MAKALAH
Disusun oleh :
Aprilia Nafi Nuraini K1A017005
Imtiyazul Aghniya K1A017037
Feni Sugi Astuti K1A017051
Lintang Cahya DK K1A017059
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Terpena” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Biokimia I yang didalamnya berisikan penjelasan mengenai terpena dan
strukturnya, klasifikasi, identifikasi, sifat kimia serta manfaat dari terpena itu
sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran diperlukan agar dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sebagai
penulis, dan umumnya bagi semua pihak yang membaca makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Tinjauan Umum Tepeniod..................................................................................3
2.2 Klasifikasi dan Fungsi Terpenoid.......................................................................3
a. Monoterpenoid...................................................................................................4
b. Seskuiterpenoid..................................................................................................4
c. Diterpenoid.........................................................................................................4
d. Triterterpenoid....................................................................................................5
e. Tetra terpenoid...................................................................................................5
2.3 Identifikasi terpenoid................................................................................................6
2.4 Sifat Terpen..............................................................................................................6
2.5 Biosintesis Terpena..................................................................................................7
2.6 Manfaat Terpena....................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Mengetahui dan menjelaskan mengenai biosintesis terpena serta
mekanismenya.
5. Mengetahui manfaat dan peran penting terpena bagi makhluk hidup
2
BAB II
PEMBAHASAN
Susunan kepala-ke-ekor ini disebut kaidah isopren. Kaidah ini merupakan ciri
khas dari sebagian terpenoid sehingga dapat dijadikan dasar penetapan terpenoid,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan struktur terpenoid (Achmad,
1986)
Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel
tumbuhan. Kebanyakan terpenoid alam mempunyai struktur siklik dan
mempunyai satu gugus pungsi atau lebih (Harborne, 1987). Salah satu
senyawaterpenoid adalah taksodon dan vernomenin yang merupakan jenis
terpenoid yang mempunyai efek fisiologis terhadap manusia yaitu dapat menahan
pembelahan sel sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tumor.
2.2 Klasifikasi dan Fungsi Terpenoid
Senyawa terpenoid dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah unit isopren
yang menyusunnya seperti yang tercantum pada tabel 1.
N Jumlah Atom Jumlah Unit Isopren Kelas Terpenoid Contoh
o C
1 10 2 Monoterpenoid Geraniol
2 15 3 Seskuiterpenoid Santonin
3 20 4 Diterpenoid Fitol
3
4 30 6 Triterpenoid Lanosterolo
5 40 8 Tetraterpenoid β-Karoten
6 >40 >8 Politerpenoid karet alam
Tabel 1. Klasifikasi terpenoid berdasarkan jumlah unit isoprene
a. Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang paling sederhana,
terbentuk dari dua unit isopren dan merupakan dua komponen minyak atsiri yang
berupa cairan tak berwarna, tidak larut dalam air, mudah menguap dan berbau
harum (Robinson, hal. 140). Monoterpenoid dapat dibagi menjadi tiga golongan
yaitu asiklik, monosiklik dan bisiklik. Contoh asiklik adalah geraniol, linalool,
yang termasuk monosiklik seperti α terpinol, limonena, yang termasuk bisiklik
seperti α pinena, dan kamfor.
b. Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa yang mengandung atom C15,
biasanya di anggap berasal dari tiga satuan isopren. Sama seperti monoterpenoid,
seskuiterpenoid terdapat sebagai komponen minyak astiri, berperan penting dalam
memberi aroma pada buah dan bunga. Seskuiterpenoid asiklik terpenting adalah
farnesol (gambar 3). Beberapa seskuiterpenoid lakton berdaya racun dan
merupakan kandungan tumbuhan obat yang sudah banyak digunakan.
