OLEH:
KELOMPOK 5
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan judul “Penanganan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)”.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan sebagai bahan pertimbangan perbaikan makalah ini.
Makassar,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Limbah B3
II.2 Klasifikasi dan Sumber Limbah B3
II.3 Teknologi Pengolahan Limbah B3
II.4 Akibat yang ditimbulkan Limbah B3 terhadap Manusia
II.5 Metode Penanganan Limbah B3
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Latar Belakang
Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah tangga,
perusahaan, kantor-kantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat
bahkan berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi
ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang disebut dengan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan masalah kecil
dan sepele, karena apabila limbah (B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap
sepele penanganannya, atau bahkan melakukan penanganan yang salah dalam
menangani limbah B3 tersebut, maka dampak dari Limbah B3 tersebut akan
semakin meluas, bahkan dampaknyapun akan sangat dirasakan bagi lingkungan
sekitar kita, dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada kehidupan
makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek ataupun
dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang.
Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan
terjadi,namun seperti kata pepatah Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati",
hal tersebut menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih
berupaya mencegah dampak dari limbah B3 tersebut. ketimbang menyaksikan
dampak dari limbah B3 tersebut telah terjadi dihadapan kita, dan kita semakin
sulit untuk menanggulanginya. Secara garis besar hal tersebut menjadi salah satu
patokan bagi kita bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab
kita bersama untuk menanggulanginya.khususnya pada masalah limbah (B3)
tersebut.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa definisi dari Limbah B3?
2. Bagaimana klasifikasi dan sumber B3?
3. Apa teknologi pengelolaan Limbah B3?
4. Apa akibat limbah B3 terhadap manusia?
5. Bagaimana metode penanganan Limbah B3?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi Limbah B3
2. Mengetahui Klasifikasi dan sumber Limbah B3
3. Mengetahui teknologi pengolahan Limbah B3
4. Mengetahui akibat Limbah B3 terhadap manusia
5. Mengetahui metode penanganan Limbah B3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 pengertian Limbah B3
Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA
(Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan
yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
gangguan pada kesehatan manusia. kerusakan properti dan atau lingkungan.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk bahayakan hidup lainnya. Mengingat penting dan
dampaknya Bahan Berbahaya dan Beracun bagi manusia, lingkungan, kesehatan,
dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Mengingat penting dan dampak Bah;an Berbahaya dan Beracun bagi
manusia,lingkungan,kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan pengolah;an
B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan, hingga
pembuangan Limbah B3.
c) De-wateringanddrying
De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur.
Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan
filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed, filter press,
centrifuge, vacuum filter, dan belt press.
d) Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa
proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air
oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3
umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.
2. Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/ stabilization juga
dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat
didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif)
dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan
sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif.
Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti
yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi
menjadi enam golongan, yaitu:
1) Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah
dibungkus dalam matriks struktur yang besar
2) Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi
bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat
mikroskopik
3) Precipitation
4) Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia
pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
5) Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan
menyerapkannya ke bahan padat
6) Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi
senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang
sama sekali
Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur
(CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah
metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai
solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkanKep-
03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam
teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah
hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan
solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya
memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak
kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun,
insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen
limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu,
insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi
(heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan
berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya
energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling
umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple
hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste
injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln
mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan
gas secara simultan.