TEORI AKUNTANSI
Disusun Oleh :
1. Ernayani :
2. Feralorenza :
3. Fipki Adrian Sarandi : NPM.61052228FE18
4. Hendro :
5. Mifta Hidyatussapni :
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga tercapainya penyusunan makalah yang berjudul Konsep Laba dan
Akuntansi Islam dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami dari kelompok ini terutama mohon maaf kepada dosen dan mahasiswa
yang membaca makalah ini, apabila terdapat kesalahan dalam penyusunannya baik itu
dalam kata-kata maupun penyampaian materinya.
Harapan kami dengan disusunnya makalah ini mahasiswa dapat memahami
dengan sebaik-baiknya pada materi yang kami uraikan disini. Serta muda-mudahan
makalah ini menjadi referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Mungkin hanya itu saja yang kami sampaikan, apabila ada hal menyebabkan
konflik kami mohon maaf sebesar-besarnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1. Pengertian Akutansi Islam............................................................................................3
2.2. Sejarah Akuntansi Islam...............................................................................................4
2.3. Prinsip Umum Akuntansi Islam.....................................................................................5
2.4. Pengertian Laba............................................................................................................8
2.5. Karakteristik Laba.........................................................................................................9
2.6. Fungsi Perhitungan Laba..............................................................................................9
2.7. Jenis-Jenis Laba...........................................................................................................10
2.8. Konsep Laba...............................................................................................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Sejarah Akuntansi Islam
4
4. Prinsip Umum Akuntansi Islam
Sebelum kita bicara lebih lanjut tentang akuntansi islam dan prinsipnya,
berikut penulis sajikan beberapa prinsip akuntansi umum ( konvensional )
yaitu:
1. Entitas (kesatuan usaha)
2. Obyektifitas
3. Cost (atas dasar biaya yang sesungguhnya)
5
adanya kemungkinan laba. Sedangkan dalam Prinsip Akuntansi
islam sebaliknya. Sangat memperhitungkan kemungkinan laba
berdasarkan nilai tukar yang berlaku sekaligus membentuk
cadangan untuk resiko. Dalam bentuk apakah cadangan tersebut ?
Berasal darimanakah sumber cadangan resikotersebut?
3. Yang terakhir…(semoga saja) tentang “laba penjualan”.
Di dalam Prinsip Akuntansi islam laba akan ada ketika adanya
perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah
terjual maupun yang belum terjual. Tetapi jual beli adalah
keharusan untuk menentukan laba. Laba tidak boleh dibagi
sebelumadanyatransaksi.
Sedangkan dalam Prinsip Akuntansi Konvensional dinyatakan
bahwa pengakuan laba atas dasar terjadinya transaksi dengan nilai
tukar yang saat itu terjadi. kita tidak melihat adanya perbedaan
mendasar dalam hal ini. Sama-sama mengharuskan adanya terjadi
transaksi untuk pengakuan laba. Selain dari sistem operasional
yang telah dijelaskan nilai pertanggung jawaban, keadilan dan
kebenaran selalu melekat dalam sistem akuntansi islam.
Ketiga nilai tersebut tentu saja sudah menjadi prinsip dasar yang
operasional dalam prinsip akuntansi islam. Apa makna yang
terkandung dalam tiga prinsip tersebut? Berikut uraian yang ketiga
prinsip yang tedapat dalam surat Al-Baqarah:282. Prinsip
pertanggung jawaban, Prinsip pertanggungjawaban (accountability)
merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat
muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep
amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil
transaksi manusia dengan sang khalik mulai dari alam kandungan..
manusia dibebani oleh Allah untuk menjalankan fungsi
kekhalifahan di muka bumi. Inti kekhalifahan adalah menjalankan
atau menunaikan amanah. Banyak ayat Al-Qur’an yang
6
menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban manusia sebagai
pelaku amanah Allah dimuka bumi. Implikasi dalam bisnis dan
akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis
harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah
diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait .
Prinsip keadilan, jika ditafsirkan lebih lanjut, surat Al-Baqarah ayat
282 mengandung prinsip keadilan dalam melakukan transaksi.
Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai penting dalam etika
kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai inheren
yang melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia
itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untukberbuat adil
dalam setiap aspek kehidupannya. Dalam konteks akuntansi,
menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah, secara
sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh
perusahan harus dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksi
adalah sebesar Rp 100 juta, maka akuntansi (perusahan) harus
mencatat dengan jumlah yang sama .Dengan kata lain tidak ada
window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan.
Prinsip kebenaran, prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan
dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita kan
selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran laporan.
Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan
pada nilai kebenaran, kebenaran ini kan dapat menciptakan nilai
keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan tansaksi-
transaksi dalam ekonomi.
Dengan demikian pengembangan akuntansi Islam, nilai-nilai
kebenaran, kejujuran dan keadilan harus diaktualisasikan dalam
praktik akuntansi. Secara garis besar, bagaimana nilai-nilai
kebenaran membentuk akuntansi islam dapat diterangkan. Akuntan
muslim harus meyakini bahwa Islam sebagai way of life (Q.S. 3 :
7
85).Akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, adil, dan
dapat dipercaya (Q.S. An-Nisa135).Akuntan bertanggung jawab
melaporkan semua transaksi yang terjadi (muamalah) dengan benar
jujur serta teliti, sesuai dengan syariah Islam (Q.S. Al-Baqarah : 7 –
8) . Dalam penilaian kekayaan (aset), dapat digunakan harga pasar
atau harga pokok. Keakuratan penilaiannya harus dipersaksikan
pihak yang kompeten dan independen (Al-Baqarah : 282). Standar
akuntansi yang diterima umum dapat dilaksanakan sepanjang tidak
bertentangan dengan syariah Islam. 6. Transaksi yang tidak sesuai
dengan ketentuan syariah, harus dihindari, sebab setiap aktivitas
usaha harus dinilai halal-haramnya. Faktor ekonomi bukan alasan
tunggal untuk menentukan berlangsungnya kegiatan usaha.
5. Pengertian Laba
Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan
yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada
umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada
kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan
keputusan, dan unsur prediksi. (Belkaoui : 1993)
8
Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban
(termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada
penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya
merupakan kerugian bersih.(Ikatan Akuntan Indonesia : 2007)
6. Karakteristik Laba
Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara
konseptual memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
9
8. Jenis-Jenis Laba
Penerima
No. Jenis Income Perhitungan Income
InformasiIncome
(Revenue – Expenses) +
Pemegang saham, (Gains – Loses) tidak termasuk
Enterrprise
2. Pemegang obligasi, dan Biaya bunga, Pajak
NetIncome
Pemerintah penghasilan, dan Pembagian
deviden
9. Konsep Laba
10
Menurut pendekatan transaksi, laba telah timbul pada saat terjadinya
transaksi. Khususnya transaksi eksternal, yaitu transaksi yang terjadi
dan melibatkan pihak luar. Laba dapat timbul pada saat terjadinya
transaksi pertukaran/penjualan dan terjadinya pengakuan beban.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
sejarah akuntansi konvensional muncul di Italia pada abad ke-13 yang
pertama kali ditemukan oleh seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli
yang menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita”
dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”.
11
dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh
kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
12
1. https://jumse09.blogspot.com/2016/05/konsep-laba.html
2. https://ahmadlupi.blogspot.com/2015/12/makalah-konsep-laba.html
3. https://muflihuddinshi.blogspot.com/2013/10/akuntansi-islam.html
13