Disusun Oleh:
Abdul Rahman:
M. Maghfurin:
Muhammad Arsyad: 19.11.05.0101.7577
Muhammad Rumiansyah:
Muhammad Taib:
Muhammad Zaini:
Noraisyah:
Novita:
Rahmawati:
Risko Kurniawan:
Riyanto:
Saprullah:
Abstrak
Abstract
The background of this research stems from the authors' interest in the
learning process of Islamic religious education in one of the schools in
Kapuas Regency. Because the school is a place where students are still in
rural areas. And there the teacher must really be able to choose the right
learning method so that students are able to achieve educational goals.
This research is a qualitative descriptive field research with the
background of STAI Kuala Kapuas Students. The research question is
how the learning method and how the learning outcomes. The data
collection techniques are Observation, Interview and Documentation
techniques. After all the data with qualitative analysis techniques and with
the Miles da Hubernman model, through the following steps: Data
Collection, Data Presentation, Data Reduction and Conclusion Drawing.
The results showed that the learning method used by teachers from the
Middle and Lower levels was the Lecture method used by the teacher to
provide knowledge, the question and answer method was used by the
teacher to train physiologically, and psychologically (mentally). The
learning method used by the teacher has a fairly good influence on
learning outcomes both academically and non-academicly. In addition to
the academic and non-academic results of students who are experiencing
development, changes in student attitudes and behavior are clearly visible
as a result of Islamic religious education carried out at school and at
home.
4
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 2.
5
Ibid, hlm. 313.
6
Abdul Majid, “Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agam Islam (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya,2012), hlm. 110.
7
Suyono dan Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran: Teori Dan Konsep Dasar
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm, 12.
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pada dasarnya pendidikan Islam mengandung dua unsur: Pertama,
Pendidikan Islam adalah pendidikan menurut Islam atau pendidikan
Islami, yaitu pendidikan yang difahami dan dikembangkan dari ajaran
dan nilai-nilai fundamental yang terkadung dalam sumbernya yaitu al-
Qur‟an dan as-Sunnah. Dalam hal ini pendidikan Islam dapat berwujud
pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun
dan dikembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut atau bertolak dari
spirit Islam. Kedua, pendidikan Islam adalah pendidikan ke-Islaman
atau pendidikan agama Islam yakni upaya pendidikan Islam atau ajaran
dan nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan hidup) dan sikap
hidup seseorang.
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar yang dilakukan
pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 Pendapat lain juga
dikemukakan oleh Drs. H. Zuhairi bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha-usaha secara sistematis dan fragmatis dalam membantu
anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.9
8
Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 110.
9
Zuhiri dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Nasional, 1983), hlm. 27.
melakukan eksplorasi dan menemukan permasalahan serta
bertanggungjawab terhadap apa yang mereka hasilkan. Metode
partisipatoris mengharuskan anak didik belajar mengidentifikasi
masalah, mengkonsep cara-cara pemecahan masalah dan mengambil
keputusan. Hal ini dapat dilakukan secara kolektif dalam suatu forum
diksusi.
Keempat; metode pendidikan Islam lebih diorientasikan pada apa
yang dikerjakan anak didik, sehingga pemberian pengalaman kepada
anak didik merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar.
Perlu ada interaksi aktif dan partisipatif antara anak didik dengan materi
atau dengan situasi akademik tertentu. Dengan cara ini, materi pelajaran
dapat ditransformasikan dalam bentuk pengalaman anak didik yang
dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar yang relevan tujuan
pembelajaran.10
11
Pasal 1 Conventoin On The Rights Of Persons With Disabelities
12
Joni Yulianto, Konsepsi Difabilitas Dan Pendidikan Inklusi, hlm. 1
13
Lihat Architecture for diferently abled, liputan khusus majalah sketsa: majalah
Arsitektur Tarumanegara, Edisi 24 hlom 38 dalam Joni Yulianto, Konsepsi Difabilitas Dan
Pendidikan Inklusi. Hlm. 41
14
Baiq Sarlita Kartiani, Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Motivasi BelAjar Terhadap
Hasil Belajara Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas V Kabupaten Lombok Barat, Jurnal
pendidikan dasar Volume 6 Edisi 2 desember 2015. Hlm. 212.
15
Ibid., hlm. 212
Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting dalam menilai
atau mengevaluasi proses pembelajaran. Sehingga menurut hermawan
hasil belajar merupakan segala perubahan perilaku baik pada aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang terjadi karena proses
pengalaman. Artinya hasil belajar siswa ditandai dengan adanya
perubahan yang relatif tetap didasari atas pengalaman dari kegiatan
belajar. Tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tergantung
metode guru dalam pembelajaran.16
Dari Tujuan ilmu jiwa PAI
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan
banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator,
masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan
pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang
yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami
tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya
secara efektif.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik
dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami
tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang
yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan
segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya
secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata
bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Di sinilah arti penting
ilmu jiwa bagi guru. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa
“diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon
guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan
proses belajar mengajar peserta didik” Dengan memahami psikologi
pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan
psikologisnya diharapkan dapat :
Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Menilai hasil pembelajaran yang adil. Fungsi
Pada garis besarnya, guna mempelajari ilmu jiwa adalah untuk
menjadikan manusia supaya hidupnya baik, bahagia dan sempurna.
