Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MIA RAMADHANA

KELAS : 7 E
NO ABSEN : 22

SATU KISAH SERIBU MAKNA


Aku pengecut!! Aku pengecut!! Benar-benar pengecut!! Bagaimana bisa aku
menjalani hidup jika aku terus begini? Aku tidak bisa. Aku bodoh! Bahkan seekor
kera pun mungkin lebih pandai daripada aku. Oh Tuhan.. aku sangat terbebani.
Aku ingin pergi jauh dan meninggalkan beban yang ku pikul ini. Iya semua ini
memanglah salahku. Aku menyadari semua ini. Karena ulahku ayahku pergi
meninggalkanku dan seluruh keluargaku. Aku sangatlah menyesal atas
perbuatanku ini. Seandainya waktu dapat terulang kembali. Jika aku tau hal ini
akan terjadi, Aku tidak akan pernah melakukan ini. Ayahku sekarang sudah ada di
surga mendahului kami. Aku merasa sebagai pendosa yang telah membuat hati
ayahku tersakiti. Yaa...ayahku terkena serangan jantung karena aku memberontak
ketika ayahku berusaha menasehatiku untuk meraih cita-citaku.

Aku Ambar Dwi Putri. Aku merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Aku
seorang siswi kelas 3 SMP di surabaya yg jauh-jauh hari sudah memikirkan akan
meneruskan sekolah dimana. Namun aku kehilangan ayah karena ego yang
terlalu besar.

Aku sangat berharap untuk dapat masuk ke salah satu SMA terbaik di Surabaya
yakni di SMA NEGRI 5 Surabaya. Bahkan sejak aku memulai kelas baru, yaitu
di awal smp kelas 3. Yahh sejak aku mengawali kelas baru, aku sudah menyuruh
ayahku dan memberikan penjelasan pada ayahku tentang keinginanku untuk
masuk ke SMA 5. Namun ayahku tidak menyetujui karena keterbatasan biaya,
dan Jarak. Ayahku lebih memilih untuk menyekolahkanku di dekat sekolahku
SMP. Itupun juga dikatakan ayahku padaku jika aku mendapat nilai ujian
nasional yang memadai. Entah kenapa saat itu aku sangat kesal oleh perkataan
ayahku, aku berfikir bahwa ayahku meragukanku atas nilai ujian nasiaonal yang
akan aku dapat nanti. Yg membuat aku berkata dengan tidak sopan di depan
ayahku. Aku mengatakan, “ Jika setelah lulus SMP aku tidak ayah daftarkan di
SMA NEGRI 5 lebih baik aku tidak usah sekolah.!!!, Tooh ... ini kan juga salah
ayah yang tidak dapat memenuhi keinginan dan harapanku karena ayah bukan
orang kaya” Dagg.. diggg.. dugg .. ayahku terjatuh sambil memegangi dadanya ,
aku terdiam melihat ayahku tergeletak di lantai. Perlahan aku mendekatinya aku
juga berusaha membangunkan ayah, aku menepuk-nepuk pipinya sambil berkata
“ayah bangunn!! ayah bangunlah” namun ayah tidak juga bangun. Kemudian aku
langsung memanggil ibuku. ”ibuuuu....ibuuu... kemarilah..” kataku sambil
menangis. “ Ada apa na..kk ??”. Sedikit ibu menoleh ke kanan, ibu melihat ayah
sudah tergeletak di lantai. Ibu hanya terdiam ketika melihat ayah. Kemudian ibu
bertanya dengan nada resah kepadaku “ ada apa ini ambar ?? kenapa ayahmu? ”
Aku hanya terdiam. Dan ibu pun memanggil kedua kakakku yang sedang berada
di dalam kamarnya “ rahell.. mifta...!!! ” Lalu kedua kakakku datang dan sama
seperti ibuku kakakku sangat kaget melihat ayahku sudah tergeletak di lantai dan
memiliki begtu banyak pertanyaan yang di acuhkan padaku dan ibuku. Namun
ibuku berkata “mifta.. rahell... cepatlah cari mobil/ taksi untuk dapat membawa
ayahmu kerumah sakit.”, “ baiklah bu” kata kakak.

