Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI PUBLIK

MAKALAH
Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi Islam
Dosen pengampu: Sifaul Amin, M.H.

Disusun Oleh:
1. Berliana Mariska Anggana ( 33010200174 )
2. Yulia Latifa Hapsari ( 33010200175 )

FAKULTAS SYARIAH HUKUM KELUARGA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Ilmu Ekonomi Islam ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Sifaul Amin , M.H. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
makalah ini bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sifaul Amin, M.H. selaku dosen mata
kuliah Pengantar ilmu ekonomi islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan studinya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
sebagian pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

12 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ekonomi publik adalah studi tentang kebijakan pemerintah melalui lensa efisiensi
ekonomi dan pemerataan. Pada tingkat yang paling dasar, ekonomi publik
memberikan kerangka untuk berpikir tentang apakah pemerintah harus berpartisipasi
dalam pasar ekonomi dan sejauh mana peran pemerintah seharusnya. Ekonomi publik
juga mempelajari akan peran pemerintah dalam menyediakan barang-barang publik
yang tidak dapat disediakan oleh sektor swasta.Dalam pengertian yang lain Ekonomi
Publik merupakan cabang Ilmu Ekonomi yang menelaah masalah-masalah publik
dalam artian masyarakat, pemerintah atau negara, dalam konteks perekonomian
seperti kebijakan subsidi atau perpajakan, regulasi atau deregulasi, nasionalisasi atau
privatisasi, sistem jaminan sosial, ketahanan pangan, kebijakan teknologi, pertahanan
dan keamanan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Ekonomi publik juga disebut
dengan finansial publik. Wikipedia menyebutkan bahwa financial publik mempelajari
rancangan dari pajak pemerintah dan kebijakan pengeluaran dan efek ekonomi dari
kebijakan-kebijakan tersebut (contohnya, program asuransi sosial).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian dari konsep dan biaya produksi?


2. Bagaimana produksi dan produktifitas biaya?
3. Bagaimana produksi jangka pendek?
4. Bagaimana produksi jangka panjang?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep dan biaya produksi


2. Untuk mengetahui tentang produksi dan produktifitas biaya
3. Untuk mengetahui tentang produksi jangka pendek
4. Untuk mengetahui tentang produksi jangka panjang

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSEP DAN BIAYA PRODUKSI

 Pengertian Biaya Produksi


Arti dari biaya produksi merupakan jumlah semua kebutuhan dana yang diperlukan dalam
proses menghasilkan barang maupun jasa yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
harga bahan baku hingga upah tenaga kerja.

Biaya produksi juga dapat dikatakan sebagai tarif produksi yang diperlukan oleh pelaku
usaha untuk menghasilkan suatu komoditas dari awal produksi hingga siap dipasarkan kepada
konsumen.

 Konsep Biaya Produksi


1. Biaya Tetap (fixed cost/FC)
Sesuai namanya biaya ini tidak berubah nominalnya walaupun jumlah barang yang
bisa diproduksi meningkat atau menurun. Beberapa biaya yang termasuk di dalam
fixed cost antara lain gaji, bunga bank dan masih banyak lagi.

Ada dua kelompok biaya tetap :

 Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC) = Keseluruhan kebutuhan dana yang
jumlahnya tetap dan harus dikeluarkan secara periodik dalam kurun waktu yang
sama guna menghasilkan komoditas tertentu.
 Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC) = Jumlah kebutuhan dana
yang dibutuhkan guna memproduksi tiap unit barang. Rumus untuk menentukan
AFC adalah :
AFC= TFC/Q

Keterangan : 
TFC : Biaya tetap total
Q : kuantitas Pengeluaran Barang

2. Biaya Variabel ( Variable Cost/VC)


Jumlah kebutuhan dana yang nominalnya dipengaruhi oleh kuantitas komoditas yang
dihasilkan. Dengan kata lain ketika pelaku usaha ingin memproduksi barang maupun
jasa dalam jumlah yang besar maka nantinya biaya variabel yang diperlukan juga
semakin beragam.

Biaya variabel sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu Biaya Variabel
Total (total variabel cost / TVC) dan Biaya variabel rata-rata (average variable
cost/AVC)

Rumus untuk menghitung AVC


AVC= TVC/Q

Keterangan :    
TVC: Biaya Variabel total
Q : Jumlah Pengeluaran Barang

3. Biaya Total ( Total Cost/TC)


Akumulasi semua kebutuhan dana yang digelontorkan pelaku usaha guna
memproduksi komoditas baik itu barang maupun jasa. Rumus untuk mendapatkan
biaya total adalah :

TC=TFC+TVC

4. Biaya Rata-Rata (average cost/AC)


Kebutuhan dana yang diperlukan guna produksi satu unit barang. Jumlah biaya ini
akan berbanding terbalik dengan jumlah barang produksi. 

