8440 21444 1 SM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

J.

Sains Dasar 2015 4 (1) 42 - 48

UJI VISKOSITAS PEMAKAIAN PELUMAS MESIN KENDARAAN BERMOTOR

VISCOSITY TEST OF VEHICLE ENGINE OILS

Rita Prasetyowati*

Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta


*email: rita_p@uny.ac.id

diterima 30 November 2014, disetujui 3 Maret 2015

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai viskositas kinematik pelumas sepeda motor yang sudah terpakai
pada berbagai variasi suhu dan jarak pemakaian dan nilai viskositas kinematik pelumas mobil yang sudah terpakai pada
berbagai variasi suhu dan jarak pemakaian.Viskositas zat cair, dalam hal ini adalah pelumas kendaraan bermotor, dapat
ditentukan menggunakan viskometer Redwood .Dengan menggunakan viskometer Redwood, dapat dilakukan pengukuran
waktu alir yang diperlukan oleh 50 ml sampel pada suhu konstan. Waktu hasil pengukuran tersebut dikenal dengan
Redwood’s sec atau viskositas konvensional. Dari viskositas konvensional dapat ditentukan nilai viskositas kinematik.
Untuk pelumas sepeda motor dilakukan pengukuran viskositas pada suhu 300C, 500C, 650C dan 1000C, dengan variasi
jarak pemakaian 0 Km, 5 Km, 10 Km, 15 Km dan 20 Km. Untuk pelumas mobil dilakukan pengukuran viskositas pada
suhu 300C, 500C, 650C dan 1000C, dengan variasi jarak pemakaian 0 Km, 1000 Km, 5000 Km, dan 10000 Km. Nilai
viskositas pelumas sepeda motor pada suhu 1000C adalah 9,54 m2/s (pelumas baru), 1,15 m2/s (pemakaian 5 Km), 5,86
m2/s (pemakaian 10 Km), 8,02 m2/s (pemakaian 15 Km), dan 9,11 m2/s (pemakaian 20 Km). Nilai viskositas pelumas
mobil pada suhu 1000C adalah 6,73 m2/s (pelumas baru), 7,89 m2/s (pemakaian 1000 Km), 6,0 m2/s (pemakaian 5000
Km), dan 7,55 m2/s (pemakaian 10000 Km).
Kata kunci: viskositas, pelumas, suhu

Abstract

This study aims to determine the value of the kinematic viscosity lubricants motorcycle that has been used at
various temperatures and the use of distance. This study also aims to remedy mengtahui how the value of the kinematic
viscosity of the lubricant car that has been used in a wide range of temperature variation and distance usage. Viscosity
liquid, in this case is the lubricants, can be determined using the Redwood viscometer By using Redwood viscometer, can
be measured flow time required by 50 ml of the sample at a constant temperature. Time measurement result is known as
the Redwood's sec or conventional viscosity. Conventional viscosity can be determined from the kinematic viscosity
values. For motorcycle lubricant viscosity measured at a temperature of 30ͦ C, 50ͦ C, 65ͦ C and 100ͦ C, with the use of
distance variation 0 Km, 5 Km, 10 Km, 15 Km and 20 Km. For car lubricant viscosity measured at a temperature of 30ͦ C,
50ͦ C, 65ͦ C and 100ͦ C, with variations in the use of distance 0 km, 1000 km, 5000 km, and 10000 Km. Motorcycle
lubricant viscosity values at a temperature of 100ͦ C is 9.54 m2 / s (new lubricant), 1.15 m2 / s (use 5 Km), 5.86 m2 / s
(use of 10 Km), 8.02 m2 / s (use of 15 Km), and 9.11 m2 / s (use of 20 Km). Lubricant viscosity values at a temperature of
1000C car is 6.73 m 2 / s (new lubricant), 7.89 m2 / s (use 1,000 km), 6.0 m2 / s (use 5000 Km), and 7.55 m2 / s (use
10000 Km).

