Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH KUALITAS CAHAYA TERHADAP KECEPATAN


FOTOSINTESIS

Oleh :

Golongan Perkebunan/Kelompok 1
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)
2. Dieni Risma Viani (171510801005)
3. Adisti Nurul Arifiani (171510801009)
4. Faza Al Rafi (171510801014)
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)

LABORATORIUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN-PERKEBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

i
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbondioksida
dan air dalam tubuh tanaman yang mempunyai klorofil baik pada batang maupun
pada daun tanaman dan diberi cahaya dan energi agar proses bahan – bahan
tersebut dapat terolah dengan baik , dengan oksigen sebagai hasil sampingnya.
Fotosintesis terdiri dari rangkaian reaksi yang panjang, karena didalam proses
fotosintesis itu sendiri sangat membutuhkan cahaya, dapat dipastikan bahwa jika
suatu tahap tersebut membutuhgkan cahaya. Pada intensitas cahaya yang besar
akan mempengaruhi keseluruhan reaksi fotosintesis, sebaliknya jika intensitas
cahaya rendah maka laju fotosintesis juga akan rendah. Jika pada tahap tersebut
berkurang karena kurangnya cahaya maka seluruh reaksi akan ditentukan oleh laju
reaksi pada tahap tersebut. Dapat disimpulkan bahwa intensitas dan kualitas
cahaya menjadi pengaruh yang sangat besar dan menjadi faktor pembatas atas
suksesnya proses fotosintesis. Dibawah intensitas cahaya tertentu kenaikan
intensitas cahaya tidak mempengaruhi oleh oksigen. Keadaan ini disebut sebagai
jenuh cahaya, ada kemungkinan keadaan jenuh cahaya terjadi karena CO2 yang
juga menjadi faktor pembatas. Jika demikian maka kenaikan CO2 akan
menghilangkan pengaruh intensitas cahaya sebagai faktor pembatas selanjutnya
yang akan meningkatkan laju fotosintesis. Tidak semua cahaya berguna untuk
fotosintesis melainkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang
bermanfaat untuk memecah molekul air dalam proses fotosintesis. Cahaya yang
berada dalam rentang panjang gelombvang 360 – 720 nm yang dikenal sebagai
cahaya tampak, sedangkan cahaya dengan panjang dibawah interval tersebut dan
cahaya infra red tidak bermanfaat dalam proses fotosintesis. Cahaya yang
digunakan dalam proses fotosintesis dikenal dengan istilah Photosynthetically
Active Radiation ( PAR ).
Intensitas cahaya dan konsentrasi CO2 yang menjadi faktor pembatas pada
laju fotosintesis, dengan demikian maka suhu tidak akan mempengaruhi
fotosintesis ataupun jika berpengaruh sangat sedikit sekali karena reaksi fotokimia

1
tidak peka terhadap suhu. Laju fotosintesis bersifat tanggap terhadap suhu jika
cahaya bukan merupakan faktor pembatas dari kecepatan fotosintesis. Pada reaksi
selanjutnya yaitu reaksi enzimatik kenaikan suhu akan mempengaruhi laju dan
keseluruhan proses fotosintesis. Selain dari faktor – faktor luar tersebut seperti
suhu, intensitas cahaya, dan CO2 yang mempengaruhi kecepatan fotosintesis
terdapat juga faktor dalam yang sangat penting mempengaruhi kecepatan
fotosintesis adalah konsentrasi klorofil, defisit air, dan konsentrasi enzim.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui kecepatan fotosintesis tanaman dan pengaruhnya terhadap
kualitas penyinaran yang berbeda dengan indikator produksi oksigen tiap
satuan waktu.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis adalah suatu kegiatan sangat penting bagi tumbuhan,


