Anda di halaman 1dari 23

MODUL MATEMATIKA DISKRIT

(CCM110)

MODUL 02

HIMPUNAN

DISUSUN OLEH

Dr. BUDI TJAHJONO, S.Kom, M.Kom

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2020
A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengerti tentang konsep himpunan


2. Melakukan operasi himpunan.
3. Menerapkan himpunan dalam kehidupan sehari-hari

HIMPUNAN

• Himpunan adalah kumpulan dari objek-objek yang berbeda.

Carilah sebuah makalah yang berkaitan dengan implementasi matematika dalam dunia TI

Buatlah resume dengan templete yang akan saya kirim via email or grup fb

Cara Penyajian Himpunan

2. Simbol-simbol Baku

P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }

N = himpunan bilangan Asli (natural) = { 1, 2, ... }

Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }

Q = himpunan bilangan rasional

R = himpunan bilangan riil

C = himpunan bilangan kompleks


Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U.

Contoh:

Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian

dari U, dengan A = {1, 3, 5}.

1. Enumerasi

Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci.

Contoh 1.

Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.

Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {2,4, 6, 8, 10}.

R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }

C = {a, {a}, {{a}} }

K = { {} }

3. Notasi Pembentuk Himpunan

Notasi: { x  syarat yang harus dipenuhi oleh x }

Contoh

(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif kecil dari 5

A = { x | x bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}

atau A = { x | x P, x < 5 }

yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}

(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah IF2151}


Simbol  digunakan untuk keanggotaan suatu elemen, dan untuk menyatakan bukan anggota
digunakan .

Jika C = {a, b, {a}, {b, c}, c, d, {e, 9}} Maka

a  C, b C, e C, f C, {a}  C, {e, 9}  C {c} C,

{d} C, {b} C, {b, c} C

Banyaknya anggota dari suatu himpunan disebut bilangan kardinal. dinyatakan dengan n(C)
atau |C|

Jadi n(C) = 7 atau |C| = 7

ISTILAH-ISTILAH DALAM HIMPUNAN

HIMPUNAN SEMESTA:

Himpunan yang mencakup semua anggota yang sedang dibicarakan.

HIMPUNAN KOSONG :

Himpunan yang tidak memiliki anggota. Himpunan kosong dinyatakan dengan simbol  atau {
}.

Himpunan {0} bukan himpunan kosong, melainkan suatu himpunan yang mempunyai satu
anggota yaitu bilangan nol.

HIMPUAN YANG EKIVALEN

Dua himpunan yang tidak kosong A dan B dikatakan ekivalen jika banyaknya anggota A sama
dengan banyaknya anggota B, ditulis dengan n(A) = n(B) ata |A| = |B|.

Dua himpunan yang sama pasti ekivalen.


DIAGRAM VENN (John Venn pada tahun 1881)

Himpunan digambarkan dengan sebuah oval (tidak harus), dan anggota-anggotanta digambarkan
dengan sebuah noktah (titik) yang diberi label, sedangkan himpunan semesta digambarkan
dengan segi empat.

A B
1
9
2 3 4

6 8 5
11 7

Jika diketahui

S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12}

A = {2,3,6,8,9,11}

B = {1,3,4,5,7,8}

Maka diagram ven

untuk kasus tersebut

adalah sebagai berikut

Himpunan B dikatakan himpunan bagian dari himpunan A jika setiap xB maka x  A ,
dinotasikan dengan B  A .
HIMPUNAN KUASA

Himpunan Kuasa dari himpunan A adalah suatu himpunan yang anggotanya adalah semua
himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. Himpunan kuasa
dinotasikan dengan P(A) atau 2A .

Contoh : Jika A = {a, b, 5}, maka himpunan kuasa dari A adalah

P(A) =
 , {a}, {b}, {5}, {a, b}, {a,5}, {b,5}, {a, b,5}

1. OPERASI - UNION

Jika
A = { 2, 3, 5, 7, 9} ; B = { 0, 1, 2, 4, 5, 6, } ; E = {1, 2, 4 }

C = { 10, 11, 14, 15} ; D = { Anto, 14, L}

Maka :

A U B = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9}
A U D = {2, 3, 5, 7, 9, Anto, 14, L}

BUC = ? BUD = ? CUD =?

