Anda di halaman 1dari 9

Nama : Fathika Medinna Giantoni

NIM : 195020307111049

Kelas : CC Pengauditan 1

Tugas Resume Bab 10

Auditing The Revenue Process


Revenue Recognition

Pendapatan harus diakui sesuai dengan GAAP agar auditor dapat mengeluarkan pendapat
wajar tanpa pengecualian. Pernyataan FASB Konsep Akuntansi Keuangan No 6, "Elemen Laporan
Keuangan," mendefinisikan pendapatan sebagai: arus masuk atau peningkatan lain dari aset
suatu entitas atau penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral
entitas. Pendapatan didefinisikan sebagai arus masuk atau peningkatan lain dari aset suatu
entitas atau penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral
entitas. Transaksi yang menghasilkan pendapatan biasanya terdiri dari penjualan barang atau
penyerahan jasa. Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu
entitas atau pelunasan piutang utang (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama.
Pengakuan dan pengukuran laporan laporan keuangan pada perusahaan bisnis, mensyaratkan
bahwa sebelum pendapatan diakui (dicatat), pendapatan terlebih dahulu direalisasikan dan
dihasilkan. Pendapatan direalisasikan bila barang atau jasa ditukar dengan kas, kesanggupan
untuk membayar kas, atau aktiva lain yang dapat dipertukarkan dengan kas. Transaksi yang
menghasilkan pendapatan biasanya terdiri dari penjualan barang atau penyerahan jasa.
Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu entitas atau
pelunasan piutang utang (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau pembuatan
barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama. Pengakuan dan
pengukuran laporan laporan keuangan pada perusahaan bisnis, mensyaratkan bahwa sebelum
pendapatan diakui (dicatat), pendapatan terlebih dahulu direalisasikan dan dihasilkan.
Pendapatan direalisasikan bila barang atau jasa ditukar dengan kas, kesanggupan untuk
membayar kas, atau aktiva lain yang dapat dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dihasilkan bila
entitas secara substansial telah menyelesaikan proses pendapatan, yang pada umumnya berarti
bahwa barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan. Beberapa kriteria untuk pengakuan
pendapatan yaitu:

1. Bukti meyakinkan bahwa terdapat suatu perjanjian.


2. Pengiriman telah dilakukan atau jasa telah diberikan
3. Harga jual sudah pasti atau dapat ditentukan
4. Kolektibilitas dapat dijamin dengan memadai.

Standar audit tentang kecurangan mensyaratkan bahwa auditor seharusnya telah menduga
sebelumnya bahwa terdapat risiko salah saji material yang disebabkan kecurangan atas
pengakuan pendapatan. Auditor harus waspada atas persoalan-persoalan berikut sehubungan
dengan pengakuan pendapatan, antara lain:

 Perjanjian sampingan adalah perjanjian yang digunkana untuk mengubah persyaratan


dan kondisi penjualan yang telah dicatat agar dapat membujuk pelanggan untuk
menerima pengiriman barang dan jasa.
 Penumpukkan saluran distribusi adalah praktek pemasaran yang kadang-kadang
digunakan pemasok untuk mendorong penjualan dengan cara membujuk distributor
untuk membeli lebih banyak persediaan daripada yang dapat mereka jual dengan cepat.

Jenis-jenis Transaksi dan akun laporan keuangan yang terpengaruh

Tiga jenis transaksi yang khususnya terdapat dalam proses pendapatan adalah:
 Penjualan barang atau penyerahan jasa secara tunai atau kredit
 Penerimaan kas dari pelanggan sebagai pembayaran atas barang dan jasa
 Pengembalian barang oleh pelanggan secara kredit atau tunai
 Pada beberapa entitas, jenis transaksi lain yang dapat terjadi sebagai bagian dari proses
pendapatan adalah penjualan barang sisa, penjualan internal perusahaan, dan penjualan
kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa.