fotosintesis adalah suatu energy yang nantinya akan manjadi kimia. Dari
fotosintesi tersebut pastinya tidak luput dari cahaya contohnya yaitu cahaya
matahari. Terutama pada tumbuhan yang memiliki kapasitas cahaya rendah
pastinya memiliki akar yang lebih kecil. Jumlahnya yang sedikit tersebut tersusun
dari sel yang berdinding tipis. Hal yang seperti ini dikarenakan terhambatnya
translokasi hasil fotosintesis atau yang dinamakan fotosintat dari akar. Cahaya
yang lebih tinggi dapat menurunkan laju fotosintesis, hal ini disebabkan karena
adanya fotooksida klorofil yang berlangsung cepat, sehingga hal yang seperti ini
dapat merusak klorofil pada tanaman. Selanjutnya apabila cahaya lebih rendah
maka akan membatasi fotosintesis dan menyebabkan cadangan makanan
cenderung lebih banyak dipakai dari pada disimpan (Haryanti, 2010).
Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan,terutama karena perannya
dalam kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta
pembuangan, pembukaan dan penutupan stomata, perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan,
reproduksi dan hasil tanaman melalui proses fotosintesis (Nurshanti,2011).
Sifat cahaya sebagai partikel biasanya diekspresikan dengan pernyataan
bahwa cahaya menerpa sebagai photon atau kuanta, yang merupakan suatu paket
diskrit dari energi,dimana masing masing dikaitkan dengan panjang gelombang
tertentu (Lakitan, 2011).
Didalam kondisi cahaya yang tidak normal biasanya fotosintesis terjadi
pada tanaman dan melakukan penyerapan cahaya matahari yang maksimal untuk
fotosintesis yang selanjutnya akan mengubah dalam pemisahan reaksi. Sebagian
daun mendapatkan sinar matahari dan cahaya hanya melakukan penyerapan pada
cahaya,hal tersebut memiliki perbedaan faktor internal maupun eksternal dari
struktur tanaman. Perbedaan proses fotosintesis pada setiap jenis tanaman C3 akan
mewakili kira-kira 85% dari seluruh jenis spesies, sedangkan C4 hanya mendapat
4% dan jenis tanaman CAM 10%. Tanaman CAM merupakan jenis tanaman yang

3
terdapat didaerah kering sehingga perbedaan dalam faktor cahaya dan air
berbanding dengan C4 bahkan C3 (Yamori, Hikosaka, & Way, 2014).
Fotosintesis ialah suatu proses reaksi dimana pembentukan karbonhidrat
dari karbondioksida dan air dalam tubuh tumbuhan berklorofil yang diberi cahaya,
dengan oksigen dan glukosa sebagai hasil sampingnya. Cahaya matahari
merupakan komponen penting dalam proses fotosintesis. Dalam reaksi fotosintetis
tidak semua cahaya diserap (diabsorpsi) oleh pigmen fotosintesis. Cahaya
matahari yang diserap meliputi semua warna dari spectrum tampak dari merah
hingga ungu. Tempat terjadinya fotosintetis berada di kloroplas. Fotosintesis
sendiri terjadi pada tanaman yang mempunyai klorofil atau zat hijau daun
(Sasmitamihardja dan Siregar, 1996).
Pada fotosintetis dibagi 2 reaksi yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Reaksi terang ialah reaksi yang membentuk ADP, ATP, NADPH, NADP+ yang
digunakan untuk bahan reaksi gelap. Reaksi terang bertempat pada membran
tilakoid. Reaksi terang terdapat dua fase yaitu fotosistem 1 dan fotosistem 2. Pada
fotosistem 1 dapat menyerap gelombang cahaya sebanyak 700 NM. Sedangkan
pada fotosistem 2 dapat menyerap gelombang cahaya sebanyak 680 NM (Alen,
2002; Kramer dkk., 2003)
Pengaruh gas oksigen pada proses pembentukan fotosintesis yaitu.
Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat saja mengalami sebuah proses
fotosintesis yaitu yang sudah disebutkan diatas energy matahari akan menjadi
kimia dengan terbentuknya senyawa-senyawa, contohnya seperti karbohidrat.
Karbohidrat tersebut dijadikan makanan oleh tumbuhan sebagai sumber energinya
(Mesulam, 1987)

4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum mata kuliah Fisiologi Tanaman Perkebunan acara 3 yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Cahaya Terhadap Kecepatan Fotosintesis” dilaksanakan pada
hari Jum’at, 02 November 2018 pukul 14.20-15.10 WIB di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan Universitas Jember Kampus Bondowoso.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Beaker glass
2. Stopwatch
3. Hand counter
4. Erlenmeyer
5. Lampu dengan 4 warna berbeda yaitu merah, hijau, biru, dan transparan
6. Pinset
7. Gunting (Praktikan)
8. Kertas mika
9. Kamera

3.2.2 Bahan
1. Tanamn Hydrilla sp (Praktikan)
2. Aquadest

3.3 Pelaksanaan Praktikum


1. Menyiapkan dan memotong bahan Hydrilla sp ke dalam wadah yang berisi air.
2. Memasukkan potongan Hydrilla sp ke dalam dasar beaker glass yang telah
berisi aquadest.
3. Menghidupkan lampu dengan warna-warna yang berbeda selama 10 menit.
Kemudian, memperlakukan beaker glass yang telah berisi bahan ke bawah
cahaya lampu tersebut dengan interval 10 menit.

