Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 1979-732X

PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP
MELALUI METODE PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Irwan Fathurrochman
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, Jl Dr. AK. Gani No.1 Kel. Dusun Curup Kab. Rejang Lebong
e-mail: inhamna@gmail.com

Abstract: Development of employee competency State Civilian Officials (ASN) basically aims to
ensure and maintain the ability of employees to meet the qualifications so as to provide optimal
contribution to the organization. One form of employee development is education and training.
Education and training can through off the job and on the jobtraining. Off the jobtraining namely
the approach of training outside the workplace that provide opportunities for employees to get out
of the routine of work and concentrate in studying something related to work. While on the job
training approach is the approach of the training provided to adjust working methods, adaptation to
the job, using the media work or work tools directly.

Keywords: employee, competency, education and training

Abstrak: Pengembangan kompetensi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada dasarnya
bertujuan untuk memastikan dan memelihara kemampuan pegawai sehingga memenuhi
kualifikasi yang diprasyaratkan sehingga dapat memberi konstribusi optimal bagi organisasi. Salah
satu bentuk pengembangan pegawai adalah pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan
dapat melalui off the job dan on the jobtraining. Off the jobtraining yaitu pendekatan pelatihan di
luar tempat kerja yang memberikan kesempatan pada pegawai untuk keluar dari rutinitas
pekerjaan dan berkonsentrasi dalam mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan
pekerjaan. Sedangkan pendekatan on the job training adalah pendekatan pelatihan yang diberikan
dengan menyesuikan metode kerja, melakukan adaptasi dengan pekerjaan, menggunakan media
kerja atau alat kerja secara langsung.

Kata Kunci: pegawai, kompetensi, pendidikan dan pelatihan.

PENDAHULUAN Ini berarti bahwa pengembangan meliputi


Pengembangan adalah suatu usaha untuk seluruh aspek peningkatan kualitas pegawai
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, bukan hanya pendidikan dan pelatihan.
konseptual, moral pegawai sesuai dengan Pengembangan lebih terfokus pada kebutuhan
kebutuhan jabatan. Tujuan pengembangan jangka panjang umum organisasi. Hasilnya
adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja bersifat tidak langsung dan hanya dapat diukur
(Hasibuan: 2002: 69). Pengembangan didasarkan dalam jangka panjang. Pelatihan diarahkan untuk
pada fakta bahwa seorang pegawai mem- memperbaiki prestasi kerja saat ini sedangkan
butuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan pengembangan adalah untuk mengembangkan
kemampuan yang berkembang supaya bekerja keterampilan untuk pekerjaan masa depan.
dengan baik dalam melaksanakan tugas dan Dalam tahap pengembangan pegawai,
fungsinya selama kariernya. Persiapan karir Simamora (1997:342) mengungkapkan dua
jangka panjang dari seorang pegawai untuk aspek kegiatan penting yang tidak dapat
serangkaian posisi inilah yang dimaksudkan dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan
dengan pengembangan pegawai. pelatihan dan kegiatan pengembangan sumber
Sejalan dengan itu, pengembangan daya manusia itu sendiri. Kedua kegiatan
mempunyai lingkup yang luas. Sebagaimana tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan
Smith (2000:2) mengemukakan “Development: kompetensi yang dimiliki pegawai agar dapat
the growth or realization of a person ability digunakan secara efektif. Kegiatan pelatihan
through conscious or unconscious learning”. dipandang sebagai awal pengembangan pegawai

