PENDAHULUAN
seimbang, selaras, dan saling menunjang antar satu bidang dengan bidang lainnya.
membentuk suatu pola kemitraan untuk mencapai suatu lapangan kerja baru dan
merangsang kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut. Salah satu bidang yang
dapat memberi peran dan andil yang cukup signifikan terhadap indikasi
terlepas dari adanya pembangunan daerah merupakan bagian yang sangat penting
tersebut adalah Pajak Daerah (PD). Pajak Daerah merupakan bagian dari sumber
pendapatan asli daerah yang secara bebas dapat digunakan oleh masing-masing
1
negara. yang mana Pajak Daerah merupakan penerimaan yang diperoleh dari
Pajak Daerah terdiri dari: Pajak hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Pengambilan Bahan Galian
Golongan C dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Pajak Daerah Kota Kupang dalam Empat tahun terakhir selalu mengalami
peningkatan dan Realisasinya terus melampaui target, Hal ini sangat mendukung
Berikut ini adalah tabel Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Kupang dalam
Tabel 1.1
Tahun 2012-2015
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa setiap target Pajak Daerah
Daerah tersebut, tidak terlepas dari sumber-sumber Pajak Daerah yaitu dari hasil
Pajak hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
2
Jalan, Pajak Parkir, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C dan Bea
Dari delapan sumber pajak tersebut salah satu pajak daerah yang memberi
kontribusi lebih adalah Pajak Penerangan Jalan (PPJ). Pajak penerangan jalan
penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan
sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Dalam hal ini yang menjadi
subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat menggunakan tenaga
listrik. Serta wajib pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang
Berikut ini adalah tabel target dan realisasi Pajak Penerangan Jalan Kota Kupang
Tabel 1.2
Target dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan (PPJ)
Kota Kupang Tahun 2012-2015
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) %
2012 14.380.000.000 15.689.200.229 109,10
2013 18.000.000.000 19.039.177.740 105,77
2014 19.000.000.000 22.032.232.089 115,96
2015 20.500.000.000 26.345.486.524 128,51
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kota Kupang
Jalan dari tahun 2012-2015 selalu melampau target. Hal ini yang membuat Pajak
3
sumbangan yang lebih terhadap Pajak Daerah. Berikut ini adalah kontribusi Pajak
Tabel 1.3
Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pajak Daerah
Kota Kupang
Tahu Realisasi PPJ Realisasi PAD Kontribusi
n Persentase (%)
2012 15.689.200.229 31.569.104.259 49,70
2013 19.039.177.740 41.146.449.346 46,27
2014 22.032.232.089 56.515.097.722 38,99
2015 26.345.486.524 74.560.637.287 35,33
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kota Kupang (data diolah)
Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah Kota Kupang dari tahun ke tahun
mengetahui kontribusi Pajak Penerangan jalan di masa yang akan datang, maka
Pemerintah Daerah dalam hal ini BKD Kota Kupang bisa membandingkan
kontribusi dari tahun ke tahun agar bisa mencari tahu apa yang menyebabkan
4
terhadap Pajak Daerah tentunya tidak terlepas dari prospek realisasi pajak
penerangan jalan dan Pajak Daerah. Oleh karena itu, penulis terlebih dahulu
mencari tahu tentang prospek realisasi PPJ dan PD guna mengetahui prospek
kontribusinya.
99.84%. Hal ini berarti bahwa penerimaan Pajak Penerangan Jalan sangat efisien.
sedangkan kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah Tahun 2009-
2012 diatas 100%. Hal ini juga berarti bahwa penerimaan Pajak Penerangan Jalan
Kabupaten Tana Toraja dari Tahun 2009-2013 yang belum tergali mencapai Rp.