A B

OPERASI – BEDA SETANGKUP

Contoh:

A = {1,2,3,5,6,8,9,10} ; B = {2,7,8,11} ;

C = {1,3,5,7,9,11} ; D = {0,1,2,5,6,7,9,12}

Maka :

A  B = {1,3,5,6, 7, 9,10,11}

B  C = {1,2,3,5,8,9}

AC=?

AD=?

5. OPERASI – KOMPLEMEN

Definisi : Ac = { x | x  A dan x S }
Contoh :

A = { 2, 3, 5, 6, 8) ; B = {1, 2, 4, 6, 7, 9, 13}

S = { x | x bilangan asli  14}

Maka :

Ac = { 1,4,7, 9,10,11,12,13,14}

Bc = {3,5, 8,11,12,14}

S A B
4 13
5 6
7
8 2
3 9
1
11 14 12
Diberikan himpunan-himpunan berikut:

A = { 1, 2, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 15, 18, 20 }

B = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13 }

C = { 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 13, 17, 18 }

S = { x | x <= 20 , x bilangan asli } = Himpunan Semesta

Tentukan

1. A  B 5. A – B 9. (A – B )c

2. A  C 6. C – A 10. (A  C)  (B – C)

3. B  C 7. B – C
4. A  B  C 8. B  C

Diberikan himpunan-himpunan berikut:

A = { 1, 2, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 15, 18, 20 }

B = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13 }

C = { 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 13, 17, 18 }

S = { x | x <= 20 , x bilangan asli } = Himpunan Semesta

Tentukan

1. A  B 5. A – B 9. (A – B )c

2. A  C 6. C – A 10. (A  C)  (B – C)

3. B  C 7. B – C

4. A  B  C 8. B  C

Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus tertentu dengan
buku panduan yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang menyebabkan para pelajar merasa
bosan untuk belajar matematika.

Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan mampu
menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan gagasan
serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika, sekalipun kita mengambil
jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di dalamnya karena mau tidak mau
matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

“Himpunan”. Satu kata penuh pertanyaan. Beberapa orang belum mengetahui apa arti
sebenarnya dari himpunan sehingga kadang-kadang orang itu salah mengartikannya. Sebenarnya
kata himpunan itu erat kaitannya dengan pengelompokkan . Beberapa orang yang telah
mengetahui kaitan himpunan dengan pengelompokkan ini akhirnya bisa menyimpulkan sendiri
meskipun belum biasa mendeksripsikannya secara jelas.

Seringkali masalah ini akhirnya berhubungan dengan masalah sampah juga. Ketika suatu
tempat sampah tertulis “Sampah basah”, beberapa orang masih saja salah membuang sampah di
tempat yang tidak sesuai dengan labelnya. Mereka tidak mempedulikan arti dari himpunan
“Sampah basah” itu. Mereka belum mengerti secara jelas karena mereka belum menguasai
konsep dasarnya, yaitu himpunan. Kita harus melakukan 3M ,Mulai dari diri sendiri, Mulai dari
kecil/dini, dan Mulai dari sekarang.

Beranjak dari hal itu , untuk meningkatkan kesadaran kita sebagai mahasiswa Kesehatan
Masyarakay, kita harus memperhatikan pemilahan atau pengelompokkan sampah yang baik dan
benar sehingga di masa yang akan datang kita bisa menerapkannya juga kepada orang lain atau
bisa bermanfaat bagi semua orang. Mengingat akan penting dan manfaatnya himpunan dala
kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia kesehatan maka penulis bermaksut menulis makalah
tentang “Himpunan”.

Konsep himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg Cantor dianggap
sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau
lambang-lambang yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang
merupakan anggota himpunan dan mana bukan anggota himpunan. Istilah didefinisikan
dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat menentukan apakah suatu benda merupakan
anggota himpunan yang dimaksud tadi atau tidak.

