Anda di halaman 1dari 12

KEEFEKTIFAN MEDIA VIDEO ANIMASI TERHADAP

KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS 3 SD

Fadholi Fuad Ashari (1802101133)

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

(UNIPMA)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak diciptakan berbeda beda setiap anak memiliki pola perkembangan yang
berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik di sekolah harus dapat
menerima kondisi anak secara utuh dan tidak membandingkan kemampuan anak yang satu
dengan anak yang lain. Penerimaan dari lingkungan keluarga merupakan dasar utama bagi
anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan
lingkungan pertama yang di kenal oleh anak, tempat anak mendapatkan kasih sayang, hal
pertama yang dilihat anak yaitu orang tua. Lingkungan kedua yang mengambil peran penting
bagi anak adalah sekolah, sekolah merupakan lingkungan terpenting kedua selain keluarga
karena sekolah merupakan tempat anak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan guru dan
teman sebaya (Nurani & Aanggraeni, 2019).

Dalam bersosialisasi dan berkomunikasi tidak terlepas dari kemampuan berbicara,


karena kemampuan berbicara sangat berpengaruh terhadap kemampuan sosial anak terhadap
lingkungan (Fridani 2009). Cara Anak berkomunikasi dengan lingkumgan ada berbagai cara,
contohnya berbicara atau berbahasa. Pada dasarnya, Pendidikan adalah interaksi dengan
strategi tertentu sehingga seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, pemahaman, dan
metode bertindak sesuai kebutuhan mereka (Utami, 2011).

Menurut (Hurlock, 1978) Hal yang terpenting dari proses perkembangan seseorang
adalah bahasa. Bahasa merupakan inti dalam kehidupan setiap anak. Bahasa digunakan oleh
anak-anak untuk berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan sekitar mereka. Olehkarena
itu peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan berkomunikasi yaitu kemampuan berbicara
inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dari salah satu
kemampuan berbicara yaitu ketrampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan cara
untuk seseorang dalam menyampaikan keperluannya atau isi dalam pikiran agar dapat di
pahami orang lain yang di ajak berkomunikasi.

Berbicara merupakan tindakan penting dalam hidup karena dengan berbicara kita dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Seringkali kita bertemu dengan seseorang yang memiliki
kemampuan berbicara yang baik tetapi tidak memiliki kemampuan yang baik untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan kata lain, tidak setiap orang memiliki
kapasitas yang sama untuk menyesuaikan apa yang dia katakan dengan apa yang dia
ungkapkan dalam pikirannya. Maka dari ituu, untuk menyampaikan pesan secara tepat,
diperlukan kemampuan, keterampilan dan kapasitas melalui siklus yang memadai dan
tercukupi (Lailiyah & Wulansari, 2017; Simbolon, 2014).

Dengan memiliki kemampuan berbicara yang baik, akan mudah bagi kita untuk
menyampaikan pemikiran atau kesimpulan dan pendapat kita tentang sesuatu. Berbicara
dapat diartikan sebagai kegiatan menyampaikan ide, pikiran, perasaan, dan isi hari dengan
menggunakan bahasa lisan sehingga maksud dapat dipahami oleh orang lain (Simbolon,
2014). Berbicara merupakan proses komunikasi penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan untuk mencapai tujuan tertentu. Keterampilan berbicara sangat penting untuk
dimiliki oleh setiap siswa, oleh karena itu proses pembelajaran berbicara akan menjadi
mudah jika peserta didik terlibat aktif dalam berkomunikasi.

Ada tiga tarjet dalam berbicara, yaitu (1) memberitahukan, menjawab, melaporkan (to
inform), (2) menjamu, menarik (untuk terlibat), menghibur (to entertain), dan (3) membujuk,
menyambut, bertanya, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade) (Tarigan, 1981).
Setiap orang dalam setiap tindakan yang menggunakan komunikasi sebagai sarananya harus
memiliki kemampuan berbicara. Selain itu, seorang siswa dan pendidik di bidang
persekolahan dalam segala hal membutuhkan korespondensi yang baik agar interaksi belajar
mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan (Elvira, Roshayanti, & Baedhowi ;
2020).