Keywords: viscosity, oil, temperature

Pendahuluan
Pertumbahan kendaraan bermotor di mengurangi gesekan antara dua permukaan yang
Indonesia mengalami kemajuan yang sangat bergerak. Selain itu pelumas juga berfungsi
pesat. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan sebagai pendingin komponen-komponen mesin,
yang ada, maka kebutuhan akan pelumas akan membantu merapatkan kompresi dan
menjadi banyak pula. Pelumas pada kendaraan membersihkan komponen mesin. Agar dapat
merupakan bagian sangat penting dalam menjalankan fungsinya dengan baik, pelumas
mengoptimalkan kerja mesin kendaraan. harus memiliki sifat viskositas (kekentalan)
Pelumas merupakan bagian yang sangat kinematika yang tinggi, titik tuang rendah,
penting, karena pelumas berfungsi untuk
Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48 43

volatilitas rendah serta stabil terhadap panas dan t : waktu untuk mengalirkan 50 ml cairan pada
oksidasi. suhu konstan (Redwood’s sec), satuan detik
Kekentalan merupakan salah satu unsur d : berat jenis cairan (Kg/m3)
kandungan pelumas paling rawan karena
berkaitan dengan ketebalan pelumas atau seberapa
besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan
pelumas langsung berkaitan dengan sejauh mana
pelumas berfungsi sebagai pelumas sekaligus
pelindung benturan antar permukaan logam [1].
Pelumas harus mengalir ketika suhu mesin
atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup
agar terjamin pasokannya ke komponen-
komponen yang bergerak [2]. Semakin kental
pelumas, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi
lebih kental. Lapisan halus pada pelumas kental
memberi kemampuan ekstra menyapu atau
membersihkan permukaan logam yang terlumasi.
Sebaliknya pelumas yang terlalu tebal akan Gambar 1. Bagian-bagian Viskometer
memberi resitensi berlebih mengalirkan pelumas Redwood
pada temperatur rendah sehingga mengganggu
jalannya pelumasan ke komponen yang Pelumas yang digunakan adalah pelumas
dibutuhkan [3]. Untuk itu, pelumas harus mesin sepeda motor dan pelumas mobil. Pelumas
memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur sepeda motor yang digunakan adalah pelumas
tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin baru dan pelumas yang sudah terpakai pada jarak
dioperasikan. Sehingga perlu dilakukan penelitian pemakaian tertentu. Dan pelumas mobil yang
untuk mengetahui nilai viskositas pelumas digunakan adalah pelumas baru dan pelumas yang
kendaraan bermotor yang sudah terpakai pada sudah terpakai pada jarak pemakaian tertentu.
berbagai variasi suhu. Supaya kita mengetahui Untuk masing-masing jenis pelumas (pelumas
alasan mengapa kita harus mengganti pelumas sepeda motor dan pelumas mobil), diukur nilai
(oli) pada setiap jarak pemakaian tertentu. viskositasnya pada berbagai variasi suhu dan
jarak pemakaian (kilometer). Kemudian dari nilai-
nilai viskositas yang diperoleh, dapat diperoleh
Metode Penelitian kesimpulan.
Viskositas zat cair, dalam hal ini adalah
pelumas kendaraan bermotor, dapat ditentukan
menggunakan viskometer Redwood. Dengan Persiapan Sampel
menggunakan viskometer Redwood, dapat
dilakukan pengukuran waktu alir yang diperlukan
oleh 50 ml sampel pada suhu konstan. Waktu
hasil pengukuran tersebut dikenal dengan Sampel Pelumas Sampel Pelumas
Redwood’s sec atau viskositas konvensional. Sepeda Motor Mobil
Kemudian dari nilai viskositas konvensional
tersebut dapat ditentukan nilai viskositas absolut
(dinamik) dan viskositas kinematik. Nilai
viskositas absolut (dinamik) dapat ditentukan Pelumas Pelumas Pelumas Pelumas
dengan persamaan 1 dari NPL (National Physical baru terpakai baru terpakai
Laboratory).
(1) Viskositas Viskositas Viskositas Viskositas

dengan :
η : viskositas mutlak atau viskositas dinamik, Gambar 2. Diagram alir tahapan pelaksanaan
satuan Ns/m2 penelitian
44 Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48

Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Viskositas dinamik pelumas mesin


sepeda motor pada berbagai variasi suhu dan jarak
Viskositas ada 2 jenis, yaitu viskositas pemakaian
dinamik dan viskositas kinematik. Viskositas
dinamik didefinisikan sebagai perbandingan No Suhu Viskositas mutlak (Viskositas dinamik) pada pemakaian
tegangan geser terhadap laju perubahannya.
0
c Ns/m2
Satuan untuk viskositas dinamik adalah N.s/m2.. 0 km 5 Km 10 Km 15 Km 20 Km
1 30
Satuan yang sering digunakan untuk viskositas 27537,69 22311,10 20647,87 19958,77 27561,4
2 50
dinamik lainnya yaitu Poise (P), 10 Poise = 1 11852,22 13136,67 11114,63 10924,25 11067,0
3 65
N.s/m2. Viskositas kinematik merupakan 6849,73 6037,40 6372,04 2292,23 7064,57
4 80
perbandingan viskositas dinamik terhadap massa 4238,98 3514,78 4503,60 4214,90 3635,79
jenis. Sedangkan satuan untuk viskositas
kinematik adalah m2/s atau sering juga digunakan
satuan Stoke (St), 104 Stoke = 1 m2/s [4]. Tabel 2. Viskositas kinematik pelumas mesin
Viskositas kinematik secara konvensional sepeda motor pada berbagai variasi suhu dan jarak
diukur pada temperatur standar 40oC dan 100oC pemakaian
seperti pada ASTM D-445. Viskositas kinematik
No Suhu Viskositas kinematik pada pemakaian
secara umum menggambarkan kemampuan 0
m²/s
C
pelumas untuk membentuk lapisan tipis pada 0 km 5 Km 10 Km 15 Km 20 Km
komponen mesin yang dilumasi. Viskositas
1 30 29,55 23,94 22,15 21,41 29,57
kinematik yang relatif tinggi pada kedua
temperatur tersebut menunjukkan bahwa pelumas 2 50 12,72 14,10 11,93 11,72 11,87
tersebut baik dalam melumasi komponen mesin. 3 65 7,35 6,48 6,84 2,46 7,58
Pelumas yang baik adalah pelumas yang memiliki 4 80 4,55 3,77 4,83 4,52 3,90
viskositas kinematik yang relatif tinggi baik pada
temperatur rendah maupun temperatur tinggi.
Untuk SAE 20W-50 nilai viskositas kinematik
pada 100oC yang sesuai dengan nilai standar yaitu 30
Model
Polynomial Fit of B
Polynomial

16,3 ≤ VK ≤ 21,9. 25
Equation
y = Intercept +
B1*x^1 + B2*x^
2
Viskositas kinematik (m /s)

a. Pengukuran Viskositas Pelumas Mesin Weight No Weighting


2

Residual Sum 0,84014


Sepeda Motor 20
of Squares
Adj. R-Square 0,9933

b. Pelumas sepeda motor yang digunakan B Intercept


Value
69,20395
Standard Error
4,54056
15
sebagai sampel adalah pelumas sepeda motor B
B
B1
B2
-1,6396
0,01043
0,17932
0,00162

automatic merk AHM. Pelumas atau oli 10

tersebut dalam jenis SAE 20W-50, dengan


massa jenis 932 Kg/m3. Pengukuran 5

viskositas dilakukan dengan alat ukur 30 40 50 60 70 80

viscometer Redwood. Dengan alat ukur 0


Suhu ( C)

tersebut dapat dilakukan pengukuran waktu


alir yang diperlukan oleh 50 ml cairan pada
Gambar 3. Viskositas kinematik pelumas mesin baru
suhu konstan. Waktu alir hasil pengukuran
sepeda motor pada berbagai suhu
dinamakan Redwood’s sec atau viskositas
konvensional. Jangkau ukur alat yang
digunakan bervariasi antar 30 s sampai 2000
s. Kemudian dari nilai viskositas
konvensional yang telah diukur, dapat
ditentukan nilai viskositas mutlak/absolut
atau disebut juga viskositas dinamik,
kemudian dapat ditentukan nilai viskositas
kinematik.
Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48 45

