Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KUNJUNGAN PEMBINAAN DM (DIABETES MELITUS) DI

RW 05 KELURAHAN BALOWERTI KECAMATAN KOTA,


KOTA KEDIRI JAWA TIMUR

DI BIDANG KEGIATAN
PROFESI NERS

DI SUSUN OLEH :

1. Bayu Dri Wicaksono, S.Kep NIM. 1612B0157


2. Eli Kurniawati Widiastuti, S.Kep NIM 1612B0219
3. Fitriani , S.Kep NIK. 1612B0167
4. Balbina Erniyati, S.Kep NIM. 1612B0156
5. Yuyun, S.Kep NIM. 1612B0308
6. Gregorius Moensaku, S.Kep NIM. 1612B0178
7. Yoshep H. P, S.Kep NIM. 1612B0099
8. Aristo D.Nenometa, S.Kep NIM.
9. Maria Goreti Bette, S.Kep NIM.1612B0178
10. Rosmawati, S.Kep NIM. 1612B0312
11. Ainun, S.Kep NIM. 1612B0202

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
PROGRAM STUDI NERS
KEDIRI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit atau gangguan

metabolisme kronis dengan multietiologi (banyak penyebab) yang ditandai

dengan kadar gula darah yang tinggi disertai gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat ketidak cukupan fungsi

insulin (Kumala Rifka,2014). Jenis penyakit diabetes melitus yang paling

banyak dikenal masyarakat adalah diabetes melitus tipe satu (tergantung

insulin), diabetes tipe dua (tidak tergantung insulin) dan diabetes gestasional

(diabetes saat kehamilan).

Dalam WDD (World Diabetes Day) yang di perakarsai oleh WHO

(World Healt Organization) mengatakan bahwa terdapat 382 juta orang

yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013, pada tahun 2035

jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang.

Berdasar kan data dari Riskesdes tahun 2007 sampai dengan tahun 2013

terlihat bahwa terdapat peningkatan proporsi pendirita diabetes melitus yang

dimana pada tahun 2007 jumlah proporsi pendiritanya yang berjumlah

5,70% meningkat menjadi 6,9% di tahun 2013 dengan perkiraan jumlah

sebanyak 12.191.564 jiwa untuk usia >15 tahun keatas (Kementrian

kesehatan RI, 2014).


Diabetes dapat di sebapkan karena kurangnya produksi dan

ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin,

kekurangan insulin di sebabkan terjadinya kerusakan sebagian kecil atau

sebagian besar sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas yang

berfungsi menghasilkan insulin, namun jika di tilik lebih dalam adapun

penyebanya adalah antara lain yaitu dari factor genetic atau keturunan, virus

dan bakteri, bahan toksik atau beracun dan nutrisi yang berlebihan (Over

nutrition) ( Utami, 2006). Komplikasi diabetes itu sendiri antara lain dapat

menimbulkan gangguan kardiovaskuler (hipertensi dan ifark miokard),

gangguan ada mata (retinopati dan katarak), paru-paru (TBC) dan kulit

(ganggren dan ulkus) Hembing wijayakusuma(2008).

Untuk memperkecil resiko makin parahnya penyakit dan

mmenurunkan resiko komplikasi diabetes melitus, sejak awal kemungkinan

timbulnya komplikasi kronis harus dicegah sehingga penderita dapat hidup

sehat berdampingan dengan penyakit yang di deritanya, contoh pengelolan

dan pencegahan diabtes melitus adalah mengatur pola makan sehat dengan

mengatur batasan kalori terutama pembatasan lemak total dan lemak jenuh,

berolahraga secara teratur, berhenti merokok, kurangi konsumsi alcohol,

menurunkan berat badan, dan menghindari stress (Mahendra,2008).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pembinaan kesehatan keluarga dapat melakukan

perawatan pada penyakit DM


2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan kunjungan keluarga selama 60 menit diharapkan

peserta mampu :

a. Menjelaskan kembali dan melaksanakan diet Diabetes Militus yang

tepat.

b. Menjelaskan manfaat dan melaksanakan perawatan kulit dan kaki.

c. Menjelaskan manfaat dan melaksanakan senam Diabetes Melitus.

d. Menjelaskan dan melaksanakan teknik distraksi dan relaksasi.

e. Menjelaskan serta melaksanakan teknik CBT.