Setelah di rumah sakit kami semua menunggu di luar ruang gawat darurat.
Tampak kesedihan dimata ibu dan kedua kakakku. Apalagi aku... aku juga sangat
sedih dan mengeluarkan banyak air mata. Wajahku juga memucat. Kakakku, kak
mifta mendekatiku “ Ambar.. apa yang terjadi pada ayah??? Tadi kan kau yang
ada bersama ayah. Dan kenapa tiba-tiba ayah sakit??? Apa ini karena kamu telah
memaksa ayah untuk masuk di sma 5 itu ??? “ kakak berteriak kepadaku seolah-
olah kakak sudah tau bahwa aku yg membuat ayah seperti ini. Raut wajah kak
mifta memperlihatkan bahwa kakak sedang menyalakanku. Aku hanya terdiam
dan seluruh tubuhku gemetar karena aku tau bahwa aku lah yg bersalah atas
semua ini. Ibu juga berkata “ sudahlah miftaa janganlah membuatt keadaan
semakin tegang daripada menyalakan adikmu lebih baik kita berdoa bersama
supaya ayah kalian semua selamat”.” Iya ibu benar. Miftaa,ambar lebih baik
sekarang kita mendoakan keselamatan ayah ” Kata kak rahel. setelah 1 jam
menunggu dengan berlinangan air mata. Dokter datang dan berkata, “ ibu maaf
saya sudah berusaha semaksimal mungkin, namun beliau tidak bisa di selamatkan,
dan penyakit yang menyerang nya adalah serangan jantung “ Ibu pingsan ketika
mendengar ayahku tiada, aku sangat terpukul. Kedua Kakakku pun demikian.

Setelah ayah di makamkan, kak mifta kembali menyalahkanku dan terus


memojokkan ku karena kakak sangat yakin bahwa aku lah yang menjadi orang
yang membuat ayah meninggal. Kak mifta berkata, “ Ambar apakah kau tidak
merasa bersalah atas apa yg kau lakukan, dan asal kau tau kak mifta sekarang
tidak mempercayaimu dan mulai membencimu. Jadi jangan pernah bicara pada
kakak dan minta bantuan kepada kakak, kakak tidak peduli atas pendidikanmu
apalagi mengenai impian mu itu ” Kak mifta berkata dengan tatapan mata yg
tajam. Aku gemetaran dan aku langsung berlari ke kamar dengan meneteskan air
mata. namun Berbeda dengan kak rahell yg malah mendukungku. Kak rahel
datang ke kamarku dan berkata, “ Sudahlah ambar kamu jangan hiraukan ucapan
kak mifta, ini juga sudah takdir dari tuhan, karena semua makhluk ciptaannya
akan meninggal, tinggal waktulah yg menentukan itu semua” Aku lebih tenang
ketika kak rahel berkata seperti itu.

Tiga hari setelah ayahku meninggal, tepatnya di hari kamis kak rahel dan ibu
membangunkan ku. “ Ambar bangun!!!” kata ibu. Aku berkata“ Ibuuu..??, bu
maafkan aku. Ini semua salahku. Aku merasa sangat bersalah bu” Memang, sudah
dua hari aku tidak berbicara sama sekali dengan ibu “ tidak apa nakk.. ibu sudah
ikhlas, ini semua adalah takdir Allah dan yang terpenting kita harus tetap
semangat walaupun tidak ada ayah” Aku memeluk ibuku erat-erat, kak rahel yg
juga ada di situ ikut memeluk. “ Dan sekarang kamu harus sekolah ambar!! Kamu
tidak ingat kalau kamu sudah 2 hari bolos hahahah” kata kakak sambil merayuku.
Aku terdiam sejenak, “ kenapa ambar ??? ayoo..! bangun katanya ingin sekali
masuk SMA 5 “,” Rasanya aku akan mengubur dalam-dalam impianku itu bu/kak,
aku sangat menyesal atas apa yg aku lakukan pada ayah” kataku dengan sedikit
menudukkan kepala. Ibu mengelus-elus rambutku sambil berkata, “ Naak, justru
itu kamu harus semangat, kamu harus membuktikan kepada ayah bahwa kamu
bisa meraih impianmu itu. Ibu yakin ayah akan sangat bangga di surga “.

