Pada dasarnya, sebuah sistem keyakinan terbentuk melalui proses yang panjang.
Hal ini disebabkan ideologi melibatkan berbagai sumber, seperti kebudayaan, agama,
dan pemikiran tokoh. Sumber kebudayaan dalam ideologi, meliputi sistem religi dan
upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan,
bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi, dan peralatan
yang memengaruhi dan berperan dalam membentuk ideologi suatu bangsa
(Koentjaraningrat, 2004: 2). Agama sebagai sumber ideologi dapat ditemukan dalam
negara teokrasi yang sistem pemerintahannya berlandaskan agama tertentu sehingga
peraturan hukum negara itu mengacu kepada doktrin agama tertentu.
`Ideologi berasal dari kata ‘idea’ dan ‘logos’. Idea berarti gagasan, konsep,pengertian
dasar, dan cita-cita. Logos berarti ilmu. Ideologi secara etimologis artinya adalah ilmu
tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran tentang pengertian dasar (Kaelan,
2013: 60-61). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi adalah cara berpikir seseorang atau suatu
golongan. Ideologi adalah paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program
sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 517, dalam Paristiyanti, 2016).
1
LECTURER NOTES
dalam konsep ideologi, yaitu agama, kekuasaan, dan dominasi. Macchiavelli
menegaskan, untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan maka dapat
menghalalkan segala cara atau tipu daya. Ungkapan Machiavelli dikenal dengan istilah
adagium, “tujuan menghalalkan segala macam cara”.
Ideologi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut (Soerjanto, 1991: 48, dalam
Paristiyanti, dkk., 2016):
a. Struktur kognitif, keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi landasan untuk
memahami dan menafsirkan dunia, serta kejadian-kejadian di lingkungan
sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna, serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan bertindak.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami dan menghayati
tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di
dalamnya.
Pancasila disebut sebagai ideologi jalan tengah di antara dua ideologi besar
dunia. Secara umum ada beberapa ideologi besar di dunia, yaitu (Sastrapratedja,
2001:
50–69):
a. Marxisme-Leninisme, suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif
evolusi sejarah yang didasarkan pada dua prinsip. Pertama, penentu akhir dari
perubahan sosial adalah perubahan cara produksi. Kedua, proses perubahan
sosial bersifat dialektis.
b. Liberalisme, suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan
individual. Artinya, lebih mengutamakan hak-hak individu.
2
LECTURER NOTES
c. Sosialisme, suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif
kepentingan masyarakat. Artinya, negara wajib menyejahterakan seluruh
masyarakat atau yang dikenal dengan konsep welfare state.
d. Kapitalisme, suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu
untuk menguasai sistem perekonomian dengan kemampuan modal yang ia
miliki.
3
LECTURER NOTES
yang diinginkan.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang
bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terlihat dalam pola pikir dinamis dan konseptual
dalam dunia modern. Kita mengenal ada tiga tingkat nilai, yaitu (1) nilai dasar yang
tidak
berubah, (2) nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat
berubah sesuai dengan keadaan, dan (3) nilai praksis berupa pelaksanaan secara
nyata
yang sesungguhnya. Sekalipun Pancasila bersifat terbuka, tapi ada batas-batas yang
tidak boleh dilanggar, yaitu stabilitas nasional yang dinamis, larangan terhadap
ideologi
tertentu (Marxisme-Leninisme dan Komunisme), mencegah berkembangnya paham
liberal, dan larangan terhadap pandangan ekstrem yang menggelisahkan kehidupan
bermasyarakat, serta penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.
4
LECTURER NOTES
organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan yang diawali dengan keluarnya TAP
MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila. TAP MPR ini menjadi
landasan bagi dilaksanakannya penataran P4 bagi semua lapisan masyarakat yang
bersifat indoktrinasi sehingga mengundang perlawanan dari sebagian kelompok
masyarakat. Proses memasyarakatkan Pancasila melalui proses doktrin memberikan
kesan bahwa tafsir ideologi Pancasila adalah produk rezim Orde Baru (monotafsir
ideologi).