C. Manfaat

1. Bagi keluarga

Setelah dilakukan kunjungan keluarga dan diberikan penyuluhan

kesehatan mengenai diabetes melitus diharapkan peserta dapat

mengetahui serta melaksanakan diet Diabetes Melitus yang benar,

melaksanakan perawatan kulit dg benar, melaksanakan senam Diabetes

Melitus dengan benar, dan melakukan teknik distraksi relaksasi dengan

benar dan dapat melakukan teknik CBT dengan baik.

2. Bagi maahsiswa

Sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan mengenai

diabetes melitus di kemudian hari.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit atau gangguan

metabolisme kronis dengan multietiologi (banyak penyebab) yang ditandai

dengan kadar gula darah yang tinggi disertai gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat ketidak cukupan fungsi

insulin (Kumala Rifka,2014)

B. Klasifikasi Diabetes Melitus

Diabetes menurut World Health Organization (WHO) di

klasifikasikan menjadi tiga klasifikasi yaitu :

a. Diabetes Melitus Tipe 1

b. Diabetes Melitus Tipe 2

c. Diabetes melitus Gestasional (Diabetes Kehamilan)

C. Angka Kadar Gula darah

Tabel 2.1 kategori diagnosis diabetes melitus

Kategori Gula darah puasa Gula darah 2 jam

(GDP) mg/dl post Prandial

(GD2PP) mg/dl
Normal <100 <140
Pra-diabetes 100-125 140-199
Diabetes ≥126 ≥200
Sumber : American Diabetic Association & WHO, 2010
Tabel diatas menunjukan bahwa seseorang dengan nilai GDP dan

GD2PP dalam rentang pradiabetes dikatakan telah mengalami gangguan

toleransi glukosa

D. Etiologi

Penyebap diabetes di bagi menjadi tiga berdasarkan klasifikasinya,

(Kumala Rifka,2014) :

1. Diabetes Melitus tipe I

Diabetes tipe I disebapkan oleh kondisi tidak terkontrolnya gula di

dalam tubuh karena kerusakan β pankreas sehingga mengakibatkan

berkurangnya prduksi insulin sepenuhnya.

2. Diabetes Melitus tipe II

Diabetes tipe II merupakan kondisi saat gula darah dalam tubuh

tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel β pankreas untuk

menghasilkan hormon insulin yang berperan sebagai pengontrol kadar

gula darah dalam tubuh.

Diabetes Melitus tipe II juga di sebapkan oleh 3 faktor yaitu :

a. Faktor individu atau genetic etnis yang menyebabkan kerawanan pada

kejadian diabetes mellitus.

b. Kerusakan sel β pankreas

c. Berkurangnya kerja hormon insulin di dalam jaringan (resistensi

insulin), termasuk otot skeletal, hati, dan jaringan adipose


3. Diabetes gestasional (Diabetes kehamilan)

Diabetes saat kehamilan merupakan istilah yang digunakan untuk

wanita yang menderita diabetes selama kehamilan dan kembali normal

saat pospartum (saat kelahiran).

E. Tanda dan Gejala

Gejala sering baru timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah

mengindap penyakit ini. Gejala yang sering muncul adalah ,

(Rusilanti,2008):

1. Adanya penurunan berat badan dalam jangka waktu relative singkat di

samping sering merasa lemas dan lelah. Hal itu disebapkan karena

glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel menjadi

kekurangan darah. Kndisi demikian menyebapkan sel kekurangan bahan

bakar sehingga sumber tenaga akan diambil dari cadang lemak dan otot.

