190 374 1 SM
190 374 1 SM
Inka Dahlianah
E-Mail : inkadahlianah@yahoo.co.id
Dosen Tetap Fakultas MIPA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
ABSTRAK
Sampah merupakan persoalan yang ada di kota-kota besar, karena semakin tinggi kepadatan penduduk semakin
tinggi pula sampah atau limbah yang dihasilkan. Salah satu upaya untuk membantu mengatasi permasalahan
sampah adalah dengan melakukan upaya sampah daur ulang dengan proses pengomposan, selain mengurangi
sampah juga mengurangi volume sampah tapi bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan fisik tanah.
Pengomposan bisa dilakukan secara konvensional atau hasil fermentasi yang menggunakan bioaktivator yang
hasilnya adalah kompos, yang merupakan pupuk organik. Tujuan utama aplikasi pupuk kompos yaitu menyuplai
nutrient bagi tanaman dan memperbaiki sifat fisik tanah baik secara fisika kimia dan biologi. . Penggunaan
kompos sebagai sumber nutrisi tanaman, merupakan salah satu program bebas residu kimia untuk meningkatkan
produktivitas tanaman dan tanah.
10
KLOROFIL X - 1 : 10 – 13, Juni 2015 ISSN 2085-9600
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik berat, suhu kompos mendekati suhu udara, bau
mengalami penguraian secara biologis oleh mikroba seperti tanah.
seperti bakteri, jamur yang memanfaatkan bahan Pengomposan secara aerobik paling banyak
organic sebagai sumber energi.Masalah sampah digunakan, karena mudah dan murah
khususnya di kota-kota diseluruh Indonesia sekarang untukdilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol
ini telah menjadi suatu suatu hal yang pelik, karena proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan
sampah dapat menjadi permasalahan sosial dan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu
perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak, tidak sendiri dengan bantuan udara.Sedangkan
terkecuali masyarakat pinggiran kota yang sering kali pengomposan secara anaerobik memanfaatkan
dijadikan tempat penampungan sampah, tempat mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara
pembuangan akhir yang disingkat tpa ( Mutaqin, et dalam mendegradasi bahan organik. Artinya
al, 2010). pengomposan dengan menggunakan bioaktivator
Solusi pemecahan dengan mengarah pada seperti EM4 adalahtermasuk pengomposan secara
pemanfaatan hasil teknologi, seperti EM4, sebagai anaerobik karena membutuhkan
upaya menciptakan keadaan lingkungan yang sehat, mikroorganisme.Bahan baku pengomposan adalah
nyaman karena tidak ada polusi bau sampah dan semua material organ yang mengandung karbon dan
sekaligus memberi keuntungan dilihat dari sisi nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan,
ekonomis. Salah satu cara pengolahan sampah yaitu sampah kota, lumpur cair dan limbah
dengan cara pengomposan dengan menggunakan industri pertanian.
bio-aktivator. Menurut sudrajat, 2007 bahwa Pengomposan ini merupakan salah satu upaya
perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang untuk meminimalisasii sampah dengan menerapkan
semakin pesat di daerah perkotaan mengakibatkan prinsip mengurangi (reduce), memanfaatkan kembali
daerah pemukiman semakin luas dan padat. (reuse), dan mendaur ulang (recycle), yang dimulai
Peningkatan aktivitas, menyebabkan bertambahnya dari sumbernya (Setiawan, 2001). Pengomposan
sampah. Faktor yang mempengaruhi proses merupakan suatu metode untuk mengkonversikan
pengomposan antara lain 1. Rasio C/N yaitu rasio bahan-bahan organik menjadi bahan yang lebih
C/N yang efektif untuk proses pengomposan sederhana dengan menggunakan aktivitas mikroba
berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Ratio C/N (Hadiwiyono, 1983). Pada dasarnya pengomposan
merupakan faktor kimia pembentuk kecepatan adalah dekomposisi dengan menggunakan aktivitas
dekomposisi dan mineralisasi nitrogen. Penyebab mikroba, oleh karena itu kecepatan dekomposisi dan
pembusukan pada bahan organik diakibatkan kualitas kompos tergantung pada keadaan dan jenis
adanya karbon dan nitrogen. Rasio C/N digunakan mikroba yang aktif selama proses pengomposan.
unyuk mendapatkan degradasi biologis dan bahan- Penguraian secara alami memerlukan waktu yang
bahan organik yaitu sampah tersebut baik atau tidak cukup lama sampai terbentuknya kompos.