Perhatikan objek yang berada di sekeliling kita, misal ada sekelompok mahasiswa yang sedang
belajar di kelas A, setumpuk buku yang berada di atas meja belajar, sehimpunan kursi di
dalam kelas A, sekawanan itik berbaris menuju sawah, sederetan mobil yang antri karena
macet dan sebagainya, semuanya merupakan contoh himpunan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kita amati semua objek yang berada disekeliling kita yang dijadikan contoh di atas,
dapat didefinisikan dengan jelas dan dapat dibedakan mana anggota himpunan tersebut dan
mana yang bukan.Himpunan makanan yang lezat, himpunan gadis yang cantik dan himpunan
bunga yang indah adalah contoh himpunan yang tidak dapat didefinisikan dengan jelas.
Lezatnya makanan, cantiknya gadis dan indahnya bunga bagi setiap orang relatif. Lezatnya
suatu hidangan bagi seseorang atau sekelompok orang belum tentu lezat bagi orang lain atau
sekelompok orang lainya.

Demikian juga indahnya sekuntum bunga bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain.
Bagi A yang indah adalah mawar merah bagi B yang indah adalah melati. Jadi relatif bagi
setiap orang. Benda atau objek yang termasuk dalam himpunan disebut anggota atau elemen
atau unsur himpunan tersebut. Umumnya penulisan himpunan menggunakan huruf kapital A,
B, C dan seterusnya, dan anggota himpunan ditulis dengan huruf kecil.

B. Jenis-Jenis Himpunan

1. Himpunan Bagian (Subset).

Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B ditulis A ⊂ B ”, jika


setiap anggota A merupakan anggota dari B.

Syarat :

A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B

A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B

B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A

B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A

Contoh :

Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B ⊂ A

Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.

Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A juga
merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling berkaitan.

2. Himpunan Kosong (Nullset)


Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama sama
sekali.

Syarat :

Himpunan kosong = A atau { } Himpunan kosong adalah tunggal

Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan

Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.

Sebab : { 0 } ≠ { }

Penjelasan : dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai
satupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani ø (phi).

3. Himpunan Semesta

Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan “U” atau “S” (Universum) yang berarti
himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata lainya himpunan dari
objek yang sedang dibicarakan.

4. Himpunan Sama (Equal)

Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula sebaliknya.di
notasikan dengan A=B

Syarat : Dua buah himpunan anggotanya harus sama.

Contoh :

A ={ c,d,e} B={ c,d,e } Maka A = B

Penjelasan : Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang
anggotanya sama misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun akan
memiliki anggota yaitu { c,d,e }.

5. Himpunan Lepas

Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang sama.

Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu tidak
mempunyai satu pun anggota yang sama

6. Himpunan Komplemen (Complement set)

Himpunan komplemen dapat di nyatakan dengan notasi AC . Himpunan komplemen jika di


misalkan S = {1,2,3,4,5,6,7} dan A = {3,4,5} maka A ⊂ U. Himpunan {1,2,6,7} juga
merupakan komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}. Dengan notasi pembentuk himpunan ditulis :

AC = {x│x Є U, x Є A}

7. Himpunan Ekuivalen (Equal Set)

Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang anggotanya sama banyak dengan himpunan lain.

Syarat : Bilangan cardinal dinyatakan dengan notasi n (A) A≈B, dikatakan sederajat atau
ekivalen, jika himpunan A ekivalen dengan himpunan B,

Contoh :

A = { w,x,y,z }→n (A) = 4

B = { r,s,t,u } →n (B) = 4

Maka n (A) =n (B) →A≈B

Penjelasan : himpunan ekivalen mempunyai bilangan cardinal dari himpunan tersebut, bila
himpunan A beranggotakan 4 karakter maka himpunan B pun beranggotakan 4.

C. Cara Penulisan Himpunan

Ada empat cara untuk menyatakan suatu himpunan

1. Dengan menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam sepasang tanda
kurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma. Cara ini
disebut juga cara Tabulasi.

Contoh: A = {a, i, u, e, o}

B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}


2. menyebutkan syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.