120
Fathurrochman, Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara 121

yaitu dengan diadakannya proses orientasi yang pelayanan pegawai yang diberikan kepada
kemudian dilanjutkan secara berkelanjutan masyarakat.
selama pegawai tersebut berada di dalam Pada realitanya kedua hal di atas
organisasi. Dalam Undang-Undang Nomor 5 mengalami distorsi dalam pelaksanaannya.
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Peningkatan kualitas sumber daya manusia
bentuk orientasi ini dilaksanakan melalui proses melalui pendidikan dan pelatihan seringkali
pendidikan dan pelatihan (Pasal 63 Ayat 4). tidak diarahkan pada analisis kebutuhan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 organisasi/unit kerja. Kondisi ini menyebabkan
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor tidak optimalnya output atau outcome dari
8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi
Kepegawaian menyebutkan bahwa dalam rangka peningkatan kinerja pegawai maupun
usaha mencapai tujuan nasional untuk organisasinya. Sementara itu, dalam pengem-
mewujudkan masyarakat madani yang taat bangan karier pegawai juga tidak jarang tanpa
hukum, berperadaban modern, demokratis, mendasarkan pada profesionalisme (merit
makmur, adil dan bermoral tinggi, maka system), akan tetapi lebih kepada senioritas atau
diperlukan Pegawai Negeri sebagai unsur pertimbangan-pertimbangan lainnya. Hal-hal
aparatur negara yang bertugas sebagai abdi semacam ini pada akhirnya menyebabkan
masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan pembinaan atau pengembangan pegawai,
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan khususnya Pegawai Negeri Sipil, menjadi tidak
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada maksimal.
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Visi STAIN Curup adalah “Menjadi
Untuk itu, perlu diwujudkan Pegawai Negeri Lembaga Pendidikan Tinggi Islam yang
Sipil yang berkemampuan melaksanakan tugas bermutu, religius, inovatif dan kompetitif di
secara profesional dan bertanggungjawab dalam wilayah Sumatera pada tahun 2024”
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan Misi STAIN Curup adalah: (1)
pembangunan, serta bersih dan bebas dari Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
korupsi, kolusi dan nepotisme. yang bermutu, religius, dan menghasilkan ilmu
Untuk maksud di atas, Pemerintah seperti pengetahuan yang inovatif dan kompetitif; (2)
disebutkan dalam Undang-undang Nomor 43 Menyelenggarakan dan mengembangkan
Tahun 1999 di atas berupaya untuk berbagai bidang disiplin ilmu melalui penelitian
meningkatkan pengelolaan Pegawai Negeri kompetitif yang bermutu dan handal; (3)
melalui suatu sistem yang disebut “Manajemen Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
Pegawai Negeri Sipil”. Manajemen Pegawai masyarakat sebagai proses pemantapan dan
Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan;
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan (4) Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam
pembangunan secara berdayaguna dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berhasilguna. Kebijakan-kebijakan yang terdapat menuju lembaga yang bermutu, religius, inovatif
dalam Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan kompetitif; (5) Membangun tatakelola yang
mencakup penetapan norma, standar, prosedur, professional, transparan dan akuntabel untuk
formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas menghasilkan pelayanan prima bagi civitas
sumber daya Pegawai Negeri Sipil, pemindahan, akademika dan masyarakat; (6) Membangun
gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, kerjasama yang luas dengan berbagai pihak,
hak, kewajiban dan kedudukan hukum. instansi pemerintah dan swasta, di dalam dan
Pengembangan atau pembinaan luar negeri, sehingga mampu mendukung
kepegawaian menyangkut dua hal pokok yang pelaksanaan tri dharma pendidikan tinggi yang
melingkupinya, yakni: pengembangan dalam bermutu; (7) Melaksanakan kegiatan mahasiswa
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan yang berbasis pengembangan soft skill dan
pengembangan dalam peningkatan karier berkarakter.
pegawainya (M.Irfan, 2002). Kedua hal ini Pengembangan STAIN Curup dilakukan
menjadi penting untuk diperhatikan karena melalui penataan sistem dengan membangun
keduanya mendorong terciptanya misi dari wacana dan wawasan bahwa Perguruan Tinggi
organisasi/instansi pemerintah yaitu kualitas haruslah dilihat sebagai suatu sistem, karena itu,
semua potensi, sumber daya, peluang,
122 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor21, Maret 2017, hlm. 120-129

kelemahan, serta resiko pengelolaan STAIN Curup menuju lembaga pendidikan yang
Curup secara keseluruhan sebagai sistem dapat unggul dan kompetitif.
saling mempengaruhi manajemen STAIN Rumusan masalah sebagai berikut: (1)
Curup. Bagaiamanakah metode pengembangan
Untuk mewujudkan otonomi penye- kompetensi pegawai negeri sipil pada STAIN
lenggaraan pendidikan tinggi di STAIN Curup, Curup dalam meningkatkan mutu Pegawai ASN
sudah saatnya kita memandang bahwa sesuai dengan standar UU Nomor 5 Tahun 2014
pendidikan kita harus memiliki paradigma, visi Tentang Aparatur Sipil Negara?; (2)
dan misi yang jelas, paling tidak dapat dilihat Bagaimanakan pelaksanaan Pendidikan dan
dari sisi pemetaan sumber daya manusia hari ini Pelatihan yang efektif dan efisien dalam rangka
dan yang akan datang, kebutuhan dan harapan pengembangan kompetensi pegawai negeri sipil
(need and hoppeness) masyarakat pendidikan, pada STAIN Curup sehingga mampu mencapai
bentuk kompetisi global, prospek sumber daya Visi dan Misi STAIN Curup?
manusia lokal dalam menyikapi sumber daya Dalam pelaksanaan tugas, pokok dan
manusia global, sampai kepada reformasi fungsi sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan
pendidikan dan pembelajaran dalam memasuki Islam Negeri, STAIN Curup merupakan lembaga
kompetisi global tersebut, sehingga pada pemerintah yang telah berupaya mengikuti
akhirnya pendidikan benar-benar menjadi perkembangan teknologi informasi dalam
otonom. Untuk menjawab tantangan tersebut menjalankan tugas, pokok dan fungsinya. Pun
STAIN Curup telah dan sedang berbenah diri demikian masih terdapat berbagai masalah
dengan "Paradigma baru STAIN Curup menuju dalam pelaksanaannya. Sehingga terdapat
pendidikan yang unggul dan kompetitif. kekurang optimalan dalam pelayanan terhadap
Adanya spirit baru dalam mengubah stakeholder lemabaga, dan juga terhadap civitas
paradigma perguruan tinggi dari suatu institusi akademika lainnya.
yang kental dengan pengembangan ilmu Menurut Schuler dan Jackson (1997:323)
pengetahuan menjadi suatu lembaga yang pengembangan pegawai adalah merupakan
berorientasi kepada organisasi penyedia kegiatan dalam rangka mempersiapkan para
informasi dan pelayanan publik dalam konteks pegawai untuk kemajuan dikemudian hari,
pengembangan akademik. Kebutuhan akan Kegiatan pengembangan juga menjamin pegawai
organisasi yang berorientasi pada output, memenuhi syarat untuk posisi yang mereka cita-
semakin menjadi praktek yang dianut secara luas citakan. Pengembangan pegawai pada dasarnya
oleh pemerintahan modern di berbagai negara. bertujuan untuk memastikan dan memelihara
Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara kemampuan pegawai sehingga memenuhi
(ASN) sering mendapat sorotan dari berbagai kualifikasi yang diprasyaratkan sehingga selaras
kalangan. Bahkan, berbagai media massa hampir dengan tujuan organisasi agar dapat tercapai
setiap hari memberitakan tentang buruknya sebagaimana yang direncanakan.
kinerja PNS. Alasan mendasar adalah para PNS Pengembangan sumber daya manusia
dinilai kurang produktif, menghamburkan uang merupakan unsur yang sangat penting dalam
Negara, kurang disiplin serta rendahnya etos organisasi sebab pegawai merupakan aset yang
kerja. Stigma buruk itu umumnya ditujukan sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi
kepada para PNS di hampir seluruh instansi yang telah ditetapkan. Notoatmodjo (2003:4)
pemerintah, demikian pula dengan Kompetensi mengemukakan bahwa pengembangan sumber
Pegawai Negeri Sipil (PNS) utamanya dalam daya manusia adalah suatu proses perencanaan
menghadapi era digitalisasi dokumen di era pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga
manajemen informasi yang sudah menggunakan atau pegawai untuk mencapai hasil yang
basis web (web-based). STAIN Curup optimal. Pengembangan mewakili suatu
merupakan lembaga pemerintah yang telah inventasi yang berorientasi ke masa depan dalam
berupaya mengikuti perkembangan teknologi diri pegawai danmenekankan pada peningkatan
informasi dalam menjalankan tugas, pokok dan kemampuan malaksanakan tugas baru dimasa
fungsinya. yang akan datang (Siagian, 2007:183).
Maka oleh karena itu Kompetensi Dalam merencanakan pengembangan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam menghadapi pegawai, perlu adanya koordinasi yang cukup
era digitalisasi dokumen menjadi sangat urgen baik antara setiap unit kerja yang ada di dalam
dalam mencapai tujuan “Paradigma baru STAIN organisasi dengan bagian kepegawaian. Hal ini
penting mengingat setiap unit kerja lebih
Fathurrochman, Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara 123