Sekuiterpenoid ini juga berfungsi sebagai penolak serangga, insektisida,
membantu pertumbuhan tumbuhan dan dapat berkerja sebagai fungisida
(Robinson, 1995). Contoh senyawa seskuiterpenoid adalah farnesol, γ-bisabolena,
dan santonin
c. Diterpenoid
Diterpenoid merupakan senyawa yang mengandung atom C20 yang
berasal dari empat satuan isopren. Karena titik didihnya tinggi, biasanya
diterpenoid tidak ditemukan dalam minyak atsiri tumbuhan, kebanyakan
penyebarannya sangat terbatas. Barang kali satu-satunya diterpen yang tersebar
luas adalah senyawa induk asiklik yaitu fitol (gambar 4) yang terdapat dalam
bentuk ester dalam molekul klorofil. Banyak diterfen siklik dapat dianggap
berasal dari fitol dengan pembentukan cincin (Harborne, 1987, hal. 142)
4
Senyawa terpenoid banyak yang berfungsi sebagai fungisida, racun terhadap
serangga, ada juga senyawa diterpenoid yang berkerja sebagai obat anti tumor
karena efek sitotoksiknya dan ada yang mempunyai aktifitas antivirus (Robinson,
1995).
d. Triterterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isopren dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik
yang disebut skualen. Triterpenoid berupa senyawa tak berwarna, bernetuk kristal,
biasanya bertitik leleh tinggi (harborne, 1987, hal.147) Senyawa triterpenoid dapat
dikelompokan menjadi triterpenoid trisiklik, tetrasiklik dan pentasiklik.
Triterpenoid tetrasiklik menarik perhatian karena berkaitan dengan biosintesa
steroid, contohnya adalah lanosterol. Triterpenoid pentasiklik merupakan
triterpenoid yang paling penting dan tersebar luas, contohnya α-amirin dan β-
amirin (gambar 5) senyawa triterpenoid umumnya ditemukan pada tumbuhan
berbiji dan hewan (Robinson, 1995, hal. 153).
Beberapa triterpenoid menunjukan aktivitas fisiologi dan senyawa ini merupakan
komponen aktif dalam tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit
termasuk diabetes, gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan
hati, dan malaria (Robinson, 1995).
e. Tetra terpenoid
Tetraterpenoid merupakan kelompok terpenoid yang disusun oleh delapan
unit isopren (C40). Tetraterpenoid yang paling dikenal adalah karotenoid
contohnya adalah β-karoten. Karotenoid merupakan golongan figmen yang larut
dalam lemak berwarna kuning sampai merah, terdapat pada semua tumbuhan dan
dalam berbagai jaringan. Senyawa tetraterpenoid dapat berupa senyawa asiklik,
monosiklik atau bisiklik (Robinson, 1995) senyawa asiklik dapat di gambarkan
dengan kerangka sebagai berikut:
5
2.3 Identifikasi terpenoid
Untuk mengetahui adanya senyawa terpenoid dalam suatu sampel dapat
digunakan pereaksi lieberman-burchard (anhidrida asam asetat dan H2SO4 pekat)
senyawa terpenoid akan menunjukan warna merah sampai ungu jika direaksikan
dengan pereaksi liebermann-burchard (Aliunir, 2000)
6
Berat jenis komponen terpen teroksigenasi lebih besar
dibandingkan dengan terpen tak teroksigenasi
Indeks Bias Terpen
Semakin panjang rantai senyawa terpen, semakin besar pula indeks
biasnya. Semakin banyak komponen berantai panjang seperti
sesquiterpen atau komponen bergugus oksigen dalam senyawa
terpen tersebut, maka kerapatan medium (terpen) akan bertambah
sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal
ini menyebabkan indeks bias terpen lebih besar yang tidak
mempunyai gugus fungsional.
Monoterpena dan seskuiterpena bersifat mudah menguap (C10 dan
C15),diterpena menguap yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta
pigmen karotenoid (C40)berupa senyawa berbentuk kristal bertitik
leleh tinggi.