Contoh: ambil bilangan asli kurang dari 5

A = bilangan asli kurang dari 5

3. Notasi Pembentuk Himpunan : dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum
(role) dari anggotanya.

Contoh Soal :

Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-sifatnya
himpunan berikut ini :

A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6

Penyelesaian :

A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6

Dengan menulis tiap-tiap anggotanya A = {2, 3, 4, 5}

Dengan menulis sifat-sifatnya A = {x | 1 < x < Asli}Î6, x

4. Himpunan juga dapat di sajikan secara grafis (Diagram Venn)

Penyajian himpunan dengan diagram Venn ditemukan oleh seorang ahli matematika Inggris
bernama John Venn tahun 1881. Himpunan semesta digambarkan dengan segiempat dan
himpunan lainnya dengan lingkaran di dalam segiempat tersebut.

D. Operasi Pada Himpunan

1. Gabungan

Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B. Dinotasikan A B Notasi : A B = {x | x
Є A atau x Є B}

2. Irisan

Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.
Notasi : A B = {x | x Є A dan x Є B}

3. Komplemen

Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan yang anggotanya


merupakan anggota S yang bukan anggota A. Dinotasikan Ac

Notasi : Ac = {x | x Є S dan x Є A} atau

4. Selisih

Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan
A dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah komplemen himpunan
B terhadap himpunan A. Dinotasikan A-B

Notasi : A – B = {x | x Є A dan x Є B}

5. Hasil Kali Kartesius ( cartesion Product )

Hasil kali kartesius himpunan A dan B, dinotasikan A x B, adalah himpunan yang anggotanya
semua pasangan terurut (a,b) dimana a anggota A dan b anggota B

Secara matematis dituliskan : A x B = {(a,b)| a Є A dan b Є B}

E. Hukum Aljabar Himpunan

Hukum-hukum pada himpunan dinamakan Hukum –hukum aljabar himpunan. cukup banyak
hukum yang terdapat pada aljabar himpunan , tetapi disini hanya dijabarkan 11 saja.
Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem bilangan riil seperti a
(b+c) = ab + ac , yaitu hukum distributif.

1. Hukum identitas:

A=A

AU=A

2. Hukum null/dominasi:

A=
AU=U

3. Hukum komplemen:

A =U

A =

4. Hukum idempoten:

AA=A

AA=A

5. Hukum involusi:

=A

6. Hukum penyerapan (absorpsi):

A (A B) = A

A (A B) = A

7. Hukum komutatif:

AB=BA

AB=BA

8. Hukum asosiatif:

A (B C) = (A B) C

A (B C) = (A B) C

9. Hukum distributif:

A (B C) = (A B) (A C)

A (B C) = (A B) (A C)

10. Hukum De Morgan:

=
=

11. Hukum 0/1

=U

Terlihat bahwa hukum- hukum yang berlaku pada himpunan merupakan analogi hukum –hukum
logika , dengan operator menggantikan L (dan) , sedangkan operator menggantikan V (
atau ).

1. Prinsip inklusi dan eksklusi

Beberapa banyak anggota di dalam gabungan dua himpunan A dan B. penggabungan dua
buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya berasal dari
himpunan A dan himpunan B. himpunan A dan himpunan B mungkin saja memiliki elemen
yang sama. Banyaknya elemen bersama antara A dan B adalah |A | . setiap unsure yang
sama itu telah dihitung dua kali , sekali pada |A| dan sekali pada |B|, meskipun ia seharusnya
dianggap sebagai satu buah elemen di dalam |A | . karena itu , jumlah elemen hasil
penggabungan seharusnya adalah jumlah elemen di masing-masing himpunan dikurangi
jumlah elemen di dalam irisannya, atau |A| + B | - |A |

Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi –eksklusi . sejumlah lemma dan teorema
yang berkaitan dengan prinsip ini dituliskan sebagai berikut:

a) Lemma 2.1. misalkan A dan B adalah himpunan berhingga yang saling lepas (disjoint) ,
maka |A| + B |

b) Teorema 2.3 misalkan A dan B adalah himpunan berhingga maka berhingga dan |A| + B | -
|A |

c) Dengan cara yang sama , kita dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup
|A| + B | - 2 |A |.

Contoh :
Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5

Penyelelsaian :

Misalkan : A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3

B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5

A himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis
dibagi oleh KPK dari 3 dan 5 yaitu 15 ).

