Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KIMIA DASAR

REAKSI IDENTIFIKASI KATION

DISUSUN OLEH:
ANGGOTA : 1. HIEW HEINA (20.31.AF)
2. HILDA IRIANTI (20.032.AF)
3. HUMAIRAH (20.33.AF)
4. IDAYANA LEBANG (20.034.AF)
5. ISRA VERY SAMUDRA (20.035.AF)
6. KHUSNUL KHATIMAH (20.036.AF)
7. KHUSNUL KHATIMAH (20.037.AF)
8. MAHDANIAR (20.038.AF)
9. MARDIAH (20.039.AF)
10. MARIA FAUSTINE (20.040.AF)
11. WAHYU ANDIKA (20.133.AF)
12. YUSRIL IHZA MAHENDRA (16.084.AF)
KELAS : A
KELOMPOK : II (2.2)

AKADEMI FARMASI YAMASI


MAKASSAR
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di buat sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

AKADEMI FARMASI YAMASI

MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020/2021

DI SUSUN OLEH :

1. HIEW HEINA (20.31.AF)

2. HILDA IRIANTI (20.032.AF)

3. HUMAIRAH (20.33.AF)

4. IDAYANA LEBANG (20.034.AF)

5. ISRA VERY SAMUDRA (20.035.AF)

6. KHUSNUL KHATIMAH (20.036.AF)

7. KHUSNUL KHATIMAH (20.037.AF)

8. MAHDANIAR (20.038.AF)

9. MARDIAH (20.039.AF)

10. MARIA FAUSTINE (20.040.AF)

11. WAHYU ANDIKA (20.133.AF)

12. YUSRIL IHZA MAHENDRA (16.084.AF)

kelompok : ll (2.2)

DI SETUJUI OLEH :
1) IKA MELIYANA,ST : .....................

2) apt. YUSRIYANI,S.Si.,M.Kes : .......................


BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Di dalam praktikum analisis kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali


komposisi dan struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis
bahan kimia yang terdapat dalam sampel.Kation dapat di klasifikasikan dalam
golongan berdasarkan sifat-sifat itu terhadap beberapa reagensia. Secara sistematik
golongan reagensia dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan
dapat juga memisahkan golongan-golongan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dalam penggolongan reaksi kation dapat di golongkan dalam lima golongan yaitu:

1.Golongan I terdiri dari :Ag, Pb, dan Hg

2.Golongan II terdiri dari :Hg, Pb, Bi, Cu, Cd, As, Sb, dan Sn

3.Golongan III tediri dari :Al, Cr, Fe, Co, Mn, Zn, Ni

4.Golongan IV terdiri dari :Ba, Ca, Sr

5.Golongan V terdiri dari :Na, K, Mg NH4.

Golongan reagensia yang di pakai untuk klasifikasi kation yang paling umum,
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
berdasarkan atas kation yang bereaksi dengan reagensia ini dengan membentuk
endapan atau tidak membentuk endapan.Jadi dapat di simpulkan bahwa klasifikasi
kation yang paling umum, di dasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida
dan karbonat dari kation tersebut.

Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
identifikasi. Kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan,
pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi.
Walaupun analisis kualitatif (analisis klasik) sudah banyak ditinggalkan,namun
analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-konsep
dasaryang telah dipelajari dalam kimia dasar.Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan
sifat fisika dan kimianya.

Bersadarkan Sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi,


atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah.
sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi asam basa, redoks,
kompleks, dan pengendapan, maka dilakukanlahpercobaan uji kualitatif identifikasi
kation.Dalam melakukan analisis ada dua langkah utama yaitu identifikasi dan
estimisi dalam komponen suatu senyawa.

Dalam mengidentifikasi kation banyak di gunakan sampel yang berupa bahan


garam yang banyak mengandung logam-logam.Ada banyak ion-ion terlarut yang
dapat kita temui misalnya pada air laut, sungai limbah ataupun dalam bentuk

I.II TUJUAN PERCOBAAN

Analisis kualitatif untuk menunjukkan adanya ion logam atau kation dengan pereaksi
tertentu atau uji penegasan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori umum

Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif. Untuk tujuan analisis kualitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia
golongan secara sistematik, daapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan
kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan secara
lanjut. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida,hydrogen,sulfida,ammonium silfida, dan ammonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan, bahwa
klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan dari
klorida,sulfida,dan karbonat dari kation tersebut.(Svehla G, 1985)

Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah


sebagai berikut(Mulyono HAM, 2005):

Golongan I kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida


encer. Ion-ion ini adalah timbal,merkurium(I) (raksa),dan perak

Golongan II kation golongan tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi


membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-
ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga bismuth, kadmium,
arsenik(III),arasenik(V),stibium(III),stibium(V),timah(II),dan timah(III). Keempat
ion yang pertama merupakan sub-golongan IIA dan keenam yang terakhir, sub-
golongan IIB. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tidak dapat larut
dalam ammonium polisulfida, sulfide dari kation dalam golongan IIB justru yang
dapat larut. Golongan III katioon golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral atau
amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi((II), besi(III),
kromium(III), alumunium, zink dan mangan(II). Golongan IV kation golongan ini tak
bereaksi dengan regeansia golongan I,II,III. Kation-kation ini membentuk endapan
dengan ammonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah : kalsium,stronsium,dan barium.
Golongan V kation-kation yang umum,yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion
magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.Untuk membedakan
antara ion yang satu dengan ion yang lain sering digunakan uji nyala. Reaksi
identifikasi yang sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik golongan tertentu. Reaksi
golongan untuk kation golongan II adalah H2S yang hasilnya adalah endapan-
endapan dalam berbagai warna.

Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun PbCl,


sedikit larut dalam air, karena itu timbale tidak pernah mengendap sempuma bila
ditambahkan HCI encer kepda suatu cuplikan, ion timbale yang tersisa itu di
endapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama kation
golongan IV (Mulyono HAM, 2005).Kation golongan II diatas dua subgolongan
yaitu subgolongan tembaga dan sub golongan arsenik. Subgolongan tembaga terdiri
dari Hydrargium (II), Plumbum (II), Bismut (II), Cuprun (II), dan Codmium (II).
Subgolongan arsenik terdiri dari arsen (III), stibium (II), stibium (V), starnum (II),
dan starnum (IV) (Svehla G, 1985).
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation golongan III
menurut vogel adalah larutan hydrogen sulfida dengan adanya ammonia dan
ammonium klorida atau laruta ammonium sulfida (Svehla G, 1985).

Klasifikasi ini berdasarkan apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-


reagensia tertentu dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi kita katakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum berdasarkan pada larutan dari klorida, sulfida,
dan karbonat dari kation tersebut Reaksi golongan II yang membentuk endapan.
Endapan dengan berbagai warna seperti Fe S2 (hitam), Al (OH), (putih), Cr (OH) s
(hijau), NiS (hitam), CoS (hitam), MnS (merah jambu), dan ZnS (putih) (Svehla G,
1985).

Logam-logam pada golongan III ini tidak diendapkan oleh reagensia


golongan untuk kation golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya
ammonium klorida, dan hidrogen sulfida dari suatu larutan yang telah dijadikan basa
dengan larutan amonia. Logam-logam ini diendapakan dengan silfida kecuali
alumunium dan kromium yang diendapkan sebagai hidroksida karena hidrolisis yang
sempurna dari sulfida dalam larutan udara. Besi, alumunium dan krom juga
diendapkan sebagai hidrokdsida aleh larutan amonia dengan adanya ammonium
klorida. Sedangkan logam-logam dari kation golongan ini tetap berada dalam larutan
dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida. Maka golongan ini
biasanya dibagi menjadi golongan besi, termasuk besi, alumunium, atau kromium
sering disebut golongan III A dan dolongan Zink termasuk nikel, kobalt, mangan dan
seng atau disebut golongan II B (Svehla G, 1985).
Kation golongan IV, meliputi barium, stronsium, dan kalsium. Reagensia
yang dipakai untuk klasifikasi kation golongan IV adalah (NH4), CO3, yang nantinya
akan menghasilkan endapan putih (Mulyono HAM, 2005).

Kation golongan V sering disebut sebagai golongan sisa sehingga tak ada
regensia umum untuk golongan V. Kation-kation golongan V tidak bereaksi dengan
HCI, H2S, (NH,), CO. Reaksi-reaksi atau uji-ujinya ia dapat dipakai untuk
mengidentifikasi ion-ion ini. Adapun kation yang termasuk golongan V adalah
magnesium, kalium, natrium, dan ion ammonium (Svehla G, 1985).

Dalam contoh campuran ditunjukan kesulitan untuk menentukan dengan pasti


kation-kation apa saja yang terdapat dalam campuran. Disebutkan bahwa pereaksi
spesifik dapat dipakai untuk tujuan itu dengan melakukan reaksi untuk ion perion.
Cara lain untuk analisa campuran adalah dengan reaksi selektif (Mulyono HAM,
2005).

2.2 Uraian bahan

1. Ag+¿¿

Nama Resmi : Argenti Nitras

Nama Lain : Perak Nitrat

Rumus Molekul : AgNO3

BM : 169, 87

Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau putih, bila dibiarkan


terpapar cahaya dengan adanya zat organik, menjadi
berwarna abu – abu atau hitam keabu – abuan pH
larutan ± 5,5

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air


mendidih, agak sukar larut dalam etanol, mudah larut
dalam etanol mendidih, sukar larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

2. Hg 2+¿¿

Nama Resmi : Hydrargyri Bichloridum

Nama Lain : Raksa ( II ) Chlorida, Sublimat

Rumus Molekul : HgCl 2

BM : 271, 52

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak


berbau, berat

Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, dalam 2,1 bagian air


mendidih, dalam 3 bagian etanol ( 95% ) P, dalam 2
bagian etanol ( 95% ) P mendidih, dalam 20 bagian eter
P dan dalam 15 bagian gliserol P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. Pb2+¿ ¿

Nama Resmi : Plumbi Nitrat

Nama Lain : Timbal ( II ) Nitrat

Rumus Molekul : Pb( NO 3 ¿2

BM : 331, 2

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih atau serbuk hablur


putih

Kelarutan : Larut dalam air, larutan jernih, dan tidak berwarna


4. Bi2+ ¿¿

Nama Resmi : Bismuthi Subnitras

Nama Lain : Bismut Subnitrat

Rumus Molekul : Bi ¿ ¿

BM : 1461, 99

Pemerian : Serbuk putih, agak higroskopis

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah
larut dalam asam kloridan dan dalam asam nitrat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Hg 2+¿¿

Nama Resmi : Hydrargyri Subchloridum

Nama Lain : Raksa ( I ) Klorida, Kalomel

Rumus Molekul : Hg 2 Cl 2

BM : 472, 14

Pemerian : Serbuk halus, berat, putih, tidak berbau, hampir tidak


berasa. Jika terkena udara, lambat laun warna menjadi
tua

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95 %) P.


dalam eter P, dan dalam asam encer dingin

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

6. Cd 2+¿¿
Nama Resmi : Kadnium Acetat

Nama Lain : Kadnium Acetat

Rumus Molekul : Cd¿ ¿

BM : 266, 5

Pemerian : Hablur tidak berwarna

Kelarutan : Larut dalam air

7. Cu2+¿ ¿

Nama Resmi : Cupri Sulfas

Nama Lain : Tembaga ( II ) Sulfat

Rumus Molekul : Cu SO4

BM : 249, 68

Pemerian : Prisma triklinik atau serbuk hablur, biru

Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol


P, sangat sukar larut dalam etanol ( 95% ) P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

