-2-
Handouts Pengantar Psikologi – PERSEPSI - (Nandang HMZ)
-3-
Handouts Pengantar Psikologi – PERSEPSI - (Nandang HMZ)
-4-
Handouts Pengantar Psikologi – PERSEPSI - (Nandang HMZ)
-5-
Handouts Pengantar Psikologi – PERSEPSI - (Nandang HMZ)
-6-
Handouts Pengantar Psikologi – PERSEPSI - (Nandang HMZ)
-7-
Handouts Pengantar Psikologi – PERSEPSI - (Nandang HMZ)
-8-
Persepsi Dalam Kehidupan Keseharian
9
(1) Membentuk Prasangka
Persepsi dapat membentuk suatu prasangka pada seseorang, melalui persepsi
seseorang dapat memberikan satu penilaian atau pikiran mengenai satu hal.
Prasangka yang dihasilkan dari persepsi bisa saja negatif dan juga positif,
bagaimana sebuah tindakan yang dilakukan seseorang sehingga menghasilkan
sebuah prasangka yang baik. Contoh hubungan antara persepsi komunikasi
dan perilaku seseorang.
(2) Menciptakan Perasaan
Hubungan persepsi dengan tingkah laku dapat menghasilkan sebuah perasaan,
apakah perasaan itu senang, sedih ataukah menderita. Semua itu bisa dirasakan
setelah persepsi menimbulkan reaksi perasaan tentang sebuah informasi atau
reaksi seseorang. Perasaan yang baik umumnya bisa memberikan efek positif
dan menghasilkan sebuah semangat dan sebuah antusias dalam diri seseorang.
Berikut ini beberapa macam macam apersepsi secara umum.
(3) Membentuk Pola Sikap
Persepsi juga dapat membentuk sebuah pola sikap pada diri seseorang, hasil
dari persepsi dapat terlihat dari sikap sehari-hari. Apabila seseorang
mempersepsikan suatu hal dengan buruk, maka sikap yang akan dihasilkan
juga akan buruk. Jika persepsi bisa menghasilkan sebuah sikap yang baik,
maka sudah pasti orang tersebut mampu melakukan suatu hal yang bermanfaat
dan juga baik dalam hidupnya. Contoh efek dari kesalahan persepsi dalam
psikologi yang harus diketahui.
(4) Membuat Emosi
Selanjutnya hubungan persepsi dengan tingkah laku yaitu bisa membuat emosi
orang menjadi berdampak. Sebuah persepsi bisa menimbulkan pada emosi,
emosi sedih akibat dari persepsi yang sedih dan terharu. Persepsi yang senang,
bisa mempengaruhi emosi yang bahagia dan tenang. Terkadang emosi seseorang
bisa saja menjadi labil dikarenakan banyak faktor, salah satunya yaitu persepsi.
Karena itu penting bisa mengontrol persepsi yang bisa mempengaruhi emosi
agar lebih stabil. Berikut ini gangguan perkembangan persepsi yang wajib
diketahui.
(5) Menciptakan Komunikasi
Komunikasi bisa terjadi akibat dari sebuah persepsi yang ada, apabila seseorang
ingin melakukan sesuatu yang ada dipikiran dan disalurkan melalui persepsi,
maka ia dapat mengkomunikasikan semua itu kepada orang lain atau orang yang
dikenal. Komunikasi menjadi media bagi siapa saja yang ingin mengungkapkan
segala keluh kesah, rasa, emosi, persepsi, perasaan dan sebagainya. Sehingga
10
menjadikan suatu feedback, apakah itu baik atau sebaliknya negatif. Kenali
beberapa macam-macam persepsi dalam psikologi.
(6) Menciptakan Rasa Ingin Tahu
Hal lain yang bisa mempengaruhi persepsi pada sikap seseorang yaitu
menimbulkan rasa ingin tahu. Umumnya rasa penasaran atau keingintahuan
orang begitu besar, terutama jika persepsinya memaksa ia untuk mencari tahu
apakah yang sedang terjadi atau mengenai suatu berita dan informasi. Jika rasa
ingin tahu ini termasuk kategori yang positif maka akan membuat pelakunya
beruntung, namun jika sebaliknya maka ada menimbulkan pelakunya tidak
disukai orang lain. Berikut contoh persepsi dalam psikologi komunikasi yang
bisa Anda pahami.
Prinsip-Prinsip Sosial
1) Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola perilaku manusia didasarkan pada persepsi mereka mengenai realitas
sosial yang telah dipelajari.
Didasarkan pada pengalaman masa lalu.
Ketiadaan pengalaman akan membuat seseorang menafsirkan objek
tersebut hanya berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip.
Contoh: orang Barat makan dengan sendok, garpu, dan pisau, sedangkan
orang Timur makan dengan tangannya sendiri.
Contoh lain persepsi berdasarkan pengalaman
• Dua orang dari pedalaman Papua mengunjungi Jakarta , melihat sebuah lift
menyebutnya sebagai “Pintu Dewa”, karena dapat berubah setelah masuk
ke dalam lift.
