Anda di halaman 1dari 9

ARSITEKTUR MODERN PADA BANGUNAN ROBIE

HOUSE

DIAJUKAN GUNA MEMENUHI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH


ARSITEKTUR MODERN

KENCANA RAHMA DEWI


2018101050
ARSITEKTUR

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA


2019
Pengertian Arsitektur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “seni dan ilmu
merancang serta membuat konstruksi bangunan” atau “metode dan gaya rancangan suatu
konstruksi bangunan”. Dalam Bahasa Latin Arsitektur dikenal dengan “architectura” yang
secara etimologi berasal dari bahasa yunani kuno “arkhitekton”, yang secara harfiah berarti
pembangunan utama.

Arsitektur pada dasarnya menceritakan bagaimana bentuk konstruksi dalam sebuah


sistem, bagaimana setiap komponen disusun, dan aturan dari penghubung sistem. Arsitektur
digunakan untuk mengintregrasikan seluruh komponen yang ada entah itu bangunan gedung,
karya seni, pendidikan, teknologi, terapan, dan lain sebagainya.

Francis D. K. Ching (2008) menyatakan arsitektur dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
dalam perencanaan dan perancangan bangunan. Ia mengatakan bahwa arsitektur membentuk
suatu tautan yang menggabungkan antara ruang, bentuk, teknik dan fungsi. Fungsi utama dari
arsitektur adalah untuk memfasilitasi segala bentuk aktivitas manusia, baik itu di dalam
maupun di luar ruangan. Sedangkan Amos Rappoport mengatakan bahwa arsitektur
merupakan ruang lokasi hidup manusia yang bukan hanya sekedar fisik, tapi juga
menyangkut aturan kebiasaan dasar. Aturan tersebut ialah tata atur kebiasaan dan sosial
masyarakat yang turut diwadahi dan mempengaruhi arsitektur.

Dalam sejarah singkat, arsitektur dapat di urutkan sebagai berikut:

1. Pra-sejarah
Bangunan yang terbuat dari susunan batu yang disusun secara berkala.
2. Mesir Kuno
Di mesir kuno, arsitekturnya memiliki ciri khas tersendiri yang mana bangunannya
memiliki ukuran besar dibuat oleh firaun dengan memiliki tujuan untuk mengenang
keagungan mereka.
3. Klasik
Dalam hal ini bangunan klasik lebih berkembang di era Yunani Kuno hingga masa
kejayaan Romawi. Bangunan klasik memilik ciri khas tersendiri yaitu tiang, bagian
atas kolom (entablature), dan jenis lainnya memiliki ukuran dan aturan yang pasti.
4. Neoclassicism
Arsitektur Neoclassicism ini lebih memiliki ciri khas tersendiri yaitu bentuk yang
simetris, tiang-tiang yang tinggi sebagai penopang bangunan, atap berbentuk kubah,
hingga pediment (bagian atas dari bagian bangunan itu) berbentuk segitiga.
Contohnya gedung U.S. Supreme Court, secara sekilas bentuk bangunan ini terlihat
seperti bangunan Yunani Kuno.
5. Modernist Styles
Pada tahap ini, arsitektur modernist lebih menekankan fungsi dari pada pengimitasian
alam ataupun keindahan sebuah bangunan. Ciri khas bangunan ini lebih bersifat
minimalis.

Dalam dunia arsitektur dikenal beberapa aliran salah satunya Cubism (Kubisme)

Cubism

Kubisme merupakan aliran seni rupa yang memuat beberapa sudut pandang dari suatu
objek atau figure dalam satu gambar yang sama, sehingga dapat menghasilkan karya lukisan
yang terfragmentasi dan terdeformasi. Model aliran ini juga seakan membuat gambar pecah
melalui hasil penyederhanaan objek hingga dapat menyerupai bentuk geometris.

Model kubisme ini muncul pada sekitar tahun 1907 ketika seorang seniman yang
bernama Pablo Picasso mulai menggunakan model ini pada karya yang berjudul
“Demoiselles D’Avignon”. Karya tersebut dinilai sebagai prototype (purwarupa). Dalam
karyanya suda terlihat berbagai ciri aliran kubisme seperto distori yang radikal pada hidung,
latar yang sudah terfragmentasi dan mata yang posisinya janggal namun dapat memberikan
ekspresi artistik. Nama model Kubisme ini berasal dari komentar yang dibuat oleh Kritikus
Louis Vauxcelles ketika melihat beberapa lukisan Georges Braque yang dipamerkan di paris
pada tahun 1908. Ia menggambarkan bahwa lukisan Braque tersebut lebih menyederhanakan
objeknya menjadi bentuk geometris, sehingga terlihat seperti kubus (cubist).

Model kubisme ini berkembang dalam dua fase yang berbeda. Fase pertama adalah
Kubisme Analitik (Analytics Cubism), dan fase berikutnya adalah sintesis (Synthetic
Cubism). Model Kubisme ini menggunakan beberapa perspektif sekaligus dalam satu
gambar, sehingga menunjukkan objek dari berbagai. Selanjutnya melakukan deformasi dan
dekonstruksi terhadap objek yang di lukis, lebih mengeksplorasi bentuk terbuka dan
membiarkan ruang mengalir melalui bentuk. Douglas Cooper seorang seniman yang berasal
dari Inggris menjelaskan tentang tiga fase model kubisme dalam bukunya yang berjudul “The
Cubist Epoch”. Menurut Cooper ada yang namanya “Kubisme Awal” (1906-1908). Pada fase
pertama ini ketika gerakan mulai dikembangkan di studio Pablo Picasso dan Georges Braque.
Pada fase kedua disebut dengan “Kubisme Tinggi” (1909-1914), gerakan itu terjadi ketika
Juan Gris muncul sebagai seniman berpengaruh dalam model kubisme itu sendiri. Dan yang
terakhir adalah “Kubisme Akhir” (1914-1921) gerakan ini lebih sebagai gerakan Avant-garde
Radikal.

FRANK LLOYD WRIGHT

Frank L. Wright memperkenalkan arsitektur organik, yang mana arsitektur ini


berkembang secara alami dan tidak mengikuti konteks yang ada. Menurutnya yang paling
terpenting adalah hubungan antara situs dan bangunan dan kebutuhan klien. Contohnya,
rumah di daerah berhutan dibuat menggunakan kayu berat, lantai rumah yang bertele-tele dan
berat rencana penggunaan batu, dan rumah di daerah berbatu seperti di Los Angeles dibangun
terutama dari blok abu. Hasil karya Wright ini berhasil mencuri perhatian dengan arsitektur
organic ke dalam rincian terkecil.

Frank juga menjadi salah satu arsitek untuk merancang pasokan custom-made, tujuan
dibangunnya perabot dan peralatan yang berfungsi sebagai bagian terpadu dari keseluruhan
desain, dan ia juga sering kembali ke awal internal komisi untuk merancang ulang alat
kelengkapan. Ia juga sering membuat sebuah inovasi salah satunya penggunaan bahan
bangunan baru seperti beton pracetak blok, kaca batu bata dan seng cames. Untuk leadlight
jendela ia lebih menggunakan Pyrex tabung kaca sebagai elemen utama dalam Johnson Wax
Headquarters.
ROBIE HOUSE (FRANK LLOYD WRIGHT)

Robie House merupakan sebuah bangunan Landmark Sejarah Nasional, dan


dipelihara oleh Badan Pelestarian Benda Bersejarah Frank L. Wright. Bangunan ini berada di
kampus Universitas Chicago di kawasan South Side, Hyde Park di Chicago, Ilinois. Frank L.
Wirght berhasil menyelesaikan banguan tersebut pada tahun 1910, tujuh belas tahun setelah
membangun praktiknya dan menjelang akhir eksplorasi gaya Prairie.

Bentuk bangunan Robie House ini berupa dua tumpukan, condong melebar ke arah
yang berlawanan, sehingga membentuk sayap kiri dan kanan dengan tumpang tindih di
beberapa bagian. Atap kedua sayap tersebut berbentuk limas, condong keluar pada ujungnya
tanpa menggunakan tiang, yang seolah-olah melayang dan hanya bertumpu oleh cerobong
asap ditengahnya. Rumah Robie House ini menggunakan beton bertulang dan dindingnya
menggunakan batu bata sebagai struktur utama.

Keterkaitan kubisme dengan Robie House ini adalah bentuk bangunan terlihat seperti
geometris, bentuk ruangan di dalamnya (interior) banyak menggunakan kaca karena dapat
menimbulkan efek pencahayaan alami. Untuk dinding luar yang mengelilingi bangunan
utama menggunakan batu bata, untuk atap bangunan ini menggunakan Cantilever yang
melayang dan didukung oleh saluran baja sepanjang 34m, yang dianggap sangat dramatis.
Bangunan ini berpengaruh besar pada arsitek muda eropa setelah perang dunia I dan
terkadang disebut sebagai “dasar dari modernism”. Akan tetapi, pada tahun 1910 dan 1911
hasil karya Wright ini mulai dikenal luas di Eropa.

Wright mendesign cerobong asap di atas perapian pusat yang membentuk ruang tamu
dan ruang makan sehingga ruangan itu dapat dikatakan sebagai ruangan yang kontinu.,
karena dikelilingi oleh jendela dan pintu kaca patri. Hal ini membentuk geometris, sudut yang
dinamis dan ditambahkan dengan warna yang tajam merupakan abstraksi dari berbagai
bentuk tanaman. Kamar tamu, dapur dan tempat tinggal para pelayan terletak di sebelah utara
ruang tamu dan ruang makan. Untuk kamar tidurnya terletak di lantai tiga dan lantai dasar
berisikan garasi, ruang bermain, ruang billiard, dan ruangan tambahan lainnya.

Namun, keluarga Robie menjual rumah tersebut pada bulan Desember pada tahun
1911, dan kemudian pemilik barunya (Wilbur) menjual bangunan itu pada tahun 1926 ke
Chicago Theological Seminary untuk digunakan sebagai rumah siswa. Seminari itu dua kali
mengusulkan untuk merobohkan bangunan tersebut pada tahun 1941 dan 1957. Bangunan
tersebut diambil alih oleh para Redevelopers.

Untuk perabotan yang digunakan di Robie House semuanya dirancang oleh Wright
dari meja makan dan kursi yang terletak di ruang makan sangat popular. Tabel tersebut
bertumpu pada empat kolom di setiap sudut dengan lentera dan wadah kaca berwarna untuk
penyusunan tanaman. Lampu gantung dan hiasan Bungan yang biasanya diletakkan di tengah
meja adalah penghalang visual antara tuan rumah dan tamu. Namun, disini dekorasi dan
pencahayaan terletak pada sudut tiap bangunan, sehingga bagian tengah meja menjadi terlihat
luas.

Disini, ketika menaiki anak tangga, kita dihadapkan ke salah satu interior rumah
tangga paling terkenal di abad kedua puluh, sebuah loteng besar, panjang dan rendah, sebagai
ruang tamu yang membentuk seperti perahu, dan ditambah dengan caha langit terbuka ke
matahari. Ruag kosong yang tersisa dimasukkan dala komposisi keseluruhan dengan dinding
dan kebun dekorativ. Nuansa horizontal bangunan diperkuat oleh jendela dan susunan batu,
serta sambungan mortar tipis dari batu yang ada.

Metode komposisi yang dipakai oleh Wright pada saat itu terdiri dari
pengorganisasian bentuk simetris dalam pengelompokan asimetris. Dasar komposisi adalah
blok dua lantai yang panjang dengan serambi yang terlihat simetris, yang masing-masing
membentuk atap yang miring di setiap ujungnya. Dilantai pertama bagian selatan, terdapat
deretan pintu besar yang terbuka mengarah ke balkon besar yang mengarah ke luar rumah.
Balkon tersebut menyediakan nuansa sejuk.

Robie House merupakan simfoni arsitektur yang penuh dari struktur, ruang, seni dan
perabotan (perlengkapan). Hal ini adalah tampilan yang jelas tentang cara arsitektur dengan
desain Wright yang merujuk pada jalannya arsitektur modern.
Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Arsitek Frank L. Wright merupakan arsitek yang
sangat menguasai pendekatan terhadap alam. Dengan mencooba memanipulasi skala
bangunan dan penataan bangunan sehingga dapat memperkuat hubungannya dengan
lingkunganya. Bagi seorang arsitek seperti Wright merancang merupakan hal yang akan
selalu bersentuhan dengan situs. Wright lebih membaca kemauan kliennya yang seperti apa
lalu kemudian ia menggabungkan bentuk bangunan yang sudah ia rancang. Bangunan yang ia
bangun lebih mengarah ke minimalis yang menimbulkan kesan modern. Masih banyak karya
dari Wright ini yang sudah dikenal luas atau mendunia. Tak dipungkiri ia menjadi salah satu
arsitek terkenal yang menjadi panutan bagi calon arsitek lainnya. Banyak juga hasil karyanya
dijadikan sebagai acuan bagi arsitek lainnya untuk membuat sebuah bangunan.
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmuseni.com/seni-rupa/arsitektur/pengertian-arsitektur-menurut-para-ahli

http://fajaranakarsitek.blogspot.com/2016/04/sejarah-singkat-perkembangan-arsitektur.html

https://materibelajar.co.id/aliran-seni-kubisme/

https://www.britannica.com/art/Prairie-style

Anda mungkin juga menyukai