KARYAWAN KELAS 5B
PETUNTUK :
Jawablah dengan Benar dan Hati-Hati;
Mengisi absen di SIAKAD;
Pengumpulan Jawaban dan Tugas Kelas A melalui link :
https://docs.google.com/forms/d/1D1gCC9hcpc8q0NhIimK2svJcwl3F0fzVv4SVirlNmV0/edit
Sebelum Mengupload Jawaban Diwajibkan Mengupload Kartu Ujian UTS;
Saudara Diberi Tugas Untuk Mengunjungi Jurnal Fia, dengan membuka link masing-masing jurnal (
https://ejournal.unsub.ac.id/ ) kemudian cari 5 artikel an Iwan Henri Kusnadi, kemudian bukti mendownlod dan
diharapkan dapat mensitasi, selanjutnya hasil download artikel diphoto dan kemudian dikirim dan disatukan
dengan lembar jawaban. Atau link jurnal 3 Prodi FIA sebagai berikut :
http://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
http://ejournal.unsub.ac.id/index.php/bisnis
http://ejournal.unsub.ac.id/index.php/keuangan
Waktu mengerjakan diberi tenggang sesuai jadwal pada hari/tanggal jadwal Ujian mata kuliah ini.
Jawaban ditik, kemudian dikirimkan ke Google Drive; Dilarang jawaban sebagai hasil copy paste /
plagiarsime; SOAL :
1. Jelaskan bagaimana konsep hubungan Administrasi Publik dengan manajemen Strategi ! Berikan sebuah
contoh konret dalam praktek Administrasi Publik !
2. Jelaskan apa oleh saudara definisi para ahli tentang Manajemen Strategi dan berikan kesimpulannya ! dan
kemukakan sifat dan Nilai Manajemen Strategi itu apa saja !
3. Kemukakan dan jelaskan apa sajian dan kajian Manajemen Strategi itu !
4. Jelaskan juga apa saja Masalah Organisasi dikaitkan dengan Manajemen Strategi itu !
5. Jelaskan oleh saudara mengapa Analisis Struktur dalam Organisasi penting !
6. Berikan analisa saudara tentang analisa Manajemen Strategi dengan pendekatan SWOT ! Berikan sebuah
contoh yang jelas !
7. Berikan analisa saudara tentang analisa Manajemen Strategi dengan pendekatan Balance Score Card (BSC) !
Berikan sebuah contoh yang jelas !
8. Kemukakan oleh saudara langkah-langkah dalam proses Manajemen Strategi itu !
9. Kemukakan sebuah kasus Manajemen Strategi yang konkret dalam konteks Pemerintah Daerah (Provinsi dan
Kabupaten ). Berikan analisa saudara dengan benar !
10. Kemukakan sebuah kasus Manajemen Strategi yang konkret dalam konteks Pemerintah Pusat (Nasional ).
Berikan analisa saudara dengan benar !
Jawaban :
1. Hubungan Administrasi Publik dan Manajemen Strategi adalah
a. Dalam penerapan Adminstrasi Publik dan Manajemen Strategi tidak dapat dipisahkan hanya
kegiatannya yang dapat dibedakan
b. Administrasi Publik bersifat konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara menyeluruh
sedangkan Manajemen Strategi sebagai subkonsep yang bertugas melaksanakan semua kegiatan
untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat administrasi
c. Administrasi Publik lebih luas dari pada Manajemen Stategi karena Manajemen Strategi sebagai salah
satu unsur dan merupakan inti dari Administrasi Publik sebagai pelaksana yang bersifat operasional
melainkan mengatur tindakan-tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut “bawahan”
jadi dengan manajemen strategi administrasi publik akan mencapai tujuannya.
Contoh : Pemerintah Daerah Subang dapat mengalokasikan sumber daya manusia dan sumber daya
alam yang efektif dan efisien karena dapat menyusun manajemen strategi yang baik.
b. Alfred Chandler : Strategi sebagai penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang suatu perusahaan
dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu
c. Thomas L. Wheelen : Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang manajerial.
d. Alex Miller : Manajemen strategi adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu analisis
strategi, perumusan strategi dan implementasi strategi.
e. Fred R. David : Manajemen strategi adalah seni dan ilmu merumuskan, melaksanakan, dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan.
Kesimpulan :
Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar buatan manajemen tertinggi yang
diaplikasikan oleh semua anggota suatu oragnisasi demi terwujudnya tujuan organisasi.
4. Masalah Organisasi :
a. Alokasi sumber daya dan dana yang selalu terbatas dibandingkan dengan tujuan yang hendak dicapai.
b. Upaya memadukan nilai dan tujuan atau bahkan ambisi masing-masing individu sehingga selaras
dengan tujuan dan nilai yang dianut oleh perusahaan.
c. Identifikasi resiko yang mungkin terjadi, tingkat pertumbuhan yang masuk akal, dan kondisi
persaingan yang senyatanya;
d. Penciptaan lingkungan yang bagus antara seluruh tingkatan dan kelompok manajemen dalam
organisasi atau perusahaan.
Strategi SO : Menggunakan semua kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada
Strategi WO : Mengatasi semua kelemahan dengan memanfaatkan semua peluang yang ada
KEKUATAN Firma hukum konstruksi dengan anggota staf yang terlatih dalam bidang hukum dan teknik profesional
/ kontraktor umum.
-Karena masih memiliki sedikit karyawan sehingga dapat berubah dan beradaptasi dengan cepat.
KELEMAHAN
-Belum ada yang menjadi mediator sebelum atau melalui program pelatihan mediasi formal apa pun.
-Satu anggota staf telah menjadi bagian dari mediasi tetapi bukan sebagai pihak yang netral.
PELUANG
-Sebagian besar kontrak konstruksi komersial memerlukan mediasi. Meskipun ada ratusan mediator di pasar,
hanya beberapa yang memiliki pengalaman konstruksi yang sebenarnya. -Untuk perselisihan yang lebih kecil,
mediator tidak bekerja sebagai tim, hanya sebagai individu; Staf PT. GAP Konstruksi dapat menawarkan siapa pun
dengan keuntungan dari kelompok netral untuk mengevaluasi perselisihan
ANCAMAN
-Siapa pun dapat menjadi mediator, sehingga firma hukum konstruksi lainnya dapat membuka layanan mediasinya
sendiri juga.
-Kebanyakan klien potensial memiliki kesan negatif tentang mediasi, karena mereka merasa mediator tidak
memahami atau peduli untuk memahami masalah, dan bergegas untuk menyelesaikannya.
7. Balanced Score Card (BSC) merupakan konsep sitemik yang pada hakekatnya merupakan sintesis dari
sejumlah konsep manajemen kontemporer dalam menghadapi upaya meyakinkan menghadapi
keunggulan menghadapi persaingan yang semaki ketat dihadapi oleh organisasi Analisa manajemen
strategi dengan pendekatan Balance Score Card (BSC) : a. pengukuran kinerja yang komprehensif.
Pentingnya kesadaran akan keselarasan antara keberlanjutan lingkungan hidup dengan perkembangan
pembangunan tentu saja erat kaitannya dengan konsep penataan ruang yang semestinya. Keadaan ini juga
diperkuat dengan banyaknya pembangunan infrastruktur di Jakarta yang sedang berjalan dan secara langsung
memanfaatkan ruang Jakarta, diantaranya adalah pembangunan kereta api cepat milik PT KCIC dan pembangunan
jalur Light Rapid Transit (LRT) di sekitar kawasan ruas jalan tol. Namun pada prosesnya, pengembangan
infrastruktur ini justru menutup akses drainase ruang kota di wilayah DKI Jakarta[1] ditambah dengan semakin
gundulnya pohon-pohon yang seharusnya dapat menyerap genangan air sehingga intensitas banjir tidak terlalu
tinggi.
Penataan ruang kota di Jakarta, seharusnya mengacu pada tiga konsep utama penataan ruang yaitu perencanaan,
pemanfaatan hingga pengendalian pemanfaatan ruang yang pada praktiknya justru tidak berkesinambungan.
Padahal, konsep ini merupakan salah satu wujud guna mencapai pengelolaan ruang secara bijaksana, berdaya
guna dan berhasil guna,[2] hal ini juga yang seharusnya menjadi jalan keluar sekaligus tumpuan Pemerintah DKI
Jakarta dalam menyelenggarakan penataan ruang dan menyelesaikan permasalahan banjir. Pembuktian
ketidakselarasan antara konsep dan praktik penataan ruang kota di Jakarta semakin terlihat dengan bencana
banjir yang semakin tahun semakin meningkat kuantitas air menggenangnya. Ditambah lagi pemukiman padat
penduduk yang dibangun semakin marak menyebabkan banyak ruang yang manfaatkan tidak sesuai dengan
peruntukannya.
Lebih lanjut, penyebab lain banjir juga diprakarsai oleh perbedaan kebijakan dalam regulasi dan kurangnya
koordinasi antar pemangku kepentingan, baik Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta
sendiri dalam konsep keruangan. Pembuktian faktor ini dapat dibuktikan dalam hal pengeluaran Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mana menyatakan bahwa
PSN dapat menyesuaikan
Rencana Tata Ruang berupa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) ataupun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil apabila lokasi PSN tidak
memungkinkan untuk dipindahkan[3]. Padahal Jakarta sendiri telah memiliki RDTR, yang mana dokumen
tersebut digunakan sebagai acuan keseluruhan rencana pembangunan yang ada di wilayah Jakarta.
RDTR merupakan salah satu dokumen perencanaan yang menentukan pemanfaatan ruang suatu kawasan. Sebagai
amanat dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa setiap Rencana Rinci Tata
Ruang wajib disusun kembali secara terperinci sebagai Rencana Tata Ruang (RTR) kawasan tersebut yang disebut
dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang dengan fungsi sebagai perangkat operasional atas Rencana Rinci
Tata Ruang[4]. Pun hal tersebut telah dimiliki Jakarta melalui Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1
Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTR-PZ), yang mana hal ini juga sebagai
legitimasi dan acuan pengembangan kawasan perkotaan DKI Jakarta seharusnya yang dapat berjalan
berdampingan dalam segala aspek.
Buruknya penataan kawasan perkotaan DKI Jakarta tentu saja menjadi penyebab utama masalah banjir. Kesadaran
tersebut dapat diawali dengan penyelenggaraan penataan ruang yang mana meliputi kegiatan pengaturan
kawasan kota, pembinaan oleh Pemerintah DKI Jakarta, pelaksanaan kawasan kota yang sesuai peruntukannya
hingga pengawasan penataan ruang[5]. Dimana penyelenggaraan tersebut harus berangkat dari tiga konsep
penataan ruang yang menjadi kunci utama dalam membenahi sebagian wilayah banjir Jakarta. Diantaranya
tertutupnya saluran drainase yang disebabkan pembangunan yang buruk perencanaan kawasannya, pemanfaatan
ruang yang seharusnya sesuai dengan kebutuhannya seperti tidak membangun kawasan pemukiman di kawasan
ruang terbuka hijau, hingga pengendalian pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta
melalui pengawasan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Analisis : keruangan di Jakarta yang merupakan salah satu wajah dari konsep kewilayahan nusantara sebagai
gambaran kawasan perkotaan. Semestinya hal ini dapat berjalan berdampingan dengan pembangunan
berkelanjutan seperti halnya pengembangan infrastruktur yang seharusnya tidak berdampak pada bencana banjir
yang lebih dahsyat lagi, dengan mengutamakan konsep penataan ruang sebagai ujung tombak keberhasilan
keruangan yang terpadu. Bahwa penataan ruang kota yang baik dapat mengurangi pertambahan wilayah banjir
dengan tetap bisa melanjutkan pembangunan dengan prinsip lingkungan secara berkelanjutan.
10. Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, membeberkan beberapa kesalahan strategi pemerintah
dalam upaya mendorong pariwisata di Indonesia. Salah satunya yakni kebijakan dalam memberikan
bebas visa kunjungan hingga ke 169 negara. Memberlakukan bebas visa non reciprokalitas ke 169 negara
ini yang merugikan Indonesia. Di samping itu, kekurangan pemerintah juga tidak bisa menyentuh
pemgembangan sumber daya manusia (SDM) secara langsung di setiap daerah pengembangan
pariwisata, termasuk sepuluh unggulan destinasi dan lima destinasi super prioritas.