Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN TEGANGAN TINNGI

DISUSUN OLEH

NAMA : IRFAN HAERULLAH


NIM : T2118028
KELAS : REGULER PAGI

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
2020

i
`KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
ini hasil praktikum Tegangan Tinggi pada mata kuliah Teknik Tegangan
Tinggi.Tak lupas halawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita
kepada Nabibesar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat,
danpengikut – pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritikdan saran dari pembaca yang
bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal
yang telah diberikan dan semoga Karya TulisI lmiah ini dapat bermanfaat
bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT.Amin.

Gorontalo,12 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

`KATA PENGANTAR.................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
1.4 Manfaat Praktikum................................................................................2
BAB II DASAR TEORI...............................................................................3
2.1 Dasar Teori Isolasi Padat......................................................................3
2.2 Dasar Teori Isolasi Cair........................................................................4
2.3 Dasar Teori Isolasi Gas.........................................................................5
2.4 Dasar Teori Tegangan Tinggi AC........................................................6
2.5 Dasar Teori Tegangan Tinggi DC........................................................7
2.6 Dasar Teori Tegangan Impuls..............................................................7
BAB III METODE PRAKTIKUM.............................................................9
3.1. Alat dan bahan.....................................................................................9
3.2. Lokasi pengujian..................................................................................9
3.3. Tahapan pengujian...............................................................................9
3.4. Bahan yang di uji...............................................................................11
BAB IV ANALISA DATA.........................................................................12
4.1. Data hasil pengujian...........................................................................12
4.2 Penjelasan grafik minyak trafo...........................................................13
4.3 Penjelasan grafik isolator gas..............................................................15
4.4 Penjelasan grafik isolator padat..........................................................17
BAB V PENUTUP......................................................................................18
5.1 KESIMPULAN..............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................19
LAMPIRAN................................................................................................20

iii
iv
BAB I

1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan penyekat atau sering disebut dengan istilah isolasi adalah


suatu bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat memisahkan
bagian –bagian yang bertegangan atau bagian –bagian yang aktif.
Bahan yang disebut sebagai bahan isolator adalah bahan dielektrik, ini
disebabkan jumlah electron nyang terikat oleh gayatarik inti sangatkuat.
Elektron-elektron pada isolator sulit untuk bergerak atau bahkan tidak
sangat sulit berpindah, walaupun telah terkena dorongan dari luar. Bahan
isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian yang mempunyai
beda tegangan atau dua buah penghantar atau lebih yang saling
berdekatan supaya diantara bagian bagian tersebut tidak terjadi
lompatan listrik (flsh-over) atau percikan (spark-over). Bahan isolator
sering digunakan untuk bahan penyekat (dielektrik). Penyeka tlistrik
terutama dimaksudkan agar listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan
penyekat tersebut diberi tegangan listrik. Bahan dari Isolasi memiliki
sifat-sifat yang sangat penting untuk Mengetahui karakter dari bahan
isolasi tersebut. Sifat-sifat dari bahan isolasi meliputi: Sifat Listrik, Sifat
mekanis, dan sifat kimia. Dengan mengetahui sifat-sifat dari bahan
isolasi dapat mempermudah dalam melakukan perawatan terhadap bahan
isolasi tersebut. Bahan Isolasi mempunyai jenis-jenis, setiap jenis
memiliki Kemampuan menahan kebocoran arus (ketahanan isolasi)
berbeda-beda, tergantung pada jenis bahan isolator, struktur bahan,
proses pengolahan / pembuatan, serta perlakuan terhadap isolator pada
waktu penyimpanan maupun pada saat instalasi. Kegagalan isolasi pada
peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada saat peralatan sedang
beroperasi bias menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinyuitas
sistem menjadi terganggu. Dengan Mengenal jenis bahan isolasi maka
akan mengetahui penempatan bahan isolasi sesuai kegunaan dan
tempatnya.