8. Fe2+ ¿¿

Nama Resmi : Ferrosi Sulfas

Nama Lain : Besi ( II ) Sulfat

Rumus Molekul : Fe SO4

BM : 151, 90
Pemerian : Hablur atau granul, warna hijau kebiruan, pucat, tidak
berbau dan rasa seperti garam. Merekah di udara
kering. Segera teroksidasi dalam udara lemba berbentuk
besi (III) sulfat berwarna kuning kecoklatan. Larutan ( 1
dalam 10 ) bereaksi asam terhadap lakmus P. pH ± 3,7

Kelarutan : Mudah larut dalam air, tidak larut dalam etanol,


sangat mudah larut dalam air mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

9. Fe3 +¿¿

Nama Resmi : Ferri Klorida

Nama Lain : Besi ( III ) Klorida

Rumus Molekul : FeCl 3

BM : 162, 2

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur berwarna hitam kehijauan,


oleh pengaruh lembab udara berubah menjadi jingga

Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga

10. Al2 +¿¿

Nama Resmi : Aluminium Sulfat

Nama Lain : Aluminium Sulfat

Rumus Molekul : Al2 ¿ ¿


BM : 630, 4

Pemerian : Serbuk hablur putih

Kelarutan : Larut dalam air

11. Zn2+¿¿

Nama Resmi : Zink

Nama Lain : Seng

Rumus Molekul :-

BM :-

Pemerian : Logam putih kebiruan

Kelarutan : Larut dalam HCl encer dan H 2 SO4 encer serta asam
nitrat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

12. Mn2 +¿¿

Nama Resmi : Mangan

Nama Lain :-

Rumus Molekul :-

BM :-

Pemerian : Logam putih abu – abu yang serupa besi tuang,


melebur pada suhu 100℃
Kelarutan : Larut dalam air hangat, asam mineral encer,
asamasetat dan asam sulfat pekat panas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

13. ¿2 +¿¿

Nama Resmi : Nikel

Nama Lain : Nikel

Rumus Molekul :-

BM :-

Pemerian : Logam putih perak yang keras bersifat liat, dapat


ditempah dan sangat kukuh bersifat sedikit magnetis
dan melebur pada suhu 14, 55℃

Kelarutan : Larut dalam asam klorida pekat dan encer, asam sulfat
pekat dan encer, dan asam nitrat pekat
dan encer

14. Co 2+¿ ¿

Nama Resmi : Cobalt

Nama Lain : Kobalt

Rumus Molekul :-

BM :-

Pemerian : Logam berwarna abu – abu seperti baja dan bersifat


magnetis dan melebur pada suhu 14, 90

Kelarutan : Mudah larut dalam asam – asam mineral dan asam
nitrat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

15. Ba2+¿¿

Nama Resmi : Barium

Nama Lain : Barium

Rumus Molekul :-

BM :-

Pemerian : Logam putih perak, dapat ditempa dan liat yang stabil
dalam udara kering

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut organik,


dalam larutan asam dan dalam alkali

16. Sr 2+¿¿

Nama Resmi : Stronsium

Nama Lain : Stronsium

Rumus Molekul :-

BM :-

Pemerian : Heksahidrat, granul putih, tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam 0,8 bagian air, 0,5 bagian air putih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


17. Ca2+¿ ¿

Nama Resmi : Calsii

Nama Lain : Kalsium

Rumus Molekul :-

BM :-

Pemerian : Serbuk hablur, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam
air yang mengandung karbohidrat

18. Mg 2+¿¿

Nama Resmi : Magnesii

Nama Lain : Magnesium

Rumus Molekul :-

BM : 246, 47

Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau rasa dingin asin


dan pahit dalam udara kering panas dan merapuh

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak susah larut dalam
etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

19. Na+¿¿

Nama Resmi : Natrium


Nama Lain : Natrium

Rumus Molekul :-

BM : 32, 04

Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk


hablur putih

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam air
mendidih, larut dalam gliserin, sukar
larut dalam etanol

20. K +¿¿

Nama Resmi : Kalium

Nama Lain : Kalium

Rumus Molekul :-

BM : 75, 55

Pemerian : Hablur berbentuk kubus, atau berbentuk prisma, tidak


berwarna atau serbuk hablur putih,
meleleh basah

Kelarutan :-

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

a. HCl ( FI ED IV Hal 49 )

Nama Resmi : Acidum Hydrochloridum

Nama Lain : Asam Klorida


Rumus Molekul : HCl

BM : 36, 46

Pemerian :Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang.


Jikadiencerkandengan 2 bagian volume air, asap hilang.
bobot jenis ± 1, 18

Kelarutan :-

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

b. NaOH ( FI ED IV Hal 589 )

Nama Resmi : Natrii Hydroxidum

Nama Lain : Natrium Hidroksida

Rumus Molekul : NaOH

BM : 40, 00

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk


pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras,
rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan
di udara, akan cepat menyerap karbondioksida dan
lembab

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

c. NH 4OH ( FI ED III Hal 86 )


Nama Resmi : Ammonia

Nama Lain : Amonia

Rumus Molekul : NH 4OH

BM : 35, 05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk

d. KI ( FI ED IV Hal 478 )

Nama Resmi : Kalii Iodidum

Nama Lain : Kalium Iodida

Rumus Molekul : KI

BM : 166, 00

Pemerian : Hablur heksahedral, transparan atau tidak berwarna


atau agak buram dan putih atau serbuk granul putih,
agak higroskopik. Larutan menunjukkan reaksi netral
atau basa terhadap lakmus