2. Sering buang air kecil (poliuria) terutama pada malam hari

3. Polidipsia (banyak minum)

4. Polifagia ( banyak makan), kadar glukosa yang tidak dapat masuk dalam

sel menyebabkan rangsangan ke otak untuk mengirim pesan lapar pada

penderita

5. Gatal – gatal terutama pada alat kelamin bagian luar.

6. Penglihatan kabur.

7. Mudah timbul abses dan kesembuhan yang lama.

F. Resiko Tinggi Diabetes Melitus

Kelompok dengan resiko tinggi diabetes mellitus (Rusilanti,2008) :


1. Kelompok usia dewasa tua (>40thn)

2. Obesitas

3. Tekanan darah tinggi

4. Riwayat keluarga Diabetes Melitus

5. Riwayat DM ppada kehamilan

6. Dislipidemia

G. Komplikasi Diabetes Melitus

Berikut beberappa kerusakan dan gangguan yang terjadi akibat

komplikasi penyakit diabetes mellitus, (Hembing wijayakusuma, 2008) :

1. Kardiovaskuler : hipertensi, infak miokard

2. Mata : retinopati, katarak. Syaraf : neuropati.

3. Paru – paru : TBC.

4. Kulit : gangren, ulkus.

5. Hati : sirosis hepatis

H. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan untuk

menghilangkan keluhan atau gejala DM. Sedangkan tujuan jangka

panjangnya adalah untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut

dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid dan insulin.

Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan

dalam bentuk pengelolaan pasien secara holistik dan mengajarkan kegiatan

mandiri

Kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu perencanaan :


1. Makanan ( diet )

2. Latihan jasmani.

3. Obat – obatan

4. Pendidikan Kesehatan (Arief, 2005).

1. Diet Diabetes Melitus.

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit atau gangguan

metabolisme kronis dengan multietiologi (banyak penyebab) yang

ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi disertai gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat ketidak

cukupan fungsi insulin (Kumala Rifka,2014)

a. Tujuan diet diabetes melitus

1) Memberikan makanan sesuai kebutuhan

2) Mempertahankan kadar gula darah sampai normal /

mendekati normal

3) Mempertahankan berat badan menjadi normal

4) Mencegah terjadinya kadar gula darah terlalu rendah

yang dapat menyebabkan pingsan.

5) Mengurangi/ mencegah komplikasi.

b. Syarat diet:

1) Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan

kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30

kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan untuk aktivitas


fisik dan keadaan khusus misalnya kehamilan atau

lakatasi dan adanya komplikasi.

2) Kebutuhan protein 10-15% dari kebutuhan energi total.

3) Kebutuhan lemak 20-25% dari kebutuhan energi total

( <10% dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh

ganda, sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal).

4) Kolesterol makanan dibatasi maksimal 300 mg/hari.

5) Kebutuhan Karbohidrat 60 -70% dari kebutuhan energi

total.

6) Penggunaan gula murni tidak diperbolehkan, bila kadar

gula darah sudah terkendali diperbolehkan

mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan

energi total.

7) Serat dianjurkan 25 gr / hari.

Bahan Dianjurkan Dibatasi Dihindari

makanan
Sumber Semua sumber

karbohidrat karbohidrat

dibatasi : nasi,

bubur, roti, mie,

kentang, singkong,

ubi, sagu, gandum,

pasta, jagung,
talas, sereal, ketan,

makaroni.
Sumber protein Ayam tanpa kulit, Keju, abon,

hewani ikan, telur rendah dendeng, susu full

kolesterol atau cream.

putih telur, daging

tidak berlemak.
Sumber protein Tempe, tahu,

nabati kacang hijau,

kacang merah,

kacang tanah,

kacang kedelai.
Sayuran Sayur tinggi Bayam , buncis,

serat : kangkung, daun melinjo, labu

daun kacang, siam, daun

oyong, ketimun, singkong, jagung

tomat, labu air, muda, kacang

kekmbang kol, panjang, pare,

lobak, sawi, wortel, daun

selada, seledri, katuk.

terong.
Buah – buahan Jeruk, apel, Nanas, anggur, Buah – buahan

pepaya, jambu air, mangga, sirsak, yang manis dan

salak , belimbing. pisang, alpukat, diawetkan, durian,

sawo, semangka, nangka , alpukat,


nangka masak. kurma, manisan

buah.
Minuman Minuman yang

mengandung

alkohol, susu

kental manis, ,

soft drink, es

krim, yogurt, susu.