Polynomial Fit of B
Polynomial Fit of B Model Polynomial
25 Polynomial
30 dem o dem o dem o dem o dem o
Model y = Intercept +
y = Intercept + Equation B1*x^1 + B2*x^
Equation B1*x^1 + B2*x^ 2
2
25 dem o dem o d e m o Weight dem o No Weighting
dem o
Viskositas kinematik (m /s)

20 Weight No Weighting
3,17747

Viskositas kinematik (m /s)


Residual Sum
2

Residual Sum 1,65359


of Squares

2
of Squares
Adj. R-Square 0,97976 20 dem o dem o d e m o Adj. R-Square
dem o 0,97542
dem o

Value Standard Error Value Standard Error


15
B Intercept 46,87031 6,37012 B Intercept 69,51516 8,83029
B B1 -0,88619 0,25157 15 dem o dem o d e m oB dem o B1 dem o -1,65702 0,34873
B B2 0,00429 0,00228 B2 0,01053 0,00316
B
10
10 dem o dem o dem o dem o dem o

5 dem o dem o dem o dem o dem o


5

0 0
30 40 50 60 70 80 30 40 50 60 70 80
0 0
Suhu ( C) Suhu ( C)

Gambar 4. Viskositas kinematik pelumas mesin sepeda Gambar 7. Viskositas kinematik pelumas mesin sepeda
motor pemakaian 5 Km pada berbagai variasi suhu motor pemakaian 20 Km pada berbagai variasi suhu

24
Polynomial Fit of B Dari Gambar 3,4,5,6 dan 7 dapat dinyatakan
Model Polynomial

22 d em o d em o d em o d em o
y = Intercept
dem o
B1*x^1 + B2*x^
+ bahwa nilai viskositas kinematik pelumas akan
Equation

20
Weight
2
No Weighting
menurun seiring dengan kenaikan suhu.
d em o d em o d em o d em o dem o
Penurunan nilai viskositas kinematik dapat
Viskositas kinematik (m /s)

Residual Sum 0,04814


18
of Squares
2

16 d em o d em o d em o
Adj. R-Square
d em o
0,9992
dem o
Value Standard Error
didekati secara polinomial. Hal iji sesuai
14 B
B
Intercept
B1
46,34818
-0,97688
1,08689
0,04292
dengan teori bahwa viskositas akan menurun
d em o d em o d em o d em o dem o
12 B B2 0,00572 3,88651E-4
dengan naiknya temperatur.
10 d em o d em o d em o d em o dem o Untuk memperoleh nilai viskositas kinematik
8
d em o d em o d em o d em o dem o
pelumas pada suhu 100 0C dilakukan ekstrapolasi
6
terhadap grafik hubungan antara suhu dan
4
viskositas kinematik pada masing-masing jarak
30 40 50 60 70 80

Suhu ( C)
0
pemakaian. Hubungan antar suhu dan viskositas
kinemtaik didekati menggunakan polinomial.
Gambar 5. Viskositas kinematik pelumas mesin sepeda Dari ekstrapolasi tersebut diperoleh nilai
motor pemakaian 10 Km pada berbagai variasi suhu viskositas kinematik pada suhu 100 0C untuk
berbagai masing-masing pemakaian seperti pada
25
Polynomial Fit of B
Polynomial
Tabel 3.
dem o dem o dem o Model dem o dem o
y = Intercept + B
Equation 1*x^1 + B2*x^2
20
dem o dem o dem o
Weight
dem o dem o
No Weighting Tabel 3. Nilai viskositas kinematik pelumas mesin
Viskositas kinemtaik m /s)

Residual Sum of 10,72409


sepeda motor pada suhu 100 0C untuk berbagai variasi
2

Squares
dem o dem o dem o Adj. R-Square
dem o 0,85378
de m o
15
Value Standard Error jarak pemakaian.
B Intercept 52,8052 16,22237
dem o dem o dem o B dem o
B1 dem o
-1,27788 0,64066
B B2 0,0083 0,0058
10
Jarak pemakaian Viskositas kinematik
dem o dem o dem o dem o dem o
(Km) (m2/s)
5
dem o dem o dem o dem o dem o 0 9,54
5 1,15
0
30 40 50 60 70 80 10 5,86
Suhu ( C)
0
15 8,02
20 9,11
Gambar 6. Viskositas kinematik pelumas mesin sepeda
motor pemakaian 15 Km pada berbagai variasi suhu
46 Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48