Jenis-jenis dokumen dan catatan

Dokumen dan catatan yang terdapat dalam proses pendapatan:

• Pesanan penjualan pelanggan (customer sales order)


• Formulir persetujuan kredit (credit approval form)
• Laporan pesanan yang belum terselesaikan ( open-order report)
• Dokumen pengiriman (shipping document)
• Faktur penjualan (sales invoive)
• Jurnal penjualan ( sales journal)
• Laporan transaksi pelanggan (customer statement)
• Buku besar pembantu piutang usaha (account receivable subsidiary ledger)
• Neraca saldo umur piutang usaha ( aged trial balance of account receivable)
• Nota pembayaran (remittance advice)
• Jurnal penerimaan kas (cash receipt journals)
• Memorendum kredit ( credit memorandum)
• Otorisasi penghapusan (write-off authorization)

Inherent Risk Assessment

Empat faktor risiko bawaan yang dapat mempengaruhi proses pendapatan adalah:

1. Faktor terkait industri.


2. Kompleksitas dan perdebatan masalah pengakuan pendapatan.
3. Sulitnya mengaudit transaksi dan saldo akun.
4. Salah saji yang terdeteksi dalam audit sebelumnya

Control Activities and Tests of Controls – Sales Returns and Allowances

Retur dan potongan penjualan biasanya bukan merupakan jumlah material dalam laporan
keuangan. Namun, nota kredit yang digunakan untuk memproses retur penjualan juga dapat
digunakan untuk menutupi pengiriman barang yang tidak sah atau menyembunyikan
penyalahgunaan uang tunai. Akibatnya, semua nota kredit harus diotorisasi dengan benar.

Substantive Analytical Procedures

Rasio yang digunakan untuk tujuan perbandingan

1. Perputaran piutang dan hari beredar meliputi: dalam piutang.


2. Kategori penuaan pada umur neraca saldo piutang.
3. Beban piutang tak tertagih sebagai persentase dari pendapatan.
4. Penyisihan piutang tak tertagih sebagai persentase dari piutang atau penjualan kredit.
5. Saldo rekening nasabah besar dibandingkan periode sebelumnya.

Fungsi – fungsi utama

Tujuan pokok proses pendapatan adalah menjual barang atau jasa yang dihasilkan entitas
dengan harga dan persyaratan yang konsisten dengan kebijakan perusahaan.

a) Pesanan Pesanan (Order Entry), Fungsi pertama pada proses pendapatan adalah
memasukkan pesanan penjualan baru ke dalam system. Penjualan barang atau jasa harus
konsisten dengan criteria otorisasi manajemen sebelum di catat dalam proses
pendapatan.
b) Otorisasi kredit (credit Authorization), Fungsi otorisasi kredit adalah menetapkan
apakah pelanggan memiliki kemampuan untuk membayar barang atau jasa. Kelalaian
untuk melaksanakan fungsi ini secara memadai dapat menyebabkan kerugian piutang
tak tertagih.
c) Pengiriman (Shipping), Tanpa otorisasi yang pantas, barang seharusnya tidak dikirimkan
atau jasa seharusnya tidak diberikan.
d) Penagihan (Billing), Tanggung jawab utama dari fungsi penagihan adalah memastikan
bahwa seluruh barang yang telah dikirimkan dan jasa yang telah diberikan di tagih
dengan harga dan persyaratan yang sudah di otorisasi. Pengendalian kunci di sini adalah
bahwa memorandum kredit tidak akan diterbitkan kecuali barang telah dikembalikan.
Dokumen penerimaan juga harus diterbitkan terelebih dahulu oleh departemen
penerimaan yang menyatakan bahwa barang yang dikembalikan telah diterima.
e) Penerimaan Kas ( Cash Receipts), Fungsi penagihan harus memastikan bahwa seluruh
penerimaan kas telah diindentifikasi dengan pantas dan dengan segera di setor secara
utuh ke Bank. Banyak perusahaan menggunakan system lockbox, dimana pembayaran
dari pelanggan di kirim langsung ke bank entitas. Bank kemudian mengirimkan arsip
transaksi penerimaan kas dan nota pembayaran kepada entitas. Pada situasi di mana
pembayaran dikirim langsung ke entitas, cek harus disahkan oleh pihak yang memiliki
otorisasi dan sebuah “preslisting” atau daftar pengendalian dibuat. Seluruh cek harus
disetorkan secara harian.
f) Piutang Usaha ( Account Receivable), Fungsi piutang usaha bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa seluruh tagihan, penyesuaian, dan penerimaan kas telah di catat
dengan benar pada catatan piutang pelanggan.
g) Buku Besar (General Ledger), Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan
proses pendapatan adalah untuk memastikan bahwa seluruh pendapatan, penagihan dan
piutang telah diakumulasikan, diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat.