untuk dijadikan kompos, serta menun jukkan
kematangan kompos. 2. Temperatur atau suhu yaitu
panas yang dihasilkan dari aktivitas mikroba. 3. pH III. BIOAKTIVATOR
yaitu dalam proses pemgomposan dapat terjadi pada
kisaran yang tinggi 6,5 – 75 dan antara 6.8 – 7.4. 4. Bioaktivator bukanlah pupuk, melainkan bahan
Ukuran partikel yaitu aktivitas mikroba berada antara yang mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme
permukaan area dan udara. Mikroba memerlukan yang terkandung dalam bioaktivator seperti asam
kontak pada permukaan yang luas. Aerasi yaitu lactad (lactobacillus), bakteri penghancur
pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi (decomposer), yeast,spora, jamur, serta bkteri yang
yang cukup oksigen. 6. Porositas yaitu ruang menguntungkan misalnya bakteri yang terdapat
diantara partikel didalam tumpukan kompos. 7. padatanaman kacang-kacangan yaitu bakteri
Kelembaban memegang peran yang sangat penting penambat N, dan sebagainya. Larutan EM4 (effective
dalam proses metabolism mikroba dan secara tidak microorganism 4) ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo
langsung berpengaruh pada suplay oksigen. 8. Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang. Kemudian
Kandungan hara. Kandungan hara P dan K penting penerapannya di Indonesia banyak dibantu oleh Ir.
dalam proses pengomposan. 9. Mengandung bahan Gede Ngurah Wididana, M.Sc. Keunggulan dari
berbahaya. Beberapa bahan organik mungkin larutan EM4 adalah selain dapat mempercepat
mengandung bahan-bahan berbahaya bagi proses pengomposan, penambahan EM4 juga
kehidupan mikroba. Contohnya lagam berat seperti terbukti dapat menghilangkan bau yang timbul
Mg, Zn, Cu dansebagainya. 10. Jumlah selama proses pengomposan bila berlangsung
mikroorganisme. Pengomposan biasa bekerja karena dengan baik.
ada bakteri, fungi, actinomycetes, dan protozoa. 11. Fungsi bioaktivator yaitu memfermentasi
Lama pengomposan yaitu pengomposan tergantung sampah organik, meningkatkan kualitas bahan
pada karakteristik bahan yang dikomposkan, metode organik sebagai pupuk, memperbaiki kualitas tanah,
pengomposan yang digunakan dan dengan atau dan penghasil energi. Mikroorganisme yang terdapat
tanpa bioaktivator. Tanda-tanda Pupuk kompos siap dalam bioaktivator secara genetik bersifat alami dan
pakai strukturnya sudah hancur, penyusutan berat, bukan rekayasa. Kompos yang dihasikan dengan
suhu kompos mendekati suhu udara, bau seperti menggunakan bioaktivator lebih ramah lingkungan
tanah. dan berkelanjutan, berbeda dengan pupuk anorganik
Tanda –tanda pupuk kompos siap pakai yang berasal dari zat-zat kimia.
diantaranya struktur sudah hancur, penyusutan
11
KLOROFIL X - 1 : 10 – 13, Juni 2015 ISSN 2085-9600
Bioaktivator adalah bahan yang dapat Kompos sangat berpotensi untuk
dimanfaatkan antara lain dalam pembuatan pupuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah
organik, pembuatan hormon alami, pembuatan sampah organik yang dibuang ke tempat
biogas, dan lain sebagainya. Menurut Hermawan pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya
(2011) bahwa bioaktivator merupakan larutan yang polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara. Ini
mengandung mikroorganisme lokal yang bisa dibuat terlihat bahwa potensi untuk mengolah sampah
dari sampah rumah tangga. organik menjadi pupuk organik demi kelestarian
Bioaktivator yang dipergunakan untuk lingkungan dan kesejahteraan masyarakat harus
mempercepat pengomposan selain EM4, bisa juga dilaksanakan.Kompos merupakan salah satu pupuk
dibuat dari,kotoran sapi, kotoran ayam, nasi basi, organik, karena itu tanpa pupuk organik, efisiensi dan
sampah rumah, sampah dapur, dan tape singkong, efektivitas penyerapan unsur hara tanaman pada
Ampas tahu dan sebagainya, yang mengandung tanah tidak akan berjalan lancar, dan efektivitas
mikroorganisme lokal. Bioaktivator memiliki penyerapan unsur hara sangat dipengaruhi olek
kelebihan, diantaranya mempercepat proses kadar bahan organik dalam tanah.
pengomposan, menghilangkan bau dari sampah,
menyuburkan tanah, starter untuk membuat pupuk
cair. V. PENUTUP
13