Mengingat pentingnya keterampilan bicara sebagai alat komunikasi dan bersosialisasi.


Penelitian ini difokuskan pada kompetensi keterampilan berbicara karena berbicara
merupakan keterampilan komunikasi bagi seseorang untuk mengungkapkan ide, gagasan, isi
pikiran, dan pesan, baik secara tertulis maupun lisan. Berbicara merupakan komunikasi
secara langsung karena itu dalam kehidupan ini keterampilan berbicara sangat dibutuhkan
(Azizah, Asri, & Tenri 2017).

Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, terdapat beberapa permasalah terjadi yang di
hadapi oleh pendidik atau guru dan siswa dalam proses pembelajaran di lapangan..
Berdasarkan observasi awal dengan menggunakan lembar wawancara yang peneliti lakukan
pada siswa kelas 3 SD (kelompok A dan B), peneliti melihat adanya masalah dalam proses
pembelajaran di kelas saat proses komunikasi antara guru dan siswa. Dimana siswa tidak
dapat mengajukan pertanyaan dan mengekspresikan pendapat secara sederhana.

Dari permasalahan di atas terdapat beberapa masalah yang membuat siswa tidak dapat
berkomunikasi dengan guru dengan baik. Jika di lihat ada beberapa permasalahan yang
nampak di lapangan. Terdapat beberapa siswa yang merasa takut, malu, kurang percaya diri
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, pemilihan kata yang digunakan siswa
kurang tepat dan kurang menarik, siswa juga tidak memahami isi cerita yang telah siswa
dengar, kosakata siswa yang masih terbatas membuat siswa sulit untuk memahami kata yang
terdapat dalam cerita, dan kekayaan kata yang di miliki siswa terbatas.

Jadi penyabab yang membuat siswa sulit untuk mengekspresikan diri mereka dalam
berkomunikasi adalah faktor – faktor di atas yang berpengaruh pada siswa hingga membuat
siswa mengalam kesusahan sa’at diminta berbicara di depan kelas dan kesulitan dalam
meenyusun kalimat untuk di sampaikan.

Keefisienan dan keefektifan dalam berkomunikasi sangatlah dipengaruhi oleh


keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang sangat penting peranannya dalam melahirkan generasi masa depan yang
cerdas, kreatif, dan berbudaya (Suarjana & Dharmawan, 2014). Jika siswa tidak memiliki
keterampilan berbicara, siswa akan merasa kesulitan untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaannya sesuai konteks dan situasi yang ingin di ungkapkan. Seseorang lebih banyak
berkomunikasi secara lisan dibandingkan dengan cara lain. Dalam kehidupan sehari-hari
lebih dari separuh waktu kegiatan manusia digunakan untuk berbicara dan mendengarkan
(Arsjad, 1991).

Salah satu cara untuk menstimulasi kemampuan berbicara siswa SD Kelas 3 adalah
dengan penggunaan media video animasi. Video animasi memiliki banyak kegunaan dalam
kegiatan pembelajaran, karena video animasi dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan agar terjalin komunikasi interaktif antara siswa dan guru.

Sebagai aturan umum, media audio – visual yang ditunjukkan oleh teori hipotesis
kerucut memiliki kecukupan yang lebih tinggi daripada media visual atau suara. Diantara
media umum tersebut adalah Video Compact Disk (Ali, 2010). Media pembelajaran audio –
visual media gerak (animasi) merupakan salah satu media yang cocok dan bagus digunakan
di sekolah dasar (Rosmilasar, 2018; Siddiq, Sudarma, dan Simamora, 2020). Bersamaan
dengan perkembangan peningkatan inovasi suara (audio). Lalu munculah terobosan baru alat
bantu audio – visul atau yang biasa di sebut dengan animasi, yang ditujukan untuk membantu
proses pendidikan dan pembelajaran, terutama yang menekankan pemanfaatan pertemuan
substansial atau pengalaman.