0
Suhu 80 C
Tabel 4. Viskositas dinamik pelumas mesin mobil pada
0
Suhu 100 C berbagai variasi suhu dan jarak pemakaian
10 dem o dem o dem o dem o dem o

No Suhu Viskositas mutlak (Viskositas dinamik) pada jarak


pemakaian (Ns/m2)
dem o dem o dem o dem o dem o
0
C
Viskositas kinematik (m /s)

8
2

dem o dem o dem o dem o dem o


0 Km 1000 Km 5000 Km 10.000 Km
6 1 30 22976,36 22738,77 20196,39 20695,39
dem o dem o dem o dem o dem o
2 50 10876,66 10162,60 9614,99 9734,05
4 3 65 6419,83 5582,84 5127,70 6610,93
dem o dem o dem o dem o dem o

4 80 3949,80 3708,33 3393,61 4287,12


2 dem o dem o dem o dem o dem o

Tabel 5. Viskositas kinematik pelumas mesin mobil


0
0 5 10 15 20
pada berbagai variasi suhu dan jarak pemakaian
Jarak pemakaian (Km)
No Suhu Viskositas kinematik pada jarak pemakaian
0
Gambar 8. Viskositas kinematik pelumas sepeda motor m²/s
C
pada berbagai variasi jarak pemakaian untuk suhu 0 Km 1000 Km 5000 Km 10.000 Km
800C dan 1000C 1 30 24,65 24,40 21,67 22,21
2 50 11,67 10,90 10,32 10,44
Dari gambar 8 dapat dilihat bahwa pada suhu 3 65 6,89 5,99 5,50 7,09
80 ͦC viskositas pelumas pada jarak pemakaian 5 4 80 4,24 3,98 3,64 4,60
Km mengalami penurunan jika dibandingkan
viskositas pelumas baru. Pelumas menjadi lebih
encer karena putaran mesin. Viskositas akan
meningkat pada jarak pemakaian 10 Km dan
selanjutnya menurun sampai pemakaian 20 Km Polynomial Fit of B

Dari gambar 8 juga dapat dijelaskan bahwa 25 dem o dem o dModel


em o d ePolynomial
m o
y = Intercept + B1
*x^1 + B2*x^2
dem o

Equation
pada suhu 100 ͦC viskositas pelumas pada jarak dem o dem o dem o
Weight
dem o
No Weighting dem o
Viskositas kinematik (m /s)

pemakaian 5 Km menurun jika dibandingkan 20 Residual Sum of 0,28321


2

Squares
dem o dem o dAdj.
e m R-Square
o dem o 0,99655d e m o

dengan pelumas baru. Pelumas menjadi lebih B Intercept


Value
54,61207
Standard Error
2,63628
15
encer karena putaran mesin. Selanjutnya dem o dem o
B
dem
B
o
B1
dem o
B2
-1,22578
dem o
0,00747
0,10411
9,42686E-4

viskositas pelumas meningkat pada jarak dem o dem o dem o dem o dem o
10
pemakaian 10 Km, 15 Km dan 20 Km. Viskositas
akan meningkat dengan bertambahnya jarak 5
dem o dem o dem o dem o dem o

pemakaian.
30 40 50 60 70 80
0
Suhu ( C)
A. Pengukuran Viskositas Pelumas Mesin
Mobil Gambar 9. Viskositas kinematik pelumas mesin mobil
Pelumas mobil yang digunakan sebagai (baru) pada berbagai suhu
sampel pertama adalah pelumas salah satu jenis
mobil toyota MPV yang sangat laris. Pelumas
bekas yang digunakan diambil dari dealer resmi
mobil tersebut. Pelumas yang digunakan termasuk
dalam jenis pelumas SAE 20W-50, dengan massa
jenis 932 Kg/m3. Jenis mobil yang digunakan
selalu sama, meskipun bukan mobil yang sama.
Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48 47

suhu. Penurunan nilai viskositas kinematik dapat


Polynomial
Polynomial Fit of B didekati secara polinomial. Hal iji sesuai
Model
25 dem o dem o dem o