1.047.881.711. Potensi Potensi Pajak Jalan yang belum tergali ini dapat dicatat
sebagai kerugian bagi pihak PT. PLN. Sedangkan kontribusi Pajak Penerangan
Jalan dari Tahun 2009-2013 hanya mengalami peningkatan pada Tahun 2011. Hal
ini menunjukan bahwa kontribusi Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Tana Toraja
5
Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik untuk
dalam penelitian ini adalah kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak
Persoalan dalam penelitian ini adalah bagaimana besaran prospek kontribusi pajak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran prospek kontribusi
a. Manfaat Akademik
Hasil Penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai
6
b. Manfaat Praktis
7
BAB II
LANDASAN TEORI
namun pada prinsipnya mempunyai inti atau tujuan yang sama. Berikut ini adalah
Menurut Rochmat Sumitro (1988:12), Pajak adalah iuran rakyat pada kas
mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan
Brotodiharjo,R (1982:2) Pajak adalah iuran rakyat kepada negara (yang dapat
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
bahwa Pajak merupakan Iuran yang dipaksakan oleh penguasa atau pemerintah
8
2.1.2. Tujuan dan Fungsi Pajak
dan dengan hal tersebut bisa mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan
keserasian dalam pemungutan pajak dengan tujuan dan asas yang masih
1. Equity
Keadilan merupakan salah satu asas yang sering kali menjadi pertimbangan
penting dalam memilih policy option yang ada dalam membangun sistem
yakin bahwa pajak-pajak dipungut pemerintah telah dikenakan secara adil dan
a) Pendekatan Keadilan
Asas equity mengatakan bahwa pajak itu harus bersifat adil dan merata, yaitu
pajak dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan
membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima dari
negara.
9
b) Asas Keadilan dalam Pajak Penghasilan
Keadilan dalam Pajak Penghasilan terdiri dari keadilan horizontal dan keadilan
Wajib Pajak yang berada dalam kondisi yang sama diperlakukan sama. Sedangkan
Asas ini merupakan asas yang lebih terfokus pada pemerintah sehingga asas ini
bagi pemerintah dianggap sebagai asas yang sangat penting. Dalam hal pajak
bahwa jumlah pajak yang dipungut jangan sampai terlalu tinggi sehingga
Asas ini sangat penting baik untuk petugas pajak maupun Wajib Pajak. Prosedur
pemungutan pajak yang rumit dapat menyebabkan Wajib Pajak enggan membayar
pajak dan bagi petugas pajak, akan menyulitkan dalam mengawasi pelaksanaan
a) Asas Certainty
Asas Certainty (kepastian) menyatakan bahwa harus ada kepastian, baik bagi
petugas pajak maupun semua Wajib Pajak dan seluruh masyarakat. Yang dalam
10
hal ini, Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak
b) Asas Convenience
penghasilan lain. Asas ini juga bisa dilakukan dengan cara membayar terlebih
dahulu pajak yang terutang selama satu tahun pajak secara berangsur-angsur setiap
bulan.
c) Asas Efficiency
Asas efisiensi dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi petugas pajak pemungutan,
dimana pajak dikatakan efisien jika biaya pungutan pajak yang dilakukan lebih
kecil daripada jumlah pajak yang berhasil dikumpulkan. Dari sisi Wajib Pajak,
sistem pemungutan pajak dikatakan efisien ketika biaya yang harus dikeluarkan
mungkin.