2
1.2 Rumusan masalah

1. Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan,


sebagai usaha dalam menemukan bahan isolasi yang lebihmurah.
2. Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil
rancangan yang telah dikurangi volume isolasinya.
3. Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang,
4. Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi
dalam rangkamengurangi kerugian semasapemeliharaan.
1.3 Tujuan

1. Bagaimana tersedianya isolasi gas,padat,cair


2. bagaimana tersedianya minyak trafo yang baru
1.4 Manfaat Praktikum

1. Supaya mahasiswa bisa memahami proses pengujian tegangan


tinggi.
2. Mahasiswa dapat melihat langsung pengujian isolasi tegangan
tinggi.

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori Isolasi Padat

Isolasi padat umumnya juga mempunyai peran mekanik untuk


menunjang struktur tegangan tinggi dan pada saat bersamaan mempunyai
fungsi isolasi dari satu bahan penghantar dengan penghantar yang lain. Secara
umum struktur isolasi merupakan kombinasi padatdengan cair atau padat
dengan gas. Pada dasarnya mekanisme hantaran dan mekanisme rugi pada
isolasi padat adalah sama seperti isolasi cair. Disamping rugi hantaran dan rugi
polarisasi seperti pada isolasi cair, pada isolasi padat ditambah lagi dengan rugi
– rugi karena ionisasi yang pada isolasi cair tidak memiliki arti penting.
Pada isolasi padat ada kerugian yang disebabkan karena kegagalan
disipasi panas secara konveksi, hal ini menyebabkan pemanasan yang kuat pada
bahan dielektrikum dan dapat mengakibatkan kerusakan bahan isolasi.( I Made
Yulistya Negara Dalam Buku “ Teknik Tegangan Tinggi Prinsip Dan Aplikasi
Praktis”).
Resin adalah bahan polimer yang dapat digunakan sebagai isolator
tegangan tinggi yang memiliki resistivitas volume tinggi, lebih ringan, kekuatan
isolasi tinggi dan kekuatan mekanik yang baik. Aluminium (Al2O3) adalah
salah satu keramik oksida yang banyak digunakan dalam bahan elektronik dan
mekanik. Penelitian ini mengusulkan uji tegangan breakdown pada pengisi
alumina dengan berat bervariasi yaitu 0,1gr, 0,2gr, 0,3gr, 0,4gr, 0,5gr, 0,6gr,
0,7gr, 0,8gr, 0,9gr, 1gr, 1.1gr, 1.2gr, 1.3gr, 1.4gr, 1.5gr, 1.6gr, 1.7gr, 1.8gr,
1.9gr dan 2gr. Bentuk sampel dimensi disajikan dalam 2x2x2cm dengan dua
elektroda (jarum dan bidang elektroda) di dalam alumina dan celah resin 0,5cm.
( Abdul Rasyid,” karakteristik tegangan tembus ac pada material isolasi padat
campuran resin dengan alumina (al2o3)).

4
2.2 Dasar Teori Isolasi Cair

Isolasi cair mempunyai spectrum penggunaan yang sangat luas. Isolasi


cair dipergunakan pada trafo, rangkaian pemutus (CB), kondensator, kabel, dll
dan pada saat yang sama mmenuhi beberapa fungsi antara lain:
1. Bahan isolasi antar bagian bertegangan, seperti pada trafo.
2. Bahan pengisi (impregnation material) pada dielektrik berlapis
seperti dielektrikum minyak/kertas pada kondensator dan kabel
3. Bahan pendingin trafo
4. Bahan pemadam busur api pada rangkaian pemutus minyak (Oil
CB)
5. Dielektrikum yang mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi
pada kapasitor.
Penggunaan bahan isolasi cair sangat bergantung pada tujuan
penggunaannya.Ada isolasi cair dengan viskositas yang tinggi atau rendah
dengan menggunakan minyak mineral atau produk sintetis seperti silicon
polyalkene (polysobutylen), alkylbenzole (dodecylbenzol), chlorbenzol,
chlorine biphnyle, dll. . ( I Made Yulistya Negara Dalam Buku “ Teknik
Tegangan Tinggi Prinsip Dan Aplikasi Praktis”).
Insulasi minyak umumnya menggunakan minyak mineral karena
memiliki daya serap panas dan karakteristik dielektrik yang baik sebagai
isolator.Karena minyak mineral kurang ramah lingkungan, maka penting dicari
solusi untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan minyak jarak sebagai alternatif isolasi minyak. Penelitian ini telah
menggunakan variasi celah dan kadar air untuk menentukan efek pada tegangan
tembus.
Hasil pengujian tegangan tembus minyak jarak pagar dibandingkan
dengan tegangan tembus minyak Shell Diala S2 ZU-1.Lebih lanjut, hasil akhir
ditemukan bahwa rata-rata tegangan tembus jarak pagar lebih tinggi daripada
minyak Shell Diala S2 ZU-1. Hasil dari penelitian ini telah mencapai nilai rata-
rata tegangan tembus dengan konsentrasi air yang lebih rendah yaitu 2,17%,