Lain – lain Makanan yang Gula pasir, gula

dioren dan yang merah, gula batu,

menggunakan gula madu. Cake,

santan kental, sirup, permen,

kecap, saus tiram. tape, mayonise.

Contoh menu sehat diet DM :

Pagi Siang Malam


Roti putih dengan selai Nasi Nasi

kacang Semur daging Pepes ikan

Telur rebus lalapan daun Tempe goreng Cah tahu

selada / tomat. Pecel Tumis kangkung

Jeruk Apel

Jam 10.00 (selingan) apel

Jam 16.00 (selingan) Jam 21.00 (selingan)

puding pepaya cracker tawar atau buah.


2. Perawatan kulit dan kaki.

Merawat kaki untuk penyakit DM tipe 1 dan 2  sebenarnya mudah dan

simple, tidak ribet hanya butuh kesabaran dan ketelitian. Jika sudah

terbiasa, semua akan berjalan lancar. Kaki merupakan bagian anggota

tubuh yang penting untuk diperhatikan. Sebab, kaki adalah pondasi utama

untuk melakukan berbagai aktifitas. Jika kaki diabetesi mengalami

gangguan, tentu semua aktifitas anda juga akan terganggu.

Jika kaki mengalami luka atau lecet dan tidak dirawat dengan benar,

kaki diabetes bisa mengalami infeksi serius. Risiko terburuk dari infeksi

kaki adalah amputasi, jika infeksi sudah memasuki tulang. Faktor yang tak

kalah penting, selalu kontrol gula darah agar tetap di kondisi normal.

Sebab, jika anda mengalami hiperglikemik secara berulang-ulang, ini akan

mempengaruhi saraf dan sirkulasi darah di kaki yang akan menimbulkan

berbagai masalah serius seperti gangren, bunion atau kaki bengkak, hingga

kaki charcot. Berikut adalah beberapa penjelasan untuk anda terkait cara

perawatan kaki diabetes secara mudah dan sederhana

a. Jaga kebersihan.

Bersihkan kaki Anda 3 kali sehari. Kadang bisa lebih, ini

tergantung aktifitas anda. Namun, Anda wajib dan tetap menjaga

kaki dari kelembaban. Bersihkan kaki dengan air dan sabun anti

septik. Jangan menggosok kaki dengan alat sikat yang kasar.

Perlakukan kaki anda dengan lembut. Setelah bersih, lap kaki anda
dengan kain halus yang bersih. Taburkan bedak bayi agar kaki

anda tidak lembab.

b. Jangan merendam kaki di air panas.

Jangan merendam kaki di air yang panas atau diatas suhu 40

derajad. Ini akan membuat kulit ari menjadi tipis dan mudah rusak.

Selain itu, air diatas suhu 40 akan mempercepat kerusakan saraf

pada kaki diabetesi. Air panas juga akan melebarkan pori-pori kulit

sehingga memudahkan kuman masuk ke kaki.

Jika ingin merendam, gunakan air yang hangat suam-suam

kuku yang sudah dicampur garam. Gunakan konsentrasi garam 2.5

% per 1 liter air misalnya 25 gram garam dilarutkan dalam 1000 cc

air. Ini bermanfaat untuk menghindari keasaman kulit kaki dan

mematikan bakteri.

Namun, jangan terlalu sering merendam kaki dalam larutan

garam, cukup 3- 5 menit sebanyak 3 hari 1 kali pada waktu sore.

