Anda di halaman 1dari 3

NAMA:CINDY LEGOH X IPA 2

PELAJARAN SEJARAH

TUTUR TINULAR
Tututr Tinular berkisah tentang seorang pemuda desa kurawan bernama Arya
Kamandanu, putra Mpu Hanggareksa, seorang ahli pembuat senjata kepercayaan Prabu
Kartanagara, raja kerejaan Singhasari. Pemuda lugu ini kemudian jatuh hati dengan seorang
gadis kembang desa Mnaguntur bernama Nari Ratih, putri Rakriyan Wuruh, seorang bekas
kepala prajurit Kerajaan Singasari. Namun hubungan asmara di antara mereka harus kandas
karena ulah kaka kandung Kamandanu sendiri yang bernama Arya Dwipangga.Kepandaian
dan kepiawaian Dwipangga dalam olah sastra membuat Nari Ratih terlena dan mulai
melupakan komandanu yang polos. Cintah segitiga itu akhirnya berujung pada peristiwa di
candi Walandit, di mana mereka berdua (Arya Dwipangga dan Narih Ratih) yang sedang
diburuh oleh api gelora asmara saling saling memadu kasih sehingga gadis kembang desa
Manguntur itu hamil diluar nikah.

Kegagalan asmara justru membuat Arya Kamandanu lebih serius mendalami ilmu bela diri di
bawah bimbingan saudara seperguruan ayahnya yang bernama Mpu Ranuhabya. Berkat
kesabaran sang paman dan bakat yang dimilikinya, Kamandanu akhirnya menjadi pendekar
muda pilih tanding yang selalu menegakkan kebenaran dilandasi jiwa kesatria.Kisah Tutur
tinular diselingi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kedatangan utusan Kaisar Kubilai
Khan, penguasa Dhinasti Yuan di negeri Tiongkok, yang meminta Kartanagara sebagai raja di
kerajaan singhasari menyatakakn tunduk dan mengakui kekuasaan bangsa mongolia.
Namun utusan dari Mongolia tersebut malah diusir dan dipermalukan oleh kertanagara.

Sebelum para utusan kembali ke mongolia, di sebuah kedai makanterjadilah keributan kecil
antara utusan kaisar yang bernama Meng Chi dengan Mpu Rhanubhya, Mpu Rhanubhaya
berhasil mempermalukan para utusan dan mampu menunjukkan kemahirannya dalam
mebuat pedang karena tersinggung dan ketertarikannya terhadap keahlian Mpu
Rhanubhaya tersebut, kemudian dengan cara yang curang para utusan tersbut berhasil
menculik Mpu Rhanubhaya dan membawanya turut serta berlayar ke mongolia,
sesampainya di negeri mongolia di dalam istana Khubilai Khan, Mpu Rhanubhaya
menciptakan sebuah pedang pusaka bernama Ngapuspa sebagai syarat kebenasan atas
dirinya yang telah menjadi tawanan. Namun pada akhirnya pedang Naga Puspa tersebut
malah menjadi ajang konflik dan menjadi rebutan di antara pejabat kerajaan. Akhirnya
untuk menyelamatkan pedang Naga Puspa dari tangan-tangan orang berwatak jahat, Mpu
Rhanubhaya mempercayakan pedang Naga puspa tersebut kepada pasangan pendekar
suami istri yang menolongnya, bernama Lo Shi Shan dan Mei Shin di mna keduanya
kemudian menjadi pelarian, brlayar dan terdampar di Tanah Jawa dan hidup terlunta-lunta.
Sesampainya di Tanah Jawa pasangan suami istri ini akhirnya bertemu dengan beberapa
pedekar jahat anak buah seorang patih kerajaan Gelang-gelang bernama Kebo Mundarang
yang ingin menguasai pedang Naga Puspa hingga dalam suatu pertarungan antara Lhi Shi
Shan dengan Mpu Tong Bajil ( pimpinan pendekar-pendekar jahat) Lo Shi Shan terkena Ajian
Segoro Geni milik Mpu Tong Bajil, setelah kejadian pertarungan beberapa hari lamanya
pendekar Lo Shi Shan hidup dalam kesakitan hingga akhirnya meninggal di dunia disebuah
hutan dalam Candi tua, sebelum meninggal dunia yang kala itu sempat di tolong oleh Arya
Kmandanu, Lo Shi Shan menitipkan Mei Shin kepada Arya Kamandanu.