Equation
y =dIntercept
em o
1 + B2*x^2
+ B1*x^ d em o
dengan teori bahwa viskositas akan menurun
dem o dem o
Weight
d e mSum
Residual o of
No Weighting
d e m o 0,15574 d em o
dengan naiknya temperatur.
Viskositas kinematik (m /s)

20 Squares
Untuk memperoleh nilai viskositas kinematik
2

Adj. R-Square 0,99816


Value Standard Error

15
dem o dem o B
B
dem o

B1
dem o
Intercept d em o
56,83211
-1,33747
1,95497
0,07721 pelumas pada suhu 100 0C dilakukan ekstrapolasi
B B2 0,00848 6,99064E-4

dem o dem o dem o dem o d em o terhadap grafik hubungan antara suhu dan
10 viskositas kinematik pada masing-masing jarak
dem o dem o dem o dem o d em o

pemakaian. Hubungan antar suhu dan viskositas


5 dem o dem o dem o dem o d em o kinemtaik didekati menggunakan polinomial.
Dari ekstrapolasi tersebut diperoleh nilai
0
30 40 50 60 70 80 viskositas kinematik pada suhu 100 0C untuk
Suhu ( C)
0
berbagai masing-masing pemakaian seperti pada
Tabel 6.
Gambar 10. Viskositas kinematik pelumas mesin
mobil pemakaian 1000 Km pada berbagai suhu Untuk memperoleh nilai viskositas pada suhu
1000C dilakukan ekstrapolasi yang didekati
dengan polinomial. Nilai viskositas kinematik
24 Polynomial Fit of B pada suhu 100 0C untuk berbagai variasi jarak
22 dem o dem o
Model
dem o
Equation
Polynomial
y =dIntercept
em o
x^1 + B2*x^2
+ B1* dem o pemakaian disajikan seperti pada Tabel 6.
20 No Weighting
Weight
dem o dem o dem o d e m o 0,00266 dem o
Residual Sum of
Tabel 6. Nilai viskositas kinematik pelumas mesin
Viskositas kinematik (m /s)

18 Squares
2

0,99996
mobil pada suhu 100 0C untuk berbagai variasi jarak
Adj. R-Square
16 dem o dem o dem o dem o
Value
dem o
Standard Error
B Intercept 48,89012 0,25527
14 B
B
B1
B2
-1,1129
0,00684
0,01008
9,1279E-5
pemakaian.
12 dem o dem o dem o dem o dem o

10
dem o dem o dem o dem o dem o
Jarak pemakaian Viskositas kinematik
8
(Km) (m2/s)
6 dem o dem o dem o dem o dem o
0 6,73
4

2
100 7,89
30 40 50 60 70 80 5000 6,00
0
Suhu ( C) 10000 7,55
Gambar 11. Viskositas kinematik pelumas mesin mobil
pemakaian 5000 Km pada berbagai suhu 0
Suhu 80 C
0
Suhu 100 C
dem o dem o dem o dem o dem o
8

dem o dem o dem o dem o dem o


Viskositas kinematik (m /s)

7
2

24 Polynomial Fit of B
dem o dem o dem o dem o dem o
Model Polynomial
22 dem o dem o dem o dem o
y = Intercept + B d e m o

Equation 1*x^1 + B2*x^2


6
20 dem o dem o dem o dem o dem o

dem o dem o dWeight


em o
No Weighting
dem o dem o
Viskositas kinematik (m /s)

Residual Sum of 0,92928


18
Squares
2

dem o dem o dem o dem o dem o


Adj. R-Square 0,9847 5
16 dem o dem o dem o dem o dem o
Value Standard Error
B Intercept 48,87607 4,77537
14 B B1 -1,10025 0,18859 dem o dem o dem o dem o dem o

dem o dem o dBe m o dB2


em o d e m0,00687
o 0,00171 4
12

10 dem o dem o dem o dem o dem o


0 2000 4000 6000 8000 10000
8 Jarak pemakaian (Km)
dem o dem o dem o dem o dem o
6

4 Gambar 13. Viskositas kinematik pelumas sepeda


30 40 50 60 70 80 motor pada berbagai variasi jarak pemakaian untuk
suhu 800C dan 1000C -koa
0
Suhu ( C)

Gambar 12. Viskositas kinematik pelumas mesin


mobil pemakaian 10.000 Km pada berbagai suhu
Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa pada
suhu 80 ͦC viskositas pelumas pada jarak
Dari Gambar 9, 10, 11 dan 12 dapat pemakaian 1000 Km dan 5000 Km mengalami
dinyatakan bahwa nilai viskositas kinematik penurunan jika dibandingkan viskositas pelumas
pelumas akan menurun seiring dengan kenaikan baru. Pelumas menjadi lebih encer karena putaran
48 Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48

mesin. Viskositas akan meningkat pada jarak (pemakaian 1000 Km), 6,0 m2/s (pemakaian 5000
pemakaian lebih dari 10000 Km dan selanjutnya Km), dan 7,55 m2/s (pemakaian 10000 Km).
viskositas akan meningkat sampai pada jarak
pemakaian yang menyatakan mesin aus.
Dari Gambar 13 juga dapat d|ijelaskan bahwa Ucapan Terima Kasih
pada suhu 100 ͦC viskositas pelumas pada jarak Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
pemakaian 5 Km menurun jika dibandingkan FMIPA UNY yang telah membiayai penelitian ini
dengan pelumas baru. Pelumas menjadi lebih melalui anggaran DIPA BLU Universitas Negeri
encer karena putaran mesin. Selanjutnya Yogyakarta Tahun 2012.
viskositas pelumas meningkat pada jarak
pemakaian 10 Km, 15 Km dan 20 Km. Viskositas Pustaka
akan meningkat dengan bertambahnya jarak
pemakaian. [1] Anonim (2014). Oli Mesin. Diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/oli_mesin pada
Simpulan tanggal 25 April 2014 pukul 13.00 WIB
Viskositas zat cair, dalam hal ini adalah [2] Cindianty, Zahra A., &. Dewi, Santia P.
pelumas kendaraan bermotor, dapat ditentukan (2011). Pabrik Base Oil dari Limbah Plastik
menggunakan viskometer Redwood .Dengan dengan Proses Pirolisis. Surabaya: ITS
menggunakan viskometer Redwood, dapat [3] Onyeji. (2011) The Effect of Additive on The
dilakukan pengukuran waktu alir yang diperlukan Viscosity Index of Lubricating Oil (engine
oleh 50 ml sampel pada suhu konstan. Waktu oil). IJEST (Vol, 3 No. 3, Maret 2011.
hasil pengukuran tersebut dikenal dengan Halaman 1864-1869
Redwood’s sec atau viskositas konvensional. Dari [4] Douglas, John F. et al. (2005). Fluid
viskositas konvensional dapat ditentukan nilai Mechanics. 5th. ed. Harlow: Pearson
viskositas kinematik. Untuk pelumas sepeda Education Limited
motor dilakukan pengukuran viskositas pada suhu [5] Mortier, R. M. (2010). Chemistry and
300C, 500C, 650C dan 1000C, dengan variasi jarak Technology of Lubricatns. New York:
pemakaian 0 Km, 5 Km, 10 Km, 15 Km dan 20 Springer
Km. Untuk pelumas mobil dilakukan pengukuran
viskositas pada suhu 300C, 500C, 650C dan 1000C,
dengan variasi jarak pemakaian 0 Km, 1000 Km,
5000 Km, dan 10000 Km.
Nilai viskositas kinematik pelumas sepeda
motor pada suhu 1000C adalah 9,54 m2/s
(pelumas baru), 1,15 m2/s (pemakaian 5 Km),
5,86 m2/s (pemakaian 10 Km), 8,02 m2/s
(pemakaian 15 Km), dan 9,11 m2/s (pemakaian 20
Km). Nilai viskositas pelumas mobil pada suhu
1000C adalah 6,73 m2/s (pelumas baru), 7,89 m2/s

Anda mungkin juga menyukai