mengetahui kebutuhan pengembangan komp- Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk


etensi pegawai yang berada di unit kerja menemukan, mengembangkan dan memvalidasi
tersebut. Bagian kepegawaian harus dapat suatu produk.
melakukan perencanaan pengembangan Dalam Pelaksanaan penelitian ini penulis
kompetensi pegawai agar organisasi memiliki menggunakan metode pengumpulan data yaitu
ketersediaaan pegawai yang dapat melaksanakan wawancara, dokumentasi dan aplikasi
tugas dan fungsi organisasi. Dengan pelaksanaan diklat. Pengumpulan data yang
pengembangan yang terencana maka organisasi berasal dari wawancara atau interview dan
memiliki pegawai yang siap pakai pada saat pengumpulan dokumen, kemudian memilih data
dibutuhkan untuk suatu posisi, jabatan atau yang sesuai dengan penelitiain ini. Menerangkan
tugas tertentu. Oleh karena itu, bagian serta menafsirkan dan menghubungkan dengan
kepegawaian berperan sebagai pendukung dalam peristiwa yang lain, dalam penelitian ini yang
pelaksanaan aktivitas pengembangan pegawai. menjadi obyek dokumentasinya adalah arsip dan
Salah satu bentuk pengembangan tersebut data-data dalam pengembangan kompetensi
berhubungan dengan peningkatan kompetensi pegawai aparatur sipil Negara (ASN) pada
yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap STAIN Curup.
prilaku bagi pegawai di setiap unit kerja. Dokumentasi yaitu pengumpulan data
yang berasal dari dokumen, kemudian memilih
METODE data yang sesuai dengan penelitiain ini.
Metode penelitian yang digunakan dalam Menerangkan serta menafsirkan dan
pemecahan permasalahan yang ditemukan di menghubung-hubungkan dengan peristiwa yang
lingkungan STAIN Curup yang disusun lain, dalam penelitian ini yang menjadi obyek
berdasarkan metode penelitian research and dokumentasinya adalah arsip dan data-data
development (R&D) yang penulis kembangkan dalam pengembangan kompetensi pegawai
dalam penelitian ini. Dalam suatu penelitian, negeri sipil pada STAIN Curup.
metode pengumpulan data merupakan factor
yang cukup penting dan mempengaruhi hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian. Hal ini disebabkan karena dengan Konsep Pengembangan Kompetensi ASN
pemilihan metode yang tepat, maka akan dapat Spencer and Spencer (dalam Pasolong,
diperoleh data yang tepat, relevan dan akurat. 2007:93), kompetensi dapat dibagi atas 2 (dua)
Sugiyono (2009:407) berpendapat bahwa, kategori yaitu “threshold competencies” dan
metode penelitian dan pengembangan adalah “differentiating compentencies”. Threshold
metode penelitian yang digunakan untuk competencies adalah karakteristik utama yang
menghasilkan produk tertentu, dan menguji harus dimiliki oleh seseorang agar dapat
keektifan produk tersebut. Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya. Tetapi tidak untuk
menghasilkan produk tertentu digunakan membedakan seorang yang berkinerja tinggi dan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan rata-rata. Sedangkan differentiating competiencie
(digunakan metode survey atau kualitatif) dan adalah faktor-faktor yang membedakan individu
untuk menguji keefektifan produk tersebut yang berkinerja tinggi dan rendah. Misalnya
supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka seorang dosen harus mempunyai kemampuan
diperlukan penelitian untuk menguji keektifan utama mengajar, itu berarti pada tataran
produk tersebut (digunakan metode eksperimen). “threshold compe-tencies”, selanjutnya apabila
Lebih lanjut Borg and Gall (dalam dosen dapat mengajar dengan baik, cara
Sugiyono:2009:11) menyatakan bahwa untuk mengajarnya mudah dipahami dan analisisnya
penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu tajam sehingga dapat dibedakan tingkat
dihasilkan produk yang bersifat hipotetik sering kinerjanya maka hal itu sudah masuk kategori
digunakan metode penelitian dasar (basic “differentiating competencies”. Menurut
research). Selanjutnya untuk menguji produk McCleallent, 1997 : 217) bahwa kompetensi
yang masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan sebagai an underlying characteristic’s of an
eksperimen atau action research. Setelah produk individual which is causally relatedto criterion-
teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses referenced effective and or superior
pengujian produk dengan eksperimen tersebut performance in a job or situasion (karakteristik
dinamakan penelitian terapan (applied research). yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan
124 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor21, Maret 2017, hlm. 120-129