Film (Animasi) atau gambar hidup merupakan rangkaian gambar - gambar berjalan
didalam frame yang di ubah mulai dari frame demi frame yang diproyeksikan dengan lensa
pada proyektor secara mekanik dan tersusun hingga pada layar monitor yang membuatnya
terlihat seperti hidup (Arsyad, 1991). Animasi video atau cerita dalam video akan membuat
siswa lebih tertarik untuk semangat dalam belajar, dikarenakan pada dasarnya media audio
visual (animasi) mempunyai banyak yang tepat untuk di terapkan pada siswa sekolah dasar
kelebihanya yaitu gambar dan suara yang sangat menarik minat siwa. Hal ini sangat sesuai
dengan tontonan yang di gemari anak – anak atau siswa pada umumnya pada televisi. Pada
saat siswa menonton tayangan video animasi maka siswa tidak akan bosan dan tidak merasa
jenuh. Jika, dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah dan tanpa adanya
penggunaan media pembelajaran apapun yang di gunakan. Maka penggunaan media video
animasi pada pembelajaran dapat membuat efektifitas komunikasi dan interaksi antara guru
dan pembelajaran.

Melalui media video animasi selain membuat kegiatan belajar mengajar berjalan secara
menyenangkan dan intraktif dalam intraksi. Dampak lain dari penggunaan media video
animasi pada keguiatan pembelajaran adalah, juga membantu siswa lebih lama dalam
mengingat materi yang di sampaikan atau yang telah di berikan berkat audio yang di
perdengarkan, serta siswa akan lebih mudah dalam menangkap dan memahami materi yang
di berikan berkat gambar yang di tampilkan (Rifat, 2013).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah siswa SD kelas 3 seperti yang di jelaskan di atas,
maka dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya:

1. Siswa SD kelas 3 mengalami kesulitan berbicara dalam berkomunikasi.


2. Perkembangan keterampilan berbicara pada siswa SD kelas 3 belum berkembang
secara optimal.
3. Kurangnya sarana dan prasarana untuk mendukung menstimulasi keterampilan
berbicara siswa SD kelas 3.
C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu adanya batasan masalah, agar solusi
dapat berjalan dengan baik dan dapat terarah. Maka dari itu eksperimen ini hanya difokuskan
untuk mengetahui keefektifan video animasi terhadap keterampilan berbicara siswa SD kelas
3.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalahnya yaitu “Bagaimanakah


keefektifan penerapan video animasi dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa
kelas 3 SD apakah dapat efektif dan tercapai dengan baik”?

E. Tujuan Penelitian

Eksperimen ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa SD


kelas 3 dan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan media videon animasi,
dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa SD kelas 3.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini berdasarkan dari tujuan penelitian yang hendak dicapai
maka manfaaat penelitian ini diharapkan mempunyai dampak pada pendidikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis.

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan dan mengembangkan


ilmu yang berkaitan dengan keterampilan berbicara anak melalui media video animasi
pada anak atau siswa.