Pemisahan Tugas Kunci

Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas
yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi –fungsi pencatatan
pesanan, kredit, pengiriman, atau penagihan tidak boleh memiliki akses ke catatan piutang
usaha, buku besar, atau kegiatan penerimaan kas.

Penentuan Risiko Bawaan


Pada saat memeriksa proses pendapatan, auditor harus memperrtimbangkan faktor risiko
bawaan yang dapat mempengaruhi baik transaksi pendapatan maupun penerimaan kas dan akun
laporan keuangan yang dipengaruhi oleh kedua transaksi tersebut. Keempat faktor risiko bawaan
yang dapat mempengaruhi proses pendapatan yaitu:
• Faktor-faktor yang terkait dengan industri.
• Kompleksitas dan perdebatan atas persoalan pengakuan pendapatan.
• Kesulitan audit atas transaksi dan saldo akun.
• Salah saji yang terdeteksi dalam audit periode sebelumnya.
Faktor-faktor yang terkait dengan industri.

Faktor-faktor seperti profitabilitas dan kesehatan industri di mana perusahaan beroperasi,


tingkat kompetensi dalam industri, dan tingkat perubahan teknologi industri mempengaruhi
potensi salah-saji dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, jika industri mengalami penurunan
permintaan atas produk, entitas dapat menghadapi penurunan volume penjualan yang dapat
menyebabkan kerugian operasi dan arus kas yang rendah. Sama halnya, kompetisi dalam industri
dapat mempengaruhi kebijakan penetapan harga entitas, persyaratan kredit, dan garansi produk.
Jika factor yang terkait dengan industri seperti di atas ada, maka manajemen bisa terlibat dalam
kegiatan yang menimbulkan salah saji.

Kompleksitas dan Perdebatan atas Persoalan Pengakuan Pendapatan.

Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah besar karena
pendapatan diakui pada saat produk dikirimkan atau jasa diberikan. Akan tetapi, pada beberapa
entitas pengakuan pendapatan dapat melibatkan perhitungan yang kompleks. Sebagai contoh
adalah pengakuan pendapatan atas perjanjian konstruksi jangka panjang, perjanjian jasa jangka
panjang, perjanjian sewa, dan penjualan cicilan. Dapat terjadi perselisihan antara manajemen
dan auditor kapan pendapatan, beban, dan keuntungan terkait harus diakui. Dalam keadaan
seperti ini, auditor harus menentukan risiko bahwa terdapat salah saji material sebagai tinggi.

Kesulitan Audit atas transaksi dan saldo akun.

Akun-akun yang sulit untuk diaudit dapat menjadi masalah risiko bawaan bagi auditor. Di
samping itu persoalan pengakuan pendapatan seperti yang telah dibahas sebelumnya,
penyisihan atas piutang tak tertagih dapat menjadi sulit untuk diaudit karena subjektivitas dalam
penetapan nilainya.

Salah-saji yang terdeteksi dalam audit periode sebelumnya.

Keberadaan salag saji dalam audit periode sebelumnya merupakan indicator yang baik
bahwa akan terdapat salah saji dalam audit periode berjalan.

Penentuan Risiko Pengendalian

Penentuan resiko pengendalian adalah proses evaluasi efektifitas desain dan operasi
pengendalian intern entitas dalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material
dalam laporan keuangan. Tahap-tahap penentuan risiko pengendalian adalah:

1. Pertimbangan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas pengendalian intern.


2. Lakukan identifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi entitas.
3. Lakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi
salah saji.
4. Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan untuk
menentukan efektifitas desain dan operasi pengendalian intern.
5. Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian.

Prosedur Pengendalian dan Pengujian Pengendalian Transaksi Pendapatan

Proses Pengambilan keputusan oleh auditor untuk perencanaan dan pelaksanaan pengujian
pengendalian termasuk mempertimbangkan asersi dan kemungkinan salah saji yang dapat
terjadi jika pengendalian internal tidak beroperasi secara efektif. Auditor mengevaluasi system
akuntansi klien untuk menetapkan pengendalian yang dapat mencegah atau mendeteksi salah
saji tersebut. Jika Pengendalian ada dan auditor memutuskan untuk mengandalkannya,
pengendalian tersebut harus diuji untuk mengevaluasi efektivitasnya. Sebagai contoh, misalkan
evaluasi auditor atas proses pendapatan perusahaan menunjukkan bahwa laporan bulanan
dikirimkan ke pelanggan oleh departemen piutang usaha sedangkan keluhan ditangani oleh
departemen penagihan. Pengendalian ini dimaksudkan untuk mencegah dicatatnya transaksi
penjualan fiktif. Auditor dapat me-review dan menguji prosedur klien atas pengiriman laporan
bulanan dan penanganan keluhan. Pemilihan atas jenis pengujian pengendalian yang sesuai
untuk suatu asersi ditentukan oleh:

• Volume transaksi atau data


• Sifat atau kompleksitas system yang digunakan perusahaan untuk menproses dan
mengendalikan informasi
• Sifat ketersediaan bukti, termasuk bukti audit dalam bentuk elektronik.

Audit Piutang Usaha dan Akun Terkait, Prosedur Analitis, Substantif, Konfirmasi Piutang, dan
Prosedur Alternatif

Audit Piutang Usaha

Piutang kepada para pelanggan yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit dan
rekening kontra yang bersangkutan yaitu cadangan kerugian piutang. Perlu diingat bahwa
dengan mengaudit piutang, auditor sekaligus juga akan mengaudit penjualan yang
bersangkutan. Penjualan yang kemungkinan besar akan menjadi salah saji potensial adalah
penjualan yang tidak dapat diterima pembayarannya. Dalam mengaudit piutang usaha, auditor
pertama-tama harus menetapkan tingkat risiko pengujian detil yang bias diterima untuk setiap
asersi yang bersangkutan secara signifikan. Penetapan risiko pengendalian untuk asersi piutang
usaha tergantung pada penetapan risiko pengendalian untuk kelompok transaksi tersebut yang
berkaitan (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan) yang berpengaruh
terhadap saldo rekening piutang.

Perancangan Pengujian Substantif


1. Prosedur Awal. Setiap pengujian audit selalu diawali dengan langkah-langkah untuk
mendapatkan pemahaman mengenai bisnis dan bidang usaha klien. Perlu dipahami
tentang kebijakan pengakuian pendapatan serta pemicu-pemicu ekonomi pada
perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan laba kotor. Auditor juga harus
memahami standar termin perdagangan, pengalaman klien dlaam pengumpulan piutang,
aspek musiman pada bidang usaha yang bersangkutan, dan luasnya konsentrasi bisnis
dengan pelanggan tertentu. Salah satu prosedur awal yang penting dalam memeriksa
piutang usaha dan rekening cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah
melakukan penelusuran saldo awal tahun yang diperiksa ke saldo akhir per audit dalam
kertas kerja tahun lalu (jika tahun lalu diaudit). Selain itu, pada tahap ini auditor juga
harus meminta daftar piutang atau biasa disebut daftar saldo piutang usaha.
2. Prosedur Analitis. Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk
memperkirakan besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan
penjualan, dan laba kotor perusahaan. Prosedur analitis dilaksanakan pada tahapan
terakhir penyelesaian penugasan untuk mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang
dievaluasi dalam pengujian detil konsisten dengan gambaran menyeluruh yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
3. Pengujian Detail Transaksi. Pencocokan Piutang di Pembukuan ke Dokumen
Pendukungnya File rekening-rekening pelanggan yang diselelnggarakan klien seharusnya
berisi dokumen-dokumen seperti order dari pembeli, order penjualan, dokumen
pengiriman, faktur penjualan, memo kredit, dan korespondensi.
4. Pengujian Pisah Batas Penjualan dan Retur Penjualan. Pengujian pisah batas penjualan
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bukti yang layak bahwa (1) penjualan dan
piutang usa dicatat pada periode akuntansi yang sesuai dengan periode terjadinya
transaksi, dan (2) ayat-ayat jornal untuk persediaan dan harga pokok penjualan yang
bersangkutan dibuat pada periode yang sama. Penjualan harus dicatat pada periode
terjadinya perpindahan hak kepemilikan barang ke pembeli. Jira barang dikirim dari
gudang berdasarkan FOB Shipping point, hak milik barang berpindah ke pembeli pada
tanggal pengiriman. Apabila termin penjualannya FOB destination, hak milik atas barang
belum berpindah sampai pembeli menerima barang. Pengujian pisah batas penjualan
dibuat per tanggal neraca. Pengujian pisah batas penjualan menghasilkan mengenai
asersi keberadaan atau keterjadian dan kelengkapan untuk piutang usaha dan penjualan.
Hal yang sama terjadi pula pada pengujian pisah batas retur penjualan dan terutama
ditujukan untuk mencermati kemungkinan terjadinya retur sebelumnya akhir tahun
tetapi pencatatannya baru dilakukan pada tahun buku berikutnya, sehingga terjadi lebih
saji pada penjualan dan piutang.
5. Pengujian Pisah Batas Penerimaan Kas. Pengujian pisah batas penerimaan kas
dirancang dengan maksud untuk mendapatkan jaminan yang layak bahwa penerimaan
kas telah
dicatat pada periode akuntansi terjaidnya penerimaan. Pisah batas yang tepat pada
tanggal neraca penting artinya baik bagi kas maupun bagi piutang usaha.
6. Pengujian Detil Saldo. Konfirmasi Piutang. Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi
tertulis secara langsung antara masing-masing debitar dengan auditor. Prosedur Audit
Berlaku Umum. Konfirmasi atas putang usaha merupakan prosedur audit yang berlaku
umum. SA 330.04 (PSA No. 07) menyatakan bahwa pada umumnya dianggap bahwa bukti
yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti audit. Yang bermutu lebih tinggi
lepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam satuan usaha yang
di audit.. Bentuk Konfirmasi. Ada dua bentuk konfirmasi, yakni:
1) konfirmasi positif, yaitu konfirmasi yang meminta debitur untuk memberi jawaban,
baik jika jumlah yang tercantum dalam konfirmasi itu disetujui atau tidak disetujui
oleh debitur
2) konfirmasi negatif, yaitu konfirmasi yang meminta debitur untuk memberi jawaban,
hanya apabila jumlah yang tercantum dalam konfirmasi tidak disetujui.
Saat dan Banyaknya Permintaan Konfirmasi. Banyaknya permintaan konfiramsi atau
ukuran sampel, berbanging terbalik dengan salah satu dari faktor-faktor berikut:
1) tingkat risiko deteksi bisa diterima (untuk pengujian detil) untuk asersi-asersi yang
diperiksa,
2) banyaknya pengujian substantitf lain yang digunakan untuk mencapai tingkat risiko
deteksi tersebut,
3) salah saji bisa ditoleransi untuk piutang usaha. Penggunaan konfirmasi negatif
memerlukan ukuran sampel yang lebih besar dibandingkan dengan konfirmasi positif.
Pengawasan atas Permintaan Konfirmasi. Auditor harus mengawasi semua tahapan
dalam proses konfirmasi. Auditor bisa saja meminta bantuan klien untuk menyiapkan
permintaan konfirmasi sepanjang pengawasan di atas dapat dilakukan auditor.
Penyelesaian Perbedaan. Saldo dalam jawaban konfiramsi mungkin berbeda dengan
jawaban menurut pembukuan klien. Semua perbedaan harus diselidiki oleh auditor dan
penyelesaiannya harus ditunjukkan dalam kertas kerja. Prosedur Alternatif untuk
Konfirmasi yang Tidak Dijawab. Apabila konfirmasi yang dikirim ke debitur masih juga
tidak memperoleh jawaban, walaupun sudah diulang dua tiga kali, auditor biasanya akan
menerapkan prosedur alternatif SA 330.31 menyatakan bahwa prosedur ini bisa
ditiadakan apabila terdapat dua kondisi berikut:
1. Jika auditor tidak mengidentifikasi adanya fkator-faktor kualitatif yang tidak biasa
atau adanya karakteristik sistematik yang bersangkutan dengan informasi yang
diperoleh jawabannya, misalnya semua jawaban tidak diterima bersangkutan
dengan transaksi akhir tahun.
2. Jika pengujian terhadap jumlah lebih saji (overstatement), jawaban yang tidak
diterima secara keseluruhan, bila diproyeksikan sebagai 100% salah saji ke populasi
dan ditambah dengan jumlah semua perbedaan lain yang disesuaikan, tidak akan
berdampak terhadap keputusan auditor mengenai apabila laporan keuangan salah
saji secara material.
Memeriksa Penerimaan Kas pada Periode Berikutnya. Bukti tentang keberadaan dan
kolektibilitas adalah penerimaan pembayaran dari debitur. Adanya bukti bahwa debitur
klien telah melakukan pembayaran atas kewajiban yang ada pada tanggal neraca
menguatkan keberadaan dan kolektibilitas rekening piutang. Melakukan Pencocokan ke
Dokumen Pendukung untuk Saldo Akhir Piutang. Satu-satunya perbedaan ialah bahwa
prosedur ini hanya dilakukan atas saldo-saldo rekening yang membentuk saldo akhir
piutang per tanggal konfirmasi yang tidak memberi jawaban atas pemintaan konfirmasi.
Meringkas dan Mengevaluasi Hasil. Kertas kerja auditor harus berisi ringkasan hasil
jawaban konfirmasi. Penerapan Bukti Konfirmasi Pada Asersi-Asersi. Konfirmasi piutang
usaha merupakan sumber bukti utama untuk asersi-asersi keberadaan atau keterjadian.
Jawaban debitur atas konfirmasi pada hakekatnya juga merupakan pengakuan utang oleh
debitur.
7. Mengevaluasi Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang. Cadangan kerugian piutang
merupakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen dengan menggunakan
pertimbangan obyektif maupun subyektif yang pada dasanya merupakan taksiran piutang
usaha yang tidak akan dapat ditagih di masa datang. Salah satu aspek penting dalam
menilai pengalaman masa lalu klien adalah menggunakan pengalaman di waktu lampau
untuk menilai estimasi cadangan di waktu lalu serta pengalaman kemudian dalam
penerimaan yang ada pada saat estimasi dibuat. Apabila pengendalian klien cukup dalam
hal:
a) pemberian persetujuan kredit,
b) penghapusan piutang, maka bukti yang diperlukan untuk peneriapan ini lebih sedikit
jika dibandingkan dengan apabila pengendaliannya lemah.

Anda mungkin juga menyukai