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air


mendidih, mudah larut dalam gliserin, larut dalam
etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

e. KSCN ( FI ED III Hal 693 )


Nama Resmi :-

Nama Lain : Kalium Tiosianat

Rumus Molekul : KSCN

BM :-

Pemerian : Hablur tidak berwarna, meleleh basa

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 15 bagian etanol
mutlak

f. K 2CrO 4 ( FI ED III Hal 690 )

Nama Resmi : Kalii Kromat

Nama Lain : Kalium Kromat

Rumus Molekul : K 2CrO4

BM : 194, 19

Pemerian : Massa hablur, kuning

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan jernih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

g. H 2 SO4 ( FI ED III Hal 52 )

Nama Resmi : Acidum Sulfuricum

Nama Lain : Asam Sulfat

Rumus Molekul : H 2 SO4

BM : 98, 07
Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau
sangat tajam dan korosif. Bobot jenis ± 1, 84

Kelarutan :Bercampur dengan air dan dengan etanol dengan


menimbulkan panas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

h. Na2H PO 4 ( FI ED III Hal 227 )

Nama Resmi : Dinatrii Hydrogenphosphas

Nama Lain : Natrium Fosfat

Rumus Molekul : Na2H PO 4

BM : 358, 14

Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin. Dalam


udara kering merapuh

Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, sukar larut dalam etanol


(95%)P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

i. ¿ ¿ ( FI ED IV Hal 1126 )

Nama Resmi : Amonium Karbonat

Nama Lain : Amonia Karbonat

Rumus Molekul : ¿¿

BM :-
Pemerian : Serbuk putih atau massa bongkahan putih atau bening.
Mempunyai bau amoniak yang keras dan rasa tajam.
Larutkan bereaksi alkalis. Jika terpapar udara akan
kehilanganamonia dan karbondioksida dan menjadi
buram

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, tetapi terurai dalam air
panas
BAB III

METODE KERJA

Alat :

1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Botol semprot
5. Sikat tabung
6. lap
7. Penjepit
8. Bunzen
9. Rak tabung
10. Alat tulis
11. Label

 Bahan:
1. Aquades
2. Sampel kation tiap golongan I ( Ag + ,Hg22+, Pb2+), II
( Bi3+,Cu2+,Cd2+,Hg2+), III A (Fe2+,Fe3+,Al3+,Cr2+), III B
2+ 2+ 2+ 2+ 2+ 2+ 2+ + + + 2+
(Zn ,Mn ,Ni ,Co ), IV (Ba ,Sr ,Ca ), V (Na ,K ,NH4 ,Mg ).
3. Larutan NaOH
4. Larutan HCL2N
5. Larutan NaOH2N
6. Larutan NH4OH
7. Larutan KSCN
8. Larutan H2O2
9. Larutan NH4OH 2N
10. Larutan (NH4)2CO3 padat
11. Larutan (NH4)2C2O4
12. Larutan K2CrO2
PROSEDUR KERJA :

Uji penegasan kation Golongan I (Ag+, Hg22+,Pb2+)

1. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh A, B, dan c masukkan kedalam


tabung reaksi tambahkan tetes demi tetes larutan Hcl 2M sampai terbentuk
endapan, catat. Panaskan endapan yang terbentuk, amati perubahan yang
terjadi, catat.

2. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh A, B dan C masukkan dalam


tabung reaksi. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2M sampai
terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk tambahkan lagi NaOH
sampai berlebih (terjadi perubahan yang kedua), catat perubahan yang terjadi.

3. Lanjutkan percobaan menggunakan pereaksi-pereaksi yang tertera pada table


pengamatan.

Lanjutkan uji penegasan kation golongan berikutnya dengan cara seperti pada kation
golongan I di atas.

Catatan :

 Jika endapan yang terbentuk hendak direaksikan lebih lanjut, endapan tersebut
diambil sesedikit mungkin untuk penghematan.
 Pada bagian tabel yang kosong, mahasiswa hendaknya mencari sendiri
tambahan pereaksi untuk mendukung uji penegasannya.
 Buatlah tabel tabulasi reaksi-reaksi dari setiap golongan untuk nantinya
dipakai pembanding dalam menarik kesimpulan.
 Jika ada kurang jelas cara mereaksikannya, mintalah petunjuk dari
pembimbing.

DATA PENGAMATAN :

KATION GOLONGAN I (Ag+, Hg22+,Pb2+)


NO. PEREAKSI PENGAMATAN
A B C
1. Hcl 2N ↓ Putih ↓ Putih ↓ Putih
Dipanaskan Tetap Tetap Tetap
2. NaOH 2N ↓ Coklat ↓ Kuning ↓ Kuning
Endapan+NaOH berlebih ↓ Coklat ↓Kuning ↓Kuning
pucat terang
3. NH4OH 2N ↓ Putih ↓ Putih ↓ Putih
kekuningan
Endapan+NH4OH berlebih ↓ Putih ↓ Putih ↓ Putih
kekuningan
4. KI ↓ Kuning ↓ Kuning ↓ Orens
Pucat
Endapan+KI berlebih Tetap Tetap Tetap
5. K2CrO4, endapan dibagi 2 masing- ↓ Ungu tetap ↓ Kuning ↓ Orange
masing tetap tetap
Endapan+NH4OH 2N Tetap Tetap Larut
Endapan+Hcl 2 N Tetap Tetap Tetap
6. H2SO4 2N Larut Tetap Tetap
KESIMPULAN Ag+ Hg22+ Pb2+

PROSEDUR KERJA :

Uji penegasan kation Golongan II A(Bi3+, Cu2+, Cd2+, Hg2+)

1. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh A, B, dan c masukkan kedalam


tabung reaksi tambahkan tetes demi tetes larutan Hcl 2M sampai terbentuk
endapan, catat. Panaskan endapan yang terbentuk, amati perubahan yang
terjadi, catat.

2. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh a, B dan c masukkan dalam


tabung reaksi. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2M sampai
terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk tambahkan lagi NaOH
sampai berlebih (terjadi perubahan yang kedua), catat perubahan yang terjadi.
3. Lanjutkan percobaan menggunakan pereaksi-pereaksi yang tertera pada tabel
4. Pengamatan

DATA PENGAMATAN :

KATION GOLONGAN II A (Bi3+, Cu2+, Cd2+, Hg2+)

NO. PEREAKSI PENGAMATAN


A B C D
1. Thioacetamida dan ↓ Hitam ↓ Hitam ↓ Hitam ↓ Hitam
Dipanaskan*
2. NaOH 2N ↓Coklat Bening ↓ Kuning ↓ Biru
keorange
Endapan+NaOH berlebih
3. NH4OH 2N
Endapan+NH4OH berlebih
4. KI ↓ Putih ↓ Orange Larutan Orange
kuning kemerahan
Endapan+KI berlebih Tetap Tetap Larut Tetap
5. Na2S
Endapan+Na2S berlebih
KESIMPULAN Hg2+ Bi3+ Cd2+ Cu2+

Catatan :

*Pereaksi larutan Thioasetamid jika dipanaskan akan melepaskan gas H 2S yang akan
berinteraksi dengan contoh logam.

PROSEDUR KERJA :

Uji penegasan kation Golongan III A(Fe2+, Fe3+, Al2+, Hg2+)

1. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh A, B, dan c masukkan kedalam


tabung reaksi tambahkan tetes demi tetes larutan Hcl 2M sampai terbentuk
endapan, catat. Panaskan endapan yang terbentuk, amati perubahan yang
terjadi, catat.

2. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh a, B dan c masukkan dalam


tabung reaksi. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2M sampai
terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk tambahkan lagi NaOH
sampai berlebih (terjadi perubahan yang kedua), catat perubahan yang terjadi.
3. Lanjutkan percobaan menggunakan pereaksi-pereaksi yang tertera pada table
pengamatan.

DATA PENGAMATAN :

KATION GOLONGAN III A (Fe2+, Fe3+, Al2+, Hg2+)

NO PEREAKSI PENGAMATAN
.
A B C D
1. NaOH 2N, dibagi 2 ↓ Merah ↓ Hitam Bening
Endapan+NaOH ↓ Merah ↓ Hitam
berlebih
Endapan+H2O2
2. NH4OH 2N Larut kuning Larut Larut putih
merah
Endapan+NH4OH Tetap Tetap Tetap
berlebih
3. KI
Endapan+CHCI3,
kocok*
4. KSCN Larutan merah Larutan Tidak
darah merah bereaksi
5. K4[Fe(CN)6]
6. K3[Fe(CN)6]

Kesimpulan Fe2+ Fe3+ Al3+ Cr3+

Catatan :
*Jika terbentuk larutan warna kuning-coklat tua. Gunakan ± 1 ml CHCI 3, lalu
amati perubahan warna dari kloroform.

PROSEDUR KERJA :

Uji penegasan kation Golongan III B (Zn2+, Mn2+, Ni2+, Co2+)


1. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh A, B, dan c masukkan kedalam
tabung reaksi tambahkan tetes demi tetes larutan Hcl 2M sampai terbentuk
endapan, catat. Panaskan endapan yang terbentuk, amati perubahan yang
terjadi, catat.

2. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh a, B dan c masukkan dalam


tabung reaksi. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2M sampai
terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk tambahkan lagi NaOH
sampai berlebih (terjadi perubahan yang kedua), catat perubahan yang terjadi.

3. Lanjutkan percobaan menggunakan pereaksi-pereaksi yang tertera pada table


pengamatan.

DATA PENGAMATAN :

KATION GOLONGAN III B (Zn2+, Mn2+, Ni2+, Co2+)

NO. PEREAKSI PENGAMATAN


A B C D
1. Thioacetamida + ↓ Hijau tua ↓ Putih ↓ Hitam Bening
NH4OH 2N, di
panaskan
2. NaOH 2N Hijau muda Putih kotor Merah Bening
muda
Endapan + NaOH Tetap Tetap Tetap Tetap
berlebih
3 NH4OH 2 N
Endapan + NH4OH
berlebih
4 Na3PO4
Endapan + Hcl 2N
5 Dimetilglioksima
6 Perak Amoniakal r.p.*
Kesimpulan Ni2+ Zn2+ Co2+ Mn2+

Catatan :

*Pereaksi perak amonikal di buat dari ± 1ml larutan perak nitrat yang di tambahkan
amoniak encer berlebihan sampai endapan yang terbentuk tepat larut kembali
PROSEDUR KERJA :

Uji penegasan kation Golongan IV (Ba2+, Sr2+, Ca2+)

1. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh A, B, dan c masukkan kedalam


tabung reaksi tambahkan tetes demi tetes larutan Hcl 2M sampai terbentuk
endapan, catat. Panaskan endapan yang terbentuk, amati perubahan yang
terjadi, catat.

2. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh a, B dan c masukkan dalam


tabung reaksi. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2M sampai
terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk tambahkan lagi NaOH
sampai berlebih (terjadi perubahan yang kedua), catat perubahan yang terjadi.
3. Lanjutkan percobaan menggunakan pereaksi-pereaksi yang tertera pada table
pengamatan.