5
LECTURER NOTES
menandatangani Undang-Undang RI No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
yang
mencantumkan mata kuliah Pancasila sebagai mata kuliah wajib pada pasal 35 ayat
(3).
3.
Sila Persatuan Indonesia dapat ditemukan dalam bentuk solidaritas, rasa setia
kawan, dan rasa cinta tanah air yang berwujud pada mencintai produk dalam
negeri.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dapat ditemukan dalam bentuk menghargai
pendapat orang lain, semangat musyawarah dalam mengambil keputusan.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam sikap suka
menolong, menjalankan gaya hidup sederhana, dan tidak menyolok atau
berlebihan.
6
LECTURER NOTES
Permusyawaratan/Perwakilan diwujudkan dalam mendahulukan pengambilan
keputusan berdasarkan musyawarah daripada voting.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan dalam bentuk
tidak menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power) untuk memperkaya diri atau
kelompok karena penyalahgunaan kekuasaan.
Pada dasarnya, peran ideologi negara tidak hanya berlangsung dalam aspek
legal formal, melainkan harus mampu direalisasikan secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Ada beberapa peran penting sehingga Pancasila sebagai
ideologi negara dapat dirasakan masyarakat secara luas. Pertama, Pancasila sebagai
ideologi negara merupakan penuntun warga negara. Artinya, setiap perilaku warga
negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, maraknya kasus narkoba
yang melanda generasi muda menunjukkan preskripsi moral ideologis belum disadari
kehadirannya oleh kalangan muda. Oleh sebab itu, diperlukan norma-norma penuntun
yang lebih jelas, baik dalam bentuk persuasif, imbauan, maupun penjabaran nilai-nilai
Pancasila ke dalam produk hukum yang memberikan rambu yang jelas dan hukuman
yang setimpal bagi mereka yang terlibat dalam kejahatan narkoba. Kedua, Pancasila
sebagai ideologi negara akan menolak nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila-sila
Pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan
kehendak
melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-hak asasi
manusia, dan semangat persatuan (Paristiyanti, dkk., 2016: 136).
Paristiyanti, dkk. (2016: 125-128) menjelaskan, sebagai warga negara, kita harus
memahami dan mampu mengimplementasikan kedudukan Pancasila sebagai ideologi
negara karena ideologi Pancasila menghadapi tantangan dari berbagai ideologi dunia
dalam kebudayaan global. Secara umum, ada bebeberapa ideologi yang
bertentangan
dengan ideologi Pancasila, seperti:
a) Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau komunisme
bertentangan dengan sila pertama.
b) Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai gotong
royong dalam sila kelima.
c) Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai sistem
perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan.
7
LECTURER NOTES
Sebagai contoh, terorisme dan narkoba. Ada beberapa dampak dari aksi terorisme
yang
meresahkan kehidupan masyarakat.
1. Rasa takut dan cemas yang ditimbulkan oleh bom bunuh diri, mengancam
keamanan negara dan masyarakat pada umumnya.
2. Aksi terorisme dengan ideologinya menebarkan ancaman terhadap kesatuan
bangsa sehingga mengancam disintegrasi bangsa.
3. Aksi terorisme menyebabkan investor asing tidak berani menanamkan modal di
Indonesia dan wisatawan asing enggan berkunjung ke Indonesia sehingga
mengganggu pertumbuhan perekonomian negara.
8
LECTURER NOTES
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menjadi operasional dalam jaminan
pelaksanaan hak-hak asasi manusia karena hal itu merupakan tolok ukur
keberadaban, serta solidaritas suatu bangsa terhadap setiap warga negara.
3. Sila Persatuan Indonesia menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa
Indonesia tidak dilakukan dengan menutup diri dan menolak mereka yang di
luar Indonesia, tetapi dengan membangun hubungan timbal balik atas dasar
kesamaan kedudukan dan tekad untuk menjalin kerja sama yang menjamin
kesejahteraan dan martabat bangsa Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan berarti komitmen terhadap demokrasi yang
wajib disukseskan.