efektifitas kinerja individu dalam pekerjaan). berarti memperluas keterampilan jenis pekerjaan
Berangkat dari pengertian tersebut kompentensi yang diketahui, sedangkan vertical memp-
seorang individu merupakan sesuatu yang erdalam satu bidang tertentu.
melekat dalam dirinya yang dapat digunakan Pendidikan dan pelatihan pegawai
untuk memprediksi tingkat kinerjanya. Sesuatu memberi kontrbusi pada peningkatan
yang dimaksud bisa menyangkut motif, konsep produktivitas, efektitas dan efisiensi organ-
diri, sifat, pengetahuan maupun kemampuan/ isasi.Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai
keahlian dan kompen-tensi individu yang berupa harus diberikan secara berkala agar setiap
kemampuan dan pengetahuan bisa dikemb- pegawaiterpelihara kompetensinya untuk
angkan melalui pendidikan dan pelatihan. peningkatan kinerja organisasi. Oleh karena ini
Pendapat yang berbeda dikemukakan program pelatihan harus mendapat perhatian
Sedangkan motif kompentensi dapat diperoleh melalui perencanaan kebutuhan diklat bagi
pada saat proses seleksi. Dari beberapa pendapat pegawai setiap pegawai. Rivai (2009:213)
diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan menyatakan pelatihan biasanya terfokus usaha
merupakan suatu usaha untuk meningkatkan peningkatan kinerja pegawai melalui penyediaan
pengeta-huan, keterampilan, dan kemampuan pembelajaran keahlian-keahlian khusus atau
serta kematangan berpikir yang otomatis membantu mereka mengoreksi kelemahan –
dibarengi dengan perubahan moral dan perilaku kelemahan dalam kinerja mereka. Dalam
dalam melaksa-nakan tugas-tugas pemerintahan pelatihan diberikan instruksi untuk mengem-
dan pembangunan. bangkan keahlian yang dapat langsung terpakai
Sedangkan Mitrani dalam Spencer dan pada pekerjaan. Melalui pelatihan dilakukan
Spencer (1993) mengatakan bahwa kompetensi segenap upaya dalam rangka meningkatkan
sebagai an underlying characteristic’s of an kinerja pegawai pada pekerjaaan yang
individual which is causally relatedto criterion- didudukinya sekarang. Pelatihan diarahkan
referenced effective and or superior perfor- untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam
mance in a job or situasion (karakteristik yang melaksanakan tugas mereka saat ini secara lebih
mendasari seseorang dan berkaitan dengan baik.
efektifitas kinerja individu dalam peker- Thoha (2005) mengemukakan: “Dasar
jaannnya). Dari pengertian kompetensi diatas pertimbangan instansi dalam melaksanakan
dapatlah dipahami bahwa sesungguhnya diklat untuk para pegawainya adalah pembinaan
kompetensi selalu melekat pada diri seseorang dan pengembangan karir pegawai yang
karena menyangkut karakteristik seseorang dan bersangkutan, kepentingan promosi, tersedianya
bagaimana efektifitas seseorang dalam bekerja. anggaran dan syarat-syarat pegawai yang
Spencer menjelaskan arti penting dari mengikuti diklat. Untuk pemilihan pegawai yang
peningkatan kemampuan dan pengetahuan yang diikutsertakan dalam diklat didasarkan pada
mendukung efektifitas seseorang dalam bekerja kebutuhan organisasi, alasan peningkatan
berasal dari proses pendidikan dan pelatihan. kinerja, kemampuan dan keterampilan pegawai,
kepangkatan …”
Peningkatan Kompetensi Melalui Pendidikan Schuler dan Jackson (1997:325) pelatihan
dan Pelatihan dimaksudkan untuk menghilangkan kekurangan
Salah satu bentuk program pengembangan baik yang ada sekarang maupun yang akan
pegawaidilakukan melalui program pendidikan datang yang meyebabkan pegawai bekerja
dan pelatihan pelatihan. Menurut Smith dibawah standar yang diinginkan. Pendidikan
(2000:2) training is a planned process to modify dan pelatihan mempunyai fokus peningkatan
attitude, knowledge, skill behavior through kompetensi pegawai berupa keahlian yang bakal
learning experience to achieve effective memberikan manfaat bagi organisasi secara
performance in activity or range of activities. cepat. Manfaat-manfaat pendidikan dan
Pelatihan adalah proses terencana untuk pelatihan bagi organisasi pada umumnya dapat
mengubah sikap/prilaku, pengetahuan dan dirasakan dengan segera setelah pegawai terbut
keterampilan melalui pengalaman belajar untuk kembali bertugas.
mencapai kinerja yang efektif dalam sebuah Donalson dan Scannnel (1993)
kegiatan atau sejumlah kegiatan. Simanjuntak menyatakan bahwa pelatihan efektif bukan
(1985:58) pelatihan dimaksudkan untuk sekedar mengatakan atau menunjukkan kepada
meningkatkan keterampilan pegawai baik secara seseorang bagaimana melakukan sebuah tugas
horizontal maupun vertical. Secara horizontal tetapi upaya untuk mentransfer keterampilan dan
Fathurrochman, Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara 125