“Taa... piii..”, “Tapi kenapa ambar??? Apalagi???” tanya kakak. “tapi aku
bingung kak, jika aku masuk ke SMA negri 5, bagaimana dengan biaya,
transportasi, dan gaya hidupnya bahkan nilai ujian nasionalnya harus tinggi
disertai nilai TPA yang memadai”. Lalu kakak berkata “ Manakah Ambar yg dulu
yg tidak pernah memikirkan keterbatasan-keterbatasan seperti itu???, asal kamu
tau ambar walaupun kakak hanya bekerja sebagai Buru, insyaallah kakak akan
berusaha semaksimal mungkin untuk membantu kamu menyekolahkan di sekolah
impianmu, dan banyak pepatah yg mengatakan bermimpilah setinggi langit.
Walaupun banyak keterbatasan-keterbatasan yg ada baik biaya,jarak maupun
perbedaan gaya hidup. Yg terpenting kamu harus bersungguh-sungguh dalam
belajar tidak lupa selalu beribadah kepada Allah S.W.T “. “ Baiklah kak
terimaksih.. aku akan mengingat ucapan kakak dan akan berusaha meraih
impianku itu. Dan akan membuat seluruh keluarga ini bangga termasuk ayah “
kataku sambil tersenyum bahagia. “ itu baru adik kakak,” kata kakak. Setelah itu
aku langsung beranjak dari tempat tidur dan pergi kekamar mandi. Namun ketika
aku berjalan menuju kekamar mandi, aku bertemu kak mifta, kak mifta berkata
“ Kali ini ibu dan kak rahell mendukungmu ambar tapi suatu saat nanti mata
mereka akan terbuka, dan mereka akan tau bahwa anak dan adiknya tidak dapat
dipercayai “ Setelah itu kak mifta langsung pergi. Kegembiraanku berubah
menjadi kesedihan. Benar saja bagaimana tidak sedih kak mifta terlihat sangat
membenci ku.

Tidak hanya kakak yang membenci ku, bahkan ketika aku di sekolah salah satu
teman sekelasku mengejek ku dengan berkata,” Ambar denger-denger ayahmu
meninggal karna kamu ya??? Katanya kamu memaksa ayahmu masuk ke SMA 5
kan ??? hahahh, Ambar, ambar kau tidak merasa bersalah apa???. Kalau aku jadi
kamu aku udah malu ambar, hhhhh “. Aku sangat terpukul dengan ucapan salah
satu temanku itu, aku tidak menjawab perkataan dia. Entah ?? aku bingung
bagaimana dia bisa tau mengenai persoalan ini, Aku berfikir ini karna tetangga
ada yg mendengar percakapanku dengan kak mifta dan menjadi gosip. Aku pikir
hanya satu temanku itu saja yg mengejekku tapi ternyata hampir satu kelas teman-
teman mengejekku dengan memanggil aku dengan sebutan ( Anak pembawa sial )
aku tau aku di beri sebutan seperti itu karena mereka berfikir akulah yg
menyebabkan ayah meninggal. Aku berusaha menutup telingaku, air mataku pun
sudah tertahan di pelupuk mataku. Satu kedipan saja ia akan meluncur dengan
mulusnya ke pipiku. Ku tundukkan kepalaku. Aku tidak ingin teman-temanku tau
aku menangis. Jika mereka tau aku menangis, aku berfikir aku akan seperti
pengecut yang hanya bisa menangisi keadaan.