Setelah selesai, siram kaki anda dengan air netral dan keringkan

dengan handuk halus lalu taburi kaki dengan bedak bayi. Jangan

gunakan bedak yang mengandung asam. Harap diingat, jangan

merendam kaki saat mengalami luka atau infeksi, sebab membuat

luka sulit untuk kering.

c. Memotong kuku.

Potong kuku anda mengikuti alurnya. Jangan memotong

kuku terlalu ke dalam. Potong kuku kaki anda setelah mandi


supaya kuku lebih lunak dan mudah untuk dipotong. Jangan

membersihkan kotoran kuku dengan benda runcing. Jangan

memotong tepi kuku hingga sudut dalam. Hindari luka saat

memotong kuku. Jika ada kotoran yang bersembunyi di sudut

dalam kaki, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli diabetes.

Ini penting karena risiko luka yang sulit sembuh seperti gangren di

jari-jari kaki bermula dari cantengan.

d. Merawat luka di kaki dan jangan mengabaikan luka meski kecil.

Jika luka hanya lecet atau luka kecil, bersihkan luka dengan

air hangat dan sabun anti kuman. Jangan mengoleskan luka dengan

iodin. Keringkan luka dengan handuk halus, kemudian oleskan

salep anti septik seperti salep oxytetracycline. Salep ini terbukti

manjur untuk mengobati luka dan mencegah infeksi di kaki

diabetesi. Kemudian, luka ditutup dengan kain kasa steril. Jika luka

agak besar, anda harus segera pergi ke rumah sakit untuk

mendapatkan perawatan yang intensif.

Jangan menggunakan plester yang dijual di warung-warung

untuk menutup luka. PLester mengandung asam sehingga membuat

kulit menjadi lembab, lembek dan mudah rusak. Selain itu, saat

melepas plester bisa menimbulkan masalah baru di kulit kaki yang

luka. Jika kaki mengalami perubahan warna akibat luka, timbul

rasa berdenyut, membengkak dan panas jika disentuh, segera


hubungi rumah sakit atau dokter untuk mendapatkan perawatan

agar kaki anda terhindar dari infeksi serius.

e. Jaga kelembaban dan keasaman kulit kaki.

Kulit kaki tidak boleh terlalu lembab, dan tidak boleh

terlalu kering. Jika kaki lembab, oleskan gunakan bedak tabur bayi.

Jika kaki terlalu kering, gunakan sedikit krem pelembab yang

direkomendasikan dokter. Hindari keasaman kulit anda. Keasaman

akan merusak kulit dan disukai bakteri. Netralkan keasaman kulit

dengan membersihkan dengan air dan sabun.

f. Hindari kaki dari kondisi panas atau hangat.

Jika kaki anda merasa kedinginan, jangan dekatkan kaki

dengan panas api, ini akan merusak saraf kaki. Jangan

menggunakan penghangat kaki saat hendak tidur agar kaki tidak

berkeringat dan lembab. Berjemur pada pagi hari antara jam 7

hingga 9 pagi akan lebih bermanfaat dan memberikan vitamin D

pada kulit kaki.

g. Lindungi kaki.

Gunakan sepatu khusus kaki diabetes untuk melindungi

kaki. Pilihlah sepatu dengan ukuran pas, jangan terlalu longgar dan

jangan terlalu sempit. Coba dulu saat ingin membeli sepatu baru.
Gunakan stoking atau kaus kaki yang halus saat mencoba sepatu

baru. Pilih kaos kaki yang longgar. Hati-hati saat hendak

menggunakan sepatu, pastikan tak ada kerikil atau butiran benda

yang dapat membuat luka di kaki tanpa anda sadari.

Pada intinya, merawat kaki diabetes bertujuan untuk

menghindari infeksi akibat luka meskipun kecil. Setiap luka harus

segera diobati agar tidak menimbulkan masalah yang serius. Jika

anda ragu, konsultasikan permasalahan ini ke dokter atau ahli kaki

diabetes ( podiatri ) agar anda bisa mendapatkan informasi lebih

detail tentang cara perawatan kaki yang benar dan sesuai dengan

kondisi diabetes.