pengetahuan sehingga peserta pelatihan 3. Kompetensi social cultural yang diukur dari
menerima dan melakukan latihan tersebut pada pengalaman kerja berkaitan dengan
saat melakukan pekerjaannya. Pelatihan harus masyarakat majemuk dalam hal agama,
mempelajari keterampilan atau teknik-teknik suku, dan budaya sehingga memiliki
khusus yang dapat didemonstrasikan dan wawasan kebangsaan.
diobservasi di tempat tugasnya.Penekanan Dalam pelaksanaan pengembangan
pelatihan adalah pada peningkatan kemampuan kompetensi tersebut ASN dapat dilakukan
dalam melaksanakan tugas saat ini. dengan off the job training maupun dapat
Tanggung jawab pendidikan dan pelatihan dilakukan dengan on the job training, dengan
dalam organisasi berada pada seluruh komponen melakukan pembimbingan, praktek kerja di
organisasi pimpinan organisasi memiliki intansi lain atau melalui pertukaran antara PNS
tanggung jawab atas penyampaian-penyampaian dan pegawai swasta.
kebijakan umum dan prosedur-prosedur yang Pendekatan Pendidikan dan Pelatihan
dibutuhkan dalam menerapkan program-program Pegawai ASN
pelatihan, melakukan pengendalian adminis- Sule dan Saefullah (2009:205) secara
trative terhadap pelaksanaan program pelatihan. garis besar mengemukakan pendekatan
Bagian kepegawaian atau personalia pada pengembangan pegawai melalui pendidikan dan
intinya memberikan dukungan staf. Bagian ini pelatihan yaitu offthe job dan on the jobtraining.
membantu manajemen lini dalam pelatihan dan Program pelatihan pada umumnya dilakukan
pengembangan dengan menyediakan sumber melalui metode off the job training yaitu
daya dalam program pelatihan. pendekatanpelatihan di luar tempat kerja yang
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 memberikan kesempatan pada pegawai untuk
tentang Aparatur Sipil Negara mengatur tentang keluar dari rutinitas pekerjaan dan
pengembangan kompetensi pegawai melalui berkonsentrasi dalam mempelajari sesuatu yang
pendidikan dan pelatihan. Pada Pasal 70 berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan,
disebutkan bahwa setiap pegawai Aparatur Sipil pendekatan on the job training adalah
Negara (ASN) memiliki hak dan kesempatan pendekatan pelatihan yang diberikan ditempat
untuk mengembangkan kompetensi. Pengemb- kerja.
angan kompetensi tersebut diantaranya melalui Pada umumnya pendekatan pelatihan di
pendidikan dan pelatihan. Pada masa orientasi luar tempat kerja dilakukan di tempat-tempat
atau percobaan Pegawai negeri Sipil, proses pemusatan pelatihan pegawai seperti Badan
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk Diklat atau pusat pengembangan pegawai. Sule
membangun integritas moral dan kejujuran, dan Saefullah (2009:205) secara garis besar
semangat dan motivasi nasionalisme dan mengemukakan program pengembangan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul pegawai dalam organisasi yaitu off the
dan bertanggung jawab dan memperkuat jobtraining antaranya yaitu,
profesionalisme serta kompetensi bidang. Untuk 1. Executive development programme, yaitu
mengembangan kompetensi ASN setiap instansi program pengiriman pegawai untuk
pemerintah wajib menyusun rencana pengemb- berpartisipasi dalam berbagai program
angan kompetensi dalam rencana kerja anggaran khusus di luar organisasi yang terkait dengan
tahunan dalam rangka pengembangan karir analisis kasus, simulasi, maupun metode
khususnya PNS. Pengembangan karier PNS pembelajaran lainnya.
nantinya harus mempertimbangkan 2. Laboratoty training, yaitu berupa program
kompetensi: yan ditujukan kepada pegawai untk
1. Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat mengikuti program – program simulasi atas
dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis dunia nyata yang terkait dengan kegiatan
fungsional dan pengalaman bekerja sebcara organisasi dimana metode yang biasa
teknis. digunakan adalah metode role playing,
2. Kompetensi manajerial yang diukur dari simulasi dan lain-lain.
tingkat pendidikan, pelatihan structural atau 3. Organisational development, yaitu program
manajemen, dan pengalaman yang ditujukan kepada pegawai dengan
kepemimpianan. mengajak mereka untuk berfikir mengenai
bagaimana cara memajukan organisasi
126 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor21, Maret 2017, hlm. 120-129