Saat jam istirahat, tiba-tiba ada yang menarikku dan membawaku menuju ke
gudang kosong. Aku sangat ketakutan. namun ketika aku tau ini Tara aku sedikit
tenang. Ya Tara adalah sahabat terbaikku, yang berbeda kelas denganku. Lalu
Tara berkata sambil meletakkan tangannya di atas tanganku, “ ambar, aku tau
permasalahanmu sekarang, aku sangat sedih mendengar permasalahanmu itu” ,
aku merespon perkataan Tara dan menjawab,” Tara ini semua memang salahku.
Biarkan saja teman-teman mengejekku, memang impianku itu terlalu besar dan
aku sekarang sadar bahwa itu hanya khayalan yg hanya tetap menjadi
khayalan” ,” husss jangan kyak gitu ahh...justru itu kamu harus membuktikan
pada teman-teman bahwa kamu bisa mbar !!!. Aku juga mau tanyaa !!“, aku
menjawab “ tanya apa Tar ???”, “ apakah kedua kakakmu dan ibumu memberimu
ijin untuk masuk ke SMA impianmu ??” aku sedikit tertawa dan berkata , “ kalau
masalah itu kakakku kak rahel dan ibuku menyetujuinya bahkan mendukungku,
tapi lain dengan kak mifta yang malah membenciku karna kematian ayah, bahkan
saking bencinya kak mifta tidak mau bicara denganku”. Lalu Tara kembali
memberi aku semangat dengan berkata “ waw masalah yg hebat, nahh itu intinya
mbar. Justru itu kamu gak boleh dong merusak kepercayaan kakakmu kak rahel
dan ibumu. Kalau masalah kak mifta, kamu harus kembali menanamkan
kepercayaan padanya. Dan teman-teman kelasmu kamu harus memberi pengertian
kepada mereka, dan aku punya usul loh buat kamu mengenai biaya masuk ke
SMA 5, biar lebih ringan gituu”, “ wahhh makasih Tarr atas sarannya. Jujur itu
membuat aku semakin semangat lohh. Nah kalo usul biaya masuk SMA 5 apa
ya?”, tara menjawab, “ Gini mbar, Ibuku kan jualan aneka kue gitu, kamu pasti
tau kan??? “Iyaa Tar, teruss gimana” kataku tanya balik, “ nahh kue itu kan selalu
aku bawa ke sekolah, itu pasti habiss bahkan banyak yang bilang kurang, kamu
mau nggak bantu aku njualin kue itu, nah nanti kita bagi hasil. Dan itu lumayan
kan jika di tabung ?? gimana ??? itu sihh juga tergantung kamu “ tanya tara
padaku . Aku menjawab, “ yaampun kamu baik banget Tarr, kalo masalah itu
sihh aku mau bangett , makasih banyak yaa Tar, aku gak bisa berkata-kata lagi “
Tara menjawabb “ wkwk hhh gak usah terlalu sungkan gitu ahh, aku seneng
banget mbantu kamu. Lagi pula bukan kamu aja yang terbantu aku juga terbantu
kok, soalnya dari kemarin ibuku bingung gimana supaya dapat menjual banyak
kue di sekolah yg padahal anaknya cuman1 tangannya juga cuman ada 2 hahaha,
jadi dengan adanya kamu ibuku bisa jual banyak kue.” aku menjawab “ oke-oke “

Setelah pulang sekolah aku menceritakan semuanya pada ibu, ibuku sangat
bahagia mendengarnya. Lalu kak rahel datang. Dan bertanya “ wahh ada apa ini
kok ibu sama kamu terlihat bahagia ??” Dan aku menceritakannya juga pada
kakak. Kakak juga bilang kalau aku berjualan, aku harus tetap belajar dengan giat
dan sungguh-sungguh dan tidak boleh lupa untuk selalu beribadah kepada allah” ,
“ oke kak ashiap “

