MAKALAH
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI CIPASUNG
TASIKMALAYA
2020
1
KATA PENGANTAR
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, kritik
dan saran diharapkan dapat diberikan agar berguna untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Macam-Macam Produk Jasa Bank Syari’ah
1. Al- wakalah (Deputyship).................................................................2
2. Al-Kafalah (Guaranty)......................................................................3
3. Al-Hawalah (Transfer Service)........................................................6
4. Ar-Rahn (Mortgage).........................................................................7
5. Al-Qardh (Soft and Benefolen Loan)...............................................8
B. Ketentuan dan Rukun Produk-produk Jasa Bank Syari’ah
1. Ketentuan dan rukun wakalah..........................................................9
2. Ketentuan dan Rukun Kafalah..........................................................9
3. Ketentuan dan Rukun Hawalah........................................................9
4. Ketentuan dan Rukun Rahn............................................................10
5. Ketentuan dan Rukun Qard............................................................10
C. Manfaat Produk-Produk Jasa Bank Syari’ah......................................11
1. Manfaat al-hawalah........................................................................11
2. Manfaat Rahn..................................................................................11
3. Manfaat Qardh................................................................................11
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Landasan syari’ah
Tidak setiap orang mempunyai kemampuan atau kesempatan untuk
menyelesaikan segala urusannya sendiri karena itu islam
memperbolehkan mumamalah dalam bentuk wakalah. Pada suatu
kesempatan, seseorang perlu mendelegasikan suatu pekerjaan kepada
orang lain untuk mewakili dirinya.
2
َض َي هللاُ عَـ ْنه
ِ ار َميْـ ُمـوْ ن ِةَ َر
ِ صَ أَ َّن النّـَبِى ص م َو َّك َل أَبَا َرا فِ ِع َو َرجُال ً ِمنَ ا ألَ ْْنـ
2. Al-Kafalah (Guaranty)
Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung
(kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
yang ditanggung. Dalam pengertian ini kafalah juga berarti mengalihkan
tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berpegang dengan
tanggungjawab orang lain sebagai penjamin. Oleh karena itu kafalah
dalam perbankan adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh kafil
3
(peminjam/bank) kepada makful (penerima jaminan) dan penjamin
bertanggungjawab atas pemenuhan kembali suatu kewajiban yang menjadi
hak penerima jaminan.
a. Jenis Kafalah
1. Kafalah Bin-nafs( )الكفالة با النفس
4
1) Dhamin kafil atau za’im, yaitu orang yang menjamin dimana ia
disyaratkan sudah baligh, berakal, tidak dicegah membelanjakan
hartanya (mahjur) dan dilakukan dengan kehendaknya sendiri.
2) Madmun Lah, yaitu orang yang berpiutang syaratnya ialah bahwa
yang berpiutang diketahui oleh orang yang menjamin.madmun lah
disebut juga dengan makful lah, madmun lah diisyaratkan dikenal
oleh penjamin karena manusia tidak sama dalam hal tuntutan, hal
ini dilakukan demi kemudahan dan kedisiplinan.
3) Madmun ‘anhu atau makful ‘anhu adalah orang yang berutang.
4) Madmun bih atau makful bih adalah utang, barang atau orang.
Diisyaratkan pada makful bih dapat diketahui dan tetap
keadaannya, baik sudah tetap maupun akan tetap.
5) Lafadz, diisyaratkan keadaan lafadz itu berarti menjamin ridak
digantungkan kepada sesuatu dan tidak berarti sementara.
c. Pelaksanaan al-Kafalah
Al-Kafalah dapat dilaksanakan dengan tiga bentuk yaitu:
a. Munjaz (tanjiz),
b. Mu’allaq (ta’liq) dan
c. Mu’aqqat (tauqit).
d. Aplikasi dalam perbankan serta manfaatnya
Kafalah dapat digunakan untuk pemberian jasa bank, antara lain
garansi bank seperti jaminan uang muka (advance payment bond) atau
jaminan pembayaran (payment bond), performance bonds (jaminan
prestasi).
Kafalah yang diberikan oleh bank sangat mendukung transaksi
bisnis yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait, karena dapat
memberikan rasa aman dan kondusif bagi kelangsungan bisnis maupun
proyek-proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang
telah disepakati. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kafalah
memberian manfaat bagi :
5
pengambilalihan risiko oleh bank apabila nasabah cidera janji
melaksanakan kewajibannya.
a. Sunnah
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah saw, bersabda:
ظلـْ ٌم فَا ِ َذا أُ ْتـبِ َع أَ َح ُد ُك ْم عَل َى َملِ ِّى فَ ْلـيَتبْـ َ ْع ْ َم
َ ط ُل ْالغَـنِ ِّى
b. Ijma’
6
Ulama sepakat membolehkan hawalah, hawalah dibolehkan
pada utang tidak berbentuk barang/benda karena hawalah adalah
perpindahan utang. Oleh karena itu, harus pada utang atau
kewajiban financial.
3. Aplikasi dalam Perbankan
Kontrak hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada hal-
hal berikut:
a. Factoring atau anjak piutang, dimana para nasabah yang memiliki
pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu
membayar piutang tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga
itu.
b. Post-dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa
membayarkan dulu piutang tersebut.
c. Bill discounting, secara prinsip bill discounting serupa dengan
hawalah, hanya saja dalam bill discounting nasabah harus
membayar fee, sedangkan pembahasan fee tidak didapati dalam
kontrak hawalah.
