Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ARTHRITIS GOUT
OLEH:
NIM: 18200000044
A. Gout arthritis
1. Definisi
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang
mempunyai gambaran khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi
Gout arthritis atau asam urat merupakan gangguan metabolisme yang sudah dikenal
sejak zaman Yunani Kuno oleh Hipokrates. Penyakit ini berhubungan dengan tingginya
kadar asam urat dalam darah. Asam urat merupakan hasil metabolisme yang tidak boleh
berlebihan di dalam tubuh, setiap manusia memiliki kadar asam urat di dalam tubuhnya
yang merupakan hasil dari metabolisme sedangkan pemicu lainnya yang menyebabkan
kadar asam urat tinggi adalah senyawa yang banyak mengandung purin . Penyakit ini
terjadi jika timbunan kristal asam urat yang mengendap dalam persendian meningkat.
Peningkatan tersebut dapat disebabkan ginjal yang mengalami gangguan membuang asam
urat dalam jumlah yang banyak. Gout arthritis dapat bersifat primer maupun sekunder.
Gout primer terjadi secara langsung akibat pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder terjadi akibat pembentukan asam urat
berlebih atau ekskresi asam urat berkurang, disebabkan oleh proses penyakit lain atau
berhubungan dengan efek genetik pada proses metabolisme purin atau hiperurisemia. Pada
keadaan yang dapat terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan
menurunnya ekskresi asam urat, atau kombinasi dari keduanya, ditandai dengan
meningkatnya kristal asam urat didalam plasma. Kadar 10 normal asam urat pada pria :
3,0-7,1 mg/dL dan wanita : 2,6-6,0 mg/dL (Smeltzer & Bare, 2013)
dalam serum darah dengan akumulasi endapan kristal monosodium urat yang terkumpul
didalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme
asam urat yang abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan urin dan ekskresi
Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu,dilihat dari penyebabnya penyakit ini
gangguan kinetik asam urat yang hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi
karena:
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting
a. Diet tinggi purin dapat memicu terjadinya serangan gout arthritis pada orang yang
peningkatan produksi asam urat dalam tubuh. Tetapi diet rendah purin tidak selalu
dapat menurunkan kadar asam urat serum pada setiap keadaannya (Price & Wilson,
2014). Pada diet normal asupan purin biasanya mencapai 600-1000 mg perhari. Pada
penderita asam urat harus dibatasi menjadi 120-150 mg per hari. Purin merupakan
bagian dari protein, membatasi asupan purin berarti membatasi pula asupan protein
dalam jumlah tinggi. Asupan protein pada penderita asam urat dianjurkan sekitar 50-70
gram bahan mentah per hari atau 0,8-1 gram/ kg berat badan/ hari (Ode, 2012). Sumber
makanan yang mengandung purin tinggi dan konsumsinya harus dibatasi seperti
daging, ayam, ikan tongkol, tenggiri, bawal, bandeng, kerang, udang, tempe, tahu
paling banyak 25 gram/hari bayam, buncis, daun/biji melinjo, kapri, kacang polong,
kembang kol, kangkung dan jamur maksimum 100 gram/hari dan kopi sedangkan
makanan yang dihindari adalah hati, ginjal, jantung, limpa, sosis, babat, usus, paru,
sarden, kaldu daging, bebek, burung, angsa, remis dan ragi. Sumber makanan yang
mengandung rendah purin diantaranya adalah nasi, bubur, bihun, roti, gandum,
macaroni , pasta, jagung, kentang, ubi, talas, singkong, havermout telur, susu skim/susu
rendah lemak wortel, labu siam, kacang panjang, terong, pare, ketimun, labu air, selada
b. Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout arthritis karena alkohol dapat
meningkatkan produksi asam urat. Kadar laktat darah meningkat akibat produk
sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat dapat menghambat ekskresi
asam urat oleh ginjal sehingga terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam serum
(Helmi, 2013).
c. Sejumlah obat-obatan dapat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga dapat
menyebabkan serangan gout arthritis. Yang termasuk di dalamnya adalah aspirin dosis
rendah atau kurang dari 1-2 g per hari, sebagian besar diuretik, levodopa, diazoksid,
3. Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang
telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme
jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di
rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya.
Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam
faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan
lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen
kerusakan jaringan.
4. Manifestasi Klinis
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang terkena
adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu, perasaan sakit
sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah
mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses
inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering
pada serangan pertama adalah sendi metaatarso – falongeal pertama (MTP–I).
Hampir semua kasus lokasi artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi
sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout) Serangan akut dapat
membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi sempurna sampai
serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan timbul
artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak
selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak
orang dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis
gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang
karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering timbul
pada seseorang yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun.
5. Komplikasi
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan serangan akut .
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
1. Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan arthritis gout
maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek samping yang sering
ditemui diantaranya sakit perut , diare, mual atau muntah-muntah. Kolkisin bekerja
pada peradangan terhadap Kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel radang.
Dosis oral 0,5 – 0,6 mg per jam sampai nyeri, mual atau diare hilang. Kontraindikasi
pemberian oral jika terdapat inflamammatory bowel disease.
2. OAINS
Semua jenis OAINS dapat diberikan yang paling sering digunakan adalah
indometasin. Dosisi awal indometasin 25-50 mg setiap 8 jam. Kontraindikasinya jika
terdapat ulkus peptikus aktif, gangguan fungsi ginjal, dan riwayat alergi terhadap
OAINS.
3. Kortikosteroid
untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika sendi yang terserang
monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif, contohnya triamsinolon 10-40
mg intraartikular.