DATA PENGAMATAN :

KATION GOLONGAN IV (Ba2+, Sr2+, Ca2+)

PEREAKSI PENGAMATAN

A B C D
1. (NH4)2CO3 padat ↓ Putih ↓ Putih ↓ Putih
2. (NH4)2C2O4 Tetap Tetap Tetap
3. K2CrO4 ↓ Kuning ↓ Kuning -
Yang tidak terbentuk Tetap Tetap Tetap
endapan di panaskan
4. H2SO4 2N ↓ Putih ↓ Putih ↓ Putih
5. NaOH 2 N ↓ Putih ↓ Putih -

KESIMPULAN Ba2+ Sr2+ Ca2+

PROSEDUR KERJA :

Uji penegasan kation Golongan V / SISA (Na+, K+, NH4+, Mg2+)


1. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh A, B, dan c masukkan kedalam
tabung reaksi tambahkan tetes demi tetes larutan Hcl 2M sampai terbentuk
endapan, catat. Panaskan endapan yang terbentuk, amati perubahan yang
terjadi, catat.

2. Ambil masing-masing ± 1 ml larutan contoh a, B dan c masukkan dalam


tabung reaksi. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2M sampai
terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk tambahkan lagi NaOH
sampai berlebih (terjadi perubahan yang kedua), catat perubahan yang terjadi.
3. Lanjutkan percobaan menggunakan pereaksi-pereaksi yang tertera pada table
pengamatan.

DATA PENGAMATAN :

KATION GOLONGAN V (Na+, K+, NH4+, Mg2+)

NO PEREAKSI PENGAMATAN
A B C D
1. NaOH 2 N Bening ↓ Putih ↓kuning ≠ada
perubahan
Endapan + Hcl 2 N
Jikatidak ada Lakmus Lakmus Lakmus
endapan, panaskan merah tidak - merah tetap merah jadi
dan uji uap dengan berubah merah biru
lakmus merah
2 (NH4)2CO3 ↓putih ↓putih ↓putih ↓putih
3 Na3PO4
Endapan + Hcl 2 N
4 HclO4
5 Na3[Co(NO2)6]
6. Pereaksi Nessler ↓ Kuning ↓ Merah ↓Hitam ↓ kuning
bata
7. Asam Pikrat Tidak Tidak ↓ Kuning Tidak
bereaksi bereaksi kehitaman bereaksi
KESIMPULAN Na+ Mg2+ K+ NH4
BAB 1V

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN KATION

KATION GOLONGAN I (AG+, HG2 2+, PB2+)


1. Ag+

± 1 ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan Hcl 2N menghasilkan


endapan putih setelah di panaskan endapan tersebut tetap.
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2N
menghasilkan endapan coklat setelah terjadi endapan di tambahkan NaOH
berlebih dan endapan tersebut tetap
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan KI menghasilkan
endapan Kuning setelah terjadi endapan di tambahkan KI berlebih dan
menghasilkan endapan tetap
2. Pb 2+

± 1ml larutan C di tambahkan tetes demi tetes larutan NH4OH 2 N


menghasilkan endapan putih setelah terjadi endapan di tambahkan NaOH
berlebih dan endapan tersebut tetap
± 1ml larutan C di tambahkan tetes demi tetes larutan K2CrO4 menghasilkan
endapan Kuning setelah terjadi endapan di tambahkan NaOH berlebih dan
endapan tersebut tetap

KATION GOLONGAN II A (BI3+,CU2+,CD 2+ DAN HG2+)


1. Bi3+

± 1 ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan Thioacetamida


kemudian di panaskan menghasilkan endapan Hitam
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2N
menghasilkan endapan coklat setelah terjadi endapan di tambahkan NaOH
berlebih dan endapan tersebut tetap
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan KI menghasilkan
endapan putih setelah terjadi endapan di tambahkan KI berlebih dan endapan
tersebut tetap
2. Cu2+
± 1 ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan Thioacetamida
kemudian di panaskan menghasilkan endapan Hitam
± 1ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2N
menghasilkan endapan Biru setelah terjadi endapan di tambahkan NaOH
berlebih dan endapan tersebut tetap
3. Hg2+

± 1 ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan Thioacetamida


kemudian di panaskan menghasilkan endapan Hitam
± 1ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 2N
menghasilkan endapan Hitam setelah terjadi endapan di tambahkan NaOH
berlebih dan endapan tersebut tetap

KATION GOLONGAN III A (FE2+, FE 3+, AL 2+)


1. Fe 2+
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan KSCN menghasilkan
larutan merah darah
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan K4 [Fe (CN)6]
menghasilkan endaapan biru muda
2. Fe 3+

± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan NH4OH menghasilkan


endapan Kuning setelah terjadi endapan di tambahkanNH4OH berlebih dan
endapan tersebut tetap
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan KSCN menghasilkan
larutan merah darah
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan K4 [Fe (CN)6]
menghasilkan endapan biru
3. Al2+

± 1ml larutan C di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan


endapan putih,, setelah terjadi endapan di tambahkan NaOH berlebih dan
hasilnya larut
± 1ml larutan C di tambahkan tetes demi tetes larutan NH4OH menghasilkan
endapan merah darah
Setelah terjadi endapan di tambahkan NH4OH berlebih hasilnya sedikit larut

KATION GOLONGAN III B (Zn2+, Mn2+Ni2+,Co2+)


1. Zn2+

± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan Tioacetamid ,NH4OH


kemudian di panaskan akan menghasilkan endapan putih
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan
endapan putih kotor kemudian di tambahkan NaOH berlebih hasilnya tetqp
2. Mn2+
± 1ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan Tioacetamid ,NH4OH
kemudian di panaskan akan menghasilkan larutan bening
± 1ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan
endapan kemudian di tambahkan NaOH berlebih hasilnya tetqp
3. Ni2+

± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan Tioacetamid ,NH4OH


kemudian di panaskan akan menghasilkan Hija tua
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan
endapan hijau tua kemudian di tambahkan NaOH berlebih hasilnya tetqp
4. Co2+

± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan Tioacetamid ,NH4OH


kemudian di panaskan akan menghasilkan endapan hitam
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan
endapan kemudian di tambahkan NaOH berlebih hasilnya tetap
KATION GOLONGAN IV (Ba2, Sr2+, Ca2+)

1. Ba2+
± 1ml larutan A di tambahkan (NH4)2C2o4 padat menghasilkan endapan
putih
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan K2Cr04 menghasilkan
endapan kuning, endapan yang di hasilkan di panaskan hasilnya tetap
2. Ca2+
± 1ml larutan B di tambahkan (NH4)2C2o4 padat menghasilkan endapan
putih
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan K2Cr04 menghasilkan
endapan kuning pucat, endapan yang di hasilkan di panaskan hasilnya tetap
3. Sr2+
± 1ml larutan C di tambahkan (NH4)2C2o4 padat menghasilkan endapan
putih
± 1ml larutan C di tambahkan tetes demi tetes larutan K2Cr04 menghasilkan
endapan kuning terang endapan yang di hasilkan di panaskan hasilnya warna
kuning
KATION GOLONGAN V / SISA (Na2+, K+, NH4+,Mg2+)

1. Na+
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan
bening jika tidak ada endapan di panaskan dan uji uap dengan lakmus merah
menghasilkan lakmus merah
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan pereaksi nessler
menghasilkan endapan kuning
± 1ml larutan A di tambahkan tetes demi tetes larutan Asam pikrat hasilnya
tidak bereaksi
2. Mg2+
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan
endapan putih, endapan yang terjadi di tambahkan hcl menghasilkan warna
kuning
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan pereaksi Nessler
hasilnya endapan merah bata
± 1ml larutan B di tambahkan tetes demi tetes larutan Asam pikrat hasilnya
endapan kuning
3. K+
± 1ml larutan C di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan
bening jika tidak ada endapan di panaskan dan uji uap dengan lakmus merah
hasilnya tidak berubah
± 1ml larutan C di tambahkan tetes demi tetes larutan pereaksi Nessler
hasilnya endapan hitam
± 1ml larutan C di tambahkan tetes demi tetes larutan Asam pikrat hasilnya
endapan kuning
4. NH4+
± 1ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH menghasilkan
bening jika tidak ada endapan di panaskan dan uji uap dengan lakmus merah
hasilnya berubah menjadi lakmus biru
± 1ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan pereaksi Nessler
hasilnya endapan kuning
± 1ml larutan D di tambahkan tetes demi tetes larutan Asam pikrat hasilnya
tidak berwarna

REAKSI KATION

1. Reaksi Golongan I
a. Ag+ = Ag+ + Hcl > AgCl + H+
Ag+ + NaOH > AgOH + Na+
Ag+ + NH4OH > AgOH + NH4
Ag+ + KI > AgL + K+
Ag+ + K2CrO4 > AgCrO4 + 2K+
Ag+ + H2+SO4 > Ag2SO4 + 2H
b. Hg22+ = Hg22+ + 2HCL > HgCL2 + 2H+
Hg22+ + 2NaOH > Hg(OH)2 + 2NH
Hg22+ + 2NH4+OH- > Hg(OH)2 + 2NH
Hg22+ + 2KI- > Hg(OH)2 + 2K+
Hg22+ + K2CrO4 >
Hg22+ + H2SO42- > Hg(SO4) + 2H+
c.Pb2+ = Pb2+ + 2HCl- > PbCl2 + 2H+
Pb2+ + 2Na+OH- > Pb(OH)2 + 2Na+
Pb2+ + 2NH4+OH- > Pb(OH)2 + 2NH4+
Pb2+ + 2KI > PbI2 + 2K+
Pb2+ + K2CrO4 >
Pb2+ + H2SO42- > PbSO4 + 2H+
2. Reaksi Golongan II A
a. Hg2+ = Hg2+
Hg2+ + 2Na+OH- > Hg(OH)2 + 2NA
Hg2+ + 2NH4+OH- > Hg(OH)2 + 2NH4
Hg2+ + 2KI- > HgI2 + 2K+
Hg2+ + Na2+S2- > HgS + 2Na
b. BI = BI3+ +
3+

BI3+ + 2Na+OH- > Hg(OH)2 + 2Na


BI3+ + 2NH4+OH- > Hg(OH)2 + 2NH4
BI3+ + 2KI- > HgI2 + 2K+
BI3+ + Na2+S2- > HgS + 2Na
c. Cd2+ = Cd2+ +
Cd2+ + Na+oH+ > Cd(OH)2 + Na+
Cd2+ + NH4OH- > Cd(OH)2 + NH4
Cd2+ + 2K+I > CdI2 + 2K+
Cd2+ + Na+S-2 > Cds + 2Na
d. Cu2+ = Cu2+ +
Cu2+ + 2Na+OH- > Cu(OH)2 + 2Na
Cu2+ + 2NH4+OH- > Cu(OH)2 + 2NH4
Cu2+ + 2KI > CuI2 + 2K+
Cu2+ + Na+S-2 > CuS + 2Na+
3. Reaksi Golongan III A
a. Fe2+ = Fe2+ + 2Na+OH- > Fe(OH)2 + 2Na+
Fe2+ + 2NH4+OH- > Fe(OH)2 + 2NH4
Fe2+ + 2KI > FeI2 + 2K+
Fe2+ + 2KSCN > Fe(SCN)2 + 2K+
Fe2+ + K4 [Fe(CN)6] >
Fe2+ + K3 [Fe(CN)6] >
b. Fe2+ = Fe3+ + 3Na+OH- > Fe (OH)3 + 3Na+
Fe3+ + 3NH4+ OH- > Fe (OH)3 + 3NH4+
Fe3+ + 3KI- > Fe I3 + 3K+
Fe3+ + 3K+SCN- > Fe(SCN)3 + 3K+
Fe3+ + K4[Fe(SCN)6] >
Fe3+ + K3[Fe(SCN)6] >
c. Al3+ = Al3+ + 3Na+ OH- > Al (OH)3 + 3Na+
Al3+ + 3NH4+OH- > Al (OH)3 + 3NH4+
Al3+ + 3KI > [Al] > 3K+
Al3+ + 3K+ SCN- > Al (SCN)3 + 3K+
Al3+ + K4[Fe(SCN)6] >
Al3++ K3[Fe(SCN)6] >
d. Cr3+ = Cr3+ + 3Na+OH- > Cr(OH)3 + 3Na
Cr3+ + 3NH4OH > Cr(OH)3 + 3NH4
Cr3+ + 3KI > Cr I3 + 3K
Cr3+ + 3K+ SCN > Cr(SCN)3 + 3K+
Cr3+ + K4[Fe(SCN)6] >
Cr3+ + K3[Fe(SCN)6] >