Ø Yang ditanyakan adalah

Terlebih dahulu kita harus menghitung

|A| = [100/3] = 33 | B | = [100/5]= 20 |A | = [100/15] = 6

Untuk mendapatkan |A| + B | - |A | = 33 + 20 – 6 = 47

Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5 .

Prinsip inklusi- eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan.
untuk tiga buah himpunan A, B, dan C berlaku teorema berikut:

Teorema 2.4 Misalkan A , B , dan C adalah himpunan yang berhingga maka berhingga dan

Sedangkan untuk empat buah himpunan maka

|A ∪ B ∪ C ∪ D| = |A| + |B| + |C| + |D| – |A ∩ B| – |A ∩ C| – |A ∩ D| – |B ∩ C| – |B ∩ D| – |C ∩


D| + |A ∩ B ∩ C| + |A ∩ B ∩ D| + |A ∩ C ∩ D| + |B ∩ C ∩ D |– |A ∩ B ∩ C ∩ D|

Contoh :

Sebanyak 1232 orang mahasiswa mengambil kuliah bahasa inggris , 879 orang mengambil
kuliah bahasa perancis , dan 114 mengambil kuliah bahasa jerman. Sebanyak 103 orang
mengambil kuliah bahasa inggris dan perancis, 23 orang mengambil kuliah bahasa inggris
dan jerman , dan 14 orang mengambil kuliah bahasa perancis dan bahasa jerman. Jika 2092
orang mengambil paling sedikit satu buah kuliah bahsa inggris, bahasa jerman ., dan
perancis, berapa banyak mahasiswa yang mengambil kuliah ketiga buah bahasa tersebut?

Penyelesaian :
Misalkan :

I = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa inggris.

P =himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa perancis.

J = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa jerman.

Maka ,

|I | = 1232 |P | = 879 |J| = 114 | I P | = 103

| I J | = 23 | P J | = 14 dan |I ∪ P ∪ J| = 2092

Penyulihan nilai- nilai diatas pada persamaan

|I ∪ P ∪ J| = |I | + |P | + |J| - | I P | - | I J | - | P J | + |I P J|

2092 = 1232 + 879 + 114 - 103 - 23 -14 + |I P J|

Sehingga |I P J| = 7

Jadi ada 7 orang mahasiswa yang mengambil ketiga buah kuliah bahasa inggris , perancis dan
jerman

2. Pembuktian Proporsi Himpunan

Proposisi himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan. Pernyataan


dapat berupa kesamaan (set identity), misalnya A (B C) = (A B) (A C) adalah kesamaan
himpunan atau dapat berupa implikasi seperti “ jika A B = dan (B C), maka selalu berlaku
bahwa A Terdapat beberapa metode untuk membuktikan kebenaran proposisi himpunan.
Untuk suatu proposisi himpunan . untuk suatu proposisi himpunan kita dapat
membuktikannya dengan beberapa metode yang menghasilkan kesimpulan yang sama. Di
bawah ini dikemukakan beberapa metode pembuktian proposisi perihal himpunan.

a. Dengan diagram venn

Buatlah diagram venn untuk bagian ruas kiri kesamaan dan diagram venn untuk ruas kanan
kesamaan. Jika diagram venn keduanya sama beraarti kesamaan tersebut benar. Kelebihan
metode ini yaitu pembuktian dapat dilakukan dengan cepat sedangkan kekurangannya hanya
dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak jumlahnya. Metode ini
lebih mengilustrasikan dibandingkan membuktikan fakta. Dan banyak matematikawan tidak
menganggap sebagai pembuktian valid untuk pembuktian secara formal. Oleh karena itu
pembuktian dengan diagram venn kurang dapat diterima.

b. Pembuktian dengan tabel keanggotaan

Kesamaan himpunan dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan. Kita


menggunakan angka 1 untuk menyatakan bahwa suatu elemen adalah anggota himpunan ,
dan 0 untuk menyatakan bukan himpunan. (nilai ini dapat dianalogikan dengan true dan
false).