5
1,96%, 1,86%, dll. Prasyarat isolasi minyak harus disetujui dengan standar
berikut yaitu SPLN 49-91: 1982 dan IEC 60296-2003. Dijelaskan bahwa
konsentrasi air harus memenuhi kurang dari 3% (30 mg / kg).Dalam penelitian
ini minyak jarak memiliki konsentrasi air yang memenuhi standar IEC 60296-
2003. SPLN 49-91: 1982 telah menyatakan bahwa isolasi oli harus memerlukan
nilai titik nyala ≥ 140 ° C, viskositas ≤ 40 cSt, titik tuang ≤ -30 ° C, dan
kepadatan ≥ 0,859 gr / cm3.Hasil dari penelitian ini harus memenuhi
karakteristik tegangan tembus, titik nyala dan konsentrasi air yaitu minyak
jarak.( I Made Yulistya Negara Dalam Buku “ Teknik Tegangan Tinggi Prinsip
Dan Aplikasi Praktis”).

2.3 Dasar Teori Isolasi Gas

Proses kegagalan pada bahan isolasi gas sangat tergantung dari


pembawa muatan dalam gas. Pembawa muatan dalam hal ini adalah electron –
electron dan ion – ion. Pembawa muatan ini bergerak karena medan listrik dan
dalam pergerakannya mencapai energy tertentu untuk membentuk pembawa
muatan baru melalui proses ionisasi. Karakteristik pembawa muatan pada gas
sangat dipengaruhi oleh proses benturan dengan molekul. Sehingga pada bagian
awal dari proses kegagalan bahan isolasi gas akan dibahas pergerakan molekul
pada bahan isolasi gas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan gas SF6
terhadap busur api yang terjadi akibat arus gangguan ataupun arus normal pada
waktu pemutusan tenaga listrik berlangsung. Busur api yang timbul saat terjadi
pemutusan PMT bersifat dapat merusak peralatan terutama PMT itu sendiri.
Oleh karena itu Gas SF6 yang dipakai sebagai media isolasi pada PMT
bertujuan untuk meredam terjadinya proses busur api. Analisis yang dilakukan
adalah untuk mengetahui besarnya arus gangguan yang dapat terjadi pada
Gardu Induk Cigereleng Bandung dan perhitungan peredaman busur api
terhadap tekanan gas SF6 pada PMT. Hasil dari analisis yang didapat besarnya
arus gangguan pada sisi 20 kV dengan gangguan 3 Fasa, 2 Fasa dan 1 Fasa ke

6
tanah dengan jarak 25% dari panjang penyulang adalah sebesar 13.641,8
Ampere, 3.936,1 Ampere dan 884,9 Ampere. Kemudian menunjukkan bahwa
semakin besar tekanan gas SF6 maka semakin turun laju kecepatan busur api
yang terjadi pada waktu pemutusan. Berdasarkan hasil ini menunjukkan pada
tekanan 6,2 bar yang tertera pada indikator tekanan gas SF 6 pada PMT mampu
menghentikan busur api pada jarak celah kontak sejauh 2,896 cm.
(Yustiawan,”analisis penggunaan gas sf6 pada pemutus tenaga (pmt) di gardu
induk cigereleng bandung”).