Mei Shin yang sebatang karya kemudian ditolong Arya Kamandanu. Kebersamaan di antara
mereka kemudian akhirnya menumbuhkan perasaan saling jatuh cinta. Namun lagi-lagi Arya
Dwipangga merusak hubungan mereka, dengan cara licik Arya dwipangga dapat menodai
perempuan asla daratan mongolia itu sampai akhirnya mengandung bayi perempuan yang
nantinya diberi nama Ayu Wandira. Nmaun, meski hatinya hancur, Kamandanu tetap
berjiwa besar dan bersedia mengambil perempuan dari mongolia itu sebagai istrinya.

Saat itu kerajaan Singhasari telah runtuh akibat pemberontakan Prabu Jayakatwang,
bawahan Singhasari yang memimpin Kerajaan Gelang-gelang. Tokoh ini kemudian
membangun kembali kerajaan kadiri yang dahulu kala pernah runtuh akibat serangan
pendiri Singhasari.

Dalam kesempatan itu, Arya Dwipangga yang menaruh dendam akhirnya menghianati
keluarganya sendiri dengan melaporkan ayahnya selaku pengikut Kertanagara kepada pihak
kadiri dengan tuduhan telah melindungi Mei Shin yang waktu itu menjadi buronan. Mpu
Hanggareksa pun tewas oleh para prajurit kadiri di bawah pimpinan Mpu Tong Bajil.
Sebaliknya Dwipangga si anak durhaka jatuh kedalam jurang setelah dihajar kamandu.
Kemudian kamandu kembali berpetualang untuk mencari Mei Shin yang lolos dari maut
sambil mengasuh keponakannya, bernama panji ketawang, putra antara Arya Dwipangga
dengan Nari Ratih.

Petualangan kamandu akhirnya membawa dirinya menjadi pengikut Raden Wijaya ( Nararya
Sanggrama Wijaya), menantu kerrtanagara. Tokoh sejarah ini telah mendapat
pengampunan dari jayakatwang dan diizinkan membangun sebuah desa kecil di hutan tarik
bernama Majapahit. Dalam petualangannya itu, Kamandanu juga berteman dengan seorang
pendekar wanita bernama Sakawuni, putri seorang perwira Singhasari bernama banyak
kapuk.

Nasib Mei Shin sendiri kurang bagus. Setelah melahirkan putri Arya Dwipangga yang diberi
nama Ayu Windari, ia kembali diserang kelompok Mpu Tong Bajil. Beruntung ia tidak
kehilangan nyawa dan mendapatkan pertolongan seorang tabib Tiongkok bernama Wong
Yin.
Di lain pihak, Arya Kmandanu ikut serta dalam pemberontakan Sanggrama Wijaya demi
merebut kembali tahkta tanah Jawa dari tangan Jayakatwang. Pemberontakan ini mendapat
dukungan Arya Wiraja dari sumenep, yang berhasil memanfaatkan pasukan kerajaan yuan
yang dikirim khubilai khan untuk menyerang kertanagara. Berkat kepandaian diplomasi
Wiraja, pasukan mongolia itu menjadi sekutu Sanggrama Wijaya dan berbalik menyerang
Jayakatwang.

Setelah kerajaan kadiri runtuh, Sanggrana Wijaya berbalik menyerang dan mengusir
pasukan mongolia tersebut. Arya kamandanu juga ikut serta dalam usaha ini. Setelah
pasukan kerajaan Yuan kembali ke negerinya, Sanggrama wijaya meresmikan berdirinya
Kerajaan Majapahit. Ia bergelar prabu kertarajasa Jayawhardana.

Kisah Tutur Tinular kembali diwarnai cerita-cerita sejarah, di mana kamandanu turut
menyaksikan pemberontakan Ranggawale, Lembu Sora, dan Gajah Biru akibat hasutan
tokoh licik yang bernama Ramapati. Di samping itu, kisah petualangan menjadi menu
utama, antara lain dikisahkan bagaimana Kamandanu memumpas musuh bebuyutannya,
yaitu Mpu Tong Bajil, serta menghadapi kakak kandungnya sendiri ( Arya dwipangga ) yang
muncul kembali dengan kesaktian luar biasa, bergelar Pendekar syair berdarah.

Kisah Tutur Tinular berakhir dengan meninggalnya Kertarajasa Jayawhardana, di mana Arya
Kamandanu mengundurkan diri dari kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang
bernama Jambu Nada, hasil perkawinan kedua dengan sakawuni yang meninggal setelah
melahirkan, dalam perjalanan menuju lereng Gunung Arjuna, Arya kamandanu bertemu
dengan Gajah mada yang waktu itu menyelamatkan putranya ketika yang masih berumur 40
hari yang terjatuh kejurang karena lepas dari gendongannya akibat terguncang-guncang
diatas kuda. Tutur tinular kemudian berlanjut dengan sandiwara serupa berjudul Mahkota
Mayangkara.

-end

Anda mungkin juga menyukai