5
4. Menghitung jumlah oksigen yang muncul pada permukaan air menggunakan
hand counter.
5. Membandingkan dan menganalisa pengaruh dari warna cahaya terhadap
volume oksigen yang dihasilkan.

3.4 Variabel Pengamatan


Variabel yang diamati pada praktikum acara pengaruh kualitas cahaya
terhadap kecepatan fotosintesis yaitu pengaruh dari warna cahaya terhadap
volume oksigen yang dihasilkan.

3.5 Analisis Data


Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum pengaruh kualitas
cahaya terhadap kecepatan fotosintesis akan dianalisis dengan menggunakan
analisis statistika deskriptif.

6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Kelompok Warna Interval 1 Interval 2 Interval 3
1. Merah 60 153 1.312 (Hijau)
2. Biru 500 2.962 270 (Jingga)
3. Jingga/kuning 896 2.663 1.347 (Biru)
4. Hijau 654 3.300 58 (Merah)

Keterangan : Interval 1 : 5 menit


Interval 2 : 10 menit
Interval 3 : 13 menit (Dengan menukarkan tanaman yang berbeda
pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan).
Berdasarkan data yang diperoleh pada pengamatan praktikum acara kali
ini, yaitu pengaruh dari warna cahaya terhadap volume oksigen diakukan dalam 3
tahapan. Tahapan pertama (interval 1) mengguji dengan lama waktu 5 menit.
Tahapan kedua (interval 2) menguji dengan lama waktu 10 menit. Sedangkan
pada tahapan ketiga (interval 3) menguji dengan menggunakan lama waktu 13
menit dan menggunakan jenis tanaman yang sama tetapi dengan ciri-ciri tanaman
yang berbeda. Seperti pada pengamatan tersebut, tanaman hydrilla kelompok 1
ditukarkan dengan tanaman hydrilla kelompok 4. Sedangkan tanaman hydrilla
yang diamati kelompok 2 pada interval ketiga menggunakan tanaman hydrilla
kelompok 3.
Pada perlakuan penyinaran cahaya terhadap lampu berwarna merah
dilakukan oleh kelompok 1. Dalam hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil
perlakuan cahaya berwarna merah pada kelompok 1 dalam interval 1 (5 menit)
menghasilkan sebanyak 60 gelembung pada bagian ujung tanaman hydrilla.
Dalam interval 2 (10 menit) menghasilkan sebanyak 153 gelembung. Sedangkan
pada interval 3 dengan menggunakan pertukaran tanaman hydrilla kelompok 4
dapat menghasilkan gelembung sebanyak 1.312 gelembung. Dilihat dari
perbedaan jumlah angka tersebut terdapat hal-hal yang menjadi penyebab, yaitu

7
tanaman hydrilla yang digunakan pada pengamatan interval 1 dan 2 memiliki ciri-
ciri berdaun kecil, jarak daun renggang dan memiliki jumlah daun yang sedikit.
Sedangkan dilihat dari pertukaran tanaman yang dimiliki oleh kelompok 4
memiliki ciri-ciri ukuran daun besar, jarak antar daun rapat dan memiliki jumlah
daun yang banyak sehingga dapat mempercepat proses fotosintesis.
Pada perlakuan penyinaran cahaya terhadap lampu berwarna biru
dilakukan oleh kelompok 2. Dalam hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil
perlakuan cahaya berwarna merah pada kelompok 1 dalam interval 1 (5 menit)
menghasilkan sebanyak 500 gelembung pada bagian ujung tanaman hydrilla.
Dalam interval 2 (10 menit) menghasilkan sebanyak 2.962 gelembung. Sedangkan
pada interval 3 dengan menggunakan pertukaran tanaman hydrilla kelompok 3
dapat menghasilkan gelembung sebanyak 270 gelembung.
Pada perlakuan penyinaran cahaya terhadap lampu berwarna biru
dilakukan oleh kelompok 3. Dalam hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil
perlakuan cahaya berwarna merah pada kelompok 1 dalam interval 1 (5 menit)
menghasilkan sebanyak 896 gelembung pada bagian ujung tanaman hydrilla.
Dalam interval 2 (10 menit) menghasilkan sebanyak 2.663 gelembung. Sedangkan
pada interval 3 dengan menggunakan pertukaran tanaman hydrilla kelompok 2
dapat menghasilkan gelembung sebanyak 1.347 gelembung.
Sedangkan pada perlakuan penyinaran cahaya terhadap lampu berwarna
biru dilakukan oleh kelompok 4. Dalam hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil
perlakuan cahaya berwarna merah pada kelompok 1 dalam interval 1 (5 menit)
menghasilkan sebanyak 654 gelembung pada bagian ujung tanaman hydrilla.
Dalam interval 2 (10 menit) menghasilkan sebanyak 3.300 gelembung. Sedangkan
pada interval 3 dengan menggunakan pertukaran tanaman hydrilla kelompok 1
dapat menghasilkan gelembung sebanyak 58 gelembung.

4.2 Pembahasan
Fotosintesis merupakan proses pembentukan makanan (glukosa) pada
tumbuhan yang mengandung zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan
sinar matahari. Pada proses fotosintesis, tumbuhan menangkap cahaya

8
menggunakan pigmen yang disebut dengan klorofil. Krolofil tersebut
mengandung organel yang disebut dengan kloroplas. Kloroplas tersebut lah yang
menyerap cahaya yang akan digunakan dalam proses fotosintesis. Sebagian besar
energi dihasilkan di daun itu sendiri dan di dalam daun terdapat lapisan sel yang
yang disebut mesofil. Mesofil tersebut dapat mengandung setengah juta kloroplas
setiap milimeter persegi. Fotosintesis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
intensitas cahaya, kadar air, konsentrasi karbondioksida, suhu dan kadar fotosintat
tersebut. Fotosintesis memerlukan cahaya yang umumnya berasal dari cahaya
matahari. Namun, tidak semua cahaya matahari berguna untuk proses fotosintesis
melainkan hanya dengan cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang
bermanfaat untuk memecah molekul air dalam proses fotosintesis. Cahaya yang
digunakan untuk proses fotosintesis adalah cahaya yang tampak yaitu dengan
panjang gelombang 360-720 nm.
Cahaya merupakan radiasi matahari yang sampai dibumi setelah melewati
susunan beberapa atmosfer sehingga cahaya tersebut dapat menembus bumi.
Cahaya merupakan faktor utama yang menentukan fotosintesis. Cahaya matahari
berfungsi sebagai energi yang membantu proses fotosintesis. Dalam melakukan
proses fotosintesis cahaya memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai pengankut
elektron dari H2O sebagai preduksi NADP+ menjadi NADPH dan sebagai energi
yang digunakan untuk fotosintesis. Cahaya yang diserap dan digunakan oleh
fotosintsis adalah cahaya yang tampak dengan panjang gelombang 360-720 nm.
Panjang gelombang dengan satuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 wara
lampu yaitu, merah, biru, jingga atau kuning dan hijau. Kualitas dari cahaya
tersebut dapat mempengaruhi laju fotosntesis. Dalam pengamatan tersebut dapat
melihat pengaruh hasil yang menyatakan terdapat 4 cahaya yang berbeda dan
mempengaruhi perbedaan kecepatan terhadap laju kecepatan fotosintesis. Dimana
dalam pengamatan tersebut kalau dilihat pada tabel interval ke-3 maka cahaya
warna kuning lah yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis tercepat dan di susul
oleh warna kuning dan kemudian di susul oleh cahaya merah. Apabila diurutkan
dari cahaya yang memiliki pengaruh terbesar sampai terkecil maka dapat
diperoleh data yaitu kuning-merah-biru-hijau.

9
Pada data tabel interval 1 dan 2 dapat dilihat bahwa hasil pengamatan pada
masing-masing kelompok memiliki hasil yang tidak sama dengan teori dan
literatur. Umumnya, pada cahaya warna merah mempunyai banyak pengaruh
dalam proses laju fotosintesis. Tetapi pada kenyataannya, cahaya yang paling
banyak menghasilkan gelembung yaitu biru, jingga/kuning dan hijau. Namun
pada cahaya merah menghasilkan paling sedikit gelembung. Hal tersebut terjadi
karena adanya faktor ekstrnal yang muncul pada terjadi pada tanaman hydrilla.
Faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu dapat dilihat dengan jumlah daun,
besar kecilnya ukuran daun, jarak antar daun dan human eror. Human eror yang
dimaksud adalah ketika orang yang mengamati pengamatan tersebut tidak
terkonsentrasi saat menghitung gelembung sehingga dapat menyebabkan
kesalahan atau memiliki hasil yang berbeda dengan teori. Dan semakin besarnya
daun pada tanaman hydrilla, semakin banyaknya daun pada satu tangkai, dan
semakin rapat jarak antar daun maka akan semakin mempercepat laju fotosintesis.
Pada cahaya merah dapat cepat mempengaruhi laju fotosintesis namun
pada tabel pengamatan cahaya kuning lebih cepat dibandingkan dengan cahaya
merah. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh cahaya merah banyak diserap
oleh pigmen fotosontesis. Penyerapan cahaya oleh pigmen tersebut sering disebut
dengan spektrum serap. Namun yang terjadi pada pengamatan kolom interval 3
menunjukkan bahwa cahaya kuninglah yang memiliki pengaruh lebih cepat
terhadap laju fotosintesis. Cahaya kuning sebagai cahaya yang sedikit terserap
oleh pigmen fotosintesis yang memiliki pengaruh terbesar pada proses
fotosintesis. Pengaruh tersebut disebabkan oleh spektru kerja dari cahaya kuning.
Maka sedikitnya cahaya kuning yang terserap oleh pigmen fotosintesis maka akan
menyebabkan panjang gelombang kuning yang tidak terserap terpantul berulang
kali dari kloroplas menuju kloroplas jaringan kompleks sel yang terjadi
fotosintesis sehingga kualitas cahaya kuning dapat mempercepat laju fotosintesis.
Gelombang pada cahaya warna biru memiliki panjang sebesar kurang dari 400 nm
sehingga akan cepat terserap oleh pigmen klorofil untuk melakukan fotosintesis.
Sedangkan pada cahaya hijau memiliki pantulat yang sangat rendah sehingga
tidak nyata dalam mempengaruhi laju fotosintesis.

10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasar pada hasil praktikum acara Pengaruh Kualitas Cahaya Terhadap
Kecepatan Fotosintesis dapat disimpulkan bahwa :
1. Kualitas pada masing-masing tiap cahaya dapat mempengaruhi proses cepat
tidaknya laju fotosintesis pada tanaman hydrilla.
2. Kualitas panjang gelombang yang mempengaruhi laju fotosintesis hydrilla jika
dilihat dengan tabel interval ketiga adalah perlakuan cahaya kuning yaitu
sebanyak 1.347 gelembung, sedangkan pada perlakuan cahaya hijau tidak
dapat mempercepat proses laju fotosintesis.
3. Faktor eksternal yang menyebabkan hasil pengamatan tidak ama dengan teori
yang di ajarkan dapat dilihat karena perbedaan jumlah daun, ukuran daun,
jarak antar daun pada tanaman hydrilla.

5.2 Saran
Pada praktikum acara Pengaruh Kualitas Cahaya Terhadap Kecepatan
Fotosintesis tidak ada kendala apapun dalam melakukannya, hanya saja
seharusnya tanaman hydrilla yang digunakan oleh masing-masing kelompok
diharuskan membawa tanaman hydrilla yang berukuran sama seperti pada jumlah
daun, jarak antar daun dan besar kecilnya ukuran daun. Supaya praktikan tidak
mengamati sebanyak 2 kali dan waktu pada acara praktikum lebih efektif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S. (2012). Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. J. Ilmiah Sains, 12(1), 28–
34. https://doi.org/10.2151/jmsj.79.731.

Cruz, J. A., Avenson, T. J., Kanazawa, A., Takizawa, K., Edwards, G. E., &
Kramer, D. M. (2005). Plasticity in light reactions of photosynthesis for
energy production and photoprotection. Journal of Experimental Botany,
56(411), 395–406. https://doi.org/10.1093/jxb/eri022.

Haryanti, S. B. A. D. F. H, & 2010, undefined. (n.d.). Pengaruh naungan yang


berbeda terhadap jumlah stomata dan ukuran porus stomata daun
Zephyranthes Rosea lindl. Ejournal.undip.ac.id. Retrieved from
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janafis/article/view/2617

Lakitan,B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo


Persada : Jakarta.