2.4 Dasar Teori Tegangan Tinggi AC

Tegangan tinggi AC yang dibahas pada bab ini adalah tegangan tingggi
AC yang dibangkitkan untuk pengujian system isolasi peralatan - peralatan
tegangan tinggi bukan untuk penyaluran energy listrik. Secara umum tegangan
tinggi AC ini dibangkitkan dengan sebuah trafo uji khususnya 1
fasa.Disamping mengggunakan trafo uji, pembangkitan tegangan tinggi AC ini
dapat pula dilakukan dengan rangkaian resonansi.
Standar internasional mensyaratkan tegangan tinggi AC v(t) ini
mempunyai bentuk sinus yang baik, pengaturan peningkatan tegangan yang
cukup halus. Nilai puncak tegangan v tidak boleh bervariasi lebih dari ±5%
nilai tegangan efektif Veff dikali dengan √2. nilai tegangan efektif ini
didefinisikan sebagai

Veff =
Akan tetapi tegangan uji ditandai dengan ύ/√2, karena kuat gagal kebanyakan
bahan isolasi tergantung pada nilai sesaat ύ.
Peralatan yang dipergunakan pada jaringan tegangan tinggi umumnya
diuji dengan tegangan 2 sampai 5 kali lipat tergantung dari tegangan operasi
untuk mengetahui factor keamanan, proses penuaan, dan memperkirakan umur
peralatan jika dipergunakan pada tegangan operasinya.

7
2.5 Dasar Teori Tegangan Tinggi DC

Tegangan tinggi DC banyak dipergunakan pada berbagai bidang


penelitian.Transmisi tegangan tinggi DC memperoleh perhatian kembali seiring
perkembangan teknologi penyearah tegangan.Dibidang teknik elektro tegangan
tinggi DC umumnya dipergunakan untuk ppengujian peralatan atau komponen -
komponen transmisi tegangan tinggi DC.Tegangan tinggi DC dipergunakan
untuk pengujian kabel transmisi “on-site” untuk mengetahui keamanan operasi
kabel transmisi yang telah lama dioperasikan.Dalam bidang penelitian fisika
kita jumpai penggunaan tegangan tinggi DC pada “particle accelerator” dan
mikroskop electron. Pada bidang teknik mediscal, teknik rontgen dan terapi
elektrik juga menggunakan tegangan tinggi DC di industry dapat kita lihat pada
“electrostatic precipitator”, “powder coating”, dan juga mesin foto copy.
Tegangan tinggi DC umumnya dibangkitkan dengan menggunakan
rangkaian penyearah (diode) apabila diperlukan arus besar (~10mA).

2.6 Dasar Teori Tegangan Impuls

Sifat alami yang tidak bisa dihindari saat pengoperasian peralatan listrik
tegangan tinggi adalah bahwa peralatan - peralatan tersebut sering terkena
tegangan lebih impuls, baik impuls karena petir maupun impuls karena system
kontak.Impuls akibat sambaran petir disebut dengan impuls petir dan impuls
akibat buka tutup kontak disebut dengan impuls kontak.Sehingga untuk
mengetahui kekuatan isolasi peralatan terhadap berbagai bentuk tegangan
impuls ini, sangat diperlukan pengujian laboratorium terhadap peralatan -
peralatan tegangan tinggi.
Tinggi tegangan lebih yang mungkin terjadi pada jaringan menentukan
kekuatan dan jenis isolasi.Amplitudo dan besaran waktu tegangan lebih
telahdistandarisasikan.Standarisasi ini telah diusahakan mendekati
kemungkinan pembebanan peralatan secara praktis akibat tegangan lebih
impuls petir ataupun impuls kontak.Pengujian dengan standarisasi tegangan
impuls ini adalah sebuah pendekatan dari kemungkinan yang terjadi pada