Rumus untuk mendapatkan biaya rata-rata adalah : 

AC= TC/Q

5. Biaya Marginal (marginal cost/MC)


Pergeseran nominal biaya total ketika barang yang diproduksi ditambah maupun
dikurangi sebanyak 1 unit. Bisa juga dikatakan biaya marginal adalah jumlah
penambahan maupun pengurangan kebutuhan dana apabila pelaku usaha menambah
maupun mengurangi satu unit produksi.

Rumus penghitungan biaya marginal adalah 

MC= (TC2- TC1)/(Q2- Q1)

B. PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS BIAYA

Produksi, Produktivitas, dan Biaya


Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktivitas factor –
factor produksi yang digunakan. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat
produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain,
produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin
tinggi, biaya produksi akan semakin rendah. Begitu juga sebaliknya. Perilaku biaya
juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada factor produksi
tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak
tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor
produksi adalah variable, biaya juga variable. Artinya, besarnya biaya produksi dapat
disesuaikan dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas
disbanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan
biaya produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola
pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka
panjang. Untuk perusahaan yang ber”skala hasil menarik” (Increasing return to scale
atau IRS), penambahan tingkat produksi justru menurunkan biaya produksi.
Sebaliknya dengan perusahaan yang ber”skala hasil menurun” (decreasing return to
scale  atau DRS).
 Apa perbedaan produk produksi dan produktivitas?

Danar Dono
Dijawab 1 tahun yang lalu
Menurut KBBI, produksi adalah proses mengeluarkan hasil; penghasilan. Sedangkan
produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu; daya produksi;
keproduktifan.

Jadi bisa dikatakan bahwa produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa.
Misalnya, pabrik sepatu memproduksi barang berupa sepatu. Tukang cukur
menghasilkan jasa cukur rambut. Sekolah mendidik anak-anak menjadi anak-anak
cerdas.

Sedangkan produktivitas adalah kemampuan atau daya dalam menghasilkan barang


atau jasa. Contoh produktivtas pabrik sepatu itu 1.000 unit per hari. Produktivitas
tukang cukur itu 10 - 20 cukur rambut. Produktivitas sekolah itu 100 lulusan per
tahun.

Dari sini, anda bisa memahami bedanya. produksi menitikberatkan bagaimana


kegiatan itu menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan produktivitas berhubungan
dengan banyaknya barang atau jasa yang dihasilkan dari produksi

C.Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek

Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat
menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses prooduksi. Dalam biaya
produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannnya dengan produksi, maka dapat dibagi
menjadi 2 yaitu:

1. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya:

a. Biaya Langsung (Direct Cost)


Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu
proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung
dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan
biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan
dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.

2. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan:

a.  Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC)

Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap.
Misalnya: gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan
lain-lain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus
menghitung biaya total. 
baca juga
 Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Konsumsi
 Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi
 Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Produksi
Penurunan rumus tersebut, adalah:

TC = FC + VC                                   FC = TC – VC

Keterangan:     TC = Biaya Total (Total Cost)

                                    FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

                                    VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya
jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, maka jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.

b.  Biaya Variabel Total (Total Variable Cost / VC)


Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya
tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang
diproduksi biaya variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya variabel rata-rata
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

VC = TC – FC

Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah
produksi. Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan atas.

c.  Biaya Total (Total Cost / TC)

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total adalah jumlah biaya
tetap dan biaya variabel.

Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = FC + VC

Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga
dimiliki oleh biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah seiring
dengan berubah-ubahnya jumlah output yang dihasilkan.

Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki
bentuk yang persis sama dengan bentuk kurva Biaya Variabel (VC), serta antara keduanya
terpisah oleh suatu jarak vertikal yang selalu sama.    

d.  Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost / AFC)

Biaya Tetap Rata-Rata  adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang
dihasilkan. Rumus  :

AFC =  FC / Q

Keterangan:     FC = Biaya Tetap Total

                                    Q   = Kuantitas

e.   Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost / AVC)

Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi.

Rumusnya:    

AVC = VC/Q

keterangan:      VC = Biaya Variabel Total


                                    Q   = Kuantitas

f.   Biaya Total Rata-Rata (Average Cost / AC)

Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi
banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:

AC = TC /Q  atau  (VC+FC)/Q

AC = AVC + AFC

Biaya produksi dalam jangka panjang


Biaya produksi dalam jangka panjang akan menggunakan setidaknya 2 faktor produksi.
Mengapa biaya produksi penting dipelajari? Karena tujuan perusahaan yaitu untuk
memperoleh keuntungan. Kita perlu memahami terlebih dahulu motif dari perusahaan agar
mendapat keuntungan ini sebelum membahas biaya produksi jangka panjang. Keuntungan
(profit) merupakan selisih antara pendapatan (revenue) dan biaya (total cost). Dari gambaran
tersebut, ada beberapa keputusan yang dibuat oleh perusahaan agar mampu memperoleh
keuntungan yang maksimum.

