Anda di halaman 1dari 18

1. Pasien anak jatuh, gigi avulsi. Tindakan apa yang dilakukan? (Kalau anak usia diatas 8 Tahun Replantasi).

Replantasi. Waktu di luar mulut gigi yang avulsi sebaiknya tidak melebihi 60 menit (golden period gigi avulsi ± 2
jam). Apabila gigi telah keluar dari soket alveolar lebih dari 2 jam (dan tidak di upayakan tetap basah dengan media
yang sesuai), sel-sel dan serabut ligamentum tidak akan bertahan hidup sampai di mana pun stadium pertumbuhan
akarnya. Resorbsi replacement (ankilosis) kemungkinan besar akan terjadi setelah replantasi. Oleh karena itu, upaya
yang harus di lakukan sebelum replantasi adalah perawatan akar untuk mengurangi/memperlambat proses resorbsi.
Replantasi segera, sebelum 30 menit gigi avulsi berada diluar soket, menjanjikan penyembuhan dan reformasi ligamen
periodontal sampai 90% (Andreasen and Adreasen, 1994). Media penyimpanan saliva, susu dan saline.

2. Pasien HIV, perokok berat, bengkak pada gusi terlihat 3 benjolan warna kebiruan. Apakah itu?

Sarcoma Kaposi. Identic dengan penderita HIV. Lesi ini muncul pada mukosa RM terutama pada mukosa palatal
dan gingival.

3. Pasien datang dengan mukosa pipi terdapat warna putih, tebal, eritema. Dikerok tidak hilang. Diagnosis?
leukoplakia

4. Pasien datang dengan keadaan semua gigi goyang, terdapat poket periodontal, dalam kerusakan tulang
vertikal. Diagnosis? (Periodontitis Agresif)

Etio: AA. OH baik

5. Pasien drg X dengan kasus Y datang dengan nyeri hebat, apa yang harus dilakukan sebagai dokter gigi jaga
saat itu? Control of pain

6. Urutan registrasi lisensi. E-SERTIFIKASI-SERKOM-REGISTRASI KKI-STR

7. Kejadian karies tinggi dalam suatu wilayah, tindakan preventif yang sebaiknya dilakukan?

8.diagnosis ortho, prosto, om, -

9.ikgm ada metode penelitian sktar 3 nmr –

10.PSA apeks terbuka –


Apeksifikasi: untuk gigi permanen muda, akar masih terbuka dan gigi dalam keadaan non vital. Teknik seperti
pulpektomi.

Apeksogenesis: untuk gigi permanen muda, akar masih terbuka, dan gigi dalam keadaan vital. Teknik seperti
pulpotomi.

11.hitung unit cost= Fixed cost+variable cost

Fixed cost : biaya tetap tidak dipengaruhi keuntungan.

Variable cost: biaya tidak tetap, dipengaruhi aktivitas yang dilakukan (bahan baku, obat)

12.kegawatdaruratn, klu pasien sinkop.

 Pengukuran : BP (<< 90/70mmHg), Puls ( tidak teraba) è syok è posisi Trendeleberg


 Injeksi IM adarienalin 1 : 1000 sebanyak 0,3-0,5 ml setiap 5-10 menit menit sambil observasi BP dan Puls
 Infuse dg larutan glukosa
 Bila keadaan tidak membaik berikan adrenalin IV 0,1 - 0,2 ml dilarutkan dalam spuit 10 ml NaCl Fisiologis
 Pemberian oksigen 5-10 L/menit
 Px kesadaran membaik, nafas lega, muka memerah dan bisa berkomunikasi è beri minum teh manis hangat, px jangan di
pulangkan dulu, observasi sampai kesadaran penuh
 Bila keadaan membaik, Pemberian antihistamin dan kportikosteroid untuk mencegah komplikasi selanjutnya
 Bila Px henti nafas & puls tidak teraba è beri nafas buatan dan resusistasi jantung pulmoner, 4 x pijatan jantung dan 1 x nafas
buatan dilanjutkan berulang-ulang ( atau 15x resusitasi jantung pulmoner dan 2 x nafas buatan, bila dikerjakan sendiri)

13.pelajari diagnosis ortho, prosto, om, -

14. ikgm ada metode penelitian sktar 3 nmr

15. PSA apeks terbuka –

Apeksifikasi: untuk gigi permanen muda, akar masih terbuka dan gigi dalam keadaan non vital. Teknik seperti
pulpektomi.