8
pengoperasian nyata peralatan tegangan tinggi.Seperti yang kita ketahui besaran
dari impuls kontak sangat bervariasi pada setiap titik jaringan.
Demikian juga arus akibat sambaran petir adalah merupakan distribusi
statistic, sehingga gelombang berjalan tegangan akan berbeda beda. Karena
bentuk gelombang impuls ini bervariasi, maka dibuat standarisasi internasional
untuk tegangan impuls (IEC6

9
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan bahan

1. Alat
a). Transformator tegangan tinggi
b). Resistor tegangan tinggi
c). Elektroda tegangan tinggi
d).Peralatan gronding
e). Dioda tegangan tinggi
f). Resistor pengaman
g). Kapasitor tegangan tinggi
h). control desk
i). Kabel jumper
2. Bahan
a). isolator Tarik 11 kv
b). Minyak trafo diala
c). udara

3.2. Lokasi pengujian

Pelaksanaan pengujian praktikum teknik tegangan tinggi karakteristik


isolator ini berlangsung pada hari jum’at tanggal 30 oktober 2020 pukul
15.00 s.d selesai. Lokasi pengujian ini bertempat di lab tegangan tinggi
teknik elektro kampus 1 universitas negeri gorontalo di jalan jendral
sudirman No.6 kel.dululawo timur, kota tengah, kota gorontalo, 96128.

3.3. Tahapan pengujian

1. pengujian isolator cair

a. Persiapan alat dan bahan

Alatnya memakai elektroda setengah bola standar menurut SPLN


tahun 1982 dan bahanya memakai minyak trafo diala.

10
b. Membersikan wadah atau gelas yang khusus di pakai pada saat
pengujian isolasi cair

c. Kemudian cairan minyak trafo yang sudah di sediakan kemudian


tuangkan ke wadah atau gelas sampai elektroda setengah bola
terendam sepenuhnya. Dan elektroda setengah bola tersebut berjarak
2,5mm.

d. Setelah 3 cara di atas di lakukan saatnya untuk percobaan pengujian.


Pengujian di lakukan sebanyak 3 kali. Untuk standarnya pengujian
isolasi cair minyak trafo diala yaitu nilai tegangan tebusya mencapai
30 KV/2,5mm.

e. Percobaan pengujian pertama = 8,57 KV/2.5mm

f. Percoabaan pengujian kedua = 9,35 KV/2,5mm

g. Percobaan pengujian ketiga = 12,32 KV/2,5mm

h. Percobaan pengujian ini memakai control desk dan cara itu di naikkan
dan di turunkan secara berlahan – lahan.

i. Dengan percobaan pengujian di atas tentunya kita bisa lihat. Dan


hasilnya tidak memenuhi standarnya. Hal ini terjadi karena kita
memakai bahan yang sudah bekas atau yang sudah pernah di pakai.
Kita bisa simpulkan bahawa karakteristik suatu bahan akan
berpengaruh pada tegangan tembusnya.

2. Percobaan pengujian isolator gass

a. Persiapan alat dan bahan

alat yang di pakai adalah elektroda bola standar menurut SPLN


tahun 1982. Dan bahannya memakai udara. Sesuai dengan standar
SPLN udara aturannya batas tengangan tebusnya berjarak 1mm = 2-
3KV.

b. Pada percobaaan pengujian ini kita melakukan 2 tahap :

tahap pertama : kita memakai elektroda bola dengan jarak 10mm

tahap kedua : kita memakai elektroda bola dengan jarak 20mm

c. Disini kita melakukan 3 kali percobaan setiap tahapnya

11
d. Hasil dari tahap percobaan pertama 10mm nilai tegangan tebusnya
sesuai dengan standar yaitu 20 – 30KV.

e. Percobaan pertama = 23,03kv/10mm

f. Percobaan kedua = 22,93kv/10mm

g. Percobaan ketiga = 23,59kv/10mm

h. Hasil dari percobaan tahap kedua yang memakai elektroda bola


dengan jarak 20mm.

i. Percobaan pertama = 59,97kv/20mm

j. Percobaan kedua = 53,71kv/20mm

k. Percobaan ketiga = 53,28kv/20mm

l. Kesimpulan yang kami dapat di percobaan isolasi gas ini adalah


semakin jauh jarak elektroda. Maka semakin besar nilai tegangan
tebusnya.