Pengembangan pegawai diluar tempat Merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi


kerja pada umumnya dilakukan dalam bentuk operasional, biasanya menggunakan
pelatihan. Pelatihan (training) adalah proses komputer.
sistematik pengubahan perilaku para pegawai 11. Computer-based training
dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan– Merupakan program pelatihan yang
tujuan organisasi atau mempelajari sikap, diharapkan mempunyai hubungan interaktif
kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan antara komputer dan peserta, dimana peserta
perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan diminta untuk merespon secara langsung
pekerjaan (Simamora, 1997:342). selama proses belajar.
Menurut Cherrington (1995) sebagaimana 12. Laboratory training
dikemukakan Sujoko (2012), metode Off the job Pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok
training dibagi menjadi 13 macam, antara lain: diskusi yang tidak beraturan dimana peserta
1. Vestibule training diminta untuk mengungkapkan perasaan
Pelatihan dimana dilakukan ditempat mereka terhadap satu dengan yang lain.
tersendiri yang dikondisikan seperti tempat Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan
aslinya. Pelatihan ini digunakan untuk kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas
mengajarkan keahlian kerja yang khusus. terhadap perilaku dan perasaan orang lain
2. Lecture maupun dalam kelompok.
Merupakan pelatihan dimana menyampaikan 13. Programmed group excercise
berbagai macam informasi kepada sejumlah Pelatihan yang melibatkan peserta untuk
besar orang pada waktu bersamaan. bekena sama dalam memecahkan suatu
3. Independent self-study permasalahan.
Pelatihan yang mengharapkan peserta untuk Pendekatan on the job training adalah
melatih diri sendiri misalnya dengan bentuk pelatihan ditempat kerja. Pada
membaca buku, majalah profesional, pendekatan ini pegawai belajar langsung di
mengambil kursus pada universitas lokal dan tempat kerjanya, menyesuikan metode kerja,
mengikuti pertemuan profesional. melakukan adaptasi dengan pekerjaan,
4. Visual presentations menggunakan media kerja atau alat kerja secara
Pelatihan dengan mengunakan televisi, film, langsung dan belajar dari yang lain (Smith,
video, atau persentasi dengan menggunakan 2000).
slide. Menurut Cherrington (1995), mengatakan
5. Conferencesdan Discusion bahwa metode onthe job trainingcenderung
Pelatihan ini biasa digunakan untuk pelatihan berfokus pada pengembangan dan pelatihan
pengambilan keputusan dimana peserta dapat jangka panjang. Metode on the job
belajar satu dengan yang Iainnya. training dibagi menjadi 6 macam yaitu:
6. Teleconferencing 1. Training instruksi pekerjaan (job instruction
Pelatihan dengan menggunakan satelit, training)
dimana pelatih dan peserta dimungkinkan Pelatihan ini memerlukan analisa kinerja
untuk berada di tempat yang berbeda. pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai
7. Case studies dengan penjelasan awal tentang tujuan
Pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, pekerjaan,dan menunjukan langkah-langkah
dimana peserta dituntut untuk menemukan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan dari
prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masing-masing tugas dasar pekerjaan.
masalah yang ada. 2. Apprenticeship
8. Role play Adalah suatu cara mengembangkan
Pelatihan dimana peserta dikondisikan pada keterampilan pengrajin atau pertukangan.
suatu permasalahan tertentu, peserta harus Pelatihan ini mengarah pada proses
dapat menyelesaikan permasalahan dimana penerimaan karyawan baru, yang bekerja
peserta seolah-olah terlibat langsung. sama dan dibawah bimbingan praktisi yang
9. Simulation ahli untuk beberapa waktu tertentu.
Pelatihan yang menciptakan kondisi belajar Keefektifan pelatihan ini tergantung pada
yang sangat sesuai atau mirip dengan kondisi kemampuan praktisi yang ahli dalam
pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk mengawasi proses pelatihan. Pelatihan ini
belajar secara teknikal dan motor skill. tidak mempunyai standar format.
10. Programmed instruction 3. Internship dan Assistantships
Fathurrochman, Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara 127