3. Senam Diabetes Melitus

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status

fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia,

2000).

Manfaat tersebut didapat karena olah raga memberi pengaruh pada:

a. Jantung.

Otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung bertambah besar,

sehingga denyutan kuat dan daya tampung besar. Kedua hal ini akan

meningkatkan efisiensi kerja jantung. Dengan efisiensi kerja yang

tinggi, jantung tak perlu berdenyut terlalu sering (Strauss, 1979 dalam

Kushartanti, 2007).

b. Pembuluh darah.
Elastisitas pembuluh darah akan bertambah, karena berkurangnya

timbunan lemak dan penambahan kontraktilitas otot dinding pembuluh

darah. Elastisitas pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar

jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi (Sukarman, 1987

dalam Kushartanti, 2007).

c. Paru-paru

Elatisitas paru-paru akan bertambah, sehingga kemampuan

berkembang kempis juga akan bertambah (McArdle, 1986 dalam

Kushartanti, 2007).

d. Otot

Kekuatan, kelentukan dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini

disebabkan oleh bertambah besarnya serabut otot dan meningkatnya

sistem penyediaan energi di otot (Brooks, 1984 dalam Kushartanti,

2007).

e. Tulang

Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatkan kekuatan,

kepadatan dan besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang

(Fox, 1988 dalam Kushartanti, 2007).

f. Ligamentum dan tendo

Ligamentum dan tendo akan bertambah kuat, demikian juga perlekatan

tendo pada tulang (Teitz, 1989 dalam Kushartanti, 2007).

Pedoman program latihan bagi penderita diabetes melitus.


Pedoman program latihan bagi penderita diabetes melitus (Rifkin: 1984

dalam Long, 1996).

a. Jenis senam; aerobik

b. Durasi; 30-60 menit (pemanasan, inti, dan pendinginan)

c. Tahapan senam: masing-masing tahap senam meliputi:

1) Lima sampai 10 menit pemanasan peregangan tungkai

2) 20-30 menit latihan aerobik dengan denyut jantung pada zona target

(75-80% denyut jantung maksimal) 15-20 menit latihan ringan dan

peregangan untuk pendinginan.

Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah setiap program latihan,

apapun macamnya harus mengandung unsur pemanasan, latihan inti

dan pendinginan. Pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan

organ-organ tubuh beserta perangkatnya (termasuk enzim) agar

mampu melakukan gerakan-gerakan dengan baik dan terhindar dari

cedera. Lebih dari itu pemanasan juga dimaksudkan untuk

mempersiapkan menghadapi latihan. Latihan inti disesuaikan dengan

kemampuan, kemauan, keharusan dan keadaan. Latihan ini sangat

spesifik, setiap kasus berbeda dan pada kasus yang sama pun satu

orang dengan orang lain akan berbeda. Pendinginan dilakukan dengan

cara mengurangi gerakan secara bertahap sebelum berhenti sama

sekali. Merupakan suatu keharusan untuk melakukan pendinginan

setelah latihan, sebab tanpa pendinginan dapat timbul rasa pusing,

mual, muntah, bahkan bisa sampai pingsan. Pendinginan juga


bermanfaat untuk mempercepat hilangnya rasa capai setelah latihan,

sebab zat pelelah (asam laktat) akan segera kembali ke peredaran

darah.

Tahap-tahap senam seperti yang diungkapkan Sumarni (2008) adalah:

1) Pemanasan 1

Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan keatas seluruh bahu.

Kedua tangan bertautan. Lakukan bergantian dengan posisi kedua

tangan di depan tubuh.

2) Pemanasan 2

Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga

lurus bahu. Kemudian, gerakkan kedua jari seperti hendak

meremas. Lalu, buka lebar. Lakukan secara bergantian, namun

tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga lurus bahu.

