Anda di halaman 1dari 9

Nama : Fatimah Azzahrah

NIM : H051201033
Kelas : Statistika A
Ringkasan Kimia Dasar Pekan 13
“Gugus Fungsional Senyawa Organik”

1. Karakteristika gugus fungsional senyawa organik: alkil halida, alkohol, eter, aldehid dan
keton
Alkil Halida
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon dimana satu atau lebih hidrogennya diganti
dengan halogen. Hampir setiap hidrogen dalam hidrokarbon dapat diganti dengan
halogen, bahkan ada senyawa hidrokarbon yang semua hidrogennya telah diganti.
Senyawa terflorinasi sempurna yang dikenal sebagai florokarbon, cukup manarik karean
kestabilannya pada suhu tinggi. R-X sering digunakan sebagai notasi umum untuk
organik halida, R menandakan suatu gugus alkil dan X untuk suatu halogen. Konfigurasi
elektron dalam keadaan dasar untuk halogen adalah sebagai berikut:

Setiap halogen berelektronegativitas tinggi dan hanya kekurangan satu elektron untuk
mencapai konfigurasi gas mulia. Oleh karena itu, halogen membentuk ikatan kovalen
tunggal atau ionik yang stabil. Kekuatan ikatan C menurun dari metil fluorida ke metil
iodida, karena ikatan lebih efisien antara orbital-orbital yang mempunyai bilangan
kuantum utama yang sama, dan efisiensinya menurun dengan meningkatnya perbedaan
bilangan kuantum utama. Ikatan semakin lemah jika jari-jari atom semakin besar.
Alkohol
Atom oksigen yang bervalensi dua, bisa satu atau kedua valensinya berikatan dengan
karbon. Bila oksigen mengikat satu hidrogen dan satu karbon [C-O-H] atau ditulis
sebagai R-OH, maka senyawa hidroksilat ini disebut sebagai gugus fungsi hidroksil (-
OH), dan dikenal sebagai alkohol. Bila gugus –OH terikat pada atom karbon alifatik
disebut alkohol alifatik dan bila gugus –OH terikat pada cincin aromatik disebut alkohol
aromatik. Sifat kimia keduanya ini berbeda.
Eter
Bila kedua valensi atom oksigen mengikat atom karbon senyawa demikian termasuk
golongan oksida organik, yang dikenal sebagai “eter” dengan rumus umum R-O-R.
Banyak digunakan dilaboratorium sebagai pelarut organik dan dalam industri. Dibanding
dengan alkohol dengan berat molekul yang sama eter mempunyai titik didih jauh lebih
renfdah. Hal tersebut dikarenakan eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sebagai
mana pada alkohol.
Aldehid dan Keton
Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus
penting di dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa yang
mengandung gugus ifungsi ini disebut senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah gugus
yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton, oleh kareana itu tidaklah
mengherankan jika kebanyakan sifat-sifat dari senyawa-senyawa ini adalah mirip satu
sama lainya. Meskipun demikian, oleh karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus
karbonil antara aldehida dan keton maka menimbulkan adanya dua sifat kimia yang
paling menonjol perbedaan dari dua senyawa tersebut, yaitu: (a) aldehid cukup muda
teroksidasi sedangkan keton sulit; (b) aldehida lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi
nukleofilik.
2. Senyawa alkil halida terkait tata nama, sifat fisik dan kimia, reaksi alkil halida
Tata Nama
Halida sederhana umumnya dinamai sebagai turunan hidrogen halida. Sistem IUPAC
menamai halida sebagai halo turunan hidrokarbon. Dalam nama umum, awalan n-. sek-
(s-) dan ter- (t-) secara berturut-turut menunjukkan normal, sekunder, dan tersier.
- CH3F Fluorometana (Metil fluorida)
- CH3CH2Cl Kloroetana (etil klorida)
Sering terjadi dalam penamaan umum, hidrokarbon dipandang sebagai gugus.
- CH2Cl2 Diklorometana (Metilen klorida)
Istilah geminal (gem-) (latin geminus, kembar) dan vicinal (vic-) (latin vicinus, tetangga)
kadang digunakan untuk memperlihatkan posisi relatif subtitutein sebagai geminal untuk
posisi 1,1 dan vicinal untuk posisi 1,2.
- CH3CHBr2 1,1-Dibromoetana (gem-Dibromoetana)
- BrCH2CH2Br 1,2-Dibromoetana (vic- Dibromoetana)
Sifat Fisik

Sifat Kimia
- Haloalkana mengalami reaksi substitusi dengan suatu basa membentuk alkohol.
- Haloalkana mengalami reaksi eliminasi dengan pereaksi basa kuat.
- Haloalkana bereaksi dengan logam natrium akan menghasilkan alkana. Reaksi ini
disebut Sintesis Wart.
- Haloalkana + magnesium menghasilkan Pereaksi Grignard.
Reaksi Alkil Halida
Alkil halida paling banyak ditemui sebagai zat antara dalam sintesis. Dapat dengan
mudah diubah ke dalam berbagai jenis senyawa lain, dan dapat diperoleh melalui banyak
cara. Reaksi alkil halida yang banyak itu dapat dikelompokkan dalam dua kelompok: (1)
reaksi subtitusi dan (2) reaksi eliminasi. Reaksi substitusi adalah penggantian gugus
halogen oleh nukleofil, sedangkan reaksi eliminasi adalah reaksi pembentukan ikatan
rangkap dengan pelepasan halogen.