Contoh : Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. buktikan bahwa A (B C) = (A B) (A C) tabel


keanggotaan untuk kesamaan tersebut adalah seperti dibawah ini. Karena kolom A (B C)
dan kolom (A B) (A C) sama maka kesamaan tersebut benar.

c. Pembuktian dengan aljabar himpunan

Aljabar himpunan mengacu pada hukum- hukum aljabar himpunan, termasuk di dalamnya
teorema-teorema ( yang ada buktinya ), definisi suatu operasi himpunan dan penerapan
prinsip dualitas.

Contoh :

Misalkan A dan B himpunan . buktikan bahwa A (B - A) = A Penyelesaian :

A (B - A) = A (B Ac) definisi operasi selisih

= (A B) (A Ac) hukum distributif

= (A B) hukum komplemen

=AB hukum identitas

d. Pembuktian dengan menggunakan definisi


Metode ini digunakan untuk membuktikan proposisi himpunan yang tidak berbentuk
kesamaan , tetapi proposisi yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi tersebut
terdapat notasi himpunan bagian ( ).

Langkah-langkah untuk membuktikan bahwa X Y adalah sebagai berikut:

· Ambil sembarang x X

· Dengan langkah-langkah yang benar tunjukkan bahwa x Y

Oleh karena itu x diambil sembarang dalam X , maka berarti bahwa setiap anggota X merupakan
anggota Y atau X Y. Pembuktian yang melibatkan kesamaan himpunan (X = Y) haruslah
melalui 2 arah sesuai dengan definisinya , yaitu X Y dan Y X.

e. Pembuktian dengan menggunakan sifat keanggotaan.

Contoh :

Bagaimana membuktikan A∪(B∩C) = (A∪B)∩(A∪C)?

x ∈A ∪ (B ∩ C)

⇔x ∈ A ∨ x ∈ (B ∩ C)

⇔x ∈ A ∨ (x ∈ B ∧ x ∈ C)

⇔(x ∈ A ∨ x ∈ B) ∧ (x ∈ A ∨ x ∈ C)

(hukum distributif untuk logika matematika)

⇔x ∈ (A ∪ B) ∧ x ∈ (A ∪ C)

⇔x ∈ (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)

f. Argument dan diagram venn

Banyak statemen verbal dapat dialihkan menjadi statemen himpunan. Statemen ini dapat
digambarkan dengan diagram Venn. Oleh karena itu, diagram Venn acap kali digunakan
untuk menganalisa validitasnya suatu argumen.

Contoh :
Pandang asumsi SI, S2, S3 berikut :

S1 : Guru adalah orang yang tenteram hidupnya

S2 : Setiap raja merupakan orang kaya

S3 : Tidak ada orang kaya yang juga tenteram hidupnya

Kita hendak menggambarkan asumsi di atas dalam diagram Venn.

Himpunan guru termuat dalam himpunan orang yang tentram hidupnya (asumsi SI). Himpunan
orang tenteram hidupnya akan saling lepas dengan himpunan orang kaya (asumsi S3).
Himpunan raja termuat seluruhnya di dalam himpunan orang kaya (asumsi S2).

F. Manfaat Mempelajari Hmpunan dalam Kehidupan Sehai Hari

Dengan mempelajari himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin terasah dan
akan memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis, karena dalam hidup, logika
memiliki peran penting karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak kegunaan logika
antara lain:

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus,
tetap, tertib, metodis dan koheren.

2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.

3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.

4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas
sistematis.

5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir,


kekeliruan serta kesesatan.

6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

Soal Latihan:
Diberikan himpunan-himpunan berikut:

A = { 1, 2, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 15, 18, 20 }

B = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13 }

C = { 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 13, 17, 18 }

S = { x | x <= 20 , x bilangan asli } = Himpunan Semesta

Tentukan

1. A  B 2. A – B

Jawaban :

1. { 2, 3, 5, 6, 7, 12, 13 }

2. { 1, 5, 11, 15, 18, 20 }

DAFTAR PUSTAKA

1. Discrete Mathematic for Computer Science, Nowell,David liben, 2017, John Willey & sons

2. Discrete Mathematic, 3rd edition, Lipschutz,, Seymour, Lipson, Marc, McGraw Hill, 2007

Anda mungkin juga menyukai