3) Inti 1

Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki kiri

tetap di tempat. Tangan kanan diangkat diangkat ke kanan tubuh

selurus bahu. Sedangkan tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan

mendekati dada. Lakukan secara bergantian.

4) Inti 2

Posisi berdiri tegap. Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis

bentuk sudut 90 derajat. Kaki kiri tetap ditempat. Tangan kanan

diangkat kekanan tubuh selurus bahu.Sedangkan tangan kiri di


tekuk hingga telapak tagan mendekati dada. Lakukan secara

bergantian.

5) Pendinginan 1

Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus

kedepan selurus bahu. Tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan

secara bergantian.

6) Pendinginan 2

Posisi kaki bentuk hurut V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke

atas dengan membentuk huruf V.

Gerakan Senam Diabetes

1. Gerakan kaki.

2. Posisi awal: duduk tegak diatas sebuah kursi jangan bersandar.

a. Latihan 1 (10 kali).

1. Gerakan jari-jari kedua kaki seperti membentuk cakar

2. Luruskan kembali

b. Latihan ke 2 (10 kali)

1. Angkat ujung kaki, tumit tetap diletakkan diatas lantai

2. Turunkan ujung kaki, kemudian angkat tumitnya dan turunkan

kembali

c. Latihan ke 3 (10 kali)

1. Angkat kedua ujung kaki

2. Putar kaki pada pergelangan tangan, ke arah samping

3. Turunkan kembali ke lantai dan gerakan ke arah tengah


d. Latihan ke 4 (10 kali)

1.  Angkat kedua tumit

2. Putar kedua tumit ke arah samping

3. Turunkan kembali kelantai dan kembali ketengah

e. Latihan ke 5 (10 kali)

1. Angkat salah satu lutut

2. Luruskan kaki

3. Gerakan jari-jari kaki ke depan

4.  Turunkan kembali kaki, bergantian dengan kaki yang lain

f. Latihan ke 6 (10 kali)

1.       Luruskan salah satu kaki diatas lantai

2.       Kemudian angkat kaki tersebut

3.       Gerakan ujung-ujung kearah muka

4.       Turunkan kembali tumit kelantai

g. Latihan ke 7 (10 kali)

1. Seperti latihan ke 6, tetapi kali ini dengan kedua kaki bersamaan

h. Latihan ke 8 (10 kali)

1. Angkat kedua kaki, luruskan dan pertahankan posisi tersebut

2. Gerakan kaki pada pergelangan kaki, ke depan dan ke belakang

i. Latihan ke 9 (10 kali)

1. Luruskan salah satu kaki dan angkat

2. Putar kaki pada pergelangan kaki

3. Tuliskan di udara pada kaki angka 0 s/d 10


j. Latihan ke 10 (10 kali)

1. Selembar koran dilipat-lipat dengan kaki menjadi bentuk bulat

seperti bola. Kemudian dilicinkan kembali dengan menggunakan

ke dua kaki, setelah itu di sobek-sobek.

2. Kumpulkan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki dan

letakkan diatas lembaran koran lainnya. Bungkuslah semuanya

dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

4. Teknik Distraksi Dan Relaksasi

Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri

ke stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan

teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang

menerima input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya

impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),.

Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi

endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi

berkurang. Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan

partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan

minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan,

pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan

nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007)

Relaksasi adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang

"lelah" dibuat tenang dan otot yang tegang dibuat relaks. Jika seseorang
melakukan relaksasi, puncaknya adalah fisik yang segar dan otak yang siap

menyala kembali. Oleh karena itu, relaksali melibatkan komponen-

komponen penting tubuh yang secara terus menerus dipakai, misalnya

pancaindra, pernapasan, aliran darah, (sistem kardiovaskuler), otak dan otot-

otot rangka.