Pertama, karena keuntungan berasal dari selisih pendapatan dan total biaya, maka
perusahaan harus memperkirakan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh. Dari sini
akan dipertimbangkan seberapa banyak jumlah barang yang harus di produksi untuk
mendapatkan pendapatan sejumlah tertentu. Perusahaan tentu mengaharapkan penjualan
sebanyak mungkin untuk memperoleh pendapatan yang besar.

Kedua, perusahaan harus memutuskan berapa total biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang. Bila pendapatan besar dan biaya produksi juga tinggi, tentu
keuntungan akan kecil. Padahal yang diinginkan oleh perusahaan adalah keuntungan yang
besar. Oleh karena itu, untuk membuat keuntungan besar yaitu dengan meningkatkan
penjualan agar pendapatan tinggi, dan juga mengurangi biaya produksi agar total biaya
yang dikeluarkan kecil. Dari sinilah kita penting untuk memahami biaya produksi. Agar kita
dapat berproduksi dengan efisien.

Adapun alasan ketiga mengenai teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang.

Setelah memahami motif perusahaan mengenai biaya produksi yang harus efisien,
selanjutnya kita fokus mengenai biaya produksi. Namun sebelum membahas biaya jangka
panjang, pahamilah alasan mengapa biaya produksi dalam jangka pendek dan jangka
panjang berbeda.

Alasan adanya perbedaan biaya produksi jangka pendek


dan jangka panjang
Biaya produksi dalam jangka panjang akan berbeda dari biaya produksi pada jangka pendek.
Ingat bahwa, produksi jangka pendek dan jangka panjang dalam ekonomi bukan “terkait
waktu tertentu”. Jangka pendek dan jangka panjang untuk setiap perusahaan bisa berbeda.
Misalkan 1 tahun bagi perusahaan A bisa berarti jangka pendek, namun bagi perusahaan B
bisa saja jangka panjang.

Jangka pendek dan jangka panjang terkait dengan kondisi perusahaan. Ada banyak
keterbatasan yang kita asumsi dalam teori biaya produksi jangka pendek. Sebelumnya kita
menganggap bahwa pada jangka pendek hanya ada biaya variabel yang berubah sesuai
tingkat produksi. Sedangkan biaya tetap tidak dapat dirubah dalam jangka pendek.

Baca juga: Teori biaya produksi dalam jangka pendek

Baca juga: Teori produksi

[Bacalah tulisan teori biaya produksi jangka pendek agar lebih mudah memahami
pembahasan ini. Ada banyak penggunaan istilah disini yang akan membingungkan bila tidak
pernah memahami sebelumnya. Penjelasan istilah-istilah yang digunakan disini telah
diuraikan pada pembahasan sebelumnya]

Setidaknya ada dua alasan yang menjadikan biaya produksi jangka pendek berbeda dari
jangka panjang. Pertama, pada jangka panjang tidak ada kondisi yang membatasi
penggunaan input. Dalam jangka pendek dianggap bahwa yang dapat berubah adalah input
variabel. Dan yang dianggap input variabel yaitu tenaga kerja. Sedangkan input tetap
(seperti mesin) dianggap tidak dapat dirubah dalam jangka pendek.

Namun, dalam jangka panjang perusahaan dianggap mempunyai kebebasan untuk


menambahkan input/faktor produksinya. Dalam jangka panjang, semua input/faktor
produksi dianggap sebagai input variabel sehingga bebas ditambah atau dikurangi sesuai
kemampuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menambah tenaga kerja dan juga dapat
menambah mesin untuk produksi.

Alasan kedua, dengan pasar persaingan sempurna, produsen mempunyai kebeasan untuk
keluar masuk pasar. Agar perusahaan masuk kedalam pasar tentu ada potensi
keuntungan/profit yang dikejar. Bila pasar menguntung, akan banyak perusahaan masuk ke
pasar. Namun bila kerugian yang diderita, perusahaan bisa keluar dari pasar.

D.Biaya Produk dalam Jangka Panjang

Dalam jangka jangka ada beberapa istilah biaya produksi yang harus dipahami seperti LTC,
LVC, LAC, dan LMC. LTC disini digunakan untuk symbol dari total biaya produksi jangka
panjang. LVC yaitu biaya variabel untuk jangka panjang. LAC yaitu biaya ra-rata dalam
jangka panjang. LMC yaitu biaya marginal jangka panjang.
Total biaya produksi untuk jangka panjang adalah semua biaya yang digunakan untuk
melakukan produksi/menghasil barang dan jasa (output). Ingat penjelasan sebelumnya,
bahwa dalam jangka panjang, semua input/faktor produksi yang digunakan bersifat variabel.
Dengan demikian, semua input / faktor produksi dapat ditambah atau dikurangi. Dengan
demikian, total biaya produksi dalam jangka panjang dapat dirumuskan dengan:

LTC = LVC

Dengan LTC = total biaya (total cost) untuk jangka panjang, sedangkan LVC = biaya variabel
jangka panjang. Dengan demikian, perubahan biaya total dalam jangka panjang akan sama
dengan perubahan biaya variabel dalam jangka panjang. Tidak ada biaya tetap yang
dimasukkan dalam persamaan tersebut seperti pada jangka pendek. Karena semua faktor
produksi sudah dianggap input variabel dalam jangka panjang.

Istilah lain yang harus pahami yaitu biaya marginal untuk jangka panjang (LMC). Adapun
LMC dapat dirumuskan dengan:

LMC =  d LTC / d Q

Biaya marginal jangka panjang (LMC) ditentukan oleh perubahan biaya total pada jangka
panjang (d LTC) dibandingkan dengan perubahan output (d Q). Dengan kata lain yaitu biaya
marginal jangka panjang adalah tambahan biaya yang ditanggung untuk tambahan satu unit
output yang dihasilkan.

Selain itu, ada juga istilah biaya rata-rata dalam jangka panjang. Biaya rata-rata ini simple
dipahami. Karena biaya rata-rata jangka pangjang (LAC) merupakan biaya total jangka
panjang (LTC) dibagi dengan jumlah output (Q). Biaya rata-rata jangka panjang dirumuskan
dengan:

LAC = LTC / Q

1. Teorema Amplop (envelope theorem)

Teorema amplop akan kita gunakan untuk menjelaskan perilaku biaya rata-rata dalam jangka
panjang. Biaya rata-rata produksi jangka panjang dan jangka pendek tentu berbeda. Namun,
untuk dapat memahami biaya rata-rata jangka panjang (LAC), kita harus melihat dan
memahami bagaimana biaya rata-rata dalam jangka pendek (SAC).

Mari kita buat ilustrasi. Kita anggap saja perusahaan mempunyai 3 pilihan produksi yang
dimiliki. Pilihan pertama, berproduksi dengan pabrik kecil (SAC 1). Kedua, berproduksi
dengan pabrik ukuran sedang (SAC 2). Terakhir, berproduksi dengan pabrik ukuran besar
(SAC 3). Perhatikanlah ilustrasi berikut:
Pada kurva diatas, kita menganggap bahwa produsen sudah membuat keputusan yaitu berupa
perkiraan kuantitas barang yang dapat memberkan keuntungan maksimum. Seperti penjelasan
diawal bahwa produsen membuat keputusan berapa barang yang harus diproduksi.

Pertama, kita asumsikan bahwa keputusan jumlah yang harus diproduksi yaitu sebanyak Q1
sebagai kuantitas output (hasil produksi) yang dapat memberikan keuntungan maksimum.
Mari kita lihat sisi jangka pendek dahulu. Dengan jumlah Q1 yang harus di produksi, pabrik
yang dipilih oleh produsen yaitu pabrik yang kecil agar biaya rata-rata dalam jangka
pendeknya paling kecil berdasarkan jumlah yang ingin diproduksi. Biaya rata-rata produksi
dari pabrik kecil yaitu sebesar SAC 1 (warna merah). Sehingga harga biaya produksi rata-rata
jangka pendek yang dipilih yaitu sebesar Y3.

Pabrik sedang dan besar tidak dipilih, karena dengan jumlah output yang diproduksi hanya
sebesar Q1, membuat pabrik sedang dan besar akan membuat biaya rata-rata jangka
pendeknya terlalu mahal.

Kedua, bagaimana kalau asumsinya kita ganti, bahwa produsen ternyata ingin memproduksi
barang sebanyak Q3. Produsen menganggap bahwa memproduksi sejumlah Q3 output inilah
yang dapat memberikan tingkat laba maksimum. Bila kondisi ini dihadapi, yang dipilih dalam
jangka pendek yaitu berproduksi dengan pabrik besar. Ingat bahwa produsen hanya dapat
memilih 1 keputusan dalam jangka pendek. Pabrik sedang dan kecil tidak dipilih karena akan
memberikan biaya rata-rata jangka pendek nya yang lebih mahal bila dibandingkan dengan
pabrik besar.

Perhatikan biaya rata-rata jangka pendek (SAC 3) yang berwarna ungu. Bila perusahaan
dengan pabrik besar memproduksi sebanyak Q3, perusahaan dapat meminimalkan biaya ra-
rata jangka pendek (SAC 3) menjadi hanya sebesar Y1. Biaya di Y1 tentu akan lebih murah
bila dibandingkan dengan harga diatasnya. Produksi dengan pabrik kecil dan sedang akan
memberikan harga yang lebih mahal dari Y1.

Anda mungkin juga menyukai