4. Analgesic diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan aspirin karena
dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan
memperberat hiperurisemia.
5. Tirah baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah
serangan menghilang.
7. Pemeriksaaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah ( > 6mg%). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8mg% dan pada
wanita 7mg%. pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih tepatlagi bila dilakukan
dengan cara enzimatik. Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dengan led
meninggi sedikit. Kadar asam urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg%/liter per 24
jam).
Disamping ini pemeriksaan tersebut,pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk
menegakkan diagnosis. Cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan kental
sekali sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan
gambarankristal asam urat ( berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik.
C. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Identitas
Prosentase pria : wanita 2 : 1 Pada pria dominan terjadi pada pria dewasa ( 30 th
keatas) dan Wanita terjadi pada usia menopause ( 50 – 60 th ).
Keluhan utama nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa
demam, menggigil dan merasa lelah.
Pemeriksaan fisik
• Identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
• Nyeri tekan pada sendi yang terkena
• Nyeri pada saat digerakkan
• Area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
• Denyut jantung berdebar
Riwayat psikososial
• Cemas dan takut untuk melakukan kativitas
• Tidak berdaya gangguan aktivitas di tempat kerja
Dasar pengkajian data klien
a. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress
pada sendi. kekakuan pada pagi hari.
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan
pada sendi dan otot
b. KARDIOVASKULER
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
c. INTEGRITAS EGO
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan dan
ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan orang lain
d. MAKANAN ATAU CAIRAN
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat : mual,anoreksia,kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: Penurunan berat badan,kekeringan pada membran mukosa
e. HIGIENE
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
f. NEUROSENSORI
Gejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
g. NYERI / KENYAMANAN
Gejala: Fase akut dari nyeri Terasa nyeri kronis dan kekakuan
h. KEAMANAN
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah
tangga,kekeringan pada mata dan membran mukosa
i. INTERAKSI SOSIAL
Gejala: Kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran:
isolasi
b. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi, desrtuksi sendi
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit
c. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN\SLKI INTERVENSI/SIKI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x Management nyeri
24 jam kontrol nyeri meningkat Observasi
berhubungan
kriteria Saat target 1. Identifikasi lokasi,
dengan dikaji karaketeristik, durasi,
Melaporkan nyeri 2 5 frekuensi, kualitas dan
proses
terkontrol intesitas nyeri
inflamasi, Kemampuan 2 5 2. Pantau kadar asam urat
desrtuksi mengenal omset
3. Identifiokasi skala nyeri
nyeri
sendi Kemampuan 2 5 4. Identifikasi respon nyeri
mengenal non verbal
penyebab nyeri 5. Identifikasi factor yang
Kemampuan 3 5 memberat dan
menggunakan memperingan nyeri
teknik non Terapeutik
farmakologis 1. Berikan teknik non
Dukungan orang 3 5 farmakologis utk
terdekat memperingan rasa Nyeri
Keluhan nyeri 3 5 2. Fasilitasi istihat dan tidur
Penggunaan 2 5 Edukasi
analgetik 1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan menggunakan
analgetik dgn tepat
4. Ajarkan teknik non
farmakologis utk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x Terapi aktifitas
24 jam mobilitas fisik meningkat: 1. Observasi
mobilitas
kriteria Saat target Identifikasi tingkat deficit
fisik dikaji aktifitas
Pergerakan 3 5 2. Terapeutik
berhubungan
extremitas Fasilitasi focus pada
dengan nyeri Kekuatan otot 3 5 kemampuan, bukan deficit
persendian Rentang gerak 3 5 yang dialami
Nyeri 3 5 Fasilitasi memilih aktifitas
Kaku sendi 3 5 dan tetapkan tujuan aktifitas
Gerakan terbatas 3 5 yang konsisten sesuai
dengan kemampuan fisik,
psikologis dan sosial
Anjurkan keluarga untuk
menyesuaikan lingkungan
untuk memfasilitasi aktifitas
Libatkan keluarga dalam
aktifitas
Jadwalkan aktifitas dalam
rutinitas sehari-hari
3. Edukasi
Ajarkan cara melakukan
aktifitas yang dipilih
Anjurkan keluarga untuk
memberikan penguatan
positif atas partisipasi dalam
aktifitas
3 Defisit Setelah dilakukan asuhan keperawatan Edukasi manajemen nyeri
Observasi
pengetahuan selama 1x 24 jam kurang pengetahuan klien
Identifikasi kesiapan
berhubungan dapat teratasi dengan kriteria: dan kemampuan
menerima informasi
dengan N Outcome Kaji Target
Terapeutik
proses o Sediakan materi dan
1. Pemahaman tentang 2 5 media pendidikan
penyakit
kesehatan
penyakit
Jadwalkan pendidikan
2. Menjelaskan 2 5
kesehatan sesuai
informasi kesepakatan
Berikan kesempatan
untuk bertanya
1.Klien mengatkan pemahaman tentang
Edukasi
penyakit dan program terapi jelaskan penyebab,
2.Klien mampu melaksanakan prosedur periode dan strategi
meredakan nyeri
yang di jelaskan dengan benar Anjurkan memonitor
3.Klien mampu menjelaskan kembali nyeri secara mandiri
Anjurkan
informasi yang telah di berikan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Jelaskan pada klien
makanan yang harus di
hindari dan jenis
makanan yang di
butuhkan klien
8. Daftar pustaka
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan
kelima.Jakarta : Yarsif Watampone.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
Mansjoer , Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media
Aeusculapius.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.