Apeksogenesis: untuk gigi permanen muda, akar masih terbuka, dan gigi dalam keadaan vital. Teknik seperti
pulpotomi.

16.hitung unit cost


UNIT COST=Fixed cost+variable cost

Fixed cost : biaya tetap tidak dipengaruhi keuntungan.

Variable cost: biaya tidak tetap, dipengaruhi aktivitas yang dilakukan (bahan baku, obat)

17.kegawatdaruratn, pasien sinkop –

 Pengukuran : BP (<< 90/70mmHg), Puls ( tidak teraba) è syok è posisi Trendeleberg


 Injeksi IM adarienalin 1 : 1000 sebanyak 0,3-0,5 ml setiap 5-10 menit menit sambil observasi BP dan Puls
 Infuse dg larutan glukosa
 Bila keadaan tidak membaik berikan adrenalin IV 0,1 - 0,2 ml dilarutkan dalam spuit 10 ml NaCl Fisiologis
 Pemberian oksigen 5-10 L/menit
 Px kesadaran membaik, nafas lega, muka memerah dan bisa berkomunikasi è beri minum teh manis hangat, px jangan di
pulangkan dulu, observasi sampai kesadaran penuh
 Bila keadaan membaik, Pemberian antihistamin dan kportikosteroid untuk mencegah komplikasi selanjutnya
 Bila Px henti nafas & puls tidak teraba è beri nafas buatan dan resusistasi jantung pulmoner, 4 x pijatan jantung dan 1 x nafas
buatan dilanjutkan berulang-ulang ( atau 15x resusitasi jantung pulmoner dan 2 x nafas buatan, bila dikerjakan sendiri)

18. OM: lichen planus – ada striae. Kadang disertai gingivitis deskuamasi.

19.gingivektomi

Gingivektomi adalah eksisi dari gingiva. Gingivektomi adalah prosedur eksisi gingiva/ pemotongan jaringan
gingiva dengan membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan keradangan
gingiva, sehingga mendapatkan gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik baik. Keuntungan
gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat mengeliminasi poket secara sempurna, meningkatkan
aksesibilitas dan visibilitas untuk eliminasi kalkulus secara menyeluruh, morfologi gingiva dapat
diprediksi sesuai keinginan.

20. kuretase –

21.bedah flap

22.diagnosis Anug.
Merupakan penyakit akut, lesi berupa craterlike depression pada puncak interdental papilla, kadang meluas ke
margin gingiva dan jarang meluas pada attached gingiva dan mukosa oral. Permukaan craters gingiva di tutupi
oleh jaringan preudomembran abu-abu dengan tepi kemerahan. Ada perdarahan spontan atau bleeding karena ada
rangsangan. Tanpa kehilangan perlekatan. Keluhan lain, sakit saat makan pedas atau panas, atau saat mengunyah,
halitosis, metallic taste. Gejala sistemik: local limfadenopati,demam bakteri fusiform dan spirochaeta.

periodontitis, OH Buruk, terbentuk poket supraboni, kerusakan tulang horizontal. Progress lambat.

Localized : melibatkan <30% sisi yang terlibat

Generalized: melibatkan > 30 % sisi yang terlibat. Bakteri penyebab PG, fusobacterium

gingivitis – tahapan. Inisial-early-establish-advanced.