d) Asas Simplicity
Pada umumnya peraturan yang sederhana akan lebih pasti, jelas dan mudah
dimengerti oleh Wajib Pajak. Oleh karena itu, dalam menyusun suatu undang-
e) Asas Neutrality
Asas Neutrality mengatakan bahwa pajak harus bebas dari distrosi, baik distrosi
11
lainnya. Artinya pajak seharusnya tidak mempengaruhi pilihan masyarakat untuk
kepastian hukum sehingga dengan hal tersebut menjadikan manusia secara sadar
dan sukarela untu membayar sejumlah pjk yng terutang. Terapt ua fungsi pajak,
2009:16):
1. Fungsi Penerimaan
Pajak mempunyai fungsi sebagai alat atau instrumen yang digunakan untuk
memasukkan dana yang sebesar-besarnya ke dalam Kas Negara. Dalam hai ini
fungsi pajak lebih diarahkan sebagai instrumen penarik dana dari masyarakat
2. Fungsi Mengatur
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan diluar
12
Terdapat berbagai macam jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu
1. Menurut Golongan
Menurut golongan, pajak dikelompokan menjadi dua yaitu pajak langsung dan
a) Pajak langsung
Dalam pengertian ekonomi Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul
atau ditanggung seniri oleh Wajib Pajak dan tidak bisa dilimpahkan atau
dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban
pajak langsung adalah pajak yang dipungut secara berkala. . Contoh: Pajak
Dalam pengertian ekonomi pajak tidak langsung adalah pajak yang pada
akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada pihak lain atau pihak
13
2. Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Subjektif
a) Pajak Subjektif
Pada subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,
Penghasilan
b) Pajak Objektif
Menurut lembaga pemungutnya pajak dibagi menjadi dua yaitu Pajak Negara
a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang
b. Pajak Daerah, yaitu pajak-pajak yang dipungut oleh daerah seperti propinsi,
14
hasilnya digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok.
Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan.
Pemungutan pajak baik yang dikelolah oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
yaitu:
1. Asas Kebangsaan
suatu negara. Suatu negara akan memungut pajak kepada setiap orang yang
Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan. Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik yang berasal
3. Asas Sumber
15
Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan
pajak.
untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai
pajak yang harus dibayar setelah menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP). Dengan
aparatur perpajakan.
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif dan
16
membayar pajak. Disini petugas pajak hanya bertugas memberikan penerangan
dan pengawasan.
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
yang ditunjuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya
dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetorkan dan
pajak Daerah dan Retribusi daerah yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari
wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak Daerah, hasil
Retribusi Daerah, Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-
17
Adapun sumber-sumber pendapatan asli daerah sebagai berikut:
a) Pajak Daerah
hukum publik. Pajak daerah sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah daerah
yang hasilnya digunakan untuk pengeluaran umum yang balas jasanya tidak
dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah, pajak daerah yang baik merupakan
pajak daerah yang akan mendukung pemberian kewenangan kepada daerah dalam
b) Retribusi Daerah
Hasil Retribusi Daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi
untuk tidak mau membayar, merupakan pungutan yang sifatnya budgetairnya tidak
menonjol, dalam hal-hal tertentu. Retribusi Daerah adalah pengambilan biaya yang
masyarakat.
18
Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan
bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan
daerah yang dipisahkan, sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka
sifat perusahaan daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah
tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan dinas-
dinas. Lain-lain usaha daerah yang sah mempunyai sifat pembuka bagi pemerintah
daerah untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam
Menurut Tony Marsyahrul (2004:5) Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung
19
yang berlaku untuk digunakan membiayai penyelengaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah.
Berdasarkan pendapat para Ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Pajak Daerah
merupakan iruan wajib yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi maupun
a. Pajak Hotel
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 2 Tahun 2016 dengan
nama Pajak Hotel yaitu dipungut pajak atas setiap pelayanan yang disediakan oleh
Hotel. Obyek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan hotel dengan
1. Hotel;
2. Motel;
3. Losmen;
4. Gubug Pariwisata;
5. Wisma Pariwisata;
6. Pesanggrahan;
20
8. Rumah Penginapan.
Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% dan khusus rumah kos ditetapkan sebesar
5%.
b. Pajak Restoran
Menurut Peraturan Darah Kota Kupang Nomor 2 Tahun 2016 tentang pajak
daerah yaitu dengan nama Pajak Restoran dipungut pajak atas setiap pelayanan
yang disediakan oleh restoran. Yang mana pelayanan yang dimaksud meliputi:
1. Restoran;
2. Rumah Makan;
3. Kafetaria;
4. Kantin;
5. Warung;
6. Depot;
7. Bar;
8. Pujasera/Food court;
Tarif pajak restoran dengan omzet diatas Rp. 10.000.000 perbulan ditetapkan
paling tinggi sebesar 10%, dan omzet sampai dengan Rp. 10.000.000 perbulan
21
c. Pajak Hiburan
Menurut Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 2 Tahun 2016 dikenal dengan
nama pajak hiburan karena dipungut pajak atas setiap penyelenggaraan hiburan.