4. Manfaat al-Hawalah
Seperti diuraikan diatas, akad hawalah dapat memberikan banyak
sekali manfaat dan keuntungan, diantaranya:
a. Memungkinkan penyelesaian utang dan piutang dengan cepat dan
simultan.
b. Tersedianya talangan dana untuk hibah bagi yang membutuhkan.
c. Dapat menjadi salah satu fee-based income/sumber pendapatan
non pembiayaan bagi bank syari’ah.
4. Ar-Rahn (Mortgage)
Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah
semacam jaminan utang atau gadai.Dalam perbankan rahn adalah akad
penyerahan barang atau harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank
(murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.
7
5. Al-Qardh (Soft and Benefolen Loan)
Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali dengna kata lain meminjamkan tanpa mendapatkan
imbalan. Sedangkan pinjaman qrdh adalah penyedia dana atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu atau kesepakatan antara peminjam dan
pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu. Pihak yang meminjamkan dapat
menerima imbalan namun tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan
dalam perjanjian.
a. Landasan Syari’ah
Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama’ berdasarkan
Hadits riwayat Ibnu Majah dan ijmak ulama’. Sungguhpun demikian,
Allah SWT mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi
“agama Allah”.
Dalam Al-quran disebutkan: siapakah yang mau meminjamkan
kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipat gandakan
(balasa) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang
banyak. Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita di seru
untuk meminjamkan kepada Allah, artinya untuk membelanjakan harta
dijalan Allah.
b. Karakteristik Qardh
Karakteristik qarhdul hasan
1) Pinjaman tanpa imbalan yakni pinjaman mem pergunakan dana
selama jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah
yang sama pada akhir periode.
2) Jika mengalami kerugian, bukan kelalaiannya maka mengurangi
jumlah pinjamannya.
3) Pelaporan yaitu laporan sumber dan menggunakan dana qardhul
hasan.
c. Aplikasi dalam perbankan
Akad qardh biasanya diterapkan dalam hal-hal berikut ini :
1) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti
loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan
segera untuk masa yang relatif pendek.
2) Sebagai fasilitas nasabah yang membutuhkan dana cepat,
sedangkan ia tidak bisa menarik dananya, misalnya tersimpan
dalam bentuk deposito.
3) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau
membantu sector social. Guna pemenuhan skema khusus ini telah
dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh al-hasan.
8
B. Ketentuan dan Rukun Produk-produk Jasa Bank Syari’ah
1. Ketentuan dan rukun wakalah
Rukun wakalah beserta ketentuan-ketentuannya antara lain:
a. Pemberi kuasa (muwakil) dengan ketentuan bahwa:
1) Harus seorang pemilih sah yang bertindak terhadap sesuatu yang ia
wakilkan
2) Orang mukalaf/anak muwayyiz dalam batas-batas tertentu, yakni
dalam hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan untuk
menerima hibah, menerima sedekah dan sebagainya.
b. Penerima kuasa (wakil) dengan ketentuan bahwa:
1. Harus cakap hokum
2. Dapat melaksanakan tugas yang di wakilkan kepadanya
3. Wakil adalah orang yang diberi amanat
c. Objek yang dikuasakan (taukil) dengan ketentuan bahwa :
1) Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili
2) Tidak bertentangan dengan syari’ah islam
3) Dapat diwakilkan menurut syari’ah islam
d. Ijab qabul (sighat)
Ketentuan wakalah yang harus diikuti berdasarkan fatwa Dewan
Syari’ah Nasional (DSN) :
1) Pernyataan ijab qabul harus dinyatakan oleh pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2) Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh
dibatalkan secara sepihak.
2. Ketentuan dan Rukun Kafalah
Rukun Kafalah
a. Pihak penjamin atau Kaafil
b. pihak yang dijamin atau makful
c. Obyek penjaminan atau makful ‘alaih
d. Ijab qobul atau shighat
3. Ketentuan dan Rukun Hawalah
Rukun hawalah
a.Pihak yang memindahkan piutang (muhil)
b. Pihak yang berhutang (muhal)
c.Pihak yang menerima pindahan piutang (muhal ‘alaih)
d. Piutang (muhal bih)
e.Ijab qabul (sighat)
9
Ketentuan hawalah berdasarkan ketentuan fatwa DSN (Dewan Syari’ah
Nasional)
Ketentuan Qard:
10
a. Ketentuan umum
1) Al-qard adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang
memerlukan.
2) Nasabah qard wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada
waktu yang telah disepakati bersama.
3) Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
4) Bank dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana diperlukan.
5) Nasabah qardh dapat memberikan tambahan dengna sukarela selama
tidak diperjanjikan dalam akad.
b. Ketentuan lain, yaitu :
1) Dana qardh dapat bersumber dari bagian modal LKS
2) Dana qardh dapat bersumber dari keuntungan LKS yang disisihkan
3) Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya
kepada LKS.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Macam-macam Produk Jasa Bank Syari’ah
a.Al-wakalah (Deputyship)
b. Al-Kafalah (Guaranty)
c.Al-Hawalah
d. Ar-Rahn
e.Al-Qardh
2. Rukun –rukun produk jasa bank syari’ah
a. Rukun ar-rahn
1) Yang menggadaikan (raahin)
2) Penerima gadai (murtahin)
3) Harta yang digadaikan (marhun)
4) Hutang (marhun bih)
5) Ijab qabul (sighat)
b. Rukun Ar-Rahn
1) Yang menggadaikan (raahin)
2) Penerima gadai (murtahin)
3) Harta yang digadaikan (marhun)
4) Hutang (marhun bih)
5) Ijab qabul (sighat)
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Supriyadi, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, STAIN Kudus, 2008.
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah :dari teori paktik, Gema Insani Press:
Jakarta, 2001.
13
14