23.- uu no.29 thn 2004 tntang apa praktek kedokteran

1. Klasifikasi black kls 3 dan 4 (aproksimal, karies mesial dan oklusal, karies mesial sampai labial)
2. terapi karies profunda pulp capping
3. Karies dentin di gigi depan ditambal pake apa? Komposit (Komposit/GIC?)
4. karies nyaris sampai atap pulpa di kasih bahan yg merangsang osteoblast, nama bahannya apa? CaoH
5. gigi anterior post PSA berubah warna, tes dingin (-), perkusi (+), nyeri (-). Dirawat apa?
A. Veneer
B. Komposit
C. Pemutihan intrakorona
D. Pemutihan ekstrakorona
E. Mahkota jaket
6. ada px sakit gigi, minum obat gak mempan, datang ke PKM, tindakannya apa? A. Control of pain B. Kasih
obat, suruh pulang
7. pasien datang ke klinik gigi, gigi sakit ketika dipakai mengunyah, tindakan yg dilakukan pertama kali apa?
8. px 5 hari setelah exo gigi, bibirnya masih terasa kebas, kenapa?
9. px kehilangan gigi anterior,  masih muda, pake gtsl yg gimana?
A. Konvensional
B. Closed. Untuk gigi posterior. Dengan gusi tiruan/wing di bagian bukal/labial
C. Open untuk gigi anterior. Tanpa gusi tiruan/wing bagian bukal/labial
D. Metal frame
E. Immediate denture
10. Ada ibu2, sakit di pipi kanan waktu sikat gigi aja sejak 2 minggu lalu, tdk ada gusi bengkak atau gigi sakit.
Ini kenapa? A. Cluster headache B. .... E. Trigeminal neuralgia
11. Anak 7 th, open bite, terapinya apa? A. Tongue crib B.....
12. Dewasa 27th, profil cembung, open bite, mau dirawat ortho, radiografi yg digunakan? A. Cephalometri B....
13 Klasifikasi gv black

Kelas I: pit fissure (posterior), cingulum (anterior)

Kelas II: proksimal gigi posterior

Kelas III: Proksimal anterior (blm mencapai insisal edge)

Kelas IV: Proksimal gigi anterior yang mencapai insisal edge

Kelas V: 1/3 servical permukaan fasial dan lingual gigi anterior dan posterior

Kelas VI: kavitas pd ujung insisal edge/ukung cups.

ortho sefalonya lumayan dalem..

Ludwig angina: pembengkakan yang terjadi cepat, infeksi di region submandibular berupa radang selulitis. Biasanya karena
infeksi gigi M. Gejala: sakit, bengkak dengan warna kemerahan atau kecoklatan, difus, konsistensi keras seperti papan shg
mendorong lidah keatas atau kebelakang, hopersalivasi dan biasanya terdapat trismus. Pasien sulit bernafas.

Itu Yang tahap kesalahan dimana kaya misal geminasi fusi.. pulpitis,psa pulpek Pulp cap... Dukungan jaringan... Anug...

Belajar kepmenkes no hk 02.02/Menkes/62/2015 Tentang panduan praktik klinis bagi dokter gigi

1. Kecelakaan kerja disebabkan oleh? E. Mengabaikan SOP, b. Kealaian

2. Sistem pembayaran pelayanan kesehatan? a. Prepaid

3. Penyedia penyelenggara pelayann kesehatan namanya apa? A. Provider b. Consumer

4. Prinsip mengutamakan pasien, prinsip apa? Beneficience

5. Uu tenaga kesehatan UU 36 tahun 2014

6. Uu praktik kedokteran UU 29 tahun 2004

7. Gigi trauma goyang derajat 2 sma 3, prwatannya apa?


8. Herpes labialis ada 3-4 soal

9. Periodontitis kronis lokalisata ada sekita 3 soal

10. Periodontitis agresif

11. Utk rjpo, utk frekuensi pijatnya sama nafas buatan nya tiap brapa kali

12. tingkah laku menurut frankle

13. Yg trmasuk ukgs tahap 2 kecuali

14. virus herpes simplex

15. Hitung angka insidensi

16. Membandingkan DMFT populasi


1. Flouridasi air –

2. Teknik sampel penelitian (3 nomor) –


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
a. Sistematic sampling
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut.
b. Quota sampling
Teknik ini untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah kuota yang diinginkan.
c. Accidental sampling
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
d. Purposive sampling
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Contoh : akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan.
e. Sampling Jenuh (SENSUS)
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
f. Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
g. Simple Random Sampling
Secara teoretis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi sampel.
h. Stratified Random Sampling
Sample penelitian dibagi menjadi beberapa strata
i. Cluster Sampling
Teknik penelitian dengan memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih
didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama.
Contoh : meneliti prevalensi karies di pulau Bali, dan sampel diambil di daerah Denpasar
saja untuk mewakili populasi.
3. Lesi putih ipm –
4. Penyakit yg disebabkan virus pd RM –
VIRUS MANIFESTASI RONGGA MULUT
HERPES SIMPLEX vesikel mudah pecah, sakit, demam
PRIMER
 Gingivo stomatitis herpetitika: vesikel berkelompok (bisa) dikulit, semua IO
dan gingival, disertai gingivitis marginalis akut
 Herpetic whitlow : infeksi pada jari (biasanya ok drg yg tidak menggunakan
glove shg jarinya berkontak langsung dg pasien. Ciri : khas pada jari.
SEKUNDER
 Recurrent herpes labialis (RHL)
Vesikel bergerombol  ulser  krusta hanya pada bibir
 Recurrent intraoral herpes (RIH)/Stomatis
herpetica seluruh IO termasuk gingival,
tidak ada lesi EO