2. Manfaat secara praktis.


Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi peneliti.
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara dalam
meningkatkan motivasi belajar keterampilan berbicara, khususnya dengan
penggunaan media video animasi.
b. Bagi pendidik.
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara
meningkatkan motivasi siswa atau anak dalam meningkatkan keterampilan berbicara,
dengan penggunaan media video animasi kususnya pada siswa kelas 3 sekolah dasar.
c. Bagi siswa.
Untuk siswa, diharapkan memperoleh sebuah kegiatan pembelajaran secara
aktif, kreatif dan menyenangkan melalui media video animasi. Serta siswa termotivasi
yang membuat siswa akan lebih semangat dalam belajar untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya maka kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan
komunikasi antara guru dan siswa dapat efektif.
HASIL MEREVISI.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak diciptakan berbeda beda setiap anak memiliki pola perkembangan yang
berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik di sekolah harus dapat
menerima kondisi anak secara utuh dan tidak membandingkan kemampuan anak yang satu
dengan anak yang lain. Penerimaan dari lingkungan keluarga merupakan dasar utama bagi
anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan
lingkungan pertama yang di kenal oleh anak, tempat anak mendapatkan kasih sayang, hal
pertama yang dilihat anak yaitu orang tua. Lingkungan kedua yang mengambil peran penting
bagi anak adalah sekolah, sekolah merupakan lingkungan terpenting kedua selain keluarga
karena sekolah merupakan tempat anak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan guru dan
teman sebaya (Nurani & Aanggraeni, 2019).

Dalam bersosialisasi dan berkomunikasi tidak terlepas dari kemampuan berbicara,


karena kemampuan berbicara sangat berpengaruh terhadap kemampuan sosial anak terhadap
lingkungan (Fridani 2009). Cara Anak berkomunikasi dengan lingkumgan ada berbagai cara,
contohnya berbicara atau berbahasa. Pada dasarnya, Pendidikan adalah interaksi dengan
strategi tertentu sehingga seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, pemahaman, dan
metode bertindak sesuai kebutuhan mereka (Utami, 2011).

Menurut (Hurlock, 1978) Hal yang terpenting dari proses perkembangan seseorang
adalah bahasa. Bahasa merupakan inti dalam kehidupan setiap anak. Bahasa digunakan oleh
anak-anak untuk berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan sekitar mereka. Olehkarena
itu peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan berkomunikasi yaitu kemampuan berbicara
inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dari salah satu
kemampuan berbicara yaitu ketrampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan cara
untuk seseorang dalam menyampaikan keperluannya atau isi dalam pikiran agar dapat di
pahami orang lain yang di ajak berkomunikasi.
Berbicara merupakan tindakan penting dalam hidup karena dengan berbicara kita dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Seringkali kita bertemu dengan seseorang yang memiliki
kemampuan berbicara yang baik tetapi tidak memiliki kemampuan yang baik untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan kata lain, tidak setiap orang memiliki
kapasitas yang sama untuk menyesuaikan apa yang dia katakan dengan apa yang dia
ungkapkan dalam pikirannya. Maka dari ituu, untuk menyampaikan pesan secara tepat,
diperlukan kemampuan, keterampilan dan kapasitas melalui siklus yang memadai dan
tercukupi (Lailiyah & Wulansari, 2017; Simbolon, 2014).

Dengan memiliki kemampuan berbicara yang baik, akan mudah bagi kita untuk
menyampaikan pemikiran atau kesimpulan dan pendapat kita tentang sesuatu. Berbicara
dapat diartikan sebagai kegiatan menyampaikan ide, pikiran, perasaan, dan isi hari dengan
menggunakan bahasa lisan sehingga maksud dapat dipahami oleh orang lain (Simbolon,
2014). Berbicara merupakan proses komunikasi penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan untuk mencapai tujuan tertentu. Keterampilan berbicara sangat penting untuk
dimiliki oleh setiap siswa, oleh karena itu proses pembelajaran berbicara akan menjadi
mudah jika peserta didik terlibat aktif dalam berkomunikasi (Tarigan, 1981).

Ada tiga tarjet dalam berbicara, yaitu (1) memberitahukan, menjawab, melaporkan (to
inform), (2) menjamu, menarik (untuk terlibat), menghibur (to entertain), dan (3) membujuk,
menyambut, bertanya, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade) (Tarigan, 1981).
Setiap orang dalam setiap tindakan yang menggunakan komunikasi sebagai sarananya harus
memiliki kemampuan berbicara. Selain itu, seorang siswa dan pendidik di bidang
persekolahan dalam segala hal membutuhkan korespondensi yang baik agar interaksi belajar
mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan (Elvira, Roshayanti, & Baedhowi ;
2020).