4. Reaksi golongan III B


a. Zn2+ = Zn2+ +
Zn2+ + 2Na+ OH- > Zn (OH)2 + 2Na+
Zn2+ + 2NH4+OH- > Zn (OH)2 + 2NH4+
3 Zn2+ + 2Na3+Po43- > Zn3 (PO4)2 + 6Na+
Zn2+ +
Zn2+ +
b. Mn2+ = Mn2+ +
Mn2+ + 2Na+OH- > Mn (OH)2 + 2Na+
3Mn2+ + 2Nh4+OH > Mn (OH)2 + 2NH4+
Mn2+ + 2Na3+ PO43- > Mn3 (PO4)2 + 6Na+
Mn2+ +
Mn2+ +
c. NI2+ = NI2+ +
NI2+ + 2Na+OH- > Ni (OH)
NI2+ + 2NH4 + OH > Ni (OH2)2 + 2NH4+
3NI2+ + 2Na3+ PO43- > Ni3 (PO4)2 + 6Na+
NI2+ +
NI2+ +
d. Co2+ = Co2+ +
Co2+ + 2Na+OH- > Co(OH)2 + 2Na+
3Co2+ + 2NH4+ OH > Co(OH)2 + 2NH4+
Co2+ + 2Na3PO43- > CO3(PO4)2 + 6Na+
Co2+ +
Co2+ +
5.Reaksi kation golongan IV
a. Ba2+ = Ba2+ + [Nh4]2+ CO32- > BaCO3 + 2NH4+
Ba2+ + [Nh4]2+ C24-O42- >
Ba2+ + K2CrO4 >
Ba2+ + H2SO42- > BaSO4 + 2H+
Ba2+ + 2Na+OH- > Ba(OH)2 + 2Na+
b. Sr2+ = Sr2+ + [Nh4]2+ CO32- > SrCO3 + 2NH4+
Sr2+ + [Nh4]2+ C2O4 >
Sr2+ + K2CrO4 >
Sr2+ + H2SO42- > SrSO4 + 2H+
Sr2+ + 2Na+OH- > Sr (OH)2 + 2Na
c. Ca2+ = Ca2+ + (NH4)2 CO32- > CaCo3 + 2Na+
Ca2+ + (NH4)2 C2O4 >
Ca2+ + K2CrO4 >
Ca2+ + H2SO42- > CaSO4 + 2H+
Ca2+ + 2NaOH > Ca (OH)2 + 2Na+
6. Reaksi Kation Golongan V
a. Na+ = Na+ + Na+ OH- > NaCh + Na+
2Na+ + (NH4)2+ + CO33- > Na2 CO3 +2NH4
Na+ + Na+3PO43+ > Na3PO4 + Na+
Na+ + HclO4 >
Na+ + Na3 [CO(NO2)6] >
b. K+ = K+ + Na+ OH- > KOH + Na+
2K+ + (NH4)2 CO32- > K2CO3 + 2NH4
3 K+ + Na3+PO43- > K3PO4 + 3Na+
K+ + HCl O42- >
K+ + Na2 [CO(NO2)6]
c. NH4+ = NH4+ + Na+ OH- > NH4(OH) + Na+
NH4+ + (NH4)2 > (NH4)CO3 + 2NH4
3 NH4+ + Na3+ Po42- > NH4 PO4 + 3Na+
NH4+ + HCl O42- >
NH4+ + Na3 [CO(NO2)6 >
d. Mg2+ = Mg2+ + Na+ OH- > Mg(OH)2 + Na+
Mg2+ + (NH4)2 CO33- > MgCO3 + 2NH4
3 Mg2+ + Na+ 3PO43- > Mg3 (PO4)2 + 6Na+
Mg2+ + HCl O4 >
Mg2+ + Na3 [CO(NO2)6 >
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis kualitatif yang


bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, cukup banyak
jenisnya, sesuia dengan jenis bahan kimia, yang terdapat dalam sampel anlisis
kualitatif untuk bahan organic biasanya menjadi bagian kajian dari kimia organic
sehingga tidak dimasukkan dalam kimia analitik. Bahan kimia dalam sampel organic
juga cukup banyak ragamnya sesuai dengan struktur darir bahan tersebut. Bahan
kimia organic molokuler berbeda cara penetapannya dengan bahan kimia organic
ionic. Kemudian dalam klasifikasi anion dan kation mempunyai golongan masing-
masing. Dimana kation tersebut mempunyai 5 golongan yaitu; golongan I, II, III, IV
dan V. Disamping itu anion juga mempunyai 3 golongan yaitu golongan sulfat,
golongan halide, dan golongan nitrat.
DAFTAR PUSTAKA

http://vhenyyulandari.blogspot.com/2018/08/laporan-kation.html

https://www.academia.edu/19160843/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis_Kation

Farmakope Indonesia Edisi III

Anda mungkin juga menyukai