(Hariana, 2004)
7
Gambar 1. Jalur asetat dalam pembentukan IPP yang
merupakan batu bata pembentukan terpenoid via asam
mevalonat (Dewick, 1997)
8
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20
menghasilkan triterpenoid dan steroid
Mekanisme dari ahap-tahap reaksi biosintesa terpenoid adalah asam asetat setelah
diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan
asam asetoasetat.
9
10
2.6 Manfaat Terpena
1. Terpenoids tanaman yang digunakan secara ekstensif untuk
kualitas aromatik
2. Berperan dalam tradisional herbal remdies dan beberapa di bawah
penyelidikan untuk antibakterial, antineoplastik, dan farmasi
fungsi.
3. Membantu dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel
tubuh.
4. Dapat digunakan sebagai obat radang ginjal, radang selaput lendir
mata, virus hepatitis, antibakteri, dan kanker.
5. Merupakan bahan dasar wangi-wangian atau minyak gosok.
6. Diterpenoid lain memberi harapan lain sebagai oabat anti tumor,
karena efek sitoksiknya.
7. Seskuiterpenoid mempunyai bioaktivitas ang cukup besar
sebagai antifeedant, hormone, antimikroba, antibiotic dan toksin
serta regulator pertubuhan tanaman dan pemanis.
8. Antioksidan sebagai penangkap radikal bebas yang dapat
mematikan sel-sel otak dan merevitalisasi pembuluh darah.
9. Pertahanan terhadap serangga dan penyakit serta elicitors dari
antifeeding reaksi di beberapa vertebrates. Zat ini menarik dan
serangga pollinators mereka implicated di pheromonal
komunikasi dan interaksi diallelopathic.
10. Farnesol digunakan sebagai pengatur stomata pada gandum.
11. Untuk mensintesis senyawa kompleks yang tidak dihasilkan oleh
hewan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Terpenoid adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen,
atau karbon, hidrogen dan oksigen yang bersifat aromatis, sebagian
terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan
lima. Terpena memiliki rumus molekul (C5H8)n.
2. Klasifikasi jenis-jenis terpena adalah monoterpenoid, seskuiterpenoid,
diterpenoid, triterpenoid, tetrapenoid, dan politerpenoid yang dibedakan
berdasarkan jumlah atom C dan jumlah unit isopren.
3. Terpena memiliki sifat kimia dan sifat fisik. Sifat kimia terpena antara
lain, merupakan cairan tidak berwarna, bersifat aktif optik, sebagai toksik
hewan, senyawa aktif untuk tumbuhan obat, tidak larut dalam air, berbau
harum. Sedangkan sifat fisika terpena antara lain, berat jenis dari terpen
teroksigenasi lebih besar dari terpen yang tak teroksigenasi, indeks biar
terpen yang tidak mempunyai gugus fungsional lebih besar, dan untuk
monoterpena dan seskuiterpena lebih mudah menguap.
4. Terdapat reaksi dasar biosintesis terpena, yaitu :
a. Pembentukan isopren aktif berasal dariasam asetat melalui asam
mevalonat
b. Pengganbungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk
mono-, seskui-, di-, sester- dan poli-terpenoid
c. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20
menghasilkan triterpenoid dan steroid
5. Manfaat dari terpena adalah dapat digunakan sebagai bahan dasar wangi-
wangian atau minyak gosok, pertahanan terhadap serangga dan penyakit,
sebagai antibakteri, antineoplastik, dan dapat membantu dalam proses
sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
11
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S.A, 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Universitas Terbuka.
Aliunir, dkk, 2000, Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jurusan Kimia
FMIPA. UNP.
Dewick, P.M., 1997. Medical Natural Product A Biosynthetic Approach. UK:
John Willey and Sons.
Djauhariya, E., dan Hernani. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Jakarta: Seri
Agrisehat.
Harborne, J.B, 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.
Hariana, A, 2004. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 1. Jakarta: Penerbit
Swadaya
11