Mengingat pentingnya keterampilan bicara sebagai alat komunikasi dan bersosialisasi.


Penelitian ini difokuskan pada kompetensi keterampilan berbicara karena berbicara
merupakan keterampilan komunikasi bagi seseorang untuk mengungkapkan ide, gagasan, isi
pikiran, dan pesan, baik secara tertulis maupun lisan. Berbicara merupakan komunikasi
secara langsung karena itu dalam kehidupan ini keterampilan berbicara sangat dibutuhkan
(Azizah, Asri, & Tenri 2017).

Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, terdapat beberapa permasalah terjadi yang di
hadapi oleh pendidik atau guru dan siswa dalam proses pembelajaran di lapangan.
Berdasarkan observasi awal dengan menggunakan lembar wawancara yang peneliti lakukan
pada siswa kelas 3 SD (kelompok A dan B), peneliti melihat adanya masalah dalam proses
pembelajaran di kelas saat proses komunikasi antara guru dan siswa. Dimana siswa tidak
dapat mengajukan pertanyaan dan mengekspresikan pendapat secara sederhana.

Dari permasalahan di atas terdapat beberapa masalah yang membuat siswa tidak dapat
berkomunikasi dengan guru dengan baik. Jika di lihat ada beberapa permasalahan yang
nampak di lapangan. Terdapat beberapa siswa yang merasa takut, malu, kurang percaya diri
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, pemilihan kata yang digunakan siswa
kurang tepat dan kurang menarik, siswa juga tidak memahami isi cerita yang telah siswa
dengar, kosakata siswa yang masih terbatas membuat siswa sulit untuk memahami kata yang
terdapat dalam cerita, dan kekayaan kata yang di miliki siswa terbatas.

Jadi penyebab yang membuat siswa sulit untuk mengekspresikan diri mereka dalam
berkomunikasi adalah faktor – faktor di atas yang berpengaruh pada siswa hingga membuat
siswa mengalam kesusahan sa’at diminta berbicara di depan kelas dan kesulitan dalam
meenyusun kalimat untuk di sampaikan (Larasati, Susongko, & Isnani, 2017).

Keefisienan dan keefektifan dalam berkomunikasi sangatlah dipengaruhi oleh


keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang sangat penting peranannya dalam melahirkan generasi masa depan yang
cerdas, kreatif, dan berbudaya (Suarjana & Dharmawan, 2014). Jika siswa tidak memiliki
keterampilan berbicara, siswa akan merasa kesulitan untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaannya sesuai konteks dan situasi yang ingin di ungkapkan. Seseorang lebih banyak
berkomunikasi secara lisan dibandingkan dengan cara lain. Dalam kehidupan sehari-hari
lebih dari separuh waktu kegiatan manusia digunakan untuk berbicara dan mendengarkan
(Arsjad, 1991).

Salah satu cara untuk menstimulasi kemampuan berbicara siswa SD Kelas 3 adalah
dengan penggunaan media video animasi. Video animasi memiliki banyak kegunaan dalam
kegiatan pembelajaran, karena video animasi dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan agar terjalin komunikasi interaktif antara siswa dan guru
(Rofikhatul’ula & Nugraha, 2020).

Sebagai aturan umum, media audio – visual yang ditunjukkan oleh teori hipotesis
kerucut memiliki kecukupan yang lebih tinggi daripada media visual atau suara. Diantara
media umum tersebut adalah Video Compact Disk (Ali, 2010). Media pembelajaran audio –
visual media gerak (animasi) merupakan salah satu media yang cocok dan bagus digunakan
di sekolah dasar (Rosmilasar, 2018; Siddiq, Sudarma, dan Simamora, 2020). Bersamaan
dengan perkembangan peningkatan inovasi suara (audio). Lalu munculah terobosan baru alat
bantu audio – visul atau yang biasa di sebut dengan animasi, yang ditujukan untuk membantu
proses pendidikan dan pembelajaran, terutama yang menekankan pemanfaatan pertemuan
substansial atau pengalaman.