Karena ilmu jiwa ternyata telah memasuki bidang-bidang yang banyak
sekali, banyak persoalan-persoalan yang dapat dibantu dan diselesaikan
oleh ilmu jiwa. Misalnya; persoalan-persoalan manusia yang hidup di
pabrik, di sekolah, di sawah, dan sebagainya.
Selain itu kegunaan mempelajari ilmu jiwa adalah :
Untuk memperoleh paham tentang gejala-gejala jiwa dan
pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia
pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa
sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak
Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik
C. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas yang dapat kami simpulkan adalah Kecerdasan
merupakan factor psikologis yang paling penting dalam proses belajar
siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi
inteligensi (kecerdasan) seorang individu, semakin besar peluang
individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat intelegensi (kecerdasan) individu, semakin sulit
individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain
sebagainya untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Namun
yang perlu diingat, dalam belajar, masing-masing individu memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pengetahuan/pelajaran
yang diberikan, sehingga dalam setiap individu juga terdapat
perbedaan dalam hal kecerdasannya. Karena belajar itu sangat
mempengaruhi kepandaian/kecerdasan seseorang sehingga jika setiap
individu memiliki daya tangkap yang berbeda maka
kecerdasan/kepandaian yang diperoleh juga berbeda. Manusia yang
sudah belajar terus namun belum juga memperoleh
kecerdasan/pengetahuan, itu berarti kualitas otak (tingkat kecerdasan)
individu itu perlu dipertanyakan. Tingkat kecerdasan manusia itu dapat
dibagi atas beberapa bagian :
1. Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada
IQ 20—IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain
debil, imbisil, idiot.
2. Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada IQ
70—IQ 79
3. Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ 80—IQ
89
4. Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ 109
5. Kelompok rata-rata tinggi (high average) merentang anatara IQ 110—
IQ 119
6. Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120—IQ 139
7. Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara
IQ 140—IQ 169 Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang
merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan
belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta
didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang
akan diberikan kepada siswa. Jadi, belajar dan kecerdasan itu memiliki
hubungan yang sangat dekat yakni untuk memperoleh kecerdasan
manusia perlu belajar dan untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal, manusia juga perlu mengetahui tingkat kecerdasannya.
29
Oemar Hamalik, Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan
Belajar,(Bandung:Tarsiito,1983), hlm.2.
30
Ziadatul Husnah, Muqowim, Living Softskill Education.... hlm. 26-27
Daftar Pustaka
Baiq Sarlita, Kartiani, 2015, Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajara Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas V
Kabupaten Lombok Barat, Jurnal pendidikan dasar Volume 6 Edisi 2,
Desember 2015, Lombok Barat.
Bisri, Khasan., 2016, Srategi Guru Sejarah Kebudayaan Islam Dalam Merekonstruksi
Materi Tentang Peperangan Dalam Peradaban Islam di MA Ali maksum
Krapyak Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol VIII, No 2, Desember
2016, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Islam Pascasarana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Emqi Muhammad, Fauzi, 2014., Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembinaan Mental Narapidana (Studi Multikasus di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas 1 Malang Dan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II-A Malang,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.1, Juli-Desember 2014, Malang: Dosen
Pendidikan Agama Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang.
Garnida, Danang, 2015., Pengantar Pendidikan Iklusif, Bandung: PT. Rafika Editama.
Hanum, Latifah, 2014., Pembelajaran PAI Bagi Anak-Anak Berkebutuhan Khusus, Jurnal
Pendidkan Agama Islam Vol.XI, No.2, Desemeber 2014, Aceh: Dosen Jurusan
PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Langsa Aceh.
Lestari, Ayu, 2017, Interaksi Edukatif Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama
Islam Pada Anak Autis di SLBN Bantul, Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.
Majid, Abdul Aziz A., Mendidik Dengan Cerita, (terjemahan dari judul Al-Qissah fi al-
Tarbiyah oleh Neneng Yanti dan al Maarif), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Majid, Abdul., 2012, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Namsa, Yunus., 2000., Metodelogi Pengajaran Agama Islam, Ternate: Pustaka Firdaus.
Robinah, 2014., Model Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Multikultural Sebagai
Upaya Penanaman Karakter pada Siswa Sekolah Dasar Sanggar Anak Alam
(SALAM) Nitiprayan Kasihan Bantul Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Agama
Islam, Vol. XI, No. 2 Desember 2014. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Sunan Kaliaga.
Syaiful Anwar, Tayar Yusuf,1995, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab,
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Smart, Aqila, 2010., Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran & Terapi untuk
Anak Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta: Katahati.
Suyono., Hariyanti, 2011., Belajar Dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad, 1995., Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.