• Orang Barat mandi di bak mandi milik orang Jawa, karena biasanya mandi
dengan shower atau bath tub.
• Komunitas muslim Inggris tidak mengenal “please forgive me” pada hari
Raya Idul Fitri atau semacamnya. Mereka bertanya “for what”
11
Faktor psikologis (keinginan, harapan, motivasi, dsb)
Motivasi merupakan salah satu faktor internal penting yang mempengaruhi
persepsi orang.
Faktor eksternal
Gerakan:
Suatu objek yang bergerak lebih menarik daripada objek yang diam.
Lebih tertarik nonton TV daripada membaca komik sebagai gambar diam.
Intensitas
Suatu rangsangan yang intensitasnya menonjol akan menarik perhatian.
Contoh: seseorang yang bersuara keras, yang tubuhnya paling gemuk,
yang kulitnya paling hitam, atau wajahnya paling cantik atau lebih
menarik perhatian kita.
Kontras
Orang atau objek yang penampilannya lain daripada yang lain (kontras)
akan lebih menarik perhatian.
Contoh:
Seorang bule akan menarik perhatian di tengah-tengah pribumi.
Orang kulit hitam diantara orang kulit putih.
Dosen berambut gondrong diantara dosen-dosen berambut pendek
Kebaruan
Unsur objek yang menimbulkn perhatian.
Contoh:
Ketika melihat adanya pembaca baru di fakultas.
Segala hal yang bersifat baru.
Mobil baru, motor baru, arloji baru, dsb.
Perulangan objek yang dipersepsi
12
Dalam komunikasi massa, tidak ada surat kabar, majalah, radio atau telvisi
pun yang objektif, independen, atau netral dalam melaporkan fakta dan
kejadian melalui beritanya.
Ada kepentigan bisnis dan ekonomi dalam pemberitaan.
Dalam kata-kata ada muatan pribadi, kelompok, kultural atau ideologis
yang bersifat samar.
Berita juga “opini”.
5) Persepsi bersifat kontekstual
Konteks merupakan pengaruh yang paling kuat.
Konteks ketika melihat seseorang, suatu objek, atau suatu peristiwa sangat
mempengaruhi struktur kognitif, dan juga ekspektasi kita -> persepsi.
Contoh: seorang pemain basket yang tampak seperti raksasa di antara
orang-orang yang punya tinggi badan rata-rata akan tampak normal juga di
antara anggota-anggo timnya yang berbadan tinggi.
Beberapa contoh lain persepsi yang sering terjadi dalam kehidupan. Tentu
saja ini adalah contoh secara umum yang bisa kita amati:
1) Ketakutan
Perasaan takut dapat menjadi salah satu contoh dari bentuk persepsi. Kita bisa
mengambil contoh misalnya seseorang melihat pisau tajam yang diarahkan
kepadanya. Dari proses melihat tersebut, ia kemudian akan berproses dalam
diri sendiri untuk mengambil sebuah kesimpulan terhadap situasi yang sedang
dihadapinya. Seseorang tersebut mungkin akan menganggap bahwa pisau
tersebut sebagai ancaman sehingga timbul rasa takut.
2) Rasa sayang
Penjelasan ini bisa digambarkan ketika seseorang melihat orang lain yang ia
sukai atau sayangi. Sebagai contoh, seorang ibu kepada anaknya. Seorang ibu
ketika melihat dan menggendong anaknya akan memiliki persepsi tersendiri
yang merupakan sebuah bentuk kasih sayang dari ibu kepada anaknya.
Persepsi-persepsi ini akan muncul sebagai bentuk dukungan dan juga perasaan
cinta kepada orang lain.
3) Kepanikan
Sama halnya dengan contoh sebelumnya, kepanikan bisa timbul karena
sensasi melihat suatu situasi tertentu. Hanya saja, kepanikan juga mungkin
bisa terjadi ketika seseorang mendengar suatu berita yang membuat posisinya
menjadi terancam. Rasa panik ini merupakan hasil persepsi terhadap sensasi
atau stimulus yang diterimanya.
4) Kekhawatiran
Rasa khawatir adalah bentuk rasa takut pada objek yang tidak jelas, tidak
nyata atau sulit untuk digambarkan secara konkret. Sensasi yang diterima
13
seseorang juga biasanya muncul setelah seseorang melihat sesuatu yang
membuatnya terancam pula. Situasi ini membuat persepsinya menjadi muncul
dalam bentuk kekhawatiran.
5) Rendah Diri
Rasa rendah diri bisa saja timbul ketika seseorang mendengar dan melihat
suatu pesan yang dikomunikasikan kepadanya sebagai bentuk yang
merendahkan dirinya. Ini akan menjadi sebuah persepsi dalam pemikirannya
sehingga menyudutkannya untuk berada dalam posisi yang memang kurang
nyaman. Rendah diri berhubungan dengan konsep diri dalam psikologi.