Film (Animasi) atau gambar hidup merupakan rangkaian gambar - gambar berjalan
didalam frame yang di ubah mulai dari frame demi frame yang diproyeksikan dengan lensa
pada proyektor secara mekanik dan tersusun hingga pada layar monitor yang membuatnya
terlihat seperti hidup (Arsyad, 1991). Animasi video atau cerita dalam video akan membuat
siswa lebih tertarik untuk semangat dalam belajar, dikarenakan pada dasarnya media audio
visual (animasi) mempunyai banyak yang tepat untuk di terapkan pada siswa sekolah dasar
kelebihanya yaitu gambar dan suara yang sangat menarik minat siwa (Elvira, Roshayanti, &
Baedhowi; 2020). Hal ini sangat sesuai dengan tontonan yang di gemari anak – anak atau
siswa pada umumnya pada televisi. Pada saat siswa menonton tayangan video animasi maka
siswa tidak akan bosan dan tidak merasa jenuh. Jika, dibandingkan dengan model
pembelajaran ceramah dan tanpa adanya penggunaan media pembelajaran apapun yang di
gunakan. Maka penggunaan media video animasi pada pembelajaran dapat membuat
efektifitas komunikasi dan interaksi antara guru dan pembelajaran (Siddiq et al., 2020).

Melalui media video animasi selain membuat kegiatan belajar mengajar berjalan secara
menyenangkan dan intraktif dalam intraksi. Dampak lain dari penggunaan media video
animasi pada keguiatan pembelajaran adalah, juga membantu siswa lebih lama dalam
mengingat materi yang di sampaikan atau yang telah di berikan berkat audio yang di
perdengarkan, serta siswa akan lebih mudah dalam menangkap dan memahami materi yang
di berikan berkat gambar yang di tampilkan (Rifat, 2013).
KEEFEKTIFAN MEDIA VIDEO ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA
SISWA KELAS 3 SD

B. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu adanya batasan masalah, agar solusi
dapat berjalan dengan baik dan dapat terarah. Maka dari itu eksperimen ini hanya difokuskan
untuk mengetahui keefektifan video animasi terhadap keterampilan berbicara siswa SD kelas
3.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalahnya yaitu “Bagaimanakah


keefektifan penerapan video animasi dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa
kelas 3 SD apakah dapat efektif dan tercapai dengan baik”?

D. Tujuan Penelitian

Eksperimen ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa SD


kelas 3 dan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan media videon animasi,
dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa SD kelas 3.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini berdasarkan dari tujuan penelitian yang hendak dicapai
maka manfaaat penelitian ini diharapkan mempunyai dampak pada pendidikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis.


Secara teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan dan mengembangkan ilmu
yang berkaitan dengan keterampilan berbicara anak melalui media video animasi pada
anak atau siswa.

2. Manfaat secara praktis.

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi peneliti.
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara dalam
meningkatkan motivasi belajar keterampilan berbicara, khususnya dengan
penggunaan media video animasi.
b. Bagi pendidik.
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara
meningkatkan motivasi siswa atau anak dalam meningkatkan keterampilan
berbicara, dengan penggunaan media video animasi kususnya pada siswa kelas 3
sekolah dasar.
c. Bagi siswa.
Untuk siswa, diharapkan memperoleh sebuah kegiatan pembelajaran secara
aktif, kreatif dan menyenangkan melalui media video animasi. Serta siswa
termotivasi yang membuat siswa akan lebih semangat dalam belajar untuk
meningkatkan keterampilan berbicaranya maka kegiatan pembelajaran berjalan
dengan baik dan komunikasi antara guru dan siswa dapat efektif.

Anda mungkin juga menyukai