Terapi : acyclovir 200 mg 5x/hari selama 7 hari. Kontraindikasi


COXSACKIE Demam dan malaise
 Herpangina (tipe A4) : hanya di posterior RM (faring, tonsil, palatum molle),
sakit, tidak ada di EO
 Hand mouth food disease (HMFD) : khas di telapak tangan dan kaki,
dan seluruh IO Terapi :
-Terapi kausatif : sebenarnya utk infeksi virus akan bersifat self limiting, namun
pemberian acyclovir bisa dianjurkan apabila vesikel terakhir
muncul masih dalam 3x24 jam (pada lenting terakhir yang
muncul)
-Terapi suportif : TKTP, multivitamin, hindari makanan panas
-Terapi paliatif : aloclair (kumur atau gel)
Utk kasus HMFD kita cm perlu memikirkan bagaimana menurunkan keluhan
pasien:
 Dyphenhidramine HCL (kandungan obat batuk) bisa dipakai utk ada keluhan
sakit di oral 
antihistamin yang mempunyai side effect analgetik.
 Paracetamol juga bisa digunakan bila masih disertai panas
VARICELLA PRIMER
Chickenfox (cacar air) : krusta pada seluruh tubuh dan gatal, seluruh IO
SEKUNDER
Herpes zoster (shingle) : bisa kena dimana aja. Khasnya : unilateral. Komplikasi :

 post herpetic neuralgia : sakit pada seluruh RM setelah 3 bulan paska penyembuhan
 sindrom RAMSAY HUNT : bell palsy,
tinnitus Terapi :
- acyclovir 800 mg 5x/hari selama 7 hari
- post herpetic neuralgia : acetaminophen dan karbamazepin.
CYTOMEGALOVI  Mendekati 100% pada pria homoseksual HIV-positif
RUS  mendekati 10% pada anak-anak dengan AIDS.
 Virus tersebut memiliki predileksi untuk jaringan kelenjar saliva dan HIV meliputi
pembengkakakn kelenjar parotis unilateral dan bilateral serta serostomia.
ORAL HAIRY  Lesinya terlihat pada permukaan lateral lidah, tetapi bisa meluas ke dorsal dan
LEUKOPLKIA permukaan ventral.
 Lesi bisa berbagai ukuran dan bisa terlihat
 seperti striae putih vertical, berombak-ombak
 seperti plak-plak berbulu kasar dengan proyeksi rambut terlihat seperti keratin.
KAPOSI’S Identik dg infeksi HIV. Lesi ini muncul pada mukosa rongga mulut terutama pada mukosa
SARCOMA palatal dan gingival. Lesi kebiruan yang sedikit menonjol, tidak sakit, tidak pucat saat di
palpasi.
5. Anug/anup –
NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS (NUG)

 Etiologi: bakteri fusiform dan spirochaeta.


 FaKtor predisposisi: OH buruk, stress psikologis, merokok, dan immunosupresi, malnutrisi.
 Ciri: ulser & nekrotik papilla interdental dg jaringan pseudomembran berwarna putih kekuningan/abu-abu,
dikelilingi eritema.
 Terbentuk crater-like depression pd crest papilla interdental.
 Perdarahan spontan atau dg rangsangan.
 E0: kelenjar limfe membesar
 Keluhan: sakit saat makan pedas/panas, halitosis, metallic taste, demam, lemas.
NECROTIZING ULCERATIVE PERIODONTITIS

 Perbedaan antara NUP terdapat clinical attachment loss dan resorpsi tulang alveolar, karakteristik lainnya sama dg
NUG.
 Halitosis, mulut kering, resesi gingival.
 NUP dapat diobservasi pada pasien HIV, CD4 <200
 Manifestasi sebagai ulserasi lokal dan nekrosis jaringan gingiva dengan exposure dan destruksi yang cepat dari tulang
alveolar, perdarahan spontan, dan rasa nyeri yang parah.

KUNJUNGAN 1. KIE
PERTAMA 2. Perawatan daerah yang sakit dg anastesi local dan debridement pseudomembran dg irigasi H2O2 
diusap dg kasa lalu diirigasi kembali dg tambahan betadine pada saline.
3. Instruksi pasien berkumur tiap 2 jam dg larutan saline hangat atau berkumur 2/sehari dg
1,5% H2O2 atau dg 0.2% chlorhexidin glutamate
4. Medikasi dg antibiotic (PENISILIN/METRONODAZOLE)
5. Terapi simtomatik: analgesic & antipiuretik, multivitamin
6. Tidak boleh skaling dan kuretasedpt memperluas infeksi
7. Tindakan
bedah
ditunda
sampai
gejala
hilang ± 4
minggu
8. Control 1-
2 hari
setelah
kunjungan
pertama.
KUNJUNGA
N atau root
KUNJUNGA
KEDUA planning
N
KETIGA hanya boleh selama 2-3 minggu.

Bila pasien datang dg keluhan gingival spt rasa tdk nyaman setalah dilakukan perawatan NUG/NUP 
Gingivoplasty.

6. periodontitis agresif –
 PERIODONTITIS
AGRESIF
- OH baik, hyperplasia gingival, inflamasi, edema, poket infraboni, kerusakan
tulang parah, kerusakan tulang vertical, progress cepat (1-3 th sudah
menyebabkan kegoyangan gigi parah), pasien dewasa muda < 30 th
- Disebabkan oleh abnormalitas dari fungsi fagosit c, Hiperresponsive
makrofag, peningkatan produksi prostaglandin E2 (PGE2) dan
interleukin-1β

LOCALIZED
Dan bisa juga melibatkan lebih banyak gigi lain dg patokan gigi yang sama.
GENERALIZED Attachment loss proksimal gigi secara menyeluruh mengenai ≥ 3 gigi lain selain M1 dan I.
Bakteri : dominan (AA) aggregabacter Actinomycetemcomitans  gram (-)

7. macam2 poket –
BERDASARKAN KLINIS BERDASARKAN TINGGI TULANG

POKET GINGIVAPOKET PERIODONTALPOKET SUPRABONIPOKET INFRABONI

false poket absolute pocket - dasar poket - dasar poket pada


pada poket poket
periodontal
periodontal lebih
lebih koronal
dari puncak apical dari puncak

alveolar alveolar/
-kerusakan
-kerusakan tulang
tulang
vertical
horizontal
8. Pelanggaran disiplin/etik –
9. bekerjasama dengan pihak ketiga dlaam pemberian obat melanggar apa? –
10. Kontrol infeksi, kalau mau skeling kontrol infeksinya untuk alat ultrasonic itu bgaimna? -
Penggunaan handscoon utk apa –
11. Pelyaanan puskesmas yg melibatkan masy. –
12. Pelyanan kesehatan –
13. Perilaku kesehatan –
14. Benificene,
15. non malificiene,
16. autonomy dll
PRINSIP ETIKA KEDOKTERAN

Autonomi : Menghargai dan menghormati hak pasien.

Beneficience:Melakukan tindakan terbaik untuk pasien.

Non maleficience : Berbuat baik pada pilihan terbatas atau terdesak (darurat)

Maleficience : Tindakan melanggar hukum (tindakan medis tanpa indikasi)

Misficience : Tindakan medis tepat namun prosedur tidak tepat.

Nonficience : Tidak melakukan tindakan yang harusnya dilakukan.

Justice : Tidak diskriminatif

Altruism : Mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan diri sendiri

Veracity : Jujur

Honor & :Perilaku standar tertinggi, tidak melakukan penyimpangan secara personal maupun
integrity
professional.

Accountability : Bertanggungjawab akan tindakannya, mengembangkan ilmu pengetahuan dengan

prinsip dasar etika.


Excellence : Berkomitmen untuk belajar seumur hidup sesuai profesinya

Duty : Membuktikan komitmennya sebagai dokter mengutamakan kesehatan pasien atau


komunitasnya, tanpa memandang bayaran.

Respect for other : Menghargai dan menghormati otonomi dan harkat serta martabat seseorang
Personal comitment : Dapat ditunjukkan dengan belajar sepanjang hayat, melaksanakan
tugas tanggungjawabnya dengan kualitas tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

17. Masy. Tepi pantai memliki gigi yg berwarna kecoklatan termasuk apa? Endemi atau
pandemi –
18. oklusi normal,
Oklusi normal menurut Angle adalah ketika gigi molar rahang atas dan rahang
bawah berada dalam suatu hubungan di mana puncak tonjol mesiobukal molar
rahang atas berada pada celah bukal molar rahang bawah, serta gigi tersusun
rapi dan teratur mengikuti garis kurva oklusi. Houston (1983) mendefinisikan
oklusi normal sebagai oklusi ideal yang mengalami penyimpangan yang masih
dapat diterima dan tidak menimbulkan masalah estetik dan fungsional.
19. oklusi sentris,
Hubungan paling posterior dari mandibular terhadap maxilla pada relasi vertical tertentu
atau Hubungan paling posterior dari mandibular dimana kondilus berada dalam posisi
istirahat, serta terletak paling distal di dalam glenoid fossa; dan dari mana gerak lateral
dapat dilakukan pada setiap jarak pembukaan antara kedua rahang.
20. oklusi ideal –
Oklusi ideal yaitu keadaan beroklusinya
setiap gigi, kecuali insisivus sentral bawah dan molar tiga atas,
beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk
gigi yang tidak mengalami keausan
21. diagnosis orto –
Edward Hingley Angle (1899)mengklasifikan maloklusi berdasarkan hubungan mesio-
distal gigi molar 1 permanen rahang atas dan rahang bawah menjadi 3 kelas, yaitu klas I,
II, III (Singh, 2007).
1) Klas I Angle Tonjol mesiobukal gigi molar pertama rahang atas terletak pada celah
bagian bukal (buccal groove) gigi molar pertama rahang bawah (relasi gigi
Neutroklusi) (Singh, 2007).
Dr. Martin Dewey 1915 memodifikasi maloklusi Klas I Angle menjadi beberapa
tipe maloklusi yaitu :
a) Tipe 1 : maloklusi Klas I Angle dengan gigi anterior yang crowded
b) Tipe 2 : maloklusi Klas I Angle dengan gigi insisiv maksila yang protrusif c)
Tipe 3 : maloklusi Klas I Angle dengan gigitan silang anterior (crossbite anterior) d)
Tipe 4 : maloklusi Klas I Angle dengan hubungan molar normal dalam arah mesio-
distak, tetapi hubungan dalam arah buko-lingual ada pada posisi gigitan bersilang
(crossbite posterior) e) Tipe 5 : maloklusi Klas I Angle dengan molar permanen
telah bergerak ke mesial (mesial drifting) (Singh, 2007).
2) Klas II Angle Tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas terletak pada ruangan di antara
tonjol mesiobukal M1 dan tepi distal tonjol bukal gigi premolar rahang bawah (relasi gigi
distoklusi), ada 2 divisi dalam klas II angle :
a) Klas II Angle Divisi I : Klas II Angle dengan ciri-ciri gigi-gigi anterior di RA inklinasi
ke labial atau protrusi.
b) Klas II Angle Divisi II : Klas II Angle dengan ciri-ciri inklinasi insisivus sentralis atas
ke lingual dan inklinasi insisivus lateral ke labial(Singh, 2007).
3) Klas III Angle Tonjol mesiobukal gigi molar pertama rahang atas beroklusi dengan bagian
distal tonjol distal M1 dan tepi mesial tonjol mesial gigi molar kedua rahang bawah (relasi gigi
Mesioklusi) (Singh, 2007)
Tipe 1 : maloklusi Klas III dengan rahang atas dan bawah yang jika dilihat secara terpisah
terlihat normal. Namun ketika rahang beroklusi menunjukkan insisivus yang edge to
edge, yang kemudian menyebabkan mandibula bergerak kedepan.
b) Tipe 2 : maloklusi Klas III Angle dengan insisivus mandibula crowded dan masih
memiliki lingual relation terhadap insisivus maksila
c) Tipe 3 : maloklusi Klas III Angle dengan insisivus maksila crowded dan crossbite
dengan gigi anterior mandibula (Singh, 2007).
22. apa maksud hubungan I-SN pada cefalometri –
Sudut Sudut antara Normal 0 SD 0 Interpretasi
Kedudukan maksila thd basis crania
SNA SN dan NA 82 ±2 > 84  maksila protusi
< 80  maksila retrusi
Kedudukan mandibula terhadap basis kranii
SNB SN dan NB 80 ±2 > 82  mandibula protusi
< 78  mandibula retrusi
Hubungan maksila dan mandibula
ANB Selisih SNA dan SNB 2 ±2 +  maksila lebih panjang daripada mandibula
-  klas III
Mengevaluasi inklinasi insisif mandibula terhadap
Garis tengah I RB dg bidang mandibula
IMPA 90 ±2
MP > 92  insisiv protusi
1
Pertumbuhan / 3 muka bawah dalam arah
FMPA FH dan MP 25 ±3 posteroanterior