Pelatihan ini hampir sama dengan 6. Membiarkan mereka melakukan pekerjaan


pelatihan apprenticeship tetapi mengarah tersebut, dalam pengawasan fasilitator.
pada kekosongan pekerjaan yang menuntut 7. Membiarkan pegawai tersebut melakukan
pendidikan formal yang lebih tinggi. pekerjaan tersebut secara mandiri
Contoh internship training adalah magang. Pembimbingan yang efektif menuntut
4. Job rotation dan transfer adanya kesabaran dan keterampilan komunikasi
Pelatihan ini adalah proses belajar yang yang baik. Uraian singkat dari petunjuk akan
biasanya untuk mengisi kekosongan dalam suatu pembimbinganyang baik antara lain
manajemen dan teknikal. Pelatihan ini mencakup: (1) Penjelasan akan perilaku yang
terdapat 2 kerugian yaitu peserta pelatihan pantas; (2) Menjelaskan mengapa tindakan –
hanya merasa dipekerjakan sementara dan tindakan tertentu harus diambil; (3) Secara
tidak mempunyai komitmen untuk terlibat akurat menetapkan pengamatan – pengamatan;
dalam pekerjaan dengan sungguh-sungguh, (4) Memberikan sara/alternatif yang
dan banyak waktu yang terbuang untuk memungkinkan; (5) Menindaklanjuti/ mendo-
memberi orientasi pada perserta terhadap rong.
kondisi pekerjaan yang baru. Mathis dan Jackson (2002:60)
5. Junior boards dan Committee assingments mengemukakan bentuk bimbingan dapat berupa
Pelatihan dengan memindahkan perserta hubungan di mana para pegawai pada titik
pelatihan ke dalam komite untuk tengah karier mereka yang menjadi
bertanggungjawab dalam pengambilan pembimbing/coach individu–individu yang
keputusan administrasi. Dan juga berada di awal karier mereka. Keuntungan dari
menempatkan perserta dalam anggota pendekatan ini adalah adanya transfer ilmu antar
eksekutif agar memperoleh kesempatan individu dalam organisasi, dan terjadinya
dalam berinteraksi dengan eksekutif yang pengembangan kompetensi.
lain. Terkait dengan pengembangan kualitas
6. Couching dan Counseling pegawai Aparaturt Sipil Negara (ASN) di
Pendekatan ini menurut Sule dan Saefullah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
(2009:205) dalam bentuk coaching dan Curup, dimana pengembangan pegawai lebih
counseling yaitu bimbingan yang diberikan difokuskan pada pengembangan pengetahuan,
fasilitator atau atasan kepada bawahan yang ketrampilan dan sikap pegawai, maka hal-hal
bertindak sebagai coach mengenai berbagai yang perlu dilakukan adalah:
hal yang terkait dengan pekerjaan.
Pembimbingan adalah kombinasi observasi Menerapkan Training Need Analysis (TNA)
dengan pemberian arahan. Seperti modeling, Untuk mencapai tujuan pengembangan
ini merupakan cara yang paling alamiah kualitas pegawai, sebelum melakukan pelatihan
untuk belajar. (training), organisasi harus menentukan terlebih
Dalam konteks prilaku, pembimbingan dulu kebutuhan training (Training Need
dapat dicapai dengan lebih baik jika melibatkan Analysis). Training need analysis (TNA)
hubungan yang sehat antara pegawai dengan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
fasilitator/coach selama peiode waktu mereka efektivitas training. Penilaian efektivitas
mengerjakan pekerjaan mereka. Secara training, tidak hanya dilihat dari output, tetapi
sederhana menurut (Smith, 169:2000) metode outcome, yaitu peningkatan kinerja karyawan.
pelatihan ini dapat dilakukan oleh fasilitator Tanpa menentukan kebutuhan training,
sebagai berikut: organisasi tidak dapat menjamin bahwa training
1. Menunjukkan kepada pegawai bagaimana akan memberikan hasil sesuai dengan tujuan.
melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Rainbird (dalam Tim Biro
2. Menunjukkan poin-poin penting dari Kepegawaian BKN, 2002:9), keberhasilan
pekerjaan tersebut. training dan development, tergantung pada:
3. Memberi kesempatan mereka untuk melihat  Training and development harus dikaitkan
bagaimana melakukannya. dengan tujuan jangka pendek,
4. Memberi kesempatan mereka mengerjakan  Manajer lini harus berperan dalam training
bagian-bagian pekerjaan yang sederhana. melalui pengenalan sistem penilaian kinerja
5. Membantu menyelesaikan seluruh pekerjaan.
128 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor21, Maret 2017, hlm. 120-129

yang akan menciptakan kemungkinan yang Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat


semakin besar dalam menafsirkan keuntungan disimpulkan bahwa pengembangan kompetensi
training terhadap kinerja, pegawai Aparatus Sipil Negara (ASN) di
 Digunakan beragam metode penyampaian lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
materi dalam training, (STAIN) Curup dalam menghadapi era
 Pengembangan ini disertai dengan pergeseran digitalisasi dokumen dan dalam rangka
persepsi training sebagai investasi jangka mencapai Visi dan Misi STAIN Curup adalah
panjang, bukan lagi biaya jangka pendek. menyangkut dua hal, yakni pengembangan
Melihat hal ini, berarti perlunya dilakukan kualitas pegawai dan pengembanga karir
training need analysis untuk setiap jabatan pegawai. Terkait dengan beberapa permasalahan
fungsional, dan untuk setiap unit kerja. yang muncul pada pengembangan kualitas
Pengumpulan data untuk melakukan training pegawai maupun pengembanga karir pegawai,
need analysis, harus menjangkau semua jenis maka perlu dilakukan suatu stretegi yang sesuai
pekerjaan yang ada di unit-unit kerja dan jabatan dan tepat.
fungsional, dan tidak bisa hanya dilakukan
dengan menggunakan sampel. Saran
Mengembangkan Wacana Baru Tentang Segenap komunitas atau anggota
Pengembangan Karier organisasi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama
Dalam rangka peningkatan kualitas Islam Negeri (STAIN) Curup, baik dalam jajaran
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) pimpinan maupun para pegawai bawahannya,
dilingkungan STAIN Curup dan seiring dengan secara sinergi secara terus menerus berupaya
perubahan yang terjadi pada organisasi, mengembangkan kemampuan kinerjanya
menuntut juga dilakukan perubahan struktur (performance) dalam rangka meningkatkan
organisasi. Perubahan struktur organisasi kinerja organisasi. Dengan demikian, akan
memberikan dampak pada pengelolaan karier terwujud suatu siklus pengembangan pegawai
individu dalam organisasi. Hal ini juga yang berkelanjutan (sustainable) dan dinamis
berdampak pada perubahan kompetensi yang untuk menghadapi dan mengadaptasi terhadap
dibutuhkan. Struktur organisasi tradisional lingkungan kerja strategis yang sangat dinamis.
(fungsional, divisional dan matrix) telah banyak Dalam kaitan ini, pimpinan Sekolah Tinggi
mengalami perubahan menjadi organisasi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, sebagai
modern yaitu struktur organisasi jaringan pengambil keputusan seyogyanya memiliki
(network) dan organisasi cellular (organisasi komitmen yang tinggi terhadap pengembangan
abad ke-21), yang masing-masing berpengaruh pegawai, baik pada pengembangan kualitas
pada pengembangan karier karyawannya. Pada pegawai melaui pendekatan on the job training
struktur organisasi modern, pengembangan dan melalui pendekatan off the job training
karier lebih menjadi tanggung jawab individu maupun pengembangan karier pegawainya,
(karyawan), serta pengembangannya bersifat termasuk dukungan moril dan dukungan
lintas organisasi. Bahkan untuk struktur anggaran yang memadai.
organisasi cellular, pengembangan karier bersifat
independent professional. Bentuk karier
semacam ini sering disebut dengan DAFTAR RUJUKAN
“boundaryless carier”. Pergeseran dari karir
terbatas menjadi “boundaryless career” telah Borg. W.R. dan Gall, M.D. 1983. Educational
memunculkan konsep “protean career”. Research: An Introduction. New York:
Protean career adalah karir yang sering Longman.
mengalami perubahan, seiring dengan perubahan Donalson, Les, dan Edward E Scannel.
kepentingan, kemampuan dan nilai seseorang, 1993. Pengembangan Sumber Daya
serta perubahan lingkungan kerja. Protean Manusia. Gaya Media Pratama, Jakarta
career adalah karir yang didorong oleh individu Hasibuan, Malayu S.P., 2007. Manajemen
itu sendiri dari waktu ke waktu sesuai dengan Sumber Daya Manusia , Edisi Revisi,
perubahan lingkungan. Jakarta PT. Bumi Aksara.
Irfan, Muhlis. 2002. Efektivitas Diklat Struktural
SIMPULAN DAN SARAN Bagi Pegawai Negeri Sipil (Post Training
Simpulan Evaluation), Puslitbang BKN, Jakarta.
Fathurrochman, Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara 129

Mathis, Robert, John Jackson. 2002. Manajemen Simanjuntak, P.J. 1985. Pengantar Ekonomi
Sumber Daya Manusia, Buku 2, PT. Sumber Daya Manusia, Lembaga Penerbit
Salemba Emban Patria. Jakarta FE-UI, Jakarta.
McCleland, David C. 1997. Memacu Smith, Andrew. 2000. Training and
Masyarakat Berprestasi. Mempercepat Development In Australia. Second
Laju Pertumbuhan Ekonomi Melalui Edition, Reed International Books
Peningkatan Berprestasi. Jakarta: Australia Pty Buuterworths. Australia.
Intermedia. Spencer dan Spencer. 1993. Competence at
Notoatmodjo. 2003. Pengembangan Sumber Work:Models for Superrior Performance,
Daya Manusia. Jakarta: PT. Mahasatya, John Wily & Son,Inc,New York,USA.
Rivai, Veithzal, Ella Jauvani Sagala. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan
2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
Dari Teori ke Praktik. PT RajaGrafindo & D. Bandung : Alfabeta.
Persada. Sujoko, Alfaris. 2012. Peningkatan Kemampuan
Schuler, Randall S, Susan E Jakson. Guru Mata Pelajaran melalui In House
1997. Manajemen Sumber Daya Manusia: Training. Jurnal pendidikan Panabur No.
Menghadapi Abad Ke 21. Erlangga. 18 tahun ke 11
Jakarta. Sule, Ernie Tisnawati and Saefullah.
Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber 2009. Pengantar Manajemen.Kencana
Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara Prenada Media Group. Jakarta
Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Thoha, Miftah. 2005. Manajemen Kepegawaian
Daya Manusia. Bagian Penerbitan STIE Sipil di Indonesi. Jakarta: Prenada Media
YPKN, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai