Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

PEREKONOMIAN INDONESIA

Disusun oleh:
KELOMPOK 8

Wendy Novtialdy 173401110


Taufik Maulana 193401055
Rifki Zaelani 193401061
M. Rizki Kurnia Muharam 193401063
Aviansyah Yuli Anwar 193401069

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS SILIWANGI
Tabel

Garis kemiskinan, persentase dan jumlah total penduduk miskin di Indonesia


1996-2002

Jumlah Penduduk Miskin (Juta Garis Kemiskinan


Persentase Penduduk Miskin
Tahun Orang) (Rp/Kapita/Bulan)

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa

1976 10,00 44,20 54,20 38,80 40,40 40,10 4 522 2 849

1978 8,30 38,90 47,20 30,80 33,40 33,30 4 969 2 981

1980 9,50 32,80 42,30 29,00 28,40 28,60 6 831 4 449

1981 9,30 31,30 40,60 28,10 26,50 26,90 9 777 5 877

1984 9,30 25,70 35,00 23,10 21,20 21,60 13 731 7 746

1987 9,70 20,30 30,00 20,10 16,10 17,40 17 381 10 294

1990 9,40 17,80 27,20 16,80 14,30 15,10 20 614 13 295

1993 8,70 17,20 25,90 13,40 13,80 13,70 27 905 18 244

1996 7,20 15,30 22,50 9,70 12,30 11,30 38 246 27 413

1996 9,42 24,59 34,01 13,39 19,78 17,47 42 032 31 366

1998 17,60 31,90 49,50 21,92 25,72 24,20 96 959 72 780

1999 15,64 32,33 47,97 19,41 26,03 23,43 92 409 74 272

2000 12,31 26,43 38,74 14,60 22,38 19,14 91 632 73 648

2001 8,60 29,27 37,87 9,79 24,84 18,41 100 011 80 382

2002 13,32 25,08 38,39 14,46 21,10 18,20 130 499 96 512

2003 12,26 25,08 37,34 13,57 20,23 17,42 138 803 105 888

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)


Catatan:
Sejak Desember 1998 digunakan standar kemiskinan baru yang merupakan penyempurnaan standar lama. Data tahun
1976-1996 menggunakan standar lama, angka tahun 1996-2013 menggunakan standar baru
Interpretasi:

1996 : Angka kemiskinan naik menjadi 17,47 persen dengan 34,01 juta jiwa. 1998
(Desember) : Angka kemiskinan naik menjadi 24,2 persen dengan 49,5 juta jiwa. 1999
(Februari) : Angka kemiskinan turun menjadi 23,43 persen dengan 47,97 juta jiwa. 2000 :
Angka kemiskinan turun menjadi 19,41 persen dengan 38,74 juta jiwa. 2001 : Angka
kemiskinan turun menjadi 18,41 persen dengan 37,87 juta jiwa. 2002 : Angka kemiskinan
naik menjadi 18,20 persen dengan 38,39 juta jiwa. Meski persentase turun, jumlah penduduk
miskin meningkat.

Dalam peristiwa meningkatnya kemiskinan secara nasional sejak Februari 1996 hingga
Februari 1999, terlihat bahwa tingkat kemiskinan di perkotaan yang semula kurang dari
seperempatnya telah meningkat menjadi sekitar sepertiganya dari jumlah kemiskinan di
pedesaan.

Dari data pada Tabel tersebut di atas tampak bahwa pada tahap-tahap awal upaya
penanggulangan kemiskinan di Indonesia ternyata bahwa penurunan angka kemiskinan
secara nasional terjadi dalam jumlah yang cukup besar, namun di perkotaan hampir tidak
terjadi penurunan jumlahnya. Ini berarti terjadinya tren penurunan yang cukup besar di
Indonesia hanya terdapat di pedesaan.

Dalam hal indeks kemiskinan perkotaan di Indonesia dengan perhitungan per kapita,
kesenjangan kemiskinan dan parahnya kemiskinan, telah semakin meningkat sebesar dua kali
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Sehubungan dengan itu pemerintah
menanggapi kemiskinan ini, khususnya di perkotaan, dengan empat cara, yaitu:

a) meningkatkan persediaan makanan,


b) menciptakan lapangan kerja,
c) menyediakan akses untuk menampung kondisi kritis terhadap layanan sosial, dan
d) meningkatkan akses ekonomi lokal melalui dana hibah regional dan pengembangan sistem
kredit.

Perkembangan kemiskinan perkotaan yang diakibatkan oleh krisis moneter


sebagaimana yang dikemukakan di atas tampak dengan jelas berupa terjadinya lonjakan
kemiskinan yang sangat tinggi, dari sebanyak 7,2 juta (9,7%) pada tahun 1996 meningkat
menjadi 17,2 juta (21,9%) pada tahun 1998. Dan dengan berbagai upaya dan tindakan
sebagaimana yang dikemukakan di atas, jumlah penduduk miskin itu pada tahun 1999 sudah
agak sedikit menurun, yaitu menjadi 15,7 juta atau 19,5% dari jumlah penduduk perkotaan
keseluruhannya (lihat Tabel 2 sebelumnya). Namun jumlah maupun persentase penduduk
miskin perkotaan ini masih lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 1996 sebelum
terjadinya krisis moneter. Tahun-tahun selanjutnya, yaitu mulai tahun 2000 telah terjadi
sedikit penurunan jumlah penduduk miskin perkotaan ini, namun dari sudut jumlah tetap
masih jauh lebih tinggi dari pada tahun 1976. Hanya secara persentase terhadap jumlah
penduduk perkotaan keseluruhannya, posisinya sudah jauh lebih baik, dimana pada tahun
2003 persentase penduduk miskin perkotaan (13,6) sudah dalam kondisi yang hampir sama
dengan yang dicapai pada tahun 1993 (13,4%), namun belum mencapai kondisi yang dicapai
pada tahun 1996 (9,7%), menurut metode perhitungan yang lama atau juga persis sama
dengan kondisi tahun 1996 (13,6) dengan menggunakan metode perhitungan 1998.

Anda mungkin juga menyukai