Mesulam, M. M. (1978). Tetramethyl benzidine for horseradish peroxidase


neurohistochemistry: a non-carcinogenic blue reaction product with
superior sensitivity for visualizing neural afferents and efferents. Journal
of Histochemistry & Cytochemistry, 26(2), 106–117.
https://doi.org/10.1177/26.2.24068.

Nurshanti, D,F. 2011. Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan Terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri ( Apium graveolens L.) di
3(5), 10–16.

Yamori, W., Hikosaka, K., & Way, D. A. (2014). Temperature response of


photosynthesis in C3, C4, and CAM plants: Temperature acclimation and
temperature adaptation. Photosynthesis Research, 119(1–2), 101–117.
https://doi.org/10.1007/s11120-013-9874-6.

12
LAMPIRAN

1. Flowchart Praktkum Acara “Pengaruh Cahaya Terhadap Kecepatan


Fotosintesis”
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)

13
2. Dieni Risma Viani (171510801005)

14
3. Adisti Nurul Arifiani (171510801009)

15
4. Faza Al Rafi (171510801014)

16
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)

17
2. ACC Data Praktikum Acara “Pengaruh Kualitas Cahaya Terhadap
Kecepatan Fotosintesis”
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)

18
2. Dieni Risma Viani (171510801005)

19
3. Adisiti Nurul Arifiani (171510801009)

20
4. Faza Al Rafi (171510801014)

21
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)

22
3. Dokumentasi Praktikum Acara “Pengaruh Kualitas Cahaya Terhadap
Kecepatan Fotosintesis”

Gambar 1. Menyiapkan glass beker yang telah berisi air sebanyak 500 ml.

Gambar 2.Meletakkan Hydrilla ke dalam glass beker yang telah berisi air

23
Gambar 3. Sebelum meletakan ke bawah lampu, mengambil terlebih dahulu
hydrilla tersebut kemudian memberi beban dengan cara menjepit hydrilla
menggunakan klip.

Gambar 4. Memotong bagian bawah hydrilla yang telah diberi beban

24
Gambar 5. Meletakkan kembali hydrilla tersebut ke dalam beaker glass

Gambar 6. Meletakkan beaker glass tersebut ke bawa lampu berwarna merah

25
Gambar 7. Menghitung jumla oksigen atau gelembung yang muncul pada
permukaan air melalui ujung hydrilla menggunakan hand counter sesuai dengan
masing-masing interval.

Gambar 8. Perlakuan pada lampu biru yang diamati dengan kelompok 2.

26
Gambar 9. Perlakuan pada lampu jingga/kuning yang dilakukan oleh kelompok 3.

Gambar 10. Perlakuan pada lampu hijau yang dilakukan oleh kelompok 4.

27
4. Literatur

Ai, N. S. (2012). Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. J. Ilmiah Sains, 12(1), 28–
34. https://doi.org/10.2151/jmsj.79.731.

Cruz, J. A., Avenson, T. J., Kanazawa, A., Takizawa, K., Edwards, G. E., &
Kramer, D. M. (2005). Plasticity in light reactions of photosynthesis for
energy production and photoprotection. Journal of Experimental Botany,
56(411), 395–406. https://doi.org/10.1093/jxb/eri022.

28
Haryanti, S. B. A. D. F. H, & 2010, undefined. (n.d.). Pengaruh naungan yang
berbeda terhadap jumlah stomata dan ukuran porus stomata daun
Zephyranthes Rosea lindl. Ejournal.undip.ac.id. Retrieved from
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janafis/article/view/2617.

Lakitan,B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo


Persada : Jakarta.

29
Nurshanti, D,F. 2011. Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri ( Apium graveolens L.) di
Polibag Oleh: Dora Fatma Nurshanti. (2011), 3(5), 10–16.

Mesulam, M. M. (1978). Tetramethyl benzidine for horseradish peroxidase


neurohistochemistry: a non-carcinogenic blue reaction product with
superior sensitivity for visualizing neural afferents and efferents. Journal
of Histochemistry & Cytochemistry, 26(2), 106–117.
https://doi.org/10.1177/26.2.24068.

30
Yamori, W., Hikosaka, K., & Way, D. A. (2014). Temperature response of
photosynthesis in C3, C4, and CAM plants: Temperature acclimation and
temperature adaptation. Photosynthesis Research, 119(1–2), 101–117.
https://doi.org/10.1007/s11120-013-9874-6.

31

Anda mungkin juga menyukai