyak jagung terhadap penyerahan seluruhnya sebesar 70%
sedangkan sisanya merupakan penyerahan jagung pada pihak lain. Selanjutnya diketahui
bahwa total peredaran usaha selama tahun buku 2018 adalah sebesar Rp100.000.000.000
yang berasal dari penjualan jagung pada pihak lain sebesar Rp40.000.000.000 dan sisanya
adalah penjualan minyak jagung. Adapun masa manfaat truk ini sebenarnya adalah 5 (lima)
tahun, namun untuk tujuan penghitungan pajak masukan adalah sebesar 4 (empat) tahun.
Berapa pajak masukan yang harus diperhitungkan berdasarkan kasus tersebut?
Jawab:
Dari kasus di atas, status PT. Andalan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) membuat PT.
Andalan berhak memperoleh pengkreditan pajak masukan dari PPN yang telah dibayarkan
atas pembelian truk tersebut. Adapun penyerahan PT. Andalan ini tidak semata-mata
penyerahan minyak jagung saja, tetapi juga penyerahan jagung kepada pihak lain.
Sebagaimana diketahui, bahwa penyerahan jagung bukan merupakan penyerahan barang kena
pajak dan atas pajak masukan dari penyerahan jagung tersebut tidak dapat dikreditkan.
Dengan demikian, perlu adanya penyesuaian pengkreditan pajak masukan sesuai porsi untuk
penyerahan minyak jagung saja.
a) Berdasarkan data tersebut maka pajak masukan yang dapat dikreditkan dalam SPT
Masa PPN bulan April 2018 adalah sebagai berikut:
70% x Rp20.000.000 = Rp14.000.000

Alokasi pajak masukan atas perolehan truk untuk tiap tahun buku sesuai masa
manfaat truk tersebut adalah:
Rp14.000.000 : 4 = Rp3.500.000

b) Perlu adanya penghitungan kembali pajak masukan atas perolehan truk yang dapat
dikreditkan selama tahun buku 2014 yang dilakukan pada masa pajak maret 2019
yaitu:
Rp 60.000.000.000 X Rp 20.000.000 = Rp 3.000.000
Rp100.000.000.000 4

c) Pajak masukan yang harus diperhitungkan kembali dengan mengurangi pajak


masukan untuk masa pajak maret 2015 adalah sebesar:
Rp 3.500.000 – Rp 3.000.000 = Rp 500.000
Penghitungan kembali pajak masukan seperti perhitungan di atas dilakukan setiap tahun
sampai dengan masa manfaat truk berakhir.

PERTEMUAN 9

Soal 1
PT ABC di bulan Oktober 2020 menyerahkan BKP berikut ini:
 Kepada PT XYZ dengan kontrak senilai Rp. 385.000.000 belum termasuk PPN.
 Kepada PT MNO dengan kontrak senilai Rp 715.000.000 termasuk PPN.
 Kepada Koperasi Sejahtera yang tidak termasuk PKP senilai Rp 275.000.000
termasuk PPN.
PT ABC menyampaikan laporan PPN Keluaran atas transaksi tersebut di SPT Masa Juni.
Dengan detail di bulan Juli berikut ini:
 PT XYZ melakukan retur senilai Rp 35.000.000,00 serta tidak ada penggantian.
 PT MNO melakukan retur sejumlah 5% dari pesanan serta dilakukan penggantian
dengan produk serupa.
 Koperasi Sejahtera melakukan retur sejumlah 15% dari pesanan serta tidak dilakukan
penggantian. 
Lalu, bagaimana pengaruh retur pada pengelolaan PPN masing-masing PT?

Jawab:

 Pengaruh retur PT ABC


Bagi PT ABC , mengurangi PPN Keluaran di masa Juli. Bagi PT ABC, mengurangi PPN
Masukan di masa Juli senilai 10% x 35.000.000 = 3.500.000
 Pengaruh retur PT MNO
Baik PT ABC maupun bagi PT MNO tidak ada pengaruh, karena terdapat penggantian yang
mengikuti retur.
 Pengaruh retur Koperasi Sejahtera
Untuk PT ABC, mengurangi PPN Keluaran di masa Juli sejumlah  = 10/ 110 x 15% x
275.000.000 = 3.750.000. Semantara untuk Koperasi Sejahtera, mengurangi beban pajak
maupun persediaan senilai 3.750.000.

Soal 2

Untuk tanda pembayaran atau kuitansi listrik apakah harus mencantumkan NPWP dari yang
memakai listrik tsb, baru bisa dipersamakan dengan faktur pajak? dan apakah tiket yang
dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri juga harus mencantumkan
NPWP dari penerima jasa, baru bisa dipersamakan dengan faktur pajak yang akhirnya dapat
menjadi PM bagi penerima  jasa?

Jawab:
Berdasarkan PER-67/PJ/2010 yaitu perubahan atas PER-10/PJ./2010 mengenai
dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak, yaitu:
Dokumen tiket,tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill,yang dibuat
/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri dan Bukti Tagihan atas
penyerahan listrik oleh perusahaan listrik memenuhi persyaratan formal sebagai dokumen
yang dipersamakan dengan faktur pajak jika paling sedikit memuat:
a. Nama, alamat dan NPWP yang melakukan ekspor atau penyerahan;
b. Jumlah satuan barang apabila ada;
c. Dasar Pengenaan Pajak; dan
d. Jumlah Pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor.
Jadi tidak harus mencantumkan NPWP dari pembeli BKP atau penerima JKP,kecuali agar
bisa menjadi Pajak Masukan bagi penerima dokumen tertentu yang dipersamakan dengan
faktur pajak harus mencantumkan keterangan tambahan berupa Nomor Pokok Wajib Pajak
dan nama pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak.

Soal 3
PT B menggunakan Jasa Kena Pajak dari X Corp Singapura. Jasa Kena Pajak tersebut
dimanfaatkan dan diterbitkan invoice‐nya pada Januari 2013. Namun, SSP PPN atas
pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean tersebut dibuat dan dibayarkan oleh PT B pada
September 2013.
1. Berdasarkan kasus tersebut, kapan PT B dianggap menerbitkan dokumen yang
dipersamakan dengan faktur pajak?

Jawab:
Jadi, saat terutang PPN atas pemanfaatan JKP oleh PT B dari X Corp Singapura adalah pada
bulan Januari 2013. Oleh karena itu, sesuai dengan Pasal 4 dan Pasal 6 ayat (1) PMK-
40/PMK.03/2010, maka PPN dapat disetorkan oleh PT B ke Kas Negara dengan
menggunakan SSP paling lama 15 Februari 2013.

Apabila terjadi keterlambatan penyetoran PPN terutang atas pemanfaatan JKP dari luar
Daerah Pabean, maka atas keterlambatan tersebut dikenai sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran (Pasal 8 PMK-40/PMK.03/2010jo. Pasal 9
(2a) UU No 28 TAHUN 2007).

Bagi PKP, PPN yang telah disetor melalui SSP, dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai bulan terutangnya pajak yang diperlakukan sebagai laporan
pemungutan PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean, sedangkan bagi Orang pribadi atau badan yang bukan PKP
wajib melaporkan PPN yang telah disetor dengan mempergunakan lembar ketiga SSP ke
KPP yang wilayahnya meliputi tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan
tersebut paling lama akhir bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak. Dalam Kasus
ini, dalam hal PT adalah PKP maka PPN yang telah disetor dengan SSP dilaporkan pada SPT
Masa Januari 2014, namun dalam hal bukan PKP maka SSP lembar ke tiga dilaporkan paling
akhir tanggal 28 Februari 2013.

Anda mungkin juga menyukai