6) Rasa Bangga
Contoh lain selain dari rasa rendah diri adalah rasa bangga. Ini merupakan
contoh persepsi dalam psikologi komunikasi yang bisa saja muncul karena
sensasi mendengar dan sentuhan sosial dari lingkungan sekitarnya. Seseorang
bisa memiliki rasa bangga karena prestasinya diakui oleh orang lain. Ini
biasanya ia dengar dari pernyataan orang lain, sehingga stimulus tersebut
kemudian menjadi persepsi dalam dirinya sebagai rasa bangga.
7) Perasaan Negatif
Berkebalikan dengan rasa bangga, seseorang yang sering terpapar dengan
berita-berita yang sifatnya kurang baik mengenai dirinya akan memiliki
perasaan negatif. Ini terjadi terutama ketika seseorang tidak memiliki
pengalaman lain dalam dirinya yang bisa melawan perasaan negatif tersebut.
(Baca juga: Manajemen konflik dalam psikologi komunikasi)
8) Pengenalan
Persepsi ini bisa dengan mudah kita lihat ketika seseorang mampu mengenali
wajah orang lain. Ketika ia melihat, ia akan memproses informasi tersebut
melalui persepsi. Katakanlah ketika ekspresi wajah seseorang itu cemberut,
maka ia bisa memiliki persepsi bahwa orang yang ia ajak komunikasi sedang
tidak kooperatif.
9) Sentuhan
Sentuhan juga bisa menjadi sebuah persepsi. Ketika seseorang mendapatkan
sentuhan secara langsung dari orang lain pada saat ia sedang mengalami
masalah, ia bisa mempersepsikannya sebagai bentuk dukungan. Demikian
pula saat ia disentuh dengan kasar, ia bisa merasa dalam keadaan terancam.
10) Rasa
Contoh dari persepsi ini mudah saja, yakni ketika kita sedang makan. Kita
akan merasakan langsung bagaimana rasa dari makanan yang kita makan.
14
Ketika rasanya enak, maka secara otomatis kita akan memiliki persepsi bahwa
makanan tersebut memang aman dan enak.
Persepsi, sikap, prasangka, dan prilaku saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Prasangka adalah sikap yang terbentuk dan
berawal dari persepsi. Jadi, prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap suatu objek. Yang selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam
bersikap dan berprilaku terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya.
15
Itulah tadi beberapa macam contoh dari persepsi yang ada dalam komunikasi
intrapersonal. Terdapat ruang lingkup psikologi komunikasi penjelasan
lengkap yang lebih akan hal ini. Konsep komunikasi intrapersonal memang lebih
kepada bagaimana seseorang mengalami proses berpikir. Persepsi seseorang akan
ditentukan pula oleh faktor pengalaman di masa lalunya, sehingga ia akan
mengasosiasikan sensasi yang diterima dengan pengalaman tersebut. Hasilnya
adalah persepsi-persepsi tadi. Semoga contoh persepsi dalam psikologi
komunikasi ini bermanfaat dan jangan lupa baca artikel menarik lainnya.
Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial
memiliki beberapa elemen, yaitu:
16
a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang
untuk meniiai sesuatu.
c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan
mengenai proses persepsi, yaitu:
1.) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak
pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat
berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2.) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati
perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap
terhadap person, situasional, dan behaviour.
17
Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut mereka sikap adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak(unfavorable) pada objek tersebut.
Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chief, Bogardus,
LaPierre, Mead dan Gordon Allport. Menurut kelompok pemikiran ini sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
caracara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan
kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang enghendaki adanya respon .
Ketiga, kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada
skema triadik (triadic schema). Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan
konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi didalam
memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
C. Pengertian Prasangka
18
prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan
komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa- apa sudah bersikap
curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Dalam
prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar
syakwasangka, tanpa menggunakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta
yang nyata. Karena itu, sekali prasangka itu sudah mencekam, orang tidak akan
dapat berpikir objektif, dan segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara
negatif.
Kata Allport, prasangka negatif terhadap etnik merupakan sikap antipati yang
dilandasi oleh kekeliruan atau generalisasi yang tidak fleksibel, hanya karena
perasaan tertentu dan pengalaman yang salah. Karena itu, menurut Allport, sejak
dulu sampai sekarang, pengertian prasangka telah mengalamai transformasi. Pada
mulanya, prasangka merupakan pernyataan yang hanya didasarkan pada
pengalaman dan keputusan yang tak teruji terlebih dulu. Pernyataan itu bergerak
pada skala kontinum,seperti suka/tidak suka atau mendukung /tidak mendukung
terhadap sifat-sifat tertentu. Sekarang,pengertian prasangka lebih diarahkan pada
pandangan emosional dan negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang
dibandingkan dengan kelompok sendiri.
D. Pengertian Perilaku
19
Persepsi, sikap, prasangka, dan prilaku saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Prasangka adalah sikap yang terbentuk dan
berawal dari persepsi. Jadi, prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap suatu objek. Yang selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam
bersikap dan berprilaku terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya.
Sumber bacaan :
http://definisipengertian.com/2011/pengertian-sifat/
http://dayaknews.blogspot.com/2008/12/teori-prasangka_27.html
Wawan, A & M, Dewi. 2010. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
20