Sudah hampir 1 bulan aku berjualan di sekolah. Di tengah-tengah kesibukanku


berjualan aku tetap meluangkan waktu untuk belajar. Itu sesuai dengan apa yang
di sampaikan kakak kapan hari. Ya dengan berjalannya waktu teman-teman ku
mulai berhenti mengejekku dan perlahan teman-temanku melupakan kejadian itu.
Hari ini aku berangkat pagi sekali. Aku berangkat pagi karena aku akan
mengambil kue ibunya tara dirumah tara. Iyaa tara hari ini tidak masuk sekolah.
Itu sebabnya aku di suruh untuk mengambil dagangannya di rumah tara. Setelah
aku mengambil dagangannya, aku langsung berangkat menuju sekolah. Ternyata
di sekolah masih sangat sepi. Aku tidak melihat siapa pun kecuali pak satpam
yang ada dipojok gerbang sekolah. Namun ketika di perjalanan akan ke kelas
tiba-tiba seperti ada yang mendorongku dari belakang. Ya aku terjatuh, dagangan
ibunya tara juga sudah berceceran dan berantakan. Semua nya sudah tidak layak
untuk dimakan karena sudah bercampur dengan tanah. Aku ketakutan dan begitu
bingung atas keadaan ini, apalagi saat itu keadaan masih sangat sepi. Aku sangat
bingung siapa yang mendorongku dari belakang. Aku berfikir bagaimana caraku
menceritakannya kepada tara dan ibunya.

Kemudian aku langsung merapikan dagangan ibunya tara dan membuangnya di


tempat sampah. Setelah aku selesai membuang dagangan ketempat sampah pak
satpam datang dengan menyeret seorang anak laki-laki. Aku bingung dan heran,
dalam hati aku berfikir apa ini ada hubungannya dengan seseorang yang
mendorongku. Lalu pak satpam berkata “ nakk, anak ini pagi-pagi sudah
berkeliaran di sekolah ini. Saya curiga lalu saya tanyai ank ini. Katanya dia
mendorongmu sampai dagangannya jatuh. Apakah benar dia mendorongmu
nak??” aku kaget dengan perkataan pak satpam dan itu menurutku sangat
kebetulan. Aku menjawab, “ iya pak ada yang mendorongku dari belakang tapi
aku tidak tau siapa”, “ Ooo brarti benar nak, anak ini lah yang mendorongmu.
Biar anak ini nanti di bawa keruang BK dan kamu juga ikut ya nak??” kata pak
satpam sambil mengajakku. Tentu saja aku menyetujui ajakan pak satpam. Karena
aku pun juga penasaran kenapa anak ini mendorongku.

Setelah ruang bk buka pak satpam membawa anak laki-laki itu dan mengajakku
untuk langsung keruang bk. Kemudian setelah aku laporkan perbuatan anak laki-
laki itu dan menjelaskan apa yang terjadi kepada guru bk, guru bk menanyai
secara tegas kepada anak laki-laki itu. Kenapa dia mendorongku. Awalnya ank
laki-laki itu tidak mau menjawab, tapi setelah di ancam keras oleh guru bk ia mau
menjawab. Dan betapa terkejutnya aku ketika dia menyebutkan kakakku,kak mifta
ya.. dia bilang bahwa kakakku lah yang menyuruh dia untuk memberantakan
daganganku bagaimana pun caranya. Saat itu aku seolah tak pernah terpikirkan
bahwa kak mifta bisa melakukan hal seperti ini. Dan tentu saja guru bk ku tak
percaya dan menyuruh anak laki-laki itu berkata yang sejujurnya. Tapi tetap saja
yg keluar dari mulutnya adalah nama kak mifta. Raut wajah anak laki-laki itu
seperti sudah mengatakan yang sebenarnya, lalu guru bk mengijinkan anak laki-
laki untuk keluar. Setelah anak laki-laki itu keluar aku juga minta ijin ke guru bk
untuk pulang. Guru bk pun mengijinkanku pulang.

Setelah aku sampai di rumah, kebetulan seluruh keluargaku sedang ada di ruang
tamu termasuk kak mifta. Aku menceritakan semuanya di hadapan ibu,kak
rahel,kak mifta. Dan betapa terkejutnya mereka ketika ada hubungan nya dengan
kak mifta. Kak mifta pun menyangkal bahwa kakaklah yg melakukan hal itu. Dan
berkata,” itu semua bohong!!!. Aku tidak pernah melakukan hal itu. Dan liat lah
bu kelakuan anak ibu yang satu ini, bisa-bisanya dia mengarang hal sebesar ini.
Aku kan sudah pernah bilang. Kalo jangan pernah mempercayai anak ini” kakak
tidak mengakuinya malah memojokkanku di depan ibu dan kak rahel. Lalu aku
mendekati kak mifta, dan berkata, “ kak aku tau kakak sangat membenci ku. Tapi
apakah begini caranya???. Kakak ingat kita itu adhik kakak. Dan asal kakak tau
aku sangat merasa bersalah atas kematian ayah, dan aku berusaha untuk
mendapatkan kepercayaan dari kakak lagi. Selain aku menabung untuk uang
sekolah aku juga menabung untuk membelikan hadiah pada kakak. Lihatlah ini !!!
Yaa.. ini adalah sepatu yg dulu kakak sangat ingin beli tapi tidak terwujudkan. Ya
karena aku sangat menyayangi kakak. Tapi kakak tega-teganya melakukan ini
pada adik kandung kakak sendiri” kataku sambil meteskan air mata. Kemudian
kak mifta langsung memelukku dengan berlinangan air mata dan berkata, “ ambar
maafkan kakak, sebenarnya bukan mata kak rahel dan ibu lah yang tertutup tapi
mata kak mifta. Maafkan kakak, ambar. Kakak terbawa emosi saat ayah
meninggal. Maukah kau memaafkan semua kesalahan kakak?” aku tersenyum
bahagia dan mengatakan “ kak asal kakak tau aku tidak pernah memendam rasa
benci kepada kakak dan aku sangat menyanyangi kakak , aku memaafkan semua
kesalahan kakak” ,” terimakasih ambar, terimakasih banyak. Kakak berjanji akan
mendukung dan membantumu untuk masuk di SMA impianmu itu”. Ibu, kak
rahel, dan aku menangis haru mendengar perkataan kak mifta. Sejak saat itu kak
mifta dan aku bersatu kembali dan hidup dengan harmonis.

Saat-saat yang penting pun tiba. Kurang 1,5 bulan aku akan melaksanakan ujian
nasional. Ibu, kak rahel, dan kak mifta melarangku untuk berjualan di sekolah
lagi. Hal itu karena mereka menyuruhku untuk lebih fokus dan exstra belajar. Tapi
uang yang aku tabung hasil jualan selama ini masih kurang. Hal itu yang
membuatku memikirkannya. Namun ternyata karena Seluruh keluargaku
menginginkan dan mendukungku untuk masuk di SMA negri 5 Surabaya. Mereka
melakukan segala hal untuk dapat mengumpulkan uang untuk biaya pendaftaran.
Ibuku mencari uang dengan berjualan es didepan rumah, kak rahel mencari uang
dengan bekerja lembur menjadi buru di pabriknya, sedangkan kak mifta mencari
uang dengan menjadi penjaga toko di pasar. Aku sangat bangga akan semangat
yang dilakukan keluargaku kepadaku demi meraih impianku. Begitu pun
denganku aku tidak akan mengecewakan keluargaku, aku terus belajar dan belajar
tidak lupa berdoa kepada Allah S.W.T.

3,5 minggu setelah melaksanakan ujian nasional nilai pun muncul. Semua
keluarga menantikan hasil nilai yang keluar. Sebelum aku melihat hasil nilainya
aku meminta ibuku untuk duduk di sofa, dan aku mengambil seember air. Aku
ingin membasuh kaki ibu dengan air. Karena aku tau bahwa surga ada di telapak
kaki ibu. Aku mulai membasuh kaki ibu dengan wajah tegang. Setelah membasuh
kaki ibu barulah aku mengambil hp dan membuka chroam. dengan jari gemetar
aku mengisi formalitas yang ada.