4. Pameran;
9. Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness center); dan
d. Pajak Reklame
dimaksud:
2. Reklame kain;
4. Reklame selebaran;
22
6. Reklame teks berjalan (running text);
9. Reklame apung.
e. Pajak Parkir
Pajak Parkir adalah pajak yang dipungut atas setiap penyelenggaraan tempat
parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha,
bermotor.
Pajak penerangan jalan adalah Pajak yang dipungut atas setiap penggunaan tenaga
listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
menurut parah Ahli diatas maka dapat disimpulan bahwa: Kontribusi merupakan
Pajak Daerah periode tertentu dengan penerimaan PAD periode tertentu pula.
23
Semakin besar hasilnya berarti semakin besar pula peranan PPJ terhadap PAD,
begitu pun sebaliknya jika hasil perbandingannya semakin kecil maka peran Pajak
Pajak Penerangan Jalan dipungut atas setiap penggunaan tenaga listrik, baik
Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan yang
pembayaran Listrik secara tunai yang mana itu sudah termaksud dalam
jalan dilakukan oleh pemerintah daerah untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu
jalan.
dengan PT. PLN sebagai wajip pungut. System seperti ini sangat memudakan
membuat Pajak Penerangan Jalan cocok untuk ditetapkan sebagai Pajak Daerah.
pemungutan pajak daerah dalam pemungutannya memiliki dasar hukum yang kuat
dan jelas agar dipatuhi oleh masyarakat dan juga pihak-pihak yang terkait dan
berkepentingan.
24
Dasar Hukum pemungutan Pajak Penerangan Jalan Kota Kupang adalah sebagai
berikut:
a) Peraturan Daerah (Perda) Kota Kupang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pajak
Daerah
Penerangan Jalan.
Objek Penerangan Jalan adalah setiap penggunaan tenaga listrik, baik dihasilkan
adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik baik berasal
dari PLN maupun yang berasal dari bukan PLN. Sementara itu Wajib Pajak
Penerangan Jalan orang Pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik
25
Berdasarkan Peraturan Daerah pasal 38 bahwa:
a) Dasar Pengenaan Pajak Penerangan jalan adalah Nilai jual Tenaga Listrik
1) Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, Nilai
jual tenaga listrik adalah jumlah tagihan biaya beben/ tetap ditambah
listrik.
2) Berdasarkan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, nilai jual teenaga listrik
janggka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku
dalam daerah.
Pajak Penerangan Jalan sebesar 10%. Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain
oleh industry, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tariff pajak Penerangan
Jalan ditetapkan sebesar 3%. Dan penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan
Pajak penerangan jalan dapat dihitung dengan cara mengalikan tariff pajak
berikut:
26
= Tarif Pajak x Nilai Jual Tenaga Listrik
3) Setiap wajib pajak membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan
pajak atau dibayar sendri oleh wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
a) Prospek Penerimaan Pajak Penerangan Jalan adalah suatu bentuk trend atau
realisasi Pendapatan yang berasal dari dalam daerah dan dikelolah oleh daerah
itu sendiri.
27
2.3. KERANGKA BERPIKIR
adalah pajak daerah, yang mana hampir sebagian hasil pajak daerah berasal dari
pajak penerangan jalan. Tetapi kenyataannya dalam lima tahun terakhir persentase
kontribusi pajak penerangan jalan terhadap Pajak Daerah dari tahun ke tahun
semakin menurun. Hal ini yang menjadi ketertarikan Peneliti untuk meneliti
tentang prospek kontribusi PPJ terhadap PD. Dimana data yang diperluhkan untuk
mencari tahu prospek PPJ dan prospek PD adalah realisasi PPJ dan realisasi PD
terhadap Pajak Daerah Kota Kupang, dapat dilihat pada gambar kerangka berpikir
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1. Populasi
Populasi dari Penelitian ini adalah seluruh prospek kontribusi Pajak Penerangan
3.1.2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi yaitu
Prospek kontrbusi Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Daerah dari tahun 2016-2020
29
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Tabel 3.1
Pengukuran
1 Prospek Penerimaan Realisasi Pajak Penerangan Ratio
Pajak Daerah
Linear) Yaitu untuk mengetahui prospek penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan
30
prospek Pajak Daerah Kota Kupang. Pada tahap ini, penulis mengkhususkan pada
analisis time series dengan Metode Kuadrat Terkecil (Metode Least Square), Yang
α = Konstanta
Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) adalah sebagai
berikut:
∑Y
α=
n
∑ XY
b=
X2
Keterangan:
n = Jumlah Data
31
Dalam tahap ini, Penulis menggunakan teknik Analisis Kontribusi untuk
Tabel 3.2
Ukuran Kriteria
0%-10% Sangat Kurang
10,10%-20% Kurang
20,10%-30% Sedang
30,10%-40% Cukup Baik
40,10%-50% Baik
>50% Sangat Baik
Sumber: Tim Litbang Depdagri-Fisopol UGM, 1991 (Journal Candra Romanda, 2015)
32
BAB IV
KUPANG
Kupang adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang (DISPENDA). Dinas ini
Nomor KUPD. 7/12/A-101 Tahun 1978. Awalnya Dinas Pendapatan Daerah Kota
Daerah dan IPEDA pada tahun 1980-1992 Nama IPEDA di ubah menjadi Pajak
33
Bumi dan Bangunan (PBB) yang saat ini masih gabung dengan Dinas Pendapatan
penagihan PAD dan PBB dari tahun 1992 sampai dengan saat ini. Cabang Dinas
diganti nama lagi menjadi Dinas Pendapatan Kota Madya Kupang pada tahun
1996-1998 diganti menjadi Dispenda Kota Kupang tahun 1998-2008 diganti lagi
menjadi Dispenkeu Kota Kupang pada tahun 2008-Maret 2014. Kemudian diganti
lagi menjadi Dispenda Kota Kupang Pada Tahun 2014-2016 dan pada Tahun 2017
beruabah lagi menjadi Badan Keuangan Daerah Kota Kupang yang tetap dalam
Daerah Tingkat II Kupang sesuai Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1996 maka
Nomor 34 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
dan Lembaga Teknik Daerah Kota Kupang, diubah lagi dengan Perda no. 06 tahun
2008 tantang Organisasi dan Tata Laksana Dinas- Dians dan diubah lagi dengan
Perda Nomor; 04 tahun 2013 sekaligus memberi Porsi Tanggung Jawab Dalam
Pengumutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)dan PAD di wilayah Kota Kupang
yang bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kupang. Dan
34
Selanjutnya pada tahun 2013 dialihkan menjadi Pajak Daerah Kota Kupang
sampai sekarang.
Daerah, maka daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur daerahnya
Daerah Dan Retribusi Daerah Maka Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1998
Nomor 08 Tahun 2002 tentang Pajak Penerangan Jalan dan peraturan Daerah Kota
Kupang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pajak Daerah yang masih di berlakukan
sampai sekarang. Dimana dalam Peraturan Daerah tersebut tarif pajak Penerangan
Jalan Kota Kupang sebesar 10% dikalikan dengan dasar pengenaan Pajak
a. VISI
pembangunan daerah”.
b. MISI
35
1. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli daerah yang dinamis.
daerah.
menggambarkan hubungan kerja sama antara semua pihak yang terlibat dalam
aktivitas organisasi. Struktur organisasi dibuat agar setiap orang atau bagian yang
36
4.1.4. Uraian Tugas dan Fungsi Badan Keuangan Daerah Kota Kupang
a. Kepala Badan
b. Sekretaris
adalah:
pelaporan.
37
3. Pengolahan administrasi umum dan kepegawaian.
4. Pengolahan keuangan.
adalah:
adalah:
38
4.2. ANALISIS PENDAHULUAN
Pajak Daerah.
pajak penerangan jalan tujuh tahun terakhir, yang mana realisasi pajak penerangan
baik listrik yang dihasilkan dari PT. PLN maupun dari pihak lain. Hasil pajak
maupun pembayaran listrik secara tunai dan sudah termasuk dalam pembayaran
Kupang maka, tarif Pajak Penerangan Jalan sebesar 10%. Penggunaan tenaga
listrik dari sumber lain oleh industry, pertambangan minyak bumi dan gas alam,
tariff pajak Penerangan Jalan ditetapkan sebesar 3%. Dan penggunaan tenaga
listrik yang dihasilkan sendiri, tariff Pajak penerangan Jalan ditetapkan sebesar
1,5%.
Untuk memperoleh gambaran mengenai garis trend jumlah penerimaan Pajak Pen
erangan Jalan enam tahun mendatang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Dasar Perhitungan Ramalan (Metode Least Square) Penerimaan Pajak
Penerangan Jalan Kota Kupang Tahun 2009-2015
39
Tahun Penerimaan PPJ (Y) X XY X2
2009 7.007.421.685 -3 -21.022.265.055 9
2010 7.126.376.254 -2 -14.252.752.508 4
2011 9.619.193.820 -1 -9.619.193.820 1
2012 15.689.200.229 0 0 0
2013 19.039.177.740 1 19.039.177.740 1
2014 22.032.232.089 2 44.064.464.178 4
2015 26.345.486.524 3 79.036.459.572 9
Jumlah 106.859.088.341 0 97.245.890.107 28
Sumber: Data Diolah
Dari data diatas, maka perhitungan trend linear dengan menggunakan rumus
106.859.088 .341
α= 7 = 15.265.584.049
97.245 .890.107
b= 28 = 3.473.067.504
prediksi penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kota Kupang selama lima tahun
yang akan datang yaitu dari tahun 2016-2020 sebagaimana terdapat pada tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2
Prediksi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kota Kupang
Tahun 2016-2020
Tahun Penerimaan Pajak Penerangan Jalan (Y) (Rp)
2016 29.157.854.065
2017 32.630.921.569
2018 36.103.989.073
2019 39.577.056.577
2020 43.050.124.081
40
Sumber: Data Diolah
untuk tahun-tahun yang akan datang akan terus mengalami peningkatan, sehingga
memaksimalkan penerimaannya.
daerah tujuh tahun terakhir, yang mana realisasi pajak daerah tersebut sebagai
daerah yang berasal dari pajak daerah dalam menghimpun sumber-sumber dana
untuk membiayai pengeluaran rutin setiap tahunnya. Jadi dapat dikatakan bahwa
Pajak daerah sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam
Realisasi pajak daerah yaitu sumber keuangan daerah yang berasal Pajak Daerah
dan dipungut dalam wilayah daerah yang bersangkutan. Yang mana terdiri dari
hasil Pajak hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Parkir, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C dan Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Untuk memperoleh gambaran mengenai
garis trend jumlah Pajak Daerah lima tahun mendatang dapat dilihat pada tabel
berikut:
41
Tabel 4.3
Dari tabel 4.3 diatas, maka perhitungan trend linear dengan menggunakan rumus
251.217.309 .607
α= 7 = 35.888.187.087
293.229.312 .871
b= 28 = 10.472.475.460
diketahui prediksi penerimaan Pajak Daerah Kota Kupang selama lima tahun yang
akan datang yaitu dari tahun 2016-2020 sebagaimana terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Prediksi Penerimaan Pajak Daerah Kota Kupang
Tahun 2016-2020
42
Tahun Penerimaan Pajak Daerah (Y) (Rp)
2016 77.778.088.927
2017 88.250.564.387
2018 98.723.039.847
2019 109.195.515.307
2020 119.667.990.767
tahun-tahun yang akan datang akan terus mengalami peningkatan. Sehingga Pajak
penerimaannya.
jalan dan prospek Pajak Daerah Kota Kupang, maka dalam tahap ini akan
Berikut ini adalah hasil prospek kontribusi pajak penerangan jalan terhadap
Tabel 4.5
43
Prospek Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah Kota
Penerangan Jalan terhadap penerimaan Pajak Daerah Kota Kupang dari tahun
2016 sampai dengan 2020 mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun
pajak daerah sebesar 37,49% dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi
36,97%; tahun 2018 menurun menjadi 36,57%; tahun 2019 menurun terus menjadi
Dari hasil prospek kontribusi pajak penerangan jalan terhadap prospek pajak
daerah pada tabel 4.5 maka, dapat dilihat pula pengukuran kriteria prospek
kontribusi pajak penerangan jalan terhadap prospek Pajak Daerah Kota Kupang
Tabel 4.6
Tingkat Prospek Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap
Pajak Daerah Kota Kupang Tahun 2016-2020
Tahun Prospek Kontribusi Kategori
(%)
44
2016 37,49 Cukup Baik
2017 36,97 Cukup Baik
2018 36,57 Cukup Baik
2019 36,24 Cukup Baik
2020 35,97 Cukup Baik
Sumber: Data Diolah
penerangan jalan terhadap prospek pajak daerah Kota Kupang dari tahun 2016
sampai dengan tahun 2020 selalu berada dalam ukuran kriteria 30,10%-40% yang
berarti masuk dalam kategori Cukup Baik. Hal ini berarti bahwa prospek
kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap prospek Pajak Daerah di Kota Kupang
sudah cukup baik. Jadi diharapkan pemerintah daerah dalam hal ini Badan
tahun yang akan datang, agar lebih meningkatkan realisasi Pajak Daerah Kota
45
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah Kota Kupang, maka dapat ditarik
Pajak Daerah Kota Kupang tahun 2016 sampai dengan 2020 selalu berada dalam
ukuran kriteria 30,10%-40% yang berarti masuk dalam kategori cukup baik. Hal
ini berarti bahwa kontribusi pajak penerangan jalan terhadap Pajak Daerah Kota
Kupang selama lima tahun yang akan datang sudah cukup baik.
46
5.2. IMPLIKASI TEORITIS
diterima oleh seseorang atau badan setelah melakukan berbagai usaha yang
seberapa besar peranan usaha yang dikerjakan oleh seseorang atau badan terhadap
pendapatan.
Dalam hal ini kontribusi digunakan untuk mengetahui sejauh mana Pajak
Semakin besar hasilnya berarti semakin besar pula peranan PPJ terhadap PD,
begitu pun sebaliknya jika hasil perbandingannya semakin kecil maka peran Pajak
Pendapat ini berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa
prospek kontribusi pajak penerangan jalan terhadap prospek pajak daerah Kota
Kupang dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 selalu berada dalam ukuran
kriteria 30,10%-40% yang berarti masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini
berarti bahwa prospek kontribusi pajak penerangan jalan terhadap prospek pajak
47
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, yang mana prospek
kontribusi pajak penerangan jalan terhadap Pajak Daerah kota Kupang lima tahun
yang akan datang selalu dalam kriteria cukup baik setiap tahunnya. Oleh sebab itu
saran yang yang dapat diberikan oleh penulis yaitu pemerintah daerah dalam hal
ini Badan Keuangan Daerah Kota Kupang diharapkan bisa memanfaatkan potensi-
potensi dari tahun ke tahun sebaik mungkin agar dapat mempertahankan ataupun
DAFTAR PUSTAKA
Christine Lidya Manongga, David Paul Elia Saerang, Inggriani Elim. 2014.
“Efektivitas Pajak Penerangan Jalan dan Kontribusinya Terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Minahasa Utara.
Dany H. 2006. Kamus Ilmia Populer. http://repository.ut.ac.id
48
H. Mat Juri. 2012. “Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Samarinda. Jurnal. Politeknik
Negeri Samarinda. ISSN: 0216-6437. http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
49