Jenis Tekhnik Distraksi antara lain

1. Distraksi visual

2. Distraksi pendengaran

3. Distraksi pernafasan

4. Distraksi intelektual

5. Imajinasi terbimbing

Jenis-jenis relaksasi:

1. Relaksasi pernafasan

2. Imagery

3. Senam.

Tujuan  dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang

menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi

yang lebih menyenangkan.

1. Manfaat Latihan Relaksasi dan Distraksi.

2. Membuat lebih mampu menghindari stress


3. Mengurangi bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan

stressseperti: sakit kepala, pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah,

nyeri punggung dan nyeri lainnya.

4. Menurunkan dan mengatasi kecemasan

5. Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi.

6. Meningkatkan penampilan kerja dan social

a. Tips Melakukan Relaksasi dan Distraksi

1) Dilakukan secara rutin dan teratur atau 2x sehari, sebelum makan,

hendak tidur

2) Dilakukan dengan santai

3) Pikiran tidak terfokus pada penyakit atau perasaan anda

4) Cari tempat yang nyaman seperti sofa atau tempat tidur

5) Longgarkan pakaian yang terasa sempit, lepas jam tangan, kaca

mata dan libatkan semua panca indra ikat pinggang bila anda

memakainya

6) Hilangkan pikiran yang mengganggu, kamar diberi penerangan

yang cukup

7) Siapkan diri anda sesantai-santainya, duduklah atau berbaringlah

ditempat yang anda pilih senyaman-nyamannya.

8) Libatkan semua panca indera

b. Penatalaksanaa

Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut Stewart (1976: 959), yaitu

sebagai berikut :
1) Tarik nafas dalam-dalam dan tahan di dalam paru

2) Keluarkan udara perlahan-lahan dan rasakan tubuh menjadi kendor

dan rasakan betapa nyaman hal tersebut

3) Bernafaslah secara normal dalam beberapa waktu

4) Ambil nafas dalam-dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-

lahan,

5) Biarkan telapak kaki rileks.

6) Konsentrasikan pikiran pada kaki

7) Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut,

punggung dan kelompok otot-otot lain

8) Setelah merasa relaks, bernafaslah secara perlahan.

9) Bila nyeri menjadi hebat klien bernafas secara dangkal dan cepat.

Langkah-langkah distraksi yaitu sebagai berikut:

1) Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat

pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.

2) Distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik yang disukai

atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk

memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik

klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu.

Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti

irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki.

(Tamsuri, 2007).
a) Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart.

Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya

ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-

1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian

sudah membuktikan, Mengurangi tingkat

ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di

antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan

Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai

“Efek Mozart”.

b) Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan

frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart

mampu merangsang dan memberdayakan daerah

kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting

adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart

itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer

klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana,

2006)

c) Distraksi pernafasan dengan bernafas ritmik,

anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu

objek atau memejamkan mata dan melakukan

inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan

satu sampai empat dan kemudian menghembuskan

nafas melalui mulut secara perlahan dengan


menghitung satu sampai empat (dalam hati).

Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi

pernafasan dan terhadap gambar yang memberi

ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk

pola pernafasan ritmik. Bernafas ritmik dan

massase, instruksi kan klien untuk melakukan

pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan

lakukan massase pada bagaian tubuh yang

mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau

gerakan memutar di area nyeri.

3) Distraksi intelektual antara lain dengan mengisi teka-teki silang,

bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti

mengumpulkan perangko, menulis cerita.

4) Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu

bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada

bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari

dari perhatian terhadap nyeri.

5. Terapi CBT

Intervensi yang digunakan untuk merubah perilaku pasien dalam

Behavioral System Model yaitu regulasi eksternal, misalnya dengan cara

membatasi perilaku dan menghambat respons perilaku yang tidak efektif,

merubah elemen structure dengan tujuan untuk memotivasi pasien dengan

cara memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dan memenuhi


kebutuhan subsistem dengan cara nurture, protect dan stimulate (Tommey

dan Alligood, 2006).

Anda mungkin juga menyukai