Aku menutup mata sejenak sambil menunggu berjalannya loading di hp.


Kemudian aku membuka mata perlahan dan em.. aku terngagah tanpa
mengucapkan sepatah kata pun ketika melihat hasil nilai ujian ku, aku di tanyai
oleh ibuku “ berapa nilainya ” Setelah sejenak diam aku tersenyum di selingi
tangisan bahagia dan menjawab, “ aku berhasil bu lihat lah aku mendapat nilai
yang amat tinggi “ ucapku sambil mengarahkan hp nya ke depan seluruh keluarga.
Aku tidak menyangka akan mendapat nilai setinggi itu yakni 35,80 aku mengecek
berulang-ulang biodatanya “Apakah benar ini nilai ku ?” ucapku dalam hati.
Namun memang benar ini data ku dan nilaiku. aku mulai mempercayainya dan
berfikir “ Ini semua adalah karena ibuku dan kedua kakak ku yang selalu
mendukungku. Entah apa yg akan terjadi jika aku tidak memiliki keluarga seperti
ini. Dan aku yakin pasti ayah di surga akan bangga dengan ketiga putrinya”.
Kemudian kakak ku berkata bahwa aku tidak boleh mudah puas dengan apa yang
aku dapat sekarang ini. Aku juga harus terus belajar terutama mengenai tes TPA.
Aku menyambut hangat saran kak rahel dengan senyuman sambil
menganggukkan kepala.
Berminggu-minggu aku belajar mengenai tes yang akan di ujikan. akhirnya aku
menjalani tes tpanya tepatnya tes di SMA negri 19 Surabaya.

Dua minggu berlalu keluarlah pegumuman siswa-siswi yang lolos masuk ke SMA
Negri 5 Surabaya . Aku melakukan hal yang sama, seperti pada saat mengecek
hasil nilai ujian nasional yaitu mencuci kaki ibuku dengan air bersih.

Yeahhh..... benar saja aku lolos masuk ke SMA negri 5 Surabaya . Betapa senang
nya ibuku dan kedua kakak ku . Perasaanku tak bisa ku jelaskan, bagaimana lagi.
Kalau ada perasaan yang lebih baik di atas bahagia, maka di situlah perasaan ku
saat ini. Dan inilah aku persembahkan kepada ayah yang sudah ada di surga saat
ini. Dengan ini aku mencoba untuk menhapus kesalahan-kesalahanku yg telah aku
lakukan satu tahun lalu. Kuharap dengan ini ayah memafkan kesalahan-
kesalahanku.

Perjalanan hidupku untuk dapat masuk ke SMA 5 tidaklah mudah, suka dan duka
pernah aku alami, begitu banyak pengorbanan yang aku dan seluruh keluargaku
lakukan, ribuan tantangan tak membuatku kalah dan menyerah, dan karena itu
impianku dapat tercapai, juga ayahku pergi sebelum melihatku seprti ini tapi aku
yakin ayahku melihatku dari surga sana.

Walaupun itu hanya setengah perjalanan dalam hidupku.

Semuanya membutuhkan proses. Begitu juga dalam meraih impian. Jadi jangan
pernah takut untuk bermimpi. Dengan berani bermimpi, itu artinya kita juga
berani mengambil resiko untuk mewujudkannya. Ketika kamu sudah berusaha,
percayalah allah tahu yang terbaik untuk kehidupanmu. Dan pahitnya kehidupan
itu adalah pengalaman bagimu karena tidak ada kesuksesan yang sejati tanpa
kegagalan. Dan inilah kisahku yang memberikan aku beribu makna dan
pengalaman hidup untuk lebih baik ke depannya.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai