NIM : 195020307111049
Kelas : CC Pengauditan 1
Pendapatan harus diakui sesuai dengan GAAP agar auditor dapat mengeluarkan pendapat
wajar tanpa pengecualian. Pernyataan FASB Konsep Akuntansi Keuangan No 6, "Elemen Laporan
Keuangan," mendefinisikan pendapatan sebagai: arus masuk atau peningkatan lain dari aset
suatu entitas atau penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral
entitas. Pendapatan didefinisikan sebagai arus masuk atau peningkatan lain dari aset suatu
entitas atau penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral
entitas. Transaksi yang menghasilkan pendapatan biasanya terdiri dari penjualan barang atau
penyerahan jasa. Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu
entitas atau pelunasan piutang utang (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama.
Pengakuan dan pengukuran laporan laporan keuangan pada perusahaan bisnis, mensyaratkan
bahwa sebelum pendapatan diakui (dicatat), pendapatan terlebih dahulu direalisasikan dan
dihasilkan. Pendapatan direalisasikan bila barang atau jasa ditukar dengan kas, kesanggupan
untuk membayar kas, atau aktiva lain yang dapat dipertukarkan dengan kas. Transaksi yang
menghasilkan pendapatan biasanya terdiri dari penjualan barang atau penyerahan jasa.
Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu entitas atau
pelunasan piutang utang (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau pembuatan
barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama. Pengakuan dan
pengukuran laporan laporan keuangan pada perusahaan bisnis, mensyaratkan bahwa sebelum
pendapatan diakui (dicatat), pendapatan terlebih dahulu direalisasikan dan dihasilkan.
Pendapatan direalisasikan bila barang atau jasa ditukar dengan kas, kesanggupan untuk
membayar kas, atau aktiva lain yang dapat dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dihasilkan bila
entitas secara substansial telah menyelesaikan proses pendapatan, yang pada umumnya berarti
bahwa barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan. Beberapa kriteria untuk pengakuan
pendapatan yaitu:
Standar audit tentang kecurangan mensyaratkan bahwa auditor seharusnya telah menduga
sebelumnya bahwa terdapat risiko salah saji material yang disebabkan kecurangan atas
pengakuan pendapatan. Auditor harus waspada atas persoalan-persoalan berikut sehubungan
dengan pengakuan pendapatan, antara lain:
Tiga jenis transaksi yang khususnya terdapat dalam proses pendapatan adalah:
Penjualan barang atau penyerahan jasa secara tunai atau kredit
Penerimaan kas dari pelanggan sebagai pembayaran atas barang dan jasa
Pengembalian barang oleh pelanggan secara kredit atau tunai
Pada beberapa entitas, jenis transaksi lain yang dapat terjadi sebagai bagian dari proses
pendapatan adalah penjualan barang sisa, penjualan internal perusahaan, dan penjualan
kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Empat faktor risiko bawaan yang dapat mempengaruhi proses pendapatan adalah:
Retur dan potongan penjualan biasanya bukan merupakan jumlah material dalam laporan
keuangan. Namun, nota kredit yang digunakan untuk memproses retur penjualan juga dapat
digunakan untuk menutupi pengiriman barang yang tidak sah atau menyembunyikan
penyalahgunaan uang tunai. Akibatnya, semua nota kredit harus diotorisasi dengan benar.
Tujuan pokok proses pendapatan adalah menjual barang atau jasa yang dihasilkan entitas
dengan harga dan persyaratan yang konsisten dengan kebijakan perusahaan.
a) Pesanan Pesanan (Order Entry), Fungsi pertama pada proses pendapatan adalah
memasukkan pesanan penjualan baru ke dalam system. Penjualan barang atau jasa harus
konsisten dengan criteria otorisasi manajemen sebelum di catat dalam proses
pendapatan.
b) Otorisasi kredit (credit Authorization), Fungsi otorisasi kredit adalah menetapkan
apakah pelanggan memiliki kemampuan untuk membayar barang atau jasa. Kelalaian
untuk melaksanakan fungsi ini secara memadai dapat menyebabkan kerugian piutang
tak tertagih.
c) Pengiriman (Shipping), Tanpa otorisasi yang pantas, barang seharusnya tidak dikirimkan
atau jasa seharusnya tidak diberikan.
d) Penagihan (Billing), Tanggung jawab utama dari fungsi penagihan adalah memastikan
bahwa seluruh barang yang telah dikirimkan dan jasa yang telah diberikan di tagih
dengan harga dan persyaratan yang sudah di otorisasi. Pengendalian kunci di sini adalah
bahwa memorandum kredit tidak akan diterbitkan kecuali barang telah dikembalikan.