Inklinasi insisif mandibula terhadap basis crania


Garis tengah I RB < 67  protusif
FMIA 65 ±2
dan FH > 63  retrusif
Profil skeletal wajah
0  lurus
NaPg Na dan A-Pg 0 -
+  cembung
-  cekung
Inklinasi insisif maksila terhadap basis crania
Garis tengah I RA > 110  protusif
I-SN 104 ±6
dan SN > 98  retrusif

23. mengganti jaga di klinik trus ada pasien laangganan drg yg diganti bagaimna seharusnya
kita selaku pengganti jaga –
24. penanganan syok anafilaktif –
a. Pengukuran : BP (<< 90/70mmHg), Puls ( tidak teraba) è syok è posisi Trendeleberg
b. Injeksi IM adarienalin 1 : 1000 sebanyak 0,3-0,5 ml setiap 5-10 menit menit sambil observasi BP dan Puls
c. Infuse dg larutan glukosa
d. Bila keadaan tidak membaik berikan adrenalin IV 0,1 - 0,2 ml dilarutkan dalam spuit 10 ml NaCl Fisiologis
e. Pemberian oksigen 5-10 L/menit
f. Px kesadaran membaik, nafas lega, muka memerah dan bisa berkomunikasi è beri minum teh manis
hangat, px jangan di pulangkan dulu, observasi sampai kesadaran penuh
g. Bila keadaan membaik, Pemberian antihistamin dan kportikosteroid untuk mencegah komplikasi
selanjutnya
h. Bila Px henti nafas & puls tidak teraba è beri nafas buatan dan resusistasi jantung pulmoner, 4 x pijatan
jantung dan 1 x nafas buatan dilanjutkan berulang-ulang ( atau 15x resusitasi jantung pulmoner dan 2 x
nafas buatan, bila dikerjakan sendiri)

25. pasien henti nafas apa yg pertama dilakukan. RJP


26. pasien gigi depan hilang apa syarat pemasangan gigi tiruan? –
pasien tdk penyakit sistemik, sdh dilakukan pemeriksaan lengkap untuk pencabutan, saat
di anastesi mengalami syok anafilakti termasuk kategori apa? Malpraktek atau kejadian
takterduga atau apa? UNFORESEEABLE RISKS : Resiko dari perawatan yang tidak terduga
sebelumnya. Dan bila terjadi, biasanya masih ada

27. pasien gawatdarurat pada suatu lokasi apa yg perlu diperhatikan?


28. dokter sudah melakukan pemeriksaan lab, tekanan darah , anamnesis ;engkap tidak ada
kelainan, kemduian ingin mencbut gigi tapi saat anastesi pasien syok anafilaktik, kejadian
yang dialami dokter gigi a. unforeable risk b malpraktik
UNFORESEEABLE RISKS : Resiko dari perawatan yang tidak terduga sebelumnya. Dan bila
terjadi, biasanya masih ada hubungannya dg perawatan (missal : sinkop/syok).

29. teknik sampel penelitian teknik pengambilan sampel klo misalnya ada pasien dtg untuk
mengethui karies diwilayah itu diperiksa decay missing filling nya, termasuk
pengmabilan sampel apa? Accidental sampling
30. Tata laksana pertama pada pasien syok anafilaktik A. Injeksi adrenalin 1:1000 0,3-0,5 ml
B. Trendelenburg C. Injeksi diphendiramin D. Lupa E. Lupa

Anda mungkin juga menyukai