3. Percobaan pengujian isolasi padat

a. alat dan bahan

alat di pakai adalah isolator tarik sesuai standar SPLN dengan


kapasitas 11kv. Bahan dari isolator tersebut dari keramik.

b. Percobaan pengujian ini kami melakukan pengujian sebanyak 3 kali.


Dan kami hanya memakai metode atau tahapan isolator kering.

c. Percobaan pengujian pertama = 56,48kv

d. Percobaan pengujian kedua = 29,61kv

e. Percobaan pengujian ketiiga = 32,94kv

3.4. Bahan yang di uji

1. Memakai jenis minyak trafo diala


2. Memakai jenis isolator Tarik 11 kv

3. Memakai udara

12
BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Data hasil pengujian

Hasil pemgujian praktikum tegangan tinggi isolator padat, cair, dan gas di

lakukan 3 kali untuk 1 isolator di lab tegangan tinggi universitas negeri

Gorontalo.

Adapun hasil pengujiannya sebagai berikut:

1. Data pengujian isolasi cair

Bahan
isolasi Nilai
Standar tegangan
Isolator cair cair SPLN dan arus

percobaan pengujian 8,57


pertama kv/2.5mm

percobaan pengujian minyak 2,5mm/ 9,35


kedua trafo diala 30 KV kv/2,5mm

percobaan pengujian 12,32


ketiga kv/2,5mm

Chart Title
14

12

10

13
4.2 Penjelasan grafik minyak trafo

Gambar diatas memperlihatkan besarnya tegangan tembus

sebagai sela hasil pengujian pada minyak trafo bekas. Berdasarkan

gambar grafik pada percobaan minyak trafo diatas dapat diketahui

bahwa tegangan tembus pada isolasi minyak trafo di sebabkan Karena

pada minyak bekas terdapat kandungan partikel-partikel dan uap air

yang menyebabkan ketidakmurnian pada minyak.

Apabila jumlah partikel yang melayang pada minyak sangat

banyak, partikel-partikel tersebut akan membentuk semacam jembatan

yang menghubungkan kedua elektroda sehingga mengakibatkan

terjadinya peristiwa kegagalan. Namun bila hanya terdapat sebuah

partikel, partikel tersebut akan membuat perluasan area medan yang

luasnya di tentukan oleh bentuk partikel itu sendiri. Jika perluasan area

medan ini melebihi ketahanan benda cair, maka terjadilah peristiwa

kegagalan setempat yaitu terjadi didekat partikel-partikel asing tersebut.

Hal ini akan membuat terbentuknya gelembung-gelembung gas yang

pada akhirnya juga menyebabkan peristiwa kegagalan pada minyak

tersebut.

Pada minyak bekas cenderung memiliki kadar uap air yang lebih

besar dari pada minyak baru, seperti telah di jelaskan sebelumnya

bahwa pada saat medan listrik yang tinggi, molekul uap air yang terlarut

memisah dari minyak dan terpolarisasi membentuk suatu dipol. Jika

14
jumlah molekul-molekul uap air banyak, maka akan terbentuk kanal

peluahan. Kanal ini akan merambat dan memanjang sampai

mengahasilkan tembus listrik.

Ketidakmurnian ini sangat berpengaruh dalam kegagalan isolasi

sehingga pada minyak bekas akan lebih mudah terjadi discharge

dibandingkan dengan minyak baru karena kekuatan isolasi minyak

bekas sudah tidak sebagus minyak baru.