3. Senyawa alkohol terkait tata nama, sifat fisik dan kimia, reaksi alkohol
Tata Nama
Penanaman alkohol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: nama trival diberi nama alkil-
alkohol (alkohol sebagai nama pokok dan rantai karbonnya sebagai substituten). Cara
kedua berdasarkan nama sistematik, nama sistematik diberi akhir “ol” dan posisi gugus –
OH diberi nomor terkecil dari ujung rantai karbon, sebagaimana contoh berikut:

Sifat Fisik
- Alkohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4) berupa cairan tidak
berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
- Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang.
- Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
- Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak
berwarna.
- Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan panas
dalam mulut.
Sifat Kimia

- Alkohol mudah bereaksi dengan senyawa lain. Hal ini karena gugus -OH pada
alkohol yang cukup reaktif.

Reaksi Alkohol
- Reaksi alkohol dengan asam sulfat
- Reaksi alkohol dengan asam karboksilat
- Dengan pereaksi PCl3, PCl5 dan SOCl2
- Dengan pereaksi Lucas
- Reaksi Oksidasi (Oksidasi alkohol primer, Oksidasi alkohol sekunder, dan Oksidasi
alkohol tertier)
- Dehidrasi Alkohol
4. Senyawa eter terkait tata nama, sifat fisik dan kimia, reaksi eter
Tata Nama
a) Nama trivial menggunakan nama alkil + eter 2.
b) Nama sistimatik (Geneva) menggunakan alkosi + alkana
- CH3 – O – CH2CH3
a) Metil etil eter
b) Metil isopropyl eter
- CH3 – O – CH – CH3
a) Metoksietana
b) 2-metoksi propana
Sifat Fisik
Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya, sehingga
mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan
dengan alkohol. Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110
derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar
daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida. walau demikian,
keberadaan dua pasangan elektron menyendiri pada atom oksigen eter, memungkinkan
eter berikatan hidrogen dengan molekul air. Eter dapat dipisahkan secara sempurna
melalui destilasi. Eter siklik seperti tetrahidrofuran dan 1,4-dioksana sangat larut dalam
air karena atom oksigennya lebih terpapar ikatan hidrogen dibandingkan dengan eter-
eter alifatik lainnya.
Sifat Kimia

Reaksi Eter
Eter merupakan basa lemah, karena adanya pasangan elektron bebas pada oksigen yang
dapat bereaksi dengan proton dari asam-asam kuat atau basa lewis.
5. Senyawa aldehid dan keton terkait tata nama, sifat fisik dan kimia, reaksi aldehid-keton
Tata Nama
Aldehida yang mengandung atom karbon sebanyak 5, kerap kali digunakan nama umum,
yaitu nama yang diturunkan dari nama umum asam karbosilat dengan mengganti akhiran
at dengan aldehida. Untuk menunjukkan posisi subtituen (gugus samping/cabang)
digunakan huruf Yunani. Nama IUPAC aldehid diturunkan dari nam rantai induk alkana
dengan mengganti akhiran a dengan al. Jika rantai karbon aldehid mengikat subtituen,
penomoran rantai utama dimulai dari atom karbon karbonil. Jika gugus –CHO terikat
langsung pada suatu cincin maka senyawa dinamai dengan menberikan akhiran
karboksaldehida atau karbaldehida pada nama sikloalkananya.

Nama IUPAC untuk keton diturunkan dari nama alkana rantai induknya dengan
mengganti akhiran a dengan on. Posisi gugus kalbonil ditunjukkan dengan nomor
serendah mungkin dan diletakkan sebelum nama induk. Nama umum keton terbentuk dari
dua gugus alkil yang terikat pada gugus karbonil diikuti dengan kata keton. Jika gugus
keton ada di antara gugus fungsi lain yang lebih diutamakan maka untuk
menunjukkannya digunakan awalan okso dengan suatu nomor yang sesuai.
Sifat Fisik
Karbonil adalah suatu gugus polar oleh karenanya aldahida dan keton dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun aldehida dan keton tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen yang kuat antara molekul-molekulnya sendiri, karenanya senyawa
karbonil mempunyai titik didih yang lebih rendah dari pada alkohol yang berat
molekulnya setara. Melalui gugus karbonil, aldehida dan keton dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air. Oleh karenanya aldehida dan keton berberat molekul
rendah mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air. Aseton dan asetaldehida larut
sempurna dalam air pada semua perbandingan.

Sifat Kimia
a) Ikatan
▪ Aldehida dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada atom
elektronegatif sehingga antarmolekulnya tidak terdapat ikatan hidrogen, tetapi
dapat membentuk ikatan H dengan molekul air.
▪ Aldehida dan keton bersifat polar sehingga dapat membentuk gaya
elektrostatik yang relatif kuat antarmolekulnya.
b) Kepolaran
Aldehida dan keton merupakan senyawa polar
c) Kereaktifan
Aldehida lebih reaktif daripada keton. Hal itu terlihat dari sifat reduktor kuat yang
dimiliki oleh aldehida. Keton merupakan reduktor yang sangat lemah.
Reaksi Aldehid-Keton
a) Adisi Nukleofilik
b) Adisi air, Hidrasi
c) Adisi alkohol
d) Kondensasi dengan Preaksi Grignard
e) Reaksi Oksidasi Reduksi Aldehid dan Keton
f) Reduksi dengan Hidrogen Katalitik
g) Oksidasi Aldehid dan Keton
h) Halogenasi
i) Kondensasi Aldol

Anda mungkin juga menyukai