Dokumen penerimaan juga harus diterbitkan terelebih dahulu oleh departemen
penerimaan yang menyatakan bahwa barang yang dikembalikan telah diterima.
e) Penerimaan Kas ( Cash Receipts), Fungsi penagihan harus memastikan bahwa seluruh
penerimaan kas telah diindentifikasi dengan pantas dan dengan segera di setor secara
utuh ke Bank. Banyak perusahaan menggunakan system lockbox, dimana pembayaran
dari pelanggan di kirim langsung ke bank entitas. Bank kemudian mengirimkan arsip
transaksi penerimaan kas dan nota pembayaran kepada entitas. Pada situasi di mana
pembayaran dikirim langsung ke entitas, cek harus disahkan oleh pihak yang memiliki
otorisasi dan sebuah “preslisting” atau daftar pengendalian dibuat. Seluruh cek harus
disetorkan secara harian.
f) Piutang Usaha ( Account Receivable), Fungsi piutang usaha bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa seluruh tagihan, penyesuaian, dan penerimaan kas telah di catat
dengan benar pada catatan piutang pelanggan.
g) Buku Besar (General Ledger), Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan
proses pendapatan adalah untuk memastikan bahwa seluruh pendapatan, penagihan dan
piutang telah diakumulasikan, diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat.
Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas
yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi –fungsi pencatatan
pesanan, kredit, pengiriman, atau penagihan tidak boleh memiliki akses ke catatan piutang
usaha, buku besar, atau kegiatan penerimaan kas.
Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah besar karena
pendapatan diakui pada saat produk dikirimkan atau jasa diberikan. Akan tetapi, pada beberapa
entitas pengakuan pendapatan dapat melibatkan perhitungan yang kompleks. Sebagai contoh
adalah pengakuan pendapatan atas perjanjian konstruksi jangka panjang, perjanjian jasa jangka
panjang, perjanjian sewa, dan penjualan cicilan. Dapat terjadi perselisihan antara manajemen
dan auditor kapan pendapatan, beban, dan keuntungan terkait harus diakui. Dalam keadaan
seperti ini, auditor harus menentukan risiko bahwa terdapat salah saji material sebagai tinggi.
Akun-akun yang sulit untuk diaudit dapat menjadi masalah risiko bawaan bagi auditor. Di
samping itu persoalan pengakuan pendapatan seperti yang telah dibahas sebelumnya,
penyisihan atas piutang tak tertagih dapat menjadi sulit untuk diaudit karena subjektivitas dalam
penetapan nilainya.
Keberadaan salag saji dalam audit periode sebelumnya merupakan indicator yang baik
bahwa akan terdapat salah saji dalam audit periode berjalan.
Penentuan resiko pengendalian adalah proses evaluasi efektifitas desain dan operasi
pengendalian intern entitas dalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material
dalam laporan keuangan. Tahap-tahap penentuan risiko pengendalian adalah:
Proses Pengambilan keputusan oleh auditor untuk perencanaan dan pelaksanaan pengujian
pengendalian termasuk mempertimbangkan asersi dan kemungkinan salah saji yang dapat
terjadi jika pengendalian internal tidak beroperasi secara efektif. Auditor mengevaluasi system
akuntansi klien untuk menetapkan pengendalian yang dapat mencegah atau mendeteksi salah
saji tersebut. Jika Pengendalian ada dan auditor memutuskan untuk mengandalkannya,
pengendalian tersebut harus diuji untuk mengevaluasi efektivitasnya. Sebagai contoh, misalkan
evaluasi auditor atas proses pendapatan perusahaan menunjukkan bahwa laporan bulanan
dikirimkan ke pelanggan oleh departemen piutang usaha sedangkan keluhan ditangani oleh
departemen penagihan. Pengendalian ini dimaksudkan untuk mencegah dicatatnya transaksi
penjualan fiktif. Auditor dapat me-review dan menguji prosedur klien atas pengiriman laporan
bulanan dan penanganan keluhan. Pemilihan atas jenis pengujian pengendalian yang sesuai
untuk suatu asersi ditentukan oleh:
Audit Piutang Usaha dan Akun Terkait, Prosedur Analitis, Substantif, Konfirmasi Piutang, dan
Prosedur Alternatif
Piutang kepada para pelanggan yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit dan
rekening kontra yang bersangkutan yaitu cadangan kerugian piutang. Perlu diingat bahwa
dengan mengaudit piutang, auditor sekaligus juga akan mengaudit penjualan yang
bersangkutan. Penjualan yang kemungkinan besar akan menjadi salah saji potensial adalah
penjualan yang tidak dapat diterima pembayarannya. Dalam mengaudit piutang usaha, auditor
pertama-tama harus menetapkan tingkat risiko pengujian detil yang bias diterima untuk setiap
asersi yang bersangkutan secara signifikan. Penetapan risiko pengendalian untuk asersi piutang
usaha tergantung pada penetapan risiko pengendalian untuk kelompok transaksi tersebut yang
berkaitan (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan) yang berpengaruh
terhadap saldo rekening piutang.