2. Data pengujian isolasi gas

A. Tahap 1.

Bahan Standar Nilai tegangan


Isolator gas isolator gas SPLN dan arus

percobaan pengujian
pertama 23,03kv/10mm

percobaan pengujian 1mm/2-


Udara
kedua 3KV 22,93kv/10mm

percobaan pengujian
ketiga 23,59kv/10mm

Chart Title
14

12

10

15
B. Tahap 2.

Bahan Standar Nilai tegangan


Isolator gas isolator gas SPLN dan arus

percobaan pengujian 59,97kv/20m


pertama m

percobaan pengujian 53,71kv/20m


Udara 20mm
kedua m

percobaan pengujian 53,28kv/20m


ketiga m

Chart Title
60

50

40

30

20

10

4.3 Penjelasan grafik isolator gas

Dari gambar grafik diatas memperlihatkan bahwa jarak sela elektroda

bola-bola terhadap tegangan tembus. Dapat ditunjukkan bahwa

bertambahnya jarak sela elektroda diikuti dengan semakin besarnya

16
tegangan tembus yang dihasilkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa

kekuatan kegagalan dari isolasi gas tergantung pada besarnya jarak sela

antar kedua elektroda. Hal ini dapat dianalisa sebagai berikut apabila

jarak sela antar elektroda bola semakin besar, maka dibutuhkan energi

yang semakin besar pula untuk mencapai terjadinya kegagalan pada

minyak isolasi yang membuat nilai tegangan tembus juga semakin

besar.

3. Data pengujian isolasi padat

Nilai
Bahan Standar tegangan dan
Isolator padat isolator padat SPLN arus

percobaan pengujian
pertama 56,48kv

percobaan pengujian
keramik 11kv
kedua 29,61kv

percobaan pengujian
ketiga 32,94kv

Chart Title
60

50

40

30

20

10

17
4.4 Penjelasan grafik isolator padat.

Dari penjelasan grafik diatas dan beberapa pengujian yang telah

dilakukan, maka hasil yang diperoleh dapat dianalisa. Untuk isolator

Tarik 11 kv yang lama dengan metode percobaan kering diperoleh

gelombang pada pengujian pertama yang mengalami kenaikkan

tegangan yang meningkat. Hal ini disebabkan meningkatnya medan

listrik pada void yang berisi gas. Gas yang berada dalam void akan

membentuk polaritas katoda-anoda sehingga terjadi berturan electron

pada anoda yang mengakibatkan terjadinya percikan dan terlepasnya

ikatan kimiawi pada isolasi padat. Peristiwa inilah yang dinamakan

partial discharge. Dan pada saat melakukan percobaan kedua dan ketiga

tegangan keluaran yang di hasilkan menurun tidak sama hasilnya pada

waktu pengujian pertama.

18
BAB V

PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

1. Pengujian praktikum yang di lakukan di lab tegangan tinggi universitas


negeri gorontalo memiliki hasil yang kurang memuaskan karena
keterbatasan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
tersebut.untuk hasil pengujian isolasi sendiri ,untuk pengujian isolasi
padat dengan pengujian percobaan menggunakan isolasi padat kering
memiliki hasil yang cukup memuaskan ,sementara untuk pengujian
isolator cair hasil yang di peroleh kurang maksimal ,sebab minyak trafo
yang di gunakan adalah minyak trafo bekas pakai.semenetara untuk
isolator gas gas atau udara dilakukan 3 kali gas yang di gunakan
SFg>pmt atau sulfurhexsaflorida udara 1mm =2-3 untuk tenbus semakin
besar jarak dari kedua elektroda maka akan mempengaruhi tegangan
tembus namun secara keseluruhan hasilnya cukup memuaskan selama
melangsungkan praktikum.

19
DAFTAR PUSTAKA

I Made Yulistya Negara Dalam Buku “ Teknik Tegangan Tinggi Prinsip Dan
Aplikasi Praktis”

.Abdul Rasyid,” Karakteristik Tegangan Tembus Ac Pada Material Isolasi


Padat Campuran Resin Dengan Alumina (Al2O3)”

.(Yustiawan,”Analisis Penggunaan Gas Sf6 Pada Pemutus Tenaga (Pmt) Di


Gardu Induk Cigereleng Bandung”)

20
LAMPIRAN

Isolator keramik minyak trafo diala

isolator gas wadah minyak trafo

Trafo mesin proteksi

21
22

Anda mungkin juga menyukai